Anda di halaman 1dari 4

NAMA : WINDI JULIANA

KELAS : TINGKAT 2 B

NIM : PO713251181098

PRODI : D.III FARMASI

RINGKASAN MATERI

EKSTRAK DAN EKSTRAKSI

Pengertian ekstrak terdiri atas beberapa salah satunya yaitu menurut


(Farmakope edisi III. Hal 3)

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya
matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.

 Jenis-jenis ekstak berdasarkan konsistensinnya yaitu:


1. Ekstak cair (extracta fluida / liquida )
Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan
disaring atau bagian yang bening dienaptuangkan. Beningan yang
diperoleh memenuhi persyaratan Farmakope. Ekstrak cair dapat dibuat
dari ekstrak yang sesuai. (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 7)
2. Ekstark semisolid (extracta spissa)
Ekstrak Kental atau ekstrak semisolid, adalah sediaan yang memiliki
tingkat kekentalan di antara ekstrak kering dan ekstrak cair.
3. Ekstrak kering (extracta sicca)
Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk yang
didapatkan dari penguapan oleh pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi.
 Jenis-jenis ekstrak berdasarkan komposisisnya yaitu :
1. Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk
yang didapatkan dari penguapan oleh pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi
2. Sediaan ekstrak merupakan sedaan ekstrak herbal hasil pengolahan
lebih lanjut dari ekstrak murni
 Jenis-jenis ekstrak berdasarkan kandungan senyawa aktif yaitu :
1. standardised extracts
merupakan ekstrak yang diperoleh dengan cara menambahkan zat aktif
yang aktivitas terapeutik nya telah diketahui untuk mencapai
komposisi yang dipersyaratkan
2. Quantified extract
merupakan ekstrak yang diperoleh dengan cara mengatur kadar
senyawa yang telah diketahui aktivitas farmakologisnya agar memiliki
khasiat yang sama.
3. Other extract
merupakan ekstrak yang diperoleh dengan cara mengatur proses
produksi serta spesifikasinya. Dalam hal ini kandungan senyawa yang
bertanggung jawab terhadap efek farmakologis nya belum diketahui..

Adapun cara pembuatan ekstrak adalah:

1. Pembuatan serbuk simplisia

2. Pemilihan pelarut atau cairan penyari

3. Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi

4. Separasi dan pemurnian

5. Penguapan atau pemekatan

6. Pengeringan ekstrak

7. Penentuan rendaman ekstrak


Pengertian ekstarksi Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari
bagian tanaman obat yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdpat
dalam bagian tanaman obat tersebut.

Prinsip dari ekstraksi yaitu Pemisahan suatu zat berdasarkan perbandingan


distribusi zat yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan
Dimana isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di
dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak
keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ).

Adapun tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen


kimia yang terdapat didalam simplisia. Basic daripada ekstraksi ini adalah
perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan
mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam
pelarut.

 Metode ektraksi terbagia atas 2 teridiri dari


1. Ekstaksi secara dingin yaitu senyawa senyawa yang terdapat dalam
simplisia yang tidak tahan terhadap panas atau bersifat termolabil.
Contohnya yaitu metode maserasi dan metode perkolasi.
2. Ekstaksi secara panas yaitu senyawa-senyawa yang terkandung dalam
simlisia sudah dipastikan tahan panas. Contohnya seduhan, coque
(penggondongkan), infusa, digesti, dekokta, soxhletsi, refluks.

Sedangkan pelarut ekstaksi yang digunakan sebagai berikut:

1. Air untuk melarutkan berbagai macam zat seperti : garam - garam


alkaloid, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam
mineral lainnya.
2. Etanol melarutkan zat zat tertentu saja seperti alkaloid, glikosid, damar
damar dan minyak atsiri. Etanol tidak bias digunakan untuk
mengekstraksi bahan dari jenis-jenis gom, gula dan albumin.
3. Gliserin sebagai pelarut terutama untuk menarik zat aktif dari simplisia
yang mengandung zat samak.
4. Eter pelarut yang sangat mudah menguap sehingga tidak dianjurkan
untuk pembuatan sediaan obat yang akan disimpan dalam jangka wakt
yang lama.
5. Heksan pelarut yang baik untuk lemak dan minyak. Pelarut ini
biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak pengotor dari
simplisia sebelum simplisia tersebut dibuat seiaan galenik.
6. Chloroform tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena secara
farmakologi, chloroform mempunyai efek toksik. Chloroform biasanya
digunakan untuk menarik bahan bahan yang mengandung basa
alkaloid, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
7. Aceton memiliki kemampuan hamper sama dengan heksan dimana
aceton mampu melarutkan dengan baik berbagai macam lemak,
minyak atsiri dan dammar tapi

Anda mungkin juga menyukai