Anda di halaman 1dari 4

LTM 6 Bioenergetika

Pengaruh Intensitas Cahaya Pada Fiksasi CO2

Nama : Bagas Zaki Muhammad Tanggal : 21 November 2017


NPM : 1506728163
Kelompok : 10

Pengaruh Intensitas Cahaya Pada Fiksasi CO2


Untuk mikroalga fotoautotrofik, pasokan iradiasi sangat mempengaruhi pertumbuhan sel
dan fiksasi CO2 pada sistem fotosintesis, dan juga dapat mengubah komposisi biokimia mikroalga,
seperti karbohidrat atau lipida (Chrismadha dan Borowitzka, 1994). Efek intensitas cahaya pada
pertumbuhan mikroalga dapat diklasifikasikan sebagaimana yang telah berlangsung dalam
beberapa fase karena peningkatan iradiasi, seperti selama pembatasan cahaya, saturasi cahaya, dan
kondisi inhibisi ringan (Xue et al., 2011). Terlihat jelas bahwa tingkat pertumbuhan spesifik
meningkat secara dramatis dengan meningkatnya intensitas cahaya pada awal proses (yaitu di
daerah yang terbatas cahaya), dan kemudian secara bertahap merata saat intensitas cahaya terus
meningkat (yaitu dalam cahaya daerah jenuh). Selain itu, seperti ditunjukkan pada Gambar 1,
produktivitas biomassa dan tingkat fiksasi CO2 cenderung meningkat secara signifikan seiring
dengan meningkatnya intensitas cahaya, sampai mencapai nilai tertinggi. Namun, peningkatan
lebih lanjut pada intensitas cahaya 540 mol m-2 s-1 menghasilkan penurunan tajam pada tingkat
fiksasi CO2 dan produktivitas biomassa, yang menunjukkan bahwa pencahayaan yang berlebihan
akan menghambat produksi biomassa dan kemampuan fiksasi CO2, yang umumnya dikenal
sebagai efek penghambatan cahaya. Produktivitas biomassa maksimum pada 840.56 mg L-1 d-1
diamati pada intensitas cahaya 420 mol m-2 s-1, denga laju fiksasi CO2 tertingga pada 1435.9 mg
L-1 d-1. Seperti disebutkan di atas, pasokan iradiasi tidak hanya dapat sangat mempengaruhi
pertumbuhan mikroalga, tetapi juga mengubah komposisi biokimia (Chrismadha dan Borowitzka,
1994). Menurut (Sukenik, 1991), pasokan cahaya bisa mempengaruhi metabolisme sintesis asam
lemak dalam stroma. Lv et al. (2010) menunjukkan bahwa ketika membandingkan intensitas
cahaya rendah dan tinggi (yaitu, kondisi cahaya dan saturasi cahaya), intensitas cahaya dari 60
mol m-2 s-1 dapat menyebabkan perubahan pH, NADPH, dan Mg2+, bersamaan dengan
peningkatan konsentrasi biomassa dan kadar lipida.
Tabel 1. Produksi biomassa, fiksasi CO2 dan komposisi biokimia dari S. obliquus
Gambar 1. Performa pertumbuhan sel dan komposisi biochemical S. obliquus CNW-N dibawab intensitas
cahaya berbeda: (a) produktivitas biomassa (mol m-2 s-1) dan Laju fiksasi CO2 (mg L-1 d-1) (b) konten lipid (%) dan
produktivitas (mg L-1 d-1) dan (c) konten karbohidrat (%) dan produktivitas (mg L-1 d-1) (Sumber Cahaya : TLS;
Aerasi CO2 = 2.5%; 0.4 vvm)
Selain itu, Guedes et al. (2010) melaporkan bahwa kandungan lipid menurun sementara
intensitas cahaya meningkat karena lipid merupakan komponen utama kloroplas, sehingga
peningkatan intensitas cahaya akan mengatasi kebutuhan akan aktivitas kloroplasidan tinggi.
Namun, seperti yang digambarkan pada Gambar 1b, tidak ada variasi yang signifikan dalam
kandungan lipid S. obliquus CNW-N berkenaan dengan intensitas cahaya. Fenomena ini juga
diobservasi oleh Chrismadha dan Borowitzka (1994), yang menyimpulkan bahwa korelasi
intensitas cahaya dan kadar lipid biasanya spesifik pada suatu spesies. Karena intensitas cahaya
tidak memiliki efek yang jelas pada kandungan lipid dari S. obliquus CNW-N, produktivitas lipid
sangat terkait dengan produktivitas biomassa, karena produktivitas lipid maksimum (96,50 mg L-
1
d-1) diamati pada intensitas cahaya 420 mol m-2 s-1 yang lebih tinggi daripada yang didapatkan
dari jenis Scenedesmus sp.

Daftar Pustaka
Chang, J.S., Chen, C.Y., Ho, S.H., 2012. Effect of light intensity and nitrogen starvation on
CO2 fixation and lipid/carbohydrate production of an indigenous microalga
Scenedesmus obliquus CNW-N. Bioresource Technology 113 (2012) 244-252

Guedes, A.C., Meireles, L.A., Amaro, H.M., Malcata, F.X., 2010. Changes in lipid class and
fatty acid composition of cultures of Pavlova lutheri, in response to light intensity.
Journal of the American Oil Chemists Society 87 (7), 791801

Chrismadha, T., Borowitzka, M.A., 1994. Effect of cell-density and irradiance on growth,
proximate composition and Eicosapentaenoic acid production of Phaeodactylum-
Tricornutum grown in a tubular photobioreactor. Journal of Applied Phycology 6 (1),
6774

Lv, J.M., Cheng, L.H., Xu, X.H., Zhang, L., Chen, H.L., 2010. Enhanced lipid production of
Chlorella vulgaris by adjustment of cultivation conditions. Bioresource Technology 101
(17), 67976804
Sukenik, A., 1991. Ecophysiological considerations in the optimization of Eicosapentaenoic
acid production by Nannochloropsis-sp. (Eustigmatophyceae). Bioresource Technology
35 (3), 263269

Xue, S., Su, Z., Cong, W., 2011. Growth of Spirulina platensis enhanced under intermittent
illumination. Journal of Biotechnology 151 (3), 271277

Anda mungkin juga menyukai