(Maserasi)
OLEH
NAMA : TRI WAHYUNI WULANDARI
NIM : 1901002
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Anonim,1995).
Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan
mentah obat, daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan
kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna (Ansel, 1989).
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan diluar sel, maka larutan terpekat
akan terdesak keluar. Peristiwa ini berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan diluar sel dan didalam sel.
METODE
1.
1.1. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum maserasi yaitu:
1.1.1. Alat
1. Erlenmeyer
2. Beaker glass
3. Gelas ukur
4. Corong glass
5. Shaker orbital
6. Timbangan digital
1.1.2. Bahan
1. Pelarut etanol
2. Simplisia Daun Kersen
3. Kain saring
4. Kertas saring
5. Aluminium foil
6. Label
2.
3.
3.1. HASIL
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum maserasi yaitu dengan
menggunakan bahan simplisia daun kersen sebanyak 75 gram sedangkan
pelarutnya menggunakan etanol 75 ml x 13 = 975 ml (1 : 13) sampai simplisia
terendam seluruhnya. Setelah itu didiamkan selama 3 hari dalam keaadaan tetap
diatas shaker orbital. Setelah 3 hari di saring menggunakan kain saring dan
dilanjutkan penyaringan menggunakan kertas saring dan dari praktikum maserasi
ini menghasilkan ekstraksi daun kersen sebanyak 810 ml.
3.2. PEMBAHASAN
Maserasi ini jenis metode ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan jadi pada
metode ini tidak mengalami pemanasan sama sekali. Dari hasil yang diperoleh
praktikum maserasi dapat dilihat bahwa menggunakan lebih banyak pelarut
sehingga daun simplisia yang digunakan dapat mempengaruhi banyaknya larutan
yang digunakan. Warna simplisia sebelum didiamkan setelah ditambahkan pelarut
etanol berwarna coklat muda dan setelah digoyang-goyangkan dengan
menggunakan alat shakeer orbital yang didiamkan selama 3 hari mendapatkan
hasil warna coklat tua.
Metode maserasi ini mempunyai kelebihan dan kekurang. Kelebihan dari
ekstraksi dengan metode maserasi yaitu unit alat yang dipakai sederhana, hanya
dibutuhkan bejana perendam, biaya operasionalnya relatif rendah, prosesnya
relatif hemat penyari dan tanpa pemanasan. Sedangkan kelemahan dari ekstraksi
dengan metode ini yakni proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif
hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja.
BAB IV
4.
4.1. KESIMPULAN
Hasil dari pembahasan praktikum maserasi ini dapat disimpulkan bahwa
maserasi ini salah satu metode ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan sehingga
sampel tidak megalami pemanasan sama sekali. Dan kualitas daun dapat
mempengaruhi banyaknya pelarut yang digunakan. Metode maserasi ini proses
penyariannya ini tidak sempurna karena zat aktifnya mampu terektraksi hanya
50% saja.
4.2. SARAN
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini kepada kita semua adalah
harus lebih berhati-hati dalam menggunakan alat-alat praktikum dan memahami
prosedur kerja sebelum melakukan pratikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
Sidik dan H mudahar.2000. Ekstraksi Tumbuhan Obat, Metode dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Mutu Produksinya. jakarta, 12-15.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5. Yogyakarta :
UGM Press.
LAMPIRAN