Anda di halaman 1dari 25

PROSES DOCKING KAPAL TUGBOAT DI

GALANGAN PT.GAJ

PROGRAM STUDI D4K3


UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2019

NAMA KELOMPOK :

1.Adi Wahyudi ( 197052518 )

2. Reyhan Naufal Faishal ( 197052515 )

3.Muhammad Alfiansyah Miftachul Ridho ( 197052502 )

4.Axelcis Deo Junior ( 197052512 )

5. Septa Nugraha ( 197052514 )


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Praktek Galangan Kapal ini. Penulis juga
tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah banyak
membantu sehingga Makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Makalah Praktek Galangan Kapal ini disusun berdasarkan informasi yang penulis
dapatkan dari hasil Praktek Galangan Kapal di PT. Galangan Aliran Jaya.
Dengan tersusunnya Makalah ini, penulis berharap agar kiranya ini dapat digunakan
sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Disamping itu penulis
mengharapkan bahwa Makalah ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat
disebut sebagai hasil karya yang digunakan sebagaimana mestinya.
Akhirnya penulis sadar bahwa Makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi
kesempurnaan Makalah yang akan dibuat berikutnya, penulis sangat mengharapkan saran
serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sehingga dengan
semua itu kesempurnaan Makalah ini dapat tercapai.

Balikpapan, 11 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.4 Metode Penulisan.................................................................................. 2
1.5 Waktu & Tempat .................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Perusahaan .............................................................................. 3
2.2 Perkembangan Perusahaan ................................................................... 3
2.3 Pengalaman Pembuatan & Reparasi Kapal .......................................... 6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................... 8
4.2 Pengembangan & Penerapan SMK3..................................................... 8
4.3 Prosedur SMK3 Galangan ................................................................... 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 15
5.2 Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Faktor utama dari kenyamanan kerja adalah keselamatan kerja, khususnya terkait
dengan kecelakaan kerja. Kecelakaan bukanlah suatu peristiwa tunggal, tetapi merupakan
hasil dari serangkaian penyebab yang saling berkaitan yang disebabkan oleh kelemahan
majikan, pekerja, prosedur kerja yang tidak memadai, serta tindakan para pekerja yang tidak
aman sehingga berakibat pada turunnya tingkat produktivitas kerja. Salah satu cara untuk
mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun
prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien
dan aman.
PT. Galangan Aliran Jaya merupakan perusahaan galangan kapal swasta nasional di
Indonesia yang pasarnya meliputi pasar regional, nasional . Sebagai perusahaan yang bergerak
di bidang galangan kapal sudah barang tentu dalam operasi pekerjaannya sangat erat
berhubungan dengan risiko-risiko pekerjaan dalam pengertian fisik.
Masalah keselamatan kerja secara umum di PT Galangan Aliran Jaya masih perlu
mendapatkan perhatian. Data cedera yang pernah terjadi baik bersifat ringan maupun cukup
serius menunjukkan bahwa kecelakaan kerja pernah terjadi pada tahun 2017 di bengkel repair
galangan kapal. Berdasarkan informasi dari pihak manajemen perusahaan diperoleh informasi
bahwa penelitian terkait dengan kecelakaan kerja belum pernah dilakukan, sementara di sisi
lain fakta menunjukkan adanya kejadian terkait dengan kecelakaan kerja di masa lalu. Oleh
karena itu, penelitian ini menarik untuk dilakukan dalam rangka memberikan masukan kepada
perusahaan untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat sebagai upaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di kemudian hari, sehingga pada gilirannya dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari
menerapkan Job Safety Analysis (JSA), yang meliputi mempelajari dan melaporkan setiap
langkah pekerjaan, mengidentifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik
keselamatan maupun kesehatan kerja), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan
meng eliminasi bahaya karena peneliti ingin mengidentifikasi bahaya yang berfokus pada
interaksi antara pekerja, tugas/pekerjaan, alat dan lingkungan kerja.
I.2. Tujuan Makalah
Dengan membuat makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi
masukan bagi Mahasiswa fakultas vokasi D4K3 UNIBA, khususnya untuk materi yang
terkait tentang manajemen keselamatan kesehatan kerja bahaya dan risiko di galangan
kapal.
Sedangkan untuk instansi kampus, diharapkan dapat bermanfaat sebagai
sumbangan literature atau bahan untuk penelitian selanjutnya. Dan untuk diri sendiri
diharapkan dapat menambah wawasan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini :
 Untuk mengetahui system kerja repair docking kapal beserta bahaya dan risiko di
PT.Galangan Aliran Jaya.
Dengan diadakannya observasi di galangan ini semoga dengan apa yang diperoleh pada saat
teori di kelas mahasiswa mendapatkan gambaran langsung dari lapangan ( galangan ).

I.4. Metode Penulisan


Praktikan dalam menyusun makalah praktek galangan kapal ini menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu mengikuti dan mengamati secara langsung aktivitas produksi
pada divisi-divisi yang terdapat di PT.GALANGAN ALIRAN JAYA
2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan HSE Officer dan serta HSE
Manager lapangan.
3. Studi literatur, yaitu mencari dan mempelajari buku-buku referensi yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas.
1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Senin Tanggal 11 November 2019 pukul 13.00 – 17.00 di PT. Galangan Aliran Jaya kota
Balikpapan.

I.3. Rumusan Masalah


Pada makalah ini terdapat beberapa masalah yang penjelasannya akan dijabarkan
dalam landasan teori, adapun masalah yang akan dipaparkan adalah mengenai Keselamatan
Kerja mulai dari perencaan sistem kerja repair docking kapal di galangan serta bahaya dan
risikonya.
BAB II
TINJAUAN UMUM

PT.GALANGAN ALIRAN JAYA merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam
PT.CINDARA PRATAMA GRUP, perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perkerjaan
perawatan, perbaikan,modifikasi kapal dan pembuatan kapal baru.PT.GAJ telah berdiri dan
operasi sejak bulan februari tahun 2000,dalam memenuhi dock space yang kian meningkat
PT.GAJ telah menyiapkan lahan seluas 10.000 m2.yang terletak di wilayah pesisir kariangau
sungai wain kota balikpapan.
Untuk menuju ke PT. GAJ dapat di tempuh dengan armada laut:
-speed 15 menit
-klotok 30 menit
-atau melalui jalur darat ke km 13 karang joang dengan waktu tempuh 1 jam.

 
2.1 Visi dan Misi PT.Galangan Aliran Jaya

1. VISI

PT.GAJ menjadi perusahaan terbaik yang selalu memberikan solusi terbaik dan

terpercaya pada proses perawatan,perbaikan,modifikasi dan pembuatan kapal baru di

Indonesia.

2. MISI

Dalam melayani pelanggan PT.GAJ akan selalu menyediakan tenaga kerja yang

berkompeten sarana dan prasana yang handal dan system managemen HSE yang

berkualitas.

2.2 Sarana dan fasilitas galangan PT.GAJ.

Peralatan yang dimiliki oleh GAJ antara lain:

No Nama Peralatan Jumlah


1 WINCH 1 unit
2 EXCAVATOR 330 C 1 unit
3 EXCAVATOR 345 D 1 unit
4 FORKLIFT GRENDIA 1 unit
5 GENSET HARGEN 2 unit
6 MESIN BUBUT 1 unit
7 KLOTOK 1 unit
8 DUMPTRUCK 5 unit
2.3 Pengalaman pembuatan kapal dan reparasi kapal galangan PT. Galangan

Aliran Jaya.

Sebagai salah satu perusahaan kapal di Indonesia tentunya sudah banyak proyek

pembuatan kapal baru yang telah dikerjakan oleh PT.GAJ

Berikut adalah data kapal bangunan baru dan data kapal repair yang pernah

dikerjakan oleh PT.GAJ

a. Data kapal banguan baru

No Tipe Kapal Jumlah Waktu

1 Tug boat 2 16 bulan


2 Crew boat 1 10 bulan
3 Tug boat 1 12 bulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bahaya adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi terhadap


terjadinya kejadian kecelakaaan berupa cedera, penyakit, kematian, kerusakan atau
kemampuan melaksanakan fungsi operasional yang telah ditetapkan (Tarwaka, 2008). Bahaya
adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. Karena hadirnya
bahaya maka diperlukan upaya pengendalian agar bahaya tersebut tidak menimbulkan
kerugian pada perusahaan.
Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut, disebut potensial jika faktor-faktor tersebut
belum mendatangkan kecelakaan (Suma’mur, 1996). Menurut Sahab (1997) kecelakaan dan
penyakit akibat kerja terjadi karena adanya sumber-sumber bahaya di lingkungan kerja.
Menurut Permenaker No. PER. 05/MEN/1996 pasal 1 tentang SMK3 yang dimaksud tempat
kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumbersumber bahaya baik di darat, didalam tanah, di permukaan air, di
dalam air maupun di udara yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia
BAB III
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian bahaya dan risiko sistem docking kapal di galangan, dalam tahapan ini
berisi langkah langkah yang harus di lakukan dalam melaksanakan kegiatan
docking kapal langkah yang pertama:
 Procedure yang wajid
4.2 Pengertian Sistem Kesehatan Keselamatan Kerja

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja disebut SMK3 adalah


bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman (Permenaker No : PER.
05/MEN/1996). Dalam praktek keseharian perlu adanya suatu sistem yang mengatur hal-
hal seputar K3. Maka dari itu dengan mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor : PER 05/MEN/1996 mengenai Sistem Manajemen  Keselamatan dan Kesehatan
Kerja , setiap perusahaan yang memperkejakan sama dengan atau lebih besar daripada
seratus orang dan atau jikaalau peruasaaan itu memiliki potensi bahaya yang
dditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, pencemaran, kebakaran dan penyakit akibat kerja
serta wajib menerapkan Sistem Manajemen K3 ( Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor : PER 05/MEN/1996 menegenai Sistem Manajemen  Keselamatan dan Kesehatan
Kerja ). Dalam lampiran peraturan tersebut diuraikan mengenai Pedoman Penerapan
Sistem Manajemen K3 Yang terdiri dari: Komitmen dan kebijakan, Perencanaan,
Penerapan, serta Pengukuran dan Evaluasi.

4.3 Pengembangan dan Penerapan Sistem Keselamatan kesehatan Kerja

Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh


organisasi/perusahaan dengan melibatkan banyak personel, mulai dari menyelenggarakan
pelatihan tetanng SMK3, Risk Assessment terkait kesehatan keselamatan kerja, Peraturan
perundang-undangan yang relevan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, Teknik
Dokumentasi.
1. Menetapkan Tim SMK3
Dalam membangun Sistem Manajmenen Kesehatan Keselamatan kerja / SMK3 maka
perusahaan harus membentuk  tim karena tidak mungkin sistem ini di bangun dan di
jalankan sedirian namun harus melibatkan banyak personel yang terdiri dari berbagai
departemen sehingga sebaiknya anggota Tim tersebut terdiri atas seorang wakil dari
setiap unit kerja. Biasanya manajer unit kerja,hal ini penting karena merekalah yang
tentunya paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan.
2. Peran anggota Tim.
 Memberikan masukan dalam pengembangan SMK3
 Menjadi agen perubahan sekaligus fasilisator dalam unit kerjanya. Merekalah
yang pertama-tama menerapkan Sistem Manajemen K3 ini di unit-unit kerjanya
termasuk merubah cara dan kebiasaan lama yang tidak menunjang penerapan
sistem ini.
 Selain itu mereka juga akan melatih dan menjelaskan tentang standar ini termasuk
manfaat dan konsekuensinya.
 Menjaga konsistensi dari penerapan Sistem Manajemen K3,baik melalui tinjauan
sehari-hari maupun berkala.
  Menjadi penghubung antara manajemen dan unti kerjanya.
2. Tanggung jawab dan tugas anggota Tim.
 Mengikuti pelatihan lengkap dengan standar Sistem Manajemen K3.
 Melatih staf dalam unit kerjanya sesuai kebutuhan.
 Melakukan latihan terhadap sistem yang berlangsung dibandingkan dengan sistem
standar Sistem Manajemen K3.
 Melakukan tinjauan terhadap sistem yang berlangsung dibandingkan dengan
sistem standar Sistem Manajemen K3.
 Membuat bagan alir yang menjelaskan tentang keterlibatan unit kerjanya dengan
elemen yang ada dalam standar Sistem Manajemen K3.
 Bertanggung jawab untuk mengembangkan system sesuai dengan elemen yang
terkait dalam unit kerjanya. Sebagai contoh,anggota kelompok kerja wakil dari
divisi suber daya manusia bertanggung jawab untuk pelatihan dan seterusnya.
 Melakukan apa yang telah ditulis dalam dokumen baik diunit kerjanya sendiri
maupun perusahaan.
 Ikut serta sebagai anggota tim audit internal.
 Bertanggung jawab untuk mempromosikan standar Sistem Manajemen K3 secara
menerus baik di unit kerjanya sendiri maupun di unit kerja lain secara konsisten
serta bersama-sama memelihara penerapan sistemnya.Tim SMK3 akan diketuai
dan dikoordinir oleh seorang ketua tim biasanya seorang safety officer atau
coordinator. Di smaping menetapkan ketua tim juga menunjuk seorang  
Manajement Representatif yang merupakan bagian dari manajemen dan di tinjuk
oleh Manajemen Puncak.
Di samping itu untuk mengawal dan mengarahkan Tim maka sebaiknya dibentuk panitia
pengarah (Steering Committee),yang biasanya terdari dari para anggota manajemen.
Adapun tugas SC ini adalah memberikan arahan, menetapkan kebijakan, sasaran dan lain-
lain yang menyangkut kepentingan organisasi secara keseluruhan. Dalam proses
penerapan ini maka Tim penerapan akan bertanggung jawab dan melaporkan SC.
3. Tim penunjang.
Jika diperlukan, perusahaan yang berskala besar ada yang membentuk Tim  penunjang
dengan tugas membantu kelancaran kerja kelompok kerja penerapan, khususnya untuk
pekerjaan yang bersifat teknis administrative. Misalnya mengumpulkan catatan-
catatan K3 dan fungsi administrative yang lain seperti pengetikan, penggandaan dan
lain-lain.
4. Menyediakan Sumber daya
Yang dibutuhkan Sumber daya disini mencakup :
 personel,
 perlengkapan,
 waktu dan
 dana.
Personel yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi
diluar tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Perlengkapan
adalah perlunya mempersiapkan kemungkinan ruangan tambahan untuk menyimpan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan data. Tidak kalah
pentingnya adalah waktu. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang
yang terlibat dalam penerapan,mulai mengikuti rapat, pelatihan,mempelajari bahan-
bahan pustaka,menulis dokumen mutu sampai menghadapi kegiatan audit assessment.
Penerapan Sistem Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang dapat berlangsung
dalam satu atau dua bulan saja. Untuk itu selama kurang lebih satu tahun perusahaan
harus siap menghadapi gangguan arus kas karena waktu yang seharusnya
dikonsentrasikan untuk memproduksikan atau beroperasi banyak terserap ke proses
penerapan ini. Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari dengan perencanaan dan
pengelolaan yang baik. Sementara dana yang di perlukan adalah dengan membayar
konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga sertifikasi,dan biaya untuk
pelatihan karyawan diluar perusahaan.
Disamping itu juga perlu dilihat apakah dalam penerapan Sistem Manajemen
K3 ini perusahaan harus menyediakan peralatan khusus yang selama ini belum
dimiliki. Sebagai contoh adalah:apabila perusahaan memiliki kompresor dengan
kebisingan diatas rata-rata,  karena sesuai dengan persyaratan Sistem Manajemen K3
yang mengharuskan adanya pengendalian resiko dan bahaya yang ditimbulkan,
perusahaan tentu harus menyediakan peralatan yang dapat menghilangkan/mengurangi
tingkat kebisingan tersebut. Alat pengukur tingkat kebisingan juga harus
disediakan,dan alat ini harus dikalibrasi. Oleh karena itu besarnya dana yang
dikeluarkan untuk peralatan ini tergantung pada masing-masing perusahaan.
5. Gap analisis
Tim  penerapan yang telah dibentuk kemudian mulai bekerja untuk meninjau sistem
yang sedang berlangsung dan kemudian dibandingkan dengan persyaratan yang ada
dalam Sistem Manajemen K3. Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
dengan meninjau dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaan .

Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten prosedur atau
instruksi kerja dari SMK3/ OHSAS 18001 atau PP No 50 Tahun 2012.
 Perusahaan belum memiliki dokumen, tetapi sudah menerapkan sebagian atau
seluruh persyaratan dalam standar Sistem Manajemen K3.
 Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan standar
Sistem Manajemen K3 yang dipilih.
6. Pengembangan sistem
Tim SMK3 bersama dengan P2K3 melakukan  pengembangan Sistem Manajemen K3
antara lain dokumentasi sistem yang mencakup:
 Pembuatan kebijakan K3
 Pembuatan Objective dan target
 Pembuatan dokumen Risk Assessment
 Melakukan identifikasi dan evaluasi pertauran dan perundangan terkait dengan
kesehatan keselamatan kerja
 Pembuatan prosedur, formulir dan Instruksi kerja
7. Sosialisasi dan penerapan sistem
Dengan terbangunnya Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja/ SMK3 di
tandai semua dokumen selesai dibuat, maka setiap anggota Tim  kembali ke masing-
masing  bagian untuk melakukan sosialisasi dan menerapkan sistem yang telah di
tetapkan. Adapun cara penerapannya adalah:
 Anggota Tim mengumpulkan seluruh stafnya dan menjelaskan mengenai isi
dokumen tersebut. Kesempatan ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan
masukan-masukan dari lapangan yang bersifat teknis operasional.
 Bekerja bersama-sama staf unit kerjanya mulai mencoba menerapkan hal-hal yang
telah ditulis. Setiap kekurangan atau hambatan yang dijumpai harus dicatat
sebagai masukan untuk menyempurnakan system.
 Mengumpulkan semua catatan K3 dan rekaman tercatat yang merupakan bukti
pelaksanaan hal-hal yang telah ditulis. Rentang waktu untuk menerapkan system
ini sebaiknya tidak kurang dari tiga bulan sehingga cukup memadai untuk
menilai efektif tidaknya system yang telah dikembangkan tadi. Tiga bulan ini
sudah termasuk waktu yang digunakan untuk menyempurnakan system dan
memodifikasi dokumen.Dalam praktek pelaksanaannya, maka tim  tidak harus
menunggu seluruh dokumen selesai. Begitu satu dokumen selesai sudah
mencakup salah satu elemen standar maka penerapan sudah dapat dimulai
dikerjakan. Sementara proses penerapan sistem berlangsung, kelompok kerja
dapat tetap melakukan pertemuan berkala untuk memantau kelancaran proses
penerapan system ini. Apabila langkah-langkah yang terdahulu telah dapat
dijalankan dengan baik maka proses system ini relative lebih mudah
dilaksanakan. Penerapan sistem ini harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan
sebelum pelaksanaan audit internal. Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk
mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk rekaman tercatat) secara memadai dan
untuk melaksanakan penyempurnaan sistem serta modifikasi dokumen.

4.4 Prosedur SMK3 di Galangan Kapal

Prosedur k3 pada galangan kapal merupakan aspek yang sangat penting dari
profil seluruh pekerjaan seorang karyawan galangan kapal. Kondisi kesehatan
keselamatan para pekerja galangan kapal juga mempunyai berbagai resiko bahaya dengan
berbagi potensi fatal jika prosedur keselamatan dan kesehatan tidak di perhatikan . Untuk
memastikan keselamatan pekerja pada galangan kapal sudah menjadi tanggung jawab
semua orang yang bekerja di daerah tersebut dan Metode atau pedoman yang dapat
diterima untuk menyelesaikan prosedur dan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja ini
di lakukan sesuai pedoman OSHA dan standar maritim secara umum.
Beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk membantu memastikan
keselamatan dan kesehatan kerja pada galangan kapal antara lain adalah:
1. Medical Qualifications
Menetapkan prosedur dan inspeksi keselamatan yang dirancang untuk memastikan
personel atau karyawan secara fisik sebagai persyaratan terhadap karyawan dengan
berbagai perlindungan dari berbagai paparan bahaya di daerah galangan kapal.
Metode pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan catatan tenaga medis. Pemeriksa harus
menentukan apakah evaluasi medis periodik telah dilakukan dengan benar, Kemudian
memberikan pengarahan sepenuhnya terhadap bahaya kesehatan yang berhubungan
dengan tugas-tugas mereka.
2. Worksite Safety
Dalam galangan kapal, ada beberapa lingkungan kerja berbahaya yang dapat
karyawan hadapi. Inspeksi keselamatan harus menentukan apakah karyawan dilatih
mengenai bahaya spesifik yang terkait dengan pekerjaan mereka. Bahaya tersebut
antara lain adalah bekerja di ketinggian, bahaya jatuh, bahaya lingkungan dan bahaya
menggunakan alat. Pemeriksa harus melalui prosedur catatan pelatihan, memastikan
jika pekerja memiliki masalah keamanan, dan pemeriksaan onsite lengkap dari situs
kerja. Prosedur ini dipastikan harus sesuai dengan peraturan k3 yang telah
diberlakukan.
3. Hazard Elimination
Inspeksi protokol harus memeriksa prosedur mitigasi tentang bahaya galangan.
Galangan kapal harus memiliki prosedur yang jelas untuk mengidentifikasi pekerja
terhadap berbagai bahaya yang ada, dan bagaimana bahaya tersebut ditanggulangi dan
dikendalikan. Pengendalian bahaya tersebut melalui perencanaan formal dan prosedur
mitigasi atau penghapusan kondisi berbahaya. Karyawan harus benar-benar dilatih
tentang prosedur pelaporan keselamatan bahaya resmi.
4. Subcontractors
Prosedur ini diperlukan untuk memastikan subkontraktor yang bekerja di galangan
kapal dapat memenuhi persyaratan keselamatan yang sama. Karyawan Subkontraktor
harus dilatih dan memiliki pemahaman tentang bahaya yang terkait dengan tempat
kerja. Meskipun tidak dipekerjakan oleh galangan kapal, subkontraktor juga
mempunyai hak yang sama terhadap pemahaman bahaya keselamatan dan kesehatan
pada lingkup galangan kapal seperti karyawan resmi lainnya. Prosedur ini harus
memastikan subkontraktor telah memiliki catatan tertulis terhadap standar
keselamatan kesehatan kerja pada galangan tersebut . Dokumentasi yang dibutuhkan
meliputi pelatihan keamanankaryawan, catatan medis dan, dan penggunaan alat
pelindung diri.

Hierarki Pengendalian Bahaya dalam OHSAS 18001:2007


Hierarki pengendalian bahaya pada dasarnya berarti prioritas dalam pemilihan
dan pelaksanaan pengendalian yang berhubungan dengan bahaya K3. Ada
beberapa kelompok control yang dapat dibentuk untuk menghilangkan atau
mengurangi bahaya K3, Yakni diantaranya:
1. Eliminasi: Secara fisik menghilangkan bahaya
2. Subtitusi: Memindahkan/mengganti bahaya
3. Teknik Control/Perancangan: Mengisolasi orang-orang dari
bahaya
4. Kontrol Administratif: Mengubah cara orang bekerja
5. APD: Melindungi pekerja dengan Alat pelindung diri
Umumnya tiga tingkat pertama adalah paling diinginkan , namun tiga tingkat
tersebut tidak mungkin diterapkan. Dalam penerapannya harus
mempertimbangkan biaya relative, manfaat pengurangan resiko, dan
keandalan dari pilihan yang tersedia.

Risk Matriks

Matriks risiko atau Risk Matriks adalah matriks yang digunakan selama penilaian risiko untuk
menentukan tingkat risiko dengan mempertimbangkan kategori probabilitas atau kemungkinan
terhadap kategori konsekuensi keparahan dan paparan.

Secara statistikal, risiko merupakan kombinasi dari likelihood dan consequence. Likelihood ialah
kemungkinan dalam suatu periode waktu dari suatu risiko yang muncul perhitungan kemungkinan
yang sering digunakan adalah frekuensi. Consequence ialah akibat dari suatu kejadian yang biasanya
dinyatakan sebagai kerugian dari suatu risiko dilakukan dengan mengalihkan nilai likelihood dengan
consequence.

Risks= likelihood X consequence

likelihood Consequences

Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic

1 2 3 4 5

A (5) H H E E E
(Almost
Certain)
B (4) M H H E E

(Likely)
C (3) M M H E E

(Moderate)
D (2) L L M E E

(Unlikely)
E (1) L L M H H

(Rare)

E : Extreme Risk,Diperlukan tindakan Segera

H : High Risk,Dibutuhkan Perhatian Manajemen Senior

M : Moderate Risk,Tanggung Jawab Manajemen Harus Ditentukan

L : Low Risk, Di Kelola Dengan Prosedur Rutin

Tabel – 2 Peluang/Kemungkinan

TINGKATA KRITERIA PENJELASAN


N
A Amlost certain/hampir pasti Suatu kejadian pasti akan terjadi pada semua kondisi/setiap
kejadian yang di lakukan.

B Likely/Mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua
kondisi.

C Moderate/Sedang Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.

D Unlikely/Kecil kemungkinan Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada beberapa kondisi
tertentu.Namun kecil kemungkinan terjadinya.

E Rare/Jarang sekali Suatu insiden mungkin dapat terjadi pada suatu kondisi
yang khusus/luar biasa/setelah beberapa tahun

Tabel – 3 AKIBAT

TINGKATA KRITERIA PENJELASAN


N

1 Insignificant/Tidak signifikan Tidak ada cidera,kerugian materi sangat kecil


2 Minor/Minor Memerlukan perawatan P3K,kerugian materi sedang
3 Moderate/sedang Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan
hilangnya hari kerja/hilangnya fungsi anggota tubuh
untuk sementara waktu,kerugian materi cukup besar
4 Major/Mayor Cidera yang mengakibatkan cacat/hilangnya fungsi
tubuh secara total,tidak berjalannya proses
produksi,kerugian materi besar

5 Catastrophic/Bencana Menyebabkan Kematian,kerugian materi sangat besar

PENILAIAN RESIKO

HAZARD RISK PROBABILITY SEVERTY RISK RATING

DOKUMEN HIRAC

HAZARD RISK P S RR

- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :

HAZARD RISK P S RR

- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :

HAZARD RISK P S RR

- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :
HAZARD RISK P S RR

- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :
HAZARD RISK P S RR

- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :
HAZARD RISK P S RR
- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :

HAZARD RISK P S RR

- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :
HAZARD RISK P S RR

- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :
HAZARD RISK P S RR

- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :
HAZARD RISK P S RR

- ELIMINASI:
- SUBTITUSI
- ENGINERING CONTROL:
- ADM.CONTROL :
- APD :

BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Seperti yang telah diuraikan diatas dengan menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang melibatkan unsur manajernent dan lingkungan
kerja yang terpadu, diharapkan akan mengurangi jumlah kecelakaan kerja di tiap -tiap
unit kerja. Maka dari itu komitmen penerapan langkah-langkah K3 harus dilakukan oleh
semua elemen yang terlibat di galangan kapal termasuk atasan ataupun pekerja
perusahaan.Kesimulan yang dapat diambil dari hasil analisis dan pembahasan masalah di
PT.Galangan Aliran Jaya bagian bengkel repair di galangan kapal adalah sebagai berikut :

1. Penilaian Risiko
 Untuk memahami bahaya – bahaya yang dapat timbul dari tempat bekerja, risk
matrix/matrix risiko harus di gunakan untuk menetapkan risko dan
tingkatannya.
 Dengan demikian setipa karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan
mengikuti procedure kerja aman seperti yang di tetapkan di dalam job safety
analysis (JSA).
2.Kategori atau tingkatan risiko

 Kategori/ tingkatan risiko di tetapkan seperti yang tercantum dalam matrix


risiko yang selalu di gunakan untuk menghitung risiko pada waktu
melakukan job safety analysis berikut kategori atau tingkatan risiko yang di
gunakan

Tingkat risiko Uraian


1 Pekerjaan tidak dapat dilakukan, harus di bicarakan/di
diskusikan dengan dabian engineering dan dilakukan
pengawasan admisnistratif untuk menurunkan risiko
pada sampe level III atau di bawahnya di dalam urun
waktu tertentu seperti misalnya satu bulan
2 Pekrejaan tidak di izinkan, harus di bicarakan dengan
bagian engineering dan di perlukan pengawasan
administrative untuk menurunkan risiko ke level III atau
di bawahnya di dalam kurun waktu tertentu seperti 6
bulan.
3 Pekerjaan dapat di lakukan dengan pengawasan yang
spesifik supaya level risiko menjadi acceptable.( d
perbolehkan).
4 Pekerjaan dapat dilakukan karena tingkat risiko sudah
acceptable dan di lengkapi dengan Surat Izin Bekerja
Aman ( Safe Work Permit ).

2. Dari hasil identifikasi bahaya dengan menggunakan metode job safety analysis, dapat
diketahui penyebab kecelakaan kerja di bengkel repair galangan kapal yaitu:
 Banyaknya peralatan yang berbahaya di bengkel repair, jika penggunaan oleh orang
yang belum terlatih atau tidak berpengalaman
 Ada beberapa pekerja bengkel repair yang tidak menggunakan APD saat melakukan
proses pengerjaan
 Kurang fokusnya para pekerja pada saat melakukan proses pengerjaan sehingga
menyebabkan kecelakaan kerja
 Banyak perlatan yang sudah berkarat yang membahyakan pekerja saat melakukan
proses kerja
 Kurangnya kesadaran diri para pekerja untuk penggunaan APD

3. Tindakan penanggulangan risiko atau pengembangan solusi dalam aktivitas kerja sebagai
berikut:
 Melakukan pengontrolan sistem kerja pekerja untuk pengawasan pekerja agar sesuai
prosedur dan juga pemberian tanda bahaya tentang keselamatan pekerja agar para pekerja
tahu akibat dari kecelakaan kerja.
 Memberikan penyuluhan terhadap para pekerja tentang pentingnya pemakaian APD pada
saat melakukan proses pengerjaan ataupun hanya sekedar pengecekan visual karena
dengan pemakaian APD dapat mengurang tingkat resiko yang terjadi atau mengurangi
tingkat cidera yang didapat.
 Melakukan penggantian atau perbaikan perlatan yang sudah tidak layak terpakai seperti
peralatan yang sudah berkarat karena dapat membahayakan para pekerja.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, saran-saran yang dapat diberikan kepada perusahaan bagian bengkel
repair galangan kapal adalah:

1. Perusahaan harus melakukan pengawasan kerja terhadap aktivitas kerja yang


dikerjakan oleh pekerja untuk mengetahui dan menghindari resiko kecelakaan kerja
2. Perusahaan harus melakukan risk assessment secara berkala (1 tahun) untuk mengukur
tingkat resiko atau kecelakaan yang terjadi.
3. Perusahaan harus memberikan penyuluhanpenyuluhan mengenai prosedur kerja,
pemakaian APD yang baik dan aman sebelum dilaksanakan proses pengerjaan
berlangsung.
4. Perusahaan harus menyediakan APD yang sesuai standard dan melakukan eenggantian
apabila ada APD yang sudah tidak layak pakai sehingga tidak membahayakan para
pekerja.

Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran
guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Tarwaka. (2008). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ”Manajemen Dan Implementasi K3 Di


Tempat Kerja”. Surakarta : Harapan Press.

Ramli, Soehatman. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Jakarta : Dian Rakyat.

Suma’mur. (1996). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan . Jakarta : Toko Gunung
Agung.

Sahab, Syukuri. (1997). Teknik Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.
Jakarta : Bina Sumber Daya Manusia.

RI.,Departemen Tenaga Kerja (1970). Undang-Undang No.1 tahun 1970 Tentang


keselamatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai