Anda di halaman 1dari 17

OBAT ANTI RAYAP BERBAHAN DASAR TEMBAKAU

GARAM DAN KAPUR SIRIH

DISUSUN OLEH :
BAGAS ZAKI MUHAMMAD
CHANTIKA PUTRI FEBIANTY C.
DIMAS RAHADI PITOYO
FAISAL RISWANDHA
MEIZKA SUNGKAR
NINGSIH LICK SANGAJI
PUTERI SALSABILLA

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
2015

1
ABSTRAK

Nama : Bagas Zaki, Chantika Coan, Dimas Rahadi, Faisal Riswandha, Meizka
Sungkar, Ningsih, Puteri Salsabila, Yogi Sentosa

Program Studi : Teknik Kimia dan Teknologi Bioproses

Judul : Obat Anti Hama Ramah Lingkungan yang Efektif Membasmi Rayap

Banyaknya perabotan rumah tangga dan barang-barang lainnya yang berbahan dasar
kayu menyebabkan banyaknya perabotan rumah tangga yang sengaja disimpan sebagai
koleksi ataupun yang nanti akan digunakan kembali. Tidak sedikit perabotan rumah tangga
mengalami kerusakan dan rapuh yang diakibatkan oleh rayap. Hal ini dapat terjadi karena
terdapat zat selulosa di dalam kayu yang merupakan sumber energi bagi rayap. Eksperimen
ini juga dibuat karena obat anti rayap yang telah beredar saat ini kurang efektif dan dapat
menghasilkan limbah yang dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu, peneliti akan
menciptakan sebuah inovasi dari obat anti rayap yang berasal dari bahan-bahan yang mudah
didapat, serta ramah lingkungan.

Variabel yang digunakan adalah garam dapur, tembakau, dan air kapur sirih.
Penelitian dilakukan dengan cara eksperimen. Metode eksperimen yang digunakan dengan
membandingkan keefektifan bahan-bahan alami dalam membasmi rayap. Dari eksperimen
ini, peneliti menyimpulkan bahwa semua variabel yang diuji dapat digunakan untuk
membasmi rayap, tetapi yang paling efektif untuk membasmi rayap adalah air kapur sirih.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya

lah penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Obat Anti Rayap yang Ramah

Lingkungan. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas MADK

Departemen Teknik Kimia dan untuk membuat obat anti rayap yang ramah lingkungan.

Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada:

1. Teman teman tim penulis di Departemen Teknik Kimia angkatan 2015

Dan pihak pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu tim

penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Memang manusia tidak ada yang sempurna

karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, maka dari itu tim penulis sangatlah

menerima saran dan kritik untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini

bermanfaat bagi tim penulis dan pembaca sekalian.

Depok, 20 Agustus 2015

Tim penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................6
1.3 Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian...........................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................................6
BAB 2 KAJIAN TEORITIS....................................................................................................7
2.1 Definisi Rayap.....................................................................................................................7
2.2 Bahan-Bahan Alami Untuk Menghilangkan Rayap.......................................................9
BAB 3 METODOLOGI.........................................................................................................10
3.1 Alat dan Bahan.................................................................................................................10
3.2 Prosedur............................................................................................................................10
BAB 4 HASIL PENELITIAN...............................................................................................12
4.1 Ekonomi Taktik................................................................................................................12
4.2 Desain Pasar......................................................................................................................12
4.3 Desain Produk..................................................................................................................12
BAB 5 PENUTUP...................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................13
5.2 Saran..................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
LAMPIRAN............................................................................................................................15

4
DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 3.1 KAPUR SIRIH..............................................................................................11

GAMBAR 3.2 TEMBAKAU.................................................................................................11

GAMBAR 3.3 AIR.................................................................................................................11

GAMABR 3.4 GARAM DAPUR..........................................................................................11

GAMBAR 3.5 BOTOL SPRAY KOSONG..........................................................................11

5
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dahulu sampai dengan sekarang, mayoritas orang menggunakan kayu sebagai bahan
utama untuk membuat perabotan, seperti kursi, meja, lemari, rak buku, dan masih banyak
lagi. Banyak sekali benda-benda yang berada di sekitar kita yang memiliki kayu sebagai
bahan dasar seperti benda peninggalan jaman dahulu yang memiliki nilai sejarah, materi,
maupun sentimental. Selain itu banyak juga sekali rumah-rumah yang berbahan dasar kayu.
Dalam kayu tersebut terdapat zat yang bernama selulosa. Selulosa ini adalah alasan mengapa
rayap memakan kayu. Serangga ini menguraikan selulosa menjadi senyawa-senyawa
sederhana dengan bantuan enzim selulose. Senyawa-senyawa itulah yang diperlukan rayap
sebagai sumber energi bagi pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, semua benda
yang terbuat oleh kayu rawan rayap.

Musim hujan adalah anugrah, namun kita juga harus waspada. Pada saat musim
hujan, disitulah rayap berkembang dengan cepat. Rayap membuat sarang koloni di bawah
tanah pada saat awal musim hujan di mana tanah lembab. Kayu yang lembab menjadi sasaran
empuk bagi rayap.

Kerugian ekonomis akibat kerusakan kayu oleh rayap pada bangunan di Indonesia
telah mencapai milyaran rupiah tiap tahunnya. Survei di beberapa kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Bandung, dan kota-kota besar lainnya menunjukkan bahwa umumnya bangunan
perumahan sangat rentan diserang oleh organisme perusak kayu. Kota-kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, Bandung dan Batam kerusakannya mencapai angka lebih dari 70%.

Kemudian obat-obat anti-rayap yang beredar sekarang ini kurang efektif. Banyak
produk anti-rayap yang menghasilkan bau yang sangat tidak sedap, mengurangi kualitas dari
kayu tersebut, dan menghasilkan limbah yang merusak lingkungan.

Pada kesempatan ini, kami ingin memperkenalkan sebuah produk baru dimana produk
tersebut dapat membasmi rayap tanpa merusak kayu itu sendiri. Produk ini menggunakan
bahan-bahan dasar organik sehingga tidak merusak lingkungan. Bahan-bahan yang kami
gunakan juga mudah di dapatkan dan harganya terjangkau, diantaranya adalah garam dapur,
tembakau, dan air kapur sirih.

6
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaruh penggunaan bahan organik terhadap pembasmian rayap?


2. Apa perbedaan kualitas kayu antara kayu yang diberi anti rayap bahan organik dengan
pestisida yang telah beredar selama ini?
3. Apa efek samping dari penggunaan anti rayap yang berbahan dasar organik?

1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN HASIL PENELITIAN

Tujuan dari dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari
penggunaan anti rayap yang berasal dari bahan organik, yaitu dengan menggunakan garam
dapur dan tembakau. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan
penggunaan anti rayap berbahan dasar organik dengan anti rayap yang telah beredar selama
ini, serta mengetahui seberapa efektifkah anti rayap berbahan organik tersebut.

Kegunaan hasil penelitian ini adalah mengurangi penggunaan produk yang berbahaya
bagi lingkungan dan menggunakan produk yang ramah lingkungan. Selain itu, penelitian ini
juga berguna untuk mengurangi penggunaan biaya yang lebih besar.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengurangi kerugian yang
ditimbulkan dari rayap terhadap barang-barang yang berbahan dasar kayu. Dengan
menggunakan anti rayap berbahan dasar organik, peneliti secara tidak langsung turut
melestarikan lingkungan, karena menggunakan bahan dasar yang aman dikonsumsi.

7
BAB 2 KAJIAN TEORITIS

2.1 DEFINISI RAYAP

Rayap merupakan serangga kecil ini hidup berkelompok dengan sistem kasta yang
berkembang biak dengan sempurna. Serangga ini masuk dalam ordo isoptera (dari bahasa
Yunani: iso = sama; ptera = sayap) (Susanta, 2007). Rayap yang ditemukan di daerah tropis
jumlah telurnya dapat mencapai 36000 sehari bila koloninya sudah berumur 5 tahun.
Bentuk telur rayap ada yang berupa butiran yang lepas dan ada pula yang berupa kelompok
terdiri dari 16-24 butir telur yang melekat satu sama lain. Rayap hidup berkoloni dan
mempunyai sistem kasta dalam kehidupannya. Menurut (Nandika dkk, 2003), kasta dalam
rayap terdiri dari 3 (tiga) kasta yaitu :

Kasta prajurit, mempunyai ciri-ciri kepala yang besar dan penebalan yang nyata.
Kasta ini mempunyai peranan dalam koloni sebagai pelindung koloni terhadap
gangguan dari luar. Kasta ini mempunyai mandible yang sangat besar yang digunakan
sebagai senjata dalam mempertahankan koloni.
Kasta pekerja, mempunyai warna tubuh yang pucat dengan sedikit kutikula dan
menyerupai nimfa. Kasta pekerja berjumlah 80-90% dari populasi dan koloni.
Peranan kasta ini adalah bekerja sebagai pencari makan, mambuat sarang,
memindahkan makanan saat sarang terancam serat, serta memberi makan, melindungi
dan memelihara ratu.
Kasta reproduktif, merupakan individu individu seksual yang terdiri dari betina yang
bertugas bertelur dan jantan yang bertugas membuahi betina. Ukuran tubuh ratu
mencapai 5-9 cm atau lebih.

Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal jenis-jenis serangga yang salah satunya
adalah rayap. Sebutan lain rayap adalah semut putih. Rayap merupakan serangga yang hidup
dalam kelompok sosial dengan sistem kasta yang berkembang sempurna. Rayap di alam
bebas berperan penting sebagai penjaga keseimbangan alam dengan cara menghancurkan
kayu dan mengembalikannya sebagai "unsur hara" ke dalam tanah. Namun di pemukiman
rayap menjadi hama yang sangat merugikan karena dapat merusak bahan-bahan yang
mengandung selulosa yang merupakan sumber makanan bagi rayap, seperti: kayu, kertas,
kain dan sebagainya. Jenis-jenis rayap yang telah dikenal di Indonesia berjumlah kurang
lebih 200 dan mungkin masih banyak lagi yang belum ditemukan. Taksonomi dan pengenalan

8
rayap seringkali membingungkan karena di samping jenisnya banyak, perbedaan morfologi
antara spesies pada tiap - tiap genus sangat kecil. Paper ini disusun untuk memaparkan
mengenai rayap, seperti siklus hidup rayap, ekologi dan habitatnya, peranan rayap terhadap
ekosistem baik manfaat terhadap ekosistem maupun kerusakan yang ditimbulkan rayap dalam
ekosistem.

Rayap memiliki keragaman jenis yang cukup tinggi. Menurut Harris (1971) telah tercatat
lebih dari 1800 jenis rayap yang ada di dunia. Secara garis besar, jenis rayap tersebut terbagi
dalam 6 famili, 15 sub-famili dan 200 genus (marga). Hampir 10% dari keseluruhan rayap di
dunia ditemukan di Indonesia yaitu 200 jenis yang terdiri atas 3 famili (Kalotermitidae,
Rhinotermitidae, dan Termitidae), 6 sub-famili (Coptotermitinae, Rhinotermitinae,
Amitermitinae, Termitinae, Macrotermitinae, dan Nasutitermitinae), dan 14 genus
(Neotermes, Cryptotermes, Schedorhinotermes, Prorhinotermes, Coptotermes,
Microcerotermes, Caprototermes, Macrotermes, Odontotermes, Microtermes, Bulbitermes,
Nasutitermes, Hospitalitermes dan Lacessitermes). Namun dari 200 jenis rayap tersebut baru
sekitar 179 jenis yang telah berhasil diidentifikasi (ditentukan jenisnya secara ilmiah), yaitu 4
jenis rayap kayu kering, 166 jenis rayap kayu basah, dan 9 jenis rayap tanah (subterannean).

Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat tinggalnya, rayap perusak kayu dapat
digolongkan dalam tipe-tipe berikut :

1. Rayap pohon, yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang masih hidup,
bersarang dalam pohon dan tak berhubungan dengan tanah. Contoh Neotermes
tectonae (famili Kalotermitidae), hama pohon jati.
2. Rayap kayu lembab, menyerang kayu mati dan lembab, bersarang dalam kayu,
tak berhubungan dengan tanah. Contoh: Jenis-jenis rayap dari genus Glyptotermes
(Glyptotermes spp., famili Kalotermitidae).

3. Rayap kayu kering, seperti Cryptotermes spp. (famili Kalotermitidae), hidup dalam
kayu mati yang telah kering. Hama ini umum terdapat di rumah-rumah dan perabot-
perabot seperti meja, kursi dsb. Rayap ini juga tidak berhubungan dengan tanah,
karena habitatnya kering.
4. Rayap subteran, yang umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak
bahan kayu yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati
maupun masih hidup. Di Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak
adalah jenis-jenis dari famili Rhinotermitidae. Terutama dari genus Coptotermes

9
(Coptotermesspp.) dan Schedorhinotermes.
5. Rayap tanah. Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari family Termitidae.
Mereka bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung
selulosa seperti kayu, serasah dan humus.

2.2 BAHAN-BAHAN ALAMI UNTUK MENGHILANGKAN RAYAP

Air cucian beras


Siapa yang menyangka jika air cucian beras yang selama ini selalu dibuang ternyata
berguna untuk membasmi hama. Caranya pun cukup dengan menyiramkan air bekas
cucian beras tersebut ke sekeliling sarang rayap.
Garam dapur
Obat anti rayap selanjutnya adalah garam dapur. Taburkan saja garam di sekitar
sarang rayap, namun cara ini dirasa kurang efektif karena garam hanya berada di
permukaan saja. Akan lebih efektif jika garam dicairkan dahulu menggunakan air lalu
tambahkan tembakau. Setelah tercampur, diamkan selama satu malam lalu
semprotkan cairan tersebut ke tempat rayap bersarang.

Tembakau
Khasiat tembakau akan lebih efektif jika direndam dengan air lalu didiamkan selama
satu malam. Perendaman selama satu malam berguna untuk mengeluarkan seluruh
sari tembakau. Setelah itu, semprotkan air tembakau tersebut ke sarang rayap atau
kayu yang terserang rayap.
Air kapur sirih
Kapur yang bersifat panas ini akan sangat cepat mengusir rayap karena kulit rayap
yang lembut dan tipis akan terkena panas dari kapur. Semprot atau siramkan air kapur
sirih pada kayu yang diserang rayap atau sarang rayap.

10
BAB 3 METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Bahan:

1. Garam dapur

2. Beras

3. Daun tembakau

4. Kapur sirih

5. Air bersih

Alat:

1. Botol Spray
2. Ulekan
3. Mangkuk
4. Sendok

3.2 Prosedur Eksperimen

1. Rendam tembakau di dalam air bersih selama kurang lebih satu malam agar seluruh sari
tembakau keluar dan bercapur dengan air.

2. Setelah sudah semalam, siapkan semua alat dan bahan di atas meja

3. Haluskan garam menggunakan ulekan sampai halus agar lebih mudah bercampur
dengan air

4. Taruh daun kapur sirih kedalam mangkuk dan tuang air hingga dua kali lipat dari jumlah
daun kapur sirih yang ada

5. Aduk rata dan diamkan hingga kapur mengendap

11
6. Setelah didiamkan akan terlihat dua lapisan dalam rendaman kapur sirih, yaitu kapur
yang mengendap dan air yang bening

7. Pisahkan air bening dengan endapan kapur

8. Campurkan semua jenis air yang sudah dibuat

9. Masukan campuran air tembakau, air kapur sirih dan air garam kedalam botol spray

10. Obat anti rayap alami siap digunakan

Gambar 3.2 Gambar


Gambar 3.13.3
Kapur
Tembakau

Gambar 3.4 Garam Gambar 3.5 Botol Spray


Dapur Kosong

12
BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Ekonomi Teknik

Harga satu bungkus tembakau dapat diperoleh dengan harga Rp. 5000,- per bungkus.
Tembakau tersebut dapat digunakan untuk membuat kurang lebih sebanyak 10 botol obat
pembahsi hama ukuran 50 ml. Untuk garam hanya dibutuhkan 20% dari volume botolyaitu
sekitar 1sendok teh. Harga satu bungkus garam seberat 50 gram adalah sekitar Rp. 1500,- ,
dapat digunakan untuk membuat 30 botol. Dengan demikian, modal yang dibutuhkan untuk
membuat satu botol obat anti rayap adalah sebagai berikut:

No. Bahan Volume (sdt) Harga (Rp.)


1 Tembakau 1,5 500
2 garam 1 50
Total 550
Untuk penjualan, kami memasang harga sebesar Rp. 10.000,- per botol. Dengan demikian
dalam 1 botol dapat diperolek kuntungan sebesar Rp. 9.450,-

4.2. Desain Pasar

Di tengah masyarakat yang saat ini memili banyak keluhan akan dampak yang
diakibatkan oleh hama rayap pada barang-barang furniturenya, tentu obat anti rayap berbahan
alami yang kami buat ini sangat cocok dalam mengatasi masalah tersebut. Kondisi
masyarakat Indonesia yang juga cenderung senang menggunakan sesuatu yang praktis,
efektif, juga hemat, sangatlah sesuai dengan cara kerja alat kami ini. Berbagai kalangan
tentunya akan mencari produk-produk ramah lingkungan dan juga sesuai dengan tingkat
ekonomi mereka yang cukup rendah, yaitu sebagaimana terlihat dari pendapatan perkapita
Negara Indonesia tiap tahunnya. Oleh karenena itu, kami menciptakan suatu produk yang
tentunya selain dari segi manfaat, juga dalam harga dapat diterima oleh semua kalangan
masyarakat,sebagaimana mulai yang berekonomi rendah hingga tinggi.

4.3. Desain Produk

Tentunya setiap dari kita tidak akan memilih sesuatu yang rumit jika disana terdapat
cara yang lebih mudah. Obat anti rayap ini kami buat sedemikian rupa hingga tercipta produk
yang sederhana dan mudah digunakan, namun tentunya sangat ampuh dalam cara kerjanya.
Dalam bentuk kemasan semprot, yang tentunya dapat dilakukan semua orang, produk ini
dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat juga mudah dibawa kemana-mana.

13
BAB 5 PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan tentang cara mebasmi rayap dengan alami, dapat diambil
kesimpulan diantaranya:
1. Alasan rayap harus di basmi:
Mencegah penyakit
Mencegah kerusakan pada perabot atau furniture
Mencegah kerusakan pada rumah
Mencegah pengeluaran uang yang lebih
2. Tips melindungi rumah dari serangan rayap:
Beri sedikit jarak pada tembok dan furniture
Bersihkan saluran air
Bersihkan gudang
Proteksi bangunan
Perbaiki keran air yang bocor di rumah
Perawatan pada elemen kayu secara merata

5.2 SARAN
Demikianlah karya ilmiah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kepentingan
pembaca. Kami sadari bahwa karya ilmiah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca tentulah sangat kami
butuhkan.

14
Daftar Pustaka

HDRA - the organic organisation."Termite Control without Chemicals".


2001.http://www.infonet-biovision.org/res/res/files/490.HDRA%20Termite.pdf

McGroarty,Mike."7 Organic Homemade Insecticides".18 Desember


2014.http://mikesbackyardnursery.com/2013/07/7-organic-homemade-insecticides/

Rozi,Fatchur."Tanaman Anti Rayap".16 Februari 2014. http://rajarayap.com/tanaman-anti-


rayap/

15
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Air dicampur dengan garam Lampiran 2 : Air garam


dicampur dengan kapur sirih

Lampiran 3 : Masukkan tembakau kedalam campuran air garam dan


kapur sirih

16
Lampiran 4: Campuran dimasukkan kedalam botol Lampiran 5: Hasil Jadi

17

Anda mungkin juga menyukai