Anda di halaman 1dari 35

METODE

EKSTRAKSI
SUSANTI ERIKANIA,
M.Farm.,Apt
EKSTRAKSI
Ekstraksi atau penyarian adalah suatu kegiatan
penarikan zat-zat yang dapat larut dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Proses Ekstraksi
Proses ektraksi meliputi pembuatan serbuk, pembasahan,
penyarian dan pemekatan. umumnya akan bertambah baik
jika permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan
cairan penyari makin luas, makin halus serbuk simplisia
seharusnya makin baik ekstraksinya.
Serbuk yang terlalu halus juga akan mempersulit
penyaringan karena butiran-butirannya akan membentuk
suspensi yang sulit dipisahkan. Hasil ekstraksi menjadi
tidak murni lagi karena bercampur dengan partikel-partikel
tersebut
PENYARI
Faktor pemilihan cairan penyari:
 murah, mudah diperoleh,
 stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak
mudah menguap, tidak mudah terbakar, selektif dan tidak
mempengaruhi zat berkhasiat
Cairan penyari yang umum digunakan pada perusahaan
obat tradisional adalah air, etanol atau etanol-air
AIR
 murah, mudah didapat, stabil, tidak mudah menguap,
tidak mudah terbakar, tidak beracun dan alamiah,
tetapi ada kerugian penggunaan air yaitu tidak
selektif, ekstrak yang diperoleh mudah ditumbuhi
kapang dan kuman, dan untuk pengeringan ekstrak
akan membutuhkan waktu yang lama,menyari zat-zat
lain disamping zat aktif yang pada umumnya
merupakan pengganggu seperti gom, pati, protein,
lemak, enzim, lendir dan lain-lain
KELEMAHAN AIR
 Ekstrak air mudah ditumbuhi kapang dan kuman, untuk
itu dapat ditambahkan zat pengawet seperti etanol,
gliserin ataupun gula
 Kerugian lain air sebagai cairan penyari adalah enzim
yang terlarut dengan air akan dapat menyebabkan reaksi
enzimatis yang menyebabkan penurunan mutu, dan air
juga dapat mempercepat proses hidrolisis
ETANOL
 Etanol : lebih selektif, tidak beracun, netral, kapang
dan kuman sulit tumbuh dalam etanol dengan
konsentrasi 20%, dan waktu yang diperlukan untuk
memekatkan ekstrak relatif lebih cepat
 Untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi biasanya
digunakan campuran etanol dan air dengan
perbandingan tertentu yang diperoleh dari hasil
percobaan
Metode Ekstraksi

1. Maserasi
2. Perkolasi
3. Soxhletasi
4. Destilasi
5. infundasi
Maserasi
 Maserasi adalah proses ekstraksi/penyarian
simplisia yang menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengadukan atau pengocokan pada
temperatur ruangan (kamar).
 Prinsip metode ini adalah pencapaian konsentrasi
pada keseimbangan,cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif
 Cairan penyari yang dapat digunakan adalah air,
etanol, air-etanol atau pelarut lain
Keuntungan cara maserasi adalah cara pengerjaan
dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah
diusahakan
Kerugian cara maserasi adalah pengerjaan lama dan
penyariannya kurang sempurna.
Maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia
dengan derajat halus yang sesuai dimasukkan ke
dalam bejana, kemudian ditambahkan 75 bagian
cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari
terlindung dari cahaya sambil berulang-ulang
diaduk
Waktu maserasi
Waktu maserasi tergantung dari besarnya jumlah zat aktif
atau senyawa metabolit sekunder yang ingin diperoleh.
Semakin lama proses maserasi diharapkan senyawa yang
diperoleh semakin banyak, akan tetapi juga perlu
memperhatikan pelarut yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi. Rata-rata maserasi dilakukan
selama 24 jam, 2-7 hari.
Proses maserasi dapat dilakukan di dalam bejana yang
ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk terlindung dari
pengaruh langsung cahaya kemudian endapan yang
terjadi dipisahkan.
 Selama proses masrerasi dapat dilakukan pengadukan
untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir
serbuk simplisia sehingga dengan pengadukan tersebut
tetap terjaga adanya perbedaan konsentrasi yang
sekecil-kecilnya antara larutan di dalam sel dengan
larutan di luar sel
 Cara maserasi ini ditujukan untuk membuat ekstrak
kental
 Maserat yang diperoleh Jika diinginkan menjadi
ekstrak maka dapat dilanjutkan dengan pemekatan
menggunakan rotaryevaporator pada suhu 50º-70ºC
hingga konsentrasi yang dikehendaki.
 Modifikasi yang sering dilakukan terhadap cara maserasi
adalah digesti, yaitu cara maserasi dengan menggunakan
pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40–50ºC
 Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia
yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan
 Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat dengan
peningkatan suhu
 Maserasi juga dapat dimodifikasi dengan menggunakan
mesin pengaduk
 Proses maserasi dengan mesin pengaduk yang berputar
terus menerus membuat waktu maserasi dapat
dipersingkat menjadi 6 sampai dengan 24 jam
Remaserasi
Remaserasi dapat dilakukan dengan cara cairan
penyari dibagi dua
 Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan
penyari pertama
 Sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas
dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua
Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan mengalirkan cairan
penyari yang selalu baru melalui serbuk simplisia yang telah
dibasahi sampai sempurna, umumnya dilakukan pada suhu
ruang
Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan
dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui serbuk tersebut
 Tahapan Penyarian terdiri dari tahap
pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap
perkolasi sebenarnya (penetesan atau
penampungan ekstrak) secara terus menerus
sampai diperoleh ekstrak yang jumlahnya 1
sampai 5 kali bahan
Kelebihan cara perkolasi:
aliran cairan penyari menyebabkan adanya
pergantian larutan yang terjadi dengan larutan
yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga
meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi
 Alat perkolasi disebut perkolator
 Cairan yang digunakan untuk menyari disebut
cairan penyari atau menstrum
 Larutan zat aktif yang keluar dari perkolator
disebut sari atau perkolat
Bentuk perkolator ada 3 macam yaitu:
 perkolator berbentuk tabung
 Paruh
 Corong

Pemilihan bentuk perkolator:


 Tergantung pada jenis serbuk simplisia yang akan disari
 Ukuran perkolator tergantung jumlah bahan yang akan
disari tidak lebih dari ⅔ tinggi perkolator
Cara Perkolasi:
 Membasahi 10 bagian simplisia atau campuran
simplisia dengan derajat halus yang sesuai
menggunakan 2,5-5 bagian cairan penyari
 Campuran dimasukkan dalam bejana tertutup
sekurang-kurangnya selama 3 jam
 Selama 24 jam sambil cairan penyari dibiarkan
menetes dengan kecepatan 1mL/s
 Kemudian cairan penyari ditambah berulang-ulang
 Hasil akhir perkolasi dapat dilakukan dengan
pemeriksaan zat aktif secara kualitatif pada
perkolat terakhir
Infundasi

 Infundasi adalah proses ekstraksi yang pada


umumnya digunakan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan
nabati
 Ekstraksi ini menghasilkan ekstrak yang tidak
stabil dan mudah ditumbuhi kapang dan kuman,
sehingga tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam
Infus dibuat dengan cara:
 membasahi bahan bakunya dengan air 2 kali bobot
bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk
karagen 10 kali bobot bahan
 bahan baku ditambah air dan dipanaskan selama
15 menit pada suhu 90–98ºC, untuk 100 bagian
ekstrak diperlukan 10 bagian bahan.
Proses pembuatan infusa:
 Simplisia dicampur bahan dengan air secukupnya
dalam sebuah panci
 Dipanaskan di dalam tangas air selama 15 menit,
dihitung mulai temperatur di dalam panci mencapai
90ºC sambil sekali-sekali diaduk
 Infus diserkai pada waktu panas melalui kain flanel
 Ditambahkan air mendidih melalui ampasnya jika
kekurangan air
 Infus yang mengandung minyak atsiri harus
diserkai dalam keadaan dingin
 Infus asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak
boleh diperas
 Infus kulit kina ditambah dengan asam sitrat
sepersepuluh bobot simplisia
 Infus simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon ditambahkan natrium karbonat sebanyak
sepersepuluh dari bobot simplisia
Pembuatan Infus
 Modifikasi infusa dikenal dengan nama dekok
yaitu infus dengan wak­tu yang lebih lama (≥ 30
menit ) dan temperatur sampai titik didih air
Destilasi Uap
 Distilasiuap digunakan untuk menyari simplisia
yang mengandung komponen dengan titik didih
tinggi pada tekanan udara normal
 Prinsip distilasi uap adalah cairan penyari
dididihkan sehingga menguap, uap tersebut
terkondensasi dengan adanya pendingin sehingga
membasahi dan merendam simplisia
 Ekstraksi ini dilakukan berulang kali sampai
simplisia tersari sempurna
Ekstraksi Berkesinambungan

 Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada


temperatur titik didihnya selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik
 Alat ekstraksi dengan refluks terdiri dari labu
tempat simplisia dan cairan penyari, dan pendingin
balik
 Proses ekstraksi:
cairan penyari bersama dengan simplisia
dipanaskan hingga mendidih, uap penyari akan
naik ke atas, uap penyari mengembun karena
didinginkan oleh pendingin balik
Contoh alat distilasi dengan pompa vakum
(www.indonetwork.co.id . tanggal 25 November 2008)
 
 Soxhletadalah ekstraksi dengan menggunakan
pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan
dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinyu dengan jumlah pelarut yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik
 Alat ekstraksi terdiri dari labu, tabung soxhlet dan
pendingin balik
 Proses ekstraksi:cairan penyari dalam labu
dipanaskan hingga mendidih, uap cairan penyari
naik ke atas melalui pipa samping, kemudian
diembunkan kembali oleh pendingin tegak
 Cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi
serbuk simplisia melarutkan zat aktif serbuk
simplisia
 Karena adanya sifon, seluruh cairan akan turun
kembali ke labu

Anda mungkin juga menyukai