PERCOBAAN IV
OLEH:
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tidak murni, atau tercampur dengan senyawa lain. Untuk dapat digunakan
metode yang digunakan dalam proses pemisahan itu adalah ekstraksi. Ekstraksi
bertujuan untuk mengeluarkan satu komponen campuran dari zat padat ataupun
zat cair dengan bantuan suatu pelarut. Ekstraksi padat cair (leaching) biasanya
banyak digunakan dalam industri metalurgi alumunium, cobalt, mangan, nikel dan
timah, juga digunakan dalam industri kopi, minyak nabati, teh dan juga dalam
pembuatan gula.
pelarut atau solven sebagai pemisah atau “separating agent” dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak bercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satunpelarut ke pelarut yang lain. Ekstraksi padat cair atau
leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam
pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen
perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padatan dapat dilakukan jika bahan yang
rasa dan tekstur dengan macadamia yang juga memeiliki kandungan minyak yang
hampir sama. Inti biji kemiri mengandung 60-66% minyak. Minyak kemiri dapat
kosmetik, tinta cetak dan pewarna batik. Meningkatnya jumlah produksi kemiri
tentunya juga akan meningkatkan produksi hasil samping berupa kulit. Saat ini
kulit kemiri belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang sebagai
limbah. Kadar lemak yang terdapat didalam kemiri dapat ditentukan dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
sehingga dapat terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan mengunakan
suatu pelarut. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai. Senyawa aktif
minyak atsiri, alkaloid, flavanoid, dan lain-lain (Dalimunthe dkk., 2016). Secara
garis besar ekstraksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekstraksi padat-cair
(leaching) dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair atau leaching adalah proses
pemisahan solut dari padatan yang tidak dapat larut yang disebut inert (Aji dkk.,
2017).
Ekstraksi pelarut merupakan proses ekstraksi padat cair atau leaching yaitu
proses pemisahan suatu zat terlarut yang terdapat dalam suatu padatan dengan
pelarut bercampur dan kemudian zat terlarut terpisah dari padatan karena larut
dalam pelarut. Pada ekstraksi padat cair terdapat dua fase yaitu fase overflow
adanya kemampuan senyawa dalam suatu matriks yang kompleks dari suatu
padatan, yang dapat larut oleh suatu pelarut tertentu. Beberapa hal yang harus
dapat terlarut dalam pelarut dengan waktu yang singkat, pelarut harus selektif
pembuatan ekstrak salah satunya adalah metode ekstraksi. Metode ekstraksi akan
menentukan banyaknya zat yang dapat tersari sehingga dilakukan penelitian untuk
sarung selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan
di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan kedalam
labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu refluks. Keuntungan dari metode ini
adalah proses ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil
terdegradasi karena ekstrak yang diperoleh terus-menerus berada pada titik didih
(Mukhriani, 2014).
60% minyak diperoleh dengan cara dingin atau ekstraksi pelarut. Minyak kemiri
telah sering dibandingkan dengan minyak zaitun karena mempunyai komposisi
serupa berupa asam oleat sebagai asam lemak utama dan 𝛽- sitosterol sebagai
Etanol adalah salah satu antiseptik yang paling umum digunakan dalam
pengaturan klinis. Hal ini terjadi dalam kombinasi dengan antikoagulan untuk
mencegah oklusi kateter dan retak setelah lebih dari 2 jam terapi kunci antiseptik.
aktivitas enoxaparin (Pérez-Granda dkk., 2018). Etil alkohol atau etanol, sejauh
ini adalah yang paling dikeal. Etanol dihasilkan secara biologis melalui fermentasi
gula atau pati. Dengan tanpa oksigen, enzim yang ada dalam ragi atau kultur
sebagai pelarut untuk bahan kimia organik dan sebagai senyawa awal untuk
pembuatan zat warna, obat-obatan sintesis, kosmetik dan bahan peledak. Etanol
adalah satu-satunya jenis alkohol rantai lurus yang tidak beracun (lebih tepatnya
sedikit beracun); badan kita menghasilkan suatu enzim yang disebut alkohol
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
1. Alat
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ekstraksi padat cair adalah sampel
Butiran Kemiri
- dihaluskan
- ditimbang sebanyak 12 gram
- dibungkus dengan kertas saring
- dimasukkan ke dalam timbel
12 gram kemiri
dalam timbel
- diekstraksi dengan pelarut etanol
- dilakukan selama 1 kali siklus
. Ekstrak
Minyak kemiri
- ditimbang
- dihitung volume ekstraknya
- ditentukan kandungan minyaknya
9,166%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
2. Analisis Data
Berat ekstrak minyak = (berat labu alas bulat + ekstrak)–(berat labu alas bulat)
= 1,1 gram
B. Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padatan maupun cair
dengan bantuan pelarut yang sesuai. Ekstraksi terdiri dari 2 yakni ekstraksi padat-
cair dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair tergolong ekstraksi panas karena
menggunakan alat pemanas. Alat yang digunakan pada ekstraksi padat-cair adalah
alat soxhlet dengan sampel adalah kemiri. Prinsip alat soxhlet adalah
biji kemiri dihaluskan terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar mempermudah
proses ekstraksi sehingga minyak nabati yang terdapat dalam buah kemiri dapat
terekstrak dengan baik dan diperoleh minyak kemiri yang banyak. Dimana
semakin kecil ukuran suatu partikel maka semakin luas bidang sentuhnya
sehingga lebih mudah untuk terekstrak oleh pelarut. Selanjutnya, kemiri yang
proses pemisahan antara minyak kemiri dengan residunya, dimana residu akan
tetinggal di kertas saring dan tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi.
memiliki titik didih yang rendah sehingga ketika dievaporasi yang menguap
adalah pelarutnya. Selanjutnya pelarut dipanaskan dalam labu alas bulat dan
ditambahkan batu didih. Pemanasan ini bertujuan untuk menghasilkan uap. Uap
tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa F dan keluar dalam fasa cair.
kemiri. Kemudian pelarut membasahi bahan yang terdapat di dalam timbal sampai
tinggi etanol dalam selongsong pipa sifon sama dengan tinggi etanol dalam
pelarutnya akan memenuhi sifon, ketika sifon terisi penuh kemudian pelarut akan
dialirkan kembali kepada labu alas bulat. Hal ini menandakan bahwa telah
mencapai satu siklus. Proses siklus pada percobaaan ini sebnayak satu kali atau
satu siklus. Terakhir minyak kesetelah didiperoleh minyak kemiri ditimbang dan
dihitung berat ekstraknya, dimana diperoleh berat ekstrak minyak kemiri sebesar
padat cair dengan metode soxhlet. Kadar minyak yang diperoleh dari 12 gram
sampel kemiri yang dilakukan sebanyak 1 siklus 1,1 gram dengan persen
Aji, M., Syamsul B. dan Tantalia, 2017, Pengaruh Waktu Ekstraksi dan
Konsentrasi HCl untuk Pembuatan Pektin dari Kulit Jeruk Bali, Jurnal
Teknologi Kimia Unimal,6 (1).
Dalimunthe, C.I., Yan R.V.S. Mochlisin A., Tumpal H.S., Hilda S.D. dan Diana
A.B., 2016, Identifikasi dan Uji Metabolit Sekunder Bangun-Bangun
(Coleus Amboinicus) Terhadap Penyakit Jamur Akar Putih (Rigdoporus
Microporus) di Laboratorium, Jurnal Penelitian Karet, 34(2).
Fernandes, G.D., Raquel B.G.C., Maria D.C.P.C., Wencesloa M. dan Daniel B.A.,
2017, Chemical Characterization of Major and Minor Compounds of Nut
Oils: Almond, Hazelnut, and Pecan Nut, Journal of Chemistry, 02(17).
Masúd, F. dan Puspitasari, 2017, Studi Pendahuluan Ekstraksi Bertingkat
Minyak Biji Mangga Arumanis (Mangifera Indica) Menggunalan Pelarut
N-Heksan dan Etanol, Journal Intek, 4(1).
Sa’adah, H., Henny N. dan Vivi P., 2017, Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap
Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
Palmifolia(L.) Merr) dengan Metode Spektrofotometri, Jurnal Borneo
Journal Of Pharmascientech, 1(1).