Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN I
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

DOSEN PENGAMPU : IRMATIKA HENDRIYANI, M.Si

DISUSUN OLEH :
USWATUNNISA
2020E1C056

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
PERCOBAAN I..........................................................................................................................................3
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK...................................................................................3
A. TUJUAN.........................................................................................................................................3
B. DASAR TEORI...............................................................................................................................3
C. ALAT DAN BAHAN......................................................................................................................5
D. SKEMA KERJA..............................................................................................................................5
E. HASIL PENGAMATAN....................................................................................................................8
I. Unsur C (Karbon)........................................................................................................................8
II. Identifikasi Unsur Nitrogen pada asam Glisin dengan pereaksi Nessler......................................8
F. PEMBAHASAN..............................................................................................................................9
G. KESIMPULAN.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

2
PERCOBAAN I

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

A. TUJUAN
1. Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa organik
2. Mengidentifikasi uji warna atau reaksi-reaksi untuk uji kualitatif unsur-unsur
penyusun suatu senyawa organic.
B. DASAR TEORI
Kimia analisis dibagi menjadi dua jenis, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui
keberadaan suatu unsur atau senyawa-senyawa kimia baik organik maupun anorganik
yang terkandung didalam sampel yang di uji. Analisis kualitatif merupakan pencarian
ada atau tidaknya komponen-komponen dalam cuplikan; komponen dapat berupa
radikal, ion, kation ataupun molekul. Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang
digunakan untuk mengetahui kadar suatu zat. Analisa kuantitatif berkaitan dengan
penetapan beberapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel
(Setiono, 1985).
Senyawa organic berasal dari makhluk hidup dan memiliki manfaat bai kehidupan
manusia. Senyawa organic dapat berupa makanan, bahan sandang, obat-obatan,
kosmetik, dan berbagi jenis plastic. Senyawa organik tersusun atas unsur atom karbon.
Atom karbon membentuk ikatan dengan aton karbon lain. Jika sifat ini dapat
membentuk empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai susunan atom dapat
terjadi (Estevanus, 2007).
Senyawa organic atau biasa dikenal dengan senyawa karbon memiliki unsur-
unsur penyusun yang terdiri dari atom karbon (C), atom-atom hydrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N), sulfur (S), dan fosfor (P) (Siswoyo, 2009).
Sesudah senyawa organic dimurnikan, maka dengan metode tertentu macam atom
dalam molekul organic dapat ditentukan. Analisis ini disebut analisi kualitatif. Analisis
kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan unsur atau senyawa kimia organic dan
anorganik yang terkandung dalam sampel uji.
Senyawa organik menunjukkan sifat kimia dan fisika yang sangan berbeda karena
strukturnya berbeda. Beberapa diantaranya berwujud padat, sebagian berwujud cair, da
nada pula gas. Ada yang rasanya manis dan ada pula yang asam. Ada yang beracun, ada
yang sangat penting untuk kehidupan. Untuk memahami berbagai sifat molekul organik
perlu diketahui strukturnya. Tiga prinsip sederhana yang dapat memberikan pengertian
dasar tentang struktur dan kimiawi molekul organik adalah,
1. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan ikatan hydrogen

3
2. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom karbon lain untuk
membangun rantai karbon.
3. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan unsur lain, terutama oksigen,
nitrogen, belerang, dan halogen.
Pengkajian terperinci dari reaksi organik akan ditangguhkan sampai kita selesai
mempelajari sifat yang menunjukkan ciri senyawa karbon. Namun, beberapa contoh
sederhana dari tiap golongan reaksi diperkenalkan untuk menggambarkan arah yang aan
ditempuh. Reaksi dibagi dalam tiga golongan yaitu adisi, substitusi, dan eliminasi.
Nitrogen terdapat dalam keadaan bebas di udara 78% dari dalam senyawa seperti
garam nitrat dan garam ammonium.
Sifat nitrogen :
1. Sukar bereaksi karena energi ikatannya besar
2. Reaksi nitrogen umumnya endoterm dan memerlukan katalis
3. Satu-satunya logam yang bereaksi dengan nitrogen pada suhu kamar yaitu Li
dan membentuk senyawa-senyawa kovalen dengan bilangan oksidasi -3
sampai +5.
Oksigen merupakan unsur terbanyak di alam. Sifat oksigen yaitu tidak dapat
terbakar tetapi diperlukan pada pembakaran dan dengan logam dan non logam
membentuk oksida..
Halogen adalah zat oksidator dan memiliki bilangan oksidasi dari 0 sampai +7.
Sifat-sifat golongan halogen diantaranya adalah:
 Semua unsur halogen dapat membentuk senyawa dengan penarikan satu
elektron dari luar, maupun secara kovalen.
 Umumnya unsur-unsur halogen memiliki tingkat oksidasi -1, namun demikian
halogen dapat pula memiliki tingkat oksidasi +1, +3, +5 dan +7, kecuali
flourin.
 Semua unsur halogen merupakan oksidator yang sangat kuat. Kekuatan
oksidator ini berkurang dari fluorin ke iodin.
 Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan semua unsur logam dan beberapa
unsur non logam. Fluorin merupakan unsur yang paling reaktif dan
kereaktifannya berkurang untuk unsur-unsur halogen yang lain sesuai dengan
kenaikan nomor atom.
 Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam
halida (HX) kecuali fluorin, semua unsur halogen dapat membentuk asam
dengan rumus HXO, HXO₂, HXO₃ dan HXO4 yang disebut sebagai asam
hipohalit, asam halit, asam halat, dan asam perhalat (Setiono, 1985).

4
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
 Tabung Reaksi
 Gelas Ukur
 Bunsen
 Pipet tetes
 Cawan Porselen
Bahan :
 Pb Kromat
 Ba(OH)2
 Senyawa yang mengandung unsur C
 HCL
 Natrium Hidroksida
 Pereaksi Nessler
 Glisin
D. SKEMA KERJA
I. Unsur C (Karbon)
a.
Sampel senyawa (unsur C)
diletakkan dalam cawan porselen

Dipanaskan diatas lampu


spiritus nyala kecil

Terbentuk warna hitam

Adanya unsur C

b.
Dalam tabung reaksi masukkan sampel
senyawa (mengandung unsur C)

5
+ Pb kromat pijarkan diatas
lampu spiritus

Pada mulut tabung reaksi diletakkan


pipet tetes berisi larutan Ba(OH)2

Apabila cairan dalam pipet tetes menjadi


keruh/endapan putih, maka ada unsur C

II. Analisis kualitiatif unsur Nitrogen dalam asam amino glisin


A. Bagian pertama

2 tetes HCl pekat + kedalam tabung reaksi


yang telah berisi 0,1 gr glisin

Tabung reaksi dipanaskan selama 5 menit

Campuran reaksi dalam tabung reaksi diencerkan dengan


1 ml air suling

Basa (larutan NaOH) + sampai dengan larutan campuran


reaksi menjadi alkalis atau basa

6
Larutan didinginkan sampai dengan temperature kamar

B. Bagian kedua

Satu tetes larutan di atas tempatkan ke dalam


tabung reaksi

Satu tetes pereaksi Nessler ditambahkan ke


dalam tabung

C. Bagian ketiga

Tabung pereaksi yang mengandung Alkalis


(hasil percobaan bagian pertama dipanaskan

Kertas lakmus merah ditempatkan pada


mulut tabung

7
E. HASIL PENGAMATAN
I. Unsur C (Karbon)
a. Metode pemanasan
Perlakuan hasil pengamatan
Penimbangan sampel Glisin terlebih dahulu ditimbang dalam
cawan porselen
Pemanasan Dipanaskan di atas lampu spiritus nyala
kecil.
Mengamati perubahan yang terjadi Hasil reaksi senyawa organic setelah
pemanasan berubah menjadi hitam.
b. Identifikasi senyawa karbon dengan Ba(OH)2
Perlakuan Hasil pengamatan
Penimbangan sampel I Dalam tabung reaksi masukkan sampel
senyawa (mengandung unsur C) dalam
hal ini glisin. 0,1 g
Penambahan kalium kromat Ditambahkan Pb kromat pijarkan diatas
lampu spiritus
Larutan Ba(OH)2 Larutan Ba(OH)2 diambil menggunakan
Dipipet pipet tetes dan diletakkan pada mulut
tabung reaksi
Mengamati perubahan yang terjadi Hasil pengamatan yang diisi pipet
Ba(OH)2 berubah menjadi keruh.
II. Identifikasi Unsur Nitrogen pada asam Glisin dengan pereaksi Nessler
a. Bagian pertama
Perlakuan Hasil pengamatan
Penimbangan sampel + penambahan 0,1 gram glisin + 2 tetes HCl pekat
HCl 2 N
Pemanasan Berubah warna menjadi warna hitam
Penambahan NaOH Hasil sampel sebelumnya ditambahkan
air suling + kembali NaOH sampai
larutan bersifat alkalis atau basa dan
didinginkan
Identifikasi pH larutan sampel Di uji dengan kertas indicator Ph
universal perkiraan pH berada di angka
12
b. Bagian kedua
Perlakuan Hasil pengamatan
Hasil sampel awal Sampel larutan alkalis diambil
secukupnya
Penambahan pereaksi Nessler Ditambahkan pereaksi Nessler ke dalam
tabung

8
Mengamati perubahan yang terjadi Perubahan warna menjadi coklat keruh
c. Bagian ketiga
Perlakuan Hasil pengamatan
Hasil sampel awal Larutan sampel alkalis diambil
secukupnya
Uji keras lakmus Kertas lakmus merah ditempatkan pada
mulut tabung
Mengamati perubahan yang terjadi Perubahan warna mejadi biru keunguan.

F. PEMBAHASAN
Untuk identifikasi adanya unsur C, pertama kita dapat melakukan uji C
(karbon) dengan metode pemanasan dalam hal ini glisin ditimbang dalam cawan porselen
lalu dipanaskan dan menghasilkan larutan berwarna hitam. Adanya unsur C dalam karbon
yaitu ditandai dengan larutan berubah warna menjadi warna hitam.
SISTEMATIKA ANALISIS :
a. Uji organoleptis
- dilakukan menggunakan Indra, antara lain dengan me-raba, me-rasa, dan mem-bau
-hasil yang diperoleh dijadikan “petunjuk pendahuluan”
b. Uji kelarutan
- Dalam pelarut organik (alkohol, eter) dan pelarut anorganik (air, asam, basa)
c. Uji pengarangan dan pemijaran
- Untuk menentukan apakah sampel berupa zat organic atau anorganik
- Untuk menguji keberadaan kation dalam sampel
HASIL PENGARANGAN DAN PEMIJARAN
a. Warna hitam pada permulaan pengarangan menandakan zat organic mempunyai
unsur C.
Jika warna hitam menjadi hilang jika ditambah HCl/H2SO4 /HNO3 berarti (-)
mengandung unsure karbon, sebaliknya jika warna hitam tidak menghilang berarti (+)
mengandung unsure karbon.
b. Hasil pemijaran berupa bermacam-macam warna :
- sisa putih : Na, K, Ca, Ba, Mg, Al, Zn
- sisa coklat : Fe
- sisa kuning : B1, Pb
- sisa hitam : Cu, Mn- Na, K sebagaigaramkabonat
9
PENYELIDIKAN
a. Uji “positif” untuk unsure karbon (C) :
- Pada pemanasan/pengarangan jika positif senyawa akan berubah warna menjadi
hitam
Pada bagian b dalam tabung reaksi masukkan sampel senyawa (yang mengandung
unsur C), tambahkan PbKromat, pijarkan di atas lampu spiritus. Pada mulut tabung reaksi
diletakkan pipet tetes yang berisi larutan Ba(OH)2, apabila cairan dalam pipet tetes
menjadi keruh/ endapan putih, maka ada unsur C.
Menentukannya dengan reaksi Panfield :
Sampel + Pb-kromat, jika positif mengandung senyawa karbon maka akan timbul gas.
Sampel + Pbkromat yang menghasilkan gas direaksikan dengan air barit (Ba(OH)2) maka
akan menghasilkan warna keruh. Prinsip reaksi penfield, prinsipnya adalah terbentuknya
warna putih. Pereaksi yang digunakan pada percobaan ini antara lain PbCrO4 dan
Ba(OH)2. Warna putih yang dihasilkan merupakan senyawa BaCO3. Senyawa ini
dihasilkan berturut-turut dimulai ketika PbCrO4 direaksikan dengan zat yang
mengandung unsur C yang kemudian akan membentuk senyawa PbCO3. Dengan
pemanasan lebih lanjut, PbCO3 tersebut akan terurai menjadi PbO dan CO2. Ketika
direaksikan selanjutnya dengan Ba(OH)2 inilah terbentuk senyawa BaCO3 yang
memberikan warna putih.
Selanjutnya menganalisis unsur Nitrogen dalam asam amino glisin. Bagian
pertama 0,1 g glisin + 2 tetes HCl pekat 2N kemudian dipanaskan akan berubah warna
menjadi warna hitam. Selanjutnya hasil sampel sebelumnya ditambahkan air suling dan
ditambahkan kembali NaOH sampai larutan bersifat alkalis/basa kemudian didinginkan
dan diuji dengan kertas indicator pH universal perkiraan pH berada di angka 12.
Metode yang digunakan pada tahap pengujian senyawa nitrogen ini adalah
metode Kjehdal dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan 3 komponen senyawa yaitu
asam pekat, H2O dan NaOH. Prinsip dari metode kjehdal adalah pada tahap yaitu
destruksi, fungsi dari penambahan HCl pekat adalah untuk memecah komponen senyawa
glisin C₂H₅NO₂ menjadi unsur C,H,N, dan O melalui proses pemanasan, kemudian
larutan diencerkan dengan H2O agar terjadireaksi reversible sehingga dapat
menghasilkan senyawa ammonia NH3 setelahnya ditambahkan NaOH tujuan penambahan
untuk mempercepat pelepasan ammonia dengan cara menciptakan suasana basa (reaksi
tidak dapat berlangsung dalam suasana asam).
Untuk bagian kedua, larutan alkalis diambil secukupnya ditambahkan pereaksi
Nessler dan perubahan warna yang terjadi yaitu warna cokelat keruh. Penambahan reagen
Nessler digunakan untuk mereaksikan ammonia atau bertujuan untuk identifikasi
ammonia didalam suatu sampel, reagen nesler ini berwarna pucat dan akan berubah
menjadi kuning coklat jika di dalam larutan mengandung ammonia. Setelah sampel
positif mengandung ammonia ditunjukan dengan perubahan warna kuning coklat pada

10
larutan. Metode Nessler ditemukan oleh J.Nessler pada tahun 1856 yang mengusulkan
larutan basa merkuri (II) iodide dalam kalium iodida (K2HGI4) sebagai pereaksi untuk
penentuan ammonia secara kolorimetri. Prinsip dari metode Nessler berdasarkan pada
pereaksi Nessler (K2HGI4) bila bereaksi dengan ammonia dalam larutan basa akan
membentuk disperse koloid yang berwarna kuningcoklat. Intensitasnya dari warna yang
terjadi dari perbandingan lurus dengan konsentrasi ammonium yang ada dalam sampel
(Vogel. 1951)
Berikut adalah reaksi Nessler :

Bagian ketiga, larutan sampel alkalis diambil secukupnya kemudian diuji dengan
kertas lakmus merah. Kertas lakmus merah ditempelkan pada bibir tabung yang berisi
larutan pertama lalu dipanaskan. Kertas lakmus berubah menjadi biru menunjukkan
bahwa larutan bersifat basa, dimana larutan basa tersebut mengidentifikasi adanya unsur
N dalam senyawa.
G. KESIMPULAN
Identifikasi senyawa organic dapat dilakukan dengan analisis kualitatif (warna,
gas, dan endapan) dengan mereaksikan sampel dengan pelarut tertentu. Dalam
identifikasi adanya unsur C (karbon) ada berbagai metode seperti sistematika analisis (uji
organoleptis, uji kelarutan, uji pengarangan dan pemijaran), hasil pengarangan dan
pemijaran, uji penyelidikan (uji positif untuk unsur karbon, jika positif maka senyawa
akan berubah warna). Untuk bagian b yang ditambahkan Pb Kromat jika positif
mengandung senyawa karbon maka akan timbul gas, Sampel + Pbkromat yang
menghasilkan gas direaksikan dengan air barit (Ba(OH)2) maka akan menghasilkan
warna keruh. Untuk analisis kualitatif unsur Nitrogen dalam dalam asam amino glisin.
Metode yang digunakan pada tahap pengujian senyawa nitrogen ini adalah metode
Kjehdal dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan 3 komponen senyawa yaitu asam
pekat, H2O dan NaOH. Untuk bagian kedua, larutan alkalis diambil secukupnya
ditambahkan pereaksi Nessler dan perubahan warna yang terjadi yaitu warna cokelat
keruh. Penambahan reagen Nessler digunakan untuk mereaksikan ammonia atau
bertujuan untuk identifikasi ammonia didalam suatu sampel, reagen nesler ini berwarna
pucat dan akan berubah menjadi kuning coklat jika di dalam larutan mengandung
ammonia. Dan bagian ketiga, larutan sampel alkalis diambil secukupnya kemudian diuji
dengan kertas lakmus merah. Kertas lakmus berubah menjadi biru menunjukkan bahwa

11
larutan bersifat basa, dimana larutan basa tersebut mengidentifikasi adanya unsur N
dalam senyawa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sardiah. 2020. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Diakses dari https://zenodo.Org


>files pada 26 April 2021

13

Anda mungkin juga menyukai