DOWNLOAD E-BOOK
PT KAYABA INDONESIA
KATA PENGANTAR
Perkembangan industri menuntut kita agar bekerja dengan nyaman, aman, selamat, sehat, tidak menimbulkan
penyakit akibat kerja serta keadaan darurat. Cara menciptakan keadaan tersebut, pastinya dibutuhkan suatu sistem
untuk mengelola keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem tersebut harus ditunjang dengan beberapa standar sesuai
dengan jenis pekerjaan ataupun jenis peralatan berdasarkan peraturan terkait keselamatan dan kesehatan kerja.
Dengan adanya standar tersebut, diharapkan semua elemen di PT. Kayaba Indonesia turut bertanggungjawab
atas pelaksanaan seluruh aktivitas proses kerja perusahaan. Dengan kata lain bahwa keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan tanggungjawab pribadi masing – masing.
Safety Pocket Handbook PT. Kayaba Indonesia dibuat berdasarkan standar keselamatan dan kesehatan kerja
yang berlaku. Buku saku ini berisi petunjuk – petunjuk sederhana seperti persiapan pribadi, pekerjaan, bahan,
peralatan dan metode kerja aman dan selamat sebelum melakukan aktivitas yang berhubungan dengan STOP 6
(Apparatus, Big Heavy, Car, Drop, Electrical, Fire, Other) yang berlaku di PT. Kayaba Indonesia.
Adapun tujuan yang diharapkan dari buku ini adalah :
1. Mengembangkan tanggungjawab dan kesadaran semua elemen dalam melakukan pekerjaan sehingga
tercipta suasana nyaman, aman, selamat, sehat tidak menimbulkan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat di PT. Kayaba Indonesia.
2. Menambah pemahaman terkait proses pekerjaan sesuai standar keselamatan dan kesehatan kerja.
Harapan kami, buku saku ini dapat menjadi bacaan ringan tetapi mampu memberikan gambaran secara konsep
yang baik berupa uraian dalam bentuk kalimat dan gambar/foto. Pada akhirnya, dapat memotivasi pembaca untuk
menjadi role model dalam mengimplementasikan Behaviour Based Safety di PT. Kayaba Indonesia.
Selamat Menggunakan…
DAFTAR ISI
b. 5R
1. Ringkas (Seiri) adalah Memisahkan barang yang perlu (sering digunakan) dengan barang yang
tidak perlu (jarang digunakan ).
2. Rapih (Seiton) adalah Menempatkan / menata barang pada tempat yg paling tepat dan jelas.
3. Resik (Seiso) adalah Menjaga kebersihan disekitar tempat kerja ( lingkungan, mesin, alat, material,
orang, dll. ).
4. Rawat (Seiketsu) adalah Memelihara ketiga kondisi diatas ( Ringkas, Rapih, Resik ) secara teratur
dan rutin di tempat kerja sehingga cepat diketahui bila terjadi kondisi yang abnormal.
5. Rajin (Shitsuke) adalah dengan kesadaran diri yg tinggi untuk melakukan keempat “ R “ tsb diatas
diharapkan kedisiplinan akan menjadi kebiasaan.
c. STOP 6
Safety Toyota “0” (Zero Accident) Project (STOP 6) adalah klasifikasi dari penyebab-penyebab
terjadinya kecelakaan yang dibuat oleh Toyota dengan membaginya menjadi 6 (enam) jenis penyebab
kecelakaan.
SIMBOL PENYEBAB KECELAKAAN MACAM-MACAM KECELAKAAN
A Apparatus/Actuator (mesin) Terjepit, tersayat, terpukul Mesin
B Big Heavy Terbentur, tertimpa benda
C Car Kecelakaan karena alat transportasi
D Drop Terjatuh dari ketinggian, terpeleset
E Electrical Tersetrum
F Fire Terpapar benda panas
O Others (lainnya) PAK, Paparan B3, radiasi, ergonomi, suhu,
cuaca, stres kerja, virus, binatang,
lingkungan kerja, dll
d. APD
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/ sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa
(engineering) dan administrative tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah
pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha terakhir. Berikut beberapa jenis APD:
Pelindung kepala, Melindungi dari kejatuhan benda, benturan benda keras, diterpa panas dan
hujan. Sepeti: Helmet/Topi.
Pelindung kaki, Melindungi kaki dari benda tajam, tersandung benda keras, tekanan dan pukulan,
lantai yang basah, lincir dan berlumpur, disesuaikan dengan jenis bahayanya. Seperti: Safety
Shoes, Sepatu boot, dll
Pelindung Mata, Melindungi mata dari paparan serpihan dan partikel kecil yang berpotensi masuk
ke mata, seperti, safety goggles, kacamata safety, dll
Pelindung Wajah, Melindungi dari sinar las, silau, partikel beterbangan, serbuk terpental, radiasi,
cipratan cairan berbahaya. Seperti: Kedok Las, faceshield, dll
Pelindung telinga
Melindungi dari suara yang menyakitkan terlalu lama, dengan batas kebisingan diatas 85 db.
Seperti: Earplug, Earmuff,dll
Pelindung pernafasan, Melindungi dari pekerjaan yang menggunakan bahan/serbuk kimia, udara
terkontaminasi, debu, asap, kadar oksigen kurang. Seperti: masker
Pelindung tangan, Melindungi tangan dari bahan kimia yang korosif, benda tajam/kasar, menjaga
kebersihan bahan, tersengat listrik. Seperti: sarung tangan, dll
Penahan jatuh, Melindungi dari bahaya jatuh dari ketinggian kerja dan sekeliling bangunan.
Seperti Full Body harness.
Nyalakan alarm, atau Alarm akan Hentikan semua kegiatan dan dengarkan Ikuti petunjuk petugas evakuasi
telepon 112 (security) berbunyi pengumuman yang diberikan melalui dan segera keluar dari area kerja
untuk melaporkan kejadian paging. Bersiap untuk evakuasi menuju Assembly point
Jika jalan keluar terhalang asap, upayakan Jika anda terjebak, tutup pintu
unutk merunduk atau merayap untuk dan jendela untuk menghindari
menghindari asap terhirup. Ambil nafas meluasnyaapi dan asap. Tutup
pendek-pendek dan segera menuju pintu exit sela pintu atau jendela dengan Informasikan keberadaan anda dengan
kain basah cara menggedor pintu keras-keras,
menelpon posko (112) atau member
INGAT ! Pada saat kebakaran, sedikit orang meninggal karena terbakar. Kebanyakan tanda dari jendela agar terlihat dari luar
meninggal karena tidak bisa bernafas akibat asap yang banyak, gas beracun dan panik.
Panik merupakan hasil dari “Tidak tahu apa yang harus dilakukan”. Belajar peduli dan
belajaruntuk mengetahuiapa yang harus anda lakukan, dapat memperbesar
kesempatan anda untuk hidup lebih lama !
Gas/Uap/Cairan
Serbuk kimia, CO2, Busa
(BBM)
Sumber: NFPA
4. Rambu-Rambu LK3
Standar Kode Warna
Fungsi kode warna di area pabrik adalah untuk memberi identitas pada bagian-bagian atau area-area tertentu
yang memiliki potensi bahaya pada masing-masingnya, sehingga mempermudah untuk dilakukan
pengendalian. Setiap karyawan harus memastikan kode warna yang sesuai pada bagian-bagian tersebut dan
melaporkan keatasan jika warna tersebut mulai pudar atau terjadi kesalahan kode pewarnaan.
DEMARKASI LANTAI WARNA PIPA
Merah
Rambu LK3
Digunakan untuk memberikan metode pengenalan visual untuk peringatan akan adanya bahaya-bahaya
potensial, keharusan untuk mengambil langkah-langkah pendahuluan demi keselamatan, dan pemberian
informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja, yang dapat digunakan pada saat terjadi keadaan darurat.
Simbol-Simbol B3
Simbol-Simbol Limbah B3
- Hasp
Deskripsi
A - A : Jaw
- B : Locking Hole
Hasp adalah peralatan lockout yang memperbolehkan lebih dari satu
B orang, untuk mengunci device yang sama, dengan meng-gunakan
gembok yang berbeda.
(Gambar Hasp)
- Tag
Deskripsi
Tag adalah peralatan tagout yang berfungsi sebagai tanda informasi
berupa Larangan untuk mengoprasikan alat,Tanda bahaya, dan
identitas pekerja yang masuk/bertanggung jawab dalam proses
perbaikan/ perawatan/ pengerjaan alat/ruangan tersebut
(Depan) (Belakang)
- Tali Pengait
Deskripsi
Tali pengait dalam LOTO ini berfungsi untuk mengaitkan kunci
Padlock dengan seragam kerja PIC LOTO
- LOTO Station
Deskripsi
LOTO Station adalah tempat khusus yang disediakan untuk
meletakan peralatan-peralatan LOTO
b) Sistem LOTO
1) LOTO harus dilakukan pada saat melaksanakan activity & kerja dibawah ini,
a. Aktivitas atau pekerjaan dengan memasukkan seluruh anggota badan kedalam mesin, masuk kedalam
mesin, berarti berada di dalam area yang terpasang berbagai safety device untuk mencegah operator
tersentuh mesin seperti cover,fence (pagar) pelindung, sensor, dll.
b. Aktivitas atau pekerjaan dengan memasukkan sebagian anggota badan, dari bagian pintu masuk mesin
yang tidak terpasang safety device, misalnya membuka cover yang telah dikencangkan dengan baut ( fix )
lalu memasukkan tangan ke dalam mesin tersebut.
c. Saat masuk ketempat yg dipasang alat pemadam kebakaran otomatis. contoh di area painting.
d. Saat melakukan aktivitas atau pekerjaan yang dikhawatirkan orang lain akan mengoperasikan mesin
tersebut selain jenis pekerjaan yang tertulis di atas.
2) Tag Out harus diterapkan pada waktu melakukan kerja dengan memasuki area/ruangan tertentu dimana
area/ruangan tersebut tidak ada aktivitas pekerjaan rutin didalamnya. Seperti, ruang genset, kompresor, trafo,
dll.
3) Bentuk & Identitas LOTO
a. Identitas Tag
IDENTITAS “TAG” SETIAP BAGIAN
a. LOTO Station akan diletakan didekat area yang mesin. Isi standar LOTO Station adalah
Padlock tamu, Hasp, dan Tag untuk tamu (user selain Produksi, PCE, dan Maintenance).
Padlock yang berada di LOTO Station sudah terdapat tali pengait kunci dan tali pengait tag.
b. Tag dan Padlock untuk PIC rutin (Produksi, PCE, dam Maintenance) dibawa oleh masing-
masing.
c. PIC yang akan menerapkan LOTO harus mengikuti prosedur sebagaimana berikut:
Sebelum Masuk Area Kerja
1) Ambil Hasp yang terdapat di LOTO Station kemudian kaitkan pada alat/mesin yang akan di
LOTO.
2) Ambil Padlock yang telah disediakan, kemudian gantungkan tag pada gantungan tag yang
terpasang pada padlock. Jika user Non-rutin, ambil tag yang berada di LOTO Station.
3) Lakukan penggembokan menggunakan padlock pada lubang Hasp yang telah digantungkan,
kemudian kunci padlock menggunakan kunci yang terpasang di padlock. Pastikan padlock
tergembok dengan sempurna.
4) Lepaskan kunci dari padlock dan kaitkan tali pengait kunci ke tempat gantungan id-card
pada seragam.
d. Bila korban pingsan, telentangkan dan posisi kaki lebih tinggi 20-30 cm
e. Jika kondisi masih juga belum membaik, segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat
4. Bagian tubuh kemasukan benda asing
Jangan mencoba mengeluarkan benda asing tersebut jika anda tidak yakin, karena akan merusak jaringan
tubuh. Kirim segera korban ke klinik atau rumah sakit terdekat
5. Tersengat aliran listrik
a. Amati dan kenali kondisi sekitar yang masih berbahaya, matikan aliran listrik. Gunakan alat
pelindung non logam seperti : kertas Koran, kayu, karet untuk melepas korban dari sumber listrik
b. Baringkan korban dengn posisi kepala lebih rendah dari kaki
c. Bila korban sadar, berikan minum air gula
d. Bila keadaan sebaliknya/pingsan, lakukan bantuan pernafasan
e. Bila korban belum membaik, segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat
6. Terkena Petir
a. Siram/rendam dengan air dingin selama 10-15 menit
b. Beri obat penawar rasa nyeri
c. Menutup bagian luka dengan kain bersih
d. Berikan minuman air putih
e. Bila korban belum membaik, segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat
7. Luka Bakar
a. Menyiram air dingin ke pakaian korban hingga basah saja, untuk mengurangi luka bakar
b. Menutup anggota tubuh yang terbakar dengan kain bersih yang telah dibasahi, untuk mengurangi rasa
panas
c. Baringkan korban dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
d. Bila korban sadar, berikan air minum
e. Segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat.
8. Patah bagian tubuh
a. Ambil penyanggah bisa kayu atau logam atau lainnya, bersihkan atau bungkus dengan kain bersih
b. Ikatkan sisi-sisinya agar tulang yang patah disanggah dan menahan rasa sakit
c. Segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat.
9. Serangan Jantung
a. Baringkan korban, kemudian ambil dan gunakan AED terdekat.
b. Segera bahwa ke rumah sakit menggunakan ambulance daripada kendaraan pribadi
c. Tetap tenang dan yakinkan korban
d. Longgarkan pakaian korbann dan kendurkan ikat pinggang
e. Lindungi korban dari kondisi kedinginan
10. Keracunan makanan
Segera bawa korban ke klinik atau rumah sakit terdekat, berikan informasi yang jelas kepda dokter,
seperti makanan atau minuman yang digunakan atau termakan.
11. Terkena gigitan ular
Tetap tenang, yakinkan korban dan segera bawa korban ke klinik atau rumah sakit terdekat, berikan
informasi yang jelas kepada dokter, ular apa yang mengigit.
12. Iritasi kena bahan kimia
a. Segera basuh kulit yang terpapar bahan kimia dengan air sebanyak mungkin, dan ganti pakaian
korban
b. Tutup bagian tubuh yang terpapar dengan kain bersih
c. Jika kondisi parah, baringkan korban dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
d. Jika korban sadar, berikan air minum
e. Segera bawa korban ke rumah sakit untuk pertolongan lanjutan
7. Manual handling
Manual material handling merupakan suatu aktivitas pekerjaan ( pengangkatan, penurunan, mendorong,
menarik, dan membawa barang) yg dilakukan oleh manusia dengan bantuan tangan atau tenaga manusia.
Tabel NAB (Nilai Ambang Batas) Desain Manual Handling
Jarak (cm)
2. Posisikan salah satu kaki sebagai tumpuan dan lutut sebagai penyeimbang.
3. Angkat dengan kaki dan berdiri perlahan. Gerak perlahan - lahan untuk setiap gerakan.
4. Pastikan kepala dan bahu tegak pada saat melakukan pengangkatan ( ini membantu untuk menjaga tulang
punggung anda agar tidak nyeri).
5. Gunakan kekuatan lutut / paha dan kaki untuk dapat kembali tegak (mendistribusikan beban secara merata).
6. Pastikan anda berdiri tegak dan tumpuan berada pada badan dan kedua kaki.
2. Jika ingin berbelok, sebaiknya dilakukan perlahan – lahan dan terdapat cukup ruang.
d) Pedoman Wadah
- Wadah atau drum, yang tidak benar-benar digunakan harus ditutup rapat.
- Semua wadah atau drum harus dipasang label yang terbaca jelas dan tahan lamadengan
menggunakan bahasa setempat serta bahasa inggris.
- Untuk mencegah pencemaran saat terjadi kebocoran, maka bahan berbahayaharus disimpan
dengan menggunakan wadah sekunder (secondary containment)dan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
terbuat dari bahan yang tahan secara mekanis (misal logam) dan tahan terhadapcairan
tersimpan (tahan karat, jika perlu)
volume minimal 10% dari total volume yang tersimpan di dalam wadah sekunderditambah
volume wadah terbesar yang disimpan di wadah sekunder.
Sebagai alternatif untuk memisahkan wadah sekunder dibawah setiap wadah, maka gudang
dapat sekaligus dibangun sebagai sistem wadah sekunder.
Contoh dampak kebakaran di gudang yang menyimpan bahan beracun dan mudah terbakar secara
terpisah :
B. Pengelolaan B3 Kadaluarsa
Bahan kimia kadaluarsa adalah semua bahan kimia yang telah habis masa berlakunya, yang sudah tidak
boleh dipergunakan dan harus diperlakukan sebagai limbah B3 dalam penanganannya/ pembuangannya.
Berikut tahapan penanganan terhadap limbah bahan kimia kadaluarsa :
- Tambal titik kebocoran dengan alat serap (absorben) yang sesuai dengan jenis kebocoran
atau gunakan serbuk gergaji atau pasir sebagai absorben sementara
- Alirkan kebocoran atau tumpahan ke area yang dapat membendung kebocoran
atautumpahan (gutter) tanpa menyebar ke tempat lain
- Bersihkan sisa tumpahan dengan absorben hingga cairan benar-benar terangkat
6. Bersihkan absorban terkontaminasi limbah B3 dengan alat seperti sapu, pengki, dan skop
7. Asumsikan bahwa semua yang digunakan dan telah terkontaminasi limbah B3
harusdiperlakukan dengan hati-hati dan waspada, terutama limbah B3 yang bersifat reaktif,
korosif,dan beracun
8. Catat kejadian dan laporkan ke EHS/Security
c) Tanggap darurat kebakaran
1. Kenali jenis B3/limbah B3 yang terbakar
2. Jika terjadi kebakaran dalam skala yang besar segera hubungi tim ERT/EHS/Security
3. Gunakan APD sarung tangan benang/kain dan masker
4. 'Segera lakukan pemadaman dengan menggunakan alat pemadam kebakaran (APAR)
5. Catat kejadian dan laporkan ke EHS/Security
d) Tanggap darurat tersiram B3/limbah B3 atau terpercik ke mata
1. Segera bersihkan badan dengan menggunakan emergency shower
2. Segera bersihkan mata yang terkena limbah B3 dengan menggunakan eye wash atau'boorwater
(jika hanya terkena sedikit) yang ada di dalam kotak P3K
3. Catat kejadian dan laporkan ke EHS/Security
9. Bekerja diketinggian
A. Kriteria pekerjaan pada ketinggian
Pekerjaan pada ketinggian adalah pekerjaan diatas lantai dengan ketinggian minimal 2 meter atau yang
menggunakan peralatan bantu untuk ketinggian.Hal hal yang perlu diperhatikan :
1. Menggunakan APD yang diperlukan.
2. Pastikan MP yang bekerja diketinggian memiliki kompetensi kerja.
3. Menggunakan peralatan kerja yang standar.
4. Tidak membiarkan material & perkakas berada pada tempat yang tinggi.
5. Tidak melempar barang sewaktu menaikkan dan menurunkan barang.
6. Pastikan penerangan cukup selama bekerja.
7. Sewaktu menggunakan api, siapkan alat pemadam kebakaran yang sesuai.
8. Gunakan jaring di bawah area kerja atau sekitar area kerja untuk pengamanan area kerja.
9. Pastikan pekerjaan pada ketinggian telah mendapat ijin dari EHS.
10. Pastikan setiap permukaan untuk pijakan kuat dan tidak berlubang
11. Setiap pekerjaannya wajib diawasi oleh petugas khusus
B. Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pada ketinggian :
1. Full Body harness
- Full Body Harness yang digunakan harus memasang
kaitan pada posisi yang lebih tinggi dari pinggul
- Pastikan safety belt/ safety full body harness siap untuk
digunakan (lakukan pengecekan sebelum digunakan) dan
menggunakan 2 (dua) hook
- Simpan safety belt / safety full body harness dengan baik (Full Body harness)
dan benar
2. Safety Helmet
- Helm yang digunakan sesuai dengan SNI Nama (AB)
Deparment/PT.
- Pastikan menggunakan tali yang standar
- Pastikan menggunakan helm dengan benar
- Helm dilengkapi dengan identitas Nama Pekerja, Gol.
Darah, dan Nama Perusahaan (Helm Safety)
(Bagian-bagian Perancah)
j. Tidak dipergunakan pada lantai dasar yang miring, bergelombang, atau labil.
k. Lengkapi dengan fasilitas naik-turun yang aman.
l. Untuk penggunaan perancah yang melebihi 2 Section (2 tumpuk) harus menggunakan
support.
5. Tangga portable dan Tangga Lipat
a) Sebelum bekerja menggunakan tangga
- Kondisi tangga bagus dan sesuai standard, tidak ada
bagian yang cacat, karat, atau lapuk pada tangga
(termasuk anak-anak tangga)
- Terdapat karet penahan geser pada kaki tangga dan
tidak cacat pada karetnya
b) Selama bekerja menggunakan tangga
- Periksa ujung bebas tangga bagian atas (min 60 cm)
dan sudut tangga dengan lantai sekitar 75°.
- Naiki tangga satu per satu (step by step)
- Tidak memasang tangga pada permukaan lantai yang
licin, bergelombang, ataulabil.
- Tidak bekerja di atas tangga dengan tenaga / beban
yang besar.
- Jika pekerjaan dilakukan di atas 2 meter, wajib
menggunakan safety full body harness.
- Posisi badan harus selalu menghadap tangga saat
melakukan aktivitas naik-turun tangga
- Posisi kaki harus berada pada pijakan yang aman selama bekerja di atas tangga
- Tidak memasang tangga pada lantai yang licin, bergelombang, miring, atau labil
- Pasang tanda "SEDANG ADA PEKERJAAN DI ATAS" dan pelindung, atur lokasi kerja
dengan peringatan "Dilarang masuk untuk orang yang tidak berkepentingan", dan harus ada
seorang pengawas yang standby di bawah (lokasi pekerjaan)
-Jika pekerjaan dilakukan di area yang berdekatan dengan bagian listrik tegangan tinggi, maka
sumber listrik tersebut harus dimatikan. Apabila pemutusan listrik tidak dapat dilakukan,
maka harus terdapat pemisah/alat pelindung antara lokasi kerja dengan bagian listrik
tegangan tinggi tersebut.
d) Hal-hal yang harus diperhatikan selama bekerja
- Pekerjaan menggunakan tangga; maka perhatikan bagian bawahnya dan pasang dengan
kemiringan 75°.
- Jangan membawa barang dengan tangan jika kegiatan naik/turun dilakukan melalui tangga
yang berdiri tegak lurus.
- Untuk mencegah peralatan jatuh saat melakukan pekerjaan di tempat tinggi sehingga dapat
menimpa orang/barang di bawahnya, maka pasanglah tali pengikat pada alat.
- Jangan melemparkan barang / alat kerja dari atas.
- Apabila tidak memungkinkan untuk dipasang tambang induk, maka gunakan sabuk
pengaman dengan 2 kaitan untuk menjaga keselamatan saat berpindah di tempat tinggi
- Buat alat penghubung antara tim penyelamat yang berjaga diluar pintu ruang terbatas
dengan yang berada didalam area ruang terbatas. (dapat menggunakan tali)
- Harus memliliki alat komunikasi yang anti explotion proff, misalkan HT, dll
- Segera siapkan ambulance untuk membawa korban ke Rumah sakit rujukan. Lakukan
BHD-RJP sampai menunggu saat proses ke Rumah sakit.
Kabel listrik dalam keadaan terisolasi, jika terkelupas segera perbaiki (dibungkus dengan bahan
isolator)
Ukuran dan kualitas kabel sesuai dengan kebutuhan atau tenaga listrik yang dihasilkan
Tanda peringatan pada setiap instalasi yang mengandung risiko voltase tinggi
Saat memperbaiki instalasi listrik, pastikan aliran listrik dalam keadaan mati/putus dan dipasang
label “jangan dikontak/dihidupkan” agar yang lain tahu, pasang LOTO
Saat selesai pekerjaan, pastikan aliran listrik putus/dimatikan.
Pastikan saat menggunakan peralatan listrik tidak terdapat air atau tetesan bocoran pada peralatan
listrik.
b) Penyebab Sengatan Listrik
Kontak dengan alat-alat listrik atau kabel yang tidak terlapisi oleh konduktor.
Sambaran listrik dari kabel listrik tegangan tinggi.
Sambaran petir.
Kontak dengan mesin atau alat-alat dalam lingkungan kerja.
c) Pertolongan pertama pada orang tersengat listrik
Untuk melindungi diri saat menolong korban kesetrum, ikutilah langkah-langkah berikut ini:
1. Amankan area di sekitar tempat kejadian.
Pastikan Anda tidak berada di dekat sumber listrik. Matikan
sumber listrik. Jika listrik tidak bisa dimatikan, pindahkan
korban menggunakan benda yang tidak bisa dialiri listrik,
seperti kayu atau karet. Jangan menyentuh aliran listrik
menggunakan peralatan yang basah atau berbahan logam. Jaga
jarak Anda minimal enam meter dari korban yang masih
tersengat listrik. Hindari menyentuh kubangan air atau benda-
benda yang basah. Apabila terdapat api, padamkan dahulu
menggunakanalat pemadam api.
2. Hubungi IGD
Langkah selajutnya adalah segera menghubungi Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat
atau memanggil ambulans agar korban bisa mendapat pertolongan medis secepatnya. Selama
menunggu, bantuan datang, jangan tinggalkan korban sendirian.
b. Periksa kelengkapan anti back fire ( Flashback arrestor) pada setiap pressure regulator.
c. Periksa pressure regulator.
2. Jauhkan barang-barang yang mudah terbakar, ( mis: Cat, minyak, thiner, oli, kerta dll) dari area
pekerjaan yang sudah ditentukan. Dan pastikan gas cylinder ditempatkan pada jarak minimal 10
meter dari sumber panas.
3. Pastikan sudah disediakan alat pemadam api sesuai standard di dekat lokasi pekerjaan untuk
mengantisipasi terhadap potensi kebakaran.
B. Ketika bekerja.
1. Jangan ada minyak / gemuk pada bagian selang penghubung, gas holder atau penyetel
2. Bekerjalah dengan kunci pembuka dan penutup yang tetap terpasang pada tabung.
3. Ketika menyalakan gas holder, lakukanlah dengan Pemantik atau Lighter untuk welding
4. Jangan mengelas dan memotong di bejana yang ada larutan yang mudah terbakar, atau gas yang
bertekanan tinggi.
5. Kalau mengelas / memotong bahan yang terbuat dari kuningan atau perunggu, udara yang kita hirup
dapat menimbulkan keracunan, oleh karena itu bekerjalah ditempat terbuka yang memungkinkan
tertiup angin.
6. Penggunaan Las Acetylene yang bisa dibawa kemana-mana, harus memperhatikan sbb:
a. Pastikan Tabung terikat kuat di dollynya, atau diikat pada
benda fix dengan posisi berdiri.
b. Alat pemadam api ringan ( APAR ) harus standby. (Jenis apar
Dry chemical dengan kapasitas 6 kg )
c. Kunci khusus untuk pembuka / penutup valve tabung
C. Setelah bekerja.
1. Pastikan setiap keran / katup pada gas holder dan alat welding sudah tertutup rapat
2. Bersihkan tempat kerja dari bekas percikan bunga api.
D. Penanganan peralatan.
1. Peralatan pengatur tekanan.
Untuk pemasangan, ikuti urutan berikut ini dan pastikan tidak ada gas yang bocor
a. Sebelum memasang peralatan tersebut, pastikan ada tidaknya kotoran atau minyak pada
katup tabung. Jika ada yang menempel segera bersihkan
b. Sebelum membuka tutup vessel, pastikan hal-hal di bawah ini.
- Apakah handle pengatur tekanan terbuka.
- Apakah handle stopper tertutup.
c. Pada waktu membuka valve vessel, kerjakanlah perlahan-lahan dengan posis di sebelah
regulator.
3. Gantilah, jika keadaannya seperti dibawah ini :
a. Meskipun gas keluar sudah di tutup, tapi tekanan masih tinggi.
b. Ketika handle pengatur longgar, periksa ada tidaknya kebocoran dengan air sabun. Jika
bocor segera ganti.
c. Ketika jarum tidak kembali ke 0, walaupun tekanannya sudah tidak ada.
4. Jangan memperbaiki atau menganalisa tanpa izin.
5. Ketika berhenti bekerja untuk waktu yang lama, tutup artikulasi vessel, longgarkan handle
E. Peralatan saluran gas welding.
1. Pada waktu pemasangan hose, supaya hose tidak bocor, ikatlah dengan hose band
Jarak urukan minimal 50 cm dari galian Penahan dinding galian OK Gunakan boots karet dalam bekerja di tempat yang becek
c. Kendarailah forklift sesuai dengan petunjuk yang tertulis di buku panduan training & SOP (Gb.2).
Sewaktu mengendarai Forklift harus memakai
Sepatu safety.
Helmet
d. Forklift tidak boleh dinaiki oleh dua ( 2 ) orang atau lebih.( Gb.3a ) Tidak boleh menggangkut
barang selain di atas garpu forklift.( Gb.3b )
e. Forklift tidak diperbolehkan untuk menarik, kecuali dalam kondisi emergency, dan harus
mendapat izin dari atasan ( Supervisor/Dept.Head ).
f. Orang dilarang naik diatas garpu ( Gb.5a ) atau palet ( Gb.5b ) saat forklift dioperasikan.
g. Orang dilarang masuk/melintas dibawah barang yang sedang diangkat oleh forklift ( Gb.6 )
h. Ketika pengendara forklift berhenti sementara, dan meninggalkan forklift untuk melakukan
pekerjaan lain, misal : ambil kanban, chek store dll ) maka lakukan hal sbb :
Turunkan fork / garpu ke lantai.
Aktifkan rem tangan.
Matikan mesinya dan cabut / ambil kuncinya.
i. Kalau barang yang diangkut besar dan tidak stabil, bekerjalah dengan arahan Komando.
j. Waktu sedang jalan, jaga jarak aman antara Forklift dengan kendaraan lain di depannya ( Gb.7 ) :
Di dalam Line / pabrik jarak aman = 5 m.
Di luar Line / pabrik jarak aman = 10 m.
k. Jika ada masalah abnormal pada forklift segera lakukan SCW / laporkan ke pimpinan untuk
ditangani oleh pihak maintenance forklift.
2. Menjalankan Forklift
a. Pakailah seat belt sewaktu mengendarai forklift, untuk mencegah operator terjatuh ( Gb.8 )
d. Pada waktu jalan menanjak, kendarailah dengan berjalan maju, sedangkan kalau jalan menurun
kendarailah mundur dengan direm.
e. Tinggi fork / garpu ketika sedang berjalan kira-kira 15 ~ 20 cm dari lantai ( Gb.12 ) dengan ujung
garpu lebih tinggi dari pangkal garpu ( Gb.13 )
d. Tumpuklah barang sehingga saat di angkat tidak melebihi tinggi lifter. dan lebar garpu maksimal,
sesuai dengan lebar lubang pallet.
e. Kalau menggantung barang gunakan penggantung yang sesuai dengan hook nya.
4. Memarkir Forklift
Ketika pengendara telah selesai mengendarai forklift, lakukan tahapan sebagai berikut (Gb.20) :
a. Parkir di tempat yang sudah ditentukan.
b. Posisi porsneling netral / normal.
c. Aktifkan Rem tangan.
d. Turunkan garpu dan ujung garpu menempel di lantai.
e. Pastikan posisi roda belakang forklift dalam keadaan lurus / segaris dengan roda depan.
f. Matikan head lampu, mesin, dan ambil kuncinya.
C. Penggunaan Towing
Pengendara towing harus memiliki SIO yang berlaku di perusahaan
Lakukan pengecekan sebelum mengoprasikan Towing pada bagian:
- Spion kanan-kiri
- Lampu sein
- Klakson
- Hand rem
- Lampu
- Buzzer
APD yang digunaka operator saat mengendarai toeing adalah: Helm safety dengan tali dagu,
kacamata safety, sarung tangan, dan sepatu safety.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengendarai towing:
- Jaga kecepatan kendaraan.
- Saat berbelok nyalakan lampu sein dan saat melewati pertigaan dan perempatan pastikan aman
dari arah kiri maupun kanan.
- Bila akan melewati karyawan nyalakan klakson sebagai tanda.
- Saat towing berhenti dan parkir selalu gunakan rem tangan.
- Saat turun dari Towing kunci kontak harus dilepas dan dibawa pengendara.
- Parkirkan Towing di tempat yang aman, yang tidak mengganggu lalu lintas.
- Dilarang memberikan tumpangan kepada orang lain.
- Pengendara harus dalam keadaan sehat.
- Gunakan Alat Pelindung Diri dan gunakan dengan benar.
- Pengendara wajib memiliki dan membawa SIO.
- Dilarang menggunakan alat komunikasi saat berkendara
D. Penggunaan Wagon/trolly
Cara menggunakan Wagon:
- Gunakan wagon dengan cara di dorong dengan dua tangan.
- Dorong wagon satu per satu.
- Pastikan tangan berpegangan pada marking kuning yang ada pada wagon di psosisi roda
moveable (roda yang dapat bergerak bebas)
- Tidak diperbolehkan memegang sisi luar handle saat mendorong wagon.
- Barang yang dibawa dengan wagon tidak boleh menutupi pandangan.
Jenis-Jenis Wagon
b. Rekayasa Tekhnik
Pengendalian resiko bahaya pada mesin yang berputar wajib dilengkapi dengan pemberian
cover (pelindung) pada bagian yang berputar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian cover pada mesin adalah sebagai berikut;
- Bagian yang berputar harus dipasang pelindung ( cover) yang tidak memungkinkan jari
tangan, tangan, atau anggota badan dapat menyentuh.
- Untuk keperluan preventive maintenance, visual check atau pengecekan rantai, kendor
atau tidak, maka penutupnya dapat menggunakan Mesh ( 20mm X 10mm ).
Potensi bahaya
- Penutup / cover yang melindungi bagian yang berputar harus terdapat tanda yang
menunjukkan arah putaran rantai/belt, tanda arah putaran di tunjukkan dengan tanda
panah berwarna hitam, dan penempatan tanda panah di lokasi yang mudah terlihat.
- Bahan yang untuk pembuatan cover/pelindung menggunakan bahan dari logam (Seperti :
Besi, steinlis steel, dll)
- Pada mesin tertentu, desain dan ukuran cover pelindung dapat menyesuaikan dengan
kondisi mesin dengan pertimbangan EHS.
B. Mesin las
Mesin Welding adalah mesin yang digunakan untuk menyambung dua buah benda kerja dengan
menggunakan busur listrik, gas (CO2, Acetylene dan Oksigen) dan induksi listrik Proses Welding akan
menghasilkan nyala api, kondisi panas extreem dan spatter yang kondisi dan jumlahnya berbeda untuk
setiap proses dan dipengaruhi oleh benda kerjanya. Jenis mesin welding yang ada di PT. Kayaba
Indonesia :
Seam Welding (listrik)
Projection Welding (listrik)
Condensor Welding (listrik)
CO2 Welding (listrik & gas)
Spot Welding (listrik)
Argon Welding (listrik & Gas)
C. Robot
Robot adalah semua sistem dalam proses produksi yang bekerja secara otomatis dimana perannya
menggantikan tugas operator. Robot yang dimaksud disini adalah sistem proses yang menggunakan
Lengan untuk melakukan kegiatan proses produksi mulai dari Loading, unloading dan transfer
produk.Sedangkan sistem otomatis yang masih dibantu oleh karyawan untuk loading,unloading dan
transfer tidak disebut Robot.
Dalam sistem otomatis Lengan Robot karyawan hanya berperan saat supply material dan handling part
setelah proses.
a. Prinsip Dasar Lengan Robot dan Potensi Bahaya
Lengan Robot bekerja secara otomatis sesuai dengan perintah yang diberikan, jadi lengan akan
bergerak secara tetap pada koordinat yang telah ditentukan. Lengan Robot terdiri dari beberapa
tipe atau jenis bila dilihat dari sistem keamanannya
Lengan robot tanpa sensor
Lengan robot yang dilengkapi dengan sensor benda (robot akan otomatis stopbila sensor
membaca adanya benda di depan koordinat geraknya)
Lengan robot yang dilengkapi dengan sensor tekanan (robot akan otomatisstop dan kembali
ke home position bila ada sesuatu yang menahan tekanannya)
Masuk ke dalam area robot saat posisi robot masih aktif sangat berbahaya bagikaryawan, karena
bisa berakibat fatal bagi karyawan.
Pada proses yang menggunakan robot terdapat beberapa potensi bahaya yang bisa timbul :
Potensi Tertumbuk / Terhantam Lengan Robot
Lengan robot bergerak karena adanya perintah yang diberikan kepadanya, jadirobot akan
bergerak sesuai perintah tersebut tanpa mengetahui adanya sesuatumaupun seseorang yang
berada di jalur geraknya. Tumbukan lengan robot inidapat mengakibatkan memar di tubuh
sampai yg terparah adanya patah padatulang.
Potensi Terjepit Lengan Robot
Saat terjadinya tumbukan dapat mengakibatkan juga korban terjepit lenganrobot maupun
terjepit pada bagian dari lengan robot karena adanya pergerakanmemutar dan mengayun baik
kanan-kiri maupun atas bawah.Terjepit lengan robot bisa mengakibatkan luka terbuka sampai
cacat pada korban.
b. Safety Equipment Dan Safety Device
Untuk mencegah terjadinya potensi bahaya, maka perlu adanya sistem perlindunganpada mesin-
mesin robot yang dilengkapi dengan :
Pagar (Safety Fence)
Area Robot harus dilengkapi dengan Pagar (safety fence) setinggi 2 Meter danpagar dibuat
rapat untuk memastikan operator tidak dapat masuk.Pagar dibuat dengan menggunakan ram.
Safety Plug/Lock
Pintu untuk masuk ke dalam area robot harus dilengkapi dengan safety plug sebagai alat
pemutus kerja robot saat pintu dibuka. Kepala safety plug harusdilengkapi dengan rantai yang
diikat di pagar sementara rumah Safety plugdi pasang di pintu agar saat pintu dibuka kepala
safety plug terlepas darirumahnya.
Safety plug harus menggunakan sistem Lock Out saat Safety plug dilepasagar tidak ada
operator lain yang memasang kembali saat ada operatordi dalam area robot
Emergency Stop
Dalam keadaan atau kondisi emergency, sistem robot harus dengan mudah bisadimatikan
dengan cepat. Karena itu tombol emergency harus ditempatkan diarea-area yg mudah
dijangkau.
Tidak boleh ada barang yang menghalangi atau ditempatkan dijalur hijau karena merupakan akses
jalan saat evakuasi jika terjadi keadaan darurat (berdasarkan Permen PU No. 26 Tahun 2008 Bab
3, No. 3.6.1 Sarana jalan ke luar harus dipelihara terus menerus, bebas dari segala hambatan atau
rintangan untuk penggunaan sepenuhnya pada saat kebakaran atau pada keadaan darurat lainnya).
Barang boleh ditempatkan sementara di jalur hijau jika kondisi sangat urgent dan mendesak dan
bersifat sementara. Adapun yang dimaksud dengan kondisi urgent dan mendesak berdasarkan
point b adalah barang yang terpaksa ditempatkan di jalur hijau karena menunggu masuk ke area
kerja dikarenakan tidak ada cukup ruang sehingga tidak dapat langsung dimasukkan ke area kerja.
Adapun syarat penempatan sementara barang di jalur hijau adalah sebagai berikut:
- Posisi barang yang terpaksa ditempatkan dijalur hijau adalah dibagian paling tepijalur hijau,
tidak boleh menghalangi jalur secara penuh dan harus disediakan areaterbuka sekurang-
kurangnya selebar bahu 2 orang dewasa atau setengah dari lebar'jalur agar masih bisa
digunakan untuk lalu lalang terutama saat terjadi kondisi darurat.
- Barang yang terpaksa ditempatkan dijalur hijau harus diberi identitas penempatansementara
dan tidak boleh lebih dari 10 menit untuk barang yang sama dan hanyaboleh saat proses
produksi berjalan.
- Jalur hijau utama di dalam pabrik yaitu antara Training Center dan WH CKD tidakboleh
digunakan untuk penempatan sementara.
b. Jalur Kendaraan
Jalur kendaraan dibatasi dengan trotoar atau kanstin atau garis putih jika berbatasandengan jalur
hijau.
Kondisi jalur kendaraan rata dan tidak berlubang sehingga bebas dari potensi yangmenyebabkan
pengendara terperosok atau hilang keseimbangan.
Jalur kendaraan dilengkapi dengan rambu batas kecepatan maksimal "10km/jam" danrambu
informasi ketinggian maksimum untuk area yang terdapat kanopi atau trayjalur kabel atau lainnya.
Tidak boleh ada barang yang menghalangi atau ditempatkan dijalur kendaraankecuali kondisi
sangat mendesak dan bersifat sementara.Adapun yang dimaksud kondisi mendesak adalah kondisi
barang yang menungguloading ke truk dikarenakan area kerja sudah tidak cukup ruang untuk
menampung.Adapun syarat penempatan sementara barang di jalur kendaraan adalah sebagai
berikut :
- Posisi barang yang terpaksa ditempatkan di jalur kendaraan adalah dibagian palingtepi dan
tidak boleh melebihi 2/3 jalur kendaraan.
- Barang yang terpaksa ditempatkan di jalur hijau harus diberi identitas penempatansementara
dan tidak boleh lebih dari 15 menit untuk barang yang sama dan hanyaboleh saat proses
loading berjalan.
Jalur kendaraan yang digunakan untuk parkir sementara kendaraan saat loading -unloading barang
harus diberi marking garis putih dan posisi area parkir sementaratidak boleh melebihi setengah
jalur kendaran
Jalur kendaraan yang memang ditetapkan sebagai area parkir kendaraan yangmenunggu giliran
loading-unloading barang harus diberi marking garis putih dantidak boleh melebihi setengah lebar
dari jalur kendaraan.
Contoh Identitas Penempatan Barang Sementara di Jalur Hijau Contoh Identitas Penempatan Barang Sementara di Jalur Kendaraan
Safety plug harus menggunakan sistem Lock Out saat Safety plug dilepasagar tidak ada operator lain
yang memasang kembali saat ada operator di dalam area robot
D. Emergency Stop
Emergency Stop adalah jenis saklar darurat yang jika di tekan akan terkunci
dan cara untuk mereleasenya ada berbagai cara. Dengan harus di putar ataupun
jika menggunakan kunci harus memposisikan kunci dalam keadaan unlock.
Disebut emergency stop karena fungsi dari saklar ini adalah untuk mematikan
sistem dalam keadaan darurat. Pastikan Emergency stop berfungsi saat akan
meninggalkan mesin. Ketentuan Emergency Stop,
• Emergency Stop dikatakan berfungsi jika saat ditekan mesin mati, proses berhenti dan alarm
berbunyi.
• Tinggi Emergency Stop dari tempat berdiri MP antara 100 cm – 120 cm (pada kondisi tertentu dapat
menyesuaikan)
• Posisi Emergency stop terjangkau oleh MP (Jarak tidak melebihi 40 cm dari posisi berdiri MP)
• Jenis Emergency stop harus berbentuk model jamur dengan warna merah
E. Safety Door Switch
Safety door Switch adalah device yang dapat memutus aliran
energy pada suatu mesin jika pintu/cover pada mesin tersebut
dibuka. Safety door switch berbeda dengan limit Switch.
Ketentuan Safety Door Switch (SDS),
• Mesin tidak boleh menyala saat pintu pengaman SDS terbuka. V X
(Safety Door Switch) (Limit Switch)
• Pintu harus selalu terkunci selama proses
• Pintu harus selalu terkunci dengan sistem kunci mekanik electromagnetic selama beroprasi dan
tidak dapat dibuka kuncinya tanpa perangkat dihentikan sepenuhnya. (Sirkuit pengatur waktu
mekanik fail-safe harus terpasang di perangkat/mesin yang tidak dapat secara langsung dihentikan,
seperti membutuhkan penyelesaian one cycle)
• Jika pintu dipaksa untuk terbuka saat perangkat/mesin sedang beroperasi, maka operasi harus
terputus otomatis dan menjadi mode penghentian darurat (emergency stop).
• Berikan rambu/tanda bahwa pintu tersebut menggunakan system SDS.
F. Safety Guarding / Cover
Pelindung mesin (safety guarding) adalah suatu alat perlengkapan yang dipasang pada suatu pesawat
tenaga dan produksi (mesin) yang berfungsi untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan yang
ditimbulkan pesawat tenaga dan produksi.
Pada dasarnya, pemasangan pelindung mesin bertujuan untuk melindungi dan mencegah cedera pada
pekerja dari:
Titik operasi (saat pemotongan, pengerjaan pelubangan, proses bubut, pembengkokan atau
penekukan, proses mengubah bentuk dan ukuran, menggunting atau memotong plat, pengeboran,
proses meratakan atau menghaluskan benda kerja, proses punching)
Titik nip (nip point) mesin yang berputar
Mesin berputar (mesin bubut, mesin sekrap, mesin frais, mesin bor, mesin bending, mesin drilling,
mesin gerinda )
Komponen mesin yang berbahaya (poros, kopling, pasak, palang, roda berat, roda gigi, katrol,
sabuk, tonjolan pada bagian yang bergerak, sekrup berputar, rantai yang bergerak atau berputar).
Terdapat beberapa jenis pelindung, yaitu:
Safety Handbook Pocket | 41
PT KAYABA INDONESIA
1. Fixed Guard
Yaitu bagian penghalang permanen dari mesin, Pelindung mesin ini berfungsi untuk memberikan jarak antara
pekerja dengan mesin sehingga kontak langsung antara pekerja dengan komponen berbahaya bisa
dihindari. Fixed guard biasanya terpasang pada mesin-mesin yang besar atau pergerakannya statis (diam
ditempat itu saja), seperti Rotary machine, conveyor, dll.
Terdapat beberapa jenis fixed guard yang dapat diaplikasikan, diantaranya:
Safety fence (Pagar pembatas)
Biasa diterapkan untuk melindungi dari gerakan mesin robot, atau area berbahaya lainnya, untuk
menghindari orang masuk ke area tersebut.
Fix Cover
Diaplikasikan untuk melindungi pergerakan mesin dari anggota tubuh yang masuk ke area berbahaya.
2. Flexible Guard
Yaitu bagian penghalang yang tertempel pada mesin, namun dapat diatur/di adjust untuk fungsi kegunaannya.
Pelindung tipe ini biasanya terdapat pada mesin yang dinamis pergerakannya atau area tempat loading-
unloading nya terdapat potensi bahaya. Terdapat beberapa jenis Flexible guard yang dapat diaplikasikan,
diantaranya:
a. Interlocked Guard – jenis pelindung yang bisa mematikan mesin secara otomatis bila cover dibuka,
biasanya berupa pintu. Cara kerja interlocked guard ini mengombinasikan sistem mekanik atau listrik.
Jadi, mesin tidak akan beroperasi atau menyala sebelum pekerja menutup kembali cover pelindung baik
secara otomatis atau secara manual.
b. Adjustable Guard/Cover − pelindung ini memungkinkan pekerja menangani berbagai macam ukuran
potensi bahaya secara leluasa, namun tetap bagian kemungkinan terpapar dari mesin tetap terlindungi
untuk menghindari kecelakaan kerja akibat pekerja secara tidak sengaja menyentuh komponen atau sisa
proses yang dihasilkan tersebut. Adjustable guard biasanya menempel pada meja atau bagian suatu
mesin. Pelindung ini diaplikasikan pada mesin gerinda, bor listrik, tirai/cover pada proses welding, dll.
c. Self- Adjusting Guard/cover − pelindung ini dirancang menyesuaikan ukuran, bentuk atau posisi
material. Self-adjusting berfungsi melindungi pekerja dengan menempatkan penghalang antara area
berbahaya pada mesin dengan pekerja. Pelindung umumnya terbuat dari bahan plastik, logam atau bahan
substansial lainnya. Self-adjusting biasanya terpasang pada gergaji listrik atau mesin pemotong lainnya.
B. Safety Driving
Safety driving adalah perilaku mengemudi yang mengacu pada standar keselamatan berkendara
dengan ketrampilan dan pengalaman berdasarkan standar keselamatan dan cara berkendara yang
aman, selamat dan benar, ditambah dengan sikap mental positif dan kewaspadaan secara terus
menerus dan bisa dikatakan lebih mengedepankan keterampilan seseorang.
Defensive driving adalah perilaku mengemudi yang dapat menghindarkan kita dari masalah, baik
yang disebabkan oleh orang lain maupun diri sendiri. Jadi bisa disebut bahwa defensive driving
merupakan versi mengemudi yang lebih komprehensif karena tidak hanya butuh keterampilan tapi
juga perilaku yang baik serta sikap berkendara yang menjamin keselamatan diri sendiri dan orang
lain.
Tips Safety Driving
1) Jangan mengemudi dalam keadaan mabuk
2) Jangan mengemudi dalam keadaan mengantuk
3) Jaga kecepatan kendaraan, jangan terlalu kencang dan ugal-ugalan
4) Menghindari hal-hal yang mengganggu saat mengendarai, seperti menggunakan telpon, makan,
berdandan, dll
5) Pastikan gunakan Safety belts sebelum berkendara
6) Jaga jarak antar kendaraan di depan anda
7) Periksa kendaraan anda sebelum mengemudi. Seperti: ban, oli, bensin, rem, air, aki, Ban serve,
Tool kit mobil, dongkrak, rambu segitiga
B. Hidran
Cara menggunakan Hidran Indoor, Lakukan minimal dengan 2 orang:
1) Buka kotak hidran
2) Orang ke-1( depan) menarik ujung Nozel
3) Tarik selang keluar, kearah titik api
4) Orang ke-2 (belakang) membuka valve hidran secara perlahan
5) Orang ke-1 (depan) menyemprotkan air ke titik kebakaran
Cara menggunakan Hidran Outdoor, Lakukan minimal dengan 2 orang:
1) Buka kotak hidran
2) Orang ke-1 (belakang) menggelar selang. Kemudian orang ke-2 (depan) menyambung nozzle dan
menarikknya kedepan (kearah api)
3) Orang ke-1 (belakang) menyambung ke pipa tegak hidran
4) Orang ke-1 (belakang) membuka valve hidran secara berlahan setelah mendapat arahan dari orang
ke-2 (depan).
5) Orang ke-2 (depan) menyemprotkan air ke titik kebakaran. Jika orang ke-2 (depan) tidak mampu
menahan tekanan yang keluar dari nozzle, dapat meminta bantuan rekan di sekitarnya.
C. Alarm Kebakaran
Cara menggunakan Alarm kebakaran:
1) Tekan jika melihat suatu keadaan darurat kebakaran yang tidak dapat ditanggulangi
2) Tekan pada lingkaran hitam disisi kiri Hidran
D. Tandu
Cara menggunakan Tandu:
1) Buka tandu lipat, kemudian kencangkan sendi-sendinya
2) Angkat korban ke tandu, dengan cara berikut:
Dilakukan oleh 2 (dua) penolong.
Kedua penolong berjongkok di masing-masing ujung
tandu menghadap ke arah yang sama (ujung kaki
penderita sebagai arah depan).
Penolong memposisikan kaki pada jarak yang tepat kemudian menggenggam pegangan
tandu dengan erat.
Punggung lurus, kepala menghadap ke depan dengan posisi netral.
Kencangkan otot punggung dan perut penolong dan angkat tandu dengan satu aba -aba.
Pindahkan penderita ke tempat yang aman dengan satu aba-aba.
Turunkan penderita secara hati-hati dengan mengulang langkah-langkah di atas secara
mundur (berkebalikan).
E. SCBA (Self Contained Breathing Apparatus)
SCBA digunakan saat akan menyelamatkan korban dari
area yang minim kadar oksigennya atau area tersebut
mengandung Gas beracun.
Cara menggunakan SCBA:
Ada tiga bagian dalam menggunakan SCBA, diantaranya
adalah :
1. Pemeriksaan SCBA
Pemeriksaan tekanan tinggi (tekanan tabung)
Buka valve utama pelan-pelan, dan periksa (Gambar SCBA)
manometer. Apabila tekanannya kurang dari 5/6
dari tekanan kerja, maka isi botol tidak boleh
digunakan untuk operasi.
Periksa jarum manometer, jika sudah menunjukkan
angka maksimum tutup kembali valve utama.
Perhatikan manometer, bila tekanannya turun
lebih kuran 12 atm permenitnya, berarti ada
kebocoran pada system saluran. Perlu diperiksa
kembali
Buka bypass pelan-pelan pada deman regulator
dan perhatikan suling (warning wishtle) akan
berbunyi pada tekanan antara 40-50 atm.
(Bagian-bagian SCBA)
Segera posisikan mata tepat pada arah pancaran air, dengan membungkuk kan badan.
Gunakan Ibu jari dan Jari telunjuk untuk membuka kelopak mata, agar pembilasan menjadi optimal.
Pembilasan berlangsung terus sampai air pembilasan habis, sekitar 15 menit atau menyesuaikan
dengan MSDS.
Segera kirim korban ke bagian medis atau rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan lebih
lanjut.
H. Emergency Shower
Cara menggunakan Emergency Shower:
Hanya pergunakan emergency shower untuk keadaan Darurat.
Segera lakukan pembilasan secepat mungkin, 10 detik pertama dari insiden adalah saat kritis dan
menentukan.
Tarik tuas velve (keran) hingga air keluar.
Segera posisikan badan tepat dibawah shower.
Pembilasan berlangsung terus sampai 15 menit/Menyesuaikan dengan MSDS.
Segera kirim korban ke bagian medis atau rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan lebih
lanjut.
I. Ambulance
Cara menggunakan Ambulance:
1) Tandu Ambulance
Mengeluarkan Tandu (pasien/korban) dari Ambulans
e.
3) Oksigen Ambulance
Langkah Pemakaian :
a. Pasang selang oksigen (No. 1) pada hidung pasien / korban
b. Atur besar kecilnya oksigen yang dikeluarkan dengan memutar tombol hijau (No. 2) sesuai
arahyang tertera pada tulisan "OPEN"
Note : tekanan gas pada pressure gauge minimal 1000 kg/cm², jika kurang maka laporkan!
c. Saat tabung oksigen digunakan dan terdengar alarm serta lampu indikator padaalarm dan
pressure gauge menyala dan berbunyi (No. 3) berarti isi tabung oksigen telah habis(pressure
gauge 0 kg/cm²)
Ketika kondisi pasien / korban sudah membaik, maka selang oksigen dapat dilepas dan
lakukantahapan sebagai berikut :
a. Putar tombol hijau (No. 2) sesuai arah yang tertera pada tulisan "SHUT"
Note : tekanan gas pada pressure gauge minimal 1000 kg/cm², jika kurang maka laporkan!
b. Lepas selang dari hidung pasien / korban dan gulung lalu letakkan pada posisi semula
REFERENSI