EKSTRAK CAMPURAN
DOSEN :
DISUSUN OLEH
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
membuat dan menyelesaikan makalah karena tanpa rahmat dan ridha-Nya,
mungkin saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai
tepat waktu.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis berharap mendapat kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah
ini dapat menjadi lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
1.3 Tujuan…………....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................5
A. Kesimpulan……………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar yang
memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga saat ini tercatat 7000
spesies tanaman telah diketahui khasiatnya namun kurang dari 300 tanaman yang digunakan
sebagai bahan baku industri farmasi secara reguler. WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa
68% penduduk dunia masih menggantungkan sistem pengobatan tradisional yang mayoritas
melibatkan tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia
menggunakan obat herbal untuk mendukung kesehatan mereka (Saifuddin, dkk., 2011).
Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional adalah metode
ekstraksi. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan senyawa yang akan
diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu ditentukan terlebih dahulu.
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan komposisi:
1. Ekstrak alami, ekstrak murni sediaan obat herbal alami (Native Herbal Drugs Preparation),
Kering (Sicca), berminyak (oleoresin). Tidak mengandung solvent (air, etanol), eksipien
(maltodekstrin, laktosa, sakarosa)
2. Ekstrak non alami, sediaan ekstrak herbal, sediaan ekstrak (non native herbal drugs
preparation). Ekstrak non alami dapat berbentuk: extracta spissa (campuran gliserin
propilenglikol); extracta sicca (maltodekstrin, laktosa); extracta fluida, tingtur (tincture), (air,
etanol); sediaan cair non alcohol (gliserin, air); dan maserat berminyak.
Berdasarkan Pengetahuan tentang senyawa aktif yang terdapat didalamnya Ekstrak dapat
dibedakan menjadi:
1. Standardised extracts merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa
aktiff (menambahkan dalam batas toleransi) yang aktifitas terapeutiknya diketahui dengan
tujuan untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan
2. Guartified extract merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa
yang diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat farmakologi/klinis dengan tujuan agar
khasiatnya sama. M. emiliki kandungan senyawa dengan aktifitas yang diketahui. tetapi
senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tidak diketahui
3. Other Extract merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur proses produksi
(keadaan simplisia, pelarut, kondisi/ cara ekstrakksi) serta spesifikasinya
2.3 PROSES PEMBUATAN EKSTRAK
Tahapan pembuatan ekstrak yaitu pembuatan serbuk simplisia, pemilihan pelarut atau caran penyari,
proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstarksi, separasi dan pemurnian, penguapan atau pemekatan,
pengeringan ekstrak dan penentuan rendemen ekstrak
1. Mixed Ekstracts
Pelarut
Simplisia 1+
Simplisia 2+
Simplisia 3
Ekstraksi Ekstrak
kental
campuran
Ekstrak
Tercampur
2. Mixture Of Ekstracts
Ekstrak Campuran
Jumlah pelarut yang digunakan Satu jenis pelarut untuk seluruh Satu jenis atau lebih sesuai
simplisia masing-masing simplisia
Cara ekstraksi yang digunakan Dipilih satu cara ekstraksi Cara ekstraksi dapat berbeda-
beda tiap simplisia
1.Teknik pembuatan ekstrak lebih praktis 1. Sulit mencari satu pelarut yang optimal
untuk lebih dari satu simplisia.
2. Waktu, tenaga kerja dan peralatan lebih
sedikit 2. Masing-masing karakteristik ekstrak tiap
simplisia tidak dapat diketahui.
Kelebihan Kekurangan
BAB III
KESIMPULAN
Mixed extracts merupakan ekstrak yang dibuat dengan menggunakan satu pelarut yang
dianggap optimal untuk mengekstraksi campuran simplisia yang akan dibuat ekstrak dan
hasil yang diperoleh langsung sebagai ekstrak campuran. Cara seperti ini lebih unggul dalam
hal efisiensi waktu, tenaga dan peralatan.
Mixtures of extracts merupakan ekstrak yang dibuat dengan cara mengekstraksi masing-
masing simplisia sesuai dengan pelarutnya masing-masing yang dianggap optimal, kemudian
ekstrak yang dihasilkan dicampur sesuai dengan takaran yang diinginkan menjadi campuran
ekstrak. Cara ini lebih disukai karena masing-masing simplisia dapat diekstraksi dengan
pelarut dan kondisi ekstraksi yang sesuai, sehingga menghasilkan senyawa aktif dalam
jumlah yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
https://iraeriska.wordpress.com/2012/06/13/ekstraksi/
https://www.scribd.com/document/405770962/EKSTrak-3-docx#
https://media.neliti.com/media/publications/137566-ID-ekstraksi-
pemisahan-senyawa-dan-identifi.pdf
https://eprints.umm.ac.id/42668/3/jiptummpp-gdl-putrisaria-48777-3-
babii.pdf
Saifuddin A, Rahayu, Yuda Hilwan. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam.
Graha Ilmu. Yogyakarta. hal. 1-22.