OLEH
Nama: Vera Yustika
NIM: 442420020
Kelas: Kimia B
Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Pada metode
ekstraksi dengan cara dingin, tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung. Maserasi adalah salah satu jenis metode ekstraksi dengan sistem
tanpa pemanasan atau biasa dikenal dengan ekstraksi dingin. Selain maserasi,
perkolasi merupakan metode ekstraksi cara dingin yang menggunakan pelarut
mengalir yang selalu baru dan umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
Sedangkan untuk ekstraksi dengan cara panas terdapat metode sokletasi. Sokletasi
merupakan proses ekstraksi yang menggunakan penyarian berulang dan
pemanasan. Setiap metode ekstraksi tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
ABSTRACT
Extraction can be carried out by cold and hot methods. In the cold extraction
method, there is no heating process during the extraction process. Maceration is
one type of extraction method with a system without heating or commonly known
as cold extraction. In addition to maceration, percolation is a cold extraction
method that uses a flowing solvent that is always fresh and is generally carried out
at room temperature. Meanwhile, for hot extraction, there is the soxhletation
method. Soxhletation is an extraction process that uses repeated filtration and
heating. Each extraction method has its own advantages and disadvantages.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekstraksi adalah proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnnya.
Ekstrasi adalah proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan
tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari tertentu. Pada
umumnya, zat aktif pada tanaman dan hewan terdapat di dalam sel namun sel
tanaman dan hewan memiliki ketebalannya masing-masing sehingga
diperlukan metode ekstraksi dan pelarut yang sesuai dalam mengekstraksinya.
Tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat
pada bahan alam, seperti senyawa antimikroba dan antioksidan.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi
zat aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang ditetapkan.
Ada 2 metode ekstraksi, yaitu ekstraksi dengan cara dingin dan cara panas.
Pada metode ekstraksi dengan cara dingin, tidak ada proses pemanasan selama
proses ekstraksi berlangsung dengan tujuan untuk menghindari rusaknya
senyawa yang dimaksud. Jenis ekstraksi cara dingin adalah maserasi dan
perkolasi. Pada metode dengan cara panas akan melibatkan pemanasan selama
proses ekstraksi berlangsung. Adanya panas akan mempercepat proses
ekstraksi dibandingkan dengan cara dingin. Salah satu contoh metode
ekstraksi dengan cara panas yaitu metode sokletasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode maserasi, bagaimana prinsip kerja
metode maserasi, apa saja modifikasi metode maserasi, bagaimana
2
komponen alat dan bahan pada metode maserasi, serta apa saja kelebihan
dan kekurangan menggunakan metode maserasi?
2. Apa yang dimaksud dengan metode perkolasi, bagaimana prinsip kerja
metode perkolasi, bagaimana komponen alat dan bahan pada metode
perkolasi, apa saja jenis-jenis metode perkolasi, serta apa saja kelebihan
dan kekurangan metode perkolasi?
3. Apa yang dimaksud dengan metode sokletasi, bagaimana prinsip kerja
metode sokletasi, bagaimana komponen alat dan bahan pada metode
sokletasi, serta apa saja kelebihan dan kekurangan metode sokletasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, prinsip kerja, modifikasi, komponen alat dan
bahan, serta kelebihan dan kekurangan dari metode maserasi.
2. Mengetahui pengertian, prinsip kerja, komponen alat dan bahan, jenis-
jenis, serta kelebihan dan kekurangan dari metode perkolasi.
3. Mengetahui pengertian, prinsip kerja, komponen alat dan bahan, serta
kelebihan dan kekurangan dari metode sokletasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Maserasi
1. Pengertian Metode Maserasi
4
diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan (Hasrianti et al., 2016).
Maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15◦-20◦ C dalam waktu 3 hari
sampai bahan-bahan yang larut sudah melarut.
5
e. Maserasi melingkar bertingkat, pada maserasi melingkar penyarian tidak
dapat dilaksanakan secara sempurna karena pemindahan massa akan
berhenti bila keseimbangan telah terjadi. Masalah ini dapat diatasi dengan
meserasi melingkar bertingkat yang akan didapatkan yaitu serbuk
simplisia mengalami proses penyaringan beberapa kali sesuai dengan
bejana penampung, serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana
penyari akan dilakukan penyarian dengan cairan penyari baru, hasil
penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk
simplisia yang baru hingga memberikan sari dengan kepekatan yang
maksimal, dan penyarian dilakukan berulang-ulang akan mendapatkan
hasil yang lebih baik.
4. Komponen Alat dan Bahan Dalam Metode Maserasi
- Alat
6
Bahan yang digunakan pada proses ekstraksi dengan metode maserasi
tergantung pada apa yang akan diekstraksi, misalnya ekstraksi daun
bidara. Bahan-bahan yang digunakan yaitu daun bidara, bahan kimia
yang terdiri dari HCl 2N, aquadest, pelarut maserasi yaitu metanol
teknis dan pelarut analisis (E. Merck) metanol, petrolelum eter, etil
asetat, n-butanol, dan dietil eter (Chairunnisa et al., 2019).
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Maserasi
Kelebihan dari ekstraksi dengan metode maserasi yaitu unit alat yang
dipakai sederhana, biaya operasionalnya relatif rendah, dan prosesnya relatif
hemat penyari dan tanpa pemanasan. Kekurangan dari ekstraksi dengan
metode maserasi yaitu proses penyariannya tidak sempurna, waktu yang
diperlukan untuk mengekstrak sampel cukup lama, cairan penyari yang
digunakan lebih banyak, serta tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras.
B. Metode Perkolasi
1. Pengertian Metode Perkolasi
7
kekuatan gaya beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan diatasnya
dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan gerakan ke
bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
a. Perkolasi Biasa.
Perkolasi biasa adalah cara yang paling sederhana dan hanya
menggunakan satu perkolator saja dalam prosesnya. Langkah-
langkahnya diawali dengan merendam simplisia yang derajat halusnya
sudah ditentukan ke dalam penyari. Setelah itu dimasukkan ke dalam
perkolator. Proses perkolasi ini biasanya dipakai untuk mengambil sari
dari zat tertentu yang khasiatnya keras.
b. Perkolasi Bertingkat/Reperkolasi.
Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai beberapa
perkolator. Beberapa perkolator digunakan untuk mempermudah
prosesnya. Biasanya, ada tiga perkolator yang dipakai dan simplisia
yang ada pada setiap perkolator akan diambil dalam jumlah tertentu.
Selanjutnya, simplisia tersebut dipakai sebagai cairan penyari pada
perkolator kedua dan ketiga. Cara kerja perkolasi bertingkat ada tiga
tahapan, yaitu menentukan bagian dan volume perkolat, melembabkan
perkolator kedua, dan perkolator ketiga diolah seperti perkolator
kedua.
c. Perkolasi Dengan Tekanan.
Perkolasi jenis ini digunakan jika simplisia mempunyai derajat halus
yang sangat kecil sehingga cara perkolasi ini jarang digunakan.
Biasanya simplisia jenis ini tidak bisa dideteksi dengan perkolasi biasa.
Untuk itu perlu ditambahkan alat penghisap agar perkolat dapat turun
ke bawah. Alat tersebut dinamakan diacolator.
4. Komponen Alat dan Bahan Dalam Metode Perkolasi
8
- Alat
9
prosesnya, cairan penyari bisa mengalir dengan mudah, dan tidak terjadi
kejenuhan. Kekurangan metode perkolasi yaitu cairan penyari yang digunakan
lebih banyak serta resiko tercemar mikroba untuk penyari air karena dilakukan
secara terbuka.
C. Metode Sokletasi
1. Pengertian Metode Sokletasi
10
dalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi. Pelarut yang
telah membawa senyawa kimia pada labu destilat yang diuapkan dengan
rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu
campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada zat padat, maka
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Syarat pelarut yang
digunakan dalam proses sokletasi yaitu, pelarut yang mudah menguap, titik
didih pelarut rendah, pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan,
pelarut merupakan pelarut terbaik bagi bahan yang akan diekstraksi, pelarut
akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan
yang sedang berlangsung. Sokletasi dihentikan apabila pelarut yang digunakan
tidak berwarna lagi, sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak
menimbulkan bercak lagi, dan hasil sokletasi diuji dengan pelarut tidak
mengalami perubahan yang spesifik.
3. Komponen Alat dan Bahan Metode Sokletasi
- Alat
11
1. Kondensor, berfungsi sebagai pendingin dan juga mempercepat
proses pengembunan.
2. Timbal/klonsong, berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin
diambil zatnya.
3. Pipa F/pipa uap, berfungsi sebagai jalannya uap bagi pelarut yang
menguap dari proses penguapan.
4. Sifon, berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon
larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini
dinamakan I siklus.
5. Labu alas bulat, berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan
pelarutnya.
6. Hot plate, berfungsi sebagai pemanas larutan.
- Bahan
Bahan yang digunakan pada proses ekstraksi dengan metode sokletasi
tergantung pada apa yang akan diekstraksi. Misalnya ekstraksi
oleoresin jahe gajah dengan metode sokletasi. Bahan yang diperlukan
yaitu jahe gajah segar, pelarut etanol 96%, serta aquadest (Wijaya et
al., 2019).
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sokletasi
Kelebihan dari ekstraksi dengan metode sokletasi yaitu, sampel
diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan secara berulang-ulang, jumlah
pelarut yang digunakan relatif sedikit, proses sokletasi berlangsung dengan
cepat, jumlah sampel yang diperlukan sedikit, serta pelarut organik dapat
mengambil senyawa organik dalam bahan berulang kali. Kekurangan ekstraksi
dengan metode sokletasi yaitu, tidak baik digunakan untuk mengekstraksi
bahan-bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa yang tidak tahan
terhadap pemanasan, harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, serta
pelarut yang digunakan mempunyai titik didih yang rendah sehingga mudah
menguap.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maserasi adalah salah satu jenis metode ekstraksi dengan sistem tanpa
pemanasan atau biasa dikenal dengan ekstraksi dingin. Pada metode ini,
pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sehingga maserasi merupakan
metode ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas
ataupun tahan panas. Perkolasi adalah metode ekstraksi cara dingin yang
menggunakan pelarut mengalir yang selalu baru dan umumnya dilakukan pada
temperatur ruangan. Sokletasi merupakan suatu metode pemisahan zat dari
campurannya dengan pemanasan, pelarut yang digunakan akan mengalami
sirkulasi, dibandingkan cara maserasi, ekstraksi sokletasi memberikan hasil
ekstrak yang lebih tinggi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anam, C., Agustini, T., & Romadhon, R. (2014). Pengaruh Pelarut Yang Berbeda
Pada Ekstraksi Spirulina Platensis Serbuk Sebagai Antioksidan Dengan
Metode Soxhletasi. Jurnal Pengolahan Dan Bioteknologi Hasil Perikanan,
3(4), 106–112.
Chairunnisa, S., Wartini, N. M., & Suhendra, L. (2019). Pengaruh Suhu dan
Waktu Maserasi terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus
mauritiana L.) sebagai Sumber Saponin. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen
Agroindustri, 7(4), 551. https://doi.org/10.24843/jrma.2019.v07.i04.p07
Rosidah, I., Zainuddin, Z., Mufidah, R., Bahua, H., & Saprudin, M. (2017).
Optimasi Kondisi Ekstraksi Senyawa Total Fenolik Buah Labu Siam
(Sechium edule (Jacq.) Sw.) Menggunakan Response Surface Methodology.
Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 27(2), 79–88.
https://doi.org/10.22435/mpk.v27i2.5706.79-88
Wijaya, D. R., Paramitha, M., & Putri, N. P. (2019). C. Kata kunci: Oleoresin,
jahe, ekstraksi, soklet. Jurnal Konversi, 8(1), 9–16.
14
15