Fungsi sistem start adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen yang digunakan untuk menghidupkan engine. Komponen - Fungsi starting switch adalah untuk memutuskan atau
komponen utama yang termasuk dalam sistem start ini adalah : menghubungkan komponen - komponen dalam sistem start. Dalam
kondisi tertentu, starting switch juga memutuskan atau
Gbr VI - 1. Hubungan Komponen - Komponen Sistem Start. 2. Battery relay switch 4 terminal ( New Model )
BC1MMELS-HAN/07/01/TP 94 BC1MMELS-HAN/07/01/TP 95
ELECTRICAL SYSTEM ELECTRICAL SYSTEM
P3 terbuka
BR C1 - C2 - (-) b
1. Case.
2. Terminal.
3. Base.
4. Cover.
5. Plate.
6. Sub switch.
Gbr IX - 4. Skematik Diagram Battery Relay Switch 3 Terminal.
BC1MMELS-HAN/07/01/TP 96 BC1MMELS-HAN/07/01/TP 97
ELECTRICAL SYSTEM ELECTRICAL SYSTEM
Pada saat starting switch posisi ON, maka jalannya arus adalah :
BR - D2 - C - b
Gbr VI – 7 Battery relay positif
magnet
6.3 STARTING MOTOR
Sub switch dan P1 - P2 terhubung, ( - ) b dan E
berhubungan Fungsi dari starting motor adalah untuk memutar engine saat start
awal menghidupkan engine dengan prinsip merubah energi listrik
Bila engine sudah hidup dan tegangan pengisian battery mencapai 28 menjadi energi mekanis.
– 29 volt, arus dari Alternator ke :
R - D3 - Sub switch - C - ( - ) b
Dengan demikian, jika engine hidup dan starting switch di OFF kan,
P1 – P2 dan sub switch tidak terbuka secara mengejut hingga
tegangan dari alternator turun menjadi 9 volt.
BC1MMELS-HAN/07/01/TP 98 BC1MMELS-HAN/07/01/TP 99
ELECTRICAL SYSTEM ELECTRICAL SYSTEM
R4 - base Q2
S E
Gbr VI - 11 Skematik diagram safety relay old model L - Collector / emitter Q2
R R2 Z D2 Base Q1 E
S R4 collector/emitter Q1 E
Gbr VI - 12 Konstruksi safety relay new model Q1 On, Q2 Off
Akibatnya T terbuka, B dan C tidak berhubungan
Prinsip kerja adalah b. Setelah rotor coil menjadi magnet dan alternator diputar oleh
- Field coil (rotor coil) mendapat arus penguat sehingga pada engine, maka dari alternator akan menghasilkan tegangan.
rotor coil timbul medan magnet.
- Bila alternator diputar oleh engine, maka medan magnet pada c. Bila out put voltage dari alternator masih kecil amka arus
rotor coil akan dipotong oleh konduktor pada stator coil, yang keluar dari alternator akan memperkuat medan
sehingga pada stator akan timbul arus listrik. magnet pada rotor coil, sehingga output voltage dari
- Tegangan bolak balik yang keluar dari stator kemudian alternator naik. Out put voltage dari alternator adalah
disearahkan oleh diode sehingga menjadi arus searah. sebanding dengan putaran dan kekuatan medan magnetnya.
b. Semi Conductor Regulator d. Saat tegangan mencapai 29,5 volt maka voltage drop di V3
Fungsi semi conductor regulator adalah mengontrol arus penguat ke akan menyebabkan zener diode mendapat reverse - voltage
field coil (rotor coil) sehingga didapatkan tegangan yang dihasilkan sehingga T2 akan ON dan T1 akan OFF. Dengan demikian
alternator antara 27,5 - 29, 5 volt. arus penguat ke rotor coil tidak mendapat ground dan
kemagnetan akan berkurang sehingga tegangan yang
Prinsip kerja regulator adalah sebagai berikut : dihasilkan alternator akan turun.
Gbr VII – 3 Skematik diagram alternator dan semi konduktor e. Bila out put voltage turun mencapai 27,5 volt, maka T2 akan
OFF dan T1 kembali ON ( bekerja ) dan field coil mendapat
a. Bila starting switch posisi ON, maka arus dari battery akan arus penguat kembali dan out put voltage alternator naik
mengalir ke rotor coil. Jalannya arus penguat adalah : kembali.
f. Kejadian tersebut diatas berulang - ulang sehingga
Battery - B - R - rotor coil - F - T1 - E. regulating voltage 27,5 volt - 29,5 volt.
Gbr VII - 5 Alternator Brushless dan skematik diagram Gbr VII – 7 Darlington
regulator
Bila switch ON, Tr1 ON dengan demikian akan ada arus B2-E2,
Sehingga Tr2 akan ON
Jadi IB2 = IB1 + IC1
Misal hfe Tr1 = Tr2 = 20