Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMENTARA KIMIA ORGANIK

SENYAWA KARBONIL

Disusun oleh :

1. SITI AMANAH TUNGGAL PUTRI ( 34210394 )


2. SITI MAHENI (34210395)
3. NI’MATUS SHOLIHAH ( 34210380 )
4. NUR ADINDA ( 34210381)

A/DF/II

KELOMPOK 4

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

PROGRAM STUDI FARMASI STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2022
SENYAWA KARBONIL

I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi senyawa karbonil dengan cara melakukan beberapa
uji kualitatif
II. DASAR TEORI

Karbonil adalah gugus fungsional kimia organik yang tersusun dari atom
karbonyang terikat ganda dengan atom oksigen -> (C = O) Kelompok
karbonil yang palingsederhana adalah aldehida dan keton yang biasanya
menempel pada senyawa karbon lain.Struktur ini dapat ditemukan pada
banyak senyawa aromatik yang berkontribusi terhadapbau dan rasa. Ikatan
rangkap dalam alkena dan ikatan rangkap dalam gugus karbonilsangat
berbeda dalam hal reaktivitas. C = C kurang reaktif karena
elektronegativitas C =0 dikaitkan dengan oksigen dan dua pasang
elektronnya. Sepasang pasangan lone oksigenterletak di 2s sedangkan
pasangan lainnya berada dalam orbital 2p dimana porosnyadiarahkan tegak
lurus terhadap arah orbital pi. Sifat karbonil secara langsung terkaitdengan
struktur elektronik serta posisi geometrisnya (Wiliam dan Poon, 2011).
Sebagaicontoh, elektronegativitas oksigen juga memolarisasi ikatan pi
yang memungkinkan substituen terikat tunggal terhubung untuk menjadi
penarik elektron. Alded dan keton mengandung gugus karbonil C=O. Jika
kedua gugusyang menempel pada gugus karbonil adalah gugus-gugus
karbon, maka senyawa itudinamakan keton. Jika salah satu dari kedua
gugus tersebut adalah hydrogen, senyawatersebut termasuk golongan
aldehida. Oksidas parsial dari alcohol menghasilkan aldehid (oksidasi
lanjutnya menghasilkan asam karboksilat). Formaldehida, suatu gas
takberwaarna, mudah larut dalam air. Larutan 40% didalam air di namakan
formalin, yangdigunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan. Aseton
adalah keton yang paling penting. la merupakan cairan volatil (titik didih
65°C) dan mudah terbkar. Aseton adalah pelarut yang baik untuk
melarutkan senyawa-senyawa organik, banyak digunakan sebagai pelarut
pernis, lak, dan pelastik. Salah satu membuatan aseton adalah melalui
dehidrasi isopropyl alcohol dengan bantuan katalis tembaga (Suminar,
1993).
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid
mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua
buah. atom hidroge sedangkan keton yaitu senyawa organik yang
mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehida
mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi.Aldehida lebih
reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi nukleofilik. Aldehid dan
keton merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung gugus
karbonil (C = 0). Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti tertulis
di bawah ini dengan R adalah alkyl atau aril. Banyak aldehid dan keton
mempunyai bau khas yang membedakannya.Umumnya aldehid berbau
merangsang dan keton berbau harum. Misalnya, transinamaldehida adalah
komponen utama minyak kayu manis dan enantiomer-enantiomer karbon
yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen. Sifat fisis dari
aldehid dan keton, gugus karbonil terdiri dari sebuah atom karbon Sp2
yang dihubungkan ke sebuah atom oksigen.oleh sebuah ikatan sigma dan
sebuah ikatan pi.Ikatan pi yang menghubungkan C dan o terletak di atas
dan di bawah bidang ikatan-ikatan sigma tersebut. Gugus karbonil bersifat
polar, dengan elektron-elektron dalam ikatan sigma dan terutama elektron-
elektron dalam ikatan pi, tertarik ke oksigen yang lebih
elektronegatif.Oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang elektron
menyendiri.Semua sifat-sifat struktural ini kedataran, ikatan pi, polaritas
dan adanya elektron menyendiri, mempengaruhi sifat dan kereaktifan
gugus karbonil (Fessenden dan Fessenden, 1990). Perbedaa dari aldehid
dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid mengandung sebuah gugus
karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen sedangkan
keton yaitu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil
terikat pada duagugus alkil. Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton
agak sukar teroksidasi.Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton
terhadap adisi nukleofilik (Raymond, 2009).Uji tollens digunakan untuk
membedakan senyawa aldehid dan keton. Aldehid dioksidasi menjadi
anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens direduksi menjadi
logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin. perak pada
diding dalam tabung reaksi.Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu
mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-o. Alkohol sekunder
dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi
lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens (Hart, 2004).
Beberapa gula mampu mengurangi ion perak untuk membebaskan perak,
dan ion tembaga (II) menjadi ion tembaga (1), dalam kondisi yang
ditentukan. Gula semacam itu disebut gula pereduksi. Kemampuan
mereduksi ini, yang mana berguna dalam mengklasifikasikan gula,
tergantung pada adanya (1) aldehida, (2) gugus a-hidroksiketon seperti
pada fruktosa, atau (3) struktur hemiacettal dalam siklikmolekul seperti
maltosa. Kelompok ini mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat (atau
karboksilat ion); ion logam dikurangi. Beberapa reagen yang berbeda,
termasuk Tollens', Fehling's, Benedict's dan Barfoed's reagen, digunakan
untuk mendeteksi pengurangan gula. Benediktus, Uji Fehling dan Barfoed
bergantung pada pembentukan endapan tembaga (1) oksida untuk
menunjukkan reaksi positif
III. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan yaitu :

1. tabung reaksi
2. rak tabung reaksi
3. pipet tetes
4. sikat tabung
5. pemanas air
6. Erlenmeyer
7. cawan penguapan
8. gelas ukur 25 ml
9. gelas piala.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu

1. formalin
2. Aseton
3. Asetaldehid
4. Benzaldehid
5. Siklohaksanon
6. pereaksi Fehling
7. pereaksi Tollens
8. pereaksi Benedict
9. formaldehid
10. asam sulfat
11. NaOH.

IV. CARA KERJA


1. Uji toluens
Siapkan alat bahan

Sebanyak 1 ml pereaksi Tollens dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Kemudian ditambahkan 3 tetes formalin ke dalam tabung reaksi yang berisi Tollens.

Lalu larutandipanaskan secara perlahan.

Diamati perubahan yang terjadi.

Diulangi dengan menggantikan formalin dengan aseton.

2. Uji fehling
Siapkan alat dab bahan

Sebanyak 10 ml pereaksi Fehling dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Kemudian ditambahkan 3 tetes formalin ke dalam tabung reaksi yang berisi


Tollens. Lalu larutan dipanaskan secara perlahan.
Diamati perubahan yang terjadi.
Diulangi dengan menggantikan formalin dengan aseton

3. Uji Beedict
Siapka alat dan bahan

Sebanyak 10 ml pereaksi Benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


Kemudian ditambahkan 3 tetes formalin ke dalam tabung reaksi yang berisi
Tollens

. Lalu larutan dipanaskan secara perlahan.

Diamati perubahan yang terjadi. Diulangi dengan menggantikan formalin


dengan aseton
. 4. Uji NaOH
Siapkan alat dan bahan

Sebanyak 5 ml pereaksi NaOH 10% dimasukkan ke dalam tabung reaksi

. Kemudian ditambahkan 1 ml formalin ke dalam tabung reaksi yang berisi


NaOH. Lalu larutan dipanaskan secara perlahan.

Diamati perubahan yang terjadi. Diulangi dengan menggantikan formalin


dengan aseton.

Anda mungkin juga menyukai