Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA

PERCOBAAN IV

EKSTRAKSI PADAT CAIR

OLEH:

NAMA : MARSIA ANDRA

NIM : F1C1 17 050

KELOMPOK : VIII (DELAPAN)

ASISTEN : SRI RAHAYU, S.Si.

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mineral atau hasil tambang di alam biasanya ditemukan dalam keadaan

yang tidak murni, atau tercampur dengan senyawa lain. Untuk dapat digunakan

pada proses selanjutnya. Senyawa tersebut biasanya diperlukan dalam keadaan

murni, sehingga perlu adanya pemisahan senyawa-senyawa tersebut. Salah satu

metode yang digunakan dalam proses pemisahan itu adalah ekstraksi. Ekstraksi

bertujuan untuk mengeluarkan satu komponen campuran dari zat padat ataupun

zat cair dengan bantuan suatu pelarut. Ekstraksi padat cair (leaching) biasanya

banyak digunakan dalam industri metalurgi alumunium, cobalt, mangan, nikel dan

timah, juga digunakan dalam industri kopi, minyak nabati, teh dan juga dalam

pembuatan gula.

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat ke dalam komponen-

komponennya berdasarkan perbedaan kelarutannya dengan mengguankan zat

pelarut atau solven sebagai pemisah atau “separating agent” dengan pembagian

sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak bercampur untuk mengambil zat

terlarut tersebut dari satunpelarut ke pelarut yang lain. Ekstraksi padat cair atau

leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam

pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang  bersifat fisik karena komponen

terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami

perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padatan dapat dilakukan jika bahan yang

diinginkan dapat larut dalalm solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan


diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga

digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya.

Kemiri (aleuritas moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan

sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Kemiri memiliki kesamaan dalam

rasa dan tekstur dengan macadamia yang juga memeiliki kandungan minyak yang

hampir sama. Inti biji kemiri mengandung 60-66% minyak. Minyak kemiri dapat

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan obat-obatan, bumbu masak, bahan

kosmetik, tinta cetak dan pewarna batik. Meningkatnya jumlah produksi kemiri

tentunya juga akan meningkatkan produksi hasil samping berupa kulit. Saat ini

kulit kemiri belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang sebagai

limbah. Kadar lemak yang terdapat didalam kemiri dapat ditentukan dengan

metode ekstraksi padat cair dengan menggunakan soxhlet. Berdasarkan latar

belakang maka dilakukan percobaan ekstraksi padat-cair.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ekstraksi padat-cair adalah bagaimana

cara menentukan kadar minyak dalam sampel kemiri?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ekstraksi padat-cair adalah

untuk menentukan kadar minyak dalam sampel kemiri.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ekstraksi padat-cair adalah dapat

menentukan kadar minyak dalam sampel kemiri.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga dapat terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan mengunakan

suatu pelarut. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai. Senyawa aktif

yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan

minyak atsiri, alkaloid, flavanoid, dan lain-lain (Dalimunthe dkk., 2016). Secara

garis besar ekstraksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekstraksi padat-cair

(leaching) dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair atau leaching adalah proses

pemisahan solut dari padatan yang tidak dapat larut yang disebut inert (Aji dkk.,

2017).

Ekstraksi pelarut merupakan proses ekstraksi padat cair atau leaching yaitu

proses pemisahan suatu zat terlarut yang terdapat dalam suatu padatan dengan

mengontakkan padatan tersebut dengan pelarut (solvent) sehingga padatan dan

pelarut bercampur dan kemudian zat terlarut terpisah dari padatan karena larut

dalam pelarut. Pada ekstraksi padat cair terdapat dua fase yaitu fase overflow

(ekstrak) dan fase underflow (rafinat/ampas). Prinsip ekstraksi padat-cair adalah

adanya kemampuan senyawa dalam suatu matriks yang kompleks dari suatu

padatan, yang dapat larut oleh suatu pelarut tertentu. Beberapa hal yang harus

diperhatikan untuk tercapainya kondisi optimum ekstraksi antara lain: senyawa

dapat terlarut dalam pelarut dengan waktu yang singkat, pelarut harus selektif

melarutkan senyawa yang dikehendaki, senyawa analit memiliki konsentrasi yang


tinggi untuk memudahkan ekstraksi, serta tersedia metode memisahkan kembali

senyawa analit dari pelarut pengekstraksi (Masud dan Puspitasari, 2017).

Terdapat beberapa teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk

mengisolasi senyawa aktif dari bahan alam, diantaranya ekstraksi maserasi,

sokletasi, refluks, sonikasi, destilasi dan lain-lain. Efektivitas ekstraksi sangat

bergantung pada kondisi-kondisi percobaan yang digunakan seperti waktu

ekstraksi, sampel-pelarut dan jenis pelarut. Optimasi pembuatan ekstrak perlu

dilakukan untuk mendapatkan kandungan zat aktif yang tinggi. Optimasi

pembuatan ekstrak salah satunya adalah metode ekstraksi. Metode ekstraksi akan

menentukan banyaknya zat yang dapat tersari sehingga dilakukan penelitian untuk

membandingkan kadar flavonoid pada suatu senyawa (Sa’adah dkk., 2017).

Metode soxhlet dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam

sarung selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan

di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan kedalam

labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu refluks. Keuntungan dari metode ini

adalah proses ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil

kondensasi sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan

banyak waktu. Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat

terdegradasi karena ekstrak yang diperoleh terus-menerus berada pada titik didih

(Mukhriani, 2014).

Kemiri (Corylus avellana) adalah kacang yang termasuk dalam diet

mediterania yang merupakan produsen utama dunia. Kemiri mengandung sekitar

60% minyak diperoleh dengan cara dingin atau ekstraksi pelarut. Minyak kemiri
telah sering dibandingkan dengan minyak zaitun karena mempunyai komposisi

serupa berupa asam oleat sebagai asam lemak utama dan 𝛽- sitosterol sebagai

senyawa utama. Minyak kemiri biasanya digunakan dalam industri kosmetik,

meskipun saat ini keunggulannya sebagai minyak penunjang kesehatan telah

meningkatkan penggunaannya sebagai makanan dan bahkan minyak gourmet

(Fernandes dkk., 2017).

Etanol adalah salah satu antiseptik yang paling umum digunakan dalam

pengaturan klinis. Hal ini terjadi dalam kombinasi dengan antikoagulan untuk

mencegah oklusi kateter dan retak setelah lebih dari 2 jam terapi kunci antiseptik.

Dalam penelitian in vitro baru-baru, etanol ditunjukkan tidak mempengaruhi

aktivitas enoxaparin (Pérez-Granda dkk., 2018). Etil alkohol atau etanol, sejauh

ini adalah yang paling dikeal. Etanol dihasilkan secara biologis melalui fermentasi

gula atau pati. Dengan tanpa oksigen, enzim yang ada dalam ragi atau kultur

bakteri mengkatalis reaksi itu. Etanol mempunyai penerapan tidak terbilang

sebagai pelarut untuk bahan kimia organik dan sebagai senyawa awal untuk

pembuatan zat warna, obat-obatan sintesis, kosmetik dan bahan peledak. Etanol

adalah satu-satunya jenis alkohol rantai lurus yang tidak beracun (lebih tepatnya

sedikit beracun); badan kita menghasilkan suatu enzim yang disebut alkohol

dehydrogenase yang membantu metabolism etanol dengan mengoksidasinya

menjadi asetaldehida (Nasution dkk., 2016).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaaan ekstraksi padat-cair dilaksanakan hari Selasa, 7 Mei 2019 pada

pukul 13.00-15.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ekstraksi padat cair adalah

seperangkat alat ekstraksi padat-cair (soxhlet), batu didih.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ekstraksi padat cair adalah sampel

kemiri, vaselin, kertas saring, etanol (C2H5OH), kapas dan benang.


C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ekstraksi padat-cair yaitu:

Butiran Kemiri

- dihaluskan
- ditimbang sebanyak 12 gram
- dibungkus dengan kertas saring
- dimasukkan ke dalam timbel
12 gram kemiri
dalam timbel
- diekstraksi dengan pelarut etanol
- dilakukan selama 1 kali siklus
. Ekstrak

- Diuapkan dengan cara evaporasi


- didiamkan

Minyak kemiri

- ditimbang
- dihitung volume ekstraknya
- ditentukan kandungan minyaknya

9,166%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

Berat labu alas bulat + minyak = 44,6 gram

Berat sampel = 12 gram

Berat alas bulat = 43,5 gram

Jumlah siklus = 1 kali siklus

2. Analisis Data

Berat ekstrak minyak = (berat labu alas bulat + ekstrak)–(berat labu alas bulat)

= 44,6 gram – 43,5 gram

= 1,1 gram

berat ekstrak (minyak)


Efisiensi kadar minyak = ×100%
berat kemiri
1,1 gram
= ×100%
12 gram
= 9,166 %

B. Pembahasan

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padatan maupun cair

dengan bantuan pelarut yang sesuai. Ekstraksi terdiri dari 2 yakni ekstraksi padat-

cair dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair tergolong ekstraksi panas karena

menggunakan alat pemanas. Alat yang digunakan pada ekstraksi padat-cair adalah

alat soxhlet dengan sampel adalah kemiri. Prinsip alat soxhlet adalah

pemisahan/pengambilan yang menggunakan pelarut yang selalu baru dalam


mengekstraknya sehingga terjadi ekstraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah

pelarut konstan yang dibantu pendingin balik (kondensor).

Percobaan ini menggunakan kemiri sebagai sampelnya. Pertama-tama,

biji kemiri dihaluskan terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar mempermudah

proses ekstraksi sehingga minyak nabati yang terdapat dalam buah kemiri dapat

terekstrak dengan baik dan diperoleh minyak kemiri yang banyak. Dimana

semakin kecil ukuran suatu partikel maka semakin luas bidang sentuhnya

sehingga lebih mudah untuk terekstrak oleh pelarut. Selanjutnya, kemiri yang

telah dihaluskan dibungkus dengan kertas saring bertujuan agar mempermudah

proses pemisahan antara minyak kemiri dengan residunya, dimana residu akan

tetinggal di kertas saring dan tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi.

Tahapan selanjutnya yaitu memasukan sampel kedalam timbal.

Percobaan ini menggunakan etanol sebagai pelarutnya, etanol digunakan karena

memiliki titik didih yang rendah sehingga ketika dievaporasi yang menguap

adalah pelarutnya. Selanjutnya pelarut dipanaskan dalam labu alas bulat dan

ditambahkan batu didih. Pemanasan ini bertujuan untuk menghasilkan uap. Uap

tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa F dan keluar dalam fasa cair.

Di kondensor terjadi peristiwa kondensasi atau pengembunan yaitu proses

mengubah uap menjadi cairan.

Pelarut kemudian masuk ke dalam selongsong pipa sifon berisi sampel

kemiri. Kemudian pelarut membasahi bahan yang terdapat di dalam timbal sampai

tinggi etanol dalam selongsong pipa sifon sama dengan tinggi etanol dalam

timbal. Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak


(memisahkan/mengambil) senyawa yang ada pada sampel. Setelah itu maka

pelarutnya akan memenuhi sifon, ketika sifon terisi penuh kemudian pelarut akan

dialirkan kembali kepada labu alas bulat. Hal ini menandakan bahwa telah

mencapai satu siklus. Proses siklus pada percobaaan ini sebnayak satu kali atau

satu siklus. Terakhir minyak kesetelah didiperoleh minyak kemiri ditimbang dan

dihitung berat ekstraknya, dimana diperoleh berat ekstrak minyak kemiri sebesar

1,1 gram dengan efesiensi kadar minyak sebesar 9,166%.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa

untuk menentukan kandungan minyak dalam suatu sampel digunakan ekstraksi

padat cair dengan metode soxhlet. Kadar minyak yang diperoleh dari 12 gram

sampel kemiri yang dilakukan sebanyak 1 siklus 1,1 gram dengan persen

rendamen yang diperoleh yaitu 9,166%.


DAFTAR PUSTAKA

Aji, M., Syamsul B. dan Tantalia, 2017, Pengaruh Waktu Ekstraksi dan
Konsentrasi HCl untuk Pembuatan Pektin dari Kulit Jeruk Bali, Jurnal
Teknologi Kimia Unimal,6 (1).

Dalimunthe, C.I., Yan R.V.S. Mochlisin A., Tumpal H.S., Hilda S.D. dan Diana
A.B., 2016, Identifikasi dan Uji Metabolit Sekunder Bangun-Bangun
(Coleus Amboinicus) Terhadap Penyakit Jamur Akar Putih (Rigdoporus
Microporus) di Laboratorium, Jurnal Penelitian Karet, 34(2).
Fernandes, G.D., Raquel B.G.C., Maria D.C.P.C., Wencesloa M. dan Daniel B.A.,
2017, Chemical Characterization of Major and Minor Compounds of Nut
Oils: Almond, Hazelnut, and Pecan Nut, Journal of Chemistry, 02(17).
Masúd, F. dan Puspitasari, 2017, Studi Pendahuluan Ekstraksi Bertingkat
Minyak Biji Mangga Arumanis (Mangifera Indica) Menggunalan Pelarut
N-Heksan dan Etanol, Journal Intek, 4(1).

Mukhriani, 2014, Ekstraksi, Pemisahan Senyawa dan Identifikasi Senyawa Aktif,


Jurnal Kesehatan, 7(2).
Nasution, H I., Ratna S D. dan Primajogi H., 2016, Pembuatan Etanol dari
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum schumach) Menggunakan Metode
Hidrolisis Asam dan Fermentasi Saccharomyces Cerevsiae, Jurnal
Pendidikan Kimia, ISSN: 2085-3653.
Pérez-Grandaa, María Jesús., Beatriz Alonsob., Ana Rodríguez-Huertaf., Carmen
Rodríguezb dan María Guembeb., 2018, In Vitro Assessment Of The Anti-
Biofilm Activity Of Ethanol Alone and In Combination With Enoxaparin
60 IU, Enferm Infecc Microbiol Clin, 36(10).

Sa’adah, H., Henny N. dan Vivi P., 2017, Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap
Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
Palmifolia(L.) Merr) dengan Metode Spektrofotometri, Jurnal Borneo
Journal Of Pharmascientech, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai