Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SURVEY

KERJA PRAKTEK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
CABANG UTAMA KLAS SURABAYA

DETAIL KEGIATAN HARIAN

Hari / Tanggal Rabu, 8 Maret 2017


Lokasi PT. PAL INDONESIA (PERSERO)
Nama Kapal KM. Bukit Siguntang.
Jenis Kapal Kapal Penumpang (KM. Bukit Siguntang)
Jenis Survey Survey Pengedokan
Surveyor Bakti Nugroho, ST

SURVEY PENGEDOKAN

Tujuan dari survey pengedokan adalah untuk mengetahui kondisi teknis / konstruksi bagian
bawah air pada kapal. Survey ini dilakukan dengan melihat kondisi pelat pelat yang ada
dikapal, dengan rekomendasi yang telah dilakukan oleh BKI setelah dilakukan pengujian
kelayakan pada pelat pelat kapal. Lingkup survei pengedokan ialah sebagai berikut.
No Materi Survey Keterangan
1 Lambung (survey alas) Survey mencakup pemeriksaan pelat alas dan
pelat sisi dari pelat kulit, termasuk beberapa
komponen yang melekat, dari kemudi, pipa
pembuangan dan pipa pengeringan air, termasuk
penutupnya.
2. Sistem kemudi Kemudi, kopling kemudi dan bantalan, maupun
tongkat kemudi dan pena kemudi, harus disurvey
dalam kondisi terpasang, ruang main tongkat
kemudi harus diukur dan dicatat. Sistem kemudi
harus menjalani uji coba operasional. Bila
dianggap perlu sesuai pengamatan dari hasil
pemeriksaan, kemudi atau bagian dari sistem
kemudi harus dibuka.
3. Permesinan dan Sistem Katup laut dan katup buang termasuk katup dari
Propulsi peralatan khusus, jika ada, harus dicek kondisinya
selama setiap survey pengedokan dan harus
dibuka serta diperiksa dengan teliti sekali
dalam satu periode kelas.
LAPORAN SURVEY
KERJA PRAKTEK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
CABANG UTAMA KLAS SURABAYA

Item-item Survey :
1. Pemeriksaan pada Main Engine
Pada pemeriksaan main engine kapal pandu mengalami kelebihan panas pada
mesin (Over Haul ), yang biasanya di sebabkan karena, kompresi rendah atau adanya
oli yang terbakar akibat ausnya ring piston dan biasa di sebabkan juga karena
kehabisan minyak pelumas sehingga mesin di paksa bekerja berat tanpa pelumasan
sehingga terjadi over haul. Sehingga perlu melakukan pembongkaran main engine
untuk mengetahui komponen komponen yang mengalami kerusakan pada mesin
yang terlalu panas. Komponen komponen yang biasa mengalami kerusakan
meliputi,

a) Crankcase dan Cylinder sleeve


Crankcase atau bak engkol ditempatkan dibawah bagian blok silinder. Pada
bagian atasnya dibuat sedemikian rupa untuk tempat poros engkol ( Cranksaft )
yang di tumpu oleh bantalan bantalan. Crankcase dibuat dari cast iron dan
dibentuk rigid dengan konsentrasi tegangan dan perubahan bentuk yang sangat
kecil. Cyclinder sleeve adalah dinding silinder atau dinding tempat pembakaran
yang mempunyai permukaan halus.
LAPORAN SURVEY
KERJA PRAKTEK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
CABANG UTAMA KLAS SURABAYA

Gambar a.1 Crankcase Dan Cylinder Sleeve

b) Piston dan Ring piston


Piston adalah komponen yang berfungsi untuk menerima tekanan atau ekpansi
pembakaran kemudian di teruskan ke crankshaft melalui connecting rod.
Komponen yang menghubungkan antara piston dengan connecting rod di sebut
piston pin. Untuk mencegah agar tidak jadi kebocoran antara piston dengan
dinding silinder dan masuknya minyak pelumas ke ruang bahan bakar, maka atas
piston di pasang tiga buah ring piston yaitu, dua ring untuk kompresi dan satu
ring untuk pelumasan , piston harus mempunyai sifat tahan terhadap tekanan
tinggi dan dapat bekerja dalam kecepatan tinggi.

Piston ring berfungsi sebagai seal perapat untuk mencegah terjadinya


kebocoran antara piston dengan dinding silinder dan mencegah masuknya minyak
pelumas kedalam ruang bakar serta memindahkan sebaaian besar panas piston ke
dinding silinder. Piston ring terbuat dari sepecial iron dan di beri cut joint untuk
mudahkan pemasangan kedalam alur yang terdapat pada piston.
LAPORAN SURVEY
KERJA PRAKTEK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
CABANG UTAMA KLAS SURABAYA

Gambar b.1 Piston Dan Ring Piston

Keterangan :

1. Piston

2. Oil ring

3. Compression ring 1

4. Compression ring 2

c) Connecting rod dan connecting rod bearing

Connecting rod adalah bagian yang menghubungkan antara piston dengan


crankshaft. Connecting rod ini secara berulang ulang bekerja dengan penuh
kekuatan menerima beban. Oleh karena itu connecting rod dibuat dari bahan baja
special. Connecting rod bearing terdiri dari dua jenis yaitu jenis bearing model
sisipan ( Insert Bearing ) dan jenis bearing model tuangan. Pada umumnya
bearing model sisipan banyak digunakan karena dapat dipasang dengan tepat dan
dapat diganti apabila rusak.
LAPORAN SURVEY
KERJA PRAKTEK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
CABANG UTAMA KLAS SURABAYA

Gambar c.1 Conneting Rod Dan Conecting Rod Bearing

Keterangan :

1. Conneting rod bushing

2. Conneting rod

3. Conneting rod cap A. tanda untuk meluruskan

4. Conneting rod bolt B. mass mark

5. Upper conneting rod bearing

6. Lower conneting rod bearing


LAPORAN SURVEY
KERJA PRAKTEK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
CABANG UTAMA KLAS SURABAYA

d) Crankshaft
Cranksaft mempunyai tugas penting mengubah gerak lurus menjadi gerak
putar. Pada mesin kapal crankshaft yang di gunakan adalah highly rigid die
forging integral dengan balance weight. Balance weight dipasang untuk
menjamin keseimbangan putaranya. Pada ujung depan crankshaft, terdapat
crankshaft pulley dan crankshaft gear yang diikat dengan baut crankshaft pulley.
Pada mesin kapal bahan main bearing terbuat dari bahan khusus kelmet, yaitu
bahan yang terbuat dari steel backing dengan campuran tembaga dan timah
sebagai lapisannya. Lapisan ini lebih keras dari logam putih dan lebih tahan
terhadap panas. Upper main bearaing mempunyai oil groove dan lubang oil yang
segaris dengan lubang oil pada crankshaft.

Gambar d.1 Crankshaft


LAPORAN SURVEY
KERJA PRAKTEK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
CABANG UTAMA KLAS SURABAYA

Lampiran

Gambar e.1 Upper bearing and lower bearing.

Gambar f.1 Upper Connecting rood


LAPORAN SURVEY
KERJA PRAKTEK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
CABANG UTAMA KLAS SURABAYA

Gambar g.1 cylinder

Surveyor,

Bakti Nugroho, ST
(71908 KI)

Anda mungkin juga menyukai