Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK PENGERINGAN "DRUM DRYING"

ANITA WIDYANTI N, LUQMAN AGUNG W

I. PENDAHULUAN
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang
memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan
adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan
kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat. Dengan demikian bahan yang
dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama. Biasanya kandungan air bahan pangan
dikurangi sampai batas tertentu dimana mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi pada bahan pangan
tersbut. Keuntungan pengeringan adalah bahan pangan menjadi lebih awet dan volume bahan
pangan menjadi lebih kecil, sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan
pengepakan, berat bahan menjadi kurang dan mempermudah tranport.
Prinsip pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini kandungan uap air udara lebih kecil
atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang relatif rendah sehingga terjadi penguapan.
Secara umum, faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2, yaitu:
1. Faktor yang berhubungan dengan udara pengering, seperti: suhu, kecepatan volumetrik aliran udara
pengering, dan kelembaban udara.
2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan, seperti: ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan
parsial dalam bahan.
Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya mengandung
kadar air. Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak dihilangkan, maka akan dapat
mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan. Contohnya, akan terjadi pembusukan dan penurunan
kualitas akibat masih adanya kadar air yang terkandung dalam bahan tersebut. Pembusukan terjadi
akibat dari penyerapan enzim yang terdapat dalam bahan pangan oleh jasad renik yang tumbuh dan
berkembang biak dengan bantuan media kadar air dalam bahan pangan tersebut. Untuk mengatasi
hal tersebut, diperlukan adanya suatu proses penghilangan atau pengurangan kadar air yang
terdapat dalam bahan pangan sehingga terhindar dari pembusukan ataupun penurunan kualitas
bahan pangan.
Hal-hal yang mempengaruhi pengeringan adalah luas permukaan bahan pangan, suhu
pengeringan, aliran udara, tekanan uap air di udara dan lama pengeringan. Suhu pengeringan sangat
penting karena apabila terlalu rendah maka pengeringan akan makan waktu yang sangat lama dan
dapat menurunkan mutu bahan pangan serta memberikan bau yang tidak normal. Jika proses
pengeringan dilakukan pada suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya case
hardeningdan reaksi browning.
Ada beberapa mekanisme yang dapat terjadi pada saat bahan basah dikeringkan sampai
mempunyai kandungan air tertentu yang cukup rendah. Hal itu dapat diketahui dari kurva
pengeringan. Kurva pengeringan menunjukkan hubungan antara kandungan air di dalam padatan
sebagai fungsi waktu. Selain itu dapat pula dinyatakan dalam hubungan antara laju pengeringan dan
kandungan air.
Secara umum kurva pengeringan terdiri atas dua bagian, yaitu periode laju pengeringan
konstan dan periode laju pengeringan menurun. Tipe dan jenis pengering yang digunakan untuk
pengeringan bahan pangan bermacam-macam. Pada umumnya pemilihan tipe pengering ditentukan
oleh jenis komoditas yang akan dikeringkan, bentuk akhir produk yang dikehendaki, faktor ekonomis
dan kondisi jenis alat.
II. DRUM DRYING (PENGERINGAN DRUM)
Pengeringan dengan drum (Drum Drying) secara luas digunakan dalam pengeringan
komersial di industri pangan untuk berbagai jenis produk makanan berpati, makanan bayi,
maltodekstrin, suspensi dan pasta dengan viskositas tinggi (heavy pastes), dan dikenal sebagai
metode pengeringan yang paling hemat energi untuk jenis produk tersebut. Karena terpapar pada
suhu tinggi hanya dalam beberapa detik, drum drying sangat sesuai untuk kebanyakan produk yang
sifatnya sensitif terhadap panas.
Tujuan utama dari pengeringan ini adalah memecah struktur granula pati sehingga
meningkatkan daya larut (solubility) produk dan penyerapan air (water absorption) dalam air dingin
pada pasta dari pati (Panuwat S. and Athapol N., 2003). Pengering drum dikembangkan pada awal
tahun 1900-an dan hampir digunakan pada semua bahan makanan cair sebelum penggunaan
pengeringan semprot. Saat ini pengering drum digunakan dalam industri makanan untuk
mengeringkan berbagai produk seperti produk susu, makanan bayi, sereal, buah dan sayur, pure
kentang, dan pati masak.
Dalam operasional pengeringan, cairan, bubur, atau materi yang dihaluskan diletakan
sebagai lapisan tipis pada permukaan luar drum berputar yang dipanaskan oleh uap. Setelah sekitar
tiga per empat dari titik putaran, produk sudah kering dan dipindahkan dengan pisau/scraper statis.
Produk kering kemudian ditumbuk menjadi serpih atau bubuk. Pengeringan drum adalah salah satu
metode pengeringan yang paling hemat energi dan khususnya efektif untuk mengeringkan cairan
dengan viskositas tinggi atau bubur makanan.
a) Sistem Kerja Drum Dryer
Drum dryer umumnya terdiri dari satu atau dua silinder berongga yang dipasang horizontal
yang terbuat dari besi cor bermutu tinggi atau stainless steel, bingkai penunjang, sistim aliran produk,
dan scraper. Diameter drum berkisar antara 0,5 6 m dan panjang antara 1 6 m (sesuai skala
produksi).
Tiga komponen utama dari Drum dryer adalah :
1. Tangki
Fungsi : Sebagai tempat produk yang akan dikeringkan. Produk yang akan dikeringkan ditampung
dan dikumpulkan di tempat ini. Bentuk tangki dibuat sedemikian rupa agar semua produk dapat
dikeringkan dengan sempurna.
2. Drum
Fungsi : Sebagai alat pengering dimana ditempatkan uap panas ke dalam
drum . Drum mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga dapat dimasukan uap
panas ke dalamnya. Saat drum berputar maka proses pengeringan yang dilakukan
pada drum ini merupakan proses pengeringan lapis batas dimana produk akan
bersinggungan dengan permukaan panas dan menempel pada drum sehingga dapat
terangkut mengikuti putaran drum. Selama pengangkutan ini kandungan air dalam
produk akan menguap sehingga saat drum berputar menyelesaikan siklus putarnya
produk telah mencapai kadar air yang diinginkan. Putaran Drum dan panas uap
yang dimasukkan diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan produk dengan kadar
air yang ditetapkan.

3. Pisau Skrap
Fungsi: Memisahkan produk yang telah kering. Produk yang diinginkan dan masih
menempel di drum dipisahkan dan ditampung ke dalam tangki keluaran. Proses
pemisahan ini dilah-ukan dengan sebuah pisau skrap yang dibentuk sedemikian
rupa sehingga dapat memisahkan produk dari drum dengan sempurna.

Dalam operasional pengering drum, ada 4 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Tekanan uap-panas atau suhu media pemanas
- Kecepatan putaran
- Ketebalan film
- Sifat umpan, yaitu konsentrasi padatan, reologi dan suhu (Devahastin, 2001).
Sistem kerja, uap sampai suhu 200 oC akan memanaskan permukaan bagian dalam drum.
Bahan/material yang seragam diletakan dalam lapisan tipis (0,5 2 mm) ke luar drum permukaan.
Waktu tinggal produk pada drum berkisar antara beberapa detik sampai puluhan detik untuk
mencapai kadar air akhir kurang dari 5%. Konsumsi energi dalam pengering drum berkisar antara 1,1
kg uap per kg air yang diuapkan dan 1,6 kg uap per kg air menguap, sesuai dengan efisiensi energi
sekitar 60% 90%.
Dalam kondisi ideal, kapasitas penguapan maksimum pengering drum dapat mencapai 80 kg
H2O/hr m2. Pengering drum dapat menghasilkan produk pada tingkat antara 5 kg/ hr m 2 dan 5 kg/ hr
m2, tergantung pada jenis makanan, kadar air awal dan akhir, serta kondisi operasional lainnya.
Beberapa permasalahan yang timbul pada drum dryer yang mengakibatkan kinerja
pengeringan yang tidak konsisten antara lain:
- terjadi fluktuasi kadar air dan ketebalan bahan
- akumulasi noncondensable gas dalam tabung yang mempengaruhi keseragaman pengeringan
- suhu permukaan drum mungkin berbeda-beda sepanjang drum.

b) Klasifikasi Drum Dryer


Pengering Drum diklasifikasikan menjadi 3, yaitu single drum dryer, double drum
dyer, dan twin drum dryer seperti terlihat pada gambar berikut.
Double drum dyer memiliki dua drum yang berputar terhadap satu sama lain pada bagian
atas. Gap antara dua drum akan mengontrol ketebalan lapisan bahan yang diletakan pada
permukaan drum. Twin drum dryer juga memiliki dua drum, tetapi berputar berlawan satu sama lain
pada bagian atas.
Diantara tiga jenis drum dryer, single dan double drum dryer paling sering digunakan untuk
buah-buahan dan sayuran. Misalnya untuk keripik kentang (single drumdryer) dan pasta tomat
(double drum dryer). Sedangkan twin drum dryer digunakan untuk pengeringan bahan yang
menghasilkan produk berupa butiran/debu.
Untuk bahan yang sensitif terhadap panas, modifikasi dengan vacum drum dryerdapat
digunakan untuk mengurangi suhu/panas pengeringan. Vacum drum dryer pada prinsipnya mirip
dengan drum dryer, hanya drum tertutup dalam ruang kedap udara/vakum.
c) Metode Feeding
Metode penyaluran bahan produk pada permukaan drum berbeda-beda, tergantung pada
susunan drum, konsentrasi zat padat, viskositas, dan kemampuan membasahi pada bahan. Untuk
skala industri, pengeringan drum menggunakan 5 metode penyaluran bahan (feeding) yaitu, roll feed,
nip feed, pencelupan, penyemprotan, dan percikan.

Berbagai metode feeding dalam drum dryer: (a) roll feed; (b) nip feed; (c) dip feed; (d) spray; dan (e)
splash. (Tang,et al,2003)
- Roll feed : digunakan baik pada single maupun double drum dryer. Metode ini efektif pada bahan
yang viscous dan kental. Multirolls sering digunakan untuk meningkatkanketebalan
film,sehingga throughput juga meningkat. Jarak antara drum dengan rolls dapat diatur secara
individu. Kecepatan putar rolls dapat sama atau tidak sama dengan kecepatan putar drum. Metode
roll feeding kadang-kadang digunakan bersamaan dengan teknik feeding lainnya untuk menghasilkan
karakteristik pengeringan yang diinginkan pada beberapa produk tertentu.
- Nip feed : merupakan metode feeding paling sederhana. Hanya digunakan dalam double drum
dryer. Cocok digunakan untuk mengeringkan lapisan tipis seperti susu dan whey. Nip feeding
menggunakan jarak yang dapat diatur antara 2 drum untuk mengontrol ketebalan film. Keseragaman
distribusi umpan (feed) sepanjang drum merupakan hal yang perlu diperhatikan pada metode feeding
ini.
- Dip feed : digunakan pada single maupun double drum dryer. Dengan metode ini, drum sebagian
tenggelam dalam tray dan produk dalam tray melekat pada permukaan drum yang berputar. Cocok
digunakan pada bahan berupa suspensi padatan dan untuk menghindari terjadinya penggumpalan
bahan dalam tray.
- Spray feeding : bahan yang akan dikeringkan dikabutkan dengan nozzle ke permukaan drum.
Nozzle dapat berada di bagian bawah drum atau lokasi lain. Kuantitas produk ditentukan oleh sistem
nozzle.
- Splash feeding : metode ini khusus digunakan pada bahan yang mempunyai laju sedimentasi yang
tinggi. Dapat digunakan pada single maupun double drum dryers.

d) Kelebihan Dan Kelemahan Drum Dryer


Kelebihan atau keuntungan penggunaan drum dryer antara lain:
1. Produk yang dihasilkan memiliki porositas yang baik sehingga sifat rehidrasi tinggi.
2. Bisa digunakan untuk makanan kering yang sangat kental, seperti pasta dan pati gelatinized atau
dimasak, yang tidak dapat mudah dikeringkan dengan metode lain.
3. Efisiensi/hemat energi dan kecepatan yang tinggi.
4. Produk/hasil yang diperoleh lebih bersih dan higienis.
5. Mudah untuk mengoperasikan dan memelihara.
6. Fleksibel dan cocok untuk beberapa pengeringan tapi dalam jumlah kecil.

Kelemahan atau kekurangan penggunaan drum dryer antara lain:


1. Tidak cocok untuk produk yang tidak dapat membentuk film (lapisan tipis) yang bagus.
2. Khusus produk yang mengandung kadar gula tinggi seperti tomat pure tidak mudah dipisahkan dari
drum karena thermoplasticity dari suhu bahan.
3. Throughput (kecepatan hasil pengeringan per satuan waktu) relatif rendah dibandingkan
dengan spray drying.
4. Biaya tinggi untuk perubahan permukaan drum karena presisi mesin sangat dibutuhkan.
5. Kemungkinan panas produk dapat memberikan rasa masak dan pudarnya warna karena kontak
langsung dengan suhu tinggi di permukaan drum.
6. Tidak dapat memproses bahan/material yang mengandung garam tinggi (asin) atau bersifat korosif
karena berpotensi terjadi pitting pada permukaan drum.
7. Luas kontak permukaan bahan dengan udara lebih rendah dibandingkan dengan jenis pengeringan
lainnya seperti spray drying atau fluidized bed drying.
e) Aplikasi Drum Dryer
Drum dryer antara lain diaplikasikan pada pengeringan produk pangan seperti:
1. Susu
2. Makanan bayi
3. Sereal
4. Buah dan sayuran
5. Pure kentang
6. Pati masak

DAFTAR PUSTAKA
Devahastin, S. 2001. Pengeringan Industrial. IPB Press:Bogor.
Mahadi, 2007. Model Sistim dan Analisa Pengering Produk Makanan. USU:Medan.
Panuwat Supprung and Athapol Noomhorm, 2003. Optimization of Drum Drying Parameters for Low
Amylose Rice (KDML105) Starch and Flour. Drying Technology, Vol. 21 No. 9, pp. 1781-1795.
Tang, Juming, Hao Feng, Guo-Qi Shen. 2003. Drum Drying in Encyclopedia of Agricultural, Food, and
Biological Engineering. Marcel Dekker : New York

Teknologi Pengeringan Drum


(Drum Drying)
15/09/2010 1 Komentar

Pengeringan adalah suatu cara untuk


mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air suatu bahan pangan dengan atau
tanpa bantuan energi panas. Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap
air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan
air yang dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media
pengering yang biasanya berupa panas.

Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana
perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan
dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama. Biasanya kandungan air bahan
pangan dikurangi sampai batas tertentu dimana mikroorganisme tidak dapat
tumbuh lagi pada bahan pangan tersbut. Keuntungan pengeringan adalah bahan
pangan menjadi lebih awet dan volume bahan pangan menjadi lebih kecil,
sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan,
berat bahan menjadi kurang dan mempermudah tranport.

Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan


kandungan air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini
kandungan uap air udara lebih kecil atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang
relatif rendah sehingga terjadi penguapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeringan ada 2 golongan, yaitu: (1) Faktor yang berhubungan dengan udara
pengering, seperti: suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering, dan
kelembaban udara; dan (2) Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan, seperti:
ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan.
Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya
mengandung kadar air. Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak
dihilangkan, maka akan dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan.
Contohnya, akan terjadi pembusukan dan penurunan kualitas akibat masih adanya
kadar air yang terkandung dalam bahan tersebut. Pembusukan terjadi akibat dari
penyerapan enzim yang terdapat dalam bahan pangan oleh jasad renik yang
tumbuh dan berkembang biak dengan bantuan media kadar air dalam bahan
pangan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu proses
penghilangan atau pengurangan kadar air yang terdapat dalam bahan pangan
sehingga terhindar dari pembusukan ataupun penurunan kualitas bahan pangan.

Hal-hal yang mempengaruhi pengeringan adalah luas permukaan bahan pangan,


suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap air di udara dan lama pengeringan.
Suhu pengeringan sangat penting karena apabila terlalu rendah maka pengeringan
akan makan waktu yang sangat lama dan dapat menurunkan mutu bahan pangan
serta memberikan bau yang tidak normal. Jika proses pengeringan dilakukan pada
suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya case hardening dan reaksi
browning.

Ada beberapa mekanisme yang dapat terjadi pada saat bahan basah dikeringkan
sampai mempunyai kandungan air tertentu yang cukup rendah. Hal itu dapat
diketahui dari kurva pengeringan. Kurva pengeringan menunjukkan hubungan
antara kandungan air di dalam padatan sebagai fungsi waktu. Selain itu dapat pula
dinyatakan dalam hubungan antara laju pengeringan dan kandungan air. Secara
umum kurva pengeringan terdiri atas dua bagian, yaitu periode laju pengeringan
konstan dan periode laju pengeringan menurun.
Tipe dan jenis pengering yang digunakan untuk pengeringan bahan pangan
bermacam-macam. Pada umumnya pemilihan tipe pengering ditentukan oleh jenis
komoditas yang akan dikeringkan, bentuk akhir produk yang dikehendaki, faktor
ekonomis dan kondisi jenis alat.

Drum Drying (Pengeringan Drum)


Pengeringan dengan drum (Drum Drying) secara luas digunakan dalam
pengeringan komersial di industri pangan untuk berbagai jenis produk makanan
berpati, makanan bayi, maltodekstrin, suspensi dan pasta dengan viskositas tinggi
(heavy pastes), dan dikenal sebagai metode pengeringan yang paling hemat energi
untuk jenis produk tersebut. Karena terpapar pada suhu tinggi hanya dalam
beberapa detik, drum drying sangat cocok untuk kebanyakan produk yang sensitif
terhadap panas.

Tujuan utama dari pengeringan ini adalah memecah struktur granula pati sehingga
meningkatkan daya larut (solubility) produk dan penyerapan air (water absorption)
dalam air dingin pada pasta dari pati (Panuwat S. and Athapol N., 2003).
Pengering drum dikembangkan pada awal tahun 1900-an dan hampir digunakan
pada semua bahan makanan cair sebelum penggunaan pengeringan semprot. Saat
ini pengering drum digunakan dalam industri makanan untuk mengeringkan
berbagai produk seperti produk susu, makanan bayi, sereal, buah dan sayur, pure
kentang, dan pati masak.

Dalam operasional pengeringan, cairan, bubur, atau materi yang dihaluskan


diletakan sebagai lapisan tipis pada permukaan luar drum berputar yang
dipanaskan oleh uap. Setelah sekitar tiga per empat dari titik putaran, produk
sudah kering dan dipindahkan dengan pisau/scraper statis. Produk kering kemudian
ditumbuk menjadi serpih atau bubuk. Pengeringan drum adalah salah satu metode
pengeringan yang paling hemat energi dan khususnya efektif untuk mengeringkan
cairan dengan viskositas tinggi atau bubur makanan.

Sistim Kerja Drum Dryer

Drum dryer umumnya terdiri dari satu atau dua silinder berongga yang dipasang
horizontal yang terbuat dari besi cor bermutu tinggi atau stainless steel, bingkai
penunjang, sistim aliran produk, dan scraper. Diameter drum berkisar khas dari 0.5
6 m dan panjang antara 1 6 m (sesuai skala produksi).

Dalam operasional pengering drum, keseimbangan harus dibentuk antara laju


umpan, tekanan uap, kecepatan roll, dan ketebalan film/lapisa bahan. Hal ini
bertujuan untuk mempertahankan film/lapisan bahan yang seragam pada
permukaan drum agar throughput bisa maksimal.
Sistim kerja, uap sampai suhu 200oC akan memanaskan permukaan bagian dalam
drum. Bahan/material yang seragam diletakan dalam lapisan tipis (0,5 2 mm) ke
luar drum permukaan. Waktu tinggal produk pada drum berkisar antara beberapa
detik sampai puluhan detik untuk mencapai kadar air akhir kurang dari 5%.
Konsumsi energi dalam pengering drum berkisar antara 1,1 kg uap per kg air yang
diuapkan dan 1,6 kg uap per kg air menguap, sesuai dengan efisiensi energi sekitar
60% 90%.

Dalam kondisi ideal, kapasitas penguapan maksimum pengering drum dapat


mencapai 80 kg H2O/hr m2. Pengering drum dapat menghasilkan produk pada
tingkat antara 5 kg hr-1 m-2 dan 5 kg hr-1 m-2, tergantung pada jenis makanan,
kadar air awal dan akhir, serta kondisi operasional lainnya.

Beberapa permasalahan yang timbul pada drum dryer yang mengakibatkan kinerja
pengeringan tidak konsisten antara lain: (1) terjadi fluktuasi kadar air dan
ketebalan bahan; (2) akumulasi noncondensable gas dalam tabung yang
mempengaruhi keseragaman pengeringan; dan (3) suhu permukaan drum mungkin
berbeda-beda sepanjang drum.

Klasifikasi Drum Dryer


Pengering Drum diklasifikasikan menjadi 3, yaitu single drum dryer, double drum
dyer, dan twin drum dryer seperti terlihat pada gambar berikut.

Double drum dyer memiliki dua drum yang berputar terhadap satu sama lain pada
bagian atas. Gap antara dua drum akan mengontrol ketebalan lapisan bahan yang
diletakan pada permukaan drum. Twin drum dyer juga memiliki dua drum, tetapi
berputar berlawan satu sama lain pada bagian atas.

Diantara tiga jenis drum dryer, single dan double drum druer paling sering
digunakan untuk buah-buahan dan sayuran. Misalnya untuk keripik kentang (single
drumdryer) dan pasta tomat (double drum dryer). Sedangkan twin drum druer
digunakan untuk pengeringan bahan yang menghasilkan produk berupa
butiran/debu.

Untuk bahan yang sensitif terhadap panas, modifikasi dengan vakum drum dryer
dapat digunakan untuk mengurangi suhu/panas pengeringan. Vakum drum dryer
pada prinsipnya mirip dengan drum dryer, hanya drum tertutup dalam ruang kedap
udara/vakum.

Metode Feeding

Metode penyaluran bahan produk pada permukaan drum berbeda-beda, tergantung


pada susunan drum, konsentrasi zat padat, viskositas, dan kemampuan membasahi
pada bahan. Untuk skala industri, pengeringan drum menggunakan 5 metode
penyaluran bahan
(feeding) yaitu, roll feed, nip feed, pencelupan, penyemprotan, dan percikan.

Kelebihan drum dryer

Kelebihan atau keuntungan penggunaan drum dryer antara lain:

1. Produk yang dihasilkan memiliki porositas yang baik sehingga sifat rehidrasi
tinggi.

2. Bisa digunakan untuk makanan kering yang sangat kental, seperti pasta dan
pati gelatinized atau dimasak, yang tidak dapat mudah dikeringkan dengan metode
lain.

3. Efisiensi/hemat energi dan kecepatan yang tinggi.

4. Produk/hasil yang diperoleh lebih bersih dan higienis.

5. Mudah untuk mengoperasikan dan memelihara.

6. Fleksibel dan cocok untuk beberapa pengeringan tapi dalam jumlah kecil.

Kelemahan drum dryer

Kelemahan atau kekurangan penggunaan drum dryer antara lain:

1. Tidak cocok untuk produk yang tidak dapat membentuk film (lapisan tipis)
yang bagus.

2. Khusus produk yang mengandung kadar gula tinggi seperti tomat pure tidak
mudah dipisahkan dari drum karena thermoplasticity dari suhu bahan.

3. Throughput (kecepatan hasil pengeringan per satuan waktu) relatif rendah


dibandingkan dengan spray drying.

4. Biaya tinggi untuk perubahan permukaan drum karena presisi mesin sangat
dibutuhkan.
5. Kemungkinan panas produk dapat memberikan rasa masak dan pudarnya
warna karena kontak langsung dengan suhu tinggi di permukaan drum.

6. Tidak dapat memproses bahan/material yang mengandung garam tinggi (asin)


atau bersifat korosif karena berpotensi terjadi pitting pada permukaan drum.

7. Luas kontak permukaan bahan dengan udara lebih rendah dibandingkan


dengan jenis pengeringan lainnya seperti spray drying atau fluidized bed drying.

Aplikasi Drum Dryer

Drum dryer antara lain diaplikasikan pada pengeringan produk pangan seperti:

1. Susu

2. Makanan bayi

3. Sereal

4. Buah dan sayuran

5. Pure kentang

6. Pati masak

DAFTAR PUSTAKA

Juming Tang, Hao Feng, and Guo-Qi Shen. Drum Drying. Washington State
University, Pullman, Washington, U.S.A. and Shanxi Agriculture University,
Shanxi, Peoples Republic of China.

Mahadi, 2007. Model Sistim dan Analisa Pengering Produk Makanan. USU,
Medan.

Marcel Bogers, 2002. The Drum Dryer. A STeMPJE Analysis of the drum dryer
used in the potato flake line manufactured by Tummers Methodic. Eindhowen,
Netherland.

Panuwat Supprung and Athapol Noomhorm, 2003. Optimization of Drum Drying


Parameters for Low Amylose Rice (KDML105) Starch and Flour. Drying
Technology, Vol. 21 No. 9, pp. 1781-1795.

Anda mungkin juga menyukai