Anda di halaman 1dari 5

Latar belakang

Evaporasi adalah peristiwa menguapnya pelarut dari campuran yang terdiri atas
zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Tujuan dari evaporasi adalah
memekatkan konsentrasi larutan sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi yang
lebih tinggi. Dalam keseharian seorang yang mempunyai hubungan erat dengan sains,
kita pastinya sudah harus bisa mengetahui beberapa nama instrumen beserta fungsi, cara
kerja dan prinsip kerja. Karena suatu saat suatu alat akan berguna bagi kita pada waktu
dimana kita sangat memerlukannya. Untuk itu kita harus tahu beberapa pengertian,
fungsi, cara kerja serta prinsip kerja dari suatu alat tersebut. Salah satu alat tersebut
adalah rotary evaporator.

Rotary evaporator merupakan suatu alat yang tergabung antara beberapa alat,
yang menggabung menjadi satu bagian, dan bagian ini dinamakan rotary evaporator.
Rotary evaporator adalah alat yang menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip
utama dalam alat ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran
labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik
didihnya. Alat ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah akurat. Bila
dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya menggunakan teknik
pemisahan biasa yang menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka bisa
dikatakan bahwa alat ini akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen ini memiliki
suatu teknik yang berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya. Dan teknik yang
digunakan dalam rotary evaporator ini bukan hanya terletak pada pemanasannya tapi
dengan menurunkan tekanan pada labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan
kecepatan tertentu. Karena teknik itulah, sehingga suatu pelarut akan menguap dan
senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut menguap namun mengendap. Dan
dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut, sehingga senyawa yang terkandung dalam
pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.

Tinjuan pustaka
Minyak esensial komersial dari lavender, rosemary, kayu manis, kayu
putih, timi dan kayu putih yang dibeli dari Hong Huad Co Ltd, Bangkok,
Thailand sedangkan tanaman lain telah dibeli dari toko herbal setempat di
Bangkok dan minyak esensial diekstraksi dengan prosedur sebagai berikut.
Bahan tanaman yang dikeringkan dicuci dan dipotong-potong kecil. Setiap satu
kg dasar tanaman direndam dalam etanol 95% pada suhu kamar selama 12 jam.
Ekstrak tersebut kemudian disaring melalui kain katun tipis. Bahan tanaman
terendam lagi dalam etanol 95% selama 3 hari dan disaring. Filtrat ini kemudian
dikumpulkan dan diuapkan menggunakan vakum rotary evaporator pada 50-
60oC. Ekstrak yang terkonsentrasi dilarutkan dalam petroleum eter (dengan titik
didih 40-60oC pada suhu kamar dan diuapkan menggunakan vakum rotary
evaporator pada 50-60oC. Minyak esensial terkonsentrasi kemudian dilarutkan
dalam etanol 95% dan disimpan pada 4oC untuk penyelidikan lebih lanjut
(Thanaboripat, 2007).
Telah dilakukan percobaan pengembalian asam organik dari kelapa sawit
dengan sistem terintegrasi tinggi. Berat molekul asam organik seperti asam
asetat, asam propionat, dan asam butirat dihasilkan dari pengolahan anaerobic
limbah pabrik kelapa sawit dengan menggunakan skala pilot filtrasi dan sistem
penguapan. Penguapan ini menggunakan rotary evaporator, karena rotary
evaporator cocok untuk menguapkan bahan yang berat molekulnya rendah
disbanding menggunakan distilasi kolom. Dengan demikian hasil asam organik
yang diperoleh dari penguapan menggunakan rotavapor akan lebih banyak
sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis produksi (Mumtaz, 2008).
Rotary evaporator digunakan untuk memekatkan jus dan sirup
dibandingkan dengan pemekatan menggunakan water bath. Menggunakan rotary
evaporator diiringi dengan penambahan konsentrasi rata-rata. Selain itu,
pemekatan dengan rotary evaporator menambah rata-rata air yang menguap dari
jus daripada denga menggunakan water bath (Mutairi, 2012).
Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak
menguap (volatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak
atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak yang tak
menguap yang biasa disebut oleoresin adalah komponen pemberi rasa pedas dan
pahit. Pada oleoresin terdapat komponen pemberi rasa pedas yaitu gingerol
sebagai komponen utama serta shagaol dan zingeron dalam jumlah sedikit.
Kandungan oleoresin jahe segar berkisar antara 0,4-3,1 persen. Oleoresin adalah
minyak berwarna coklat tua dan mengandung kadar minyak atsiri 15-35% yang
diekstraksi dari bubuk jahe dengan aroma dan cita rasa jahe. Hasilyang bisa
dipertanggungjawabkan menyebutkan bahwa setiap 1 kg oleoresin sebanding
dengan 28 kg bubuk jahe. Umumnya oleoresin dihasilkan melalui proses
ekstraksi konvesional menggunakan soxhlet (Hastuti, 2012).
Vakum Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan
suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan
kimia tertentu sesuai yang diinginkan. Cairan yang ingi diuapkan biasanya
ditempatkan dalam suatu labu yang kemudian dipanaskan dengan bantuan
penangas, dan diputar. Uap cairan yang dihasilkan didinginkan oleh suatu
pendingin (kondensor) dan ditampung pada suatu tempat (receiver flask).
Kecepatan alat ini dalam melakukan evaporasi sangat cepat, terutama bila
dibantu oleh vakum. Terjadinya bumping dan pembentukan busa juga dapat
dihindari. Kelebihan lainnya dari alat ini adalah diperolehnya kembali pelarut
yang diuapkan. Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan
adanya tekanan yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke
tabung penerima (receiver flask). Setelah pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan
ekstrak yang dapat berbentuk padatan (solid) atau cairan (liquid) (Senjaya,
2008).
Karena kualitas adalah sangat penting dalam diet, kerusakan harus
dipantau selamapenyimpanan.Pencoklatan non-enzimatik dapat mengakibatkan
efek yang tidak dapat diterima pada gizi dan sensori, di beberapadisimpan
makanan dan dapat menjadi faktor pembatas dalam kehidupan produk. Sebagai
hasilnya,studi tentang metode pengolahan yang mempengaruhi non-enzimatik
reaksi pencoklatan sangatpenting sifat sirup gula kelapa selama produksi dan
penyimpanan. Namun,properti perubahan dalam konsentrasi sirup gula kelapa
belum dipelajari.Oleh karena itu, pekerjaan ini adalah untuk memantau
perubahan kepemilikan dalam sirup gula kelapa diproses pemanasan kompor
baik terbuka dan vakum evaporator dan membandingkan sifat-sifatsirup akhir
yang diperoleh dari kedua proses. Informasi yang diperoleh dari studi inidapat
digunakan sebagai panduan untuk desain dan optimasi proses termal untuk
mengurangipenurunan kualitas produk ini. Selain itu, lebih rinci pengetahuan
sirup gula sawit selamapengolahan dan penyimpanan akan menguntungkan
produsen dan konsumen (Naknean, 2009).
Ada beberapa mode operasi dari evaporator fluids sesuai dengan gerakan
partikel fluida dan sumber daya, seperti sirkulasi internal alami, eksternal alami
beredar internal yang sirkulasi paksa, dipaksa luar sirkulasi, dll antara mode ini,
eksternal beredar penguapan alami dicatat dengan manfaat struktur, operasi
sederhana dan penghematan energi. Namun, perpindahan panas dan aliran
karakteristik, khususnya karakteristik aliran lokal dalam sistem seperti tidak baik
belum dipahami karena kompleksitas yang melekat pada aliran uap-cair-padat
mendidih proses dan batas-batas visualisasi teknik eksperimental. Pengetahuan
tentang proses penguapan terbatas dan bahkan pemahaman tentang karakteristik
hidrodinamika dan perpindahan panas besar pentingnya desain dan operasi dari
evaporator (Song, 2011).
Ekstaksi dengan pelarut dilakukan dengan mempertemukan bahan yang
akan diekstrak dengan pelarut selama waktu tertentu, diikuti pemisahan filtrat
terhadap residu bahan yang diekstrak. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut
seperti etanol, methanol, etil asetat, heksana dan air mampu memisahkan
senyawa-senyawa yang penting dalam suatu bahan. Pemilihan pelarut yang akan
dipakai dalam proses ekstraksi harus memperhatikan sifat kandungan senyawa
yang akan diisolasi. Sifat yang penting adalah polaritas dan gugus polar suatu
senyawa. Pada prinsipnya suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut yang
sama polaritasnya sehingga akan mempengaruhi sifat fisikokimia ekstrak yang
akan dihasilkan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan satu tahap ekstraksi maupun
bertingkat. Pada ekstraksi satu tahap hanya digunakan satu pelarut untuk
ekstraksi, sedang pada ekstraksi bertingkat digunakan dua atau lebih pelarut
(Septiana, 2012).

Minyak atsiri dapat diperoleh dengan penyulingan terhadap irisan-irisan bahan. Minyak atsiri
akan terbawa bersama-sama dengan uap dan di embunkan kembali, kemudian dipisahkan dari
air untuk memperoleh minyak atsirinya. Untuk memperoleh minyak atsiri secara maksimal
sebaiknya bahan dirajang atau diiris-iris terlebih dahulu sebelum disuling. Sehingga kelenjar
minyak dapat terbuka sebanyak mungkin. Tujuan perajangan adalah memudahkan penguapan
minyak atsiri dan bahan. Karena perajangan memudahkan penguapan minyak atsirinya bahan
yang telah dirajang harus sesegera mungkin disuling. (Afifah, 2003)

Alat penguapan (evaporator) yang khas dibuat dari tiga bagian yang penting yaitu penukar
panas, bagian penguapan tempat bahan cair didihkan dan diuapkan, dan alat pemisah, tempat
uap meninggalkan bahan cair keluar ke alat pengembun atau ke peralatan lain. Faktor dasar
yang mempengaruhi laju penguapan adalah laju panas pada waktu dipindahkan ke bahan cair,
jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan ke setiap pound air, suhu maksimum yang
diperkenankan untuk bahan cair, tekanan, pada saat penguapan terjadi dan perubahan lain
yang mungkin terjadi di dalam bahan selama proses penguapan berlangsung. (Earle, 1969)
Melarutnya sebagian minyak dalam air tidak hanya mengurangi kecepatan penguapan tetapi
penguapan, juga mempersulit pemisahan antara minyak atsiri dan destilat. Oleh sebab itu,
minyak dalam beberapa jenis bunga tidak dapat diekstrasi dengan cara penyulingan.
Penyulingan minyak atsiri pada tekanan rendah mencegah dekomposisi mintyak atsiri, karena
mengurangi hidrolisa etser dalam minyak. (Ketaren, 1987)

Evaporasi adalah suatu proses penghilangan zat pelarut dari dalam larutan dengan
menggunakan panas. Zat pelarut yang digunakan dalam proses penguapan nira adalah air.
Bilamana nira itu dinaikan suhunya terjadilah penguapan molekul air yang terdapt di
dalamnya. Makin tinggi suhunya makin banyak air yang menguap dan akan mencapai
maksimal pada titik didih nira. (Marto Harsono, 1979)

Thanaboripat, Dusanee, et al. 2007. Inhibitory Effect of Essential Oils on The Growth of Aspergillus
flavus. KMITL Sci. Tech. J., Vol.7, No.1, January-Juny 2007.

Anda mungkin juga menyukai