Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FITOKIMIA

NAMA : Yohannes Pison Novelino Pardede

NIM : 201912025

DOSEN PEMBIMBING : Fitriany Simanjuntak, S.Farm., Apt.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ARJUNA

PRODI D-3 FARMASI

T.A 2020/2021
EKSTRAK DAN EKSTRAKSI

1.      PENGERTIAN EKSTRAK


Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan
pelarut. Selanjutnya pelarut yang digunakan diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi
pekat. Bentuknya dapat kental atau kering tergantung banyaknya pelarut yang diuapkan kembali.

2.      JENIS-JENIS EKSTRAK


Ekstrak dapat dibedakan berdasarkan
1. Berdasarkan konsistensinya:
a) Ekstrak cair: ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta Fluida (Liquida))
b) Semi solid: ekstrak kental (Extracta spissa)
c) Kering: ekstrak kering (Extracta sicca)
2. Berdasarkan komposisinya:
a)    Ekstrak murni: ekstrak yang tidak mengandung pelarut maupun bahan tambahan lainnya.
b)   Sediaan ekstrak: pengolahan lebih lanjut dari ekstrak murni untuk dibuat sediaan ekstrak,
baik kental maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat sediaan obat seperti kapsul, tablet,
dan lain-lain.
3. Berdasarkan senyawa aktifnya:
a)    Adjusted/standardised extracts, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar
senyawa aktif (menambahkan dalam batas toleransi) yang aktivitas terapeutiknya diketahui
dengan tujuan untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan.
b)   Quantified extract, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa yang
diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat farmakologi dengan tujuan agar khasiatnya
sama. Quantified extract memiliki kandungan senyawa dengan aktivitas yang diketahui namun
senyawa yang sbertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut tidak diketahui.
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU EKSTRAK
Dibagi atas 2 bagian yaitu :
1.      Faktor kimia
Faktor kimia dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a) Faktor internal
1. Jenis senyawa aktif dalam simplisia
2.Komposisi kualitatif senyawa aktif
3.Komposisi kuantitatif senyawa aktif
4.Kadar total rata-rata senyawa aktif
b) Faktor eksternal
1. Perbandingan ukuran alat ekstraksi
2. Ukuran, kekerasan dan kekeringan simplisia
3.  Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
4.  Kandungan logam berat
5.  Kandungan pestisida
2. Faktor biologi
a. Identitas jenis (species)
b. Lokasi tumbuhan asal
c. Periode pemanenan hasil tumbuhan
d.Penyimpanan bahan tumbuhan
e.Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan

4.Pengertian Rendemen
Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi
tanaman.
5. Perhitungan rendemen ekstrak
Rendemen menggunakan satuan persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang
dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak. Kualitas ekstrak yang
dihasilkan biasanya berbanding terbalik dengan jumlah rendamen yang dihasilkan. Semakin
tinggi nilai rendamen yang dihasilkan maka semakin rendah mutu yang di dapatkan. Adapun
rumus untuk menghitung rendamen sebagai berikut:
Rendemen                     =  bobot ekstrak  x 100%
                                         bobot simplisia

6. Tahap-tahap pembuatan ekstrak


a)      Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan kontak simplisia
dengan cairan penyari. Proses penyerbukan dilakukan sampai derajat kehalusan serbuk yang
optimal sesuai persyaratan.
b)      Pemilihan pelarut atau cairan penyari
Pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi dan berada dalam
ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan diekstraksi akan memudahkan proses
pemilihan cairan penyari.
c)      Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang dipilih juga menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh. Dalam memilih
cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu menyari senyawa aktf sebanyak-
banyaknya dan secepat-cepatnya sehingga diperoleh efisiensi ekstraksi.

d)     Separasi dan pemurnian


Separasi atau pemisahan dan pemurnian merupakan salah satu proses yang diperlukan terhadap
ekstrak untuk meningkatkan kadar senyawa aktifnya. Separasi dapat dilakukan dengan cara-cara
tertentu seperti dekantasi, penyaringan, sentrifugasi, destilasi, dan lain-lain. Pemurnian ekstrak
dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi zat-zat yang tidak diinginkan dalam ekstrak agar
terpisah dari zat-zat yang diinginkan.
e)      Penguapan dan pemekatan
Penguapan atau pemekatan merupakan proses untuk meningkatkan jumlah zat terlarut dalam
ekstrak dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan tetapi tidak sampai
kering.
f)       Pengeringan ekstrak
Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti tablet, kapsul,
pil, dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan penambahan bahan
tambahan (non-native herbal drug preparation) atau tanpa penambahan bahan tambahan (native
herbal drug preparation).
g)      Penentuan rendemen ekstrak
Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh dengan
simplisia awal yang digunakan. Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai parameter standar
mutu ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter ekstraksi.
Ekstraksi

1.Tujuan ekstraksi (Harbone, 1987; Dirjen POM, 1986)

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan
dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif terdapat di dalam sel, namun sel
tanaman dan hewan berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi
dengan pelarut tertentu dalam mengekstraksinya. Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk
menarik komponenkimia yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip
perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi pada
lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.

2.Jenis-jenis ekstraksi (Dirjen POM, 1986)


Jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah ekstraksi secara panas dengan cara
refluks dan penyulingan uap air dan ekstraksi secara dingin dengan cara maserasi, perkolasi dan
alat soxhlet.

3.Cara-cara ekstraksi (Harbone, 1987;Dirjen POM, 1986)


a.Ekstraksi secara soxhletasiEkstraksi dengan cara ini pada dasarnya ekstraksi secara
berkesinambungan. Cairan penyari dipanaskan sampai mendidih. Uap penyari akan naik melalui
pipa samping, kemudian diembunkan lagi oleh pendingin tegak. Cairan penyari turun untuk
menyari zat aktif dalam simplisia. Selanjutnya bila cairan penyari mencapai sifon, maka seluruh
cairan akan turun ke labu alas bulat dan terjadi proses sirkulasi. Demikian seterusnya
Fitokimia UMIwww.fitokimiaumi.wordpress.comPage 2sampai zat aktif yang terdapat dalam
simplisia tersari seluruhnya yang ditandai jernihnya cairan yang lewat pada tabung sifon.

b.Ekstraksi secara perkolasiPerkolasi dilakukan dengan cara dibasahkan 10 bagian simplisia


dengan derajat halus yang cocok, menggunakan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari
dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi
sedikit ke dalam perkolator, ditambahkan cairan penyari. Perkolator ditutup dibiarkan selama 24
jam, kemudian kran dibuka dengan kecepatan 1 ml permenit, sehingga simplisia tetap terendam.
Filtrat dipindahkan ke dalam bejana, ditutup dan dibiarkan selama 2 hari pada tempat terlindung
dari cahaya.

c.Ekstraksi secara maserasiMaserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia


dengan derajat yang cocok ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan penyari 75 bagian,
ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil diaduk sekali-kali setiap hari
lalu diperas dan ampasnya dimaserasi kembali dengan cairan penyari. Penyarian diakhiri setelah
pelarut tidak berwarna lagi, lalu dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan pada tempat
yang tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan dipisahkan.

d.Ekstraksi secara refluksEkstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi
berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari dalam labu
alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih. Cairan
penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan akan kembali
Fitokimia UMIwww.fitokimiaumi.wordpress.comPage 3menyari zat aktif dalam simplisia
tersebut, demikian seterusnya. Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi
selama 4 jam.

e.Ekstraksi secara penyulingan Penyulingan dapat dipertimbangkan untuk menyari serbuk


simplisia yang mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih yang tinggi pada
tekanan udara normal, yang pada pemanasan biasanya terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk
mencegah hal tersebut, maka penyari dilakukan dengan penyulingan.

Anda mungkin juga menyukai