OBJECTIVE i
l
I.2 Faktor – Faktror Kelistrikan 4
ia
I.2.1. Tegangan (Voltage) 4
Tr
I.2.2. Arus (Current) 5
I.2.3. Tahanan (Resistance) 6
I.3 Konduktor 7
I.4 Sirkuit 3 8
I.5 Kemagnetan
m 13
o !
co
e
I.5.1 Medan Magnet 13
ft.
ca t
1
II.3.3 Perawatan Battery 33
II.4 Skematik Elektrik 36
II.4.1 Wire Maintenance 36
II.5 Komponen-Komponen Yang Dikontrol Secara Elektronik 37
II.5.1 Komponen Input 39
II.5.1.1 Switch 39
II.5.1.2 Sender 40
l
II.5.1.3 Sensor 42
ia
II.5.2 Komponen Kontrol 51
Tr
II.5.3 Komponen Output 54
II.5.4 Sistem Monitoring Yang Dipakai Caterpillar 55
II.5.4.1 Electronic Monitoring System 55
II.5.4.2 Computerized Monitoring System 3 57
II.5.4.3 Caterpillar Monitoring System
m 59
o !
co
e
ft.
ca t
Lembar Kerja 61
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
2
BASIC ELECTRIC
SASARAN
TOPIK SASARAN
l
ia
1. Teori Dasar Kelistrikan Menerangkan teori atom
Tr
Menjelaskan maksud dari istilah-istilah
dalam teori dasar kelistrikan
2. Sirkuit Elektrik Menerangkan tentang hukum Ohm
3
dan penerapannya
m
o !
Menjelaskan cirri-ciri rangkaian
co
e
seri, Parallel dan campuran
ft.
ca t
Elektro Magnet
.s
C
Mengukur/mengetst komponen-
w
w
F
komponen tersebut
Menentukan bagus tidaknya
PD
komponen-komponen tersebut
5. Sistem pengisian Mengidentifikasi sistem pengisian
Menerangkan cara kerja system
pengisian
Mengukur/mengeset komponen-
komponen sistem starting
6. Sistem Starting Mengidentifikasi sistem starting
3
Menerangkan cara kerja system
starting
Mengukur/mengetest komponen-
komponen system starting
7. Skematik Elektrik Membaca wiring diagram
Menjelaskan simbol-simbol elektrik
Menelusuri jalannya arus dalam
l
ia
skematik
Merekondisi kabel dengan benar
Tr
8. Komponen-komponen yang Menerangkan cara kerja komponen-
dikontrol secara elektronik komponen input, kontrol dan output
9. Battery 3
Mengetes performance battery
m
Menetukan bagus tidaknya bettery
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
4
BASIC ELECTRIC
l
ia
Listrik menyediakan energi untuk:
Memutar engine pada saat starting
Tr
Mengoperasikan lampu-lampu
Mengoperasikan gauge–gauge dan aksesoris
Menjaga tingkat pengisian battery 3
m
o !
co
e
Untuk mengetahui lebih jauh sistem kelistrikan tersebut, bisa dimulai
ft.
ca t
Ada dua gaya yang bekerja pada setiap atom, pada saat kondisi
normal dua gaya ini berada dalam keadaan keseimbangan. Proton dan
electron mempunyai gaya terhadap satu dan yang lainnya, lebih dan di
atas gaya gravitasi dan atau sentrifugal.
5
l
ia
Tr
Gb. 1.1 Struktur Atom
m
positip. Jika terdapat perbedaan muatan maka akan timbul gaya saling tarik
o !
co
e
menarik antar atom, sementara jika atom mempunyai muatan yang sama
ft.
ca t
akan saling tolak menolak. Arah dari pergerakan elektrik yang berdasarkan
a
ns
bagus, hal ini bisa terjadi karena struktur dari atom tembaga mempunyai 29
elektron di orbitnya dan mempunyai hanya satu electron pada lingkaran orbit
terjauhnya.
Alasan itulah yang membuat tembaga menjadi konduktor yang baik,
karena hanya mempuyai satu electron di lingkaran orbit paling luarnya dan
juga paling jauh dari intinya, sehingga atom tersebut tidak mampu menahan
6
elekron lebih kuat lagi dan dengan mudah melepas electron tersebut ke atom
yang lainnya.
l
ia
Tr
3
Gb.1.2 Struktur Atom Tembaga
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
Kesimpulan:
re
Atom yang pada orbit terjauhnya mempunyai electron kurang dari 4 disebut
KONDUKTOR, sedangkan yang mempunyai electron sama dengan 4 disebut
.s
C
w
ISOLATOR.
w
F
PD
7
I.2 Faktor – Faktror Kelistrikan
l
ia
I.2.1. Tegangan (Voltage)
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
8
electromotif force (EMF). Satuan dari perbedaan itu adalah volt, untuk
menghormati penemunya Alessandro Volta seorang ilmuwan Italy. Karena
volt ini digunakan sebagai satuan perbedaan potensial maka sering disebut
dengan “Voltage “.
l
ia
Dalam pengembangannya untuk menyelidiki hukum dari gaya antara
atom yang bermuatan seorang ilmuwan yang bernama Charles Coulomb
Tr
mengadopsi sebuah satuan pengukuran yang disebut dengan “Coulomb“.
Satuan tersebut ditulis dalam notasi ilmiah yang diekspresikan sebagai satu
Coulomb = 6,28 X 10 18
3
proton atau electron. Secara sederhana kita kenal
m
jika di dalam konduktor tembaga mengalir satu Ampere, berarti ada 6,28
o !
co
e
juta–juta electron yang mengalir dalam satu detik.
ft.
ca t
Ada dua cara untuk menggambarkan arus listrik yang mengalir melalui
re
kesimpulan ini tetap digunakan oleh beberapa standarisasi engineer atau teks
w
F
book, beberapa contoh dipakai untuk mengukur aliran cairan, gas, dan semi
PD
9
I.2.3. Tahanan (Resistance)
George Simon Ohm menemukan bahwa pada tegangan yang tetap
jumlah arus yang mengalir melalui material tergantung dari tipe material dan
ukurannya. Dengan kata lain semua material terdapat perlawanan terhadap
aliran dari electron yang disebut dengan “resistance”. Jika perlawanan itu
kecil, material tersebut dinamakan konduktor, jika perlawanannya besar
disebut insulator.
l
ia
Satuan untuk mengukur resistan tersebut diekspresikan dalam Ohm
dan dilambangkan dengan huruf Yunani “Omega”.
Tr
Dapat juga dikatakan bahwa satu Ohm adalah gaya yang menahan tegangan
arus satu Volt yang menghasilkan satu Ampere.
3
m
Tahanan pada konduktor dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
o !
co
e
1. Bahan atau structure atom ditentukan oleh berapa banyak electron
ft.
ca t
besar tahanannya.
C
w
10
l
ia
Tr
Gb. 1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tahanan
I.3 Konduktor
3
m
o !
co
Kabel di dalam sirkuit elektrik terdiri dari konduktor dan insulator. Pada
e
ft.
umumnya konduktor terbuat dari tembaga dan insolator terbuat dari plastik
ca t
a
atau karet. Konduktor ini terbagi dalam beberapa ukuran, dimana makin kecil
ns
re
diameter kabel makin besar nilai AWG (American Wire Gauge)-nya seperti
ditunjukkan tabel di bawah ini.
.s
C
w
w
w
F
PD
11
I.4 Sirkuit
Di dalam sistem kelistrikan ada tiga macam bagian penting yaitu:
- Tegangan
- Tahanan
- Konduktor
Voltmeter adalah alat ukur untuk mengetahui tegangan potensial yang
ada. Disambungkan secara parallel. Ohmmeter adalah alat ukur untuk
l
ia
mengetahui tahanan dan disambung secara parallel. Amperemeter adalah
alat untuk mengukur arus yang mengalir dan dihubungkan secara seri.
Tr
Secara teori kita dapat menghitung hal tersebut di atas dengan
menggunakan rumusan hukum Ohm yaitu:
3
m
o !
E (Volts) = I (Ampere) X R (Tahanan)
co
e
ft.
ca t
berikut. Jadi untuk mencari nilai dari salah satu faktor maka harus diketahui
re
12
Sehingga rumusnya:
Latihan Jawaban
1. Sebuah sirkuit mempunyai Sesuai dengan rumus, maka
l
ia
tegangan sebesar 12 V dan I=E/R
tahanannya 4 Ohm berapa nilai I = 12 / 4
Tr
arus yang mengalir Jadi arusnya = 3 Ampere
8.7 Ohm.
a
ns
re
12 Volt.
w
F
PD
13
Dalam teori dasar kelistrikan, dikenal 3 kondisi sirkuit yaitu:
Closed Circuit (sirkuit terhubung)
Sirkuit ini mempunyai ciri–ciri sebagai berikut:
Sirkuitnya tersambung dari sumber dan kembali ke sumbernya lagi.
Ada tahanan (load) yang mengontrol jumlah arus yang mengalir.
l
ia
Sirkuit ini tidak terhubung sempurna atau ada bagian yang terbuka, baik
oleh switch atau oleh putusnya kabel.
Tr
Short Circuit (hubungan singkat)
3
Sirkuit ini terjadi jika arus mengambil jalan pintas untuk kembali ke
m
sumbernya karena ada hubungan langsung konduktornya yang tidak
o !
co
e
melalui beban sehingga nilai arusnya menjadi tinggi sekali karena
ft.
ca t
konduktornya terbakar.
re
.s
Rangkaian Seri:
w
w
F
PD
14
Beberapa load dihubungkan menjadi satu rangkaian, sehingga arus
hanya ada dalam satu rangkaian tersebut.
Ciri-ciri:
Nilai tahanan totalnya sama dengan jumlah tahanannya.
R total = R1 + R2 + R3
l
Nilai voltage drop-nya dari masing masing tahanan jika dijumlahkan
ia
akan sama dengan tegangan sumbernya.
Tr
Nilai arus yang mengalir pada tiap–tiap tahanannya sama.
Rangkaian Parallel:
3
Ada lebih dari satu cabang rangkaian sehingga arus bisa mengalir ke
m
o !
co
tiap–tiap cabang rangkaian. Tahanan terpasang secara berjajar.
e
ft.
Ciri–ciri:
ca t
a
Nilai tahanan totalnya lebih kecil dari nilai tahanan terkecil pada
w
sirkuitnya.
w
F
1 1 1 1
PD
= + +
Rtotal R1 R2 R3
15
l
ia
Tr
Gb. 1.7 Rangkaian Parallel
R2 x R3
R total = R1 +
.s
R2 + R3
C
w
w
w
F
PD
16
I.5 Kemagnetan
Kelistrikan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
kemagnetan. Efek kemagnetan diselidiki pertama kali dengan ditemukannya
struktur dari besi yang mampu menarik sepotong besi lain ( lodestone).
Penyelidikan lebih jauh tentang lodestone adalah ketika sepotong besi ditaruh
di atas permukaan air maka besi tersebut akan menunjukkan arah Utara dan
Selatan, sehingga sampai sekarang dikenal bahwa magnet mempunyai kutub
l
ia
Utara dan Selatan. Batang magnet ini sangat berguna dalam kehidupan
sehari–hari yaitu dalam pemakaian jarum kompas yang telah digunakan lebih
Tr
dari 1000 tahun silam dalam kehidupan manusia.
bubuk besi di atas kaca dimana di bawah kaca tersebut diletakkan sebatang
a
ns
membentuk lingkaran gaya, seperti yang terlihat pada gambar berikut. Pola
.s
dari serpihan bubuk besi tadi adalah medan atau garis gaya magnet yang
C
w
pada jarak medan magnet terhadap batang magnet, makin dekat jaraknya
maka makin kuat kemagnetannya. Makin jauh jaraknya maka makin
PD
17
l
ia
Tr
Gb. 1.9 Medan Magnet
3
Jika diadakan percobaan pada dua batang magnet yang didekatkan,
m
akan terlihat bahwa kutub yang sama akan tolak menolak, sedangkan kutub
o !
co
e
yang berbeda akan tarik menarik.
ft.
ca t
a
ns
Kutub yang senama akan tolak menolak dan kutub yang berbeda
.s
Seperti halnya dalam ilmu kelistrikan, ada material yang baik sebagai
w
F
penghantar dan ada yang kurang baik atau lemah. Begitu juga dalam ilmu
PD
kemagnetan ada material yang baik untuk dibuat magnet, contohnya ALNICO
(Almunium , Nikel dan Cobalt), besi dan baja, sementara ada material yang
kurang baik untuk dibuat sebagai magnet yaitu kayu, gelas, kertas, tembaga
dan seng.
Sebatang besi dapat dibuat menjadi magnet dengan beragam cara.
Salah satunya dengan menggosokkan sebatang besi lain yang sudah menjadi
magnet agar atom–atomnya menjadi searah membentuk kutub Utara dan
18
Selatan. Cara lainnya dengan meletakkan sepotong besi di daerah yang
mempunyai medan magnet cukup kuat, sehingga garis gayanya membuat
atom pada batangan besi tersebut manjadi searah atau beraturan. Metode–
metode tersebut disebut INDUKSI MAGNET.
Kesimpulan:
Setiap magnet mempunyai kutub Utara dan Selatan dan medan gaya
l
ia
yang mengelilingi magnet tersebut.
Kutub yang sama tolak menolak, kutub yang tidak sama tarik menarik.
Tr
Material magnet akan bereaksi jika terletak pada medan magnet.
Sepotong besi biasa dapat dibuat menjadi magnet melalui cara induksi.
3
I.6 Elektro Magnet
m
o !
co
e
ft.
ca t
sebuah konduktor yang dialiri listrik maka jarum kompas akan bergerak
re
dapat diambil kesimpulan bahwa jika sebuah konduktor dialiri arus listrik
w
Medan magnet tersebut dapat dilihat melalui percobaan sepotong besi yang
dililit kabel dan dipasang menembus sebuah papan tipis dan di sekelilingnya
PD
ditaburi bubuk besi. Jika kabel tersebut dialiri arus listrik, maka bubuk besi
tersebut akan membentuk garis gaya magnet.
19
Seperti halnya magnet permanen, elektro magnet juga mempunyai
kutub Utara dan Selatan.
Kekuatan medan magnet bergantung pada besar kecilnya arus yang
mengalir dan juga jumlah gulungannya.
Jika suatu gulungan dialiri arus dan di tengah gulungan tersebut diberi
sepotong besi ( core) maka potongan besi tersebut menjadi magnet. Ini yang
disebut induksi electromagnet.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
parallel atau searah dengan medan magnet, maka tidak ada tegangan yang
PD
20
I.7 Alat-Alat Pengukuran Listrik
Untuk mengetahui dan mendiagnosa masalah–masalah di dalam
sistem kelistrikan, dibutuhkan alat–alat yang sesuai dengan tipe
pengukurannya. Alat–alat tersebut adalah Voltmeter, Ammeter dan Ohm
meter.
l
ia
I.7.1. Volt meter
Voltmeter digunakan untuk mengukur perbedaan potensial di dalam
Tr
suatu rangkaian dengan satuan volt. Dipasang secara parallel dengan sumber
yang akan diukurnya. Di dalam Voltmeter tersebut terdapat coil yang sangat
3
kecil dan sensitif, sehingga arus yang mengalir harus dibatasi. Voltmeter ini
m
juga menggunakan tahanan yang cukup tinggi dan dipasang secara seri
o !
co
e
dengan coil-nya. Skala Voltmeter ini dapat dikalibrasi untuk mendapatkan
ft.
ca t
I.7.2. Ammeter
.s
dalam rangkaian dengan satuan Ampere. Ada dua tipe ammeter ini yaitu:
w
w
F
Shunt Ammeter
Dipasang secara seri dengan beban yang akan diukur, jangan
PD
21
l
ia
Tr
3
Gb. 1. 11 AVO Meter
m
o !
co
e
ft.
ca t
ammeter.
PD
22
Jangan menghubungkan Ohmmeter ini dengan beban yang mempunyai
arus/tegangan, dan selalu mematikan switch-nya jika tidak dipakai.
l
ia
Komponen pasif
Tr
Komponen–komponen pasif adalah komponen yang tidak mengolah arus
dan tegangan, melainkan hanya menaikkan/menurunkan arus dan
3
tegangan yang melaluinya. Contoh komponen pasif adalah resistor,
capasitor dan transformer. m
o !
co
e
ft.
ca t
Komponen aktif
a
ns
trasnsistor .
C
w
Diode
w
w
F
23
l
ia
Tr
Gb. 1.12 Diode
3
Transistor
m
o !
co
e
Ada dua macam tipe transistor yaitu: Bipolar Transistor dan Field
ft.
ca t
24
Sedangkan jika arus positipnya berubah menjadi negatip maka
arusnya akan berhenti mengalir.
Tipe PNP, jika base-nya diberi arus negatip yang kecil, maka
arus positip akan mengalir dari emitter ke collector . Untuk lebih
jelasnya lihat gambar di bawah ini.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
25
BASIC ELECTRIC
l
ia
menghidupkan engine.
Ada beberapa jenis starting motor yaitu:
Tr
Electric Starting motor
Hydraulic Starting motor
Pneumatic Starting motor 3
m
Pada module ini pembahasan akan dititikberatkan pada Electric
o !
co
e
Starting motor.
ft.
ca t
a
ns
memutar engine.
PD
26
Cara kerja starting system:
l
ia
Tr
Gb. 2.1 Diagram Starting System
3
m
Ketika kunci kontak diposisikan ON, maka arus dari battery yang cukup
o !
co
e
besar stand by di terminal B pada starting motor. Dan arus yang kecil stand
ft.
ca t
gerakan kunci kontaknya ke posisi start , maka arus yang kecil mengalir dari
ns
re
terminal C pada kunci kontak menuju terminal + dan pada starting relay dan
meng-energized relay-nya, sehingga arus yang tadi stand by di terminal +
.s
C
w
27
Cara kerja starting motor
l
ia
Tr
Gb. 2.2 Elektro Magnet pada Starting Motor
3
m
Di dalam starting motor terdapat dua pasang elektro magnet yang
o !
co
e
mempunyai dua kutub Utara dan dua kutub Selatan dan biasa disebut juga
ft.
ca t
field winding. Dan juga terdapat armature yang dipasang melingkar membuat
a
ns
satu rangkaian tertutup (loop). Seperti diketahui jika suatu konduktor dialiri
re
starting motor, arus tersebut terbagi dua yaitu ada yang ke field winding
w
F
28
l
ia
Gb. 2.3 Konstruksi Starting Motor
Tr
Sekarang ada konduktor yang dialiri arus dan terdapat medan magnet
3
di sekelilingnya, terletak di antara dua kutub magnet yang kuat di sekitar field
winding. Maka garis gaya magnet dari Utara ke Selatan dari field winding,
m
o !
co
dan garis gaya konduktor yang melingkar searah jarum jam. Arus yang
e
ft.
masuknya positip akan saling memperkuat jika searah dan saling meniadakan
ca t
a
memutar engine .
PD
Kesimpulan:
29
II.2 CHARGING SYSTEM
Charging system mempunyai dua tugas utama yaitu:
Mengisi ulang battery
Menyediakan suplay arus untuk aksesoris elektrik
Ada dua tipe sistem charging ini yaitu DC charging, menggunakan
generator yang menghasilkan arus AC dan dirubah menjadi DC oleh
commutator dan brush. Dan satunya lagi yaitu AC charging, menggunakan
l
ia
alternator yang membangkitkan arus AC dan dirubah menjadi DC oleh
rectifier diode.
Tr
II.2.1 DC Charging System
3
Sistem ini menggunakan: armature, kutub–kutub, field winding, brush
m
dan commutator. Jadi komponen–komponennya sama dengan starting motor
o !
co
e
hanya prinsip kerjanya yang berbeda.
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
30
Seperti telah dipelajari pada electromagnet, jika sebuah konduktor
memotong medan magnet maka akan terjadi induksi arus. Generator ini juga
menggunakan prinsip tersebut untuk memproduksi arus.
Perubahan arah dari konduktor menyebabkan perubahan polaritas dari
arus output konduktor tersebut, sehingga pada saat engine memutar
generator tersebut, arus yang dikeluarkan oleh konduktor berbentuk AC
(alternating current ). Sedangkan alat berat membutuhkan arus DC, maka
l
ia
arus AC tersebut harus dirubah menjadi DC. Perubahan ini dilakukan oleh
commutator, yaitu pada saat konduktor memotong medan magnet di sekitar
Tr
kutub Selatan maka arus yang dikeluarkan oleh konduktor tersebut menuju
ke arah brush dan berpolaritas positip. Sementara ujung konduktor lainnya
3
yang memotong medan magnet di sekitar kutub Utara arah arusnya menjauhi
m
brush sehingga berpolaritas negatip. Apabila konduktor tersebut berputar
o !
co
e
sejauh 180 derajat, maka yang tadinya memotong medan magnet di sekitar
ft.
ca t
kutub Selatan mulai memotong medan magnet di sekitar kutub Utara. Begitu
a
ns
juga sebaliknya, maka arah arusnyapun berbeda. Tetapi karena posisi brush-
re
nya tetap maka masing–masing brush hanya menerima satu arah polaritas
.s
31
II.2.2 AC Charging S ystem
l
ia
Tr
Gb. 2.5 Prinsip Dasar Generator AC
3
m
Sistem ini mempunyai komponen alternator dan regulator. Alternator
o !
co
e
ini sama dengan generator yaitu sama–sama memproduksi arus AC, tetapi
ft.
ca t
berbeda cara kerjanya yaitu, generator kutub medan magnetnya diam dan
a
ns
magnetnya berputar dan armaturenya diam. Dan juga pada alternator arus
.s
alternator.
w
F
PD
32
Alternator lebih baik dari generator karena alternator dapat
menghasilkan arus yang tinggi pada putaran engine rendah. Dan juga
bentuknya lebih sederhana/kecil dibandingkan dengan generator. Konstruksi
dari alternator sederhana, yaitu gulungan electromagnet yang arusnya diatur
oleh regulator ber-transistor , dan gulungan ini (field winding) diputar oleh
engine. Sementara gulungan armaturenya berpola bintang (jarak loop satu
dengan lainnya 120 derajat) dan menghasilkan arus AC tiga phasa. Dan
l
ia
setelah itu arus tersebut disearahkan oleh dioda.
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
Cara kerja regulator yaitu apabila kapasitas arus di battery kurang (di
bawah 24 volt) maka transistor NPN di dalam regulator conduct, yang mana
mengijinkan arus mengalir dari field coil menuju ground sehingga medan
magnetnya menjadi kuat. Hal itu berakibat output dari alternator tinggi dan
battery mendapat suplay arus yang banyak sampai kapasitasnya mendekati
maksimum. Pada saat itu transistornya merasakan kenaikan tegangan
33
tersebut sehingga dioda Zenernya “ON ” oleh breakdown voltage . Oleh karena
itu transistor NPN nya menjadi “OFF ” dan arus dari field coil menuju ground
terputus sehingga alternator tidak menghasilkan arus pada saat itu. Dan
kapasitas battery terjaga pada posisi maksimum.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
II.3 Battery
C
w
Battery terbuat dari banyak sell yang terpisah satu dengan lainnya.
Masing–masing sell terbuat dari plat negatip dan positip yang dipisahkan oleh
separator dan terisi oleh elektrolit yang mempunyai kandungan 36 persen
Sulphuric Acid dan 64 persen air distilasi/air suling.
34
l
ia
Gb. 2.8 Konstruksi Battery
Tr
Plat-plat positip dan negatip dihubungkan secara seri oleh moulded
3
strap di bagian atasnya. Masing-masing battery mempunyai sell-sell berbeda
m
tergantung dari kapasitas tegangannya. Misalnya battery 6 Volt mempunyai 3
o !
co
e
sell, battery 12 Volt mempunyai 6 sell dan mempunyai potensial tegangan 2,3
ft.
ca t
Volt.
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
35
Berat jenis elektrolit dalam keadaan battery penuh adalah 1,225 pada
suhu tropis (27 derajat Celcius) elektrolit tersebut adalah campuran dari 36
persen Acid dan 64 persen air distilasi.
l
ia
Ampere Hours
Adalah satuan dari kapasitas penyimpanan battery , yaitu nilai maksimal
Tr
kemampuan battery jika dibebani secara terus menerus akan habis
dengan perkalian Ampere terpakai dengan waktu penggunaanya. Seperti
3
contoh jika ada kapasitas battery 100 AH maka battery tersebut akan
m
habis dalam waktu 5 jam jika dibebani sebanyak 20 Ampere.
o !
co
e
Cold Cranking Ampere
ft.
ca t
derajat Celcius sampai tegangan tiap sell nya minimum 1,2 volt. Rating
re
di start.
w
Reserve Capacity
w
F
Jumlah satuan waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh battery untuk
PD
36
Part Cold Cranking Reserve
Volts A. H.
Number Ampere Capacity
l
9G 4234 12 425 105 60
ia
9G 4233 12 625 160 80
Tr
Table. 2.1 Battery Rating
Ukuran platnya
w
Prosedur perawatan
Bersihkan battery setiap 50 jam dengan air dan baking soda
Jaga ketinggian elektrolit
Bersihkan lubang ventilasinya
Bersihkan dan kencangkan terminalnya
37
Untuk mendapatkan keyakinan bahwa battery dalam kondisi baik dan
siap pakai, harus dilakukan serangkaian test antara lain:
Visual Inspection
Yaitu memeriksa kode label, ketinggian permukaan elektrolit dan
kebocorannya serta kondisi fisiknya dari perubahan bentuk dan
warnanya.
Mengukur Open Circuit Voltage
l
ia
Dengan menggunakan digital multimeter, bisa diukur nilai OCV untuk
masing-masing rating battery yaitu untuk battery 12 V harus lebih
Tr
tinggi dari 12 V, dan untuk battery 6 V harus lebih tinggi dari 6 V.
jika pembacaanya di bawah nilai tersebut maka battery tersebut
harus di charge. 3
Charge Test
m
o !
co
e
Dilakukan untuk menentukan:
ft.
ca t
menit
.s
38
Setelah 15 detik dalam keadaan tetap terbebani ukur tegangan
dengan menggunakan digital multimeter.
Jika pembacaannya minimum 9,5 Volt untuk battery 12 Volt dan
4,7 Volt untuk battery 6 Volt menandakan battery tersebut
dalam keadaan baik sehingga battery bisa dilakukan proses
charging, tetapi jika kurang menandakan battery tersebut
rusak.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
39
II.4 Skematik Elektrik
Seorang serviceman yang handal dalam melakukan troubleshooting
yang benar di dalam sistem kelistrikan harus menguasai beberapa aspek
yaitu:
Mampu dalam membaca wiring/skematik elektrik
Mampu menggunakan diagnostik tool dengan baik
l
Mampu mendiagnosa sistem operasi dari komponen-komponen
ia
elektrik
Tr
Menggunakan literatur yang tepat
Oleh karena alasan itulah maka membaca wiring merupakan hal penting
dalam troubleshooting pada sistem kelistrikan. Sebelum memasuki topik
3
tersebut sebaiknya dimengerti lebih dahulu mengenai perawatan kabel.
m
o !
co
e
II.4.1 Wire Maintenance
ft.
ca t
dikontrol secara elektronik, oleh sebab itu tidak boleh sembarangan dalam
re
lain:
Letak komponen.
Nomor AWG pada kabel.
Tipe dari konektornya yaitu: sure seal, deutch connector/VE dan MS.
Nilai tahanan dari solenoid yang dipakai.
Nilai actuate dan deactuate dari switch-switch yang terpakai.
Daftar kode-kode problem (MID, CID dan FMI nya) jika ada.
40
Dan banyak informasi lain yang bertujuan untuk memudahkan kita
dalam menelusuri arus dan tegangan. Pada skematik juga akan dijumpai
simbol-simbol elektrik yang dipakai dan kode warna kabel.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
41
Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain:
Menghilangkan hubungan lingkage secara mekanikal, sehingga lebih
praktis.
Memudahkan serviceman melakukan troubleshooting.
Data-datanya bisa disimpan secara komputerisasi sehingga dapat
dengan mudah digunakan lagi pada waktu yang berlainan untuk
pendeteksian masalah yang ada.
l
ia
Proses untuk merubah ke standard yang lebih tinggi (upgrade) dapat
dengan mudah yaitu dengan pemrograman secara komputerisasi.
Tr
Dalam melakukan kalibrasi dan penyetelan bisa secara komputerisasi
Komponen Output 3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
Input
w
F
Komponen Control
PD
42
karena banyak jenis pengontrol yang dipakai oleh Caterpillar untuk masing-
masing machine.
l
ia
troubleshootingnya.
Tr
II.5.1.1 Switch
Banyak switch yang dipakai oleh sistem tersebut, tetapi semuanya
3
mempunyai persamaan pada cara kerjanya yaitu pada dua posisi “ ON”
m
dan “OFF “ atau open dan close sehingga switch ini sering disebut sebagai
o !
co
e
“two state devices“.
ft.
ca t
a
ns
A. Uncommited Switch
.s
Biasanya switch ini dipakai untuk memonitor tekanan, suhu, aliran dan
ketinggian dari parameter-parameter yang dibutuhkan oleh sistemnya.
Contoh switch ini adalah: oil pressure switch, water temperature
switch, coolant flow switch dan fuel level switch.
43
l
ia
Gb. 2.13 Switch
Tr
B. Programming Switch
3
Switch ini dipergunakan untuk merubah program kontrolnya, dengan
m
merubah hubungan ke ground menjadi open atau sebaliknya pada
o !
co
e
konektor-konektor yang disediakan untuk itu. Sehingga kontrol
ft.
ca t
hal ini perlu karena untuk membedakan karakteristik unit satu dengan
re
lainnya. Contoh switch ini adalah: harness code switch, unit switch dll.
.s
C
w
C. Service Switch
w
II.5.1.2 SENDER
Sistem monitoring Caterpillar menggunakan dua tipe sender sebagai
input untuk informasinya kepada kontrol.
44
Dua tipe sender itu adalah:
A. Sender 0 sampai 240 Ohm
Sender ini mengirim perubahan output dari nilai tahanan yang
diakibatkan dari perubahan nilai parameter yang dipantaunya.
Parameter yang menggunakan sender ini adalah: fuel level sender .
Module main display menghitung nilai tahanan dari outputnya sender
tersebut dan merubahnya menjadi display informasi pada module
l
ia
gauge clusternya atau alert indicator atau kedua-duanya.
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
45
l
ia
Tr
Gb. 2.15 Sender 70 Ohm sampai 800 Ohm
II.5.1.3 SENSOR 3
m
Sensor mengukur parameter secara fisik seperti kecepatan,
o !
co
e
temperature , tekanan dan posisi. Sebuah sensor elektronik merubah
ft.
ca t
yang tetap. Sinyal elektronik ini mewakili perubahan yang diukur, sinyal
w
46
A. Sensor frekwensi
Sistem pengontrolan elektronik menggunakan bermacam-macam
komponen untuk mengukur kecepatan. Yang paling banyak adalah
dipakai dua tipe yaitu tipe sensor magnetic dan hall effect.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
47
didalamnya terdapat coil, core dan magnet sehingga hampir
menyerupai generator kecil.
Cara kerjanya yaitu saat gear memotong medan magnet permanent
di dalam sensor terbangkitlah tegangan AC dalam coil dan diikuti
oleh frekwensinya. Frekwensi tersebut proporsional terhadap
kecepatan dan ECM menggunakan frekwensi tersebut untuk
membandingkan dengan data yang tersimpan dalam ECM.
l
ia
Untuk mengetahui kondisi baik dan tidaknya sensor tersebut kita bisa
mengukurnya secara statis dan dinamis, yaitu pada saat dilepas dari
Tr
harnessnya dan engine dalam keadaan mati kita bisa mengukur nilai
tahanan coilnya antara 100 sampai 500-Ohm sesuai besar kecilnya
3
sensor. Dan pada saat tersambung dengan harnes nya dengan
m
engine dalam keadaan hidup dengan menggunakan probe tester kita
o !
co
e
bisa mengukur tegangan AC nya dan frekwensinya yang timbul
ft.
ca t
48
l
ia
Tr
Gb. 2.17 Speed Sensor
49
Sesuai dengan namanya maka output sensor ini yang berupa
frekwensi yang sebagai acuan dalam referensi oleh kontrolnya untuk
kecepatan sedangkan duty cycle dipakai untuk menentukan timing.
Sensor ini sangat akurat dalam mendeteksi kecepatan karena
outputnya tidak tergantung oleh kecepatan, dan dapat mendeteksi
kecepatan mulai dari 0 rpm dalam temperature yang bervariasi.
Hall effect sensor ini dapat memberikan output yang baik jika dalam
l
ia
pemasangannya tanpa ada celah di gearnya.
Untuk mendiagnosa sensor tersebut harus melakukan beberapa
Tr
tahapan yaitu:
Ukur tegangan inputnya antara pin A dan pin B ( speed timing
3
sensor = 12,7 Volt sedangkan transmission output sensor = 8
Volt)
m
o !
co
e
Ukur outputnya antara pin C dan pin B harus terdapat duty cycle
ft.
ca t
B. Sensor Digital
C
w
yang tinggi dan dapat mengikutinya terus secara mekanis. Hasil rata-
rata dari on dan off pulsa tadi menyebabkan perubahan tegangan dan
arus yang akan diterjemahkan oleh kontrol sesuai dengan
kebutuhannya.
50
l
ia
Tr
Gb. 2.19 Rangkaian Sensor Digital
3
m
Tipe sensor ini banyak dipakai untuk memantau posisi, aliran,
o !
co
e
tekanan dan temperature . Secara fisik sensor ini lebih besar dari
ft.
ca t
51
l
ia
Tr
Gb. 2.20 Sensor Digital
3
m
Langkah-langkah pengetesannya sebagai berikut:
o !
co
e
ft.
huruf-hurufnya.
ns
re
52
l
ia
Tr
Gb. 2.21 Sensor Digital
C. Sensor Analog 3
m
Sensor tipe ini sangat berbeda dengan yang digital bukan hanya
o !
co
e
bentuk fisiknya tetapi juga cara kerja dan fungsinya serta
ft.
ca t
53
Output dari sensor analog hanya berupa tegangan DC, biasanya
antara 0 sampai 5 Volt. Konstruksi bagian dalamnya hanya terdapat
thermistor dan amplifier yang memperoses sunyal outputnya 0,2
sampai 4,8 Volt DC secara proporsional dengan temperature
normalnya.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
54
D. Sensor Analog ke Digital
Sensor tipe ini menggunakan bagian analognya untuyk mengukur
parameternya dan mengirimkan sinyal tersebut ke sebuah converter
dan di dalam converter sinyal tersebut dirubah menjadi digital ( PWM )
menuju ke kontrol elektronik.
Troubleshooting sensor tipe ini sama dengan sensor digital. Di bawah
ini terdapat contoh gambar sensor analog ke digital untuk sensor
l
ia
tekanan brake.
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
55
kontrol yang dipakai tergantung dari penggunaan serta tipe dari input dan
outputnya.
l
ia
solenoid injector, solenoid waste gate , lampu indicator serta display gauge
cluster.
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
56
data link atau menuju main display. Kontrol modul ini juga membutuhkan
battery Lithium sebesar 3 Volt untuk memback- up memory sewaktu
disconnect switchnya diposisikan off.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
mengengaged kan clutch transmisi pada rpm engine dan kecepatan truck
yang tepat. Karenanya Ecm tersebut berkomunikasi dengan ECM engine
untuk mendapatkan data kecepatan engine. Serta dilengkapi switch –switch
untuk mengakses problem– problem dan memprogram parameter sesuai
dengan kebutuhannya.
57
l
ia
Tr
Gb. 2.27 EPTC (Electronic Programmable Transmission Control)
3
m
o !
co
e
II.5.3 Komponen Output
ft.
ca t
Display Module, Display Data Link , Alert Indicator s serta action lamp/alarm.
.s
C
w
w
w
F
PD
58
Display data link berbeda dengan Cat Data link yaitu untuk CDL hanya
mempunyai dua kabel yang dipilih satu dengan lainnya untuk menghilangkan
interferensi medan magnet, sedangkan display data link mempunyai 6 kabel
sebagai kabel komunikasi dari komponen–komponen display yang berisi
micro processor sehingga harus berkomunikasi satu dengan lainnya dalam
bentuk digital.
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
EMS mulai dipakai Caterpillar pada tahun 1978 yaitu suatu sistem
w
F
59
komponen kontrolnya EMS terdapat komponen: LED, Transistor NPN
serta tahanan yang dipasang secara parallel dengan lainnya. Cara kerja
dari EMS adalah jika switch nya terhubung dengan ground , maka arus
dari battery langsung menuju ground melalui tahanan. Hal ini
menyebabkan transistor NPN tidak bekerja sehingga lampu LED tidak
menyala dan menandakan kondisi parameter yang dipantau normal.
Tetapi jika switchnya terlepas dari ground , maka arus dari battery tidak
l
ia
langsung menuju ground tetapi menuju ke terminal base dari transistor
NPN, sehingga transistor membuat arus yang stand by di ujung LED
Tr
mengalir menuju ground dan LED-nya menjadi ON. Ini menandakan
terjadi kondisi yang tidak normal pada parameter yang dipantaunya. Di
bawah ini ada contoh panel EMS. 3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
60
II.5.4.2 Computerized Monitoring System
Pada sistem monitoring tipe CMS ini sudah ada pengembangan
dari input-inputnya yaitu sudah banyak dipakai sensor-sensor tipe digital
dan kontrolnya terdapat microprosesor sehingga sama dengan
komputer.
Karena berbentuk komputer, maka data-data yang diterima dari
sensor bisa disimpan dan diprogram dalam kontrolnya. Keuntungannya
l
ia
adalah data tersebut dapat dipanggil lagi pada lain waktu sehingga
memudahkan serviceman dalam troubleshootingnya. Juga dalam kontrol
Tr
tersebut terdapat kabel data link untuk dapat berkomunikasi dengan
kontrol lainnya.
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
CMS ini diproduksi awal dengan tipe LCD (Liquid Crystal Display )
lalu berkembang menjadi VFD ( Vacuum Fluorescent Display ). Di dalam
sistem monitoring ini masih terdapat EMS yang diwakilkan oleh lampu-
lampu alert indicator sehingga masih mempunyai warning level dan
61
bekerjanya terbagi dalam beberapa mode-mode operasinya yaitu ada 5
mode di antaranya:
Mode 0 = Normal, dipakai pada saat operasi normal
Mode 1 = Service, dipakai untuk melihat problem yang ada
Mode 2 = Status, dipakai untuk mengetahui switch yang open
Mode 3 = Tattletale, dipakai untuk melihat nilai ekstrim yang
pernah terjadi
l
ia
Mode 4 = Numerical readout , dipakai untuk merubah gauge
menjadi angka
Tr
Untuk mengakses mode-mode tersebut dipakai tool khusus
3
yaitu 4C8195 service tool. CMS ini dapat dipakai oleh berbagai tipe unit
m
yang ternasuk dalam daftar harness code nya. Setiap mengganti CMS ke
o !
co
e
unit yang lain harus dirubah pula harness code nya yang tersedia pada
ft.
ca t
62
II.5.4.3 Caterpillar Monitoring System
Dari tipe CMS tadi Caterpillar mengembangkan lagi menjadi
Caterpillar Monitoring System . Perubahan paling mendasar dari CATMS ini
adalah tersedianya mode–mode untuk kalibrasi, sehingga bisa dipakai pada
kontrol–kontrol yang diprogram untuk kalibrasi. Dan juga modulnya terbagi
menjadi tiga bagian tidak seperti CMS yang merupakan satu kesatuan, yaitu
modul gauge cluster, tacho/odo meter graph module dan main display
l
ia
module untuk melihat informasi problem dan mode kalibrasinya.
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
63
Dari mulai mode 6 sampai 10 berbeda antara unit satu dengan yang
lainnya tergantung dari konfigurasinya. Untuk melihat mode–mode tersebut
sama dengan tool yang dipakai pada CMS yaitu 4C8195 Service tool .
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
64
BASIC ELECTRIC
Lembar Kerja
Latihan 1
l
ia
a. Ukur tegangan sumber dari simulator ini
Tr
Volts Amp mA Com V/Ohm
Milli Volts
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
b. Ukur arus yang mengalir pada lampu 1, dan rangkaikan seperti pada
w
gambar
w
w
F
PD
Ampere
Miliampere
65
c. Ukur arus yang mengalir pada lampu 1 dengan ditambahkan tahanan
R1/R2/R3/R4 dan R5 secara bergantian (5 X pengukuran)
Ampere
Milliampere
R1/R2/R3/
R4/R5
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
66
Latihan 2
Ohms
Kilo Ohms
l
ia
R1 – R6
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
67
Latihan 3
a. Ukur tegangan jatuh ( voltage drop) pada variable resistor dengan resistor
diset pada tahanan 100 Ohm
l
ia
Tr
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
b. Ukur tegangan jatuh (voltage drop) pada L1 dari rangkaian di bawah ini.
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
68
c. Ukur tegangan jatuh (voltage drop) pada R1 dari rangkaian di bawah ini
R1
l
ia
Tr
3
m
o !
co
Dari hasil latihan 3, silahkan dihitung hasil dari masing-masing voltage drop
e
ft.
pada lampu1, resistor1 dan variable resistor yang tahanannya diset 100 ohm.
ca t
a
69
Latihan 4
l
ia
maka
Tidak ada arus dari E ke B
Tr
Tidak ada arus dari E ke C
Lampu tidak menyala
Posisikan switch pada posisi close, maka3
Ada arus kecil mengalir dari E ke B
m
o !
co
e
Ada arus besar mengalir dari E ke C
ft.
ca t
70
Lakukan petunjuk berikut
Posisikan switch pada posisi open (tidak berhubungan dengan ground )
maka:
Tidak ada arus dari E ke B
Tidak ada arus dari E ke C
Lampu tidak menyala
l
ia
Posisikan switch pada posisi close, maka:
Ada arus kecil mengalir dari B ke E
Tr
Ada arus besar mengalir dari C ke E
Lampu akan menyala
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
71
Latihan 5
l
ia
pengganti disconnect switch gunakan double pole switch.
Jika rangkaian yang anda buat benar, sewaktu starting key diposisikan start
Tr
solenoid akan menarik ke dalam dan fan (12 volt) akan berputar.
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
72
Latihan 6
a. Buat rangkaian dari lift kick out untuk wheel loader dengan menggunakan
simulator ini. Rangkai seperti gambar di bawah ini.
l
ia
S B G
Tr
3
m
o !
co
e
Jika rangkaian anda benar, sewaktu magnet digerakkan naik turun di
ft.
kerja magnetic switch-nya ada dua posisi, sedangkan lift kickout cuma
w
satu posisi.
w
F
PD
73
Latihan 7
l
ia
a. Resistor
Tr
Gunakan DMM dan tempatkan saklarnya pada skala OHM. Ukur semua
resistor yang ada dan bandingkan satu dengan yang lainnya, hubungkan
secara paralel dengan resistornya.
3
m
o !
b. Dioda
co
e
Gunakan DMM dan tempatkan saklarnya pada skala dioda check.
ft.
ca t
DMM.
re
.s
C
w
w
w
F
PD
74
Sewaktu dihubungkan forward biased, yaitu kabel merah dari jack V/Ohm
pada DMM dihubungkan ke terminal anoda dan kabel hitam dari jack
COM pada DMM dihubungkan ke terminal katoda pada dioda. Maka akan
terbaca voltage drop sebesar 300 sampai 600 milivolt (untuk dioda yang
terbuat dari bahan semikonduktor Silikon).
Tetapi jika dihubungkan reverse biased, yaitu kebalikannya dari forward
biased maka DMM menunjukkan OL. Jika penunjukkannya seperti
l
ia
tersebut di atas maka dioda tersebut dalam keadaan baik, jika tidak maka
dioda tersebut dalam keadaan rusak.
Tr
Tipe-tipe lain dari dioda adalah: Dioda Zener dan LED
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
c. Transistor
PD
75
DMM dan tandai kaki yang menunjukkan OL pada display. Terus dibalik
kabel hitam ke body transistor dan kabel merah ke salah satu kakinya,
lihat display pada DMM dan tandai kaki yang menunjukkan OL pada
display. Kaki yang menunjukkan OL terus pada saat kabel dihubungkan
secara bergantian adalah kaki E (Emitter).
Untuk menentukan tipenya kita tinggal menghubungkan kaki E dan B.
Sewaktu kabel merah dihubungkan ke kaki E dan kabel hitam ke kaki B
l
ia
dan pada display menunjukkan voltage drop, maka transistor tersebut
bertipe PNP. Tetapi jika kabel merah di hubungkan ke kaki B dan kabel
Tr
hitam ke kaki E pada display-nya menunjukkan voltage drop , maka
transistor tersebut bertipe NPN.
3
m
o !
co
e
ft.
ca t
a
ns
re
.s
C
w
w
w
F
PD
76
BASIC ELECTRIC
l
ia
diklasifikasikan sebagai isolator.
3. Kutub yang sama tarik menarik dan kutub yang berbeda akan tolak
Tr
menolak.
4. Voltage bisa timbul tanpa arus, sedangkan arus tidak akan timbul
tanpa voltage.
3
5. Besi memperkuat medan magnet, sedangkan udara merupakan
m
o !
co
tahanan terhadap medan magnet.
e
ft.
akan turun.
8. Sender termasuk komponen input dalam Caterpillar Electronically
.s
C
w
Controlled.
w
77
c. Conductor f. Voltage Drop
l
ia
3. Syarat timbulnya tegangan adalah:
Tr
a. Resistance d. Magnetic field
b. Conductor e. Isolator
c. Current 3 f. Relative motion
m
o !
co
e
4. Bila sebuah alternator baru saja bekerja/berputar, maka penyebab
ft.
ca t
b. Resistance d. Current
PD
78
b. Pembangkit medan magnet d. Elektromagnet
l
ia
dinaikkan:
a. Resistance naik c. Output voltage naik
Tr
b. Load naik d. Voltage Battery turun
3
10. Terminal yang mana pada Transistor yang mengatur aliran arus:
a. Emitter
m
c. Collector
o !
co
e
b. Base d. Katoda
ft.
ca t
a
ns
12. Bila mata gergaji besi bergetar pada saat melakukan test armature
starting motor dengan menggunakan Growler maka:
a. Armature open circuit c. Armature short
circuit
b. Armature grounded d. Armature short ke battery
positip
79
13. Bila battery dihubungkan terbalik, maka starting motor akan:
a. Terbakar/rusak c. Arah putaran motor tetap
b. Arah putaran motor terbalik d. Motor tidak berputar
l
ia
b. Supply arus untuk Electrical Accessories
c. Voltage stabilizer
Tr
d. Menyimpan arus pada saat charging
16. Satuan arus dan waktu yang dipakai pada spesifikasi AH suatu Battery
w
F
adalah:
PD
80
b. Kemampuan Battery untuk mengeluarkan arus atau dibebani
maksimum selama 30 detik.
c. Kemampuan Battery untuk mengeluarkan arus atau dibebani
selama 30 detik dengan voltage minimum 1.2 V per cell
d. Kemampuan Battery untuk dibebani selama 30 menit
maksimum
l
ia
18. Reserve Capacity suatu Battery adalah:
a. Kemampuan Battery untuk dibebani sebanyak 25 ampere
Tr
secara terus-menerus selama 30 detik tanpa charging.
b. Satuan waktu dalam menit yang digunakan untuk mengukur
3
kemampuan suatu battery bila mendapat beban sebanyak 25
m
ampere secara terus menerus tanpa charging hingga voltagenya
o !
co
e
turun menjadi 10.5 V
ft.
ca t
ditentukan adalah:
w
F
a. 1.260 c. 1.235
PD
b. 1.225 d. 1.270
81
21. Bila standard Electrical Accessories suatu unit machine ditambah atau
diperbesar maka yang diperlukan adalah:
a. Battery yang lebih besar
b. Alternator yang lebih besar
c. Battery dan Alternator yang lebih besar
d. Engine yang lebih besar
l
ia
22. Campuran ideal pada Electrolyte adalah:
Tr
a. 64% Asam Sulfat + 36% Air
b. 46% Air + 54% Asam Sulfat
c. 36% Asam Sulfat + 64% Air 3
d. 50% Aor + 50% Asam Sulfat
m
o !
co
e
ft.
ca t
c. Stationary Armature
C
w
82
b. Pneumatical d. Mechanical
l
ia
27. Setting over speed R.P.M adalah:
a. High Idle R.P.M + 18% c. High Idle R.P.M +
Tr
28%
b. Full Load R.P.M + 28% d. Full Load R.P.M +
18% 3
m
o !
co
e
28. Dalam suatu rangkaian safety device “Energized to Off” semua
ft.
ca t
a. Series c. Parallel
re
engine
PD
83
31. Nilai tahan dalam sebuah konduktor dipengaruhi oleh hal-hal di
bawah ini, kecuali:
a. Panjang c. Temperature
b. Diameter d. Tegangan
l
ia
a. Switch c. Sender
b. Variable resistor d. Solenoid
Tr
33. Magnetic pick up sewaktu dioperasikan bisa mengeluarkan sinyal AC
karena: 3
m
a. Mempunyai komponen oscillator di dalamnya
o !
co
e
b. Mempunyai permanen magnet, core dan coil di dalamnya.
ft.
ca t
yaitu:
PD
84
a. Electrical membuat kemagnetan pada core/plunger
b. Hydraulic mengatur pergerakan pada core/ plunger
c. Electrical mengatur arus yang masuk ke coil
d. Mechanical membuat kemagnetan pada coil
l
ia
a. 1 – 5 VDC c. 5 + 0,2 VDC
c. 8 VDV d. 12,5 VDC
Tr
37. Sedangkan sensor digital membutuhkan tegangan sebesar ……..
sebagai inputnya. 3
a. 5 VDC
m c. 12,5 VDC
o !
co
e
b. 8 atau 24 VDC d. 5 atau 8 VDC
ft.
ca t
a
ns
38. Mode operasi yang digunakan untuk operasi normal pada Caterpillar
re
a. Mode 0 c. Mode 2
C
w
b. Mode 1 d. Mode 3
w
w
F
39. Sedangkan untuk mengetahui Harness Code yang terpasang, kita bisa
PD
40. Sensor digital pada saat operasinya jika diukur pada terminal
output nya mengeluarkan sinyal kecuali:
a. Tegangan AC 300 VAC – 750 VAC
85
b. Frekuensi 4 KHz – 5,5 KHz
c. PWM (5% - 5%)
d. Tegangan DC dari 1 – 8 VDC
l
ia
R2 = 2
41. Hitung
Tr
a. R total
b. I total
3
R1 = 4 R3 = 6
m
o !
co
e
ft.
ca t
24 V
a
ns
re
.s
C
w
w
R1 = 5
w
F
PD
42. Hitung V1
a. R total R2 = 3
b. I pada R1
c. I pada R2
d. Voltage drop pada V1 dan V2 V2
24 V
86
R1 = 10
43. Hitung R total
R2 = 4
l
ia
45. Hitung I pada R2
V2
Tr
46. Hitung I pada R3 R3 = 5
R4 = 8
ca t
a
ns
24 V
.s
87