Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FITOKIMIA

EKSTRAK CAMPURAN

DOSEN :

Apt.Pra Panca Bayu Chandra, S.Farm

DISUSUN OLEH

NAMA : MOHAMMAD SIROJI


NIM : 332198421150

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
membuat dan menyelesaikan makalah karena tanpa rahmat dan ridha-Nya,
mungkin saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai
tepat waktu.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mengalami beberapa


hambatan. Tetapi berkat bantuan dari rahmat Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat mengatasi hambatan tersebut. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada bapak Apt.Pra Panca Bayu Chandra, S.Farm. selaku dosen pengampu
Fitokimia yang membimbing dalam mengerjakan tugas makalah ini. Dalam
tugas makalah ini penulis ingin menjelaskan tentang ekstrak campuran.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis berharap mendapat kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah
ini dapat menjadi lebih baik.

Jakarta, 10 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4

1.3 Tujuan…………....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................5

2.1 Pengertian Ekstrak.................................................................................5

2.2 Pengetian Ekstrak Tunggal....................................................................5

2.3 Proses Pembuatan Ekstrak.....................................................................7

2.4 Ekstrak Campuran.................................................................................8

2.5 Perbedaan Mixed Extract dan Micture Of Extract................................9

2.6 Kekurangan dan Kelebihan Mixed Extract...........................................10

2.7 Kekurangan dan Kelebihan Mixture Of Extract...................................10

BAB III PENUTUP……………………………………………………………11

A. Kesimpulan……………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar yang
memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga saat ini tercatat 7000
spesies tanaman telah diketahui khasiatnya namun kurang dari 300 tanaman yang digunakan
sebagai bahan baku industri farmasi secara reguler. WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa
68% penduduk dunia masih menggantungkan sistem pengobatan tradisional yang mayoritas
melibatkan tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia
menggunakan obat herbal untuk mendukung kesehatan mereka (Saifuddin, dkk., 2011).

Untuk mendukung hal tersebut maka dilakukan pengembangan obat tradisional


melalui penelitian-penelitian ilmiah terbaru dan diproduksi secara modern agar bisa
dimanfaatkan sebagai obat untuk kepentingan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Proses saintifikasi tersebut sangat penting agar penggunaan obat tradisional tidak
berdasarkan pengalaman saja tetapi memiliki bukti ilmiah sehingga bisa digunakan dalam
sistem pelayanan kesehatan formal yang modern.

Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional adalah metode
ekstraksi. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan senyawa yang akan
diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu ditentukan terlebih dahulu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan ekstrak


B. Apa yang dimaksud dengan ekstrak tunggal
C. Bagaimana proses pembuatan ekstrak
D. Macam-macam ekstrak campuran
E. Apa saja perbedaan dari mixed extracts dan mixture of extracts
F. Kekurangan dan kelebihan mixed extracts
G. Kekurangan dan kelebihan mixture of extracts
1.3 TUJUAN
A. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ekstrak
B. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ekstrak tunggal
C. Dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan ekstrak
D. Dapat mengetahui macam-macam ekstrak campuran
E. Dpata mengetahui perbedaan dari mixed extracts dan mixture of extracts
F. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan mixed extracts
G. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan mixture of extracts

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN EKSTRAK


Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat
dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya
dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan utama obat
sesedikit mungkin terkena panas (Depkes RI, 2014).

2.2 EKSTRAK TUNGGAL


Jenis-jenis ekstrak: Ekstrak dapat dibedakan berdasarkan konsistesi dan komposisi senyawa
aktif yang terdapat didalamnya.

Berdasarkan konsistensinya ekstrak dibedakan menjadi:


1. Sediaan cair, contoh: ekstrak cair, tingtur, maserat minyak
Ektraks cair berbentuk sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai
pelarut atau sebagai pengawet ataau sebagai pelarut dan pengawet jika tidak dinyatakan lain
pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia
yang memenuhi syarat. Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan
dan disaring atau bagian yang bening diendaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi
syarat Farmakope
2. Sediaan semi solid, contoh: ekstrak kental (extracta spissa) Ekstrak kental berbentuk
sediaan kental yang diperoleh dengan menguapkan Sebagian pelarut hingga menjadi
konsistensi tertentu atau dengan menambahkan bahan tambahan seperti gliserin atau
propilenglikol.
3. Sediaan kering (dry extract), contoh: ekstrak kering (extracta sicca) Ektrak kering
berbentuk sediaan kering yang diperoleh dengan menguapkan seluruh pelarut atau
menguaapkan sebagian pelarut kemudian ditambahkan serbuk pengisi kemudian
dikeringkan.

Berdasarkan komposisi:
1. Ekstrak alami, ekstrak murni sediaan obat herbal alami (Native Herbal Drugs Preparation),
Kering (Sicca), berminyak (oleoresin). Tidak mengandung solvent (air, etanol), eksipien
(maltodekstrin, laktosa, sakarosa)
2. Ekstrak non alami, sediaan ekstrak herbal, sediaan ekstrak (non native herbal drugs
preparation). Ekstrak non alami dapat berbentuk: extracta spissa (campuran gliserin
propilenglikol); extracta sicca (maltodekstrin, laktosa); extracta fluida, tingtur (tincture), (air,
etanol); sediaan cair non alcohol (gliserin, air); dan maserat berminyak.

Berdasarkan Pengetahuan tentang senyawa aktif yang terdapat didalamnya Ekstrak dapat
dibedakan menjadi:
1. Standardised extracts merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa
aktiff (menambahkan dalam batas toleransi) yang aktifitas terapeutiknya diketahui dengan
tujuan untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan
2. Guartified extract merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa
yang diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat farmakologi/klinis dengan tujuan agar
khasiatnya sama. M. emiliki kandungan senyawa dengan aktifitas yang diketahui. tetapi
senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tidak diketahui
3. Other Extract merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur proses produksi
(keadaan simplisia, pelarut, kondisi/ cara ekstrakksi) serta spesifikasinya
2.3 PROSES PEMBUATAN EKSTRAK
Tahapan pembuatan ekstrak yaitu pembuatan serbuk simplisia, pemilihan pelarut atau caran penyari,
proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstarksi, separasi dan pemurnian, penguapan atau pemekatan,
pengeringan ekstrak dan penentuan rendemen ekstrak

Pembuatan serbuk Pemekatan/penguapan


simplisia

Ekstrak dengan pelarut Pengeringan Ekstrak

Separasi dan pemurnian Rendemen Ekstrak

 Pembuatan serbuk simplisia untuk memperluas permukaan simplisia yang kontak


dengan cairan penyari, proses penyerbukan dilakukan sampai derajat kehalusan
serbuk optimal
 Pemilihan pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan
terekstraksi dan berada dalam ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang
akan diekstarksi atau yang diduga berkhasiat akan memudahkan proses pemilihan
cairan penyari
 Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi ikut menentukan kualitas ekstrak yang
diperoleh (harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu menyari senyawa aktif sebanyak
banyaknya dan secepat cepatnya hingga diperoleh efisiensi ekstraksi)
 Separasi atau pemurnian dalam rangka meningkatkan kadar senyawa aktifnya,
separasi dapat dilakukan dengan cara tertentu seperti dekantasi, penyaringan,
setrifugasi, destilasi, dll
 Penguapan atau pemekatan merupakan proses meningkatkan jumlah zat pelarut
dalam ekstrak dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan,
tetapi tidak sampai kering.
 Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untu membuat sediaan padat seperti
tablet. kapssul pil dan sediaan padat lainnya. Dapat dilakukan dengan menambhakan
bahan tambahan (Non Native Harbal Drugs Preparation) atau tanpa menambahkan
bahan tambahan (Persiapan Obat Hacbal Asli)
 Penentuan Rendemen Ekstrak dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang
diperoleh dengan simplisi awal yang dipergunakan
2.4 EKSTRAK CAMPURAN

Ada dua pendekatan dalam pembuatan ektrak campuran :


 Mixed extracts
merupakan ekstrak yang dibuat dengan menggunakan satu pelarut yang dianggap
optimal untuk mengekstraksi campuran simplisia yang akan dibuat ekstrak dan hasil
yang diperoleh langsung sebagai ekstrak campuran. Cara seperti ini lebih unggul dalam
hal efisiensi waktu, tenaga dan peralatan.
 Mixtures of extracts
merupakan ekstrak yang dibuat dengan cara mengekstraksi masing-masing simplisia
sesuai dengan pelarutnya masing-masing yang dianggap optimal, kemudian ekstrak yang
dihasilkan dicampur sesuai dengan takaran yang diinginkan menjadi campuran ekstrak.
Cara ini lebih disukai karena masing-masing simplisia dapat diekstraksi dengan pelarut
dan kondisi ekstraksi yang sesuai, sehingga menghasilkan senyawa aktif dalam jumlah
yang lebih banyak.

1. Mixed Ekstracts

Pelarut

Simplisia 1+
Simplisia 2+
Simplisia 3

Ekstraksi Ekstrak
kental
campuran

Ekstrak
Tercampur
2. Mixture Of Ekstracts

Pelarut 1 Pelarut 2 Pelarut 3

Simplisia 1 Simplisia 2 Simplisia 3

Ekstrak 1 Ekstrak 2 Ekstrak 3

Ekstrak Campuran

2.5 PERBEDAAN MIXED EXTRACT DAN MIXTURE OF EXTRACT

Hal yang membedakan Mixed Extract Mixture of extract

Jumlah pelarut yang digunakan Satu jenis pelarut untuk seluruh Satu jenis atau lebih sesuai
simplisia masing-masing simplisia

Cara ekstraksi yang digunakan Dipilih satu cara ekstraksi Cara ekstraksi dapat berbeda-
beda tiap simplisia

Hasil ekstraksi Menghasilkan satu ekstrak Menghasilkan ekstrak masing-


campuran masing simplisia

2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MIXED EXTRACT


Kelebihan Kekurangan

1.Teknik pembuatan ekstrak lebih praktis 1. Sulit mencari satu pelarut yang optimal
untuk lebih dari satu simplisia.
2. Waktu, tenaga kerja dan peralatan lebih
sedikit 2. Masing-masing karakteristik ekstrak tiap
simplisia tidak dapat diketahui.

3. Jika ekstrak campuran bermasalah dalam


hal mutu, penelusuran lebih sulit.

4. Sulit membuat parameter standar ekstrak


campuran (karakteristik ekstrak campuran)
disbanding ekstrak tunggal.

5. Takaran/konsentrasi zat ditentukan


berdasarkan jumlah simplisia

2.7 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MIXTURE OF EXTRACT

Kelebihan Kekurangan

1. Masing-masing simplisa dapat diekstraksi 1. Teknik pembuatan ekstrak lebih rumit,


dengan kondisi yang optimal menggunakan dapat menggunakan banyak cara ekstraksi.
pelarut dan cara ekstraksi yang sesuai.
2. Diperlukan waktu yang lama, tenaga
2. Masing-masing simplisia menghasilkan kerja dan peralatan yang banyak.
ekstrak yang dapat ditentukan diatur
parameter mutunya.

3. Masing-masing karakteristik ekstrak tiap


simplisia dapat diketahui.

4. Jika ekstrak tercampur bermasalah dalam


hal mutu, penelusuran ekstrak mana yang
bertanggung jawab lebih mudah dilakukan.

5. Takaran konsentrasi zat aktif diatur


berdasarkan jumlah ekstrak masing-masing
simplisia.

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa :

Mixed extracts merupakan ekstrak yang dibuat dengan menggunakan satu pelarut yang
dianggap optimal untuk mengekstraksi campuran simplisia yang akan dibuat ekstrak dan
hasil yang diperoleh langsung sebagai ekstrak campuran. Cara seperti ini lebih unggul dalam
hal efisiensi waktu, tenaga dan peralatan.
Mixtures of extracts merupakan ekstrak yang dibuat dengan cara mengekstraksi masing-
masing simplisia sesuai dengan pelarutnya masing-masing yang dianggap optimal, kemudian
ekstrak yang dihasilkan dicampur sesuai dengan takaran yang diinginkan menjadi campuran
ekstrak. Cara ini lebih disukai karena masing-masing simplisia dapat diekstraksi dengan
pelarut dan kondisi ekstraksi yang sesuai, sehingga menghasilkan senyawa aktif dalam
jumlah yang lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

https://iraeriska.wordpress.com/2012/06/13/ekstraksi/
https://www.scribd.com/document/405770962/EKSTrak-3-docx#
https://media.neliti.com/media/publications/137566-ID-ekstraksi-
pemisahan-senyawa-dan-identifi.pdf
https://eprints.umm.ac.id/42668/3/jiptummpp-gdl-putrisaria-48777-3-
babii.pdf
Saifuddin A, Rahayu, Yuda Hilwan. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam.
Graha Ilmu. Yogyakarta. hal. 1-22.

Anda mungkin juga menyukai