Anda di halaman 1dari 32

E

KSTRAK dan Metode Ekstraksi


Ekstrak
Ekstrak dan
metode
ekstraksi Metode
Ekstraksi
JENIS-JENIS
EKSTRAK

CARA
PENGERTIAN
PEMBUATAN
EKSTRAK
EKSTRAK

EKSTRAK
Pengertian Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan


mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan
Jenis-jenis Ekstrak

Berdasarkan konsistesi

komposisi

senyawa aktif
Berdasarkan konsistensinya

1. Cair : Ekstrak cair, tingtur, maserat minyak


Extracta Fluida (Liquida)
2. Semi solid : Ekstrak kental (Extracta spissa)
3. Kering : Ekstrak kering (Extracta sicca)
Berdasarkan Komposisi

1. Ekstrak Murni
yaitu apabila ekstraknya tidak mengandung
pelarut maupun bahan tambahan lainnya. Ekstrak seperti ini
biasanya merupakan produk bersifat higroskopis dan
memerlukan proses selanjutnya untuk menjadi sediaan ekstrak.
lanjutan..

2. Ekstrak non alami atau sediaan ekstrak


herbal
Merupakan pengolahan lebih lanjut dari ekstrak
murni, untuk dibuat sediaan ekstrak, baik kental
maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat
sediaan obat seperti kapsul, tablet, cairan dan
lain-lainnya.
Berdasarkan Senyawa Aktif

1.Standardised extracts merupakan ekstrak yang diperoleh dengan


mengatur kadar senyawa aktif (menambahkan dalam batas toleransi)
yang aktifitas terapeutiknya diketahui dengan tujuan untuk
mencapai komposisi yang dipersyaratkan.
Standardised extract diperoleh dengan menambahkan bahan
pembantu atau mencampur ekstrak hasil bets produksi antara ekstrak
yang kandungan senyawa aktifnya tinggi dengan ekstrak yang
kandungan senyawa aktifnya rendah yang sering terjadi pada
pembuatan sediaan ekstrak alami (native herbal drug preparation),
sehingga kandungan senyawa aktifnya memenuhi baku yang
ditetapkan.
Lanjutan

2.Quantified extract merupakan ekstrak yang


diperoleh dengan mengatur kadar senyawa yang
diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat
farmakologi/klinis dengan tujuan agar khasiatnya
sama
Cara Pembuatan Ekstrak
Secara garis besar, tahapan pembuatan
ekstrak yaitu :
1. pembuatan serbuk simplisia
2. pemilihan pelarut atau cairan
penyari
3. proses ekstraksi atau pemilihan
cara ekstraksi
4. separasi dan pemurnian,
5. penguapan atau pemekatan,
6. Pengeringan ekstrak
7. penentuan rendemen ekstrak.
1. Pembuatan serbuk 2. Pemilihan pelarut atau
simplisia cairan penyari

Pembuatan serbuk simplisia Pelarut atau cairan penyari


dimaksudkan untuk menentukan senyawa kimia
memperluas permukaan yang akan terekstraksi dan
simplisia yang kontak berada dalam ekstrak.
dengan cairan penyari. Dengan diketahuinya
Proses penyerbukan senyawa kimia yang akan
dilakukan sampai derajat diekstraksi atau yang diduga
kehalusan serbuk yang berkhasiat akan
optimal memudahkan proses
pemilihan cairan penyari.
3. Proses ekstraksi atau
pemilihan cara ekstraksi 4. Separasi dan pemurnian

Cara ekstraksi yang dipilih Separasi atau pemisahan dan


ikut menentukan kualitas pemurnian merupakan salah
ekstrak yang diperoleh. satu proses yang diperlukan
Dalam memilih cara terhadap ekstrak dalam
ekstraksi harus diperhatikan rangka meningkatkan kadar
prinsip ekstraksi yaitu senyawa aktifnya.
menyari senyawa aktif Pemurnian ekstrak dapat
sebanyak-banyaknya dan dilakukan dengan cara
secepat-cepatnya hingga mengekstraksi zat-zat yang
diperoleh efisiensi ekstraksi. tidak diinginkan dalam
ekstrak akan terpisah dari
zat-zat yang diinginkan.
5. Penguapan atau
pemekatan 6. Pengeringan ekstrak

Penguapan atau pemekatan Pengeringan ekstrak umumnya


merupakan proses dilakukan untuk membuat
meningkatkan jumlah zat sediaan padat seperti tablet,
terlarut dalam ekstrak kapsul, pil dan sediaan padat
lainnya. Pengeringan ekstrak
dengan cara mengurangi
dapat dilakukan dengan
jumlah pelarutnya dengan
penambahan bahan tambahan
cara penguapan, tetapi tidak (non-native herbal drug
sampai kering. preparation) atau tanpa
penambahan bahan tambahan
(native herbal drug
preparation).
7. Penentuan rendemen ekstrak

Rendemen ekstrak dihitung


dengan cara membandingkan
jumlah ekstrak yang diperoleh
dengan simplisia awal yang
digunakan. Rendemen ekstrak
dapat digunakan sebagai
parameter standar mutu ekstrak
pada tiap bets produksi maupun
parameter efisiensi ekstraksi.
EKSTRAKSI

1. Pengertian Ekstraksi
2. Pembagian Metode 3. Tujuan
Ekstraksi Ekstraksi

4. Prinsip 6.
5. Pelarut
Kerja GAMBAR
 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat


dengan pelarut sehingga terpisah dari bahan
yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak
dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan
metode pemisahan mekanis atau termis
Metode Ekstraksi

DINGIN PANAS

Metode ini artinya tidak ada


Metode ini melibatkan
proses pemanasan selama panas dalam prosesnya.
proses ekstraksi berlangsung, Dengan adanya panas
tujuannya untuk menghindari secara otomatis akan
rusaknya senyawa yang
dimaksud akibat proses
mempercepat proses
pemanasan. ekstraksi dibandingkan
cara dingin.
Ekstraksi Dengan Pelarut

Cara • Maserasi
dingin • Perkolasi

• Refluk
Cara •

Soxhletasi
Digesti
Panas • Infus
• Dekok
METODE DINGIN

Mesarasi dan perkolasi masuk kedalam ekstraksi


DINGIN karena tidak melibatkan panas pada saat
proses ekstraksi, sedangkan metode ekstraksi panas
pastinya melibatkan panas dalam proses ekstraksinya.
Metode panas

Soxhlet,Refluks, Infusa dan Dekok masuk ke


dalam metode PANAS karena proses
ekstraksinya melibatkan panas dalam proses
ekstraksinya. Dengan adanya pemanasan
secara otomatis akan mempercepat proses
penyarian dibandingkan cara dingin.
Metode Dingin
Maserasi Perkolasi
Metode Panas
Soxhlet Refluks
Infusa
Tujuan Ekstraksi

adalah untuk menarik semua


komponen kimia yang terdapat
didalam simplisia. Basic daripada
ekstraksi ini adalah perpindahan
massa komponen zat padat ke
dalam pelarut dimana perpindahan
mulai terjadi pada lapisan antar
muka, kemudian berdifusi masuk
ke dalam pelarut.
Prinsip Kerja Ekstraksi

Prinsip dari ekstraksi adalah pemisahan secara


komponen dari zat terlarut di dalam dua campuran
pelarut yang tidak saling bercampur.Biasanya digunakan
dalam kimia organik dan lain - lain.Jika zat terlarut antara
dua cairan tidak saling larut, ada suatu hubungan yang
tepat antara konsentrasi zat terlarut dalam kedua fasa
terlarut pada keadaan kesetimbangan. Zat tersebut akan
terdistribusikan atau terbagi dalam kedua pelarut tersebut
berdasarkan koefisien distribusi.
Pelarut Ekstraksi

Jenis pelarut berkaitan dengan polaritas dari


pelarut tersebut. Hal yang perlu diperhatikan
dalam proses ekstraksi adalah senyawa yang
memiliki kepolaran yang sama akan lebih
mudah tertarik/ terlarut dengan pelarut
yang memiliki tingkat kepolaran yang
sama. Berkaitan dengan polaritas dari pelarut,
terdapat tiga golongan pelarut yaitu:
Macam-macam cairan penyari
Air Gliserin
Termasuk yang mudah dan dipergunakan sebagai cairan
murah dengan pemakaian penambah pada cairan
yang luas, pada suhu kamar menstrum untuk penarikan
adalah pelarut yang baik simplisia yang mengandung
zat samak. Gliserin adalah
untuk bermacam-macam zat
pelarut yang baik untuk tanin-
misalnya : garam-garam
tanin dan hasil-hasil
alkaloida, glikosida, asam oksidanya, jenis-jenis gom dan
tumbuh-tumbuhan, zat albumin juga larut dalam
warna dan garam-garam gliserin. Karena cairan ini
mineral. tidak atsiri, tidak sesuai untuk
pembuatan ekstrak-ekstrak
kering.
Eter Solvent Hexane
Sangat mudah menguap Cairan ini adalah salah satu
sehingga cairan ini kurang hasil dari penyulingan
tepat untuk pembuatan minyak tanah kasar. Pelarut
sediaan untuk obat dalam yang baik untuk lemak-
atau sediaan yang nantinya lemak dan minyak-minyak.
disimpan lama. Biasanya dipergunakan
untuk menghilangkan lemak
dari simplisia yang
mengandung lemak-lemak
yang tidak diperlukan
Acetonum Chloroform
Tidak dipergunakan untuk Tidak dipergunakan untuk
sediaan galenik obat dalam, sediaan dalam, karena efek
pelarut yang baik untuk farmakologinya. Bahan
bermacam-macam lemak, pelarut yang baik untuk basa
minyak atsiri, damar. alkaloida, damar, minyak
Baunya kurang enak dan lemak dan minyak atsiri.
sukar hilang dari sediaan.
Dipakai misalnya pada
pembuatan Capsicum
oleoresin
Etanol
Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu,
Umumnya pelarut yang baik untuk alkaloida, glikosida,
damar-damar, minyak atsiri tetapi bukan untuk jenis-
jenis gom, gula dan albumin. Etanol juga menyebabkan
enzym-enzym tidak bekerja termasuk peragian dan
menghalangi perutumbuhan jamur dan kebanyakan
bakteri. Sehingga disamping sebagai cairan penyari
juga berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol
(hidroalkoholic menstrum) lebih baik dari pada air
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai