SENYAWA B3
KALIUM SIANIDA
Disusun oleh :
Renata Muliawati
15310054
PENDAHULUAN
Berdasarkan PP No 74 Tahun 2001, Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya
disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pengertian Kalium Sianida
: padat
Warna
: putih
Bau
Ambang bau
: tidak tersedia
pH
Titik lebur
: 634 0C
Titik didih
Titik nyala
: tidak berlaku
Densitas
Resiko ledakan dan/atau berbentuk gas toksik (menjadi HCN) terdapat pada bahan
berikut:
Air, asam, hydrogen flourida, karbon dioksida
b. Oxidizing, KCN tergolong sifat oksidator, karena bereaksi tinggi dengan oxidizing
agents. Mudah bereaksi dengan asam.
c. Flammable, KCN tidak tergolong mudah terbakar, ditunjukan dengan tidak terdapatnya
suhu menyala dan tidak terdapatnya flammable limits.
d. Toxic, KCN memiliki efek toksikologis yakni:
Toksisitas oral akut
LD50 tikus : 5 mg/kg
Dengan tanda tanda penyerapan cepat
LDLo manusia : 2,86 mg/kg
Toksisitas inhalasi akut
Dengan tanda-tanda iritasi mukosa, mual, muntah, napas tersengal, pening, tidak
sadar, penyerapan
Toksisitas kulit akut
LD50 kelinci : 14,3-33,3 mg/kg
Iritasi mata; pada kelinci, dengan hasil terjadi iritasi mata
Efek sistemik
Paralisa pernapasan, gangguan kardiovaskular, tachycardia
Tabel 1. Tingkat Racun Menurut PP No. 74 Tahun 2001
Berdasarkan Tabel 1 mengenai tingkat racun, KCN tergolong ke dalam highly toxic
(sangat beracun), berdasarkan LD50 pada tikus.
e. Harmful, KCN tergolong berbahaya karena dapat mengakibatkan gejala dan efek bagi
kesehatan jika kontak melalui inhalasi atau oral, di antaranya iritasi mukosa, mual,
muntah, napas tersengal, pening, tidak sadar, penyerapan. Bahkan dapat merusak efek
sistemik berupa Paralisa pernapasan, gangguan kardiovaskular, tachycardia dan yang
paling parah dapat menyebabkan kematian.
f. Corrosive, KCN tidak memiliki sifat korosif atau non-corrosive dengan kehadiran kaca.
g. Irritant, KCN tergolong ke dalam Kategori 1 menurut pemaparannya pada kulit
berdasarkan klasifiasi GHS (artinya fatal bila terkena kulit). Bila diberi pemaparan
terus terusan dapat menyebabkan dermatitis.
h. Dangerous to the Environtment, KCN termasuk dalam klasifikasi yang berbahaya bagi
lingkungan. Sangat beracun untuk organisme air, dapat menyebabkan efek merugikan
jangka-panjang dalam lingkungan air.
Sumber : http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927707
a. Bahaya terhadap kesehatan
Kategori 3 (serius), artinya mempunyai karakter yang dapat menyebabkan luka atau
kerusakan pada paparan yang singkat walau dilakukan pengobatan, dan/atau diketahui
mempunyai efek karsinogen, mutagen, atau teratogen pada binatang.
b. Bahaya terhadap timbulnya kebakaran
Kategori 0 (minimal), artinya tidak terbakar, tidak menyebabkan flash point, tidak
terbakar di udara bila terpapar pada 815,5 C selama 5 menit
c. Bahaya terhadap adanya air
kategori 0, artinya minimal; bahan tergolong stabil, dan tidak reaktif terhadap air
d. Tidak terdapat bahaya special
3. Label versi GHS
GHS atau Global Harmonize System adalah sistem pengklasifikasian keselamatan bahan
kimia yang dikeluarkan oleh United Nation. Pengaplikasian GHS di Indonesia mengacu
pada peraturan menteri perindustrian nomor 87/M-IND/PER/9/2009
Pernyataan Bahaya
H300 + H310+H330 : Fatal apabila tertelan, terkena kulit, atau terhirup
H410
: Sangat beracun bagi mahluk dalam air dengan dampak jangka panjang
EUH032
Pernyataan Hati-Hati
P273
P280
P302+P352
P304+P340
pada oral.
Mata: Dapat menyebabkan iritasi mata bahkan bisa menyebabkan luka
bakar.
Pernapasan: Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan membrane
mukosa. Paparan konsentrasi tinggi dapat mempengaruhi system syaraf
pusat
Oral : Bila tertelan dapat menyebabkan iritasi saluran penceranaan yang
parah dengan gejala mual, muntah dan memungkinkan luka bakar. Dapat
menyebabkan
jaringan
anoxia.
Dapat
mempengaruhi
system
menyebabkan dermatitis
Oral : eksposur yang lama atau berulang dapat mempengaruhi ginjal,
urinary system, otak, hati, tiroid, juga memiliki efek yang sama seperti
over-exposure akut yaitu menyebabkan kerusakan paru-paru, pingsan,
dan kematian.
Dampak pada LIngkungan
o Berbahaya untuk pasokan air minum
o Membentuk campuran toksik di dalam air, meskipun telah diencerkan.
o Bereaksi dengan air untuk membentuk produk toksik hasil penguraian
PENANGGULANGAN PADA KALIUM SIANIDA
Setelah menghirup :
o hirup udara segar. Segera panggil dokter. Jika napas terhenti: segera berikan
pernapasan buatan secara mekanik, jika diperlukan berikan oksigen
o Jika terhirup terlalu lama, evakuasi korban ke tempat yang aman secepatnya.
panggi ldokter
Setelah kontak pada mata :
o bilaslah dengan air yang banyak minimal selama 15 menit. Usahakan
Perlindungan pernapasan
Diperlukan ketika debu dihasilkan. Jenis filter yang direkomendasikan: Filter B-(P3)
Pelindung tangan
Kontak penuh:
Bahan sarung tangan : karet nitril
Tebal sarung tangan : 0,11 mm
Waktu terobosan
: >480 min
Kontak percikan :
Bahan sarung tangan : karet nitril
Tebal sarung tangan : 0,11 mm
Waktu terobosan
: >480 min
Pelindung mata
Kacamata-pengaman
Langkah-langkah perlindungan
Pakaian pelindung
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi.Gunakan krim pelindung kulit. Cuci tangan
dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut. Bekerja di ruang asam. Jangan
menghirup bahan
Penanganan
o Gunakan selalu sekop yan gkering dan bersih yang terbuat dari logam atau
plastic untuk mengambil bubuk sianida
o Bila hanya sebagian senyawa sianida padat dalam container yang diambil,
maka wadah harus segera ditutp dengan rapat dan jangan biarkan terbuka
o Bila senyawa sianida padat tercecer pada waktu penanganan, harus segera
disapu dan dikembalikan ke wadah. Bila ceceran tersebut menjadi kotor dan
tak dapat digunakan lagi, maka harus segera dimusnahkan dengan cara khusus.
Pastika bahwa ceceran sianida padat tidak kontak dengan asam, agar tidak
menghasilkan gas HCN yang sangat beracun
o Wadah senyawa sianida yang telah kosong harus dibersihkan dengan
menggunakan air dan dikelola dengan baik
o Semua peralatan dan lantai yang telah terkontaminasi oleh senyawa sianida
juga harus diberihkan benar-benar dengan air, kemudian air ini harus
dibebaskan dari racun senyawa sianida padat sebelum dibuang
o Dilarang makan, minum, merokok, atau menyimpan makanan di ruang tempat
penaganan senyawa sianida padat dan juga selama menangani senyawa sianida
o Dilarang menangani senyawa sianida apabila seseorang mempunyai luka yang
terbuka di bagian tubuhnya
o Tangan harus dicuci bersih dengan sabun bila perlu mandi dang anti baju
setelah
menagani
senyawa
sianida
atau
jika
akan
mengambil
makanan/minuman
o Wadah senyawa sianida harus dilengkapi label sesuai dengan ketentuanyang
berlaku untuk bahan berbahaya beracun
o Gudang senyawa sianida harus dilengkapi dengan papan peringatan yang
DAFTAR PUSTAKA
http://www.emdmillipore.com/food-analytics/en_US/Merck-GBSite/GBP/ViewProductDocuments-File (diakses tanggal 12 Maret 2013)
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927707 (diakses tanggal 12 Maret 2013)
SNI
134121-1996.
Standar
Nasional
Indonesia.
Penanganan,
penyimpanan
dan