Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

DASAR

Reaksi Identifikasi Anion


______________________________________________

NAMA : SHAFIRA ANANDA


NIM : 204840132

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES
PANGKALPINANG
2020
I. JUDUL PERCOBAAN
Reaksi Identifikasi Anion

II. TUJUAN
Untuk Mengientifikasi Anion dalam suatu Senyawa

III. TINJAUAN PUSTAKA


Dalam kimia analisis kualitatif dikenal suatu cara untuk
menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan
pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang
memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu.
Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat
adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk
endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G.
Svehla: 1985). Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal
sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi golongan
untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang hasilnya adalah
endapan coklat merah bata (Ismail Besari: 1982). Pada anion, istilah
yang perlu dipakai adalah gugus lain yang terikat pada ion logam,
yang dikelompokkan sebagai berikut:
1. Anion sederhana seperti O2, F2, CN2.
2. Anion okso diskret seperti NO3 - dan SO42-
3. Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat terkondensi
4. Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak
seperti oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari
oksigen (Ismail Besari:1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang
terutama dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam
transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah kalium
permanganat (KMnO4) dan kromat (CrO4) atau dikenal sebagai
pengoksida (Ismail Besari: 1982). Kimia analisis dapat dibagi dalam
2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan
banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel
(A.L.Underwood: 1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3
atau 4 atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan
atom deskret. Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom
oksigen dan menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion
bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail
Besari : 1982). Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik
seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum
pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan,
yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam
golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota
golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke
dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya.
Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh
dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-
keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema
yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub
golongan (G. Svehla: 1985). Untuk memudahkan menganalisa
anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang mudah larut
dalam air.
Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam
karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga
apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau
memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa
ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu
tersebut (Anonim:2011). Anion merupakan ion yang muatan
totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron. Misalnya:
atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk
mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal
sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound)
karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau
memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk
dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah
Mg2+, Fe3+, S2 2- , dan N3- , Na+ dan ion-ion ini disebut ion
monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap
anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion
lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada
umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut:

 Golongan sulfat:
SO42- , SO32- , PO43- , Cr2O42- , BO33- , Cr2O42- , AsO43- ,AsO3
3-
. Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana
basa.
 Golongan halida:
Cl- , Br- , I, S2- Anion golongan ini mengendap dengan Ag+
dalam larutan asam (HNO3).
 Golongan nitrat:
NO3- , NO2 - , C2H3O2 - . Semua garam dari golongan ini
larut. NO3- , NO2- , CH3OO- .
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation,
hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode yang
sistematis seperti analisis kation. Uji analisis anion juga
berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya
gas, dan kelarutannya.

IV. METODE PERCOBAAN

IV.1 ALAT DAN BAHAN


Alat:
 Tabung Reaksi
 Rak Tabung Reaksi
 Pipet Tetes
 Gelas Kimia

Bahan:
 NaCl  Na2S2O3
 AgNO3  CuSO4
 KI  H2SO4
IV.2 CARA KERJA

Sampel 1, NaCl ditambahkan AgNO3

NaCl

1ml

Dimasukkan Ke
dalam tabung reaksi

+ AgNO3
1ml

NaCl + AgNO3

Sampel 2, KI ditambahkan AgNO3

KI

1ml
Di tambahkan ke
tabung reaksi

+
AgNO3
1 ml

KI + AgNO3
Sampel 3, KI ditambahkan CuSO4

KI

1ml

Di tambahkan ke
tabung reaksi

+
CuSO4
1ml

KI + CuSO4

Sampel 4, Na2S2O3 ditambahkan H2SO4

Na2S2O3

1ml
M Di tambahkan ke
tabung reaksi

+ H2SO4
1ml

Na2S2O3 + H2SO4
 Sampel 5, Na2S2O3 ditambahkan AgNO3

Na2S2O3

1ml
Di tambahkan ke
tabung reaksi

+
AgNO3
1ml

Na2S2O3 + AgNO3

 Sampel 6, Na2S2O3 ditambahkan CuSO4

Na2S2O3

1ml
Di tambahkan ke
tabung reaksi

+
CuSO4
1ml

Na2S2O3 + CuSO4

V. HASIL PERCOBAAN
Reaksi Kimia Hasil Pengamatan
NaCl + AgNO3  NaNO3 + AgCl   Warna Larutan NaCl
Bening, AgNO3 semula
nya juga bening
 Ketika Larutan NaCl
ditambahkan Larutan
AgNO3 maka terbentuk
larutan yang berwarna
Putih
 Kemudian, Setelah
didiamkan beberapa saat,
maka akan terbentuk
endapan berwarna Putih,
dan warna larutan berubah
menjadi sedikit bening

KI + AgNO3 AgI + KNO3  Mula-mula larutan KI


berwarna agak kekuningan,
sedangkan larutan AgNO3
berwarna Bening
 Ketika Larutan KI
ditambahkan Larutan
AgNO3, maka terbentuk
larutan yang berwarna
Putih sedikit kehijau-
hijauan
 Setelah didiamkan
beberapa saat, warna
Larutan ,menjadi putih
kekuningan atau berwarna
kuning seperti susu, dan
tidak terbentuk endapan
(semuanya Larut)

4KI + 2CuSO4 2CuI + 2K2SO4 + I2  Setelah Larutan KI


ditambahkan Larutan
CuSO4 dan didiamkan
beberapa saat maka
terbentuk Larutan yang
berwarna Cokelat dan
terbentuk endapan
berwarna cokelat muda

Na2S2O3 +3H2SO4  H2O + Na2SO4 + 4SO2  Mula-mula Larutan


Na2S2O3 berwarna bening
dan Larutan H2SO4 Juga
berwarna bening.
 Setelah Larutan Na2S2O3
ditambahkan Larutan
H2SO4 tidak terjadi
perubahan apapun baik
secra fisik maupun kimiawi
Na2S2O3 + 2AgNO3  AgS2O3 + 2NaNO3  Mula-mula Larutan
Na2S2O3 berwarna bening
dan Larutan AgNO3 juga
berwarna bening
 Ketika Larutan Na2S2O3
ditambahkan Larutan
AgNO3 maka, terbentuk
Larutan yang berwarna
Cokelat muda dan juga
terbentuk endapan yang
berwarna cokelat tua
Na2S2O3 + CuSO4  CuS2O3 + Na2SO4  Mula-mula larutan Na2S2O3
berwana bening dan
Larutan CuSO4 berwarna
biru muda atau biru bening
 Ketika Larutan Na2S2O3
ditambahkan Larutan
CuSO4 maka akan
terbentuk larutan yang
bening namun sedikit
kebiruan atau biru yang
dsngst bening sekali dan
tidak terbentuk endapan

VI. PEMBAHASAN
Dalam Ilmu kimia, terdapat dua cara untuk menganalisis zat-zat
yang belum diketahui spesifikasinya, cara itu adalah analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Dalam Praktikum ini analisa yang digunakan
yaitu, analisa kualitatif Anion, karena analisa ini berhubungan dengan
identifikasi suatu campuran/larutan yang tidak diketahui spesifikasinya.
Tidak jauh berbeda dengan Identifikasi/Analisa kation, Identifikasi
Anion juga merupakan analisa yang bertujuan untuk mengetahui
adanya ion dalam sampel. Metode untuk mendeteksi anion tidaklah
sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Sampai saat
ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar
memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum
ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi
anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri.

Berikut adalah Fungsi dari bahan-bahan yang digunakan pada


praktikum ini:
 Aquades sebagai pelarut
 NaCl, KI, dan Na2S2O3 sebagai sampel
 AgNO3, H2SO4, dan CuSO4, sebagai Pereaksi anion-anion yang
akan di Identifikasi.
Perlakuan yang diberikan pada percobaan ini yaitu, dengan
mendiamkan beberapa menit pada sampel-sampel larutan yang telah
dicampurkan dengan pereaksi-pereaksi anion, perlakuan tersebut
berfungsi untuk mengetahui apakah dalam larutan tersebut terbentuk
endapan atau tidak
Keberadaan garam kation atau anion tertentu dapat diketahui
dengan menggunakan agen pengendap sehingga menghasilkan endapan
jika hasilnya positif dan endapan yang dihasilkan pun akan memiliki
warna tertentu yang khas untuk setiap jenis anion atau kation. Berikut
adalah Analisis Reaksi yang terjadi pada masing-masing Anion pada
setiap tahap dalam percobaan ini:

 NaCl + AgNO3  NaNO3 + AgCl , Reaksi ini merupakan reaksi


Positif karena apabila Larutan NaCl ditambahkan dengan Larutan
AgNO3 menghasilkan endapan yang berwarna Putih.
 KI + AgNO3 AgI + KNO3, Reaksi ini merupakan reaksi
negative karena Apabila Larutan KI ditambahkan dengan Larutan
AgNO3 tidak menghasilkan endapan yang memiliki warna khas.
 4KI + 2CuSO4 2CuI + 2K2SO4 + I2 , Reaksi ini merupakan
reaksi positif karena apabila Larutan KI ditambahkan dengan
Larutan CuSO4, menghasilkan endapan yang berwarna yaitu
berwarna Cokelat muda.
 Na2S2O3 +3H2SO4  H2O + Na2SO4 + 4SO2, Reaksi ini
merupakan reaksi negative karena ketika Larutan Na2S2O3
ditambahkan dengan Larutan H2SO4, tidak menghasilkan endapan
yang berwarna khas atau bahkan pada sampel ini tidak terjadi
perubahan baik itu secara fisik atau kimiawi
 Na2S2O3 + 2AgNO3  AgS2O3 + 2NaNO3, Reaksi pada tahap
ini merupakan reaksi Positif karena ketika Larutan Na2S2O3
ditambahkan dengan Larutan AgNO3, menghasilkan endapan yang
berwarna yaitu berwarna Cokelat tua.
 Na2S2O3 + CuSO4  CuS2O3 + Na2SO4, Reaksi pada tahap ini
merupakan Reaksi negative karena ketika Larutan Na2S2O3
ditambahkan dengan Larutan CuSO4 tidak menghasilkan endapan
yang berwarna spesifik.
Seperti yang kita ketahui diatas bahwa reaksi positif adalah reaksi
yang menghasilkan endapan berwarna spesifik, di percobaan ini pada,
sampel kedua, keempat, dan sampel kelima, merupakan reaksi negatif
atau reaksi yang tidak menghasilkan endapan. Berikut adalah
beberapa Faktor yang mempengaruhi Reaksi Negatif:

 Suhu dan Ph, dimana suhu akan menentukan apakah reaksi


pengendapan kan terjadi atau tidak. Secara umum,
meningkatnya suhu larutan juga akan meningkatkan
kelarutan senyawa ionik sehingga akan menurunkan
kemungkinan terbentuknya endapan.
 Selain kedua faktor tersebut, konsentrasi reaktan juga
berperan penting dalam terjadinya reaksi pengendapan
tersebut. Kelarutan adalah faktor yang berperan penting
dalam peristiwa pengendapan. Kelarutan merupakan suatu
kemampuan dari zat padat, liquid maupun gas untuk terlarut
dalam suatu pelarut untuk menghasilkan suatu larutan.
Kelarutan dari suatu zat pada dasarnya bergantung dari jenis
pelarut yang digunakan. Semakin tinggi nilai kelarutan suatu
zat pada jenis pelarut tertentu, maka zat tersebut akan
semakin mudah terlarut dalam pelarut tersebut.
 Jenis Pelarut, Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam
air daripada dalam pelarut organic.

VII. KESIMPULAN
Maka dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa:
Dari percobaan yang telah dilakukan banyak reaksi-reaksi yang
menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif.
Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan
warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan
dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika
larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar
dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi
eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.
Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai
arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan
dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Pangestu, Aji. 2019. “Pengertian Reaksi Pengendapan,


Kelarutan, Aplikasi dan Contohnya”
https://www.pakarkimia.com/reaksi-pengendapan/ . Diakses pada
tanggal 14 November 2020

Syalduha, Bulqis.2015. “Analisis Anion”


https://www.academia.edu/20350410/ANALISIS_ANION_LENG
KAP . Diakses tanggal 13 November 2020

Sari, Dwi Meita. 2011. “Laporan Analisis Anion”


https://meitaisme.wordpress.com/tuu-gaasss/kimia-
analitik/laporan-analisis-anion . Diakses tanggal 13 November
2020

IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai