Anda di halaman 1dari 16

BAHAN KURATIF DAN REHABILITATIF

MATERIAL CETAK ALGINAT

Pembimbing Praktikum :

drg. Fajar Kusuma DK., Sp.Ortho

Disusun Oleh Kelompok B1:

1. Khairunnisa Amalia Pratami I1D115058


2. M Rizki Ridho I1D115059
3. Noor Aulia Hafizah I1D115060
4. Pandu Rana Yudhisi I1D115061
5. Restia Marta’ul Jannah I1D115062
6. Rezki Herawati I1D115063
7. Rizki Fajar Fauzan I1D115064
8. Shaula Chintyasari I1D115065
9. Sri Hardianti I1D115066
10. Sulfirdayanti Alfiani I1D115067

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat atas Kehadiran Allah SWT Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Banjarmasin, November 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................3
BAB II METODE PERCOBAAN........................................................................................4
2.1 Bahan............................................................................................................................4
2.2 Alat................................................................................................................................4
2.3 Cara Kerja....................................................................................................................4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................6
3.1 Hasil Percobaan............................................................................................................6
3.2 Pembahasan..................................................................................................................6
3.2.1 Material Cetak Alginat.........................................................................................6
3.2.2 Komposisi Material Cetak Alginat.......................................................................7
3.2.3 Cara Manipulasi Material Cetak Alginat............................................................9
3.2.4 Sifat Material Cetak Alginat................................................................................9
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................11
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................11
4.2 Saran...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
LAMPIRAN.........................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan-bahan kedokteran gigi merupakan salah satu media penularan agen infeksi
kepada dokter gigi. Menurut Miller dan Cottone yang dikutip oleh Ghahramanloo,
setetes saliva mengandung 50.000 bakteri yang berpotensi patogen. Bakteri patogen
ini dapat dengan mudah menyebar melalui bahan cetak, terutama hidrokoloid
ireversibel yang menjadi tempat berkumpul bakteri lebih banyak daripada bahan
cetak lainnya.1
Cetakan mengandung mikroba dalam jumlah yang sangat banyak, di antaranya
streptococci (100%), staphylococci (65,4%), dan P. aeruginosa (7,7%) yang
semuanya telah diketahui bersifat patogen, mengakibatkan nosokomial, dan
merupakan infeksi yang mengancam nyawa bagi orang yang memiliki imunitas
rendah.1
The American Dental Association (ADA) menganjurkan bahan cetak harus
dicuci terlebih dahulu dengan air untuk menghilangkan saliva dan darah yang
melekat pada bahan cetak kemudian direndam dalam larutan disinfektan untuk
menghindari terjadinya kontaminasi bakteri sebelum dikirim ke laboratorium.2

1
Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas dalam
kedokteran gigi. Keakuratan dari model kerja atau die selain tergantung kepada
sifat-sifat fisik dan mekanik dari bahan model, juga tergantung kepada sifat-sifat
fisik dan mekanik dari bahan cetak yang digunakan.4
Cetakan alginat yang mengandung 85% air dapat mengalami penyusutan yaitu
menguapnya air bila terjadi kenaikan suhu atau bila disimpan di udara terbuka
dalam waktu tertentu sehingga cetakan alginat akan mengalami kontraksi.
Cetakan alginat bersifat imbibisi yakni menyerap air bila berkontak dengan air
dalam waktu tertentu sehingga akan mengembang. Selain itu, alginat juga dapat
mengalami sineresis yaitu reaksi sol yang terus berlanjut. Karena rawan terjadi
ekspansi maka perlu diwaspadai terjadinya perubahan dimensi yang dapat
menyebabkan ketidakakuratan cetakan alginat.3
Salah satu disinfektan yang tidak mahal namun efektif adalah sodium
hipoklorit, yang selama ini dikenal sebagai bahan pemutih. Hipoklorit telah
terdaftar oleh ADA sebagai disinfektan bahan cetakan dan merupakan bahan
disinfeksi cetakan yang paling banyak dipakai oleh dokter gigi.1
Melakukan disinfeksi pada cetakan dapat menjadi sebuat tantangan tersendiri.
Disinfektan harus secara efektif membunuh mikroorganisme yang berpindah ke
cetakan tanpa merusak cetakan atau mengurangi keakuratannya. Waktu
perendaman cetakan merupakan hal yang penting. Idealnya waktu perendaman
sesingkat mungkin, tetapi dapat mendisinfeksi cetakan dan menghindari
kemungkinan terjadinya goresan atau kerusakan detail permukaan cetakan.1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari material cetak alginat?
2. Apa fungsi dari material cetak alginat?
3. Apa saja komposisi dari material cetak alginat?
4. Apa saja klasifikasi dari material cetak alginat ?
5. Bagaimana cara memanipulasi material cetak alginat?

2
6. Apa saja sifat dari material cetak alginat?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi dari material cetak alginat.
2. Mengetahui fungsi dari material cetak alginat.
3. Mengetahui komposisi dari material cetak alginat.
4. Mengetahui klasifikasi dari material cetak alginat.
5. Mengetahui cara memanipulasi material cetak alginat.
6. Mengetahui sifat dari material cetak alginat.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Diketahuinya definisi dari material cetak alginat.
2. Diketahuinya fungsi dari material cetak alginat.
3. Diketahuinya komposisi dari material cetak alginat.
4. Diketahuinya klasifikasi dari material cetak alginat.
5. Diketahuinya cara memanipulasi material cetak alginat.
6. Diketahuinya sifat dari material cetak alginat.

3
BAB II
METODE PERCOBAAN
2.1 Bahan
a. Bubuk alginat
b. Air PAM

2.2 Alat
a. Mangkuk karet
b. Spatula
c. Gelas ukur
d. Stopwatch
e. Timbangan analitik
f. Cetakan bentuk cincin
g. Alat ukur waktu setting berupa batang akrilik
h. Glasslab
i. Thermometer air

2.3 Cara Kerja


a. Letakan cetakan di atas glasslab.
b. Timbang bubuk alginate sebanyak 13 gram dan ukur air dengan gelas ukur
sebanyak 34ml (sesuai petunjuk pabrik).
c. Siapkan air dengan suhu berbeda (suhu kamar dan suhu lebih dingin).
Masukkan air suhu kamar ke dalam mangkuk karet, kemudian tambahkan
bubuk alginat. Hitung waktu awal setting dengan stopwatch, mulai saat
mencampu air dengan bubuk alginat.
d. Aduk air dan bubuk alginat memakai spatula secacepat dengan cara memutar
dan menekan spatula pada dinding mangkuk karet. Putar mangkok karet
perlahan. Pengadukan dilakukan selama 30 detik.

4
e. Tuangkan adonan ke dalam cetakan paralon, kemudian ratakan permukaan
dengan spatula.
f. Sentuhkan permukaan ujung alat ukur waktu setting pada permukaan adonan
material cetak, kemudian Tarik dengan cepat.
g. Keringkan ujung alat ukur waktu setting dengan tissue, kemudian ulangi
pengukuran pada poin f setiap 10 detik, hingga material cetak alhinat tidak
melekat lagi pada alat ukur.
h. Waktu setting dihitung dari awal pencampuran bubuk alginate dan air hingga
adonan material cetak tidak melekat pada alat ukur. Waktu dihitung dalam
satuan detik.
i. Ulangi pekerjaan mulai c sampai h menggunakan air suhu lebih dingin.
j. Bedakan hasil waktu setting kedua suhu.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan
Powder Liquid Waktu setting
13 gram 34 ml 1 menit 6 detik
26 gram 34 ml 58 detik
39 gram 34 ml 36 detik
13 gram 34 ml (panas) 49 detik
13 gram 34 ml (dingin) 2 menit 24 detik
13 gram 68 ml 1 menit 21 detik
13 gram 102 ml 2 menit 19 detik
13 gram 136 ml 5 menit 37 detik

3.2 Pembahasan
Suhu air, volume air dan banyaknya bubuk akan mempengaruhi waktu
pengerasan alginat. Penambahan air dingin meningkatkan waktu kerja dan waktu
setting. Dan begitu juga bila ditambahankan air panas waktu kerja akan lebih
singkat dan waktu setting akan lebih cepat dibandingkan dengan penambahan air
dingin.

3.2.1 Material Cetak Alginat


Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas dalam
kedokteran gigi. Hal ini dikarenakan kemudahan penggunaannya, harga
yang relatif murah, proses pengerasan yang cepat, serta keakuratan yang
memuaskan. Bahan ini dipakai untuk membuat cetakan untuk gigi tiruan
sebagian lepasan, cetakan pendahuluan untuk gigitiruan penuh, ortodontik,
dan model studi. Bahan ini tidak cukup akurat untuk cetakan gigitiruan
sebagian cekat.5
Garam asam alginat yang diperoleh dari rumput laut jika dicampur
dengan air dalam proporsi yang tepat akan membentuk hidrokoloid

6
ireversibel, yakni suatu gel yang dipergunakan dalam pencetakan gigi-
geligi.6
Alginat dipakai menurut viskositasnya. Pada pembuatan geligitiruan
lengkap, jenis kekentalan tinggi dianjurkan untuk pembuatan cetakan
pendahuluan karena derajat kecermatan model yang dihasilkan tidak
dituntut setinggi seperti yang diperlukan bagi model kerja yang akan
digunakan untuk membuat geligitiruan atau sewaktu membuat cetakan
akhir yang bertujuan untuk mencatat seakurat mungkin bentuk mukosa
sekaligus sulkus secara fungsional. Selain itu alginat juga dipakai untuk
pencetakan pada pembuatan geligitiruan sebagian lepasan, alat ortodontik,
dan model studi. Akan tetapi, alginat tidak cukup akurat untuk pembuatan
mahkota dan jembatan.3,4,6
3.2.2 Komposisi Material Cetak Alginat
Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid
irreversibel adalah salah satu alginat yang larut air, seperti natrium,
kalium, atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut air dicampur
dengan air, bahan tersebut membentuk sol. Sol sangat kental meskipun
dalam konsentrasi rendah. Alginat yang dapat larut membentuk sol
dengan cepat bila bubuk alginat dan air dicampur dengan kuat. Berat
molekul dari campuran alginat sangat bervariasi, bergantung pada
buatan pabrik. Semakin besar berat molekul, semakin kental sol yang
terjadi. 5
Sifat-sifat alginat sebagian besar bergantung pada tingkat
polimerisasi dan perbandingan komposisi guluronat dan mannuronat
dalam molekul. Asam alginat tidak larut dalam air dan mengendap
pada pH < 3,5 sedangkan garam alginat dapat larut dalam air dingin
atau air panas dan mampu membentuk larutan yang stabil. Natrium

7
alginat tidak dapat larut dalam pelarut organik tetapi dapat mengendap
dengan alkohol. 5
Ikatan glikosidik antara asam mannuronat dan guluronat
kurang stabil terhadap hidrolisis asam dibandingkan dengan ikatan dua
asam mannuronat atau dua asam guluronat. Kemampuan alginat
membentuk gel terutama berkaitan dengan proporsi L-guluronat. 5
Tanah diatoma berfungsi sebagai bahan pengisi. Bila bahan
pengisi ditambahkan dengan jumlah yang tepat, akan dapat
meningkatkan kekuatan dan kekerasan gel alginat, menghasilkan
tekstur yang halus, dan menjamin permukaan gel padat dan tidak
bergelombang. Bahan pengisi juga berfungsi membantu pembentukan
sol dengan menghamburkan partikel bubuk alginat dalam air. Tanpa
suatu bahan pengisi, gel yang terbentuk tidak kuat dan menunjukkan
permukaan yang lengket tertutupi dengan eksudat hasil dari sineresis.
Oksida seng juga berfungsi sebagai bahan pengisi dan mempengaruhi
sifat fisik serta waktu pengerasan gel. 5
Kalsium sulfat dapat digunakan sebagai reaktor. Bentuk
dihidrat umumnya digunakan, tetapi untuk keadaan tertentu hemihidrat
menghasilkan waktupenyimpanan bubuk yang lebih lama serta
kestabilan dimensi gel yang lebih memuaskan.7

Tabel. Formula Komponen Bubuk Bahan Cetak Alginat

Komponen Fungsi Persentase berat


Kalium alginate Agar alginat larut dalam air 15
Kalsium sulfat Reaktor 16
Oksida seng Partikel pengisi 4
Kalium titanium fluorid Pemercepat 3
Tanah diatoma Partikel pengisi 60
Natrium fosfat Bahan Perlambat 2

8
3.2.3 Cara Manipulasi Material Cetak Alginat
Suhu air mempengaruhi waktu pengerasan alginat. Penambahan air
dingin meningkatkan waktu kerja dan waktu setting.5,6
Rasio bubuk-air dan waktu pengadukan dengan sendirinya
mempengaruhi hasil adonan alginat. Perbandingan bubuk dan air yang
kurang akan meningkatkan kekuatan, mengurangi waktu kerja, waktu
setting, dan fleksibilitas. Pengadukan yang tidak adekuat tidak mencetak
secara detail dan menghasilkan campuran yang berbutir karena tidak
tercampur dengan sempurna sehingga reaksi kimia berlangsung secara
tidak seragam di massa adukan. Pada penempatan alginat ke dalam
sendok cetak, usahakan jangan sampai ada udara terjebak, semua bagian
sendok terisi dengan baik, dan perforasi sendok cetak terisi semua. Bila
tidak, alginat dapat terlepas pada saat sendok dikeluarkan dari mulut.5,6
Bahan cetak terlalu tipis menyebabkan cetakan mudah robek dan
berubah bentuk, sedangkan terjebaknya udara atau cairan pada permukaan
gigi atau jaringan akan menyebabkan cetakan jadi porus. Bahan cetak
yang terlalu banyak pada sendok cetak akan menyebabkan menyulitkan
pengeluaran atau pada rahang atas akan menyebabkan bahan cetak
mengalir ke belakang.5
3.2.4 Sifat Material Cetak Alginat
Alginat mempunyai beberapa sifat-sifat umum. Sifat-sifat itu antara
lain :

1. Plastis
Sifat bahan cetak yang dapat diterima mulut adalah yang bersifat
plastis saat dimasukkan ke dalam rongga mulut, sehingga dapat
mencetak detail yang halus. 5
2. Fleksibel

9
Bahan cetak juga harus bersifat fleksibel pada saat dilepas dari mulut
sehingga dapat mencetak daerah undercut tanpa mengubah dimensi
bentuk hasil cetakan semula. 5
3. Sineresis
Apabila hasil cetakan alginat dibiarkan di udara terbuka, air dalam
alginat akan menguap. Keadaan ini dapat menyebabkan hasil cetakan
mengkerut sehingga disebut sebagai peristiwa sineresis. 5
4. Imbibisi
Apabila hasil cetakan direndam dalam air menyebabkan terjadinya
penyerapan air dan peristiwa ini disebut imbibisi. 5
5. Kestabilan pada penyimpanan
Bubuk alginat tidak stabil bila disimpan pada ruangan lembab atau
kondisi yang lebih hangat daripada suhu kamar. 5
6. Kompatibilitas
Alginat dapat kompatibel dengan model plaster dan stone. 5
7. Toksisitas dan Irritabilitas
Alginat tidak toksis dan tidak mengiritasi, rasa dan baunya biasanya
dapat ditoleransi. 5

10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas dalam
kedokteran gigi. Hal ini dikarenakan kemudahan penggunaannya, harga yang
relatif murah, proses pengerasan yang cepat, serta keakuratan yang memuaskan.
Bahan ini dipakai untuk membuat cetakan untuk gigi tiruan sebagian lepasan,
cetakan pendahuluan untuk gigitiruan penuh, ortodontik, dan model studi. Bahan
ini tidak cukup akurat untuk cetakan gigitiruan sebagian cekat. Suhu air
mempengaruhi waktu pengerasan alginat. Penambahan air dingin meningkatkan
waktu kerja dan waktu setting.

4.2 Saran
Pada saat praktikum hendaknya alat dan bahan yang disediakan
mencukupi untuk semua kelompok dan praktikan dapat mencoba satu per satu.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Mitchell DA, Mitchell L. Oxford handbook of clinical dentistry. New York:


Oxford; 2005.
2. Haryanto G. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid II. Jakarta:
Hipokrates; 1991.
3. Joseph WO. Dental materials and their selection 3rd ed. Chicago:
Quintessence Publishing Co, Inc.; 2002.
4. Anusavice KJ. Phillip’s buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi edisi ke-10.
Jakarta: EGC; 2003.
5. Baum, Phillips, Lund. Ilmu konservasi gigi edisi ke-3. Jakarta: EGC; 1994.
6. Sastrodihardjo S. Perubahan dimensi hasil cetakan alginat berbentuk balok,
Dentofasial. 2008; 7(1): 63-9.
7. Craig RG, Power JM. Restorative Dental Material 11th ed. St. Louis: CV
Mosby Co; 2002.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai