Anda di halaman 1dari 8

Acc Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


Judul : Ekstraksi Minyak Minyak Buah Kemiri
Tujuan Percobaan : Mempelajari pemisahan senyawa dari padatan dengan teknik ekstraksi

Pendahuluan
Ekstraksi adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan minyak atau lemak dari suatu zat.
Rendering merupakan cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang mengandung kadar
minyak atau lemak yang tinggi. Proses ekstraksi padatan umumnya diterapkan untuk
memindahkan atau memisahkan produk alam dari dahan keringnya yang asli dari tanaman, jamur,
dan lain sebagainya. Ekstraksi dapat dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan, dengan pelarut yang cocok misalnya air, asam organik, dan anorganik, hidrokarbon
jenuh, toluena, karbon disulfida, eter, aseton, hidrokarbon yang mengandung klor dan
isopropanol dan oktanol. Kegunaan kemiri sangat beragam, bagian tanaman kemiri dapat
dimanfaatkan untuk keperluan manusia, batang kayunya digunakan sebagai bahan pembuat pulp
dan batang korek, daunnya dapat digunakan sebagai obat tradisonal, bijinya biasa digunakan
sebagai bumbu masak, sedangkan tempurung bijinya digunakan untuk obat nyamuk bakar dan
arang. Percobaan ini menggunakan metode ekstraksi padat-cair untuk mengekstraksi minyak
kemiri. Percobaan ini dilakukan agar dapat mempelajari teknik pemisahan dari padatan dan
mempelajari metode ekstraksi minyak buah kemiri dengan menggunakan soxhlet
(Simon, 2008).
Kemiri atau yang memiliki nama latin Aleuritas moluccana merupakan tumbuhan yang
bijinya dimanfaatkan menjadi sumber minyak dan rempah-rempah. Penanaman kemiri ditujukan
untuk memperoleh bijinya yang kemudian diolah dan dimanfaatkan sebagai bumbu masakan
Indonesia. Kemiri memiliki tekstur dan rasa yang hampir sama dengan macadamia yang juga
mengandung minyak hampir sama. kandungan minyak pada biji kemiri berkisar antara 60%-66%.
Penanaman kemiri akhir-akhir ini hanya dimanfaatkan untuk diambil minyaknya. Masing-masing
pohon pada setiap penanaman akan menghasilkan sekitar 30 hingga 80 kg kacang kemiri dan
sekitar 15% - 20% dari berat tersebut merupakan minyak. Kandungan yang terdapat dalam
minyak kemiri sebagian besar adalah oleostearat. Minyak yang baru mengering biasa digunakan
untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapisi kertas agar anti air. Bahan sabun,
bahan campuran isolasi, pengganti karet dan lain-lain. Dalam penulisan lontar, bii kemiri yang
telah dibakar digunakan untuk menghitamkan tulisan pada lebaran – lembaran lontar. Kemiri
mempunyai sifat untuk mengatasi dan mengobati peyakit diare, disentri,msakit perut, sembelit,
demam, dan juga sariawan. Manfaat kemiri disebabakan karena kandungan yang ada di dalamnya
seperti sponin, falvonoida, dan polifenol. Komponen tersebut merupakan komponen yang baik
bagi manusia. Terdapat kandungan gi di dalam kemiri seperti protein, lemak, dan
jugabkarbohidrat. Kandungannya yang penting di dalam kemiri adalah vitamin , asam sulfate,
serta foto sentrol yang bias membantu menghambat terjadinya pembentukan kolesterol
(Ketaren, 1986).
Kandungan minyak dalam biji kemiri tergolong tinggi, yaitu 55 – 66% dari berat bijinya.
Minyak kemiri merupakan semi drying oil, berbentuk cair pada suhu kamar, berbentuk padat pada
suhu -15ºC dan lebih cepat mengering di udara terbuka. Hal ini menyebabkan minyak kemiri
dapat digunakan sebagai minyak pengering dalam industri cat dan pernis. Cake oil dari buah
kemiri mengandung 46,2% protein, 4,4% P2O5, dan 2,0% K2O serta gliserida dari asam linolenat,
asam oleat, dan asam linoleat. Komponen utama penyusun minyak kemiri adalah asam lemak tak
jenuh, namun juga terkandung asam lemak jenuh dengan persentase yang relatif kecil. Minyak
kemiri yang terkandung dalam biji buah kemiri juga memiliki banyak manfaat, antara lain bahan
pembuat cat, pernis, sabun, obat, kosmetik, dan bahan bakar. Kadar lemak yang terdapat di
dalam kemiri dapat ditentukan dengan metode ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat–cair atau
leaching merupakan kontak antara fase padat dan fase cair di mana solut berdifusi dari fase padat
ke fase cair, sehingga komponen-komponen solute dalam padatan dapat dipisahkan. Kegunaan
proses leaching dalam industri antara lain untuk memproduksi minyak kacang, minyak tumbuh-
tumbuhan dengan menggunakan pelarut organik seperti acetone dan heksan (Keenan, 1986).
Metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan minyak dari buah kemiri yaitu
metode ekstraksi. Ekstraksi adalah proses penarikan satu zat terlarut dari larutannya di dalam air
oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Metode ini dapat digunakan untuk
analisis makro maupun mikro dan untuk memisahkan secara cepat dan bersih baik untuk zat
organik maupun zat anorganik (Purwani, et all., 2008).
Metode ekstraksi sokhlet merupakan pemisahan satu atau beberapa komponen dari suatu
padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Prinsip dasar ekstraksi sokhlet ini yaitu
didasarkan pada kemampuan larut atau kelarutan yang berbeda dari komponen-komponen dalam
campuran dan pemilihan jenis pelarut. Pemilihan pelarut ini didasarkan atas beberapa faktor,
yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan kriteria
lainnya (Bernasconi, 1995).
Gambar 1. Set alat ekstraksi soxhlet
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan
inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen
terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi.
Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven
pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam
pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya.
(Lucas, 2012).
MSDS (Material Safety Data Sheet)
1. Akuades (H2O)
Akuades merupakan zat yang tidak berwarna, tidak berbau, dan memiliki wujud cair.
Akuades dikenal juga dengan sebutan air dengan pH netral yaitu 7. Air memiliki rumus molekul
H2O. Air memiliki sifat fisik dan sifat kimia, diantaranya adalah massa molar 18,02 g/mol,
densitas yang dimiliki akuades adalah 1 g/cm3, tekanan uapnya sebesar 2,3 kPa pada 20°C dan
kepadatan uapnya mencapai 0,62, titik leburnya sebesar 0 °C, sedangkan titik didihnya sebesar
100 °C pada tekanan 1 atm, dan bentuk molekul air adalah heksagonal. Air merupakan pelarut
universal karena dapat melarutkan berbagai jenis zat dengan sifat polar. Molekul air memiliki
ikatan hidrogen sehingga interaksi antar molekulnya kuat. Air bukanlah zat kimia yang berbahaya
sehingga tidak ada dampak atau bahaya akibat terkena air (Sciencelab, 2019).
2. Magnesium Sulfat Anhidrat (MgSO4)
Magnesium sulfat anhidrat memiliki rumus kimia MgSO4. Magnesium sulfat anhidrat adalah
zat yang mudah terbakar. Magnesium sulfat anhidrat mempunyai sifat fisik dan sifat kimia, yaitu
berwujud cair, tidak berasa, berbau alkohol, dan tidak berwarna, dan berat molekul 120,38 g/mol.
Magnesium sulfat anhidrat dapat bersifat iritasi jika terjadi kontak mata. Pertolongan pertama jika
terjadi kontak mata, yaitu mata segera disiram dengan air mengalir, setidaknya selama 15 menit.
Kelopak mata diusahakan tetap terbuka (Sciencelab, 2019).
3. Petroleum Eter (C5H12 C6H14 C7H16)
Petroleum eter memiliki rumus kimia C5H12 C6H14 C7H16. Petroleum eter adalah zat cair
yang tidak berwarna dan berbau seperti benzene. Petroleum eter mempunyai sifat fisik dan sifat
kimia, yaitu titik lebur < -80 °C, titik didih 36 - 83 °C pada 1,013 kPa, tekanan uap 370 kPa pada
25 °C, densitas 0,645 g/cm2 pada 15 °C, dan tidak larut dalam air. Pertolongan pertama jika
terjadi kontak kulit, yaitu kulit segera disiram dengan air mengalir dan segera dapatkan
pertolongan medis jika terjadi iritasi (Sciencelab, 2019).
Prinsip Kerja
Percobaan ekstraksi minyak buah kemiri ini dilakukan dengan menggunakan metode
ekstraksi menggunakan soxhlet. Ekstraksi ini dilakukan dengan proses terhadap padatan dengan
suatu pelarut panas. Ekstraksi ini dilakukan jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan
yang terbatas dalam suatu pelarut.
Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ekstraksi minyak buah kemiri ini diantaranya yaitu set
alat soxhlet, gelas beaker, mortar, kertas saring, kapas, gelas ukur, pipet tetes, evaporator, dan
timbangan.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ekstraksi minyak buah kemiri ini yaitu buah kemiri,
akuades, petroleum eter, dan Na2SO4/MgSO4 anhidrat.
Prosedur Kerja
Daging buah kemiri ditimbang sebanyak 5 gram (sesuaikan dengan kapasitas soxhlet) dan
dihaluskan dengan mortar. Kemiri kemudian dibungkus dengan kertas saring lalu ujung atas dan
bawah ditutup dengan kapas bebas minyak. Masukkan petroleum eter sebanyak 60 % dari volume
labu godok dan lakukan ekstraksi selama 1,5 jam. Ekstrak yang diperoleh ditambah dengan
natrium sulfat anhidrat atau magnesium anhidrat. Garam anhidrat dengan fraksi cairnya
dipisahkan. Uapkan petroleum eter dengan evaporator atau penangas air. Residu/minyak lalu
ditimbang untuk menentukan rendemen kadar minyak/lemak dalam daging buah kemiri.
Waktu yang dibutuhkan
No. Kegiatan Waktu
1. Persiapan praktikum. 10 menit
2. Pretest 15 menit
Mengecek kelengkapan praktikan dan pengarahan sebelum
3. 10 menit
melakukan percobaan.
4. Persiapan sebelum ekstraksi 15 menit
5. Ekstraksi 1 jam 30 menit
6. Pemisahan senyawa 10 menit
7. Perhitungan rendemen minyak atsiri 5 menit
Total Waktu 155 menit

Data dan Perhitungan


Data awal kemiri
Berat sampel awal : 5,08 gram
Warna Awal: putih kekuningan
Bau : kemiri
Bentuk awal: padat (bubuk), kering sedikit basah
Data Percobaan
Erlenmeyer kosong = 161.5076 gram
Erlenmeyer + minyak = 167.1093 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Rendemen = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
167.1093−161.5076 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100% = 110.27%
5,08 𝑔𝑟𝑎𝑚

Hasil
No. Keterangan Gambar

1. Set alat soxhlet dan proses ektraksi


2. Penguapan petrolium eter untuk
memdapatkan minyak kemiri

3 Minyak kemiri yang diperoleh dari hasil


ektraksi dengan massa 62,45 gram dari
massa awal kemiri yaitu 5,08 gram

Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu percobaan mengenai ekstraksi minyak kemiri yang diperoleh dari
buah kemiri. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut
organik. Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang
paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik
dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzena,
karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah
yang berbeda dalam keadaan dua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan
preparatif, pemurnian, pemisahan serta analisis pada semua skala kerja
(Simon, 2008).
Prinsip yang digunakan pada proses ekstraksi minyak kemiri yaitu menggunakan prinsip
soxhletasi yaitu pengekstraksian yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapat lebih sempurna
dan pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan zat yang diinginkan yang terdapat dalam
bahan tersebut tapi tidak dapat melarutkan zat padat yang tidak diinginkan dengan jumlah yang
relatif sedikit. Percobaan ini, menggunakan metode ekstraksi kontinyu untuk memperoleh minyak
kemiri dari buah kemiri. Metode ekstraksi kontinyu yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh
hasil ekstrak yang lebih murni.
Perlakuan pertama pada percobaan ini ialah buah kemiri dihaluskan dan ditimbang
sebanyaas saringk 5 gram. Tujuan dihaluskan mnya buah kemiri ialah untuk memudashkan dalam
mengekstrak kandungan minyak dari buah kemiri. Biji buah kemiri yang telah dihancurkan
tersebut kemudian dimasukkamn dalam dimasukkan dalam kertas saring yang bagian bawah dan
atasnya ditutup. Tujuan dari penutupan kertas saring agar buah kemiri yang akan diesktrak tidak
tumpah. Kertas saring yang telah berisi kemiri kemudian diletakkan dalam wadah gelas pada
sokhlet. Ekstraksi sokhlet menggunakan pelarut untuk membantu proses ekstraksi. Larutan yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu petroleum eter. Petrolium eter dimasukkan ke dalam labu
alas bulat, kemudian labu alas bulat disambungkan dengan sokhlet. Petroleum eter memiliki
kepolaran yang hampir sama dengan minyak yang akan diekstrak. Minyak merupakan senyawa
non polar, dan petroleum eter juga senyawa non polar. Prinsip like disslove like berlaku pada
proses pengekstrakan ini. Proses ekstraksi ini terjadi kontinyu secara siklus. Petroleum akan
menguap karena dipanaskan pada mantel pemanas, kemudian akan di dinginkan pada kondensor.
Menjadi fase cair kembali. Fase cair ini akan menetes pada kertas saring yang berisi buah kemiri
untuk mengekstraksi minyak kemiri. Petroleum eter akan membanjiri ketas saring dan ketika
volume nya sudah sampai pada puncaknya petroleum eter akan di alirkan kembali ke labu alas
bula untuk di uapkan kembali. Satu siklus dapat dilihat dari prlsrut petroleum eter yang kembali
ke arah labu alas bulat. Proses ektraksi ini dilakukan hingga 20 siklus untuk mengekstraksi.
Ekstraksi dapat dikatakan selesai ketika pelarut petroleum eter telah jernih saat mengekstraksi
minyak kemiri. Kejernihan ini menandakan sudah tidak adanya minyak yang ter ekstraksi dan
menandakan ekstraksi telah selesai.
Minyak hasil ekstraksi selanjjutnya dipindahkan pada gelas beaker, kemudian menambahkan
magnesium sulfat anhidrat ke dalam hasil ekstraksi. Penambahan magnesium sulfat anhidrat
bertujuan agar petroleum eter lebih cepat menguap, sebagai pemisah antara pelarut dengan
minyak hasil ekstraksi. Petroleum ater kemudian diuapkan dalam penangas air. Penguapan
bertujuan untuk memisahkan anatar petroleum eter dengan minyak kemiri. Penguapan dilakukan
pada suhu sekitar 60ºC, karena titik didih dari petroleum eter sebesar 60ºC, jika suhu yang
digunakan lebih dari itu dikhawatirkan minyak yang telah terekstrak akan ikut menguap. Residu
yang diperoleh dari proses penguapan kemudian di timbang. Menurut literatur, berat minyak
kemiri yang diperoleh dari proses ekstraksi sokhlet sebesar 16,2 gram dari berat awal sebesar 50
gram.

Minyak yang dihasilkan pada praktikum ekstraksi minyak buah kemiri memiliki persen
randemen sebesar 110.27%. Persen randemen yang melebihi 100 % disebabkan karena pada
proses penguapan larutan yang dalam hal ini berupa petroleum eter, tidak semua larutan teruap.
Titik didih dari petroleum eter sebesar 60 ºC sehingga pada titip tersebut petroleum eter akan
menguap, namun karena proses penguapan yang kurang lama menyebabkan petroleum eter masih
tersisa dalam campuran.

Referensi
Bernasconi. 1995.Teknik Kimia II. Jakarta : Pradya Paramitha.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.
Purwani, et al,. 2007. Ekstraksi Neodenium mamakai Asam 01-2 Etil Heksil Fosfat. Vol1(1):3.
ScienceLab. 2019. Material Safety Data Sheet of Aquadest [Serial Online]
https://www.sciencelab.com. Diakses tanggal 25 Maret 2019.
ScienceLab. 2019. Material Safety Data Sheet of Petroleum Eter [Serial Online]
https://www.sciencelab.com. Diakses tanggal 25 Maret 2019.
ScienceLab. 2019. Material Safety Data Sheet of Anhydrous-Magnesium Sulfate [Serial Online]
https://www.sciencelab.com. Diakses tanggal 25 Maret 2019.
Simon. 2008. Recent Advances in Anthocyanins Analysis and Characterization. NIH- Public
Access Author Manuscript. Curr Anal Chem. 4(2): 75–101.
Susilowati, Nofrin dan Rosi Primaswari. 2012. Pengambilan Biji Kemiri (Aleurites moluccana,
Wild) Melalui Ekstraksi dengan Menggunakan Soxhlet. Semarang : Perpusustakaan UNS.

Nama Praktikan
Prastito Hafiz Rachmanda (171810301055)
Kelompok 5

Anda mungkin juga menyukai