Anda di halaman 1dari 43

 

BASIC MACHINE
ELEMENT
MODUL BMC
BASIC MACHINE
 

ELEMENT
 

GLOSARIUM

Additive : bahan tambah.


Anti foam : sifat oli untuk tidak mudah berbusa.
Anti Rust/corrosion : sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi.
Anti wear : sifat oli untuk mencegah keausan.
Ash content : besarnya kandungan debu pada fuel.
Bearing : berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat
bagian yang saling berputar.
Belt : Pemindah tenaga melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan pulley
yang digerakkan.
Boiling point : titik didih dari suatu material.
Bolt : fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut.
Cetane number : merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran fuel.
Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran.
Clamp : digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam.
Coloumb (Q) : banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada
sebuah penghantar.
Coolant : zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine.
Density : berat jenis.
Drop point : titik leleh, merupakan titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.
Electrolyte battery : material pada battery yang membuat material aktif seperti plate dan
asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi kimia sehingga battery dapat menghasilkan
arus.
Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.
Fasteners : pengencang yang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau
komponen menjadi suatu komponen assembly.
Flash point : merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar.

 
Gasket : mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang kontaknya terhadap
komponen yang dirakit dan bersifat static.
Key : pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft.
Konduktor : Material yang dapat mengalirkan arus listrik, konduktor juga dapat dikatakan
sebagai bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari
empat pada lintasan (kulit) terluar.
Leverage/Mechanical lever : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah
gerakan dan gaya.
Liquid : suatu zat atau material yang berbentuk cair.
Nut : merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt.
Pin : digunakan sebagai fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci
(lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan.
Pour point : menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir.
Pressure : gaya pada satuan luas.
O-ring : berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada.
Oxidation inhibitor : sifat oli terhadap peristiwa oksidasi.
Resistance : hambatan, merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan
melalui sebuah logam, satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah Ω.
Screw : merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt
atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil.
Seal : digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan
terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan.
Snap ring : merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau
penahan (retainer),
Spesific gravity : rapat relatif, merupakan perbandingan (rasio) dan berat jenis (density)
suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni.
Stud : merupakan salah satu jenis fasteners berupa steel rod yang memiliki thread pada
kedua ujungnya.
Tensile strength : Kekuatan tarik dari suatu bahan.
Thread : Ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine
thread).
Viscosity : kekentalan, merupakan ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir.
Washer : merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap
parts atau komponen yang diikat.

 
 

BAB I

PRINCIPLE OF BASIC MACHINE AND


APPLIED SCIENCE

Tujuan Bab 1:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 1, siswa mampu menjelaskan tentang prinsip
dasar dari liquid, torsi dan elektrik.

Referensi :
TheGoldBook
Training Aid
    Basic Machine Element  

Pelajaran 1: Liquid

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan prinsip dasar tekanan, 
rapat relatif, berat jenis, dan kekentalan.

Liquid
• Tekanan (Pressure)
Tekanan adalah gaya pada satuan luas, pascal menyatakan bahwa “zat cair dalam ruangan tertutup
dan diam (tidak mengalir) mendapat tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah
dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaannya.” Penerapan hukum Pascal diilustrasikan
pada gambar dibawah ini:

(a) (b) (c)


Tekanan pada Hidrolik Silinder

Gambar (a) menunjukkan bahwa tekanan fluida (oli) yang terdapat dalam hydraulic cylinder mampu
mengangkat sebuah beban. Pada gambar (b) dua buah cylinder mampu mengangkat beban dua kali
lipat dari gambar (a), hal ini terjadi karena menggunakan dua buah piston hydraulic cylinder. Jumlah
piston pada gambar (c) adalah satu buah tetapi piston tersebut memiliki luas permukaan dua kali
lipat dari gambar (a) dan sama dengan gambar (b). Hal tersebut menunjukkan bahwa pergerakan
piston (gaya) dipengaruhi oleh tekanan dan luas penampang, sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut:

F=PXA

Dimana : F = Gaya/Force (K g)
P = Tekanan/Pressure (Kg/Cm2)
A = Luas Penampang/Area (Cm2)

4
    Basic Machine Element  

Pengukuran tekanan fluida dibagi menjadi dua macam yaitu :


ƒ Tekanan gauge
Tekanan gauge adalah pengukuran tekanan yang mengabaikan tekanan udara (Tekanan
Atmosphere) atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat pengukur tekanan
(pressure gauge).
ƒ Tekanan absolute
Tekanan absolute adalah tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara lain.
Tekanan Absolute = Tekanan Gauge + Tekanan Atmosphere
Tekanan diukur menggunakan alat yang disebut dengan pressure gauge dengan satuan kg/cm2, Psi
dan atmosphere. Dimana harga 1 kg/cm2 adalah sama dengan 1 atmosphere. Untuk pengukuran
tekanan rendah yang lebih akurat digunakan manometer berupa gelas pipa yang berisi mercury.
Besarnya tekanan dapat dilihat dari tinggi selisih pada pipa gelas (height of mercury column) dengan
satuan mmHg atau InHg.

Pressure Gauge Manometer

Contoh: Sebuah pressure gauge menunjukkan tekanan sistem sebesar 10 kg/cm2, pada saat tekanan
atmosfer 1,03 kg cm2 , maka tekanan sistem yang sebenarnya adalah 11,03 kg/cm2. Jadi tekanan
absolut sistem adalah 11,03 kg cm2.
• Rapat Relatif (Spesific Gravity) dan Berat Jenis (Density)
Rapat Relatif (Spesific Gravity) adalah Perbandingan (ratio) dan berat jenis (density) suatu zat cair
diperbandingkan dengan berat jenis air murni. Spesific gravity setiap material berbeda-beda, air murni
mempunyai specific gravity satu, sedangkan battery electrolyte mempunyai specificity graffiti 1,26 -
1,28 pada temperature 80°F (26,7°C ).
• Kekentalan (Viscosity)
Viscosity atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi
viskositasnya maka kemampuan mengalirnya semakin berkurang. Misalnya Oli memiliki viskositas
lebih baik dari fuel sehingga oli lebih susah mengalir dibandingkan dengan fuel, Oli mesin dengan
viskositas rendah bersifat encer dan mengalir dengan mudah dibandingkan dengan oli dengan
viskositas tinggi yang bersifat lebih kental dan mengalir lebih lambat. Viskositas dipengaruhi oleh
temperatur bila oli panas maka oli akan menjadi lebih encer dan mengalir lebih cepat daripada oli
dalam keadaan dingin.

  5
 
    Basic Machine Element  

Pelajaran 2: Torsi

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan prinsip dasar torsi dan
leverage.

Torsi
• Torsi
Torsi adalah Gaya puntir atau gaya putar yang mengakibatkan suatu objek berputar pada sumbunya.
Sebagai contoh adalah saat mengencangkan sebuah screw dengan menggunakan open end wrench.
Ketika mengencangkan screw dengan pegangan tangan di tengah pegangan kunci, maka tenaga yang
dibutuhkan akan lebih besar dan sebaliknya tenaga yang dibutuhkan akan lebih kecil jika pegangan
tangan di ujung dari kunci.

Penggunaan Open End Wrench

Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa torsi didasarkan pada dua faktor yaitu besarnya tenaga (gaya)
dan jarak, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua faktor itu yang menghasilkan torsi dan dirumuskan
sebagai berikut:

T = F x r

Dimana : T = Torsi (Kgm)


F = Gaya (Kg).
r = Jarak (m)
• Leverage
Mechanical lever digambarkan dengan sebuah batang atau tongkat yang lurus ditunjuk ditengah-
tengah batang tersebut digunakan untuk memodifikasi atau merubah gerakan dan besar gaya
(meneruskan). Jadi mechanical lever adalah suatu alat yang digunakan untuk meneruskan dan
menambah gerakan dan gaya.

  6
 
    Basic Machine Element  

Pelajaran 3: Elektrik

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan prinsip dasar arus,
tegangan dan hambatan.

Elektrik
• Arus
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, semakin tinggi perbedaan antara
dua level air tersebut maka akan semakin besar aliran/arus air mengalirnya. Hal yang sama juga
terjadi pada sistem kelistrikan. Arus listrik mengalir dari level potensial yang tinggi ke level potensial
yang rendah, potensial yang tinggi disebut potensial positif (+) dan potensial rendah disebut potensial
negatif (-).

Hubungan Aliran Air dan Arus Listrik

Ketika 2 konduktor (A) dan (B) yang bermuatan positif dan negatif dihubungkan dengan kawat
penghantar (C), elektron-elektron bebas yang berada pada konduktor (B) akan ditarik oleh konduktor
(A) melalui penghantar (C). Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari konduktor (B) yang
bermuatan negatif ke konduktor (A) yang bermuatan positif. Pergerakan elektron inilah yang
kemudian menyebabkan terjadinya arus dari konduktor (A) yang bermuatan positif ke konduktor (B)
yang bermuatan negatif.

Hubungan Arus Listrik dan Arus Elektron

Coloumb (Q) adalah banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada
sebuah penghantar yang besarnya adalah :
1 Q = 6.25 x 1018 elektron

  7
 
    Basic Machine Element  

Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik.
I=Q/t
Dimana : I = Arus (Ampere)
Q = Muatan listrik (Coloumb)
t = Waktu (Detik)
Satuan Arus Listrik adalah Coloumb perdetik atau ampere dengan simbol “A”.
1 A = 1000 MA
1 MA = 1000 MA
1 A = 106 MA
• Tegangan
Tegangan adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik. Tegangan (voltage) terjadi akibat
adanya beda/selisih potensial antara dua ujung konduktor. Beda potensial terjadi karena perbedaan
jumlah elektron pada ujung konduktor. Arus listrik akan mengalir dari tegangan yang tinggi ( + ) ke
tegangan yang rendah ( - ). Satuan tegangan listrik disebut “Volt” dan disimbolkan “V”.
1 MV = 1000 KV
1 KV = 1000 V
1 V = 1000 MV
Voltage dihasilkan antara 2 ( dua ) titik yaitu satu yang muatan positif dan satu titik yang muatan
negatif.

Voltage

Voltage

Voltage akan timbul walaupun tidak terjadi aliran arus tetapi tidak akan mengalir bila tidak ada beda
potensial.
• Hambatan
Kawat tembaga pada umumnya digunakan untuk menghantarkan arus listrik karena kawat tembaga
memiliki hambatan yang kecil terhadap aliran listriknya.

Konduktor 

_  + 

Molekul  Elektron bebas 

Hambatan Listrik dan Konduktor

Ketika elektron bebas berjalan melalui sebuah logam, elektron-elektron itu melalui molekul yang akan
memperlambat kecepatan jalannya. Perlambatan kecepatan itu merupakan hambatan yang
umumnya disebut dengan elektric resistance atau hambatan listrik.

  8
 
    Basic Machine Element  

Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah Ω. Hambatan suatu penghantar dikatakan
satu bila besarnya hambatan tersebut menyebabkan mengalirnya arus sebesar 1 A, bila pada kedua
ujung penghantar dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 1 volts (pada temperatur konstan).
Adapun harga hambatan pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh bahan penghantar, luas
penampang penghantar dan temperatur. Harga hambatan dapat dihitung dengan rumus :

Tahanan jenis setiap material berbeda-beda seperti pada tabel dibawah ini :

Material ρ (Ω) at 200 C Material ρ (Ω) at 200 C


Cooper, (pure soft) 1.724 x 10-8 Gold 2.2 x 10-8
-8
Cooper, (hard draw) 1.777 x 10 Lead 20.0 x 10-8
-8
Steel (low carbon) 9.96 x 10 Mercury 85.1 x 10-8
-8
Cast iron 19.1 x 10 Silver 1.59 x 10-8
-8
Aluminium, (soft) 2.73 x 10 Zine 6.21 x 10-8
-8
Aluminium, (hard) 2.83 x 10 Nichrome 100.0 x 10-8
-8
Nickel, (100 % pure) 10.4 x 10 Manganin 47.8 x 10-8

Nilai Tahanan Jenis Material

  9
 
    Basic Machine Element  

Ringkasan

Liquid
Tekanan adalah gaya pada satuan luas, tekanan dibagi menjadi dua macam yaitu tekanan gauge
dan tekanan absolute. Tekanan gauge adalah tekanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh tekanan
udara (tekanan atmosphere) atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat pengukur
tekanan (pressure gauge). Sedangkan tekanan absolute adalah tekanan yang dipengaruhi oleh
besarnya tekanan udara lain.
Rapat Relatif (Spesific Gravity) adalah perbandingan (ratio) dari berat jenis (density) suatu zat cair
diperbandingkan dengan berat jenis air murni.
Kekentalan (Viscosity) atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir,
semakin tinggi viskositasnya maka kemampuan mengalirnya semakin berkurang

Torsi
Torsi adalah Gaya puntir atau gaya putar yang mengakibatkan suatu objek berputar pada sumbunya.
Mechanical lever adalah suatu alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan
gaya.

Elektrik
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik,
arus dilambangkan dengan simbol “A”.
Tegangan adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik akibat adanya beda/selisih potensial
antara dua ujung konduktor. Satuan tegangan listrik disebut “Volt” dan disimbolkan “V”.
Resistance atau Hambatan merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan melalui
sebuah logam. Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah Ω.

  10
 
 

BAB II

 MECHANICAL ELEMENT  

Tujuan Bab 2:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada BAB 2, siswa mampu menjelaskan nama
dan fungsi serta mengidentifikasi tipe dari Fasteners, Bearing, Seals dan Belts.

Referensi :
TheGoldBook
Training Aid
    Basic Machine Element 

Pelajaran 1: Fasteners

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelasakan nama dan fungsi
masing-masing komponen fasteners dan mengidentifikasi masing-masing fasteners.

Gambaran Umum
Fasteners atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau komponen
menjadi suatu komponen assembly. Fasteners digunakan karena komponen assembly tidak bisa
dibuat secara utuh dari satu bagian sehingga dibuat dari beberapa parts atau komponen untuk
mempermudah pembuatan, pemasangan, perawatan dan perbaikan. Dibawah ini akan dijelaskan
berbagai macam fasteners.

Bolt
Bolt adalah fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari Nut. Bentuk lain bolt adalah capscrew
yang merupakan fasteners pasangan dari lubang ulir. Dengan demikian, bolt dan capscrew
dibedakan berdasarkan aplikasi pemakaiannya sebagai fasteners. Berbagai macam bolt dan capscrew
ditunjukkan pada gambar berikut:

Reamer Head Hex Internal Hex Full Threaded


Bolt Bolt Bolt Bolt

Square head capscrew Round Head Square Neck Bolt

12 Point Head Screw Hex Flange Screw Flow Bolt

Macam-macam Bolt

• Spesifikasi Bolt
Bentuk bolt terdiri atas head body dan thread. Ukuran head dan bolt menentukan berapa ukuran
kunci dan socket yang digunakan.

  12
 
    Basic Machine Element 

Ukuran Head Bolt

Ukuran bolt ditentukan oleh diameter puncak thread, sedangkan panjang bolt diukur dari bagian
bawah head ke bagian ujung thread (bolt). Beberapa bentuk bolt memiliki ketentuan penentuan
ukuran panjang yang berbeda seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Head Threads

Diameter

Bolt Length

Dimensi Bolt

Ukuran bolt juga ditentukan oleh ukuran thread. Berdasarkan Unifled Screw Thread Standard, thread
diukur dengan menghitung jumlah puncak ulir setiap inci dan Bolt dapat dinotasikan sebagai berikut:

Thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread Halus (fine thread) yang ditandai
dengan notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk fine thread. Coarse thread memiliki alur yang
lebih dalam dan banyak digunakan sedangkan fine thread ulirnya kecil dan digunakan hanya pada
pemakaian tertentu, misalnya untuk pengikat parts yang tipis.
Pada standarisasi metrik, ukuran ulir ditentukan oleh jarak antara puncak ulir terdekat. Notasi yang
digunakan untuk menyatakan ukuran ulir metrik adalah sebagai berikut:

  13
 
    Basic Machine Element 

• Tingkat (Grade) Kekuatan Bolt


Society of Automotive Engineer (SAE) membuat standarisasi untuk mengklasifikasikan United (inch-
series) bolt dan capscrew pada beberapa grade berdasarkan material, treatment dan tensile strength
(kekuatan tariknya). Selain itu komatsu juga membuat standar untuk bolt yaitu KES (Komatsu
Engineering Standart). Klasifikasi grade ditunjukkan dengan tanda pada permukaan atas head bolt.
Tabel dibawah ini menunjukkan spesifikasi dan tanda bolt berdasarkan standarisasi KES:

Bolt dengan Standar KES


Standarisasi grade bolt metrik ditetapkan oleh International Standardization of Organization (ISO),
pengklasifikasiannya berdasarkan atas kekuatan tensile dan yield. Tanda angka pada permukaan atas
Bolt menandakan klasifikasi kekuatannya. Semua Bolt dan capscrew yang ukuran diameternya diatas
4 mm memiliki tanda angka pada permukaan atas head Bolt.

Nut
Nut merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt. Nut berbentuk segi
enam (hexagon) atau segi empat dengan lubang berulir kasar atau halus pada bagian tengah bolt
pasangannya.

  14
 
    Basic Machine Element 

American Society for Testing Material (ASTM) dan SAE memberikan standarisasi untuk material dan
kekuatan pada unified (inch), sedangkan ISO dan ASTM memberikan standarisasi untuk kelas nut.
Nut-metrik yang digunakan di USA diklasifikasikan menjadi 5, 9 dan 10. Angka ini menunujukkan
kekuatan tarik (tensile strength) tertinggi dari screw atau bolt yang harus digunakan untuk
mencegah kerusakan.
Nut memiliki tiga dimensi penting, yaitu: tebal, lebar (ukuran kunci) dan diameter dalam. Gambar
berikut ini menunjukkan berbagai jenis Nut.

Nut
Washer
Washer merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts atau
komponen yang diikat. Berdasarkan fungsinya washer terdapat beberapa bentuk, yaitu:
ƒ Plain Washer, mendistribusikan beban pengikat dengan permukaan yang lebih luas dibanding
bolt atau nut serta mencegah kerusakan permukaan part yang diikat.
ƒ Helical Spring Washer, digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut kencang (tidak mudah
kendor) pada part yang menerima getaran atau vibrasi.
ƒ Toothed Lock Washer, digunakan untuk menjamin bolt atau nut tidak mudah kendor akibat
getaran atau vibrasi. Aplikasi ini mirip dengan Helical Spring Washer, toothed lock washer
sendiri banyak digunakan pada pemasangan nut di terminal kabel.
Gambar berikut menunjukkan beberapa macam jenis washer:

Washer

  15
 
    Basic Machine Element 

Screw
Screw merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt atau
capscrew, akan tetapi berukuran kecil. Screw sebagai pengencang berpasangan dengan nut atau
lubang thread. Driver yang digunakan sebagai pengencang berupa screw driver, Kunci L atau socket
screw. Gambar dibawah ini menunjukkan berbagai macam screw:

Screw

Stud
Stud merupakan salah satu jenis fasteners berupa steel rod yang memiliki thread pada kedua
ujungnya. Salah satu ujung thread dikencangkan pada parts atau komponen, sedangkan salah satu
ujungnya mengikat part dengan menggunakan nut, gambar berikut menunjukkan bentuk stud dan
pemasangannya sebagai pengikat.

Stud

Pins
Pin digunakan sebagai fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci (lock) serta
sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. Berbagai bentuk pin ditunjukkan pada
gambar berikut:

  16
 
    Basic Machine Element 

Macam-macam Pin

Fungsi masing-masing pin:


ƒ Cotter pin berfungsi sebagai lock pada clevis pin, stopped nut dan caste nut.
ƒ Dowel pin berfungsi sebagai pelurus (alignment) terhadap komponen yang diikat.
ƒ Clevis pin digunakan sebagai pin engsel untuk U-yoke pada linkage yang dalam
pemasangannya dilengkapi cotter pin sebagai lock.
ƒ Spring pin berfungsi sebagai pengikat yang bersifat self locked pin, spring pin berbentuk
cylinder spring yang berukuran oversize terhadap lubang pin sehingga pada saat dipasang
terhadap gaya tekan dari spring pin terhadap lubang.
ƒ Quick lock pin digunakan sebagai lock terhadap pin, dengan demikian quick lock pin berfungsi
untuk membuka atau melepas pin.
ƒ Taper pin digunakan sebagai lock terhadap dua komponen yang dipasang tetap.
ƒ Grooved pin digunakan sebagai fasteners seperti spring pin.
ƒ Spring lock pin merupakan fasteners yang digunakan berpasangan dengan clevis pin untuk
mempermudah melepas dan memasang bagian yang saling berhubungan.

Snap Ring
Snap ring merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan
(retainer), contoh menempatkan dan menahan posisi shaft pada hole. Macam-macam bentuk snap
ring ditunjukkan pada gambar berikut:

Snap Ring

  17
 
    Basic Machine Element 

Clamp
Clamp digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam, clamp digunakan sebagai
pengikat agar tidak terjadi kebocoran cairan atau udara, tipe clamp ini disebut hose clamp. Bentuk
clamp lain yang digunakan adalah wire rope clamp yang digunakan sebagai clamp untuk
penyambungan wire rope. Gambar dibawah ini menunjukkan hose clamp:

Hose Clamp

Key
Key atau pasak digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft. Terdapat dua jenis
key yaitu reactangular atau square key dan woodruf key seperti ditunjukkan pada gambar dibawah
ini:

Key

  18
 
    Basic Machine Element 

Pelajaran 2: Bearing

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelasakan nama dan fungsi
masing-masing komponen bearing dan mengidentifikasi masing-masing bearing.

Gambaran Umum
Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang
saling berputar. Bearing dibagi menjadi dua tipe yaitu plain bearing (friction bearing) dan anti friction
bearing.

Plain Bearing
Plain bearing mengurangi gesekan karena adanya sliding contact antara permukaan yang saling
bergesekan. Plain bearing disebut juga dengan bushing atau bearing. Bushing dan bearing memiliki
pengertian yang hampir sama, secara umum dapat dibedakan berdasarkan kriteria berikut:
Plain bearing disebut bushing apabila:
ƒ Berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press terhadap lubang.
ƒ Memungkinkan proses finishing pada bagian dalam dari bushing untuk mendapatkan
penyesuaian yang tepat.
ƒ Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan sampai berat atau putaran
sedang dengan beban ringan.
Plain bearing disebut split bearing apabila:
ƒ Berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk menjalankan fungsinya digunakan dua
buah sleeve setengah lingkaran (satu pasang).
ƒ Digunakan untuk putaran tinggi.

Bushing
Plain bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada kecepatan putar shaft, beban
yang didukung dan tipe pelumasan yang digunakan. Plain bearing terbuat dari kayu, karet, plastik,
besi tuang, tembaga, kuningan dan perunggu. Berdasarkan pelumasannya plain bearing digolongkan
menjadi:

  19
 
    Basic Machine Element 

Pelumasan kering : tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang saling bersinggungan.
Pelumasan terbatas : pelumasan dengan kondisi lapisan film tipis antar bagian yang saling
bergesekan.
Pelumas penuh : keseluruhan permukaan yang bersinggungan dipisahkan oleh lapisan.

Pelumasan Kering
Pelumasan Terbatas Pelumasan Penuh

Anti Friction Bearing


Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing, yaitu:
ƒ Ball Bearing
ƒ Roller Bearing
ƒ Needle Bearing

Anti Friction Bearing


Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan (hardened steel). Dimana bagian-bagian utama
dari anti friction bearing adalah:
ƒ Race adalah cincin bagian dalam (inner race) dan cincin bagian luar (outer race) sebagai
tempat dudukan elemen gelinding.
ƒ Ball, rollers atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi gesekan.
ƒ Separator atau cages adalah pengatur jarak antara element gelinding.

  18
 
    Basic Machine Element 

• Ball Bearing
Ball bearing memiliki empat macam race, yaitu :
ƒ Conrad bearing
ƒ Full type bearing
ƒ Split race bearing
ƒ Angular contact bearing

Conrad Bearing
Split Race Bearing

Full Type Bearing Angular Contact Bearing

Ball bearing dibagi menjadi empat macam berdasarkan beban yang diterimanya, yaitu :
ƒ Radial Load Bearing
ƒ Radial and Thrust Load Bearing
ƒ Self Aligning Radial Load
ƒ Thrust Load Bearing

Single Load Single Load Double Load


Radial Radial Thrust Double Load
Radial Thrust Self Aligning
Radial
  19
 
    Basic Machine Element 

• Roller Bearing
Roller bearing digunakan untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding dengan ball bearing.
Berdasarkan beban yang diterima roller bearing digolongkan menjadi:
ƒ Radial Load, Straight Roller Bearing.
ƒ Radial and Thrust Load, Tapered Roller.
ƒ Self Aligning, Radial and Thrust Load.
ƒ Self Aligning, Radial and Thrust Load Concave Roller Bearing.
ƒ Thrust Load.

Radial Load Radial Thrust Self Aligning Self Aligning


Straight Tapered Radial Thrust Radial Thrust
Spherical Roller Concave Roller

Thrust Load Thrust Load


Ball Bearing Roller Bearing

• Needle Bearing
Needle bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk jarum, karena bentuknya
tersebut maka needle bearing banyak digunakan untuk tempat dengan ruang terbatas. Jenis needle
bearing meliputi radial load bearing dan thrust load bearing.

Needle Bearing

  20
 
    Basic Machine Element 

Pelajaran 3: Seals

Tujuan Pelajaran 3
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu menjelasakan nama dan fungsi
masing-masing komponen seals dan mengidentifikasi masing-masing seals.

Gambaran Umum
Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap
kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. Terdapat dua jenis bentuk seal, yaitu:
• Dynamic Seal digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak, contoh:
ƒ Radial lip seal
ƒ Clearance seal
ƒ Ring seal
ƒ Face seal
ƒ Compression packing
ƒ Molded packing
ƒ Diaphragma seal
• Static Seal digunakan sebagai perapat pada parts statis (fixed parts):
ƒ Static O-ring
ƒ Metallic gasket
ƒ Non metallic gasket
ƒ Sealant

Radial lip Seal (Oil Seal)


Radial lip seal digunakan sebagai penyekat untuk pelumas pada sistem yang memiliki shaft berputar.
Radial lip seal ini biasa disebut juga oil seal. Penyekat atau perapatan (sealing) berdasarkan
perbedaan ukuran antara elemen seal dan diameter luar shaft merupakan dasar prinsip sealing, juga
ditambahkan spring dibelakang lip seal. Antara lip seal dengan shaft harus terdapat lapisan film
sebagai perapat dan pelumas.
Bila lapisan film terlalu tebal, maka cairan akan bocor tetapi bila terlalu tipis akan timbul gesekan dan
keausan pada lip seal. Tebal tipisnya lapisan film dipengaruhi oleh tekanan lip seal. Oil seal
dibedakan berdasar bentuk lip seal. Di bawah ini merupakan gambar lip seal atau oil seal dan bentuk
dasarnya untuk single lip dan double lip.

  21
 
    Basic Machine Element 

Oil Seal (Lip Seal)


Macam-macam lip seal adalah:
ƒ Single lip seal: lip tidak menggunakan spring loaded. Untuk sealing cairan kental seperti
grease pada shaft dengan kecepatan lambat.
ƒ Single lip spring loaded: spring loaded membantu kerapartan seal, digunakan untuk sealing
cairan dengan viskositas yang rendah pada shaft kecepatan putar tinggi dan pada daerah
yang tidak berdebu.
ƒ Double lip: lip seal menghadap berlawanan arah dengan tambahan spring loaded pada kedua
sisinya. Digunakan sebagai sealing terhadap cairan pada lip yang dilengkapi dengan spring
loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan sealing terhadap debu atau partikel.
ƒ Dual lip: lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada kedua sisinya.
Digunakan sebagai sealing terhadap pelumas kental pada salah satu sisi dan sebagai sealing
terhadap cairan pada sisi yang lain.
Pemasangan oil seal harus diperhatikan untuk mencegah kerusakan dini atau kebocoran akibat
rusaknya lip seal. Lip mudah sobek dan rusak. Sebelum dipasang seal harap disimpan secara aman,
jauh dari panas dan debu.

Packing
Packing digolongkan menjadi dua tipe yaitu compression packing dan molded packing. Compression
packing membentuk ketika packing tersebut dipasang dan tertekan antara alur polos dan housing.
Gaya tekan mengakibatkan packing mengambang sealing terhadap alur pada poros maupun pada
housing. Terdapat tiga jenis compression packing, yaitu: fabric (serat), metallic dan plastik. gambar
berikut menunjukkan bentuk compression paking.

Packing

  22
 
    Basic Machine Element 

Molded packing merupakan dynamic seal, terdiri dari dua tipe yaitu lip type dan squeeze type. Jenis-
jenis lip type adalah flange, cup, u-cup, u-ring dan v-ring. Jenis squeeze type adalah o-ring dalam
berbagai bentuk. Lip type packing melakukan sealing karena adanya gaya tekan fluida atau udara
yang menyebabkan lip mengembang. Gambar berikut menunjukkan contoh pemakaian packing pada
piston dan cylinder head dari hydrolic cylinder.

Packing pada Piston dan Head Hydraulic Cylinder

O-ring
O-ring berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada proses pemasangan. Proses sealing
terjadi akibat tekanan cairan menekan o-ring. Static o-ring memberikan sealing terhadap komponen
statis untuk mencegah cairan fluida atau udara.

O-ring Seal
Dynamic o-ring digunakan sebagai sealing terhadap fluida pada bagian komponen yang saling
bergerak. Terdapat tiga penggunaan o-ring, yaitu:
ƒ Reciprocating, bila digunakan sebagai seal piston ring atau sealing pada sekitar piston rod.
ƒ Oscillating bila seal berputar bolak-balik pada derajat yang terbatas atau seal berputar
beberapa kali putaran pada saat proses sealing.
ƒ Rotating, apabila o-ring memberikan sealing terhadap shaft yang berputar pada dynamic
dalam o-ring.
Gambar berikut menunjukkan berbagai macam o-ring yang telah terpasang pada komponen.

Pemasangan O-ring
  23
 
    Basic Machine Element 

Gasket
Gasket merupakan static, mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang kontaknya terhadap
komponen yang dirakit. Faktor utama dalam penggunaan gasket adalah seal material dapat
menyesuaikan bentuk (conform) terhadap ketidaksempurnaan kontak antara bidang permukaan
bentuk gasket terhadap permukaan kontak.

Gasket Kit
Pada pemasangan gasket sebagai penyekat perlu diperhatikan besarnya tekanan pada saat
pemasangan. Semakin kuat tekanan diberikan pada gasket tidak berarti akan menghasilkan
kemampuan sealing yang semakin baik. Tekanan minimum yang diperlukan gasket tergantung pada:
ƒ Jenis material gasket
Kemampuan sealing minimum tergantung pada tingkatan jenis material gasket. Material yang
digunakan adalah asbestos cork, rubber, plastic sand paper atau campuran material tersebut.
ƒ Tekanan dalam (internal pressure)
Internal pressure cenderung menekan fluida keluar melalui seal assembly. Hal penting untuk
menentukan seberapa besar tekanan flange diperlukan untuk menekan seal.
ƒ Fluida yang di sealing
Viskositas fluida yang terdapat pada tempat dimana gasket berfungsi sebagai penyekat
menentukan tekanan yang diperlukan untuk mengencangkan gasket.
ƒ Width/thickness ratio
Penurunan kekuatan tekanan terhadap kenaikan ketebalan gasket sering dengan
perbandingan lebar sealing gasket terhadap kenaikan ketebalan gasket pada saat tidak
ditekan. Dengan kata lain semakin kecil perbandingan antara lebar kotak permukaan sealing
terhadap tebal gasket membutuhkan kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
gasket memiliki lubang bolt yang letaknya tidak boleh terlalu dekat terhadap sisi dalam
gasket.

  24
 
    Basic Machine Element 

Pelajaran 4: Belts

Tujuan Pelajaran 4
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 4, siswa mampu menjelasakan nama dan fungsi
masing-masing komponen belts dan mengidentifikasi masing-masing belts.

Gambaran Umum
Belt memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan pulley yang
digerakkan. Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan belt untuk memindahkan
tenaga tergantung pada:
ƒ Tegangan belt terhadap pulley.
ƒ Gesekan antara belt dan pulley.
ƒ Sudut kontak antara belt dan pulley.
ƒ Kecepatan belt.
 
 

   
     
Round Belt     
Flat Belt  V‐Belt 
 

       
     
Bended Belt  Linked V‐Belt  Timing Belt  V‐Ribbed Belt 

Macam-macam Belts

Round Belts
Round belts terbuat dari solid rubber atau rubber dengan cord. Belt ini hanya digunakan untuk beban
ringan seperti untuk sewing machiac projector films.

Flat Belts
Penggunaan flat belts semakin berkurang dengan digunakannya V-belts pada sistem pemindah
tenaga. Flat belt terbuat dari leather rubberized fabric dan cord. Flat belt semakin tidak digunakan
karena membutuhkan pulley yang lebih besar, tempat yang luas dan kurang flexible.
Flat belt juga dipergunakan sebagai conveyor belt bilamana belt tersebut membawa beban. Flat belt
umumnya digunakan sebagai pemindah tenaga high power untuk mesin penggerak yang terpisah
dengan mesin yang digerakkan. Contoh: sawmills.

  25
 
    Basic Machine Element 

V-belts
V-belts banyak digunakan untuk memindahkan beban antara pulley yang berjarak pendek. Gaya jepit
ditimbulkan oleh bentuk alur V. Gaya tarik atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt
yang kuat. Keuntungan V-belts adalah:
ƒ Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan perbandingan kecepatan
yang lebih tinggi.
ƒ Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan beban.
ƒ Memiliki level vibrasi dan noise yang lebih rendah.
ƒ Mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan perawatan.
ƒ Efficiency transmisinya tinggi (mencapai 45%).

V-belts

Banded V-belts
Banded V-belts adalah multiple V-belt yang dibentuk cetak permanen tie band. Banded V-belts
mengurangi timbulnya masalah pada penggerak dimana belts bergeser, melintir dan terlepas dari
alurnya.

Linked V-belts
Linked V-belt dibentuk dari multiple belt yang disusun saling menyambung. Digunakan untuk
penggerak-penggerak besar dengan memiliki jarak center yang tetap, dimana terdapat kesulitan
untuk memastikan ukuran belts yang tetap. Link dapat ditambah atau dikurangi untuk mendapatkan
panjang belt yang tetap.

Timing Belts
Timing belt merupakan aksi gabungan antara chain dan sprocket pada bentuk flat belt. Bentuk
dasarnya merupakan flat yang memiliki gigi-gigi berukuran sama pada permukaan kotak dengan gigi
pulley. Sebagaimana penggerak gear rantai, membutuhkan kelurusan pada perpasangan pulley.
Keuntungan timing belt:
ƒ Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.
ƒ Membutuhkan perawatan yang ringan.
ƒ Mampu digunakan pada range beban yang lebar.
ƒ Memiliki efficiency mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan atau slip, initial tension
berkurang dan memiliki kontruksi yang tipis.

  26
 
    Basic Machine Element 

V-Ribbed Belts
V-ribbed belts merupakan gabungan alur luar berbentuk V-belt. Lapisan inti penguat terdapat pada
bagian daftar belt. Sebagaimana V-belt kemampuan memindahkan power tergantung pada aksi jepit
antara alur dan belt.

  27
 
    Basic Machine Element 

Ringkasan

Fasteners
Fasteners atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau komponen
menjadi suatu komponen assembly. Jenis-jenis fasteners adalah sebagai berikut:
• Bolt
• Nut
• Washer
• Screw
• Stud
• Pin
• Snap Ring
• Clamp
• Key

Bearing
Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang
saling berputar. Bearing dibagi menjadi dua tipe yaitu plain bearing (friction bearing) dan anti friction
bearing. Plain bearing mengurangi gesekan karena adanya sliding contact antara permukaan yang
saling bergesekan. Jenis anti friction bearing adalah ball bearing, roller bearing dan needle bearing.

Seal
Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap
kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. Terdapat dua jenis bentuk seal yaitu dynamic
seal dan static seal. Dynamic seal digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak, sedangkan
static seal digunakan sebagai perapat pada parts statis (fixed parts).

Belts
Belt berfungsi untuk memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan
pulley yang digerakkan. Belt terdiri atas beberapa jenis, diantaranya yaitu:
• Round Belt
• Flat belt
• V-belts
• Banded V-belts
• Linked V-belt
• Timing belt
• V-ribbed belts

  28
 
 

BAB III

MATERIAL

Tujuan Bab 3:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada BAB 3, siswa mampu menjelaskan
pengetahuan dasar bahan bakar diesel, pelumas, pendingin (coolant) dan
electrolyte battery.

Referensi :
TheGoldBook

 
 
    Basic Machine Element 

Pelajaran 1: Bahan Bakar Diesel (Diesel Fuel)

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu  menjelaskan pengetahuan tentang
dasar bahan bakar diesel.

Pengetahuan Umum Bahan Bakar Diesel


Diesel fuel merupakan hasil proses distilasi terhadap crude oil, dengan cara memanaskan crude oil.
Gambar berikut menunjukkan proses distilasi sehingga diperoleh diesel fuel. Crude oil dituangkan dari
bagian atas tower pemisah dan dipanaskan pada bagian bawah. Akibat proses pemanasan diperoleh
berbagai tingkatan hasil distilasi berdasar boiling point yang berbeda.

Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel oil yang memiliki boiling Point 240º C-350º C dan
dihasil dari proses distilasi setelah karosene. Field dari jenis light diesel oil ini sesuai dipergunakan
untuk diesel engine kecil maupun besar kecepatan tinggi. Komatsu merekomendasikan light diesel oil
untuk engine Komatsu. Hal – hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi fuel adalah :
• Specific Gravity
Fuel dengan viskositas dan boiling point tinggi memiliki specific gravity yang lebih tinggi dari pada
fuel dengan viskositas dan boiling point rendah. Pada temperatur konstan dan panjang langkah
injeksi yang sama diperoleh jumlah bahan yang diijinkan lebih banyak dibanding dengan specific yang
tinggi.
• Flash Point
Fuel dengan flash point rendah lebih mudah penyalaannya (ignition), perlu penanganan yang hati-
hati terhadap fuel dengan point rendah. Flash point merupakan nilai yang lebih menunjukkan
temperatur penyalaan bahan bakar.

  30
 
    Basic Machine Element 

• Kandungan sulfur
Kandungan sulfur pada fuel akan bereaksi dengan oksigen pada saat pembakaran sehingga
menghasilkan Asam Sulfat (Sulfuric Acid). Asam sulfat ini akan bersifat korosif terhadap engine.
Maksimum kandungan sulfur pada fuel 0.5 % dengan jadwal penggantian oli setiap 250 Hm. Bila
kandungan sulfur pada fuel lebih tinggi dari 0.5 % jadwal penggantian oli harus dipercepat.
• Pour Point
Pour point menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir. Pour point yang tinggi
mengakibatkan fuel susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan starting menjadi buruk.
• Cetane Number
Cetane number merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran fuel. Cetane number
sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. Cetane number rendah mengakibatkan
pembakaran yang kurang bagus misalnya terjadi pembakaran tunda (detonasi), sulit start, pada
temperatur rendah tercampurnya oli oleh fuel yang tidak terbakar. Sedangkan Cetane number yang
terlalu tinggi mengakibatkan pembakaran terlalu mudah sehingga terjadi knocking pada ruang bakar.
• Ash Content
Ash pada fuel sebenarnya terdiri dari tiga tipe yaitu particle padat (solid particle), campuran garam
inorganic (in organic salt solution) dan oli soluble organic. Rata-rata kandungan ash (ash content)
pada fuel di Diesel oil adalah 0.02 – 0.03 %. Kenaikan kanduingan ash disebabkan oleh debu dan
kotoran dari luar. Masing-masing produk engine memiliki spesifikasi fuel yang dipersyaratkan dalam
penggunaan. Gunakan spesifikasi fuel sesuai rekomendasi dalam mengoperasikan engine.

Penanganan Fuel
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani fuel adalah:
• Fuel harus ditangani secara hati–hati agar tidak terjadi kontaminasi terhadap air, debu, kotoran
atau minyak tanah.
• Jangan menggunakan pompa dan hose bergantian untuk diesel fuel, karosene dan oli.
• Bila fuel disimpan dalam drum, maka:
ƒ Tempatkan drum terlindung dari sinar matahari atau panas.
ƒ Tumpuk drum pada posisi mendatar dan posisikan tutup drum tertutup oleh fuel (tutup fuel
pada posisi jam 3 atau jam 9).
• Gunakan fuel resevoir (fuel tank) untuk penyimpanan fuel dalam skala besar dan pastikan adanya
drain cek untuk membuang endapan atau air.

  31
 
    Basic Machine Element 

Pelajaran 2: Pelumas

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan pengetahuan dasar
pelumas yaitu oli dan grease.

Oli
Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari-hari yaitu Solid Lubricant
dan Liquid Lubricant. Oli merupakan jenis liquid lubricant sedangkan grease merupakan salah satu
bentuk solid lubricant.
Oli ( Oil ) dibuat dari “base oil“ dan “additive“ (bahan tambahan). Terdapat tiga jenis base oil yang
digunakan :
ƒ Crude oil (minyak bumi):
• Parrafinis base oil
• Naptanic base oil
• Aromatic base oil
ƒ Natural oil (Minyak nabati)
ƒ Syntetic oil (Bahan Kimia)
• Additive
Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat mutu oli seperti :
ƒ Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.
ƒ Viskositas Index (VI) improves memperbaiki nilai viskositas oli.
ƒ Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah keausan.
ƒ Anti Rust/corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi.
ƒ Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi
ƒ Dipersant
ƒ Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.
Oli terbuat dari 80 – 85 % based oil dan 15 – 20 % additive. Mutu oli tidak dapat dengan melihat
bentuk fisik maupun merasakannya dengan panca indra. Oli diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis
oli :
ƒ Engine oil.
ƒ Hydraulic oil.
ƒ Gear oil.
ƒ Brake oil.
ƒ Automotatic Transmission Fluida ( ATF ).
Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan yang diukur berdasar atas angka kekentalan
kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa metode uji, salah satunya

  32
 
    Basic Machine Element 

menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis yang dinyatakan dalam centi stoke
(cST).
Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade–grade tertentu
dalam viskositas grade. Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan
pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai
pedoman standard kekentalan pelumas. Badan yang mengeluarkan standard tersebut diantaranya
adalah:
ƒ SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20, SAE30, SAE40, SAE20W-
50, SAE90 dst.
ƒ AGMA (American Gear Manufaturer Association) dengan skala AGMA1, AGMA2, AGMA3,
AGMA4, 5, 6, 7, 8, 8A.
ƒ ISO (International Standardization Organization) dengan skala 32 – 1500.
ƒ API (American Petroleum Institute)
• Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, SE and SF
• Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, CE and CF
• Viskositas Index.
Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil terhadap
perubahahn temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh panas atau temperatur oli akan
menjadi encer akibat panas. Oli berdasar viskositas indexnya dikelompokkan menjadi empat
golongan, yaitu:
ƒ Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29.
ƒ Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79.
ƒ Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100.
Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya
berbeda. Perbedaannya ada dibawah tabel ini :
Tabel
Oli dan Viskositas Index

Nama Oli No SAE Viskositas Viskositas Viskositas Cinematic


Index Cinematic 40°C 1000°C
Mesran B-30 30 103 91 cST 10.79 cST
Mesran 30 30 107 98 cST 11.63 cST

No SAE menunjukkan viskositas grade yang dikeluarkan SAE. Mesran 30 memiliki viskosiats index
yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik.
Pelumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh
pembuat mesin. Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.

  33
 
    Basic Machine Element 

Tabel
Jenis Produk Pelumas dan Spesifikasi Pemakaian

No Jenis Produk Pelumas Spesifikasi Pemakaian

1 Mesran Dianjurkan untuk melumasi kendaraan dengan bahan


bakar bensin dengan menghendaki pelumasan yang
sempurna.
2 Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran tinggi
beban ringan dengan turbocharge dan mesin bensin
yang memerlukan pelumas jenis ini.
3 Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non
turbocharge yang memakai bahan bakar solar dan
mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
4 Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang
dilengkapi dengan supercharge dan menggunakan
bahan bakar solar.

Grease
Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak pelumas yang didapatkan dengan
campuran sabun metalic atau non sabun metalic dan additive. Berikut skema beban yang digunakan
pada pembuatan grease.

• Klasifikasi Grease
Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kekerasaan (consistency). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan oleh National
Lubricating Institute (NLGI), yang membagi tingkat kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasaan
(000-6). Penentuan kekerasan ini diuji berdasarkan persyaratan uji ASTM D217 (American Standard
Too Testing and Material) dengan mengukur jarak penetrasi grease (1/10 mm). Pada temperatur
25ºC dengan alat one quarter scale cone equipment. Table berikut menunjukkan klasifikasi tingkat
kekentalan grease yang ditetapkan oleh NLGI.

  34
 
    Basic Machine Element 

Tabel
Grease Standar NLGI

• Spesifikasi Grease.
Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menentukan kemampuan grease sebagai
pelumas.
ƒ Penetration atau penetrasi adalah kemampuan grease melakukan penetrasi dipengaruhi oleh
kekentalan grease. Semakin kental/keras grease angka penetrasinya semakin kecil. Grease
dengan kemampuan penetrasi tinggi akan mampu memberikan pelumasan pada celah yang
kecil dengan baik.
ƒ Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.
Drop point menentukan suhu kerja maksimum grease yang biasanya ditentukan dibawah
drop point.
Pokok-Pokok Pelumasan yang Benar
ƒ Pastikan bahwa jenis pelumas yang digunakan sesuai untuk setiap titik/bagian pelumasan
sesuai rekomendasi pembuat mesin.
ƒ Berikan pelumasan atau penggantian pada selang waktu yang tetap sesuai rekomendasi
pembuat mesin.
ƒ Berikan pelumasan atau penggantian pelumas dengan cara yang tepat dan sesuai petunjuk
OMM.
ƒ Berikan pelumasan dalam jumlah yang tepat sesuai petunjuk perawatan dan pengoperasian.
ƒ Jaga agar pelumas tetap bersih dengan cara menutup tempatnya dan menjaga kebersihan
ruang penyimpanannya.
ƒ Berikan pelumasan dengan peralatan yang bersih dan cegah terjadinya kontaminasi pelumas.
Penyimpanan dan Penanganan Pelumas
Pelumas sedapat mungkin di bawah atap sehingga tidak terpengaruh cuaca. Apapun bentuk
kemasan/tempat pelumas bila sudah pernah dibuka dan isinya sudah dipakai haruslah ditutup
kembali. Bila penyimpanan drum yang belum dibuka diluar tidak dapat dihindarkan maka beberapa
tindakan pencegahan harus dilakukan.

  35
 
    Basic Machine Element 

ƒ Drum sebaiknya disimpan dengan posisi tidur, dengan posisi tutup membentuk garis
horizontal (jam tiga atau sembilan).
ƒ Apabila oleh suatu sebab drum harus disimpan berdiri, drum harus terlepas dari tanah dan
dilepaskan dengan posisi terbalik (tutup dibawah). Bila tidak mungkin posisikan drum miring
agar air hujan tidak mengenai tutup.
ƒ Gunakan lap untuk membersihkan hose atau peralatan lain, tetapi jangan gunakan lap dari
bahan katun wool lepas yang cenderung meninggalkan serat pada saat digunakan lap.

  36
 
    Basic Machine Element 

Pelajaran 3: Pendingin (Coolant)

Tujuan Pelajaran 3
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu menjelaskan tentang pengetahuan
dasar pendingin (coolant).

Pengertian Umum
Coolant adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama coolant adalah
sebagai penyerap panas, pada bagian-bagian engine seperti cylinder block & cylinder head. Sifat-sifat
yang harus dimiliki coolant diantaranya sebagai berikut:
• Memiliki sifat penyerap panas/sebagai media pemindah panas.
• Mencegah terjadinya/timbulnya endapan pada sirkuit sistem pendingin.
• Tidak berakibat korosif logam besi tembaga ataupun aluminum.
Air merupakan media praktis sebagai penyerap panas walaupun demikian lambat laun air dapat
menyebabkan korosi dan karena kandungan mineral dalam air dapat mengakibatkan timbulnya
endapan pada permukaan saluran pendingin. Clorida, sulfat, magnesium dan calsium pada air dapat
menyebabkan scale deposit dan sludge deposit atau korosi. Air yang telah mengalami distilasi atau
detonisasi direkomendasikan penggunaannya untuk mengurangi efek yang dibutuhkan oleh
kandungan mineral pada air. Kandungan maksimum mineral dalam air pendingin ditunjukkan dalam
tabel berikut :
Nilai maksimum yang diijinkan

Minerals Parts per Million Grains per Galon


Chloride 40 2.5
Sulfates 100 5.8
Total Dissolved 340 20

Magnesium & Calsium 170 10

Selain batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam atau bersifat basa atau
memiliki pH 7, selain itu air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.

  37
 
    Basic Machine Element 

Pelajaran 4: Electrolyte Battery

Tujuan Pelajaran 4
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 4, siswa mampu menjelaskan tentang pengetahuan
dasar electrolyte battery.

Pengertian Umum
Battery menghasilkan arus berdasarkan reaksi kimia antara material aktif seperti plate dan asam
sulfat (sulfuric acid) dari larutan electrolyte. Larutan electrolyte tersebut dari campuran antara air
suling (H2O) dan asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi larutan H2O 64% dan H2SO4 36%. Skema
berikut menggambarkan komposisi larutan electrolyte.

64 % Water 36 % Acid Electrolyte


(Sp. Gr = 1.00) (Sp. Gr = 1.835) (Sp. Gr = 1.270)

Electrolyte pada saat kondisi battery fuel charge merupakan campuran dari concentrate asam sulfat
pada air seperti pada skema diatas yang memiliki specific gravity 1.270 pada 27ºC. Tegangan pada
cell battery tergantung pada perbedaan kimia antara plate (aktif material) dan konsentrasi atau
kandungan electrolyte. Battery terdiri dari Plate positif yang terbuat dari peroksida timbal (PbO2),
plate negatif yang terbuat dari timbal (Pb) dan larutan electrolyte (H2SO4). Pada saat discharge arus
battery dihasilkan dan peristiwa reaksi kimia sbb: Plate positif (PbO2) terbuat dari campuran antara
timbal (Pb) dan Oksigen (O2) sedangkan asam sulfat ( S ) dan oksigen. Oksigen pada plat positif dan
hydrogen pada asam sulfat bereaksi membentuk air (H2). Saat yang sama timbal (Pb) pada plate
positif maupun negatif beraksi dengan SO4 sehingga menjadi PbSO4.

  38
 
    Basic Machine Element 

Pada saat proses charging terjadi reverse proses kimia pada larutan electrolyte battery. Timbal sulfat
(PbSO4) terurai menjadi Pb dan SO4. Sedangkan air (H2O) terurai menjadi hydrogen dan bereaksi
dengan SO4 menjadi asam sulfat (H2SO4). Pada saat yang sama oksigen (O2) terurainya H2O diikat
oleh timbal (Pb). Plate positif membentuk timbal (PbO2).

Pada saat proses discharging, specific gravity electrolyte battery mengalami penurunan karena pada
saat tersebut sulfuric acid (asam sulfat) diikat oleh timbal sehingga menjadi timbalk sulfat (PbSO4)
sehingga yang tersisa dari electrolyte adalah air. Pada peristiwa charging specific, gravity larutan
electrolyte akan naik karena pada saat tersebut terbentuk larutan asam sulfat (H2SO4). Specific
gravity dan tegangan battery.
Tabel
Spesific grafity dan Voltage pada Kondisi Charge

Kondisi Charge (%) 100 95 0.75 0.5 0.25

Spesific grafity 1,265 1,230 1,230 1,2 1,175

Voltage (V) 12,6 12,5 12,5 12,4 12,2

Pada proses charging H2O terurai H2 dan O2 untuk bereaksi dengan Pb dan SO4. Gas H2 bersifat
mudah terbakar dan explosive sehingga perlu terdapat ventilasi yang cukup dan dari api. Bila
melakukan charging dengan charger tutup battery harus dibuka dan pastikan lubang ventilasi tutup
battery selalu bersih, battery yang mengalami over charging ditandai dengan penambahan air battery
yang berlebihan, karena H2O menguap pada saat reaksi charging yang berlebihan sehingga
temperatur mengalami kenaikan yang berlebih pula. Untuk menambah level electrolyte battery
gunakan air suling (H2O).

  39
 
    Basic Machine Element 

Ringkasan

Diesel fuel
Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel oil yang memiliki boiling Point 240º C-350º C dan
dihasil dari proses distilasi setelah korosene. Komatsu merekomendasikan light diesel oil untuk engine
Komatsu. Hal–hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi fuel adalah :
• Specific Gravity
• Flash Point
• Kandungan sulfur
• Pour Point
• Cetane Number
• Ash Content

Pelumas
Oli merupakan jenis liquid lubricant dan diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli yaitu engine oil,
hydraulic oil, gear oil, brake oil dan automotatic transmission fluida (ATF). Viskositas grade adalah
angka yang menunjukkan tingkat kekentalan oli. Standard kekentalan oil dikeluarkan beberapa badan
sebagai pedoman standard kekentalan pelumas. Badan yang mengeluarkan standard tersebut
diantaranya adalah SAE, AGMA, ISO dan API.
Grease merupakan pelumas berbentuk padat (solid lubricant). Grease diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kekerasaan (consistency). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan oleh National
Lubricating Institute (NLGI) yang membagi tingkat kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasaan.
Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menentukan kemampuan grease sebagai
pelumas. Ciri fisik tersebut adalah penetration atau penetrasi dan drop point atau titik leleh.

Pendingin
Pendingin (coolant) adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama
coolant adalah sebagai penyerap panas, pada bagian-bagian engine seperti cylinder block & cylinder
head. Batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam, basa dan memiliki pH 7.
Selain itu air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.

Electrolyte Battery
Electrolyte battery membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi
kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. Larutan electrolyte tersebut terdiri dari campuran
air suling (H2O) dan asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi larutan H2O 64% dan H2SO4 36%. Jika
larutan elektrolit berkurang maka untuk menambah level electrolyte battery hanya menggunakan air
suling (H2O).

  40
 

Anda mungkin juga menyukai