Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN K3

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

ALAT PERLINDUNGAN DIRI ( APD )

OLEH :

KELOMPOK 1
ANDI SRI NURUL HIDAYAH

LILI DAMAYANTI

WAHIDA AYU

RABIAH

HETREDA SAPURLIRA

JUSRAWANDI

NINIT FAEDESTA

ALFMITA ENJEL BATANGI

D III ANALIS KESEHATAN

STIKES MEGA REZKY MAKASSAR

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia dewasa ini sudah mulai berkembang tingkat peridustrianya.
Alat perindustrian yang biasanya dilakukan secara manual , sudah mulai
ditinggalkan dengan beralih ke teknik yang lebih cepat dan efisien. Akan tetapi,
disamping cepat dan efisien, masih ada efek pengikut lainnya yang tidak bisa
diabaikan begitu saja, seperti misalnya peluang kecelakan kerja yang meningkat
dan juga penyakit yang bisa ditimbulkan baik pada pekerja maupun lingkungan
sekitarnya.
Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi sebuah perusahaan.
Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi namun timbulnya
korban jiwa pekerja. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian
bagi perusahaan karena diperlukan waktu untuk mencari atau mendidik sumber
daya manusia yang sesuai perusahaan. Kerugian yang langsung yang nampak dari
timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan.
Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat
produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat
produksi, dan hilangnya waktu kerja.

B. Maksud Percobaan
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis APD dan cara memilih
APD ysng sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan di laboratorium.

C. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis APD yang digunakan saat
bekerja dengan bahan kimia berbahaya dan beracun, yaitu pengenceran HCl pekat
dan asam sulfat pekat darikonsentrasi bahan terpekatyang tersediadi laboratorium.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian APD
Alat pelindung diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah
alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga
keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau
resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus
sesuai dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif
melindungi pekerja sebagai penggunanya. (Lide, 2007)

B. Larutan
1. HCl (asam klorida)
Asam klorida adalah larutan akuantif dari gas dan hidrogen
klorida (HCl) ialah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam
asam lambung ini digunakan secara luas dalam industry. Asam klorida
merupakan cairan yang sangat korosif, asam klorida pernah menjadi zat
yang paling sering digunakan dalam awal sejarahnya. Dia diturunkan
oleh kimiawan Persia senyawa ini digunakan sepanjang abad
pertengahan oleh ilmuan Eropa. ( Khopar, SM. 1990)
a. Kegunaan
1) Di laboratorium digunakan sebagai pengasam, menurunkan pH,
penetral basa, membuat gas klor, gas karbon dioksida dan
membuat garam-garam klorida (FeCl3, CaCl2, KCl dan
sebagainya).
2) Dalam aneka industri digunakan dalam pembuatan cat celup,
hidrolisis pati menjadi glukosa, dekstrin, membersihkan logam
yang akan dilapisi. (Edward, 1950)
2. H2SO4 (asam sulfat)
Asam sulfat (H2SO4), merupakan asam mineral (anorganik) yang
kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165
juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan
utamanya termasuk pemrosesan biji mineral, sintesis kimia, pemrosesan
air limbah dan pengilangan minyak.
Asam sulfat memiliki massa molar 98,08 g/mol, tampilan berupa
cairan bening tak berwarna, tak berbau. Asam mempunyai salah satu
produk utama industry kimia .
a. Kegunaan
Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting,
dan sebenarnya pula, produksi asam sulfat suatu negara merupakan
indikator yang baik terhadap kekuatan industri negara tersebut.
Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam
sulfat adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang
digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat
untuk deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan
diproses lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya. Bahan-bahan baku
yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini merupakan
fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini
kemudian diberi 93% asam sulfat untuk menghasilkan kalsium
sulfat, hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF dipisahan
sebagai asam fluorida. Proses keseluruhannya dapat ditulis :

Ca5F(PO4)3 + 5H2SO4 + 10H2O → 5CaSO4 . 2H2O + HF + 3 H3PO4

Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri


besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air
sebelum dijual ke industri otomobil. Asam yang telah digunakan
sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent
Acid Regeneration (SAR) plant). Kilang ini membakar asam bekas
dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak, ataupun sumber
bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas
sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang kemudian
digunakan untuk membuat asam sulfat yang "baru" . kegunaan
utamanya termasuk memprosesan biji mineral, sintesis kimia,
memprosesan air limbah dan pengilangan minyak.
Komponen utama hujan asam yang terjadi karena oksidasi
sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air. Asam sulfur
terbentuk secaraalami melalui oksidasi mineral sulfida seperti besi
sulfida (Chang, 2004)

C. Bahaya HCl dan H2SO4 sebagai bahan kimia


1. Bahaya H2SO4
Meskipun memiliki banyak manfaat, terutama dalam industri
kimia, asam sulfat atau H2SO4 ini merupakan salah satu jenis senyawa
kimia yang berbahaya dan termasuk ke dalam golongan senyawa kimia
yang keras dan juga korosif. Melakukan kontak langsung dengan
senyawa kimia asam sulfat ini dapat menyebabkan berbagai macam
gangguan kesehatan pada tubuh kita. Apa saja efek bahaya terkena asam
sulfat? Berikut ini adalah beberapa diantaranya :
a. Rasa perih pada bagian kulit
Mengalami kontak langsung dengan asam sulfat dalam
jumlah yang sedikit, seperti tidak sengaja terkena tetesan dari asam
sulfat dalam jumlah yang sangat sedikit dapat menyebabkan kulit
terasa sangat perih dan sakit.
b. Kulit yang terasa terbakar
Bahaya lainnya ketika kulit dan juga tubuh kita mengalami
kontak langsung dengan asam sulfat tanpa adanya alat pengamanan
adalah dapat menyebabkan munculnya rasa panas dan juga rasa
terbakar pada bagian kulit. Untuk mengatasinya, masih sama seperti
sebelumnya, yaitu dengan cara membasuh bagian kulit yang terkena
asam sulfat dengan menggunakan air bersih yang mengalir.
c. Kulit yang mengelupas
Efek bahaya terkena asam sulfat yang harus anda perhatikan
adalah dapat merusak jaringan kulit dan membuat kulit terkelupas.
d. Jika terkena mata, dapat menyebabkan iritasi
Tidak hanya terkena asam sulfat secara langsung, namun juga
aerosol alias uap dari asam sulfat itu pun sangat berbahaya.
e. Menyebabkan gangguan pernapasan
Aerosol atau uap dari asam sulfat tidak hanya memberikan
efek bahaya bagi mata dan kulit saja, namun juga memiliki efek
buruk dan juga bahaya bagi pernapasan anda. Ya, aerosol atau uap
dari asam sulfat yang terhirup akan menyebabkan munculnya
gangguan pernapasan.

D. Kecelakaan
1. Kecelakaan HCl
a. MATA : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit
b. KULIT : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan
pakaian yang terkontaminasi.
c. TERTELAN : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran.
Hindari pemanis buatan.
d. TERHIRUP : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara,
berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke
dokter.
2. Kecelakaan H2SO4
Alat pelindung diri yang dapat digunakan untuk mencegah
kecelakaan yaitu :
a. Paru-paru : filter penyerap asam atau respirator udara.
b. Mata : pelindung muka.
c. Kulit : sarung tangan (CPE, neoprene, PE), pakaian kerja.
Pertolongan pertama yang harus dilakukan yaitu :
a. Terhirup : bawa korban ke tempat segar, cari pengobatan.
b. Terkena mata : cuci dengan air bersih (dan hangat) selama 20 menit
dan segera bawa ke dokter.
c. Terkena kulit : cuci dengan air bersih lk. 20 menit, cari pengobatan.
d. Tertelan : bila sadar beri minum 1-2 gelas, bawa ke dokter.
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Hari / tanggal : Sabtu, 23 Desember 2017
Pukul : 13.00 – 16.00
Tempat : Laboratorium Kimia

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Botol timbangan
b. Labu semprot
c. Neraca Analitik
2. Bahan
a. Aquades
b. HCl pekat
c. H2SO4 pekat

C. Prosedur kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Ditambahkan sedikit aquades kedalam labu ukur 100 ml
3. Dipipet 17 ml larutan HCl pekat kedalam kedalam labu ukur 100 ml
4. Dihimpit hingga tanda batas
5. Dihomogenkan dengan goyangan bolak-balik pada 20 kali
6. Diulangi langkah 1-5 dengan menggunakan H2SO4 pekat 0,1 pada
pemipetan 4,5 ml
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. HCl 2 M 100 ml
Dik : % = 36,5 %
P = 1,18 g/cm3

Mr = 36,5 g/mol

Dit : M = .... ?

𝑝 × % × 1000
Peny : M =
𝑀𝑟
1,18 ×36,5 % ×1000
=
36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙
100
1,18 × ×1000
36,5
= 𝑔
36,5
𝑚𝑜𝑙

= 11,8 mol/L

Pengenceran :
V1 . M1 = V2 . M2
𝑉2 . 𝑀2
V1 = 𝑀1
100 𝑚𝑙 ×2 𝑀
= 11,8 𝑀 = 17 mL

2. H2SO4 2 M 100 ml
Dik : % = 96 %
P = 1,84 g/cm3
Mr = 98 g/mol
Dit : M = .... ?
𝑝 ×% ×1000
Peny : M = 𝑀𝑟
1,84 ×96 % ×1000
= 98 𝑔/𝑚𝑜𝑙

= 18,4 mol/L

Pengenceran :
V1. M1 = V2. M2
𝑉2.𝑀2
V1 = 𝑀1
100 𝑚𝑙 ×2 𝑀
= 18,4 𝑀

= 4,5 mL

B. Pembahasan
Dari percobaan yang kami lakukan dalam pengenceran larutan HCl pekat
dan larutan H2SO4 , maka pada saat melakukan percobaan tersebut harus
menggunakan APD (alat perlindungan diri), seperti jas laboratorium (lab coat)
agar melindungi badan dari percikan larutan HCl dan H2SO4, kemudian hand
scoon juga berfungsi pada saat pemipetan larutan HCl pekat dan larutan H2SO4
pekat dilemari asam karena ditakutkan jika pada saat bekerja ditempat yang
situasinya dapat mengakibatkan cedera pada tangan dan sebagai alat pelindung
tangan. Masker digunakan agar pada saat bekerja ditakutkan pekerja menghirup
uap-uap yang keluar pada lemari asam.
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu.
Pada produksi larutan yang memiliki konsentrasi tertentu acapkali
didapatkan konsentrasi yang tidak sesuai dengan harapan. Guna mendeteksi
konsentrasi yang otentik butuh adanya penentuan ukuran. Standarisasi tidak
jarang dilakukan melalui titrasi. Semua zat yang berjumlah relatif banyak
dinamakan sebagai pelarut.
Pada ilmu kimia, pengenceran mengandung arti pelarutan yang memiliki
sifat homogen diantara zat yang dilarutkan dengan zat yang melarutkan dalam
sebuah larutan. Zat yang memiliki jumlah kurang banyak pada sebuah larutan
dinamakan solut atau zat terlarut, sementara zat dengan jumlah yang lebih banyak
dari zat yang ada pada sebuah larutan dinamakan solven atau zat pelarut.
Sifat Hidrogen klorida (HCl) adalah suatu asam monoprotik, yang berarti
asam ini dapat berdisosiasi yaitu, mengion hanya sekali untuk menghasilkan satu
ion H+ (proton tunggal). Dalam air asam hidroklorida, H+ bergabung dengan satu
molekul air membentuk ion hidronium, H3O :
HCl + H2O → H3O + Cl-
Ion lain yang terbentuk ialah Cl−, ion klorida. Oleh karena itu, asam
klorida digunakan untuk membuat garam-garam yang disebut klorida, seperti
natrium klorida (NaCl). Asam klorida merupakan suatu asam kuat, karena ia
secara esensial terdisosiasi dengan sempurna di dalam air.
Sifat-sifat asam klorida dengan rumus molekul HCl dalam air (H2O),
massa molar 36,46 g/mol (HCl), penampilan cairan tak berwarna sampai dengan
kuning pucat, densitas 1,18 g/cm3 (variable), titik lebur −27,32 °C (247 K) larutan
38%, titik didih 110 °C (383 K) larutan 20,2%: 48 °C (321 K), larutan 38%,
kelarutan dalam air tercampur penuh log P 0,25, keasaman (pKa) −6,3, viskositas
1,9 mPa·s pada 25 °C, larutan 31,5%.
Sifat Asam sulfat (H2SO4), merupakan asam mineral (anorganik) yang
kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai
banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.
Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai
perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih
mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Sifat-
sifatnya antara lain yaitu, Massa molar 98,08 g/mol, Penampilan cairan
higroskopis, berminyak, tak berwarna, tak berbau, densitas 1,84 g/cm3, titik lebur
10 °C (283 K), titik didih 337 °C (610 K), kelarutan dalam air tercampur penuh,
tekanan uap <10 Pa pada 20 °C (diabaikan), keasaman (pKa) 1,98 pada 25 °C, dan
Viskositas 26,7 cP (20 °C).
Hubungan alat perlindungan diri dengan pengenceran yaitu, jika dalam
proses pengenceran kita tidak menggunakan alat perlindungan diri yang baik dan
benar, kita akan terkena tumpahan, percikan atau bahaya lainnya, seperti terhirup,
atau tertelan bahan kimia tersebut yang kita gunakan dan bisa berakibat fatal
untuk kita. Oleh karena itu, dalam melakukan pengenceran kita harus
menggunakan alat perlindungan diri.
Kesalahan-kesalahan dalam penggunaan alat perlindungan diri yaitu,
misalnya kita lupa mengancing jas laboratorium saat memakainya, menggunakan
masker dan sarung tangan yang sudah sobek.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Percobaan ini dapat disimpulkan alat perlindungan diri (APD) digunakan
pada saat bekerja dilaboratorium agar menghindari terjadinya bahaya seperti
percikan-percikan larutan dan menghirup uap larutan bahan berbahaya. Jenis APD
yang digunakan yaitu, jas laboratorium, masker, dan sarung tangan.

B. Saran
Jika ingin bekerja dilaboratorium kita harus selalu berhati-hati dalam
melakukan segala sesuatu, dan harus meggunakan APD yang lengkap, seperti jas
laboratorium, masker, sarung tangan, dan safety shoes. Agar mengurangi
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Edward M. Jones. 1950. Chamber Process Manufacture of Sulfuric Acid. Inggris:


Industrial and Engineering Chemistry.

Khopar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Lide David. 2007. Hand Book Of Chemistry and Physics. Taylor: CRS Press

Anda mungkin juga menyukai