BERAT
TUGAS AKHIR
Oleh :
SAMARINDA
2018
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya
saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan benar.
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan :
Direktur Politeknik Negeri Samarinda,
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Penguji I,
Nama : H. Baso Cante, S.T., M.T
NIP : 19691231 199512 1 001
Penguji II,
Nama : Dr. Eng. Hidayat Marlang. S.T., M.T
NIP : 197550519 200212 1 001
Penguji III,
Nama : Dr. Ruspita Sihombing, S.T., M.T
NIP : 19620822 199303 1 003
Mengetahui :
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan proposal tugas akhir ini. Tugas akhir ini berjudul
“Pengujian Unit Simulasi System Air Conditioning Pada Alat Berat”, disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik
Mesin Alat Berat Politeknik Negeri Samarinda.
Dalam penulisan laporan, penulis tidak terlepas dari segala macam kekurangan dan
kesalahan, tetapi dengan usaha dan niat yang kuat serta bantuan dosen pembimbing,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak terhitung jumlah dukungan yang penulis terima dalam penyelesaian tugas
akhir ini, oleh sebab itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Sc, selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda
2. Bapak H. Baso Cante, S.T., M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Samarinda.
3. Bapak Faisyal Umar, S.T., M.T, selaku Ketua Program Studi Alat Berat Politeknik Mesin
Samarinda.
4. Bapak Darma Aviva, S.T., M.T, selaku pembimbing I dan Bapak Ir. Mangkona, S.T., M.T,
pembimbing II serta selaku perintis Program Studi Alat Berat Politeknik Negeri Samarinda
yang selalu siap sedia untuk membimbing dalam menyelesaikan proposal tugas akhir.
5. Dosen Teknik Mesin dan Teknisi Alat Berat di Politeknik Negeri Samarinda yang turut
6. Ibu Kambe dan Bapak Thamrin selaku orang tua penulis. Dan keluarga besar yang
vi
7. M. Arief Rosadi, S.T dan Richie Feriyanto, A.Md yang turut membantu menyelesaikan
8. Kepada pihak PT. Trakindo Utama yang sudah memfasilitasi alat tugas akhir penulis.
9. Teman-teman Teknik Mesin Progam Studi Alat Berat Angkatan 2015 selalu menjunjung
tinggi kebersamaan.
10. Dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan
maanfaat bagi pihak-pihak yang membacanya.
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... v
viii
2.1.1 Definisi Air Conditioning.............................................................. 5
2.2.5 Kondensator................................................................................... 23
ix
2.2.16 Switch Pendeteksi Tekanan Tinggi ............................................... 38
3.4.7 Refrigrant....................................................................................... 48
x
4.1.3 Compressor ...................................................................................... 53
4.1.7 Hose.................................................................................................. 55
BAB V PENUTUP................................................................................... 64
Daftar Pustaka
Lampiran
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7 Panas Laten Pemuaian Dan Panas Laten Penguapan ................................. 11
Gambar 2.10 Hubungan Langsung Antara Tekanan Suhu DanTekanan Uap ................ 13
Bertekanan ................................................................................................ 19
Selang ....................................................................................................... 19
xii
Gambar 2.20 Evaporator Dan Blower Fan ..................................................................... 26
xiii
Gambar 3.9 Accumulator ............................................................................................... 48
xiv
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini terdapat banyak sekali permasalahan yang timbul akibat dari
dampak global warming. Salah satu nya adalah kebutuhan akan penunjang
kenyamanan dalam bekerja maupun berkendara. Dalam hal ini Air conditioning
memiliki peran penting untuk menciptakan kondisi udara yang sejuk dan
nyaman saat bekerja juga saat berkendara baik kendaraan umum maupun unit
dalam dunia industri, karena untuk meningkatkan proses produksinya, tentu saja
setiap industri harus memberikan fasilitas pendukung pada setiap pekerja nya
untuk bekerja pada kondisi yang nyaman guna meningkatkan performa kerja
dari setiap kendaraan yang ada pada umumnya mengutamakan kenyamanan dari
setiap pengendaranya.
Latar belakang ini yang membuat kami tertarik untuk mengangkat judul
tugas akhir ini untuk memvisualisasikan Air Conditioning System secara aktual
1
2
sesuai dengan konstruksi nya pada kendaraan maupun alat berat namun sangat
sederhana hingga.
proses bekerja dari Air Conditioning System tersebut yang akan berguna untuk
Agar dalam penyusunan tugas akhir ini menjadi lebih terarah, maka
Tersedianya unit simulasi System Air Conditioning bagi jurusan teknik alat
berat.
Unit simulasi ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan simulasi ini adalah sebagai berikut :
3
Studi pustaka yaitu proses pengumpulan data yang berasal dari beberapa buku
– buku pendukung yang ada dan terkait dengan proses pengerjaan tugas akhir
ini.
Bab I Pendahuluan
Conditioning.
BabIV Pembahasan
BabV Penutup
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Banyak orang mengetahui apa fungsi air conditioning, namun hanya sedikit
evaporator pada air conditioner, bekerja mirip dengan sepanci air mendidih
diatas kompor (Gambar 2.1). Bahkan, alasan mengapa air conditioning dapat
terus mendingin udara adalah karena cairan, yang disebut “refrigerant” (cairan
5
6
pendingin), mendidih dalam evaporator coil. Tentu saja, semua orang tahu bahwa
air yang mendidih dalam panci adalah sesuatu yang “panas” dan sebuah air
conditioning adalah sesuatu yang “dingin”. Memahami suatu bahan dingin yang
dianggap “dingin” tidaklah ada. Dingin hanyalah istilah lainnya dari ketiadaan
“panas”. Pada saat panas dibuang dari satu zat, maka zat tersebut akan menjadi
dingin. Sepanci air yang mendidih (menghasilkan uap) dan air conditioning
Dasar dari semua sistem air conditioning adalah mengalirnya panas dari
suatu benda yang lebih panas menuju benda yang lebih dingin (gambar 2.2).
Secara teori, suhu terendah yang paling dingin adalah -273° C (belum ada
seorangpun yang pernah mencapai suhu tersebut). Segala sesuatu diatas suhu ini
Pada saat mendinginkan suatu obyek berarti panas yang terkandung pada
obyek tersebut dialirkan ke benda lain. Seperti halnya air yang selalu mengalir
7
menuju tempat yang lebih rendah, panas selalu mengalir dari benda yang lebih
• Konveksi,merupakan perpindahan panas melalui zat seperti air, uap atau udara.
Nilai yang diukur dari suatu panas adalah insentitas dan kuantitas. Dengan
cara menempatkan sepanci air diatas nyala api pada kompor, suhu air meningkat
hingga mendidih. Pada saat sebuah termometer dimasukkan ke dalam air, maka
Besaran untuk mengukur jumlah panas adalah kalori (SI) atau British
Thermal Unit (BTU) (satuan Imperial). Satu kalori adalah jumlah panas yang
Sementara satu BTU adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 kilogram air sebesar 1°
zat pe-warna merah (gambar 2.4). Jika setiap tetesan warna dianggap sama
dengan 1 kalori atau 1 BTU atau 1 kilojoule. Pada saat satu tetes ditambahkan
pada segelas air, maka air akan berubah warna menjadi sedikit merah muda. Dua
tetes akan mengubah warna air menjadi kemerahan. Menambahkan lebih banyak
tetesan akan menambah warna merah dalam air. Dengan cara yang sama,
menambahkan kalori atau BTU kedalam air akan meningkatkan suhunya hingga
Panas laten Panas yang diukur dengan sebuah termometer disebut panas
yang dirasakan (sensible heat). Panas yang dirasakan dapat juga dideteksi
dengan tangan. Penjelasan lain mengenai panas yang dirasakan adalah jumlah
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kilogram air dari 0°C (32°)
Jenis panas yang kedua disebut “panas laten”. Panas laten adalah panas
Panas laten tidak dapat dirasakan dan tidak juga dapat diukur dengan sebuah
0°C (32°F). Biarkan balok es mencair dan kumpulkan airnya pada sebuah tempat
termometer tetap membaca suhu 0°C (32°F). Kemana perginya panas yang
tambahkan terdapat dalam air dari es yang mencair. Namun, memeriksa suhu air
saat es mencair menunjukkan bahwa suhu air hanya sedikit lebih tinggi dari suhu
es.
yang telah diserap oleh es. Satu-satunya jawaban adalah panas laten sudah
dihabiskan untuk mengubah es dalam bentuk padat menjadi bentuk cair. Semua
benda padat meresap panas dalam jumlah besar pada saat berubah dari bentuk
Air berubah menjadi es atau es berubah menjadi air pada suhu 0°C (32°F).
Proses perubahan es menjadi air atau air menjadi es disebut “Laten Heat of
Fusion” (Gambar 7.2). 335 kilojoule panas laten ditambahkan untuk mengubah 1
11
menyerap 335 kilojoule panas laten. Untuk merubah 1 kilogram air menjadi 1
Perubahan air menjadi uap atau uap berubah menjadi air terjadi pada suhu
100°C (212°F). Proses mengubah air menjadi uap atau uap menjadi air disebut
diperlukan 2256 kilojoule panas laten. Dengan demikian, 2256 kilojoule panas
laten diserap oleh 1 kilogram air sebelum seluruh air berubah menjadi uap.
Semua benda padat menyerap panas dalam jumlah besar pada saat
berubah menjadi cairan dan cairan juga menyerap panas dalam jumlah besar pada
Hal ini dapat dibuktikan dengan memasukkan sedikit air dalam panci,
tempatkan sebuah termometer raksa dalam air, letakkan panci di atas api. Saat air
memanas, bacaan termometer akan meningkat. Pada tekanan atmosfir, air akan
Semakin besar nyala api, menyebabkan air mendidih lebih cepat. Namun,
12
pembacaan pada termometer tidak akan meningkat diatas 100°C (212°F). Apa
yang terjadi dengan panas tambahan dari nyala api yang diperbesar? Panas
tambahan tersebut digunakan untuk mengubah air dari bentuk cair menjadi
bentuk gas. Karena suhu air yang telah mendidih tidak meningkat diatas 100°C
(212°F), maka dapat dikatakan proses pendidihan adalah proses pendinginan air
dengan sendirinya.
pada 100°C (212° F). Apa yang dimaksud dengan tekanan atmosfir?
pada sebuah benda” (Gambar 2.8). Tekanan, tanpa mempedulikan asalnya, diukur
dalam kilopascal atau psi. Pada ketinggian permukaan laut, tekanan atmosfir
adalah 101,35 kPa (14.7 psi). Setiap tekanan yang kurang dari ketinggian
permukaan laut (101,35 kPa) (14.7 psi) dikenal sebagai “partial vacuum”(vakum
sebagian), atau biasa disebut “vakum”. Vakum diukur dalam inci raksa (in Hg).
Suatu vakum yang sempurna (0 kpa) (0 Psi) belum pernah dihasilkan. Tidak ada
Terdapat hubungan langsung antara titik didih suatu cairan dengan tekanan
pada per-mukaan cairan. Dalam (Gambar 2.9) terdapat tiga panci air mendidih.
Panci pada sebelah kiri memiliki tekanan sebesar 101,35 kPa (14.7 psi) dan air
menyebabkan air mendidih pada suhu yang lebih tinggi. Menurunkan tekanan di
dalam panci (menciptakan vakum) menyebabkan air mendidih pada suhu yang
lebih rendah. Tekanan dapat dikurangi (dibuat vakum) ke suatu titik dimana air
Gambar 2.10 Hubungan langsung antara tekanan suhu dan tekanan uap
14
Terdapat juga hubungan langsung antara suhu dan tekanan uap, pada saat
Gambar 2.11 Hubungan langsung antara kevakuman, suhu daerah sekitar dan
dan titik didih cairan. Dalam (Gambar 2.11) terdapat rangkaian manifold gauge
yang dihubungkan dengan sebuah vacuum pump (pompa vakum) dan sebuah flask
(gelas kimia) yang berisi air. Vacuum pump menurunkan tekanan dalam flask dan
dengan demikian membuat vakum. Pada suhu ruangan 21,1°C (71°F), air
Air mendidih merupakan proses pendingin yang alami. Air yang mendidih
membuang panas laten dalam jumlah yang sama, baik itu saat mendidihkan pada
suhu 21,1°C (71°F) atau saat mendidihkan pada suhu 100°C (212°F). Bahan
selain air beraksi dalam cara yang sama namun pada suhu yang berbeda.
15
“refrigerant” yang tersedia dalam berbagai jenis. Bahkan, setiap zat cair yang
akan mendidih pada suhu mendekati titik beku air dapat digunakan sebagai
refrigerant. Namun, refrigerant yang baik haruslah tidak beracun dan tidak
mudah meledak agar aman. Refrigerant yang baik juga harus tidak menyebabkan
kendaraan tipe lama adalah "Refrigerant 12" atau "R-12." Nama kimianya adalah
untuk mendidih dan mendidih pada temperature yang cukup rendah. R-12
memiliki kemampuan berubah secara cepat dari bentuk cairan menjadi gas atau
16
sebaliknya. Namun, karena R-12 dan refrigerant berbahan dasar chlorine telah
langsung dan kedua refrigerant ini juga tidak dapat dicampur. Setelah system diisi
dengan R-12, tidak boleh diisi ulang atau ditambah HFC-134a. begitu juga
pada HFC-134a. Desiccant yang dipergunakan pada system R-12 akan rusak
terbuat dari Poly Alkylene Glycol (PAG) bukannya pelumas mineral based yang
Terlepas dari menggunakan R-12 atau HFC-134a, prinsip dasar dan cara
kerja air conditioning tetaplah sama. Prinsip pengisian dari kedua jenis refrigerant
ini sangatlah berbeda dimana jika melakukan pengisian R12 terlalu banyak atau
kurang dari yang disyaratkan, tidak akan terlalu besar pengaruhnya terhadap
system, namum HFC-134a harus diisi dengan toleransi pengisian 1/10 pound, jika
Beberapa hal yang dilarang pada saat bekerja dan menangani refrigerant
3. Dilarang mempaparkan refrigerant pada api terbuka, suhu tinggi atau sinar
matahari langsung.
berbahaya terhadap lapisan ozon bumi, dan dapat menghasilkan gas fosgen
direkomendasikan.
8. Dilarang mengisi sebuah tangki penyimpanan hingga lebih dari 80% dari
yang relevan. Dengan refrigerant R12, pastikan bahwa gas dibuang sesuai
dengan peraturan-peraturan.
10. Selalu bekerja dalam ruangan dengan ventilasi yang memadai. Menghirup
11. Pada saat mengisi sebuah sistem dengan engine menyala, pastikan bahwa
12. Waspadalah pada saat engine sedang menyala serta menjauhlah dari
HFC-134a yang terbuka terhadap ruangan sekitar. Flask terbuka ini bekerja
seperti evaporator dalam sistem air conditioning. Pada saat berada dalam tekanan
atmosfir (101,35 kPa), HFC-134a mendidih pada suhu -27° C (-16° F). Panas
sekelilingnya menjadi dingin. Namun sistem sejenis ini tidak ekonomis, tidak
kompresor dan sebuah flask bertekanan tinggi. Saat refrigerant cair mendidih,
tekanan uap dan intensitas panas.. Pada sisi tekanan tinggi, uap dan suhu tinggi
19
mengalir ke dalam flask bertekanan tinggi. Suhu uap bertekanan tinggi lebih
tinggi dari suhu di area sekelilingnya. Dengan demikian, panas mengalir dari uap
bertekanan
sebuah selang
cairan bertekanan tinggi ke flask cairan bertekanan rendah (Gambar 2.15). Sebuah
orifice (lobang kecil) dipasang dalam selang untuk menjaga perbedaan tekanan
Pada saat flask berisi cairan refrigerant bertekanan rendah mendidih, terjadi
suhu uap serta menyimpannya dalam flask bertekanan tinggi. Uap yang
suhunya lebih dingin. Hal ini menyebabkan uap bertekanan tinggi menjadi dingin
bertekanan tinggi mengalir melalui sebuah selang dan orifice menuju ke flask
2.16) yaitu :
• Kompresor
hambatan pada system maka tekanan dan suhu uap refrigerant meningkat.
• Kondensator
tinggi.
• In-line dryer
In-line dryer mengandung bahan pengering (untuk membuang uap air) dan
dibutuhkan.
• Evaporator
• Akumulator
dapat merusak kompresor. Oleh karena itu, sebuah akumulator diletakkan dalam
Pada beberapa sistem orifice tube, orifice tube terletak diantara kondensator
2.2.4 Kompresor
Saat piston bergerak turun dalam bore, suction reed atau intake valve
membuka dan discharge reed atau exhaust valve menutup. Gas refrigerant
bertekanan rendah dan berisi panas ditarik dari evaporator kedalam kompresor.
Saat piston bergerak keatas di dalam bore, kompresor menekan gas, dan oleh
dari intensitas panas, suhu gas meningkat pula. Gas bertekanan dan bersuhu
tinggi menutup suction reed valve atau intake valve dan membuka discharge
pada sisi tekanan tinggi sistem. Hambatan diperoleh dari orifice tube, TX valve
2.2.5 Kondensator
Fungsi kondensator (Gambar 2.18) adalah untuk mentransfer panas dalam gas
refrigerant ke atmosfer serta mengubah gas refrigerant menjadi zat cair. Gas refrigerant
yang bertekanan dan bersuhu tinggi mengalir dari kompresor kedalam kondensator. Saat
gas yang panas dan bertekanan tinggi mengalir melalui kondensator, panas mengalir dari
gas yang panas ke udara yang lebih dingin yang mengalir melalui koil kondensator
• Ram Air
• Forced Air
menggunakan kipas untuk mendorong udara dalam volume besar melalui koil
kondensator. Panas mengalir dari gas refrigerant yang panas ke udara yang
lebih dingin.
In-line dryer (Gambar 2.19) terdiri dari sebuah kantung bahan pengering
(desiccant bag) dan dua quick disconnect. Alat pemutus (disconnect) tersebut
25
membuat in-line dryer dapat diganti tanpa harus mengganti refrigerant. Beberapa
Kantung bahan pengering terdiri atas zat penyerap uap air, seperti Activate
Alumina, yang menyaring refrigerant untuk menangkap air dan kotoran. Jika
dryer dilengkapi dengan indikator uap air, dryer harus diganti pada saat indikator
menunjukkan warna tertentu. Jika sistem tidak dilengkapi dengan indikator uap
Pada sebagian besar sistem orifice tube, orifice tube dipasang dalam in-line
dryer. Orifice tube terdiri dari sebuah tabung kecil yang terpasang pada bagian
tengah sebuah tabung plastik, dua buah O-ring, dua buah saringan (screen) dan
refrigerant yang mengalir melalui tabung kecil. Dua buah O-ring diposisikan
untuk menyekat kebocoran yang melewati bagian luar orifice tube. Dua buah tab
berguna untuk mengikat perkakas pada saat memasang atau memindahkan orifice
tube.
Orifice tube memisahkan sisi bertekanan tinggi dari sisi bertekanan rendah
tube dan cairan refrigerant bertekanan rendah keluar dari orifice tube.
memasuki evaporator umumnya lebih banyak dari yang dapat diuapkan oleh
Fungsi dari evaporator dan blower fan (Gambar 2.20) adalah untuk
cairan refrigerant memasuki evaporator, blower fan menarik udara panas dari
kabin operator melalui evaporator fin dan coil dimana panas dari udara diserap ke
refrigerant.
refrigerant lebih dingin dibandingkan dengan udara dari blower fan . Panas dalam
udara mengalir kedalam refrigerant cair bertekanan rendah yang lebih dingin.
2.2.8 Akumulator
refrigerant mengalir melalui bukaan (inlet) pada bagian atas vapor line.
Akumulator versi terdahulu memiliki sebuah diverter cap untuk menjaga cairan
agar men-jauh dari inlet vapor line. Oil bleed hole membuat oli dapat mengalir
kembali ke kompresor.
air dari refrigerant. Pada sistem dengan in-line dryer, dessicant bag digantikan
dengan in-line dryer sehingga tidak terdapat dessicant bag pada akumulator.
28
sistem thermostatic expansion valve (TX valve) (Gambar 22). Fungsi dari
Bagian sistem air conditioning dari outlet kompresor hingga expansion valve
Karena tekanan kemudian menurun tajam, refrigerant berada pada suhu yang
paling dingin pada saat meninggalkan expansion valve dan memasuki evaporator.
Bagian dari sistem air conditioning dari expansion valve outlet ke compressor
inlet disebut “sisi bertekanan rendah”. Untuk membuang uap air dari refrigerant,
Dua jenis expansion valve (Gambar 2.23) yang umum digunakan pada system
• Internally equalize
• Externally equalize
Sebuah clamp menahan thermal bulb dengan kencang pada evaporator outlet line.
Thermal bulb sensitif dengan suhu evaporator outlet line sehingga jika suhu outlet
line meningkat, refrigerant di dalam bulb memuai. Refrigerant yang memuai ini
dihubungkan melalui pin pada valve seat. Tekanan yang diberikan pada
diafragma menyebabkan pin pada diafragma dan valve seat bergerak. Saat valve
seat bergerak menjauh dari orifice , refrigerant lebih banyak mengalir ke dalam
menjadi lebih dingin. Suhu outlet line yang lebih dingin menyebabkan refrigerant
pin dan valve seat. Valve seat bergerak untuk mengurangi aliran melalui orifice.
passage. Pemuaian gas dalam thermal bulb akan melawan tekanan penyeimbang
refrigerant.
31
Pada external equalize expansion valve, tekanan yang bekerja pada dasar
diafragma berasal dari evaporator outlet line melalui sebuah equilizer tube.
dimana refrigerant menguap. Superheat spring dipasang pada valve dan disetel
superheat sebesar 3°C (5°F) sebelum lebih banyak lagi refrigerant dibiarkan
kebutuhan.
• Mengeringkan
• Menyimpan
melalui bahan pengering (dessicant) dan membuang uap air yang telah masuk ke
sebuah saringan halus yang dipasang pada sisi keluaran tabung. Saringan halus
saat mengalir melalui coil evaporator. Gas refrigerant menarik panas dari udara
sensor suhu (Gambar 2.26). Uap yang lebih dingin mendinginkan sensor suhu.
Ketika sensor suhu merasakan temperature yang semakin dingin, gas dalam
sensor suhu. Diafragma memuai keatas menggerakkan rod men- jauh dari ball
dan spring. Ball dan spring mulai menutup dan membatasi aliran melalui
expansion valve.
ball dan spring. Selama compressor cut-out mode, terjadi peningkatan tekanan
pada bagian bawah diafragma sensor suhu dimana nilainya lebih besar dari pada
tekanan pada bagian atas diafragma. Diafragma memuai keatas yang menarik rod
pada bagian bawah diafragma sensor suhu. Tekanan yang lebih tinggi pada
Thermostatic switch terdiri dari sebuah kontak tidak bergerak dan sebuah rangka
yang dapat diputar yang dipasang pada sebuah rakitan saluran kapiler. Tabung
kapiler tersebut diisi dengan refrigerant R134a atau sejenisnya. Tabung kapiler
tersebut dipasang diantara evaporator core fin. Refrigerant dalam tabung kapiler
saluran memuai dan menyusut juga. Hal ini menyebabkan pivoting frame
tidak bergerak, dan bagian lain pada sirkuit dihubungkan ke pivoting frame.
Kontak dan pivoting frame harus menyatu agar switch dapat menutup dan
antara kontak tidak bergerak dan pivoting frame. Menyetel kontak dan pivoting
frame lebih jauh menyebabkan dibutuhkan pemuaian yang lebih besar pada
bellow sebelum switch menutup. Menyetel kontak dan pivoting frame lebih
sedikit.
bawah tutup yang dapat dilepas. Jika tidak ada, thermostat tidak dapat disetel.
Kontrol Pembekuan) terdiri dari satu knob pengendali suhu. Knob tersebut
udara melalui heater coil . Suhu aliran udara evaporator dikendalikan oleh
thermostat yang tidak dapat disetel. Suhu kabin dijaga dengan cara memantau
aliran udara pada heater dan evaporator coil. Saat aliran udara mengalir melalui
heater dan evaporator coil mencapai 2,2°C (36°F), thermostat yang tidak dapat
disetel dan mengaktifkan clutch kompresor. Pada saat suhu aliran udara turun ke -
1,1°C (30°F), thermostat yang tidak dapat disetel memutus aliran listrik ke clutch
kompresor.
belt dan pulley yang terdapat pada kopling magnetis (magnetic clutch). Pulley
memutar bearing dan tidak terhubung ke shaft. Drive plate dipasang melalui hub
Aliran listrik dari thermostat menciptakan medan magnet dalam coil. Medan
magnet menarik drive plate pada pulley. Pulley kemudian memutar drive plate,
(Gambar 2.29) adalah sebuah low pressure sensing switch yang dapat
yang berdampak pada kurangnya oli. Terhubung secara seri dengan sirkuit
kelistrikan pada magnetic clutch, switch tersebut membuka pada saat tekanan
sistem berada dibawah 175 kPa (25 psi) dan mematikan kompresor. Switch dapat
terletak pada dryer, expansion valve, saluran cairan refrigerant bertekanan tinggi
Sebuah high pressure sensing switch yang serupa digunakan pada beberapa
mencapai setelan relief valve tekanan tinggi. Switch ini terhubung secara seri
High pressure relief valve (Gambar 2.31) terletak pada kompresor atau pada
ke atmosfir jika tekanan sistem meningkat diatas 3450 kPa (500 psi). Pada
sistem-sistem saat ini, sebelum High pressure relief valve membuka maka
terlebih dahulu high pressure switch akan mematikan aliran listrik menuju clutch
System Orifice Tube diatas menujukkkan High Pressure, Low Pressure, atau
pada jenis machine dan dan dimana tempat yang paling umum dan mudah
pengisian terlalu rendah. High pressure switch juga melindungi kompressor saat
pressure switch, dapat berupa High Pressure, Low Pressure, atau High-Low
pressure switch tergantung pada tipe machine dengan tempat yang berbeda-beda
indikator. Warna biru mewakili sistem kering dan warna merah muda mewakili
pada cincin indikator (2) melalui kaca pantau (sight glass) (1). Jika cincin
indikator berwarna biru, menunjukkan sistem dalam keadaan kering. Jika cincin
sistem air conditioning sudah beroperasi selama 3 jam atau lebih. Untuk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada perakitan ini terdiri dari peralatan
untuk instalasi (komponen utama dan alat bantu pemasangan) serta peralatan uji.
4. Meteran 20 m 1 buah
.Max
. Min : -1 bar
: -30 psi
: 120 psi
TT (merah)
.Min : 0 bar
: 0 psi
.Max : 34 bar
: 500 psi
VOLT : 110-115/220-259
AMPERE : 5,8-5,3/2,9-2,7
1. Melakukan serangkaian wawancara pada orang-orang yang ahli pada bidang air
conditioning.
4. Melakukan dokumentasi.
7. Menentukan kesimpulan.
adalah :
45
Spesifikasi :
Merk : Mitsubishi
Daya Engine : 86 hp
3.4.2 Compressor
Spesifikasi :
Merk : Sanden
Spesifikasi :
Merk : AAC
3.4.4 Condensor
Spesifikasi :
Merk : Denso
Tegangan : 12 Volt
Rangka : 11 inch
Spesifikasi :
Merk : Showa
3.4.6 Hose
Spesifikasi :
Jumlah : 3 buah
3.4.7 Refrigerant
Spesifikasi :
Refrigerant :R134a
Kapasitas : 13,6 kg
3.4.8 Accumulator
Spesifikasi :
Merk : CAT
Keterangan :
2. Condensor 5. Evaporator
Keterangan gambar :
b. Zat pendingin yang sudah didinginkan oleh Condensor berubah bentuk dari gas
menjadi cair.
c. Zat pendingin yang telah diturunkan tekanannya oleh Expansion valve, berubah
d. Zat pendingin yang telah menyerap panas pada Evaporator berubah bentuk
menjadi gas.
e. Zat pendingin yang disaring oleh Receiver dryer adalah air, sedangkan zat
Mulai
Studi Studi
Lapangan literature
udiLapan
gan
Part Internet
book
Visual
Perakitan
Komponen
Ya
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.1 Condensor
paksa, jarak antara radiator dan Condensor minimal 10 cm, guna mencegah
52
53
Extra fan dengan spesifikasi yang tepat baik ukuran maupun voltage
4.1.3 Compressor
pulley guna menjaga bekerja dengan baik, pembuatan mounting yang dapat
Diletakkan pada stand Condensor agar uap air yang terjadi saat
Pada bagian thermostat diisolasi agar perambatan panas dari evaporator tidak
terganggu.
55
4.1.6 Evaporator
4.1.7 Hose
Pemilihan hose yang sesuai dengan tekanan dan spesifikasi isi guna
4.2 Pemvakuman
hingga menjadi hampa, karena udara mengandung uap air yang rentan membeku
pemvakuman mesin harus dalam keadaan off dan pastikan saat memasang
selang charging manifold gauge cukup kuat sehingga tidak terjadi kebocoran.
valve.
valve.
57
4. Buka kedua kran charging manifold gauge (tekanan rendah dan tekanan
tinggi).
5. Hidupkan Vacuum Pump dan biarkan dan biarkan bekerja selama kurang
lebih 10 menit.
3. Lakukan pengisian hingga mencapai tekanan 20-30 psi lalu tutup keran
4. Tunggu hingga 3 menit apakah ada perubahan pada jarum indikator untuk
5. Jika semua kondisi baik maka hidupkan mesin dan diamkan beberapa saat
maksimum pada blower, dan pengaturan suhu sekitar 30-35 derajat celcius
7. Buka kran tekanan rendah. Pastikan posisi kran tekanan tinggi tertutup dan
pembacaan pada manifold gauge tidak melebihi 60 psi saat membuka kran
tekanan rendah.
8. Tutup kran.
4.4 Troubleshooting
Masalah :
1. Terdengar bunyi didalam compressor. Jika klep patah atau lager sudah
Selain itu, karena kekurangan oli pun dapat menyebabkan bunyi sehingga
sirip-sirip.
3. Pengamatan pada lubang kaca di pucuk receiver dryer. Apabila pada lubang
rendah pada kompresssor. Dalam hal ini harus dijaga agar mengendurkan
5. Tidak ada angin yang berhembus dari blower. Periksa kelancaran putaran
blower dengan tangan saat engine of, periksa fuse, kabel, dan soket.
60
8. Ektra fan tidak bekerja. Periksa fuse, kabel, konektor dan kelancaran putaran
pada kipas.
system).
4. Terdapat uap air pada sirkulasi : TR = tidak stabil (normal dan dibawah
Pada proses Test Performance ini acuan yang digunakan bersumber dari
agar engine mencapai suhu kerja terlebih dahulu untuk kestabilan saat
pengetesan.
2. Set temprature control pada kedinginan suhu maksimal, dan blower pada
-
magnet pada
300 60 Refrigerant
psi psi lebih
Keterangan :
TT = Tekanan Tinggi
TR = Tekanan Rendah
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sebagai penutup dari laporan Tugas Akhir ini, penulis akan memberikan
kesimpulan dari pengamatan yang penulis lakukan langsung pada alat simulasi
Compressor
Kondensor
Receiver dryer
Expansion valve
Evaporator
Accumulator
Pemvakuman
Pengisian refrigrant
Test performance
kesalahan saat proses instalasi karena sistem ini merupakan sistem tertutup
yang apabila mengalami kebocoran maka tidak akan bekerja dengan baik.
64
65
5.2 Saran
Dari kajian dan analisa penulis didalam pembuatan alat peraga AC , serta
perawatan berkala.
3. Kita harus memahami prinsip kerja dan cara kerja air conditioning system.
2014, Air Conditioning System, Training Center Dept. PT. Trakindo Utama, jakarta
http://www.academia.edu/35271565/Tugas_Akhir__Air _Conditioning_AC_.docx