Anda di halaman 1dari 10

PENGOLAHAN DAN TEKNIK LABORATORIUM IPA

"CARA PEMBUATAN EKSTRAK TUMBUHAN "

Anggota Kelompok 8 :
1. Winda Setiani (A1M020030)
2. Rian Rahma Putra (A1M020046)
3. Sindy Mandari (A1M020060)
Pengertian ekstraksi
Ekstraksi adalah pengambilan bahan aktif dari tumbuhan dengan pelarut yang sesuai.
Pada saat melakukan ekstraksi ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu bahan
awal, pelarut yang digunakan, serta cara dan metode melakukan ekstraksi. Ekstraksi
merupakan tahap awal dalam melakukan isolasi senyawa tertentu dari sampel tumbuhan
untuk kemudian dapat dilakukan identifikasi lebih lanjut.

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan


pelarut. Jadi ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan cara ektraksi tanaman obat
dengan ukuran partikel tertentu dan menggunakan medium pengektraksi (menstrum)
yang tertentu pula. Ektraksi dapat dilakukan dengan berbagi cara. ekstrak yang diperoleh
sesudah pemishan cairan dari residu tanaman obat dinamkan “micela”. Miccelle ini
dapat dirubah menjadi bentuk obat siap pakai, sperti ektrak cair dan tinetura atau
sebagai produk/bahan antara yang selanjutnya dapat diproses menjadi ekstrak kering
(Agoes.G,2007).
PENGERTIAN EKSTRAK
 Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi.
Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan
utama obat sesedikit mungkin terkena panas (Depkes RI, 2014).

PEMBAGIAN EKSTRAK

Berdasarkan sifatnya ekstrak dapat dibagi menjadi empat, yaitu ekstrak


encer, ekstrak kental, ekstrak kering, dan ekstrak cair.
 Ekstrak encer (Extractum tenue) merupakan sediaan yang memiliki konsistensi seperti cairan madu yang
mudah mengalir.
 Ekstrak kental (Extractum spissum) merupakan sediaan kental yang apabila dalam keadaan dingin dan
kecil kemungkinan bisa dituang.Kandungan airnya berjumlah sampai dengan 30%.
 Ekstrak kering (Extractum siccum) merupakan sediaan yang memiliki konsistensi kering dan mudah
dihancurkan dengan tangan. Melalui penguapan dan pengeringan sisanya akan terbentuk suatu produk,
yang sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 5%
 Ekstrak cair (Extractum fluidum) merupakan sediaan dari simplisia nabati yang mengandung etanol
sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain
pada masing-masing monografi tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang
memenuhi syarat (Depkes RI, 2014).
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK

1. Pembuatan serbuk simplisia


Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk simplisia kering. Dari simplisia
dibuat serbuk simp;lisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Proses ini dapat
mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar beberapa hal sebagai berikut.
• Makin serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif, efisien, namun makin halus serbuk maka
makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi.
• Selama penggunaan peralatan penyerbukan di mana da gerakan dan interaksi dengan benda keras
(logam). Maka akan timbul panas yang dapat berpengaruh pada senyawa kandungan. Namun hal
ini dapat dikompensasi dengan penggunaan cairan nitrogen.

2. Cairan pelarut
Faktor utama pertimbangan untuk pemilihan cairan pelarut.
• Selektivitas
• Kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut
• Ekonomis
• Ramah lingkungan
• Aman
Pada prinsipnya cairan pelarut harus memenuhi syarat kefarmasian atau dalam perdagangan dikenal
dengan kelompok spesifikasi pharmaceutical grade. Sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang
diperbolehkan adalah air, dan alcohol (etanol) serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol
(alcohol turunannya), heksan (hidrokarbon alifatik), toluene (hidrokarbon aromatic), kloroform
umumnya digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi dan tahap pemurnian (fraksinasi).
3. Separasi dan pemurnian
Tujuan dari tahalpan ini dalah menghilangkan (memisahkan) senyawa yang tidak
dikehendaki semaksimal mungkin tanpa berpengaruh pada senyawa kandungan yang
dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murni.

4. Pemekatan / penguapan (vaporasi dan evaporasi)


Pemekatan berarti peningkatan jumlah partial solute (senyawa terlarut) secara penguapan
pelarut tanpa sampai menjadi kondisi kering, ekstrak hanya menjadi kental/pekat.

5. Pengeringan ekstrak
Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga menghasilkan sebuk,
masa kering rapuh, tergantung proses dan peralatan yang digunakan. Ada berbagai proses
pengeringan ekstrak, yaitu dengan cara :
• Evaporasi
• Vaporasi
• Sublimasi
• Konveksi
• Kontak
• Radiasi
• Dielektrik

6. Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal.
METODE PEMBUATAN EKSTRAK
Ekstraksi Dengan Menggunakan Pelarut
CARA DINGIN
1. MASERASI
Maserasi adalah proses pengektrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperature ruangan (kamar). Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus-menerus).
Remaserasi berarti dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut
dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari,
tidak mengandung benzoin, stirak, dan lain-lain.
Alat Maseras
2. PERKOLASI
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya
dilakukan pada temperature ruangan. Proses terdidi dari tahapan pengembangan bahan, tahap
maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus
sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
Alat perkolasi

CARA PANAS
1. REFLUX
Reflux adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya
dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk
proses ekstraksi sempurna.
Alat Reflux
3. INFUSA
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature penangas air (bejana infuse
tercelaup dalam penangas air mendidih, temperature terukur 96-98°C) selama waktu tertentu
(15-20 menit).
Alat infusa

4.DEKOK
Dekok adalah infusa pada waktu yang lebih lama (30 menit) dan temperature sampai titik didih
air.
(Depkes RI, 2000 ; Depkes RI, 1986)

Ekstraksi Dengan Tidak Menggunakan Pelarut


DESTILASI UAP
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar
atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan
menguap dengan fase uap air dair ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan
kondensasi fase uap campuran (senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat
air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atu memisah sebagian.
SUMBER

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum


Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Depertemen Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan.
https://benbasite.wordpress.com/2015/09/24/gimana-sih-cara-buat-ekstrak/
https://id.scribd.com/document/396398833/Pembuatan-ekstrak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai