Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN B3 TL-3204

SENYAWA B3
KALIUM SIANIDA

Disusun oleh :
Renata Muliawati

15310054

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2012

PENDAHULUAN
Berdasarkan PP No 74 Tahun 2001, Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya
disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pengertian Kalium Sianida

Gambar 1. Kalium Sianida


Kalium Sianida atau KCN merupakan senyawa anorganik yang beracun. Berbentuk Kristal,
serupa dengan gula dan sangat larut dalam air. KCN mengandung 90% chloride, carbonate,
cyanida dari kalium. KCN banyak digunakan dalam pertambangan emas, sintesis organic,
elektrolapting dan fotografi. KCN berbau pahit seperti almond namun hanya 20% orang yang
dapat mencium bau tersebut.

KCN diproduksi dengan memperlakukan hidrogen sianida dengan hidroksida kalium,


HCN + KOH KCN + H2O
atau dengan memperlakukan formamida dengan kalium hidroksida:
HCONH2 KCN KOH + + 2H2O

Aplikasi KCN dalam pertambangan emas:


4 Au + 8 KCN + O2 + 2 H2O 4 K [Au (CN)2] + 4 KOH
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun, KCN termasuk dalam kategori B3 yang boleh dipergunakan. dengan nomor
CAS 151-40-80.

Sifat Fisik dan Kimia Kalium Sianida


Bentuk

: padat

Warna

: putih

Bau

: pahit seperti almond

Ambang bau

: tidak tersedia

pH

: Ca. 11-12 pada 20 g/l 20 0C

Titik lebur

: 634 0C

Titik didih

: 1625 0C pada 1013 hPa

Titik nyala

: tidak berlaku

Laju Penguapan: tidak tersedia


Tekanan uap

: pada 200C tidak berlaku

Densitas

: 1,55 g/cm3 pada 200C

Densitas curah : Ca.750 kg/m3


Kelarutan dalam air

: 716 g/l pada 250C

Karakteristik Kalium Sianida


a. Explosive
Kalium Sianida tidak tergolong ekplosive karena tidak memiliki nilai flashpoint.
Namun beresiko meledak bila disatukan dengan: Chlorates, nitrites, nitrat, oksidator
kuat, permanganate, anhydrides, merkuri(II) nitrat, nitrogen triklorida.

Resiko ledakan dan/atau berbentuk gas toksik (menjadi HCN) terdapat pada bahan
berikut:
Air, asam, hydrogen flourida, karbon dioksida
b. Oxidizing, KCN tergolong sifat oksidator, karena bereaksi tinggi dengan oxidizing
agents. Mudah bereaksi dengan asam.
c. Flammable, KCN tidak tergolong mudah terbakar, ditunjukan dengan tidak terdapatnya
suhu menyala dan tidak terdapatnya flammable limits.
d. Toxic, KCN memiliki efek toksikologis yakni:
Toksisitas oral akut
LD50 tikus : 5 mg/kg
Dengan tanda tanda penyerapan cepat
LDLo manusia : 2,86 mg/kg
Toksisitas inhalasi akut
Dengan tanda-tanda iritasi mukosa, mual, muntah, napas tersengal, pening, tidak

sadar, penyerapan
Toksisitas kulit akut
LD50 kelinci : 14,3-33,3 mg/kg
Iritasi mata; pada kelinci, dengan hasil terjadi iritasi mata
Efek sistemik
Paralisa pernapasan, gangguan kardiovaskular, tachycardia
Tabel 1. Tingkat Racun Menurut PP No. 74 Tahun 2001

Berdasarkan Tabel 1 mengenai tingkat racun, KCN tergolong ke dalam highly toxic
(sangat beracun), berdasarkan LD50 pada tikus.
e. Harmful, KCN tergolong berbahaya karena dapat mengakibatkan gejala dan efek bagi
kesehatan jika kontak melalui inhalasi atau oral, di antaranya iritasi mukosa, mual,
muntah, napas tersengal, pening, tidak sadar, penyerapan. Bahkan dapat merusak efek
sistemik berupa Paralisa pernapasan, gangguan kardiovaskular, tachycardia dan yang
paling parah dapat menyebabkan kematian.
f. Corrosive, KCN tidak memiliki sifat korosif atau non-corrosive dengan kehadiran kaca.
g. Irritant, KCN tergolong ke dalam Kategori 1 menurut pemaparannya pada kulit
berdasarkan klasifiasi GHS (artinya fatal bila terkena kulit). Bila diberi pemaparan
terus terusan dapat menyebabkan dermatitis.
h. Dangerous to the Environtment, KCN termasuk dalam klasifikasi yang berbahaya bagi
lingkungan. Sangat beracun untuk organisme air, dapat menyebabkan efek merugikan
jangka-panjang dalam lingkungan air.

i. Chronic toxic, KCN tergolong ke dalam Kategori 2 mengenai klasifikasi Karsinogenik.


Bukti mengenai efek karsinogenik masih terbatas.

PELABELAN KALIUM SIANIDA


1. Label versi US-DOT
Kalium Sianida masuk dalam klasifikasi kelas 6.1, merupakan bahan beracun dan
menular, yang diketahui toksik pada manusia.
2. Label versi NFPA
National Fire Protection Association mengembangkan label berwarna dengan kode,
untuk mengindikasikan bahaya bahan kimia terhadap kesehatan, flammabilitas, dan
reaktivitas. Berikut Label NFPA untuk Kalium Sianida:

Sumber : http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927707
a. Bahaya terhadap kesehatan
Kategori 3 (serius), artinya mempunyai karakter yang dapat menyebabkan luka atau
kerusakan pada paparan yang singkat walau dilakukan pengobatan, dan/atau diketahui
mempunyai efek karsinogen, mutagen, atau teratogen pada binatang.
b. Bahaya terhadap timbulnya kebakaran
Kategori 0 (minimal), artinya tidak terbakar, tidak menyebabkan flash point, tidak
terbakar di udara bila terpapar pada 815,5 C selama 5 menit
c. Bahaya terhadap adanya air
kategori 0, artinya minimal; bahan tergolong stabil, dan tidak reaktif terhadap air
d. Tidak terdapat bahaya special
3. Label versi GHS
GHS atau Global Harmonize System adalah sistem pengklasifikasian keselamatan bahan
kimia yang dikeluarkan oleh United Nation. Pengaplikasian GHS di Indonesia mengacu
pada peraturan menteri perindustrian nomor 87/M-IND/PER/9/2009

Pernyataan Bahaya
H300 + H310+H330 : Fatal apabila tertelan, terkena kulit, atau terhirup
H410

: Sangat beracun bagi mahluk dalam air dengan dampak jangka panjang

EUH032

: Mengeluarkan gas sangat beracun jika kena asam,

Pernyataan Hati-Hati
P273

: Hindarkan pelepasan ke lingkungan

P280

: Kenakan sarung tangan pelindung/ pakaian pelindung

P302+P352

: Jika terkena kulit, cuci dengan banyak sabun dan air

P304+P340

: Jika terhirup, pindahkan korban ke udara segar dan baringkan dengan

posisi yang nyaman untuk bernafas.

EFEK TERHADAP KESEHATAN

Dampak Pada Manusia


o Efek kronis
Dapat menyebabkan efek reproduksi, terutama bagi kesuburan wanita
Dapat menyebabkan perubahan genetika
o Efek Toksik
o Potensi Akut
- Kulit: Fatal bila terserap melalu kulit, menyebabkan iritasi pada kulit
bahkan bisa menyebabkan luka bakar bila kulit lembab atau basah. Bila
terserap dengan dosis yang banyak juga dapat menghasilkan gejala seperti
-

pada oral.
Mata: Dapat menyebabkan iritasi mata bahkan bisa menyebabkan luka

bakar.
Pernapasan: Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan membrane
mukosa. Paparan konsentrasi tinggi dapat mempengaruhi system syaraf

pusat
Oral : Bila tertelan dapat menyebabkan iritasi saluran penceranaan yang
parah dengan gejala mual, muntah dan memungkinkan luka bakar. Dapat
menyebabkan

jaringan

anoxia.

Dapat

mempengaruhi

system

kardiovaskuler, system pernapasan. Gejala keracunan sianida dialami


dengan ciri cirri mual, muntah, palpitasi, tachycardia, hipotensi, hipertensi,
denyut nadi meningkat, aritmia, cacat jantung konduksi, hipernea, sakit
kepala, pusing, kebingungan, kecemasan, termor, lemas, kejang-kejang, ,
cyanosis, kehilangan memori, insomnia, asidosis metabolik, nafsu makan
yang buruk.
o Potensi Kronis
- Kulit : kontak dengan kulit secara berkala/berulang ulang dapat
-

menyebabkan dermatitis
Oral : eksposur yang lama atau berulang dapat mempengaruhi ginjal,
urinary system, otak, hati, tiroid, juga memiliki efek yang sama seperti
over-exposure akut yaitu menyebabkan kerusakan paru-paru, pingsan,

dan kematian.
Dampak pada LIngkungan
o Berbahaya untuk pasokan air minum
o Membentuk campuran toksik di dalam air, meskipun telah diencerkan.
o Bereaksi dengan air untuk membentuk produk toksik hasil penguraian
PENANGGULANGAN PADA KALIUM SIANIDA

Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Setelah menghirup :
o hirup udara segar. Segera panggil dokter. Jika napas terhenti: segera berikan
pernapasan buatan secara mekanik, jika diperlukan berikan oksigen
o Jika terhirup terlalu lama, evakuasi korban ke tempat yang aman secepatnya.

Longgarkan baju seperti ikat pinggang. Berikan oksigen


Setelah kontak dengan kulit :
o cuci dengan air yang banyak. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Segera

panggi ldokter
Setelah kontak pada mata :
o bilaslah dengan air yang banyak minimal selama 15 menit. Usahakan

memakai air dingin. Segera hubungi dokter mata


Jika tertelan :
o beri air minum (paling banyak 2 gelas). Segera cari anjuran pengobatan.
Hanya dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam,
rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan diri), telan karbon

aktif dan konsultasikan kepada dokter secepatnya.


Pastikan antidote tersedia dimethylaminophenol Cobalt-EDTA sodium thiosulfate

Tindakan Penanggulangan Kebakaran

Media pemadam yang sesuai


o Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi local dan
lingkungan sekeliling
Zat pemadam kebakaran yang tidak sesuai
o Air, karbondioksida
Bahaya spesifik selama memadamkan kebakaran:
o Tidak mudah terbakar
o Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya
o Kebakaran dapat menyebabkan berevolusi menjadi Hidrogen Sianida (HCN)
Alat perlindungan khusus bagi petugas pemadam kebakaran
o Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan. Untuk
menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak amandan gunakan pakaian
pelindung yang sesuai
o Cegah air pemadam kebakaran mengkontaminasi air permukaan atau system
air tanah.

Alat Pelindung Diri

Perlindungan pernapasan

Diperlukan ketika debu dihasilkan. Jenis filter yang direkomendasikan: Filter B-(P3)
Pelindung tangan
Kontak penuh:
Bahan sarung tangan : karet nitril
Tebal sarung tangan : 0,11 mm
Waktu terobosan
: >480 min
Kontak percikan :
Bahan sarung tangan : karet nitril
Tebal sarung tangan : 0,11 mm
Waktu terobosan
: >480 min
Pelindung mata
Kacamata-pengaman
Langkah-langkah perlindungan
Pakaian pelindung
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi.Gunakan krim pelindung kulit. Cuci tangan
dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut. Bekerja di ruang asam. Jangan
menghirup bahan

PENANGANAN, PENYIMPANAN DAN PENGANGKUTAN

Penanganan
o Gunakan selalu sekop yan gkering dan bersih yang terbuat dari logam atau
plastic untuk mengambil bubuk sianida
o Bila hanya sebagian senyawa sianida padat dalam container yang diambil,
maka wadah harus segera ditutp dengan rapat dan jangan biarkan terbuka
o Bila senyawa sianida padat tercecer pada waktu penanganan, harus segera
disapu dan dikembalikan ke wadah. Bila ceceran tersebut menjadi kotor dan
tak dapat digunakan lagi, maka harus segera dimusnahkan dengan cara khusus.
Pastika bahwa ceceran sianida padat tidak kontak dengan asam, agar tidak
menghasilkan gas HCN yang sangat beracun
o Wadah senyawa sianida yang telah kosong harus dibersihkan dengan
menggunakan air dan dikelola dengan baik
o Semua peralatan dan lantai yang telah terkontaminasi oleh senyawa sianida
juga harus diberihkan benar-benar dengan air, kemudian air ini harus
dibebaskan dari racun senyawa sianida padat sebelum dibuang
o Dilarang makan, minum, merokok, atau menyimpan makanan di ruang tempat
penaganan senyawa sianida padat dan juga selama menangani senyawa sianida
o Dilarang menangani senyawa sianida apabila seseorang mempunyai luka yang
terbuka di bagian tubuhnya

o Tangan harus dicuci bersih dengan sabun bila perlu mandi dang anti baju
setelah

menagani

senyawa

sianida

atau

jika

akan

mengambil

makanan/minuman
o Wadah senyawa sianida harus dilengkapi label sesuai dengan ketentuanyang
berlaku untuk bahan berbahaya beracun
o Gudang senyawa sianida harus dilengkapi dengan papan peringatan yang

bertuliskan Bahan Berbahaya Beracun


Penyimpanan
o Semua senyawa sianida padat harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat
dan terikat kuat pada tutupnya
o Senyawa sianida padat tidak boleh disimpan bersama dengan makanan,
minuman, tembakau, atau segala konsumsi manusia dan juga dengan
asam/garam dan garam asam
o Drum baja yang berisi senyawa sianida padat harus disimpan di tempat yang
kering dan harus dilindungi dari korosi yang disebabkan oleh kelembaban
udara
o Ruang tempat penyimpanan senyawa sianida padat harus berventilasi baik dan

tidak bocor pada waktu hujan.


o Jangan menyimpan senyawa KCN diatas suhu 240C
Pengangkutan
o Pengangkutan dilakukan dengan mobil bak tertutup atau dalam peti kemas

DAFTAR PUSTAKA
http://www.emdmillipore.com/food-analytics/en_US/Merck-GBSite/GBP/ViewProductDocuments-File (diakses tanggal 12 Maret 2013)
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927707 (diakses tanggal 12 Maret 2013)
SNI

134121-1996.

Standar

Nasional

pengangkutan senyawa sianida padat.

Indonesia.

Penanganan,

penyimpanan

dan

Anda mungkin juga menyukai