Anda di halaman 1dari 4

ACARA III

PENGERINGAN (DRYING)

A. Tujuan
1. Mengetahui konstruksi dasar alat/mesin untuk pengeringan, bagian-bagian
utama alat berikut fungsinya.
2. Mengetahui cara-cara pengoperasian alat/mesin berikut cara pengaturan
alat sesuai yang dikehendaki/persyaratan
3. Mengetahui penampilan teknis mesin, antara lain :
a. Kapasitas pengeringan
b. Kadar air akhir
c. Kwalitas pengeringang

B. Latar Belakang
Perkembangan dunia kerja yang semakin komplek disertai dengan era
globalisasi menjadikan persaingan semakin ketat dalam segala sektor. Hal ini
menjadikan tuntutan yang tidak dapat dielakkan lagi. Untuk menghadapi
perkembangan ini kreatif dan mandiri harus ditumbuhkan. Mengingat
Indonesia adalah negara agraris maka sektor pertanian sangat berperan dalam
menunjang perekonomian negara. Untuk mensukseskan itu semua dibutuhkan
alat-alat dan mesin-mesin pertanian, baik mesin budidaya maupun pengolahan
hasil pertanian.
Pengeringan adalah proses pengambilan atau pengurangan kadar air
produk pertanian sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat proses
kimia, kegiatan mikroorganisme, dan enzim dalam produk, baik sebelum
diolah maupun saat dipasarkan. Pengeringan merupakan kegiatan yang
penting artinya dalam pengawetan bahan maupun industri pengolahan hasil
pertanian. Dalam melakukan pengeringan, faktor udara dan iklim tempat
pengolahan akan mempengaruhi waktu pengeringan, cara pengeringan serta
hasil pengeringan yang akan didapat.
Mesin-mesin pengering yang biasa digunakan untuk pengolahan produk
hasil pertanian yaitu bin dryer dan cabinet dryer. Pengeringan dengan
menggunakan cabinet dryer, suhu saat pengeringan dijaga agar tetap konstan,
kelembaban menurun selama proses pengeringan, terdiri dari ruang tertutup
dengan alat pemanas, fan untuk menghembuskan udara, outlet udara, inlet
udara. Sedangkan pengeringan dengan bin dryer digunakan sebagai tahap
akhir pengeringan dari fluidized bed dryer atau berfungsi menyempurnakan
proses pengeringan setelah sebagian besar air menguap dari proses
pengeringan lain, dan biasanya kadar air menurun dari 10-15% menjadi 3-6%
atau lebih rendah lagi.

C. Tinjauan Pustaka
Pengeringan merupakan proses yang kompleks yang melibatkan panas
transien dengan disertai massa dan transportasi momentum. Ini adalah proses
di mana oleh kelembaban udara diuapkan dan hanyut dari permukaan,
kadang-kadang dalam vakum tetapi biasanya melalui suatu cairan pembawa
atau melalui objek yang lembab. Proses ini telah menemukan bentuk aplikasi
berbagai industri mulai dari pengeringan kayu dalam industri kayu sampai
pengeringan makanan dalam industri makanan (Haghi, 2008).
Pengeringan adalah pengurangan kandungan air dari produk dan
termasuk proses yang sangat penting untuk pengawetan produk pertanian
sejak menimbulkan efek besar pada kualitas produk kering. Pengeringan buah
dan sayur adalah salah satu cara lama dalam pengawetan. Hal utama dalam
pengeringan produk pertanian adalah pengurangan kandungan air hingga
dapat disimpan dalam waktu yang lama (Bolaji, 2011).
Operasi pengeringan adalah langkah penting dalam industri pengolahan
makanan. Pengeringan adalah salah satu metode tertua dari pengawetan
makanan, dan yang merupakan aspek yang sangat penting dari pengolahan
makanan. Pengeringan matahari adalah metode yang paling umum digunakan
untuk melestarikan produk pertanian di kebanyakan negara-negara tropis
(Doymaz, 2004).
Udara di dalam ruang pengering yang mendapat panas tersebut,
kandungan lengasnya turun sehingga dapat menam- pung kadar air yang
keluar dari bahan pada waktu proses pengeringan, selanjutnya uap air tersebut
mengalir ke luar cerobong karena perbedaan tekanan. Udara yang mengalir
dari arah sisi kiri dan kanan alat pengering dan melalui distributor panas
menuju ruang pengering, selanjutnya mengalir ke luar cerobong sekaligus
sebagai transportasi uap air yang diuap- kan untuk keluar cerobong (Purbono,
2010).
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
kecepatan pengeringan maksimum, yaitu : Luas permukaan pengeringan,
Temperatur udara pengeringan, Kelembaban relatif (RH) udara pengeringan,
Kecepatan aliran udara pengeringan, Kadar Air dalam Bahan. Kadar air
didalam bahan dapat diketahui dengan dua cara yaitu metode basis basah dan
metode basis kering (Sulaeman, 2013).
Pengurangan kadar air pada bahan pangan adalah salah satu proses yang
digunakan untuk meningkatkan kestabilan bahan pangan, semenjak
penurunan tersebut menyebabkan aktivitas air pada bahan menurun,
mengurangi aktivitas mikrobiologi dan meminimalisir perubahan fisik dan
kimia selama penyimpanan. Salah satu perubahan fisik yang sangat penting
yang dialami oleh bahan pangan selama pengeringan adalah berkurangnya
volume eksternalnya. Pengurangan air dan pemanasan menyebabkan tekanan
pada struktur sel pada pangan memicu perubahan bentuk dan pengurangan
dimensi (Mayor, 2004).
Kabinet dryer termasuk peralatan yang paling sering digunakan oleh
petani untuk pengeringan buah. Alat pengering ini memiliki struktur yang
sederhana, biaya pemasangan yang murah dan dapat dipasang dalam keadaan
lingkungan seperti apapun. Dalam kabinet dryer konvensional, udara panas
memasuki rak bawah pertama, melalui rak-rak di atasnya (Amanlou, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Amanlou., Y, A. Zomoroudian. 2010. Applying CFD for Designing a New Fruit


Cabinet Dryer. Journal of Food Engineering Vol 101.
Bolaji., Bukola O., Tajudeen M.A, Olayanju, and Taiwo O. Falade. 2011.
Performance Evaluation of a Solar Wind-Ventilated Cabinet Dryer
Doymaz, Ibrahim. 2004. Convective Air Drying Characteristics of Thin Layer
Carrots. Journal of Food Engineering Vol 60.
Haghi, A.K., and N. Amanifard. 2008. Analysis of Heat and Mass Transfer
During Microwave Drying of Food Products. Brazilian Journal of
Chemical Engineering, Vol.25, No.03, Page : 491-492, July-September
2008.
Mayor., L and A.M Sereno. 2004. Modelling Shrinkage During Convective
Drying of Food Materials: A Review. Journal of Food Engineering Vol.61.
Purbono., Kunto, Makhmudun Ainuri, dan Suryandono. 2010. Rancang Bangun
dan Uji Kelayakan Finansial Alat Pengering Mekanis Untuk Pemenuhan
Pasokan Enceng Gondok (Eichhornia crassipes) Sebagai Bahan Baku
Kerajinan. Agritech Vol 30
Sulaeman dan M. Rusyadi. 2013. Analisa Efisiensi Rooftop Solar Copra Dryer
dengan Susunan Kolektor Secara Seri. Jurnal Teknik Mesin Vol 3, No 2.

Anda mungkin juga menyukai