Anda di halaman 1dari 5

e-ISSN : 2621-6973

Jurnal Pengolahan Pangan 5 (1) 21-25, Juni 2020 p-ISSN : 2527-5631

PERBANDINGAN METODE RENDERING BASAH DAN EKSTRAKSI


PELARUT N-HEKSANA TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA
MINYAK IKAN SELAR (Selaroides leptolepis)

COMPARISON OF WET RENDERING METHODS AND N-hexane solubilizer


EXTRACTION ON CHEMICAL CHARACTERISTICS OF
SELAR FISH OIL (Selaroides leptolepis)
Nurfadilah1*
1
Program Studi Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Laut, Politeknik Palu
Jln. Sinarkemuning 1 No. 1A Palu 94118 Sulawesi Tengah Indonesia

ABSTRAK
Minyak ikan memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan manusia karena umumnya
mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang yang mempunyai ikatan rangkap dua yaitu
eikosapenta-enoat (EPA), dan dokosa-heksaenoat (DHA). Minyak Ikan diperoleh dari proses ekstraksi
yakni proses pemisahan minyak ikan dari dagingnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan metode rendering basah dan ekstraksi pelarut n-heksana terhadap karakteristik kimia
minyak ikan selar (selaroides leptolepis). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif eksperimen dengan membandingkan 2 metode ekstraksi yang dijadikan perlakuan dalam
penelitian ini. Metode ekstraksi yang digunakan adalah Metode Ekstraksi Rendring Basah dan Pelarut N-
Heksana. Minyak ikan hasil ekstraksi selanjutknya dikarakterisasi bilangan asam, bilangan penyabunan
dan bilangan peroksida. Bilangan penyabunan dengan metode ekstraksi rendering basah (20,63 mg
KOH/gr) adalah relatif sama dengan metode ekstraksi pelarut (20,53). Bilangan peroksida pada metode
ekstraksi rendering basah(29,59 mek/kg) lebih tinggi dibanding dengan metode ekstraksi pelarut n-
heksana (24,77 mek/kg). Bilangan asam pada metode ekstraksi rendering basah (70,2 mg KOH/gr) lebih
tinggi dibanding dengan metode ekstraksi pelarut (23,74 mg KOH/gr). Minyak ikan selar yang
diekstraksi menggunakan metode rendering basah dan pelarut n-heksana mempunyai kualitas yang rendah

Kata kunci: minyak ikan, rendering basah, pelarut n-heksana

ABSTRACT
Fish oil contains nutrients that are good for human growth because generally it contains long-chain
unsaturated fatty acids that have double bonds, namely eicosapenta-enoate (EPA), and docose-
hexaenoate (DHA). Fish Oil is obtained from the extraction process, namely the process of separating
fish oil from the meat. This study aims to determine the comparison of wet rendering methods and n-
hexane solvent extraction on the chemical characteristics of selar fish oil (selaroides leptolepis). The
method used in this research is descriptive experimental method by comparing the 2 extraction methods
that are treated in this study. The extraction method used was the Wet Rendring Extraction Method and
N-Hexane Solvent. The extracted fish oil was then characterized by the acid number, saponation number
and peroxide number. The saponification number using the wet rendering extraction method (20.63 mg
KOH / g) is relatively the same as the solvent extraction method (20.53). The peroxide value in the wet
rendering extraction method (29.59 mek / kg) was higher than the n-hexane solvent extraction method
(24.77 mek / kg). The acid number in the wet rendering extraction method (70.2 mg KOH / gr) was higher
than the solvent extraction method (23.74 mg KOH / gr). Selar fish oil extracted using wet rendering
method and n-hexane solvent has low quality.

Keywords: fish oil, wet rendering, n-hexane solvent


------------------------------------------------------------------ Pendahuluan
*)
Penulis Korespondensi. Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi
E-mail: nurfadillah.mh@gmail.com. penting bagi proses kelangsungan hidup manusia.
HP : 085241327039
21
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 5 (1) 21-25, Juni 2020 p-ISSN : 2527-5631
Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan Tujuan dan Manfaat
pangan sejak beberapa abad yang lalu. Sebagai Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bahan pangan, ikan mengandung zat gizi utama perbandingan metode rendering basah dan
seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. ekstraksi pelarut n-heksana terhadap karakteristik
Lemak yang terkandung dalam ikan pada kimia minyak ikan selar (selaroides leptolepis).
umumnya adalah asam lemak poli tak jenuh yang Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
biasa dikenal dengan Omega-3 ( Estiasih, 2009). memberikan informasi ilmiah mengenai
Salah satu upaya dalam meningkatkan perbandingan metode rendering basah dan
konsumsi ikan khususnya ikan selar adalah ekstraksi pelarut n-heksana terhadap karakteristik
dengan diversifikasi produkmisalnya membuat kimia minyak ikan selar (selaroides leptolepis).
minyak ikan dari ikan selar. Minyak adalah salah .
satu golongan lipid, yaitu senyawa organik yang Metodologi Penelitian
ada di alam dan tidak larut di dalam air, tapi larut
Alat dan Bahan
dalam pelarut organik nonpolar, seperti dietil
Alat-alat yang digunakan adalah : baskom,
eter, kloroform, benzena dan hidrokarbon lainnya
talenan, pisau, Panci, alat pres ,kain pres warna
yang polaritasnya sama (Hastarini, 2013).
putih, thermometer, kompor, timbangan analitik,
Minyak ikan memiliki kandungan nutrisi yang
timbangan digital, sentrifius , dan alat-alat gelas
baik bagi pertumbuhan manusia karena umumnya
seperti : gelas ukur, gelas kimia, pipet volume,
mengandung asam lemak tak jenuh berantai
pipet tetes, labu erlenmeyer, buret, labu takar,
panjang yang mempunyai ikatan rangkap dua
corong pisah, dan tabung reaksi. Bahan utama
yaitu eikosapenta-enoat (EPA), dan dokosa-
yang digunakan adalah: ikan selar, Bahan kimia :
heksaenoat (DHA). Minyak Ikan diperoleh dari
Kl, H2O, NaOH (natrium hiroksida), Na 2SO4
proses ekstraksi yakni proses pemisahan minyak
(natrium sulfat), Alkohol, HCl (asam klorida),
ikan dari dagingnya (Estiasih T, 2009).
KOH, kloroform, dan aquades.
Rendering basah merupakan metode
ekstraksi minyak ikan yang sering digunakan
Prosedur Penelitian
karena metode ini tidak memerlukan bahan kimia
Metode dan Parameter Pengujian
selama proses dan ramah lingkungan karena tidak
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menghasilkan polusi dan mudah diaplikasikan
adalah metode deskriptif eksperimen. dengan
untuk pengolahan limbah (Jayathilakan dkk.,
membandingkan 2 metode ekstraksi yang
2012; Sindt, 2017).
dijadikan perlakuan dalam penelitian ini. Metode
Ekstraksi rendering basah paling banyak
ekstraksi yang digunakan adalah Metode
dilakukan oleh industri pengolahan minyak ikan.
Ekstraksi Rendring Basah dan Pelarut N-
Tahap utama dari teknik ini adalah perebusan dan
Heksana. Minyak ikan hasil ekstraksi
pengepresan. Tujuan dari perebusan adalah
selanjutknya dikarakterisasi bilangan asam,
mengkoagulasikan protein, memecah dinding sel
bilangan penyabunan dan bilangan peroksida.
dan melepaskan minyak dengan air. Tujuan
pengepresan adalah untuk memisahkan minyak
Metode Ekstraksi Dengan menggunakan
dari padatan dengan sempurna. Minyak kasar
Rendering Basah
diperoleh setelah dipisahkan dari air melalui
Untuk mendapatkan minyak ikan dilakukan
pengendapan (Astawan, 1998).
dengan menggunakan metode ekstraksi
Salah satu metode ekstraksi untuk
rendering basah yang meliputi pembersihan Ikan
mendapatkan minyak ikan Selain ekstraksi
dari sisik,isi perut dan ingsannya kemudian di
rendering basah adalah dengan menggunakan
cuci bersih, selanjutnya dilakukan penimbangan
metode ekstraksi pelarut n-heksana. N-Heksana,
dengan berat 2 kg, lalu dilakukan pengukusan
adalah suatu hidrokarbon alkana dengan rumus
dalam air mendidih selama 30 menit kemudian
kimia C6H14. Heksana merupakan hasil refining
dilakukan pengepresan untuk mengeluarkan
minyak mentah. Komposisi dan fraksinya
cairan (minyak dan air), cairan yang diperoleh
dipengaruhi oleh sumber minyak. Umumnya
dari proses pengepresan dipisahkan
berkisar 50% dari berat rantai isomer dan
menggunakan corong pisah setelah itu dilakukan
mendidih pada 60 – 70˚C. Seluruh isomer
sentrifuse selama 10 menit dan akan
heksana dan sering digunakan sebagai pelarut
menghasilkan minyak ikan kasar.
organik yang bersifat inert karena non-polarnya.
Banyak dipakai untuk ekstraksi minyak dari biji,
misal kacang-kacangan dan flax. (Atkins, 1987).
22
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 5 (1) 21-25, Juni 2020 p-ISSN : 2527-5631
Metode Ekstraksi Menggunakan Pelarut N-
Heksana
Salah satu metode ekstraksi untuk
mendapatkan minyak ikan adalah dengan
menggunakan metode ekstraksi pelarut n- (Woodman dan Sneel et al. dalam Sudarmadji,
heksana, yang meliputi pembersihan ikan dari 1984)
ingsan dan isi perut kemudian ikan yang telah b. Analisis Bilangan Asam
bersih dipotong-potong dikeringkan dalam oven Permasari, (2003) bilangan asam adalah
dan dipanaskan dengan suhu 600C selama dua banyaknya miligram KOH yang diperlukan untuk
hari,hal ini dilakukan berulang hingga berat ikan menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram
mencukupi berat 1 kg, ikan kemudian diblender minyak atau lemak. Adapun prosedur kerja
hingga halus timbang ikan yang telah halus bilangan asam adalah, minyak sebanyak 20 gram
dengan berat 100gr, selanjutnya sampel ikan dimasukkan kedalam elemeyer 250 ml di tambah
dicampurkan menggunakan larutan n-heksana 50 ml alcohol 95% kemudian elemeyer ditutup
sebanyak 600ml dan dilakukan pengocokan dengan pendingin balik panaskan hingga
dengan menggunakan alat shaker selama 1 jam mendidih dinginkan dan tambahkan 1 ml larutan
setelah itu dilakukan penyaringan menggunakan indikator phenolphthalein (1% dalam 95%
penyaring vakum kemudian dilakukan pemisahan alcohol) dan titrasi dengan KOH 0,1 N sampai
antara minyak dan larutan n-heksana dengan warna merah jambu
menggunakan alat rotary vacum evaporator Perhitungan:
sampai pelarut n-heksana terpisah menghasilkan
minyak ikan kasar.

Analisis Karakteristik Minyak Ikan (Woodman dan Sneel et al. dalam Sudarmadji,
a. Analisis Bilangan Penyabunan dkk, 1984).
Permasari, (2003) angka penyabunan adalah c. Analisis Bilangan Peroksida
banyaknya miligram KOH yang dibutuhkan Permasari, (2003) bilangan peroksida ini
untuk menyabunkan 1 gram minyak atau lemak. dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
Adapun Presedur kerja bilangan penyabunan oksidasi lemak atau minyak. Untuk mengetahui
meliputi sampel minyak disaring dengan corong bilangan peroksida dalam suatu minyak atau
pemisah untuk memisahkanbahan asing (kotoran) lemak maka dapat dilakukan dengan cara
dan kandungan air, kemudian di timbang 4 – 5 sebagai berikut Masukkan 0,5 gram minyak,
gram sampel dalam labu elemeyer 300 ml, tambahkan 30 ml pelarut kloro form asam asetat
tambahkan perlahan-lahan sebanyak 50 ml NaOH kemudian dikocok. Tambahkan 0,5 ml KI jenuh
0,5 N beralkohol dengan menggunakan pipet sambil dikocok, selanjutnya sampel didiamkan
ukur. selama 2 menit di tempat gelap dan tambahkan
Sesudah ditutup dengan pendingin balik 30 ml aquades. Titrasi dengan larutan standar
sampel didihkan sampai minyak tersabunkan Na–tiosulfat 0,1 N dengan indikator amilum.
dengan sempurna ditandai dengan tidak terlihat Pada tiap-tiap penentuan angka peroksida secara
butiran-butiran lemak atau minyak dalam titrasi dilakukan juga titrasi blanko sebagai dasar
larutan,selanjutnya sampel didinginkan dan perhitungan (koreksi kesalahan pengukuran
bagian dalam dari pendingin tegak dibilas dengan bahan kimia).
sedikit air dan tambahkan 1 ml larutan indikator Perhitungan :
phenolphthalein (1% dalam 95% alkohol).
lakukan titrasi dengan HCl o,5 N sampai warna
merah jambu hilang atau tidak tampak. Pada tiap-
tiap penentuan angka penyabunan secara titrasi (Woodman dan Sneel et al. dalam Sudarmadji,
dilakukan juga titrasi blanko sebagai dasar
1984).
perhitungan (koreksi kesalahan pengukuran
bahan kimia) ialah selisih antara mililitertitrasi
Hasil dan Pembahasan
contoh dengan titrasi blanko.
Perhitungan : Analisa Bilangan Penyabunan
Data pengamatan dari hasil uji T bilangan
penyabunan minyak ikan dengan menggunakan
metode ekstraksi rendering basah dan ekstraksi
23
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 5 (1) 21-25, Juni 2020 p-ISSN : 2527-5631
pelarut n-heksana. disajikan pada histogram
berikut.

Data pada histogram Gambar 2.


Menunjukan bahwa bilangan peroksida pada
metode ekstraksi rendering basah(29,59 mek/kg)
lebih tinggi dibanding dengan metode ekstraksi
Data pada histogram Gambar 1. pelarut n-heksana (24,77 mek/kg). Terjadinya hal
menunjukan bahwa angka bilangan penyabunan ini diduga akibat bilangan peroksida pada metode
dengan metode ekstraksi rendering basah (20,63 ekstraksi rendering basah menggunakan suhu
mg KOH/gr) adalah relatif sama dengan metode panas yang cenderung lebih tinggi dibanding
ekstraksi pelarut (20,53). Hal ini diduga bilangan dengan suhu pemanasan pada metode ekstraksi
penyabunan kurang dipengaruhi oleh metode pelarut n-heksana, sehingga reaksi oksidsasi lebih
ekstraksi, karena banyaknya berat molekul tinggi yang menyebabkan kerusakan pada
minyak yang dipengaruhi oleh jenis ikan, minyak tersebut.
bilangan penyabunan mempengaruhi berat Uji bilangan peroksida bertujuan untuk
molekul suatu minyak, apabila asam lemak melihat berapa besar bilangan peroksida pada
memiliki berat molekul lebih rendah (rantai minyak, semakin besar bilangan peroksida
pendek) maka gliseridanya lebih bagus. Semakin menunjukkan peningkatan kerusakan yang terjadi
rendah bilangan penyabunan maka berat molekul pada minyak tersebut (Susilawati, 1994).
semakin tinggi yang mengakibatkan semakin Menurut Almunady, dkk, (2011) bahwa
panjang reaksi karbonnya. Dapat disimpulkan minyak dengan kandungan asam lemak tak jenuh
bahwa uji penyabunan dari minyak ikan selar ini yang tinggi mudah mengalami oksidasi.
masih belum memenuhi standar yang ditetapkan Kerusakan minyak ikan diawali oleh terputusnya
oleh SNI pada angka 196-200 mg KOH/g (SNI asam lemak tidak jenuh membentuk radikal-
2006). radikal bebas yang disebabkan oleh cahaya,
Minyak yang disusun oleh asam lemak panas, peroksida lemak, logam berat,
berantai C pendek berarti mempunyai berat hemoglobin, klorofil dan enzim lipooksidase.
molekul relatif kecil dan akan mempunyai angka Radikal-radikal ini kemudian bereaksi dengan
penyabunan besar, sebaliknya minyak dengan oksigen membentuk senyawa hidrokperoksida
berat melekul besar mempunyai angka aktif yang akhirnya mempengaruhi sifat-sifat
penyabunan yang relative kecil (Sudarmadji dkk, fisik dan kimia dari minyak ikan ertersebut.
1984). Analisis Bilangan Asam
Data hasil analisa bilangan asam minyak
Analisa Bilangan Peroksida ikan selar dan uji T dengan menggunakan metode
Data hasil pengamatan bilangan peroksida ekstraksi rendering basah dan ekstraksi pelarut
minyak ikan selar dan uji T dengan menggunakan disajikan pada tabel berikut.
metode ekstraksi rendering basah dan metode
ekstraksi pelarut N-heksana disajikan pada
histogram berikut:

24
e-ISSN : 2621-6973
Jurnal Pengolahan Pangan 5 (1) 21-25, Juni 2020 p-ISSN : 2527-5631
Data pada histogram Gambar 3 menunjukan Daftar Pustaka
bahwa bilangan asam pada metode ekstraksi
Almunady T, Yohandini H, Gultom JU. 2011.
rendering basah (70,2 mg KOH/gr) lebih tinggi
Analisis kualitatif dan kuantitatif asam
dibanding dengan metode ekstraksi pelarut
lemak tak jenuh omega-3 dari minyak ikan
(23,74 mg KOH/gr). Dapat disimpulkan bahwa
patin (Pangasius pangasius) dengan metode
ekstraksi minyak ikan mas menunjukkan
kromatografi gas. Jurnal Penelitian
rendahnya kualitas minyak yang diperoleh.
Sains XIV (4): 38-42
Bilangan asam yang dihasilkan pada
metode ekstraksi rendering basah cukup tinggi Astawan M. 1998. Teknik ekstraksi dan
dikarena menggunakan panas pada tahap proses pemanfaatan minyak ikan untuk
ekstraksi sehingga terjadi reaksi oksidasi yang kesehatan. Bul. Teknol. dan Industri
menyebabkan minyak mudah tengik dan rusak. Pangan IX(1): 44-54
Menurut Sudarmadji, dkk, (1984) Angka Atkins P.W.,1987. Physical chemistry, 2nd
asam yang besar menunjukan asam lemak bebas Oxford ELBS.
yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak
ataupun karena proses pengolahan yang kurang Estiasih T. (2009). Minyak Ikan, Teknologi dan
baik. Makin tinggi angka asam makin rendah Penerapannya untuk Pangan dan Kesehatan.
kualitasnya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hastarini. (2013). Karakteristik minyak ikan dari
Kesimpulan dan Saran limbah pengolahan filet ikan patin siam
Kesimpulan (pangasius hypopthalmus) dan patin jambal
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas (pangasius djambal). Jurnal Agritech
maka dapat disimpulkan: Fakultas Teknologi Pertanian UGM, 32(4).
1. Bilangan penyabunan dengan metode https://doi.org/10.22146/agritech.9584
ekstraksi rendering basah (20,63 mg Jayathilakan, K., K. Sultana, K. Radhakrisna, and
KOH/gr) adalah relatif sama dengan metode A. Bawa. (2012). Utilization of Byproducts
ekstraksi pelarut (20,53). Dan dapat and Waste Materials from Meat, Poultry and
disimpulkan bahwa uji penyabunan dari Fish Processing Industries: A review. J.
minyak ikan selar ini masih belum Food Sci. Technol. 49: 278–293.
memenuhi standar yang ditetapkan oleh SNI
pada angka 196-200 mg KOH/g. Bilangan Permasari . 2003. Analisis kuantitatif Lipida.
peroksida pada metode ekstraksi rendering Diterbitkan FPMIPA, UPI.
basah(29,59 mek/kg) lebih tinggi dibanding Sindt, G. L. (n.d.). 2017. Environmental issues in
dengan metode ekstraksi pelarut n-heksana the rendering industry Gregory L. Sindt,
(24,77 mek/kg). Bilangan asam pada metode P.E. Environmental Engineer Bolton and
ekstraksi rendering basah (70,2 mg KOH/gr) Menk, Inc.
lebih tinggi dibanding dengan metode
ekstraksi pelarut (23,74 mg KOH/gr). SNI, 2006. Standart nasional indonesia. SNI 04-
2. Minyak ikan selar yang diekstraksi 7182-2006, Komposisi nilai gizi dan
menggunakan metode rendering basah dan karakterisasi minyak. Badan Standar
pelarut n-heksana mempunyai kualitas yang Nasional RI. Jakarta
rendah. Sudarmadji, S, B. Haryono dan Suhardi, 1984.
. Presedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan
Saran Pertanian. Edisi Ketiga. Liberty.
Saran untuk hasil penelitian ini adalah agar Yogyakarta, 138 hal.
kita selalu menjaga sanitasi dan hygiene dalam
pembuatan produk. perlu dilakukan pengujian Susilawati. 1994. Isolasi Asam Lemak Omega-3
lanjutan jika ada yang ingin membuat usaha dan Bantalan Mata Ikan Tuna. Laporan
rumah tangga yaitu dengan melakukan pengujian Penelitian Pusat Antar Universitas Pangan
lanjutan total plate count kecap ikan selama masa dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, 106 hal.
simpan dan uji kandungan protein.

25

Anda mungkin juga menyukai