Anda di halaman 1dari 13

TROUBLESHOOTING HYDRAULIC SYSTEM

Judul : HYDRAULIC SYSTEM LOW POWER AND


OVERHEAT UNIT EXCAVATOR KOMATSU
PC2000-8

Nama Mahasiswa : Novendra David Rizaldy

No Mahasiswa : 16/396057/SV/10270

Tempat Praktik : PT Madhani Talatah Nusantara

Tanggal Praktik : 1 Mei 2019 – 1 Agustus 2019

Nama Pembimbing : Bapak Zainuddin

Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetaui prose troubleshooting hydraulic low power dan overheat.


2. Untuk menambah wawasan tentang kerusakan-kerusakan pada hydraulic.
3. Menjadi evaluasi dalam pengoperasian unit.

1. Latar Belakang
Hydraulic Excavator adalah suatu alat berat yang dilengkapi dengan
backhoe Hydraulic Excavator adalah suatu alat berat yang dilengkapi dengan
backhoe untuk melakukan pekerjaan menggali, membuat parit, mengangkat
material, dan menghancurkan material-material yang bersifat keras, serta mampu
untuk berputar (swing) sebesar 360 derajat. Berbagai bidang industri seperti
pertambangan (mining), konstruksi (infrastructure), dan perkebunan kerap
menggunakan hydraulic excavator untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Karakteristik penting yang dari hydraulic excavator adalah menggunakan diesel
engine sebagai engine system utama dan dominannya penggunaan hydraulic
excavator pada komponen seperti hydraulic pump, swing motor, travel motor, final
drive, dan attachment (boom, arm, dan bucket). Salah satu jenis hydraulic excavator
adalah PC2000-8 milik perusahaan Komatsu. Adapun spesifikasi hydraulic
PC2000-8 dapat dilihat pada table 1.1.

1
Gambar 1.1 Excavator PC2000-8

Tabel 1.1 Spesifikasi Hydraulic System


Model Komatsu SAA12V140E-3
Type Open center load sensing system number of select able
working modes
Main pump Variable displacement piston
Max Flow attachment, 2317 ltr/min
swing, and travel
Hydraulic Motors
Travel 2X axial piston motors with parking brake
Swing 2X axial piston motors with swing holding brake
Fan 2X axial piston motors
Relief Valve Setting
Backhoe 29.4 MPa
Loading Shovel 29.4 MPa
Travel Circuit 32.9 MPa
Swing Circuit 29.4 MPa
Pilot Circuit 2.9 MPa

2
Hydraulic Cylinder Backhoe
Boom 2-300 mm x 2647 mm
Arm 2-2500 mm x 2138 mm
Bucket 2-200 mm x 2170 mm
Hydraulic Cylinder Loading Shovel
Boom 2-280 mm x 1930 mm
Arm 2-200 mm x 2170 mm
Bucket 2-225 mm x 2050 mm
Bottom Dump 2-180 mm x 600 mm

2. Dasar Teori
A. System Hydraulic
Sistem hydraulic adalah sistem yang mengubah suatu bentuk tenaga ke
bentuk tenaga yang lain dengan menggunakan cairan sebagai meianya. Prinsip ini
menggunakan hukum pascal yang menyatakan bahwa “Tekanan yang diberikan
pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah sama besar.”
Ada beberapa komponen dalam system hidrolik. Komponen ini mendukung
sistem hidrolik bekerja. Adapun komponen-komponen tersebut adalah :
1. Pompa, berfungsi untuk mengalirkan fluida yang juga mengubah energi mekanik
menjadi energi hidrolik.
2. Actuator, berfungsi untuk mengubah energi hidrolik menjadi energi mekanik
untuk melakukan kerja.
3. Control valve, berfungsi untuk mengatur aliran hidrolik yang dipompakan oleh
pompa hidrolik agar sampai ke actuator yang dituju.
4. Pipe, berfungsi sebagai jalur oli yang dipmpakan.
5. Reservoir, berfungsi sebagai penampungan oli yang akan digunakan dan setelah
digunakan.
6. Filter oil, berfungsi untuk menyaring oli agar bersih dari partikel-partikel.
7. Oil Cooler, berfungsi untuk mendinginkan oli agar temperature oli dapat terjaga.

3
B. Main Pump
Pompa hidrolik adalah pompa yang digunakan untuk mengubah energi
gerak dari engine menjadi energi potensial didalam oli. Pompa ini menyediakan
aliran. Pompa tidak menghasilkan tekanan. Tekanan timbul karena adanya
hambatan-hambatan yang ditemui aliran di dalam sistem.

C. Cylinder Hydraulic
Cylinder hydraulic adalah salah satu komponen pada system hidrolik yang
berfungsi sebagai actuator yang mengubah tenaga hidrolis menjadi energi mekanis.
Cylinder hydraulic memiliki 2 jenis, yaitu single acting dan double acting. Single
acting jika diberi tenaga hidrolis hanya untuk satu arah gerakan. Oli memasuki head
end cylinder sehingga actuator akan memanjang, sedangkan untuk
memendekkannya digunakan tenaga dari beban itu sendiri. Sedangkan double
acting dapat digerakkan kedua arah berbeda. Tekanan oli masuk ke head end
cylinder untuk memanjangkan cylinder, sedangkan untuk memendekkan akan
dikirm ke rod end cyliider.

D. Hydraulic Overheat
Hydraulic Overheat adalah kondisi dimana system hydraulic dalam keadaan
temperature diatas batas maksimal panas yang telah ditentukan oleh unit. Hydraulic
overheat sering terjadi karena adanya sumbatan pada aliran atau juga bisa terjadi
karena kerja cooler kurang maksimal. Sumbatan dalam system hydraulic
menyebabkan pressure menjadi tinggi, sehingga hydraulic semakin lama akan
mngalami peningkatan temperature. Jumlah oli yang banyak maupunn sedikit juga
dapat menyebabkan overheat. Hal ini dikareakan jikaa jumlah oli yang terlalu
banyak maka menyebabkan berkurangnya tempat unuk oli bersirkulasi membuang
panas, sedangkan oli yang terlalu rendah juga menyebabkan overheat karena oli
belum sempat didinginka sudah digunakan kembali. Selain itu setting relief valve
bisa menjadi penyebab hydraulic overheat.

E. Hydraulic Low Power


Hydraulic low power adalah kondisi dimana system hydraulic bekerja
dengan tenaga yang kurang (pressure kurang) sehingga menyebabkan system
hydraulic kurang maksimal dalam bekerja. Hydraulic low power biasa terjadi

4
karena adanya sumbatan yang menyumbat system hydraulic. Sumbatan ini dapat
menyebabkan flow hydraulic menjadi lemah, sehingga hydraulic akan kehilangan
tenaganya.

F. Program Analisa Pelumas


Analisa Pelumas adalah salah satu program perawatan predictive
maintenance melalui analisa kondisi pelumas yang dilakukan secara berkala (sesuai
hour meter) dan follow up perbaikaannya. Program ini ditujukan untuk memonitor
kondisi equipment dan mendeteksi gejala kerusakan secara dini. Pengambilan
sampel oli dalam Program Analisa Pelumas dilakukan secara berkala dengan
mengikuti jadwal Periodic Service. Standart sampel oli yang harus diambil
disesuaikan dengan tipe periodic service yang dilaksanakan. Analisa pelumas ini
sering disebut Program Analisa Pelumas atau disingkat menjadi PAP. Hasil dari
data PAP terdapat beberapa unsur kimia. Unsur kimia iniah yang menjadi parameter
untuk menentukan apakah didalam system hydraulic terdapat masalah atau
kerusakan.

G. Program Pemeriksaan Mesin


Program Pemeriksaan Mesin (PPM) adalah salah satu program
pemeliharaan yang berbentuk inspeksi rutin pada peralatan alat berat. Langkah yang
ditempuh dalam program pemeriksaann rutin ini meliputi pemeriksaan system
hidrolik mesin, chasis, dan perlengkapan operasi lainnya. Program ini nantinya
dapat meningkatkan meningkatkan performa mesin, penyesuaian saat inspeksi
mesin, dan analisa data yang didapatkan dan penyesuaian mesin. Sehingga hasil
dari inspeksi ini akan menghadirkan rekomendasi perbaikan yang dibutuhkan agar
peralatan tetap berada pada kondisi prima.

3. Deskripsi Kejadian
a. Operator complain unit cenderung over heat hydraulic dan hydraulic low
power.
b. Operator melihat ada leak di cylinder arm

5
4. Problem/Issue and Research from Hydraulic
Setelah dilakukan beberapa inspeksi, ditemukan banyak kerusakan yang terjadi,
arm cylinder dan komponen sistem hidrolik yang lain. Hal ini disebabkan karena
maintenance yang kurang baik. Berikut adalah temuan-temuan saat inspeksi
unit:
a. Arm cylinder terdapat kebocoran hidrolik.
b. Inspeksi hydraulic overheat dilakukan.

5. Kegiatan yang Dilakukan, Analisis, dan Pembahasan


a. Cylinder arm leakage dan low power

(a) (b)
Gambar 5.1 (a) Cylinder Arm scratch (b) cylinder arm leakage

Cylinder arm mengalami scratch dan mengalami kebocoran. Hal ini


disebabkan karena seal tidak rapat. Oleh karena itu, hydraulic mengalami drift dan
low power karena hydraulic tidak bekerja dengan maksimal karena kebocoran. Pada
tabel 5.1 Dari data program pemeriksaan mesin (PPM) dapat diketahui bahwa unit
sempat mengalami drift yang berlebihan pada arm dan bucket cylinder yang
menyebabkan terjadinya leakage pada bagian cylinder arm. Leakage pada bagian
cylinder ini menyebabkan hydraulic menjadi low power karena oli tidak maksimal
dalam menuju ke actuator. Pada perbaikan leak ini dengan cara pergantian arm
cylinder baru. Karena scratch pada cylinder ini tidak dapat diperbaiki kembali.

6
Tabel 5.1 Data program pemeriksaan mesin (PPM) unit

7
b. Hydraulic Overheat

Gambar 5.2 Temperature radiator

Temperature radiator sangat tinggi dan dalam kondisi abnormal.

Gambar 5.3 Presssure Hydraulic System

Pada gambar diatas adalah pengukuran pressure hydraulic system pada


pompa. Dari pengukuran tersebut dapat dilihat bahwa hasil dari pengukuran
tersebut adalah 140. Ini menunjukkan bahwa pressure hydraulic system masih
dalam keadaan normal.

8
Gambar 5.4 Resistansi wiring motor kipas radiator

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa hasil pengukuran resistansi wiring
motor kipas radiator sebesar 8.1 kilo ohm. Ini menunjukkan bahwa adanya
hambatan pada arus listrik yang besar.

Gambar 5.5 Kabel Wiring

Ditemukan kabel yang rusak (terkelupas) dan penuh oli pada wiring menuju
motor kipas radiator. Ini berarti adanya masalah pada putaran kipas radiator. Hal
ini menyebabkan arus listrik menuju motor kipas radiator menjadi terhambat dan
putaran kipas menjadi tidak berfungsi maksimal. Maka dari itu kipas radiator tidak
bisa mendinginkan hydraulic system dengan maksimal.

9
(a) (b)
Gambar 5.6 (a) Sebelum perbaikan (b) Sesudah perbaikan

Setelah dilakukan perbaikan dengan cara pergantian kabel, maka putaran


kipas menjadi kembali berfungsi seperti semula. Sehingga tidak terjadi kembali
overheat. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kipas radiator sebelum
perbaikan hanya memiliki putaran 438 RPM dan setelah perbaikan memiliki
putaran 896 RPM. Ini berarti sebelum proses perbaikan kipas kehilangan hampir
50% putaran.

10
c. Pembahasan Program Analisa Pelumas (PAP)

(a) (b)
Gambar 1.1 (a)Tabel Kandungan Wear Metal (b) Diagram Kandungan Wear
Metal

(a) (b)
Gambar 5.7 (a) Tabel Kandungan Cantaminant (b) Diagram Kandungan
Contaminant

11
Gambar 5.8 Tabel kandungan zat additive

Gambar 5.9 Diagram Viskositas

Gambar 5.10 Hasil kesimpulan data analisa pelumas

Elemen Cu tinggi. Kemungkinan disebabkan oleh keausan komponen pump


. Sedangkan untuk elemen lainnya normal. Dalam data PAP tersebut juga dapat
dilihat bahwa viskositas oli mengalami penurunan. Ini perlu monitoring lebih lanjut
dan pengambilan sampel oli kembali untuk memonitoring apakah komponen masih
dalam keadaan keausan yang abnormal.

12
6. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
1. Leak pada cylinder arm disebabkan oleh drift yang berlebihn pada cylinder
tersebut sehingga menyebabkan cylinder arm menjadi scratch.
2. Leak pada hydraulic system menyebabkan hydraulic menjadi low power.
3. Penyebab hydraulic overheat adalah kabel yang rusak (terkelupas) dan
penuh oli pada wiring menuju motor kipas radiator. Ini berarti adanya
masalah pada putaran kipas radiator. Hal ini menyebabkan arus listrik
menuju motor kipas radiator menjadi terhambat dan putaran kipas menjadi
tidak berfungsi maksimal. Maka dari itu kipas radiator tidak bisa
mendinginkan hydraulic system dengan maksimal

b. Saran
1. Segera lakukan perbaikan jika ada tanda-tanda abnormal bagian sistem
hidrolik
2. Ambil sample oli setiap interval 250 jam untuk memonitor kondisi sistem
hidrolik
3. Cek potongan filter dan lakukan inspeksi pada partikel besar.

13

Anda mungkin juga menyukai