PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare merupakan penyebab kedua kematian pada anak-anak di
dunia. Penyebab diare tertinggi berasal dari makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri.
Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah
maupun dalam bentuk buatan yang di makan manusia kecuali air danobatt-
obatan, karena itu makanan merupakan satu-statunya sumber energi bagi
manusia sebaliknya makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit.
Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuan dapat menyebabkan
berubahnya makanan tersebut menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit
yang ditimbulkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi disebut
penyakit bawaan makanan.
Penyakit bawaan makana paa umumnya meimbulkan gangguan pada
saluran pencernaan, dengan rasa nyeri di bagian perut, mencret dan kadang-
kadang disertai dengan muntah. Penyakit ini disebabkan oleh makanan yang
mengandung sejumlah bakteri patogen, atau toksin yang dikeluarkan oleh
bakteri tersebut. Dari uraian diatas, maka dilakukan isolasi dan identifikasi
bakteri pada makanan dan minuman.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum yaitu untuk mengetahui cara mengisolasi dan
mengidentifikasi bakteri pada sampel makanan dan minuman.
C. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan yaitu sampel makanan dan minuman ditanam pada
media BHIB (media pertumbuhan) lalu diinokulasi pada media selektif dan
diidentifikasi bakteri yang ditemukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi atau
zat-zat makanan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba (bakteri). Media
pertumbuhan atau pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk
dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang
ditemukan.
Pentingnya mengisolasi suatu mikroba dari lingkungan kita seperti pada
makanan (subtrat padat), minuman (subtrar cair) atau pada diri kita sendiri karena
banyaknya mikroba / bakteri yang sulit untuk diamati atau dibedakan secara
langsung oleh panca indera. Sehingga dengan isolasi akan mempermudah kita
untuk melihat dan mengamati bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba pada beberapa
medium yang berbeda-beda serta melihat morfologi dari mikroba tersebut.
Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak
memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik. Organisme ini paling
banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada
tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula
yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk
hidup yang lain. Beberapa bakteri bagi tubuh manusia akan menyebabkan
penyakit. Beberapa bakteri seringkali terjadi pada minuman yang berasal dari air
sumur atau sungai, atau air kran yang belum diolah. Kesterilan dari bakteri
untuk air minum sangat perlu di ketahui demi menjaga kesehatan.
Air merupakan materi yang sangat penting dalam kehidupan, baik tanaman,
hewan maupun manusia. Kehidupan manusia tentu tidak terlepas dari kebutuhan
akan air bersih terutama air minum. Selama ini kebutuhan akan air dipenuhi dari
berbagai sumber antara lain air tanah, air sungai, air hujan, air pegunungan dan air
laut yang diolah sedemikian rupa dan ditawarkan sebagai bahan baku air.
Kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat sesuai dengan keperluan
dan taraf kehidupan penduduk. Masalah utama yang harus dihadapi dalam
pengolahan air adalah semakin tingginya tingkat pencemaran air.
Pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum dalam kemasan termasuk air
minum isi ulang harus dilakukan pemeriksaan cemaran bakterinya secara berkala.
Dalam lampiran Kepmenkes No. 907 tahun 2002 ditetapkan bahwa pemeriksaan
kualitas bakteriologi air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang
disebutkan bahwa pemeriksaan bakteriologis air baku untuk air minum harus
dilakukan setiap 3 bulan sekali sedangkan untuk air minum yang siap dimasukkan
ke dalam kemasan minimal 1 kali setiap bulan (Radji et al., 2008).
Data Departemen Kesehatan (2004), syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Air dari
sumber alam dapat diminum oleh manusia tetapi masih terdapat resiko bahwa air
ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya bakteri Escherichia coli) atau zat-zat
berbahaya (Suprihatin, 2003).
Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora
yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah
panas. Escherichia coli juga merupakan bakteri indikator kualitas air karena
keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi
oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen
lainnya. Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran
pencernaan meningkat atau berada di luar usus (Brooks et al., 2004).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
B. Prosedur Kerja
1. Cara kerja isolasi bakteri
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Dinyalakan api bunsen.
c. Diambil 1 mL sampel (pop ice), kemudian dimasukkan kedalam
tabung yang berisi media BHIB.
d. Diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37°C.
2. Cara kerja inokulasi
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Dikeluarkan BHIB dari inkubator.
c. Dinyalakan api bunsen.
d. Disterilkan ose pada api bunsen dan dimasukkan kedalam media
BHIB.
e. Dibuat goresan pada mfedia NA dan mac conkey.
f. Diinkubasi cawan petri selama 1x24 jam pada suhu 37°C.
3. Cara kerja pewarnaan gram
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Dinyalakan api bunsen.
c. Diambil koloni bakteri pada cawan petri dengan menggunakan ose
bulat.
d. Diletakkan koloni yang diambil pada kaca preparat yang telah
dibersihkan dan telah ditetesi aquadest.
e. Difiksasi kaca preparat pada api bunsen.
f. Diteteskan kristal violet sampai menutupi apusan koloni dan
didiamkan selama 1 menit, kemudian dibilas dengan air mengalir
(aqudest).
g. Ditambahkan lugol, dan didiamkan selama 1 menit, kemudian dibilas
dengan air mengalir (aqudest).
h. Ditambahkan alkohol sampai warna pada preparat hilang.
i. Ditambahkan safranin, dan didiamkan selama kurang lebih 45 detik,
kemudian dibilas dengan air mengalir (aqudest).
j. Dikeringkan
k. Ditetesi oil emersi dan diamati dibawah mikroskop.
4. Cara kerja uji biokimia
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Disiapkan media TSIA, media SIM, media sitrat, media urea, media
gula-gula (glukosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa), media MR, media
VP.
c. Diambil koloni bakteri dan dimasukkan kedalam media.
d. Di media TSIA, diambil koloni bakteri dan ditusuk pada media
kemudian dibuat goresan.
e. Di media sitrat dan urea, diambil koloni bakteri kemudian dibuat
goresan pada media.
f. Di media SIM, diambil koloni bakteri dan ditusuk pada media sampai
kedasar tabung.
g. Di media gula-gula (glukosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa), diambil
koloni bakteri dan dimasukkan kedalam tabung media kemudian
dihomogenkan.
h. Diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37°C.
i. Diamati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung media.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan koloni bakteri
NO. Media Hasil Gambar
1. NA (Nutrien Ukuran : kecil
Agar) Bentuk : datar
Warna : putih
Tepian : bergerigi
9. Uji MR Gagal
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, pada
pengamatan hasil pewarnaan gram, didapatkan bakteri gram negatif coccus.
Dicurigai bakteri tersebut termasuk kelompok bakteri Nesseria sp. dan
Veillonella sp. Tetapi, bakteri tersebut tidak dapat diidentifikasi.
B. Saran
Sebelum melakukan praktikum kita harus memperhatikan alat
perlindungan diri terlebih dahulu, agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Dan juga memperhatikan kebersihan alat-alat agar tidak
terkontaminasi dan dapat berpengaruh pada hasil.
DAFTAR PUSTAKA