Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Tanggal: 08 September 2022


Dosen Pengampu:
Dr. H. Wiji, M.Si

Disusun oleh:
Denaya Ayu Fadiah (2203639)
Peny Fauziah (2207236)

PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022.
MSDS (Material Safety Data Sheet)

1. MSDS Logam

Nama Data: Kalsium, Logam


Rumus molekul : Ca
Berat Molekul : 40,08 g/mol
Informasi bahan singkat:
Logam kalsium dapat diperoleh dengan elektrolisa kalsium klorida atau reduksi kapur
dengan Al. Dipakai untuk deoksidiser tembaga, berilium dan baja. Juga untuk
dekarburisasi dan desulfurisasi besi dan logam paduan serta produksi elektronik vacuum
tubes. Amat reaktif terhadap air atau uap air yang bersifat eksotermik dan terbakar.

Sifat-sifat Bahaya
1. Kesehatan :
Efek terhadap Kesehatan : Penghirupan debu alsium akan menyebabkan iritasi saluran
pernafasan. Sedang kontak dengan kulit dan mata dapat mengakibatkan luka bakar.
Efek kronis penghirupan debu adalah gangguan terhadap paru-paru.
Nilai Ambang batas : -
Toksisitas : -
2. Kebakaran : Bubuk bagian Ca apabila kontak dengan air atau uap air akan menyala
secara spontan pada suhu kamar. Debu Ca yang bercampur dengan udara juga bersifat
mudah terbakar.
3. Reaktivitas: Termasuk bahan yang stabil pada penyimpanan tertutup pada suhu kamar.
Tetapi bila kontak dengan udara membentuk lapisan oksida. Bereaksi hebat dengan air,
mengeluarkan He yang eksplosif. Juga bila kontak dengan halogen.
Sifat-Sifat Fisika
1. Wujud zat : Padat, kristal
2. Warna : Putih perak pada permukaan
3. Titik leleh: 850 oC
4. Titik didih : 1440 oC
5. Berat jenis: 1,54 (air=1)
6. Kelarutan : larut dalam air(eksplosif), larut dalam asam, dan amonia cair. Tidak larut
dalam benzena dan minyak tanah.
Keselamatan dan Penanganan
Penanganan dan Penyimpanan: Hindari terbentuknya debu. Hindari pula penghirupan debu
dan kontak dengan kulit dan mata. Pakailah alat pelindung diri. Jauhkan kalsium atau
hindari kontak dengan air, uap air dan oksidator. Simpan kalsium dalam minyak tanah atau
minyak netral lain (untuk menghindari kontak dengan air atau uap air) dan tidak dibawah
hidrokarbon terhalogenasi. Gudang bahan harus dingin, berventilasi, kering.
Tumpahan dan Kebocoran : Beritahu safety personnel, isolasi daerah tumpahan dan beri
ventilasi. Matikan sumber api atau nyala. Jangan menyentuh bahan dan jangan
pulamenuangkan air kepada bahan karena akan terbakar. Jauhkan air dari 1 bahan yang
tertumpah. Pakailah alat pelindung diri. Hati-hati masukkan bahan padat yang tertumpah
dalam wadah tertutup untuk nanti dibuang secara khusus.

Alat Pelindung Diri : Pernafasan : respirator penyerap debu (sesuai OSHA)

Mata: kacamata dan goggles (OSHA).


Kulit: gloves dan pakaian pelindung/apron.

Catatan : sediakan pancuran air pencuci mata dan safety shower.

Pertolongan Pertama : Penghirupan : segera bawa korban ke tempat udara segar.


Terkena kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Siram bagian

tubuh yang terkena bahan dengan air, alirkan terus +


15 menit, cuci.

Terkena mata : jangan menggosok mata. Segera cuci dengan air,

alirkan terus air dan bawa ke dokter.

Pemadaman Api : Bila bahan terbakar. Jangan padamkan dengan air, busa dan CCL 4. Api
kecil padamkan dengan bubuk kimia kering, kapur, soda dan pasir. Bila api besar, biarkan
terbakar di tempat yang aman.

Informasi Lingkungan
Bahan atau tumpahan tidak boleh dibuang ke dalam perairan selain toksisk juga bahaya
kebakaran, karena mengeluarkan gas H 2 dan panas.

2. MSDS Larutan Asam

Nama Data: Asam Nitrat


Rumus molekul : HNO3
Berat Molekul : 63,02 g/mol
Informasi bahan singkat:
Asam nitrat adalah larutan NO, dalam air, yang dalam perdagangan terdapat berbagai
konsentrasi. Banyak dipakai dalam industri pupuk, eksplosif, produksi berbagai macam
bahan kimia, zat warna, bahan farmasi, sera dipakai sebagai reagen laboratorium. Asam
nitrat adalah korosit dan dan oksidator kuat.
Sifat-Sifat Bahaya
1. Kesehatan :
Efek terhadap Kesehatan : Keterpaan uap yang berwarna coklat menyebabkan iritasi
bahkan luka bakar pada saluran pernafasan, kulit dan mata. Penghirupan uap
konsentrasi amat fatal dapat mengakibatkan pulmonary edema (cairan dalam paru -
paru), bahkan kematian. Efek kronis : gangguan paru-paru bronkhitis dan erosi gigi.
Nilai Ambang batas :
2 ppm. STEL : 4 ppm (10 mg/m3)
Toksisitas :
LC-50 (rat, inhalation) : 6 ppm (NO2 )/ 4 jam
2. Kebakaran : Asam nitrat termasuk bahan yang tak terbakar (non - combustible). Tetapi
sifatnya yang oksidator, dapat membakar zat organik atau menambah kemudahan
terbakar atau dapat memulai ekplosi.
3. Reaktivitas: Tidak stabil, terurai dalam udara. Juga apabila kontak dengan bahan
organik atau kena cahaya. Bereaksi dengan air, mengeluarkan panas dan uap korosif.
Oleh panas akan terurai, mengeluarkan gas nitrogen peroksida dan nitrogen oksida
yang toksik dan iritan.
Sifat-Sifat Fisika
1. Wujud zat : Cairan, jernih
2. Warna : Kuning, fuming(merah coklat)
3. Titik leleh: -42 oC
4. Titik didih : 86oC
5. Ph : 1
6. Berat jenis: 1,50269 (25 oC)
7. Berat jenis uap : 1,01 (udara=1)
8. Kelarutan dalam air : larut dan melepaskan panas
Keselamatan dan Penanganan
Penanganan dan Penyimpanan: Hindari terbentuknya uap di tempat kerja dan hindari pula
menghirupnya karena amat berbahaya bagi paru-paru. Pasang ventilasi dan penyedot
setempat (local exhauster), agar cemaran di tempt kerja di bawah NAB. Pakailah alat
pelindung dir dalam menangani bahan. Hindari kontak bahan dengan zat organik. Simpan
bahan dalam wadah gelas, aluminium dan baja dalam qudang berlantai semen, dingin,
berventilasi. Jauhkan dari bahan inkompatibel, zat organik (kayu, terpentin, kertás,
selulosa), logam, plastik dan karet.

Tumpahan dan Kebocoran : Beritahu safety personnel, isolasi daerah kebocoran atau
tumpahan, beri ventilasi dan larangan mask. Pakai alat pelindung diri. Jauhkan bahan
mudah terbakar. Gunakan air untuk menyemprot uap atau untuk pendingin. Sedikit
tumpahan dapat diserap dengan tanah atau pair (non- combustible). Tumpahan yang
banyak dapat dinetralkan dahulu dengan Ca(OH) 2 atau NaHCO3 sebelum dibuang secara
khusus.
Alat Pelindung Diri : Pernafasan : respirator penyerap asam. Pada 50-100 ppm pakai

respirator dengan aliran udara atau SCBA pada keadaan darurat


Mata: kacamata dan goggles (OSHA).

Kulit: gloves anti asam, pakaian pelindung/apron, dan sepatu

Pertolongan Pertama : Penghirupan : segera bawa korban ke tempat udara segar.


Terkena kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Siram bagian

tubuh yang terkena bahan dengan air, alirkan terus +


15 menit, cuci, bawa ke dokter.
Terkena mata : jangan menggosok mata. Segera cuci dengan air,

alirkan terus air dan bawa ke dokter.

Tertelan : bila sadar, beri 1-2 gelas air untuk pengenceran dan

setelah itu beri dispersi CaO. Jangan dirangsang untuk


muntah

Pemadaman Api : Api kecil dapat dipadamkan dengan bubuk kimia, CO 2, busa dan air.
Bila api sudah besar semprotan air, kabut dan busa. Personel pemadam api harus memakai
alat pelindung diri SCBA.

Informasi Lingkungan
Bersifat amat asam, jangan dibuang ke dalam perairan langsung. Penetralan dapat
diberikan dengan penambahan NaOH, CaO, atau CaCO3.

3. MSDS Larutan Basa

Tanggal Dibuat : 22 Februari 2015


Nama Data : Kalium hidroksida
Rumus Molekul : KOH
Berat Molekul : 56,11 g/mol
Informasi Bahan Singkat :
Berbahaya bagi mata, kulit atau pakaian. Jangan menghirup KOH. Jaga agar wadah
tertutup rapat. Cuci bersih setelah penanganan. Gunakan pada ruangan yang mempunyai
ventilasi yang memadai.
Sifat-Sifat Bahaya
1. Kesehatan:Terhisap Jangka Pendek : iritasi, luka bakar, edema paru
Jangka Pendek : iritasi, luka bakar
Jangka Panjang : dermatitis Kontak Mata
Jangka Pendek : iritasi (mungkin berat), luka bakar, kerusakan mata,
kebutaan
Jangka Panjang : gangguan visual Tertelan
Jangka Pendek : iritasi (mungkin berat), luka bakar, mual, muntah
2. Kebakaran : Tidak dapat meledak dengan sendirinya. Dapat menghasilkan gas
hidrogen sehingga dapat meledak.
3. Reaktifitas : Stabil pada suhu normal dan tekanan
Sifat-Sifat Fisika
1. Warna : Putih
2. Wujud : Padat
3. Titik leleh: 752 F (400 0C)
4. Titik didih : Tidak berlaku
5. Tekanan uap (mmHg) : 60 mmHg
6. Bau : Berbau
Keselamatan dan Pengamanan
Penanganan dan Penyimpanan: Penanganannya Hindari debu KOH ketika bernapas.
Jangan sampai terkena mata, kulit, atau pakaian. Cuci bersih setelah penanganan.
Pencampuran dengan air, asam atau bahan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan
tumpah dan pelepasan panas Penyimpanannya Simpan sesuai dengan semua peraturan dan
standar yang berlaku. Jaga agar wadah rapat, tertutup dan diberi label dengan benar. Jangan
simpan dalam wadah aluminium atau alat yang menggunakan perlengkapn alumunium.
Karena gas hidrigen mudah terbakar maka, jauhkan dari zat-zat yang tidak kompatibel
Tumpahan dan Kebocoran : Pakailah pelindung peralatan pribadi sesuai yang
direkomendasikan. Sekop KOH kering ke dalam wadah yang sesuai. Jauhkan dari
persediaan air dan selokan. Bahan ini adalah alkali dan dapat meningkatkan pH permukaan
air dengan kapasitas buffering rendah.
Alat Pelindung Diri : Ruangan harus ada ventilasi, memakai kaca mata kimia, kran pencuci
mata, jas lab, sarung tangan, sepatu boot karet, sarung tangan.
Pertolongan Pertama :
Terhisap, Jika sulit bernapas, harus diberikan oksigen oleh teknisi ahli. Segera
menghubungi layanan darurat
Kontak Kulit, Segera basuh daerah yang terkontaminasi dengan air. Lepaskan pakaian yang
terkontaminasi, perhiasan dan sepatu. Cuci daerah yang terkontaminasi dengan sabun dan
air. Bersihkan dan keringkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi sebelum digunakan
kembali. Harus mendapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Mata, Segera basuh mata di kran pencuci mata selama 15 menit, Secara paksa
memegang kelopak mata untuk memastikan irigasi rata pada seluruh mata dan tutup mata
dalam beberapa detik hal ini sangat penting untuk mencapai efektivitas maksimum.
Tertelan, Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar
atau kejang. Jika tertelan, jangan menyebabkan muntah. Berikan air dalam jumlah besar.
Jika muntah terjadi secara spontan, maka menjaga jalan napas agar tidak tersumbat.
Memberi lebih banyak air ketika berhenti muntah.
Pemadaman api : jangan gunakan air, gunakan bahan pemadam api yang sesuai untuk
sekitarnya.

Informasi Lingkungan
Dalam pembuangan, hendaknya memproes ulang jika memungkinkan. Bahan ini telah
dipamerkan menyebabkan toksisitas moderat untuk organisme air.

4. MSDS Gas
Nama Data : Ozon
Rumus molekul : O3
Berat Molekul : 48,00 g/mol
Informasi bahan singkat : Ozon adalah gas yang tidak berwarna atau sedikit kebiruan.
Bentuk cairannya berwarna biru. Dipakai sebagai bahan disinfektan udara dan air, bahan
pemutih tekstil, inhibitor jamur dan bakteri. Amat beracun dan berbahaya, bila terhirup
dapat merusak paru-paru dan fatal. Banyak digunakan dalam pembuatan air minum dalam
botol, sebagai pembunuh bakteri (disinfektan).

Sifat-Sifat Bahaya
1. Kesehatan : Efek jangka pendek (akut) :
Gas dapat merusak paru-paru dan dapat menimbulkan kematian akibat pulmonary
edema atau terkumpulnya cairan dalam paru-paru. Cairan ozon dapat merusak selaput
atau mucous membran, kulit dan mata. Efek jangka panjang (kronis) : Menimbulkan
sensitivitas paru-paru terhadap alergi tau bronkhitis dan menambah kerawanan
terhadap infeksi. Menimbulkan gangguan syaraf seperti lelah, pusing, muntah.
Nilai Ambang Batas : 0,1 ppm (0,2 mg/m°*). STEL : 0,3 ppm (0,6 mg/m?)
Toksisitas : LC50 = 0,0094 mg/L (4jam, tikus)
IDLH = 10 ppm
2. Kebakaran : Ozon adalah oksidator yang kuat dapat membakar zat-zat organik. Dapat
meledak akibat panas, api atau benturan.
3. Reaktifitas : Bahan tidak stabil. Bereaksi hebat dengan reduktor seperti alkena,
senyawa aromatik, benzena, karet, dietileter dan sebagainya.
Sifat-Sifat Fisika
1. Wujud : Gas
2. Titik leleh: -192,7 0C
3. Titik didih : -111,9 0C
4. Tekanan uap : 54 ATM
5. Berat jenis gas : 1,7 (Udara = 1)
6. Kelarutan dalam air : 49 mL/100 mL

Keselamatan dan Pengamanan


Penanganan dan Penyimpanan : Karena bersifat oksidator kuat, wadah atau peralatan yang
horkaitan dengan ozon harus bebas dari lemak atau minyak. Tak boleh ditangani dengan
gloves yang berlemak. Meskipun tidak terbakar, ozon dapat membantu pembakaran. Oleh
karena itu penyimpanan ozon harus jauh dari bahan mudah/dapat terbakar (kira-kira 7 m).
Wadah ozon tak boleh dari tembaga atau alloynya dan karet. Bekerja dengan ozon harus di
tempat dengan ventilasi yang baik (local exhaust). Untuk menghindari eksplosi, proses
ozonolisis dilakukan pada suhu rendah. Penyimpanan tangki ozon dilakukan dalam rang
dingin dan berventilasi. Penanganan ozon cair harus dengan alat pelindung diri terhadap
bahaya kriogenik.
Tumpahan dan Kebocoran : Kebocoran gas harus segera dihentikan oleh ahlinya dengan
memakai pelindung pernafasan (SCBA). Beri ventilasi daerah kebocoran dan jauhkan
bahan-bahan mudah terbakar.
Alat Pelindung Diri : Pernafasan, Respirator dengan udara bertekanan positif atau self-
contained breathing apparatus (SCBA). Muka dan mata, Kaca mata, goggles dan perisai
muka. Kulit, Gloves (CPE, neoprene) dan pakaian pelindung.
Pertolongan Pertama : Penghirupan, Pindahkan korban ke tempat udara segar. harus
memakai alat pelindung diri. Bila korban tidak bernafas, beri bantuan pernafasan buatan.
Bila masih bernafas, beri bantuan dengan oksigen. Terkena mata : Cuci segera dengan air
hangat selama 15 menit. Terkena kulit : Cuci dengan air sabun.
Pemadaman api : Ozon adalah oksigen, jadi kebakaran oleh ozon dapat menyala terus
meskipun diisolasi. Pemadam api seperti bubuk kimia, CO2, halon dapat dipakai. Air dapat
dipakai juga untuk pemadaman dan pendinginan tabung agar tidak meledak.
Informasi Lingkungan
Dalam alam ozon berada pada lapisan stratosfer. Lapisan tersebut berfungsi untuk
menyerap sinar uitra violet dari matahari. Kini didentifikasi bahwa lapisan ozon telah
banyak bolong akibat panyaknya buangan senyawa fluorocarbon (CFC). Bolongnya
lapisan ozon akan menyebabkan penyakit kanker kulit atau perubahan musim. Baku mutu
udara ambient : 0,10 ppm.
5. MSDS Oksidator

Tanggal Dibuat : 17 Juni 2014


Nama Data : Klor / Klorin
Rumus Molekul : Cl2
Informasi Bahan Singkat : Gas berwarna hijau kekuning-kuningan, juga bersifat korosif.
Amat berbahaya terhadap saluran pernapasan dan paru-paru. Berbau tajam yang mencekik.

Sifat-Sifat Bahaya
1. Kesehatan : Efek Jangka Pendek :amat iritan terhadap hidung, tenggorokan dan saluran
pernafasan atas 30 ppm menyebabkan batuk, dada sakit dan sukar bernafas Efek jangka
panjang: gangguan saluran pernafasan, inflamasi hidung dan korosi lapisan gigi. Dapat
mask ke dalam tubuh melalui pernafasan dan kulit.
2. Kebakaran : Bubuk kimia kering, CO2, Bilaapi besar gunakan kabut air, dan busa.
Sifat-Sifat Fisika
1. Wujud : Gas
2. Titik lebur : -101oC
3. Titik didih : -3,40
4. Kepadatan : (Pada STS) : 3,2 g/L
Keselamatan dan Pengamanan
Penanganan dan Penyimpanan : mengatasi gas klor dan bekerjalah dalam almari asam.
Membawa slider gas harus dengan troly dan jangan sampai jatuh. Penyimpanannya Simpan
dalam qudang yang than korosi dan berventilasi
Tumpahan dan Kebocoran : Bila terjadi tumpahan atau kebocoran, hanya ditangani oleh
ahlinya dengan memakai alat pelindung diri. Isolasi daerah kebocoran, jauhkan sumber api
beri ventilasi
Alat Pelindung Diri : Pernafasan : respirator penyerap gas atau respirator Idengan udara
tekan Mata atau muka : kacamata, goggle, pelindung muka. kulit: sarung tangan (neoprena,
PVC, Vitron)
Pemadaman api : Bubuk kimia kering, CO2, Bilaapi besar gunakan kabut air, dan busa.
Informasi Lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.
KEPUTUSAN

MENTERI TENAGA KERJA

NOMOR : KEP.187/MEN/1999

TENTANG
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA
Pasal 1

a. Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang
berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja,
instalasi dan lingkungan.
b. Nilai Ambang Kuantitas yang selanjutnya disebut NAK adalah standar kuantitas bahan kimia
berbahaya untuk menetapkan potensi bahaya bahan kimia di tempat kerja.

c. Lethal Dose 50 (LD50) adalah dosis yang menyebabkan kematian pada 50% binatang
percobaan.

d. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.

e. Menteri adalah menteri yang membidangi ketenagakerjaan.

Pasal 2

Pengusaha atau pengurus yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan


mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia
berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Pasal 3

Pengendalian bahan kimia berbahaya sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi :

a. penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan label;

b. penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.

BAB II

PENYEDIAAN DAN PENYAMPAIAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN DAN LABEL


Pasal 4

(1) Lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi
keterangan tentang identitas bahan dan perusahaan, Komposisi bahan, Identifikasi bahaya,
Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), Tindakan penanggulangan kebakaran,
Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan dan lainya.

(2) Bentuk lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana
tercantum dalam lampiran I Keputusan Menteri ini.

Pasal 5

Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan mengenai Nama
produk, Identifikasi bahaya, Tanda bahaya dan artinya, Uraian risiko dan penanggulangannya,
Tindakan pencegahan dan lainnya.

Pasal 6

Lembar Data Keselamatan Bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dan Label sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 diletakkan di tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.

BAB III

PENETAPAN POTENSI BAHAYA INSTALASI

Pasal 7

(1) Pengusaha atau Pengurus wajib menyampaikan Daftar Nama, Sifat dan Kuantitas

Bahan Kimia Berbahaya di tempat kerja dengan mengisi formulir.

(2) Kantor Departemen/Dinas Tenaga Kerja setempat selambat-lambatnya 14 (empat

belas) hari kerja setelah menerima daftar.

Pasal 8

Potensi bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Bahaya besar;

b. Bahaya menengah;
Kategori potensi bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Nama, Kriteria serta
Nilai Ambang Kuantitas (NAK) Bahan Kimia Berbahaya di tempat kerja.

Pasal 9

Kriteria bahan kimia berbahaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) terdiri dari:

a. Bahan beracun;

b. Bahan sangat beracun;

c. Cairan mudah terbakar;

d. Cairan sangat mudah terbakar;

e. Gas mudah terbakar;

f. Bahan mudah meledak;

g. Bahan reaktif;

h. Bahan oksidator.

Pasal 10

Sifat kimia, fisika dan toksik, bahan kimia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
sebagai berikut :
a. Bahan beracun dalam hal pemajanan melalui Mulut : LD50 > 25 atau < 200 mg/kg berat
badan, atau Kulit : LD50 > 25 atau < 400 mg/kg berat badan, atau Pernafasan : LC50 > 0,5 mg/l
dan 2 mg/l;

b. Bahan sangat beracun dalam hal pemajanan melalui Mulut : LD50 ≤ 25 mg/kg berat badan,
atau Kulit : LD50 ≤ 25 mg/kg berat badan, atau Pernafasan : LC50 ≤ 0,5 mg/l.

Pasal 11

Sifat fisika dan kimia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:

a. Cairan mudah terbakar dalam hal titrik nyala > 21° C dan < 55° C pada tekanan 1 (satu)
atmosfir;

b. Cairan sangat mudah terbakar dalam hal titik nyala < 21° C dan titik didih > 20°C pada
tekanan 1 (satu) atmosfir;

c. Gas mudah terbakar dalam hal titik didih < 20° C pada tekanan 1 (satu) atmosfir.
Pasal 12

Bahan kimia ditetapkan termasuk kriteria reaktif sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf g
apabila bahan tersebut :

a. bereaksi dengan air, mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.

b. bereaksi dengan asam, mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar atau beracun atau
korosif.

Pasal 13

Nilai Ambang Kuantitasnya (NAK) bahan kimia yang termasuk kriteria beracun atau sangat
beracun, sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, dan mudah meledak atau reaktif sebagaimana
dimaksud dalam pasal 12 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III Keputusan Menteri ini.

Pasal 14

Nilai Ambang Kuantitas (NAK) bahan kimia selain yang dimaksud dalam pasal 13 ditetapkan
sesuai jumlah dalam bentuk ton.

pasal 15

Perusahaan atau industri yang mempergunakan bahan kimia berbahaya dengan kuantitas
melebihi Nilai Ambang Kuantitas (NAK) mempunyai potensi bahaya besar. sedangkan yang
lebih kecil mempunyai potensi menengah.

BAB IV

KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS

Pasal 16

(1) Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi bahaya besar sebagaimana dimaksud
pada pasal 15 ayat.

a. Mempekerjakan petugas K3 Kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja
nonshift sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja shift
sekurang-kurangnya 5 (lima) orang.

b. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya 1 (satu) orang;

c. Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar dan lainnya.

(2) Pengujian faktor kimia dan instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan
f dilakukan oleh perusahaan jasa K3 atau instansi yang berwenang.

Pasal 17

(1) Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi bahaya menengah sebagaimana

dimaksud pada pasal 15 ayat (2) wajib melakakukan pemeriksaan dan pengujian tempat kerja.

Pasal 18

Hasil pengujian faktor kimia dan instalasi sebagaimana dimaksud pada pasal 16 ayat (2)

dan pasal 7 ayat (2) dipergunakan sebagai acuan dalam pengendalian bahan kimia berbahaya di
tempat kerja.

Pasal 19

(1) Dokumen pengendalian potensi bahaya besar sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1)
huruf c sekurang-kurangnya memuat Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko,
Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia, serta pengoperasian dan
pemeliharaan instalasi, Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja, Rencana dan prosedur
penanggulangan keadaan darurat dan Prosedur kerja aman.
(2) Dokumen pengendalian potensi bahaya menengah sebagaimana dimaksud dalam pasal 17
ayat (1) huruf b.

Pasal 20

Dokumen pengendalian potensi bahaya besar dan potensi bahaya menegah disampaikan kepada
Kantor Departemen/Dinas Tenaga Kerja setempat

Pasal 21

Dinas Tenaga Kerja setempat selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima
dokumen pengendalian sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (1) dan (2) melakukan
penelitian kebenaran isi dokumen tersebut.

BAB V

PENUNJUKAN PETUGAS K3 DAN AHLI K3 KIMIA

Pasal 22

a. Petugas K3 Kimia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) huruf a dan pasal 17 ayat
(1) huruf a mempunyai kewajiban : Melakukan identifikasi bahaya, Melaksanakan prosedur kerja
aman, dan mengembangkan pengetahuan K3.
b. Untuk dapat ditunjuk sebagai Petugas K3 Kimia ditetapkan Bekerja pada perusahaan yang
bersangkutan, Tidak dalam masa percobaan, Hubungan kerja tidak didasarkan pada Perjanjian.

Pasal 23

(1) Ahli K3 Kimia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) huruf b mempunyai
kewajiban Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan, memberikan laporan, merhasiakan
keterangan dan melakukan identifikasi.

(2) Penunjukan Ahli K3 Kimia sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 24

Permohonan penunjukan Petugas K3 Kimia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melampirkan :

a. Daftar riwayat hidup;

b. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter;

c. Surat keterangan pernyataan bekerja penuh dari perusahaan yang bersangkutan;

d. Fotocopy ijazah atau surat tanda tamat belajar terakhir;

e. Sertifikat kursus teknis petugas K3 Kimia.

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan melaksanakan pengawasan terhadap ditaatinya Keputusan


Menteri ini.

Pasal 26

Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri ini, maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.
612/Men/1989 tentang Penyediaan Data Bahan Berbahaya Terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 27

Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

KEPUTUSAN MENTRI LINGKUNGAN HIDUP NO. 3 TAHUN 2008


Menurut PP No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3. Salah satu Peraturan Terkait Pengelolaan B3
yaitu Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun.

Identifikasi B3

(1) B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. mudah meledak (explosive);

b. pengoksidasi (oxidizing);

c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);

d. sangat mudah menyala (highly flammable);

e. mudah menyala (flammable);

f. amat sangat beracun (extremely toxic);

g. sangat beracun (highly toxic);

h. beracun (moderately toxic); i. berbahaya (harmful);

j. korosif (corrosive); k. bersifat iritasi (irritant);

l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);

m. karsinogenik (carcinogenic); 255 n. teratogenik (teratogenic);

o. mutagenik (mutagenic).

(2) Klasifikasi B3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari :

a. B3 yang dapat dipergunakan;

b. B3 yang dilarang dipergunakan; dan

c. B3 yang terbatas dipergunakan.

(3) B3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tercantum dalam Lampiran Peraturan Pemerintah
ini.

Simbol B3 sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008, adalah :


Label (Tanda/Simbol) Kemasan Bahan/Material) Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)
secara umum merujuk pada Globally Harmonized System - United Nations (GHS) yang
diterbitkan oleh PBB (Perserikatan Bangsa - Bangsa). Label (plakat) dipasang per satuan kemasan
bahan berbahaya ataupun kemasan paket kumpulan bahan/material berbahaya. Terdapat 9
(sembilan) Klasifikasi Bahan (Material) Berbahaya / B3 (Beracun dan Berbahaya), antara lain :
Label (Tanda/Simbol) Kemasan Bahan/Material) Berbahaya / B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).

CONTOH PENERAPAN LABEL


Ukuran Simbol pada Kemasan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)

Contoh Pemberian simbol dan label pada wadah/kemasan B3

Anda mungkin juga menyukai