Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

Analisis Kimia Dasar

I.

II.

IDENTITAS
Nama
NIS
Kelas
Kelompok
Tanggal Percobaan
Percobaan ke

: Mawar Rahmah A
: 140102016
: X Kimia Industri
: Emas (Au)
: Selasa, 20 Januari 2015
: Kedua

JUDUL
: Organoleptik-Analisis Jenis (Klasik)
Sub Judul
:
1. Pengamatan bentuk, warna dan bau.
2. Pemanasan.

III. TUJUAN
:
1. Mengetahui bentuk, warna, bau, warna dalam asam, dan warna dalam air
beserta pH dalam air pada suatu zat.
2. Mengetahui peristiwa yang terjadi pada suatu zat setelah proses
pemanasan.

IV. DASAR TEORI


Analisis kimia adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada
analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi
kimiawinya. Berdasarkan tujuan analisnya, analisis kimia dikelompokan
menjadi dua yaitu analisis kulitatif (analisis jenis) dan analisis kuantitatif
(analisis jumlah).
Analisis kualitatif bertujuan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi keberadaan sejumlah unsur atau senyawa kimia, baik
organik maupun anorganik dalam suatu sampel/larutan. Analisis kualitatif
atau disebut juga analisis jenis digunakan untuk menentukan macam atau
jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisis. Analisis
kualitatif berhubungan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada
dalam sampel. Dalam melakukan analisis kita mempergunanakan sifat-sifat
zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Contoh dari

analisis kualitatif adalah analisis pendahulu. Untuk sampel padat analisis pendahuluan meliputi
warna, bau, bentuk, kelarutan, pemanasan dalam tabung uji dan uji nyala. Sedangkan untuk
sampel cair meliputi warna, bau, kelarutan serta keasaman. Contoh analisis kualitaitf lain adalah
pemisahan kation dan anion dalam suatu sampel.
Analisis kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu
1. Analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman.
2. Analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.
Analisis jenis meliputi analisis pendahuluan dan analisis sifat fisis. Analisis pendahuluan
meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan, dan tes nyala. Analisis sifat fisis berupa penentuan titik
leleh dan bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik didih dan indeks bias untuk
sampel cair.
Pada praktikum kali ini, kami melakukan penelitian rupa (pengamatan warna, bentuk dan
bau) dan uji pemanasan.
Penelitian Rupa
Penelitian rupa dimaksudkan untuk mengetahui bentuk, warna dan bau zat yang
dianalisa. Bila contoh dalam bentuk larutan, makan larutan tersebut harus diuapkan hingga
kering.
Penelitian rupa terdiri dari:
a. Warna
Bila warna suatu zat diperika, kadang-kadang dari warna itu dapat disimpulkan
senyawaan atau unsur yang terdapat dalam suatu zat atau contoh.
Misalnya: warna merah dari senyawa meni timbal, merah jambu dari senyawa
garam mangan dan kobalt.
Untuk larutan dalam air dan asam-asam encer, wrana biru menunjukkan adanya
ion tembaga.
b. Bau
Beberapa zat mempunyai bau yang spesifik antara lain:
- Garam-garam ammonium
: Bau khas NH3
- Garam-garam sulfid
: Bau khas H2S
- Garam-garam asetat
: Bau khas cuka
Bau dari suatu zat dapat memberikan petunjuk yang sangat penting di dalam
analisis.
Pemanasan
a. Perubahan Warna:
- Garam C (Biru) menjadi garam anhidrat (putih).
- Garam Pb (Putih) menjadi PbO (Kuning).
- Garam Co (Merah) menjadi biru atau ungu.

Contoh zat organik misalnya asam sitrat menjadi karbon yang hitam tetapi warna
hitam hilang bila pemanasan diteruskan.
b. Mencair
Garam-garam berair hablur bila dipanaskan pada umunya menjadi cair, karena
garam tersebut melarut dalam air hablurnya, beberapa zat dapat mencair tanpa memecah
atau mencair dahulu baru memecah, diantaranya:
- NaOH, KOH, H2C2O4
- Halida-halida dari K, Cd, Hg, Pb
- Nitrat-nitrat dari Na, K, NH4 dan sebagainya
c. Menyublim
Zat yang mudah menyublim yaitu garam-garam ammonium, arsen oksida,
klorida-klorida dari Al, Zn dan Cd. Berdasarkan warna subliman yang dihasilkan suatu
zat, dapat diperkirakan:
- Merah
: Krom III klorida, antimony, trisulfat.
- Kuning
: Belerang, arsen trioksida, raksa II iodida.
- Putih
: Garam-garam ammonium, klorida-klorida dari Al, Zn dan Cd.
d. Pembebasan gas-gas
Pembebasan gas-gas tergantung pada sifat-sifat asam, basa, warna dan bau dari
uap-uap yang ditimbulkan.
- Uap asam : Diperiksa dengan lakmus biru (SO2 dari sulfit dan sulfat).
- Uap basa : Diperika dengan lakmus merah (NH3 dari garam-garam ammonium)
- Uap berwarna
: hampir selalu menandakan penguraian zat NO2 dari nitrit
membentuk warna merah. NO3 dari nitrit + H2SO4 pekat dalam tabung menghasilkan
cincin coklat Br2 dari Bromida (Membentuk kertas KI kanji).

e. Uap berwarna ungu


Dari iodida + H2SO4 pekat
Mn2O7 dari permanganat (meledak dengan ledakan lunak)
Uap tak berwarna tapi berbau
H2S dari sulfida-sulfida
Uap tak berwarna tak berbau
CO2 dari karbonat-karbonat (mengeruhkan setetes air barit)

V.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat:
1. Tabung reaksi
2. Pembakar bunsen

3.
4.
5.
6.
7.

Pipet tetes
Gegep kayu
Spatula
Kaca arloji
Gelas kimia

B. Bahan:
a. Pengamatan bentuk, warna dan bau
Bahan 1:
1. CuSO4.5H2O
2. FeSO4.7H2O
3. NiSO4
4. KCl
5. (CH3COO)2Pb.3H2O
6. KAl(SO4)2.12H2O
7. C(OH)(COOH)
8. NH4SCN
9. K2Cr2O7
10. C8H8O7H20
11. (CH3CuO)2Zn.2H2O
12. NH4Cl
Bahan 2:
1. Larutan HCL encer
Bahan 3:
1. Garam-garam amonium, sulfide dan asetat
b. Pemanasan
Perubahan warna:
1. CuSO4.5H2O
2. FeSo4.7H2O
Mencair:
1. KCl
Pembebasan gas-gas:
1. NH4Cl

VI. PROSEDUR KERJA


a. Pengamatan bentuk, warna dan bau
1. Mengambil sedikit bahan 1 masing masing lalu diamati bentuk, warna dan baunya.

2. Mengambil sedikit masing-masing bahan 1 lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi


kemudian ditambahkan air. Lalu diamati warna yang terjadi setelah penambahan air dan
mengukur pHnya.
3. Mengambil sedikit masing-masing bahan 1 lalu dimasukkan ke tabung reaksi kemudian
ditambahkan 2 mL HCl 0,1 M. Lalu diamati apa saja perubahan yang terjadi.
4. Membandingkan warna zat asli dalam bentuk padatan dan dalam bentuk larutan pada
prosedur 2 dan 3.
5. Mencatat bau khas dari bahan.
b. Pemanasan
Perubahan warna:
1. Mengambil sedikit masing-masing bahan ke tabung reaksi.
2. Memanaskan di atas pembakar bunsen.
3. Mengamati perubahan warna yang terjasi.
Mencair:
1. Mengambil sedikit masing-masing bahan ke tabung reaksi.
2. Memanaskan di atas pembakar bunsen.
3. Mencatat dan mengamati perubahan yang terjadi.
Pembebasan gas-gas:
1. Mengambil sedikit masing-masing bahan ke tabung reaksi.
2. Memanaskan di atas pembakar bunsen.
3. Mengamati dan mencatat peurbahan yang terjadi.
VII.

DATA PENGAMATAN

1. Pengamatan bentuk, warna, bau, warna dalam asam, dan warna dalam air beserta pH dalam
air.
Tabel. 1.1 (Pengamatan bentuk, warna dan bau)
Nama Bahan

Bau

Warna

Bentuk

CuSO4.5H2O

Biru Muda

Bubuk

FeSO4.7H2O

Coklat

Butiran

NiSO4

Hijau

Kristal

KCl

Putih

Butiran

(CH3COO)2Pb.3H2O

Cuka/Masam

Putih

Bubuk

KAl(SO4)2.12H2O

Putih

Butiran

C(OH)(COOH)

Putih

Kristal

NH4SCN

Kuning Muda

Kristal

K2Cr2O7

Oranye

Kristal

C8H8O7H20

Putih

Butiran

(CH3CuO)2Zn.2H2O

Putih

Kristal

NH4Cl

Putih

Butiran

Tabel. 1.2 (Pengamatan warna dalam asam dan warna dalam air beserta pH)
Nama Bahan

CuSO4.5H2O

Warna
(Dalam
padatan)
Biru Muda

FeSO4.7H2O

Coklat

NiSO4

Hijau

KCl

Putih

(CH3COO)2PBb.3H2O

Putih

KAl(SO4)2.12H2O

Putih

C(OH)(COOH)

Putih

NH4SCN

Kuning Muda

Warna dan pH
(Dalam air)
Biru muda
pH 4
Coklat muda
pH 3
Hijau muda
pH 5,5
Bening
pH 5
Keruh
pH 7
Bening
pH 4
Bening
pH 1
Kuning muda

Warna
(Dalam HCl)
Biru muda
Coklat muda
Hijau muda
Bening
Bening
Keruh
Bening
Merah muda

K2Cr2O7

Oranye

C8H8O7H20

Putih

(CH3CuO)2Zn.2H2O

Putih

NH4Cl

Putih

pH 2
Oranye muda
pH 4
Bening
pH 1
Bening
pH 6
Bening
pH 6

Oranye muda
Bening
Bening
Bening

Tabel. 1.3 (Gambar pada pengamatan warna dalam air dan dalam HCl)
Nama Bahan

Gambar
(Dalam air)

Gambar
(Dalam HCl)

CuSO4.5H2O

FeSO4.7H2O
NiSO4

KCl

(CH3COO)2PBb.3H2O

Kal(SO4)2.12H2O

C(OH)(COOH)

NH4SCN
K2Cr2O7

C8H8O7H20

(CH3CuO)2Zn.2H2O

NH4Cl

1. Pengamatan setelah dilakukan pemanasan


Tabel. 2.1 (Pengamatan perubahan warna)
Nama Bahan

Warna awal

Warna akhir

CuSO4.5H2O

Biru Muda

Biru kehijauan

FeSO4.7H2O

Coklat

Coklat kehitaman

Hasil lain
Mencair
Timbul bau gas
Mencair
Timbul bau seperti
gula merah

Tabel. 2.2 (Pengamatan mencair)


Nama Bahan
KCl

Warna awal
Putih

Warna akhir
Putih dan mencair

Hasil lain
Timbul bau gas

Tabel. 2.3 (Pengamatan pembebasan gas-gas)


Nama Bahan
NH4Cl

Warna awal
Putih

Warna akhir
Putih dan timbul
bau gas

Hasil lain
pH setelah
pemanasan: 1

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan analisa organoleptik, yaitu pengujian yang
didasarkan pada proses penginderaan. Penginderaan diartikan sebagai suatu proses fisiopsikologis yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat pada benda karna adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut.
Pertama-tama dilakukan pengamatan warna, bau dan bentuk pada beberapa sampel.
Contohnya seperti, CuSO4.5H2O, FeSO4.7H2O, NH4SCN memiliki bentuk dan warna yang
berbeda-beda. Perbedaan itu karena masing-masing sampel ini memiliki sifat dan karakter yang
berbeda. Warna yang berbeda itu terkadang dapat membuktikan senyawa atau unsur yang
terdapat dalam sampel. Pada sampel Amonium Sianida (NH4SCN) yang awalnya padatan
berwarna kuning, saat ditambahkan larutan asam klorida menjadi berwarna merah muda. Reaksi
yang terjadi:
NH4SCN

HCl

HSCN

NH4Cl

Merah muda
Pada identifikasi bau sampel Timbal Asetat {(CH3COO)2Pb.3H2O} teridentifikasi bau cuka, ini
dikarenakan sifat atau karakteristik asetat yang berbau seperti cuka yang memudahkan kita
mengenali sampel tersebut.
Kedua dilakukan uji pemanasan pada suatu zat. Uji pemanasan ini dapat diamati dengan
perubahan warna, mencair, menyublim, pembebasan gas-gas dan uap berwarna ungu. Sampel
yang digunakan yaitu CuSO4.5H2O, FeSO4.7H2O, KCl dan NH4Cl. Pada sampel Tembaga

2.

Sulfat (CuSO4.5H2O) pada proses pemanasan warna awal biru berubah menjadi hijau, ini
dikarenakan terjadinya proses oksidasi. Reaksi yang terjadi:
CuSO4.5H2O CuSO4 + 5H2O
Pada sampel Kalium Klorida (KCl) pada saat proses pemanasan dari bentuk awal
butiran menjadi lelehan berwarna putih. Reaksi yang terjadi:
KCl + O2 + H KCl + H2O
Pada sampel Amonium Klorida (NH4Cl) saat proses pemanasan menghasilkan
gas NH3 yang sedikit berbau amoniak, ini terjadi karena adanya penguraian dari :
NH4Cl NH3 + HCl
Lelehan NH4Cl setelah dipanaskan mempunyai pH 1 yang semulanya sebelum dipanaskan
memiliki pH 6. Ini dikarenakan kandungan NH3 menguap dan menyisakan HCl yang merupakan
asam kuat.

IX.

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:
uji organoleptik dapat terbagi menjadi:
1. Penelitian rupa (warna zat dan bau).
Pemanasan.

X.

DAFTAR PUSTAKA
1. Agusma. 2013. Modul Organoleptik. Semarang : Universitas Muhammadiyah
2. M.P. Sahirman, Tim PPPPTK Pertanian Cianjur. 2013. Analisis Kimia Dasar II. Jakarta:
KEMENDIKBUD
3. Modul Analisis Kimia Dasar Semester Genap Kelas X SMK N 1 Bontang Kurikulum 2013

Bontang, 27 Januari 2015


INSTRUKTUR
Wahyu Juli Hastuti, M.Pd

NIP: 197607102000122005
PRAKTIKAN
Mawar Rahmah A
NIS: 140102016

Anda mungkin juga menyukai