FARMAKOGNOSI II
“METODE ESKTRAKSI MASERASI DAUN BIDARA”
Dosen pengampu :
1. Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm., Apt
2. Yulianita, M.Farm.
3. Novi Fajar Utami,M.Farm.,Apt
4. Marybeth Tri R.H, M.Farm., Apt
5. Fitria Dewi Sulistyono, M.Si
Disusun Oleh:
SITI NAFSIATUL MUTMAINAH
066119019
4A FARMASI
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1.2 Bahan
1. Aquades
2. Daun bidara
3. HCl 2N
4. Metanol
5. Petrolelum eter
3.2 Perhitungan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
% Rendemen = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
50,3
= x 100 % = 10,06 %
500
3.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan ekstaksi dengan metode maserasi,
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan
dengan pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan
pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan. Prinsip maserasi
penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar,
terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi
akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama
proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari
setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang
mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak
mengandung benzoin, stirak dan lilin. Keuntungan cara penyarian dengan
maserasi adalah cara pengerjaan yang digunakan sederhana dan mudah
diusahakan. Sedangkan digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau
pelarut lain. kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyariannya
kurang sempurna.
Tanaman bidara yang dikenal dengan nama latin Ziziphus
mauritiana L. merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat.
Tanaman bidara memiliki banyak kandungan yang bermanfaatnya. Salah
satunya saponin, Saponin tergolong senyawa glikosida kompleks yakni
metabolit sekunder yang terdiri dari senyawa hasil proses kondensasi suatu
gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan
menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Senyawa saponin
bersifat polar yaitu larut dalam air (hidrofilik). Senyawa aktif saponin yang
terkandung pada daun bidara akan lebih banyak dihasilkan jika diekstraksi
menggunakan pelarut metanol, karena metanol bersifat polar sehingga akan
lebih mudah larut dibandingkan pelarut lain. Rendemen merupakan hasil
bagi dari berat produk (ekstrak) yang dihasilkan dibagi dengan berat bahan
baku dikalikan dengan 100%. Rendemen menggunakan satuan persen (%).
Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak
yang dihasilkan semakin banyak.Persen Rendemen yang didapat dari
praktikum kali ini yaitu sebesar 10,06% dan persen rendemen yang didapat
dari jurnal yaitu 0,02% Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi
suhu dan semakin lama waktu maserasi, maka semakin tinggi rendemen
yang diperoleh hingga tercapainya suhu dan waktu optimum.
BAB IV
KESIMPULAN