Anda di halaman 1dari 107

Filtrasi

Sentrifugasi
Evaporasi
Kristalisasi
Proses Hilir

Filtrasi, sentrifugasi, evaporasi dan kristalisasi

merupakan teknik pemisahan dalam proses hilir,


yang bertujuan untuk memanen dan
memurnikan hasil berbagai proses industri.
Proses Hilir
Teknik umum proses hilir:

- Teknik pemisahan sel atau partikel 


- filtrasi
- sentrifugasi
- flokulasi dan flotasi

- Teknik desintegrasi sel

- Teknik ekstraksi
Proses Hilir
Teknik umum proses hilir:

- Teknik pemekatan 
- ekstraksi - evaporasi
- membran - penukar ion
- adsorpsi

- Teknik pemurnian  - kristalisasi


- kromatografi

- Teknik resolusi campuran


- Teknik pengeringan
Pemisahan Partikel Sel
Acuan sifat-sifat sel untuk pemisahan
Sifat Bakteri Khamir Kapang
Bentuk panjang, bulat, bulat, elips, filamen
berantai filamen

Ukuran 0,5-3 m 1-50 m D=5-15 m


P=50-500 m

Bobot jenis 1,05-1,1 1,05-1,1 1,05-1,1

Berat sel 10-12 g 10-11 g


Pemisahan Partikel Sel
Klasifikasi metoda-metoda pemisahan
Prinsip pemisahan Metoda pemisahan Ukuran partikel (m)

Ukuran partikel - fiberfiltrasi 200 - 10


- mikrofiltrasi 20 – 0,5

Ukuran model - ultrafiltrasi 2 – 0,005


membran - hiperfiltrasi 0,008 – 0,00025
- gel kromatografi 2 – 0,0003
- dialisis 0,002 – 0,00025

Suhu, kelarutan - kristalisasi 0,002


- adsorpsi 0,002
- ekstraksi
Pemisahan Partikel Sel
Klasifikasi metoda-metoda pemisahan
Prinsip pemisahan Metoda pemisahan Ukuran partikel (m)

Muatan listrik - elektroforesis 2 – 0,02


- elektrodialisis 0,02 – 0,00025
- pertukaran ion 0,02 – 0,00025

Bobot jenis - sedimentasi 1000


(densitas) - dekantasi 1000 – 5
- sentrifugasi 1000 – 0,5
- ultrasentrifugasi 2 – 0,02
Filtrasi
Filtrasi adalah

proses pemisahan komponen padat dari


komponen cair dengan cara menekan cairan
melalui media filter atau saringan yang dapat
berupa tekstil, unggun pasir, tanah diatom, atau
bahan-bahan berpori dari bahan
gelas/logam
Filtrasi
Pemilihan filter tergantung kepada:

- derajat kejernihan yang diinginkan


- jumlah padatan yang ingin didapatkan
- ukuran partikel
- konsentrasi suspensi
- volume bahan yang akan diproses dalam waktu
yang ditentukan
- sifat fisik kedua fasa yang akan dipisahkan
- sifat unik seperti : adanya sifat racun atau
adanya aktivitas biologik
Filtrasi

Jenis filtrasi berdasarkan mekanisme:

- filtrasi permukaan
- filtrasi sentrifugal

Contoh penggunaan filtrasi:


memisahkan kapang dari cairan fermentasi
Filtrasi
Laju filtrasi adalah

volume filtrat yang dapat terkumpul dalam waktu


tertentu digambarkan dengan persamaan
Poiseuille

𝑑𝑉 𝑃
=
𝐴 𝑑𝜃 𝜇 𝛼 𝑊 + 𝑟
𝐴
Filtrasi
𝑉 = volume filtrat
𝐴 = luas permukaan filter
𝜃 = waktu filtrasi
𝑃 = pressure drop pada kerak dan media filter
𝜇 = kekentalan filtrat
𝛼 = tahanan kerak spesifik rata-rata  𝛼 = 𝛼 , 𝑃𝛿
𝑊 = berat padatan kerak kering
𝑟 = tahanan luas unit media filter
𝛼,= konstanta yang berhubungan dengan ukuran
partikel pembentuk kerak
𝛿 = kompresibilitas kerak
Filtrasi
Laju filtrasi merupakan fungsi dari:
- luas filter
- kekentalan cairan
- tekanan pada media filter, untuk kerak
kompresibel (materi biologik umumnya bersifat
kompresibel)
- timbunan kerak (ampas) pada filter
- filtrasi statik, proses filtrasi konvensional,
filtrasi dengan pembentukan kerak
- flitrasi dinamik, cross flow filtration,
filtrasi tanpa kerak, menggunakan
membran
Filtrasi
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih
filter:

- karakter suspensi, dipengaruhi oleh waktu


pembentukan kerak
- kondisi proses
- hasil yang diinginkan, baik filtrat ataupun padatan
nya, dan komposisi produk
- tingkat produksi yang diinginkan, atau laju produksi
- kondisi proses  suhu, tekanan uap air, pelarut
Filtrasi

Filtrasi dinamik
banyak digunakan
pada proses
pemekatan
bioproduk
Filtrasi

Filter vakum drum berputar


Filtrasi

Filter plate and frame


Filtrasi

Filter vakum kontinyu


Filtrasi dengan membran
Filtrasi dengan membran biasanya digunakan untuk
pemekatan atau pemisahan molekul atau partikel yang
berbeda.
Jenis membran Penerapan BM relatif

Mikrofiltrasi pemekatan bakteri >1,000,000


dan virus
Ultrafiltrasi fraksinasi: dialisis, enzim 10,000
produksi protein,
pengolahan whey
Osmosis balik pemekatan produk farmasi, >200
produksi laktosa, (komponen
penghilangan sebagian organik)
garam dari larutan
Filtrasi dengan membran
Filtrasi dengan membran biasanya digunakan untuk
pemekatan atau pemisahan molekul atau partikel yang
berbeda.
Jenis membran Penerapan BM relatif

Elektrodialisis purifikasi dari subtansi bermuatan 100


dan fraksinasi pengurangan garam (komponen
(desalinasi) organik)
Filtrasi tangensial

Filtrasi tangensial (tangential flow filtration / cross flow


filtration)

merupakan teknik filtrasi yang menggunakan


membran yang bertujuan untuk mencegah
pembentukan kerak pada media filter.
Filtrasi tangensial
Keuntungan:

- mendapatkan kemurnian yang lebih tinggi dari


filtrat yang dihasilkan
- memudahkan dilakukan nya pemurnian lebih
lanjut
Filtrasi tangensial
Filtrasi tangensial
Geometri modul membran: konfigurasi tubular,
spiral-wound, plate and frame
Filtrasi
tangensial
Geometri modul membran:
⁻ konfigurasi tubular,
⁻ konfigurasi spiral-wound,
⁻ konfigurasi plate and
frame
Filtrasi tangensial
Desain sistem batch
Filtrasi tangensial
Desain sistem single-stage kontinyu
Filtrasi tangensial
Desain sistem multi-stage kontinyu
Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan

metoda separasi berdasarkan perbedaan berat


jenis partikel, ketika gaya gravitasi tidak bisa
digunakan akibat ukuran partikel yang terlalu
kecil.
Sentrifugasi
Dalam bioproses, sentrifugasi digunakan untuk:

• removal sel dari substrat fermentasi,


• removal sel dalam produksi enzim,
• removal bakteri dalam produksi MSG,
• pemekatan dan recovery bakteri atau yeast
dalam produksi single cell protein
• removal bakteri dalam produksi vaksin
• dll
Sentrifugasi

2 tipe sentrifus:

• Sentrifus sedimentasi:
berdasarkan perbedaan densitas
• Sentrifus filtering:
fasa solid tertahan oleh filter, sedangkan
fasa liquid lolos
Sentrifugasi
Sentrifugasi
Peralatan untuk sentrifugasi biasanya lebih mahal
dibanding filtrasi, hanya saja sentrifugasi lebih efektif
digunakan ketika ukuran partikel sangat kecil dan
susah untuk disaring.

Sentrifugasi dari substrat fermentasi akan


menghasilkan konsentrat sludge sel yang lebih banyak
mengandung air dibanding filter cake.
Sentrifugasi
Prinsip utama proses sentrifuse adalah hukum Stoke

𝑑 2 𝜌𝑝 −𝜌𝑙 𝑔
Laju sedimentasi : 𝑣𝑡 =
18 𝜇

𝑣𝑡 = laju sedimentasi, m/s


𝑑 = diameter partikel, m
𝜌𝑝 = densitas partikel, kg/m3
𝜌𝑙 = densitas liquid, kg/m3
𝑔 = percepatan gravitasi, m/s2
𝜇 = viskositas liquid, Pa.s
Sentrifugasi

Relative Centrifugal Force = G

2
𝐺 = 𝑟ൗ𝑔 2𝜋𝑛ൗ60

𝑟 = jarak partikel dari sumbu rotasi, m


𝑛 = putaran per menit, rpm
Sentrifugasi
Nilai G (Relative Centrifugal Force) untuk beberapa
jenis sentrifuse

Tipe sentrifuse Nilai G

Bench-top clinical centrifuges 500-1.500


Basket and filter centrifuges 300-1.500
Decanter centrifuges 1.500-4.500
Disk-stack centrifuges 4.000-13.000
Tube centrifuges 10.000-17.000
Lab ultracenrifuges 100.000-higher
Sentrifugasi

Bench-top centrifuges
Sentrifugasi

Basket and filter centrifuges


Sentrifugasi

Decanter centrifuges
Sentrifugasi

Disc-stack centrifuges
Sentrifugasi

Ultracentrifuges
Sentrifugasi

Hasil fermentasi akan dipisahkan dengan


menggunakan decanter sentrifus. Laju alir umpan
adalah 150 g/menit yang mengandung 1,5% padatan.
Diharapkan konsentrat yang keluar dari sentrifus
mengandung 8% padatan, dan yang lolos ke output
cairan tidak lebih dari 0,2%. Tentukan berapa persen
padatan yang dapat direkover.
Sentrifugasi

F =150 g/menit
1,5% solid

Liquid phase
Q = ? g/menit Solid phase
0,2% solid U = ? g/menit
8% solid
Sentrifugasi
Neraca massa total 
𝐹 =𝑈+𝑄

Neraca massa padatan 


𝐹(0,015) = 𝑈(0,08) + 𝑄(0,002)

𝑈 = 25 𝑔Τ𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑄 = 125 𝑔Τ𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Padatan yang direkover 


25𝑥0,08
= = 0,89  89%
150𝑥0,015
Sentrifugasi
Hukum Stoke untuk pengendapan partikel 
𝑑2 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝑔
𝑣𝑡 =
18 𝜇

𝑑 2 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔2 𝑟
𝑣𝑡 =
18 𝜇

𝑣𝑡 = kecepatan pengendapan dalam arah radial


𝜔 = kecepatan angular
𝑟 = jari-jari
Sentrifugasi

𝑑2 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔2 𝑟
𝑣𝑡 =
18 𝜇

𝑑𝑟
𝑣𝑡 =
𝑑𝑡

18𝜇 𝑑𝑟
𝑑𝑡 = 2
𝑑 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔 2 𝑟
Sentrifugasi
Sentrifugasi

18𝜇 𝑑𝑟
𝑑𝑡 = 2
𝑑 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔 2 𝑟
𝑡 = 0 → 𝑟 = 𝑟1
𝑡 = 𝑇 → 𝑟 = 𝑟2

18𝜇 𝑟2
𝑡𝑇 = 2 ln
𝑑 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔 2 𝑟1
Sentrifugasi
18𝜇 𝑟2
𝑡𝑇 = 2 ln
𝑑 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔 2 𝑟1

Jika laju alir volumetrik umpan = 𝑞 𝑚3ൗ


𝑑𝑡

Maka volume 𝑉 = 𝑞𝑥𝑡𝑇

𝑑2 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔2
𝑞= 𝑟2 𝑉
18𝜇 ln
𝑟1
Sentrifugasi

𝑉 = π𝑏 𝑟2 2 − 𝑟1 2

𝑑 2 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔2
𝑞= 𝑟2 π𝑏 𝑟2 2 − 𝑟1 2
18𝜇 ln
𝑟1
Sentrifugasi

Jika 𝑑𝐶 didefinisikan sebagai diameter partikel yang


mencapai 1Τ2 jarak antara 𝑟1 dan 𝑟2 , maka 

𝑑𝑐 2 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔2
𝑞𝑐 = π𝑏 𝑟2 2 − 𝑟1 2
2𝑟2
18𝜇 ln
𝑟1 + 𝑟2

Pada saat 𝑞𝑐 , partikel yang lebih besar dari 𝑑𝑐 akan


mengendap di dinding.
Sentrifugasi
Suatu larutan viskos yang akan disentrifus
mengandung partikel dengan densitas 1461 kg/m3.
Densitas liquid diketahui sebesar 801 kg/m3 dan
viskositasnya adalah 100 cp. Sentrifus mempunyai
bowl dengan r2 samadengan 0,02225 m dan r1
samadengan 0,00716 m serta ketinggiannya adalah
0,1970 m. Hitunglah diameter partikel kritis untuk
partikel terbesar dalam aliran output jika n = 23000
rpm dan laju alir umpan adalah 0,002832 m3/jam.
Sentrifugasi
Dik.:
𝜌𝑝 = 1461 kg/m3
𝜌𝑙 = 801 kg/m3
𝜇 = 100 cp
r2 = 0,02225 m
r1 = 0,00716 m
b = 0,1790 m
n = 23000 rpm
q = 0,002832 m3/h

Dit.: diameter partikel kritis


Sentrifugasi
Kecepatan angular

𝑑𝑐 2 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔2
𝑞𝑐 = π𝑏 𝑟2 2 − 𝑟1 2
2𝑟2
18𝜇 ln
𝑟1 + 𝑟2

Volume
Sentrifugasi
Kecepatan angular 

2𝜋𝑛 2𝜋(23000)
𝜔= = = 2410 𝑟𝑎𝑑/𝑑𝑡
60 60

Volume bowl 
𝑉 = π𝑏 𝑟2 2 − 𝑟1 2 = 2,747𝑥10−4 𝑚3
Viskositas 
𝜇 = 100 cp = 0,100 𝑘𝑔Τ𝑚. 𝑠
Sentrifugasi

𝑑𝑐 2 𝜌𝑝 − 𝜌𝑙 𝜔2
𝑞𝑐 = π𝑏 𝑟2 2 − 𝑟1 2
2𝑟2
18𝜇 ln
𝑟1 + 𝑟2

0,002832
𝑞𝑐 = = 7,87𝑥10−7 𝑚3 Τ𝑠
3600

Sehingga  𝑑𝑐 = 0,746𝑥10−6 𝑚
Sentrifugasi
𝐹 = 𝑚𝑎
𝐹 = gaya
𝑚 = massa
𝑎 = percepatan
= 0 jika tidak ada gaya, sehingga = 𝜈

𝑎𝑐 = 𝜈 𝑣Τ𝑟

𝑎𝑐 = percepatan sentrifugal
𝑎𝑐 = 𝜔 2 𝑟
𝜔 = kecepatan angular
𝑟 = jari-jari
Evaporator

Evaporator digunakan untuk menguapkan solvent


yang lebih volatil, biasanya air

Ditujukan untuk mengkonsentratkan solute dalam


larutan

Produk yang diharapkan dapat berupa kristal,


larutan konsentrat atau pelarut yang bisa digunakan
kembali
Evaporator

3 proses terjadi dalam evaporator secara simultan:

1. Transfer panas
2. Transfer massa (penguapan)
3. Pemisahan uap dan cairan
Evaporator
Hal yang harus diperhatikan dalam perancangan
evaporator:

1. Makin cepat gerakan fluida dalam evaporator,


makin besar koefisien transfer panas, maka
makin besar kecepatan transfer panas nya
2. Konsentrasi zat makin tinggi, biasa nya viskositas
juga makin tinggi, akibatnya koefisien transfer
massa berkurang, sehingga memperlambat
proses transfer panas
Evaporator
Hal yang harus diperhatikan dalam perancangan
evaporator:

3. Jika proses perpindahan panas terjadi akibat


perbedaan suhu, maka makin tinggi perbedaan
suhu, makin besar nilai koefisien transfer panas
4. Gerakan fluida perlu dijaga karena dapat
meningkatkan transfer panas dan mencegah
konsentrasi atau suhu lokal yang terlalu tinggi
Evaporator
Hal yang harus diperhatikan dalam perancangan
evaporator:

5. Faktor penyebab terjadinya endapan harus


dicegah
6. Untuk bahan yang sensitif terhadap panas,
maka suhu perlu diusahakan rendah dengan
cara menurunkan tekanan, dan waktu tinggal
bahan dalam evaporator tidak terlalu lama
Evaporator
Hal yang harus diperhatikan dalam perancangan
evaporator:

7. Energi terbesar pada evaporator adalah pada


saat penguapan, oleh sebab itu diusahakan
penghematan dengan cara memanfaatkan uap
yang timbul sebagai pemanas evaporator
Evaporator

Jenis evaporator:

Horizontal tube
evaporator:
Evaporator
Horizontal tube evaporator:

‒ Banyak digunakan sebagai bottom heater pada


proses distilasi
‒ Laju perpindahan panas relatif rendah
‒ Cocok untuk liquid dengan viskositas rendah
‒ Untuk aplikasi dengan kapasitas rendah
‒ Dapat terjadi pengendapan kerak di luar pipa,
sehingga desain harus diusahakan pipa bisa
dikeluarkan untuk dibersihkan
Evaporator
Jenis evaporator:

Calandria evaporator atau


vertical tube evaporator
Evaporator
Jenis evaporator:

Calandria evaporator tipe


terbaru: propeller calandria
Evaporator
Calandria evaporator :

‒ Digunakan untuk sistem batch


‒ Konveksi alami berjalan baik sehingga transfer
panas lebih efisien atau laju perpindahan panas
tinggi
‒ Kerak terjadi dalam pipa sehingga mudah
dibersihkan
‒ Sirkulasi menyebabkan cairan kontak dengan
panas berkali-kali, dan tidak bagus untuk bahan
yang tidak tahan panas
Evaporator
Jenis evaporator:

Basket evaporator
Evaporator
Basket evaporator

‒ Adanya sirkulasi menyebabkan transfer panas


cukup efisien karena koefisien transfer panas
akibat konveksi alami besar
‒ Sirkulasi terjadi alami karena adanya beda
densitas antar fasa
‒ Kerak terjadi di dalam pipa sehingga mudah
dibersihkan
Evaporator
Jenis evaporator:

Long tube vertikal


evaporator
Evaporator
Long tube vertical evaporator

‒ Disebut juga dengan rising/climbing film


evaporator
‒ Low cost, large unit
‒ Transfer panas lebih efisien
‒ Butuh ruang besar
‒ Resirkulasi kadang menimbulkan pembentukan
kerak
‒ Biasa digunakan untuk liquid korosif, butuh
evaporasi besar, dll
Evaporator
Evaporator

Multiple effect-evaporator
Evaporator

Dalam sizing evaporator, dengan pendekatan nilai


koefisien transfer panas, dapat digunakan untuk
mengestimasi konfigurasi evaporator seperti
diameter evaporator, panjang evaporator, jumlah
tube dll.....
Evaporator
Evaporator
Evaporator
35.000 kg/jam umpan aqueous mengandung 1% padatan
terlarut akan dikonsentratkan menjadi 20% padatan, di
dalam single effect evaporator. Umpan masuk pada suhu
25oC. Steam masuk pada kondisi saturated steam pada
suhu 110oC. Tekanan dijaga dalam evaporator dimana air
akan mendidih pada suhu 55oC. Boiling point larutan
(20% padatan) adalah 15oC di atas boiling point air. Panas
spesifik larutan umpan diasumsikan sama dengan panas
spesifik air.
Evaporator
Dari steam table diperoleh:
Panas laten penguapan air pada 55oC adalah
2370,8 kJ/kg.
Panas spesifik uap air pada range suhu 55-90oC
diasumsikan sama yaitu 1,871 kJ/kg oC
Panas laten steam pada 110oC adalah 2230 kJ/kg
Koefisien perpindahan panas overall pada kondisi
normal adalah 2500 W/m2 oC
Evaporator
Vertical short-tube evaporator akan digunakan dengan
spesifikasi berikut:
Tubes: OD 100 mm; thickness 1,5 mm; pitch:
trianguler 125 mm; length 1220 mm;
number of tubes 626
Downtake: inner diameter: 1500 mm; outer diameter:
1520 mm
Tubesheet: Diameter 3710 mm; thickness: 36 mm
Vapor drum:Height: 3000 mm; ID of shell: 3400 mm;
thickness: 12 mm; dished end closure
Calandria: Thickness: 12 mm, ID of shell: 3400 mm
Evaporator
Pertanyaan:

Apakah evaporator yang diusulkan bisa digunakan


untuk sistem yang akan dijalankan?
Evaporator
Jawab:

Neraca massa padatan:

𝐹 × 𝑥𝐹 = 𝑃 × 𝑥𝑃
𝑘𝑔
35000 × 0,01 = 𝑃 × 0,2 → 𝑃 = 1750
𝑗𝑎𝑚
𝑉 = 𝐹 − 𝑃 → 𝑉 = 33250 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Evaporator
Neraca energi:

𝐹 × 𝐻𝐹 + 𝑆𝜆𝑆 = 𝑉 × 𝜆𝑉 + 𝐶𝑃 70 − 55 + 𝑃𝐻𝑃
35000 × 4,184 × 25 − 70 + 𝑆 × 2230
= 33250 × 2370,8 + 1,871 × 15 + 0
𝑆 = 38722,9 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Jadi steam yang dibutuhkan = 38722,9 kg/jam
= 10,750 kg/det
Evaporator
Estimasi luas transfer panas:

𝑄 = 𝑈𝐴∆𝑡
𝑆 × 𝜆𝑆 = 𝑈𝐴∆𝑡
10,756 × 2230 = 2,5 × 𝐴 × 110 − 70
𝐴 = 239,8 𝑚2
Luas perpindahan panas yang dibutuhkan = 239,8 m2
Evaporator
Dari propertis evaporator:

luas perpindahan panas yang tersedia


= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 × 𝜋 × 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
= 626 × 𝜋 × 0,1 × 1,22
𝐴 = 239,9 𝑚2
Desain evaporator sudah OK.......;))
Kristalisasi
Kristalisasi
merupakan metode purifikasi dalam proses hilir,
yang ditujukan untuk mendapatkan senyawa padat
dalam kemurnian yang lebih tinggi

Biasanya digunakan untuk purifikasi senyawa-senyawa


yang mempunyai bobot molekul rendah, seperti
antibiotika.

Prinsip nya berdasarkan kelarutan.


Kristalisasi
Tahapan pembentukan kristal:

• Supersaturated state: dimana kondisi larutan lewat


jenuh
• Nukleasi : pembentukan kristal dari larutan lewat
jenuh
• Growth : pertumbuhan molekul kristal dari fase
nukleasi hingga mencapai kesetimbangan
Kristalisasi
Kristalisasi
Pemilihan alat kristalisasi:

• Unjuk kerja kristalisasi yang diinginkan


• Metode operasi (kontinyu atau batch)
• Kondisi bahan baku (larutan atau lelehan)
• Ukuran kristal yang diinginkan
• Bentuk kristal yang diinginkan
• Tingkat kemurnian kristal
• Kecenderungan produk membentuk kerak
Kristalisasi
Yield kristal 
𝑐1 − 𝑐2 1 − 𝐸
𝑦 = 𝑅𝑤1
1 − 𝑐2 𝑅 − 1

𝑦 = yield kristal
𝑤1 = massa awal solven
𝑐1 = konsentrasi awal larutan
𝑐2 = konsentrasi akhir larutan
𝑅 = rasio BM hidrat / BM garam anhidrous
𝐸 = rasio massa solven terevaporasi/massa solven
larutan awal
Kristalisasi
Soal:

Berapakah yield teoritikal yang didapatkan dengan


pendinginan yang dilakukan terhadap larutan yang
mengandung 1000 kg sodium sulfat (berat molekul = 142
kg/kmol) dalam 5000 kg air, sampai suhu 283 K.
Kelarutan sodium sulfat pada suhu tersebut adalah 9 kg
garam per 100 kg air, dan kristal yang diperoleh adalah
10-hidrat dengan berat molekul 322 kg/kmol.
Diasumsikan bahwa 2% air hilang akibat penguapan
selama pendinginan.
Kristalisasi
Jawab:

322
Rasio BM, 𝑅 = = 2,27
142

1000
Konsentrasi awal, 𝑐1 = = 0,2 𝑘𝑔 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 / 𝑘𝑔 𝑎𝑖𝑟
5000

9
Kelarutan 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 pada suhu 283 K, 𝑐2 = =
100

0,09 𝑘𝑔𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 / 𝑘𝑔 𝑎𝑖𝑟


Massa air awal , 𝑤1 = 5000 𝑘𝑔
Kristalisasi
Jawab:
2
Air yang hilang akibat evaporasi, 𝐸 = = 0,02 𝑘𝑔/𝑘𝑔
100

0,2−0,09 1−0,02
Yield, 𝑦 = 5000 × 2,27
1−0,09 2,27−1

= 1432 𝑘𝑔 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 . 10𝐻2 𝑂


Jenis Kristaliser
1. Vessel non-agitasi

Tipe kristaliser yang paling sederhana, tanki tanpa


pengaduk, open vessel, pendinginan dilakukan
sampai beberapa hari dengan konveksi alami, ukuran
produk kristal beragam
Jenis Kristaliser
2. Vessel agitasi

Open tank, berpengaduk membuat ukuran kristal


lebih seragam dan mengurangi waktu operasi. water
jacket digunakan untuk pendingin
Jenis Kristaliser
2. Vessel agitasi

Sirkulasi internal sirkulasi eksternal


Jenis Kristaliser
2. Scraped surface crystallizer

Contoh kristaliser jenis ini adalah Swenson-Walker


crystallizer, shallow semi-cylinder, lebar nya 600 mm,
panjangnya 3-12 m, bagian luar dinding dilengkapi
dengan jaket pendingin air, dan sebuah pisau
pengeruk yang akan mengambil produk kristal yang
menempel pada dinding
Jenis Kristaliser
2. Scraped surface
crystallizer
Jenis Kristalisasi
Berdasarkan metode pembentukan larutan
supersaturation, kristalisasi dibedakan menjadi:
• Cooling crystalliser
• Evaporating crystalliser, jika solubilitas tidak turun
dengan turun nya suhu
• Vaccum crystalliser
• Reaction crystalliser
Kristalisasi
Soal:
Suatu larutan mengandung 23% massa sodium fosfat
didinginkan dari suhu 313 K sampai 298 K dalam suatu
kristaliser Swenson-Walker untuk membentuk kristal
Na3PO4. 12H2O. Kelarutan Na3PO4 pada 298 K adalah
15,5 kg/100 kg air, dan laju produk kristal yang
diharapkan adalah 0,063 kg/s. Kapasitas panas rata-rata
dari larutan adalah 3,2 kJ/kg K dan panas kristalisasi
adalah 146,5 kJ/kg. Jika air pendingin masuk dan keluar
pada suhu 288 K dan 293 K, dan koefisien transfer panas
overall adalah 140 W/m2 K. Tentukan panjang kristaliser
yang dibutuhkan.
Kristalisasi
Jawab:
380
Rasio massa molekul hidrat/anhidrat, 𝑅 = = 2,32
164
Diasumsikan evaporasi diabaikan, tidak ada air yang hilang,
𝐸=0
𝑘𝑔
Basis 1 kg umpan, konsentrasi awal, 𝑐1 = 0,23
𝑘𝑔 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

0,23 𝑘𝑔
= = 0,30
1−0,23 𝑘𝑔 𝑎𝑖𝑟

15,5 𝑘𝑔 𝑘𝑔
Konsentrasi akhir, 𝑐2 = = 0,155
100 𝑘𝑔 𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑔 𝑎𝑖𝑟

Kandungan air di umpan, 𝑤1 = 1 − 0,23 = 0,77 𝑘𝑔


Kristalisasi
Jawab:
0,30−0,155 1−0
Yield, 𝑦 = 2,32 × 0,77 = 0,33 𝑘𝑔
1−0,155 2,32−1

Untuk menghasilkan kristal 0,063 kg/det, maka umpan yang


1×0,063 𝑘𝑔
dibutuhkan = = 0,193
0,33 𝑑𝑒𝑡

Energi yang dibutuhkan untuk pendinginan,


𝑞 = 𝑚𝐶𝑝 ∆𝑇 = 0,193 × 3,2 313 − 298 = 9,3 𝑘W
Kristalisasi
Jawab:

Energi untuk kristalisasi , Q = 0,063 × 146,5 = 9,2 𝑘𝑊


Energi total yang dibutuhkan = 9,3 + 9,2 = 18,5 𝑘𝑊
Asumsi proses countercurrent, ∆𝑇1 = 313 − 298 = 15 𝐾
∆𝑇2 = 293 − 288 = 5 𝐾
15−5
LMTD, ∆𝑇𝑚 = = 10,44 𝐾
ln 15Τ5
Kristalisasi
Jawab:

Luas area transfer panas yang dibutuhkan,


𝑄 18,5
𝐴 = = = 12,6 𝑚2
𝑈∆𝑇𝑚 0,14 × 10,44

1𝑚2
Asumsi luas area yang tersedia =
1 𝑚 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑒𝑥𝑐ℎ𝑎𝑛𝑔𝑒𝑟

Maka panjang exchanger yang dibutuhkan, 12,6 m


Aplikasinya 4 silinder dengan panjang masing-masing 3 m.
Kristalisasi
Populasi densitas kristal dengan ukuran d yang dinyatakan
dengan jumlah kristal per satuan ukuran kristal per satuan
volume sistem, n’
𝑛′ = 𝑛𝑜 𝑒𝑥𝑝 −𝐿ൗ𝐺 𝑡
𝑑 𝑟
no = densitas populasi nukleasi
tr = waktu tinggal
Gd = laju pertumbuhan kristal

Densitas magma, atau konsentrasi kristal, merupakan massa


kristal per satuan volume sistem, m

𝜌𝑚 = 6𝛼𝜌𝑛𝑜 𝐺𝑑 𝑡𝑟 4
Kristalisasi
Soal:

MSMPR kristaliser dioperasikan dengan kecepatan nukleasi


steady pada densitas populasi nukleasi 1013/m4, laju
pertumbuhan10-8 m/det dan laju removal mix produk (basis
clear liquar) 0,00017 m3/det. Volume vessel (basis clear liquar) 4
m3, densitas kristal 2660 kg/m3 dan faktor volumetric shape 0,7.
tentukan:
Konsentrasi solid dalam kristaliser
Laju produksi kristal
Persen kehilangan nuklei jika kristal tumbuh sampai 100 m
Laju alir liquar jika 90% nuklei tumbuh sampai 100 m
Jawab : Kristalisasi
Waktu pembuangan clear liquar = (4/0,00017) = 23530 det

Konsentrasi solid dalam kristaliser:


𝑐𝑠 = 6𝛼𝜌𝑛𝑜 𝐺𝑑 𝑡𝑟 4
= 6 × 0,7 × 2660 × 1013 × 10−8 23530 4

= 343 𝑘𝑔/𝑚3

Laju produksi kristal = 343 x 0,00017 = 0,058 kg/det

Penurunan populasi kristal secara eksponential


𝑛′ൗ 𝑜 = 𝑒𝑥𝑝 −𝐿ൗ −100 × 10 −6
𝑛 𝐺𝑑 𝑡𝑟 = 𝑒𝑥𝑝 ൗ −8 = 0,66
10 × 23530
Jadi 34% kristal yang mencapai ukuran 100 m
Jika 90% nuklei hilang, atau 10% nuklei tersisa, maka
−100 × 10 −6
1ൗ
0,1 = 𝑒𝑥𝑝 ൗ10−8 × 𝑡
𝑟
𝑡𝑟 = 4343 𝑑𝑒𝑡
2
4343 = 4ൗ 0,00017+𝑄𝐹  𝑄𝐹 = 0,00075 𝑚 ൗ𝑑𝑒𝑡

Anda mungkin juga menyukai