Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM


Material Safety Data Sheet

Disusun Oleh:
Faiza Alipasha Mursalin (22010121120039)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
2021
Rangkuman Material Safety Data Sheet: Hydrochloric Acid (HCl)

1. Identifikasi Bahan Kimia


Bahan kimia yang dibahas pada tugas ini adalah Hydrochloric Acid atau yang
lebih dikenal dengan nama asam klorida atau HCl. Senyawa asam klorida merupakan
asam kuat monoprotik yang berbentuk larutan. Larutan asam klorida berwarna bening
hingga kuning pucat dan berbau menyengat. Larutan ini terbentuk dari gas hidrogen
klorida yang dilarutkan ke dalam air. Larutan asam klorida bersifat korosif dan
menghasilkan uap yang dapat menyebabkan iritasi. Sifat fisika seperti titik didih, titik
leleh, kerapatan, dan pH dari asam klorida dapat bervariasi tergantung pada
konsentrasi asam klorida dalam air.

2. Identifikasi Bahaya
Larutan asam klorida memiliki beberapa simbol pada kemasannya yang harus
diperhatikan. Simbol tersebut adalah:
 Corrosive (korosif)

Simbol disamping menunjukkan bahwa bahan kimia


bersifat korosif atau dapat merusak jaringan hidup dan
logam.

 Bahaya bagi kesehatan

Simbol ini menunjukkan bahwa bahan kimia/produk


dapat menyebabkan gangguan kesehatan jika terpapar.
Gangguan yang dimaksud adalah iritasi pernapasan,
iritasi mata berat, reaksi alergi pada kulit, serta dampak
fatal jika terhirup.

Apabila terpapar, larutan HCl dapat menyebabkan cedera mata yang ireversibel.
Uap atau kabutnya dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar yang parah,
dengan tingkat keparahan cedera tergantung pada konsentrasi larutan dan durasi
paparan. Jika tertelan, HCl dapat menyebabkan luka bakar saluran pencernaan yang
parah dengan gejala sakit perut, muntah, dan kemungkinan kematian. Dapat pula
menyebabkan korosi dan kerusakan jaringan permanen pada kerongkongan dan
saluran pencernaan. HCl juga dapat berakibat fatal jika terhirup. Kontak kulit yang
berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Paparan berulang dapat
menyebabkan erosi gigi dan pendarahan pada hidung dan gusi.

3. Tata Cara Pertolongan Pertama


 Panggil dokter sebagai salah satu bentuk pertolongan pertama.
 Bila terjadi kontak pada kulit, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15
menit. Bersihkan secara menyeluruh pakaian dan sepatu yang terkontaminasi
sebelum digunakan lagi.
 Jika terpapar pada mata, basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit,
buka tutup mata beberapa kali, lalu cari pertolongan medis.
 Apabila terhirup, segera cari udara segar. Jika tidak bisa bernapas, berikan
pernapasan buatan. Berikan oksigen jika masih sulit bernapas.
 Jika tertelan, berikan beberapa gelas susu atau air. Akan terjadi beberapa kali
muntah, tetapi jangan dipaksakan. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut
orang yang tidak sadar.

4. Tata Cara Penanggulangan Kebakaran


Dalam hal terjadi kebakaran pada larutan, kenakan alat bantu pernapasan dan
alat pelindung lengkap. Gunakan agen yang paling tepat untuk memadamkan api.
Gunakan pula semprotan air untuk menjaga wadah yang terkena api tetap dingin
karena wadah dapat meledak terkena panas. Kumpulkan air yang digunakan untuk
memadamkan api karena aliran air tersebut dapat merusak lingkungan.

5. Tata Cara Penanggulangan Tumpahan


Hindari aliran tumpahan ke selokan yang mengarah ke saluran air. Serap
tumpahan dengan lap basah, kemudian letakkan di dalam tempat sampah kimia.
Tumpahan dapat dinetralkan dengan basa lemah seperti kalsium oksida (CaO). setelah
itu, isolasi area dan berikan ventilasi.
6. Penanganan dan Penyimpanan
 Penanganan: Cuci tangan dan muka dengan bersih setelah penanganan. Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali. Hindari
terkena mata, kulit, atau pakaian. Tutup wadah larutan dengan rapat. Buang sepatu
yang terkontaminasi. Jauhkan pula dari basa dan logam yang kuat. Berhati-hatilah
saat membuka larutan. Jangan gunakan dengan spatula logam atau benda logam
lainnya. Jangan menghirup uap atau kabut yang dihasilkan larutan. Gunakan
hanya dengan ventilasi yang memadai atau perlindungan pernapasan.
 Penyimpanan: Simpan di tempat yang sejuk, kering, berventilasi baik, jauh dari
zat yang dapat bereaksi dengan asam klorida. Jangan simpan dalam wadah logam.
Jauhkan asam klorida dari bahan alkali dan pisahkan dari bahan pengoksidasi.

7. Pengontrolan dan Perlindungan Diri


 Tindakan perlindungan individual: Pakaian pelindung dipilih secara spesifik
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani.
 Perlindungan mata/wajah: Menggunakan kacamata pelindung dan pengaman
wajah yang telah diuji dan sesuai standar pemerintah.
 Perlindungan kulit / Tangan: Gunakan sarung tangan yang telah diperiksa
kelayakannya sebelum digunakan. Gunakan teknik pemindahan sarung tangan
yang benar (tanpa menyentuh permukaan luar sarung tangan) untuk menghindari
kontak kulit dengan produk ini. Buanglah arung tangan yang terkontaminasi
setelah digunakan.

8. Stabilitas dan Reaktivitas


Larutan HCl stabil secara kimiawi pada kondisi ruangan standar. Dapat
menghasilkan gas atau uap yang berbahaya jika mengalami kontak dengan logam.
Larutan ini juga dapat mengalami reaksi hebat dengan air. Hindari kontak larutan
dengan
oksidator kuat, basa kuat, logam, halogen, dan campuran logam.
Referensi:
1. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Hydrochloric-acid#section=Chemical-
Vendors
2. https://fscimage.fishersci.com/msds/11155.htm

Anda mungkin juga menyukai