Disusun oleh:
Ismadiyah ( A1213024 )
Diyah Sefiyani ( A1213013 )
Etik Heryani ( A1213018 )
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik aupun akal pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Fitokimia dengan judul “Metode Ekstraksi Digesti”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………. 2
BAB I. PENDAHULUAN
BAB.III.
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
I.3. Tujuan
BAB II
ISI
Prinsip kerja maserasi Digesti dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada
suhu 35° dan 40° C dan dapat ditingkatkan sampai dengan tidak melebihi 50 o. Cara
maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap
pemanasan.
ABSTRAK
Salah satu buah yang mengandung antioksidan tinggi dalam daging buahnya adalah buah
naga putih (Hylocereus undatus). Untuk mengeluarkan senyawa bioaktif (antioksidan)
yang ada di dalam daging buah dapat dilakukan melalui metode ekstraksi. Sehingga perlu
dilakukan penelitian tentang efektivitas ekstraksi antara maserasi dengan digesti yang
paling tepat untuk mendapatkan kadar flavonoid tertinggi dari buah naga putih
(Hylocereus undatus). Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni – Juli tahun 2018 di
laboratorium BKP provinsi Jawa Timur. Untuk mendapatkan kadar flavonoid yang
berbeda dari hasil ekstrak buah naga putih (Hylocereus undatus) antara ekstaksi
maserasi dengan digesti. Buah naga putih (Hylocereus undatus) yang digunakan 10 buah
diekstrak dengan etanol 96% dan dibuat replikasi sebanyak 3 kali. Sampel yang
digunakan adalah hasil ekstrak maserasi yang telah dipekatkan dengan rotary evaporator
dan hasil ekstrak digesti yang telah diuapkan dengan hot plate. Kadar flavonoid dianalisis
dengan metode AlCl3 (metanol, 10%, kalium asetat 1M) dan diukur absorbansinya
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis lebar kuvet 1 cm dengan pembanding kuersetin
standar konsentrasi 50 ppm pada panjang gelombang 430 nm. Hasil statistika uji T-2
sampel bebas terhadap sampel buah naga putih (Hylocereus undatus) mendapatkan nilai
sig (2-Tailed) sebesar 0,000 dan 0,003< α (0,05). Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan kadar flavonoid terhadap hasil ekstraksi maserasi
dan ekstraksi digesti. Hasil ekstraksi maserasi yang memberikan ekstrak flavonoid buah
naga putih (Hylocereus undatus) paling tinggi sebesar 74,167 mgEK/g ekstrak sedangkan
hasil ekstraksi digesti sebesar 8,87 mgEK/g ekstrak.
Alat :
Labu ukur, timbangan analitik, cawan timbang, gelas ukur, gelas arloji, mikropipet, pipet
tetes, volume pipet, mat pipet, vortex, beker glass, pengaduk, neraca analitik, kertas saring
dan spektrofotometer UV - Vis beserta kuvet, rotary evaporator, hot plate.
Bahan :
Buah naga putih (Hylocereus undatus) matang yang diambil dan dipetik langsung di kebun
buah naga putih (Hylocereus undatus) yang terletak di desa Kemasan Tani, Gondang,
Mojokerto. metanol, Etanol 96%, 10%, Kalium asetat 1M, kuersetin standar.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Metode Ekstraksi Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada
temperature yang lebih tinggi dari suhu ruangan. Suhu yang paling sering digunakan adalah
antara 35° dan 40° C, atau dapat ditingkatkan sampai suhu tidak lebih dari 50° C. Proses ini
digunakan untuk bagian tanaman yang lebih keras atau yang mengandung zat-zat yang sukar
larut. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan. Tahapan digesti mirip dengan maserasi, hanya saja dilakukan
pengadukan secara terus-menerus dan peningkatan suhu sampai tidak lebih dari 50° C.
Kesimpulan berdasarkan penelitian :
1. Metode ekstraksi maserasi buah naga putih (Hylocereus undatus) menghasilkan kadar flavonoid
sebesar 74,167 mgEK/g ekstrak.
2. Metode ekstraksi digesti buah naga putih (Hylocereus undatus) menghasilkan kadar flavonoid
sebesar 8,87 mgEK/g ekstrak.
3. Kadar flavonoid buah naga putih (Hylocereus undatus) antara ekstaksi maserasi berbeda
signifikan dengan ekstraksi digesti.
3.2. Saran
Masukan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, Semoga apa yang
telah kami buat dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan mampu membawa kebaikan
di masa yang akan datang.
1
0
DAFTAR PUSTAKA
Sudadji. 1986. Metode Pemisahan. Ditjen POM 1986 Yogyakarta : UGM Press Wirasuta
Wibawa PAS, Antara MS, Dharmayuda O. Identifikasi senyawa kimia ekstrak buah naga putih dan
pengaruhnya terhadap glukosa darah tikus diabetes. Indonesia Medicus Veterinus. 2013;2(2):151-61.