Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FITOKIMIA

METODE EKSTRAKSI SOKLETASI

DISUSUN OLEH :
1. EMILIA KHAIRUNISA (34210367)
2. FRYELA SUKMA C. N (34210371)
3. NADA SALSABILA R (34210376)
4. NILA APRIYANA (34210379)

LABORATORIUM FITOKIMIA
PROGRAM STUDI DIII FARMASI STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

kasih karunia-Nya sehingga makalah ini dapat Penulis selesaikan untuk tugas mata

kuliah Biokimia yang berjudul “Metode Estraksi Sokletasi” tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah

membantu memotivasi dan memberi masukan-masukan yang bermanfaat sehingga

Penulis dapat membuat makalah ini dengan baik. Khususnya, Penulis mengucapkan

terima kasih kepada ibu yulli murullaeli efendi selaku dosen mata kuliah Fitokimia

yang telah memberi tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca

khususnya serta rekan-rekan mahasiswa pada umumnya.

Yogyakarta, 28 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
C. Tujuan ..................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 7
A. Pengertian Ekstraksi................................................................................................ 7
B. Macam - Macam Metode Ekstraksi ........................................................................ 7
C. Tahap - Tahap Ekstraksi ......................................................................................... 9
D. Faktor - Faktor Yang Harus Diperhatikan ............................................................ 10
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 12
A. Pengertian Sokletasi .............................................................................................. 12
B. Prinsip Metode Ekstrasi Sokletasi......................................................................... 14
C. Perhitungan Rendemen ......................................................................................... 22
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 23
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 23
B. Saran ..................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk

mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran

senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan dalam keadaan yang

tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur

dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia

yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses

produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan

perlu dilakukan.

Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses

perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi

proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses

pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan

secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya

lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Proses pemisahan suatu campuran

dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih

bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat

berupa campuran homogen satu fasa atau campuran heterogen lebih dari satu

fasa. Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa, padat

-padat, padat, - cair, padat- gas, cair - cair, cair- gas, gas- gas, campuran padat-

cair- gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses
pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang

diinginkan.

Ekstraksi adalah penguraian zat zat berkhasiat atau zat aktif dibagian

tanaman, hewan,dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa

senyawa yang mudah larut dalampelarut organik. Pada umumnya zat aktif dapa

tanaman dan hewan terdapat didalam sel namunsel tanaman dan hewan begitu

pula ketebalan masing masing berbeda sehingga diperlukan metode ekstraksi

dan pelarut tertentu dalam mengekstraknya.

Proses terekstraknya zat aktif pada sel tanaman adalah pelarut organik

akan menembus dindidng sel dan masuk kadalam rongga selyang mengandung

zat aktif, zat aktif akan larut pada pelarut organik tersebut hingga

terjadiperbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel da pelarut

organic diluar sel, makalarutan terpakat akan didistribusi keluar sel dan prose

ini terulang sampai terjadi keseimbanganantara konsentrasi cairan zat aktif dan

diluar sel.

Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan yaitu ekstraksi

dengan cara dingin dan ekstraksi dengan cara panas ,

1. Metode ekstraksi cara dingin

Metode ekstraksi dengan cara dingin artinya tidak ada proses

pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya adalah untuk

menghindari rusaknya senyawa, yang dimaksud rusak karena

pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi.


2. Metode ekstraksi dengan cara panas

Metode ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan

adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian

dibandingkan cara dingin. Metodenya adalah refluks,ekstraksi dengan alat

soxhlet dan infusa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode ekstraksi sokletasi?

2. Apa saja prinsip metode ekstraksi?

3. Apa saja macam - macam metode ekstraksi sokletasi?

4. Apa saja bagian - bagian alat, fungsi dan cara penggunaan alat yang

digunakan dalam metode ekstraksi sokletasi ?

5. Apa saja pelarut yang digunakan dalam metode ekstraksi sokletasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu metode ekstraksi sokletasi.

2. Mengetahui prinsip metode ekstraksi.

3. Mengetahui macam - macam metode ekstraksi sokletasi.

4. Mengetahui bagian - bagian alat, fungsi dan cara penggunaan alat yang

digunakan dalam metode ekstraksi sokletasi.

5. Mengetahui apa saja pelarut yang dapat digunakan dalam metode

ekstraksi sokletasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah penguraian zat zat berkhasiat atau zat aktif dibagian

tanaman, hewan,dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung

senyawa senyawa yang mudah larut dalampelarut organik. Pada umumnya

zat aktif dapa tanaman dan hewan terdapat didalam sel namunsel tanaman

dan hewan begitu pula ketebalan masing masing berbeda sehingga

diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu dalam mengeksrtaknya.

B. Macam - Macam Metode Ekstraksi


1. Maserasi

Maserasi adalah metode ekstrasi dengan prinsip pencapaian

kesetimbangan konsentrasi, menggunakan pelarut yang direndamkan pada

simplisia dalam suhu kamar, bila dibantu pengadukan secara konstan maka

disebut maserasi kinetik. Remaserasi adalalah penambahan pelarut

kedalam simplisia yang diekstrasi, maserat (hasil maserasi) pertama

disaring, sisa simplisia (residu) diekstrasi dengan menambahkan pelarut

yang baru dengan cara yang sama seperti diatas. kekurangan metode ini,

butuh waktu yang lama dan memerlukan pelarut dalam jumlah yang

banyak.

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu

baru hingga semua pelarut tertarik dengan sempurna (exhaustive

extraction), umunya dilakukan pada suhu kamar. tahapan perkolasi


penetesan pelarut serta penampungan perkolat nya hingga didapat volume

1 sampai 5 kali jumlah bahan. Proses keberhasilan ekstraksi dengan cara

perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut, kecepatan alir pelarut dan

suhunya, ukuran simplisia tidak boleh terlalu halus, karna dapat

menyumbat pori-pori saringan perkolator.

3. Refluks

Refluks adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang didihkan

beserta simplisia selama waktu tertentu dan jumlah pelarutnya konstan,

karna pelarut terus bersirkulasi didalam refluks (menguap, didinginkan,

kondensasi, kemudian menetes kembali ke menstrum (campuran pelarut

dan simplisia) di dalam alat). Umumnya dilakukan pengulangan pada

residu pertama, hingga didapat sebanyak 3-5 kali hingga didapat proses

ekstraksi sempurna (exhaustive extraction).

4. Soxhletasi atau ekstraksi sinambung

Soxhletasi atau ekstraksi sinambung adalah proses ekstraksi

dengan menggunakan pelarut yang selalu baru dengan menggunakan

soxhlet. ekstrasi terjadi secara kontinyu,dengan jumlah pelarut yang relatif

konstan.

Metode ekstraksi lainnya :

1. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (maserasi dengan pengadukan

konstan) yang dilakukan pada suhu temperatur yang lebih tinggi,

umumnya 40-50 Celcius


2. Infus dan dekok

Infus adalah ekstraksi dengan menggunakan air yang mendidih pada

suhu 96-98 C, dalam waktu tertentu sekitar 15-20 menit, sedangkan dekok

adalah proses infus yang terjadi selama skitar 30 menit lebih, untuk dekok

sekarang sudah sangat jarang digunakan.

3. Destilasi Uap

Destilasi uap adalah ekstraksi dengan cara mengalirkan uap air pada

simplisia (umumnya cara ini dilakukan pada kandungan kimia simplisia

yang mudah menguap seperti minyak atsiri), sehingga uap air menarik

kandungan zat didalam simplisia, yang kemudian terkondensasi bersama-

sama menghasilkan ekstrak cair (campuran).

4. Ekstraksi ultrasonic

Ekstrasi dengan bantuan getaran ultrasonik (>20.000 Hz) memberikan

efek meningkatkan permeabilitas dinding sel, sehingga banyak zat yang

bisa ditarik oleh pelarut.

C. Tahap - Tahap Ekstraksi


Tahap-tahap ekstraksi :

1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling

berkontak. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi

pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian

terjadi ekstraksi yang sebenarnya,yaitu pelarutan ekstrak.

2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara

penjernihan ataufiltrasi.

3 Mengisolasi ekstrak dari larutan dan mendapatkan kembali pelarut,


umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut. Dalam hal-hal

tertentu, larutan ekstrak dapatlangsung diolah lebih lanjut atau dioalh

setelah dipekatkan.

D. Faktor - Faktor Yang Harus Diperhatikan


1. Ukuran partikel

Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal.

Semakin kecilukurannya, semakin besar lusa permukaan antara padat

dan cair; sehingga laju perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan

kata lain, jarak untuk berdifusi yang dialami oleh zat terlarut dalam

padatan adalah kecil.

2. Zat pelarut

Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya

merupakan pelarut pilihan yang terbaik dan viskositasnya harus cukup

rendah agar dapat dapat bersikulasi dengan mudah. Biasanya, zat pelarut

murni akan dipakai pada awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi

berakhir, konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksinya turun,

pertama karena gradien konsentrasi akan berkurang dan kedua zat

terlarutnya menjadi lebih kental.

3. Temperatur

Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang

diekstraksi) di dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan

temperatur untuk memberikan lajuekstraksi yang lebih tinggi

4. Pengadukan fluida

Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan


proses difusi,sehingga menaikkan perpindahan material dari permukaan

partikel ke zat pelarut.


BAB III

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sokletasi
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang

terdapat dalamzat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan

menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan

akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam

padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat

tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat

secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan

harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi

senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.

Metode sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda

maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi

uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan

digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut

yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik

yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.

Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara

pemanasan, sehingga uapyang timbul setelah dingin secara kontunyi akan

membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali

kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut.

Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan

dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila
suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat,

maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.

Keuntungan dan Kerugian Metode Sokletasi

a. Keuntungan metode ini adalah :

1. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak

tahan terhadap pemanasan secara langsung.

2. Digunakan pelarut yang lebih sedikit

3. Pemanasannya dapat diatur

b. Kerugian dari metode ini :

1. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di

sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan

reaksi peruraian oleh panas.

2. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui

kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam

wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk

melarutkannya.

3. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk

menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti

metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor

perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang

efektif.

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran

azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran


pelarut, misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan

atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda

dalam pelarut cair di dalam wadah.

B. Prinsip Metode Ekstrasi Sokletasi


Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang

sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif

sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali

dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu

pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang

terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak

diinginkan.

1. Macam - Macam Metode Ekstraksi Sokletasi

a. Metode ekstraksi cara dingin

Metode ekstraksi dengan cara dingin artinya tidak ada proses

pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya adalah

untuk menghindari rusaknya senyawa, yang dimaksud rusak karena

pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi.

b. Metode ekstraksi dengan cara panas

Metode ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan

adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian

dibandingkan cara dingin. Metodenya adalah refluks,ekstraksi dengan

alat soxhlet dan infusa.


2. Komponen Soklet

Ekstraktor soxhlet adalah alat yag digunakan untuk mengekstraksi

suatu senyawa dari material padatnya. Alat ini ditemukan oleh Franz von

Soxhlet pada tahun 1879 dan pada awalnya hanya digunakan untuk

mengekstraksi lemak dari material padatnya. Suatu senyawa yang

memiliki kelarutan yang sangat spesifik dengan larutan tertentu dapat

dipisahkan dengan mudah dengan proses filtrasi sederhana. Namun

apabila senyawa tersebut memiliki kelarutan yang terbatas, dapat

digunakan ekstraktor soxhlet untuk memisahkan senyawa tersebut dari

material asalnya.

Dalam soxhlet akan digunakan pelarut yang berfungsi melarutkan

senyawa yang akan diekstraksi. Pelarut ini biasanya adalah larutan yang

bersifat non polar seperti metana. Pelarut tersebut akan diuapkan

kemudian dem bunkan. Embun hangat yang mengenai material padat akan

menyebabkan senyawa yang dikandungnya larut bersama larutan tersebut.

Perhatikan gambar Ekstraktor soxhlet dibawah ini :


Berikut bagian - bagian dan fungsi dari masing- masing alat :

1. Kondensor berfungsi sebagai bahan pendingin mempercepat

pengembunan pelarut menjadi molekul-molekul air dengan bantuan selang

bagian atas dan bagian bawah.

2. Selongsong atau Timbal berfungsi sebagai tempat untuk bahan atau

sampel, yang mana bahan atau sampel ini akan dipisahkan dengan

senyawa organik tertentu dengan menggunakan pelarut yang sesuai untuk

sampel yang ingin diambil zatnya atau yang ingin diketahui

konsentrasinya.

3. Pipa F berfungsi sebagai wadah yang mengalirkan uap menuju ke

kondensor.

4. Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus bila pada sifon larutannya

penuh kemudian jatuh ke Labu alas bulat maka hal ini dinamakan satu

siklus.
5. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah bagi pelarut dan hasil ekstraksi

dari sampel.

6. Heating Mantel berfungsi sebagai pemanas larutan.

Langkah - langkah penggunaan :

1. Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan dibungkus kertas saring

agar material padat tidak ikut larut bersama pelarut. Sampel kemudian

ditempatkan dalam "Thimble" (selongsong tempat sampel)

2. Masukkan pelarut ke dalam labu alas bulat (biasanya volume pelarut 2 kali

sirkulasi) dan tambahkan beberapa butir batu didih untuk meratakan panas.

3. Soxhlet dirangkai seperti gambar disamping dan pastikan air untuk

pendingin berjalan.

4. Panaskan pelarut dengan cara refluk dimana suhu pemanas harus lebih

rendah dari titik didih senyawa yang akan diekstraksi.

5. Pelarut akan mencapai titik didihnya kemudian akan menguap dan naik

melewati pipa F menuju kondensor. Air yang mengalir melewati bagian

luar kondensor akan mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase

cair lalu menetes secara teratur pada thimble/selongsong yang berisi

sampel. Pelarut secara perlahan akan merendam dan melarutkan zat aktif

yang terdapat dalam thimble. Ketika pelarut telah memenuhi ruangan

bahan, sifon akan mengeluarkan seluruh pelarut kembali menuju labu alas

bulat.
6. Satu siklus soxhlet berakhir ketika sifon mengeluarkan seluruh isinya

menuju labu alas bulat. Siklus tersebut dilakukan berulang-ulang hingga

seluruh senyawa yang diinginkan terekstraksi.

7. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan zat aktif dapat dipisahkan

melalui proses penyulingan.

3. Pemilihan pelarut yang sesuai

Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat,

cair atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum

digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga

umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang

juga disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah

dan lebih mudah menguap,meninggalkan substansi terlarut yang

didapatkan. Untuk membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan,

pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar.

Pemilihan pelarut merupakan salah satu faktor yang penting dalam

proses ekstraksi. Jenis pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi

mempengaruhi jenis komponen aktif bahan yang terekstrak karena

masing-masing pelarut mempunyai selektifitas yang berbeda untuk

melarutkan komponen aktif dalam bahan. Menurut Perry (1984), berbagai

syarat pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi, yaitu sebagai

berikut:
a. Memiliki daya larut dan selektivitas terhadap solute yang tinggi.

Pelarut harus dapat melarutkan komponen yang diinginkan sebanyak

mungkin dan sesedikit mungkin melarutkan bahan pengotor.

b. Bersifat inert terhadap bahan baku, sehingga tidak bereaksi dengan

komponen yang akan diekstrak.

c. Reaktivitas. Pelarut tidak menyebabkan perubahan secara kimia pada

komponen bahan ekstraksi.

d. Tidak menyebabkan terbentuknya emulsi.

e. Tidak korosif.

f. Tidak beracun.

g. Tidak mudah terbakar.

h. Stabil secara kimia dan termal.

i. Tidak berbahaya bagi lingkungan.

j. Memiliki viskositas yang rendah, sehingga mudah untuk dialirkan.

k. Murah dan mudah didapat, serta tersedia dalam jumlah yang besar.

l. Memiliki titik didih yang cukup rendah agar mudah diuapkan.

m. Memiliki tegangan permukaan yang cukup rendah.

Ada beberapa pelarut yang sesuai digunakan dalam metode ekstraksi

sokletasi ini yaitu :


a. Air, Merupakan pelarut yang paling mudah didapat dan murah. Pelarut ini

bersifat netral dan tidak berbahaya. Lebih baik menggunakan aquades atau

air yang telah disaring sehingga kadar mineralnya tidak ada atau sangat

sedikit. Kelemahannya hanya pada proses evaporasi yang lebih lama

karena titik didihnya lebih tinggi dibandingkan dengan pelarut lainnya.

b. Metanol , Metanol mempunyai titik didih 64,7°C. Metanol digunakan

sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan

aditif bagi industri etanol. Pelarut metanol merupakan pelarut yang paling

banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam

karena dapat melarutkan golongan metabolit sekunder.

c. Etanol, Mempunyai daya melarutkan yang relatif tinggi karena bersifat

inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen lainnya. Kelemahannya

adalah harganya mahal.

d. Pelarut n-heksana adalah pelarut non-polar yang bersifat stabil dan mudah

menguap, selektif melarutkan dan mengekstrak pewangi dalam jumlah

besar (Munawaroh dkk., 2010).

e. Aseton, adalah senyawa semi polar. Kadang dicoba dengan sedikit

metanol untuk KLT. Dalam bentuk terdeutronasi sebagai pelarut semi

polar NMR.

4. Cara Pembuatan Dan Perhitungan Rendemen

a. Pembuatan Ekstrak Inhibitor Umbi Sarang Semut dengan Metode

Soxhletasi
b. Bahan umbi sarang semut

Mengeringkan umbi sarang semut dengan tanpa terkena sinar

matahari langsung selama 3 hari

c. Pembuatan simplisia serbuk

Menghaluskan bahan organik dengan blender hingga berbentuk

serbuk kemudiam mengayak serbuk yang telah diblender, serbuk yang

masih kasar akan diblender kembali.

d. Ekstraksi sokletasi

1. Menyiapkan simplisia umbi sarang semut sebanyak 100 gram dan

campuran pelarut aseton-akuades dengan perbandingan 7:3

2. Mencampurkan bahan dengan pelarut masing-masing dengan

perbandingan 1:10, 1:15, dan 1:20 dalam beaker glass yang

berbeda

3. Menuangkan campuran bahan-pelarut ke dalam tabung alat soxhlet

4. Merangkai alat soxhlet dan melakukan proses ekstraksi pada

temperatur 50ºC yang dilakukan per-batch untuk ketiga

perbandingan bahan-pelarut

5. Menyaring ekstrak hasil proses ekstraksi soxhletasi dengan

menggunakan kertas saring..

e. Melakukan pemekatan ekstrak dengan alat rotary evaporator pada

temperatur 60ºC

f. Mengeringkan ekstrak pekat dengan cara diangin anginkan.

g. Ekstrak kering umbi sarang semut


C. Perhitungan Rendemen
a. Perbandingan 1 ; 10

Berat ekstrak hasil proses ekstraksi = 13,943 gram

Berat awal simplisia = 100 gram


13,943 x 100%
Nilai Rendemen = 100

= 13,943%

b. Perbandingan 1 : 15

Berat ekstrak hasil proses ekstraksi = 13,432 gram

Berat awal simplisia = 100 gram


13,432 x 100%
Nilai Rendemen = 100

= 13,432%

c. Perbandingan 1 : 20

Berat ekstrak hasil proses ekstraksi = 13,693 gram

Berat awal simplisia = 100 gram


13,693 x 100%
Nilai Rendemen = 100

= 13,693%
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang

terdapat dalamzat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan

menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang

diinginkan akan terisolasi.

2. Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang

sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif

sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan

kembali dan sisanya adalah zat yang tersari.

3. Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan yaitu ekstraksi

dengan cara dingin dan ekstraksi dengan cara panas

4. Pelarut yang biasa digunakan dalam melakukan ekstrak dengan metode

sokletasi yaitu, air, etanol, metanol. n- heksana dan aseton.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu

kami meminta saran dan kritik dari pembaca.


DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. N. 1997. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah . Gramedia.
Jakarta
Basset, J. dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung : ITB Press.
Irianty, R. Sri, Verawati. 2012. Variasi Komposisi Pelarut Metanol-Air pada
Ekstraksi Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb). ISSN 1907-0500.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik . Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Sasza, C. 2014. Aplikasi Sarang Semut (Myrmecodia pendans) sebagai Inhibitor
Korosi pada Baja API 5L Grade B dan AISI 1010 dalam Media 3,5% NaCl.
Surabaya : Teknik Material dan Metalurgi ITS
Underwood, A. L dan Day A. R. 1990. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.
Penerbit Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai