Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KHUSUS UJIAN SARJANA

MAKALAH TENTANG METODE EKSTRAKSI

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Sarjana


“Biologi Farmasi”

Oleh :

MY. VANNYSHA PUTI SAPRILA


No. BP. 1801208

Nama Dosen : apt. Fitra Fauziah, M.Farm

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas untuk memperoleh gelar sarjama, dengan judul
“Metode Ekstraksi ”.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena
itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya tutup dengan berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Padang, 10 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
2.1 Pengertian ekstraksi...................................................................................6
2.2 Jenis- jenis ekstraksi..................................................................................7
2.3 Metode dalam ekstraksi.............................................................................8
2.4 Alat-alat ekstraksi dan prinsip kerja alat.................................................11
3. Destilasi Uap..........................................................................................13
4. Maserasi.................................................................................................14
5. Ultrasound-Assisted Solvent Extraction................................................15
6. Digesti.....................................................................................................16
7. Perkolasi.................................................................................................16
8. Reflux......................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................21
3.1 Kesimpulan............................................................................................21
3.2 Saran.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang

Ekstraksi merupakan jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu

padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan

pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang

datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan

cara difusi. Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia

karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran.Untuk

memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan

pemisahan.Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan

campuran. Perusahaan air minum, memperoleh air jernih dari air sungai melalui

penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau

farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak

bumi menjadi komponen-komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah,

dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium

dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektroforesis. Itulah beberapa

contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih

murni. Melalui teknik pemisahan ternyata menghasilkan materi yang lebih

penting dan lebih mahal nilainya.

Ekstraksi adalah pengolahan dengan pmisahan suatu zat dari campurannya

dengan pembagian sebuah zat terlalut antara dua peralut yang tidak dapat

tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang

lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair ( misalnya bahan alami)tidak
dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis

yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur

secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil., atau

tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu seringkali

ekstraksi adalah satu- satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin

paling ekonimis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan

dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji

kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari- hari ialah pelarutan komponen

komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dan biji kopi yang

telah dibakar atau digiling.

.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ekstraksi?

2. Jenis-jenis ekstraksi?

3. Apa saja metode-metode yang digunakan dalam ekstraksi?

4. Alat-alat ekstraksi beserta prinsip kerjanya?

.3 Tujuan

Mengetahui apa yang dimaksud dengan ekstraksi, jenis-jenis ekstraksi,

metode ekstraksi, serta alat-alat ekstraksi dan prinsip kerja.


TINJAUAN PUSTAKA

.4 Pengertian ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan

atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan

satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut

cair (solven).

Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari

komponen-komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga

ekstraksi air merupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam

larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut lain (biasanya organik).

Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara

lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana

pada satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya

ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik,

dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet

merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara

kontinu. Alatnya dinanmakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk

ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan. Ekstraksi pelarut menyangkut

distribusi suatu zat terlarut (solute) di antara dua fasa cair yang tidak saling

bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan

"bersih" baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat

digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis

kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan- pekerjaan preparatif


dalam bidang kimia organik, biokimia dan anorganik di laboratorium.

.5 Jenis- jenis ekstraksi

Ekstraksi dapat digolongkan berdasarkan bentuk campuran yang

diekstraksi dan proses pelaksanaannya.

a) Bentuk campurannya

Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan

menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.

1. Ekstraksi padat cair

Zat yang diekstraksi terdapat didalam campuran yang berbentuk padatan.

Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan didalam usaha mengrisolasi zat

berkhasiat yang terkandung didalam bahan alam seperti steroid, hormon,

antibiotika, dan lipida pada biji-bijian.

2. Ekstraksi cair- cair

Zat yang diekstraksi teradpat didalam campuran yang berbentuk cair.

Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak dilakukan

untuk memisahkan zat seperti iod, atau logam-logam tertentu dalam

larutan air

b) Proses pelaksanaannya

Menurut proses pelaksanaannya ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi

berkesinambungan (kontinyu) dan ekstraksi bertahap.

1. Ekstraksi kontinyu (Continues Extraction)

Pada ekstraksi kontinyu, pelarut yang digunakan secara berulang-ulang

sampai proses ekstraksi selesai. Tersedia berbagai alat dari jenis ekstraksi
iniseperti alat soxhlet atau Craig Countercurent.

2. Ekstraksi bertahap (batch)

Pada ekstraksi bertahap, setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut yang

baru sampai proses ekstraksi selesai. Alat yang biasa digunakan adalah

berupa corong pisah

Adapun Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:

a. Bahan ekstraksi : Campuran bahan yang akan diekstraksi

b. Pelarut (media ekstraksi) : Cairan yang digunakan untuk melansungkan

ekstraksi

c. Ekstrak : Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi

d. Larutan ekstrak : Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak

e. Rafinat (residu ekstraksi) : Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya.

f. Ekstraktor : Alat ekstraksi

g. Ekstraksi padat-cair : Ekstraksi dari bahan yang padat

h. Ekstraksi cair-cair : Ekstraksi dari bahan ekstraksi yang cair

.6 Metode dalam ekstraksi

Adapun macam-macam metode ekstraksi:

a) Ekstraksi cara dingin

Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi

berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud

rusak karena pemanasanan. Ekstraksi Dingin merupakan proses ekstraksi

menggunakan pelarut diam atau dengan beberapa kali pengocokan pada suhu
ruangan. Pada dasarnya metoda ini dengan cara merendam sample dengan

sekali-sekali dilakukan pengocokan. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam

dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Prosedurnya yaitu sampel

di rendam dengan pelarut, selanjutnya pelarut (baru) dilalukan (ditetes-

teteskan) secara terus menerus sampai warna pelarut tidak lagi berwarna atau

tetap bening yang artinya sudah tidak ada lagi senyawa yang terlarut.

b) Ekstraksi cara panas

Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas

secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin.

Metodanya adalah ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih

pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah pelarut tertentu dengan

adanya pendingin balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga sampai lima

kali pengulangan proses pada residu pertama, sehingga termasuk proses

ekstraksi sempurna, Prosedurnya yaitu dengan memasukkan sampel kedalam

wadah, pasangkan kondensor, panaskan. Pelarut akan mengekstraksi dengan

panas, terus akan menguap sebagai senyawa murni dan kemudian

terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke wadah, mengekstraksi lagi dan

begitu seterusnya. Proses umumnya dilakukan selama satu jam.

c) Ekstraksi dengan alat soklet

Merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan

menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya

pendingin balik (kondensor). Disini sampel disimpan dalam alat Soxhlet dan
tidak dicampur langsung dengan pelarut dalam wadah yang di panaskan, yang

dipanaskan hanyalah pelarutnya, pelarut terdinginkan dalam kondensor dan

pelarut dingin inilah yang selanjutnya mengekstraksi sampel.

d) Prinsip refluks

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke

dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan,

uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-

molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan

menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya

berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,

penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang

diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan

e) Prinsip destilasi uap

Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam

labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam

labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam

simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju

kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran

air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan

memisah antara air dan minyak atsiri.

f) Infusa

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air

pada suhu 90°C selama 15 menit. Infusa di buat dengan cara menghaluskan
simplisia yang akan digunakan. Kemudian dicampur dengan air secukupnya

dalam sebuah panci dan dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit, dihitung

mulai dari suhu di dalam panci mencapai 90°C, sambil sekali-sekali diaduk.

Infusa diserkai sewaktu masih panas melalui kain flanel. Jika kekurangan air

ditambah air mendidih melalui ampasnya. Infusa Simplisia yang mengandung

minyak atsiri diserkai setelah dingin. Penyarian dengan cara ini menghasilkan

sari yang tidak stabil, dan mudah tercemar oleh kapang, oleh sebab itu air yang

diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

g) Dekokta

Prinsipnya hampir sama dengan infuse, perbedaannya pada dekoktadigunakan

pemanasan selama 30 menit dihitung mulai suhu mencapai 90°C. Cara ini

dapat dilakukan untuk simplisia yang mengandung bahan aktif yang tahan

terhadap pemanasan.

.7 Alat-alat ekstraksi dan prinsip kerja alat

Adapun Alat-alat Ekstraksi yang digunakan dalam skala Laboratorium yaitu:

1. Corong pisah

Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang

digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen

dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang

tercampur.

Prinsip kerjanya yaitu unutk memisahkan zat/senyawa tertentu dalam sampel

berdasarkan kelarutan dalam pelarut tertentu yang memiliki perbedaan fasa.

Campuran dan dua fasa pelarut dimasukkan ke dalam corong dari atas dengan
corong keran ditutup. Corong ini kemudian ditutup dan digoyang dengan kuat

untuk membuat dua fase larutan tercampur. Corong ini kemudian dibalik dan

keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap yang berlebihan. Corong ini

kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua fase berlangsung.

Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase larutan ini

dipisahkan dengan mengontrol keran corong.

Gambar. Corong Pisah

2. Soxhlet

Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu

bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai.

Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang

permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan

dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel

dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai

batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara

otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama

dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Sampel yang
bisa diperiksa meliputi pemeriksaan lemak,trigliserida,kolesterol

Gambar. Soklet
3. Destilasi Uap
Destilasi merupakan pemisahan didasarkan pada perbedaan titik didih
atau titik cair dari masing-masing zat penyusun pada campuran homogen.
Proses distilasi terbagi menjadi 2 tahap, tahap pertama merupakan tahap
penguapan, dan tahap ke dua merupakan tahap pendinginan, maka dengan itu
pada alat distilasi terdapat alat pemanas dan alat pendingin
Distilasi uap adalah tipe khusus dari distilasi (proses pemisahan) untuk
suhu  bahan sensitif seperti senyawa aromatik alami. Banyak senyawa
organik cenderung terurai pada suhu tinggi berkelanjutan. Pemisahan dengan
distilasi normal maka tidak akan menjadi pilihan, sehingga air atau uap
dimasukkan ke dalam alat distilasi (Dedi Irwandi, 2014).
Destilasi uap umumnya diterapkan untuk ekstraksi minyak esensial
tanaman (campuran kompleks konstituen yang mudah menguap). Tanaman
(kering atau segar) direndam dengan air dalam labu yang terhubung dengan
kondensor. Setelah pemanasan, uap (campuran minyak esensial dan air) akan
memadatkan dan distilat (dipisahkan menjadi dua lapisan) dikumpulkan
dalam labu ukur yang terhubung ke kondensor. Fasa air diresirkulasi ke
dalam labu, sedangkan minyak atsiri dikumpulkan secara terpisah. Kondisi
ekstraksi optimum (misalnya, tingkat penyulingan) tergantung pada sifat dari
bahan yang diekstraksi. Kerugian utama dari ekstraksi di bawah refluks dan
distilasi uap adalah bahwa komponen thermolabile berisiko terdegradasi.
Dalam distilasi uap, bahan tanaman tidak boleh terlalu halus. Bahan
kasar terfragmentasi atau hancur lebih baik. Beberapa gliserol dapat
ditambahkan ke dalam air untuk memfasilitasi ekstraksi bahan yang keras
(misalnya, kulit, biji, akar). Xylene dapat ditambahkan ke labu ukur
selanjutnya untuk menjebak minyak atsiri yang dihasilkan. Kedua deskripsi
alat distilasi dan prosedur distilasi uap dapat ditemukan dalam berbagai
monografi farmakope

4. Maserasi
Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut
organik pada temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam
isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan
akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan
antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam
sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan
sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan
pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efektivitas yang tinggi
dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut.
Secara umum pelarut metanol merupakan pelarut yang banyak digunakan
dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan
seluruh golongan metabolit sekunder
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur
kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel
melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya
tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama
proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap
hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Untuk obat yang mengandung sedikit atau tidak ada bahan selular, seperti
benzoin, aloe, dan tolu, yang larut hampir sepenuhnya di pencair tersebut,
maserasi adalah metode yang paling efisien dalam ekstraksi. Maserasi
biasanya dilakukan pada suhu 15 sampai 20C selama 3 hari atau sampai
larut.
5. Ultrasound-Assisted Solvent Extraction
Metode ini adalah metode maserasi dimodifikasi di mana ekstraksi
difasilitasi dengan menggunakan USG (kemampuan frekuensi tinggi, 20
kHz). Serbuk tanaman ditempatkan dalam botol. Botol ditempatkan wadah
/bak ultrasonik , dan USG digunakan untuk menginduksi stres mekanik pada
sel-sel melalui produksi kavitasi dalam sampel. Rincian seluler meningkat
pelarutan metabolit dalam ekstraksi pelarut dan meningkatkan hasil panen.
Efisiensi ekstraksi tergantung pada frekuensi instrumen, dan panjang dan
suhu sonikasi. ultrasonication jarang diterapkan untuk ekstraksi skala besar;
itu sebagian besar digunakan untuk awal ekstraksi sejumlah material kecil.
Hal ini umumnya digunakan untuk memfasilitasi ekstraksi metabolit
intraseluler dari kultur jaringan tanaman
Prinsip ekstraksi ultrasonik adalah dengan meningkatkan transfer massa
yang disebabkan oleh naiknya penetrasi pelarut ke dalam jaringan tumbuhan
lewat efek kapiler. Gelembung kavitasi akan terbentuk pada dinding sel
tanaman akibat adanya gelombang ultrasonik. Efek dari pecahnya gelembung
kavitasi ini dapat mengakibatkan peningkatan pori-pori dinding sel.
Gelembung kavitasi akan terpecah disebabkan oleh tipisnya bagian kelenjar
sel tumbuhan yang dapat mudah rusak oleh sonikasi (Melecchi dkk. 2006)
Ultrasonik adalah gelombang akustik dengan frekuensi lebih besar dari
16-20 kHz. Suslick dan Mcclemen menyatakan bahwa salah satu sifat dari
ultrasonik adalah non-destructive dan non-invasive, sehingga dengan mudah
diadaptasikan ke berbagai aplikasi gelombang ultrasonik dapat merambat
dalam medium padat, cair, dan gas. (Cameron, 2006).
6. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada
temperature yang lebih tinggi dari suhu ruangan. Suhu yang paling sering
digunakan adalah antara 35° dan 40° C, atau dapat ditingkatkan sampai suhu
tidak lebih dari 50° C. Proses ini digunakan untuk bagian tanaman yang lebih
keras atau yang mengandung zat-zat yang sukar larut. Cara maserasi ini
hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap
pemanasan. Tahapan digesti mirip dengan maserasi, hanya saja dilakukan
pengadukan secara terus-menerus dan peningkatan suhu sampai tidak lebih
dari 50° C. Dengan pemanasan diperoleh keuntungan antara lain:
1. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan
berkurangnya lapisan-lapisan batas.
2. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga
pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.
3. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan
berbanding terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan
berpengaruhpada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan
meningkat bila suhu dinaikkan.
Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka
perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan menguap
kembali ke dalam bejana.
7. Perkolasi
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin per yang berarti melalui dan
colare yang berarti tegangan, dapat didefinisikan sebagai proses dimana
bahan obat diekstrak dari unsure yang terlarut oleh gerak lambat pelarut yang
cocok melalui kolom obat. Obat diekstraksi menggunakan alat yang disebut
perkulator. Kebanyakan ektraksi obat menggunakan perkolasi.
Pada proses perkolasi, aliran menstruum diatas kolom obat secara umum
ke bawah menuju lubang keluar, ditarik oleh kekuatan gravitasi dan juga
berat cairan kolom. Dalam keadaan khusus dan alat perkolasi yang lebih
canggih, tambahan tekanan pada kolom digunakan dengan tekanan udara
positif pada inlet dan penghisapan di saluran keluar.
Percolators untuk ekstraksi obat sangat bervariasi pada bentuknya,
kapasitas, komposisi, dan yang paling penting, utilitas. Percolators yang
digunakan pada ekstraksi olahan industri skala besar pada umumnya
stainless steel atau bejana logam berlapis kaca yang sangat bervariasi dalam
ukuran dan pengoperasiannya. Percolators digunakan untuk mengekstrak
daun, misalnya daun dengan diamerer 6 sampai 8 ft dan tinggi 12 sampai 18
kaki. Bagian nabati lainnya seperti biji yang lebih bagus densitasnya dari
daun akan dikemas dengan sempit pada percolator dari dimensi yang begitu
besar diekstrak pada percolators yang jauh lebih kecil. Beberapa percolators
industri khusus dirancang untuk meresap dengan menstrua panas; pada yang
lain, tekanan digunakan untuk memaksa menstruum melalui kolom obat
Perkolasi pada skala yang lebih kecil umumnya melibatkan penggunaan
perkulator gelas dari variasi beberapa bentuk untuk ekstraksi dalam jumlah
kecil (sekitar sampai 1000 g) dari obat mentah. Bentuk bentuk percolator
pada laboratorium umum dan digunakan pada skala kecil antara lain (a)
silinder, dengan sedikit, jika ada, lancip kecuali pada lubang bagian bawah
(b) agak bulat, tetapi dengan lancip ke bawah, dan (c) berbentuk kerucut atau
corong. Tiap tipe mempunyai kegunaan special pada ekstraksi obat-obatan.
Cara ekstraksi metode perkolasi secara singkat dapat dilakukan dengan
mencampur bahan bahan yang padat dengan sejumlah pelarut yang telah
ditentukan untuk membuatnya basah secara merata. Dibiarkan selama kurang
lebih 15 menit, kemudian dipindahkan ke percolator dan dikemas. Pelarut
yang cukup dalam resep ditambahkan untuk mensaturasi bahan padat. Bagian
atas diletakkan di percolator, dan ketika liquid akan menetes dari apparatus,
bagian bawah yang terbuka ditutup. Bahan padat dibiarkan termaserasi
selama 24 jam atau waktu yang telah ditentukan. Jika tidak ada uji yang
dilakuka, perkolasi dibiarkan memproses secara perlahan atau pada kecepatan
tertentu dan secara bertahap menambahkan pelarut yang cukup untuk
menghasilkan 1000 ml larutan. Jika tidak ada disng ebutkan hanya 950 ml
dari hasil perkolasi yang dikumpulkan dan dicampur dan sisanya digunakan
sebagai bahan uji. Sisa perkolasi dilarutkan dengan pelarut untuk
menghasilkan larutan yang sesuai standar baru kemudian dilarutkan.
Reflux
Metode Reflux merupakan metode ektraksi cara panas (membutuhkan
pemanasan pada prosesnya), secara umum pengertian refluks sendiri
adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut yang ralatif konstan dengan adanya pendingin
balik  (Depkes RI, 2000).
Refluks adalah salah satu metode dalam ilmu kimia untuk mensintesis
suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk
mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguap atau volatile. Pada
kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap
sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah
pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk
uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi
sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran
gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama
pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya
reaktif. 
Alat refluks paling sederhana dilengkapi dengan labu alas bulat dan
pendingin Liebig dan corong pisah dan pengaduk atau termometer

Skema alat refluks. pemanasan suhu tinggi tanpa ada zat yang
dilepaskan. Tabung kondensor dihubungkan dengan selang berisi air dingin.
Selang air masuk ada di bagian bawah dan selang air keluar di bagian atas.

Prinsip kerja pada metode refluks yaitu penarikan komponen kimia yang
dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-
sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali
sampel yang berada pada labu alas  bulat, demikian seterusnya berlangsung
secara berkesinambungan sampai  penyarian sempurna, penggantian pelarut
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4  jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan
dan dipekatkan (Akhyar, 2010)
Pada rangkaian refluks ini terjadi empat proses, yaitu proses heating,
evaporating, kondensasi dan cooling.
- Heating terjadi pada saat feed dipanaskan di labu didih,
- Evaporating ( penguapan ) terjadi ketika feed mencapai titik didih dan
berubah fase menjadi uap yang kemudian uap tersebut masuk ke
kondensor dalam.
- Cooling terjadi di dalam ember, di dalam ember kita masukkan batu es dan
air, sehingga ketika kita menghidupkan pompa, air dingin akan mengalir
dari bawah menuju kondensor luar, air harus dialirkan dari bawah
kondensor bukan dari atas agar tidak ada turbulensi udara yang
menghalangi dan agar air terisi penuh.
- Kondensasi (Pengembunan), proses ini terjadi di kondensor, jadi terjadi
perbedaan suhu antara kondensor dalam yang berisi uap panas dengan
kondensor luar yang berisikan air dingin, hal ini menyebabkan penurunan
suhu dan perubahan fase dari steam tersebut untuk menjadi liquid kembali.
Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau
bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan
batang magnet stirer setelah kondensor pendingin air terpasang Campuran
diaduk dan direfluks selama waktu tertentu sesuai dengan reaksinya.
Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau pasir sesuai
dengan kebutuhan reaksi. Pelarut akan mengekstraksi dengan panas, terus
akan menguap sebagai senyawa murni dan kemudian terdinginkan dalam
kondensor, turun lagi ke wadah, pengekstraksi lagi. Demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyaringan sempurna.
Penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Metode refluks memiliki kelebihan dapt digunakan untuk mengekstraksi
sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar, dan tahan pemanasan
langsung. (Anonim, 2011). Sedangkan kekurangan dari metode refluks adalah
membutuhkan volume total pelarut yang besar,dan Sejumlah manipulasi dari
operator (Mandiri, 2013)
PENUTUP

a. Kesimpulan
1) Ektraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan
satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan
pelarut cair (solven) sebagai separating agen.
2) Jenis-jenis Ekstraksi berdasarkan bentuk campuranya terbagi atas; Ekstraksi
padat cair dan Ekstraksi cair-cair, dan berdasarkan proses pelaksanaannya
terbagi atas Ekstraksi kontinyu (Continues Extraction) dan Ekstraksi bertahap
(batch).
3) Metode ekstraksi terbagi atas; ekstraksi Cara Dingin, Ekstraksi Cara Panas,
Ekstraksi dengan alat Soxhlet, Prinsip Refluks, Prinsip Destilasi Uap Air,
Infusa dan Dekokta
4) Dalam skala laboratorium terdapat 2 alat Ekstraksi yaitu; Corong Pisah dan

Soxhlet.

b. Saran
1. Perlunya telaah lebih lanjut mengenai kekurangan dan kelebihan dari masing-
masing metode ekstraksi
2. Perlunya pengelompokan metode ekstraksi berdasarkan bahan yang dapat
diekstraksi untuk kelompok metode ekstraksi tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Alam, G., & Rahim, A. (2007). Penuntun Praktikum Fitokimia. Makassar : UIN
Alauddin

Allen, L., Allen, L. V., & Ansel, H. C. (2013). Ansel's Pharmaceutical Dosage
Forms and Drug Delivery Systems. Lippincott Williams & Wilkins.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV

Direktorat Jenderal, P. O. M. (1986). Sediaan Galenik.

Jenis dan Metode Ekstraksi Simplisia Bahan Alam. (2013). Dari :


http://www.sawitchem.com/post/17/jenis-dan-metode-ekstraksi-simplisia-
bahan-alam.html. Diakses tanggal 1 April 2015

Remington, J. P. (2005). Remington: The science and practice of pharmacy (Vol.


1). D. B. Troy, & P. Beringer (Eds.). Lippincott Williams & Wilkins.

Sampietro, D. A., Catalan, C. A., & Vattuone, M. A. (2009). Isolation,


identification and characterization of allelochemicals/natural products.
Science Publishers.

Sarker, S. D., Latif, Z., & Gray, A. I. (Eds.). (2005). Natural products isolation
(Vol. 20). Springer Science & Business Media.

Anda mungkin juga menyukai