Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PT ADIKA ATMAJA TEKNIK


Jl.Sukomanunggal Jaya VI No.22, Sukomanunggal, Kota Surabaya
Jawa Timur 60188

Disusun Oleh :
LAKSI TRI SEDA
NIM : 14/369989/SV/07496

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGELOLAAN DAN


PERAWATAN ALAT BERAT
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
SURAT PERINTAH KERJA PRAKTIK
SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTIK
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, hidayah dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan tugas
kerja praktik sekaligus menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Laporan kerja praktik ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan akademk
kelulusan di Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah
Mada. Dengan penyusunan laporan kerja praktik, penulis mengharapkan dapat
memberikan sedikit tambahan pengetahuan bagi para pembaca, khususnya di
bidang teknik mesin.
Dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak yang telah memberikan saran, kritik dan dukungan
kepada penulis, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta kesehatan
jasmani dan rohani
2. Orang tua serta keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa
yang berlimpah
3. Lilik Dwi Setyana, S.T.,M.T. selaku Ketua Departemen Teknik Mesin
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
4. Ir. F. Eko Wismo Winarto, M.Sc.,P.hD. selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan Dosen Pembimbing Kerja Praktik Departemen Teknik Mesin
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
5. Bapak Supriyadi Sumardjo, selaku Komisaris dan pembimbing Kerja Praktik
yang telah menerima penulis untuk Kerja Praktik di PT Adika Atmaja Teknik
dan memberi ilmu, motivasi, dan dukungan yang diberikan
6. Bapak Bambang Ali Rachman, selaku pembimbing Kerja Praktik, atas segala
ilmu, motivasi, dan dukungan yang diberikan
7. Bapak Sony Qurniawan, selaku pembimbing Kerja Praktik, atas segala ilmu,
motivasi, dan dukungan yang diberikan
8. Bapak Ahmad Fauzi, selaku pembimbing Kerja Praktik, atas segala ilmu,
motivasi, dan dukungan yang diberikan.
9. Bapak Aris Maulana, selaku pembimbing Kerja Praktik, atas segala ilmu,
motivasi, dan dukungan yang diberikan.
10. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Departemen Teknik Mesin Sekolah
Vokasi Universitas Gadjah Mada.
11. Seluruh staf dan karyawan PT Adika Atmaja Teknik yang memberikan
bantuan dan masukan selama penulis melaksanakan Kerja Praktik.
12. Teman-teman Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat Departemen
Teknik Mesin Sekolah Vokasi angkatan 2014 yang telah memberikan
dukungan dan bantuan kepada penulis.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umunya. Dalam
penyusunan laporan kerja praktik ini penulis menyadari adanya keterbatasan
dalam wawasan dan ilmu yang dimiliki penulis, oleh karena itu penulis mohon
maaf atas kekurangan dalam penulisan ini. Penulis membuka diri terhadap saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kebaikan dikemudian hari.

Surabaya, 17 April 2017

Laksi Tri Seda


DAFTAR ISI
UGM
Universitas Gadjah Mada

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dorongan manusia untuk dapat menghadapi setiap kesulitan dalam
melaksanakan pekerjaan memaksa para engineer membuat dan
mengembangkan alat yang dapat memudahkan pekerjaan tersebut.
Kemudahan dalam melakukan pekerjaan dapat menghasilkan keuntungan
dengan waktu yang lebih efisien. Teknologi merupakan jawaban yang
tepat untuk memudahkan hidup manusia.
Untuk mengimbangi perkembangan teknologi tersebut maka sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi menjadi dibutuhkan. Disisi lain
hal tersebut juga merupakan tantangan bagi kita semua untuk
meningkatkan kemampuan dengan ide–ide kreatif, inovatif, dan trampil
agar mampu menjadi sumber daya yang handal dengan kompetensi tinggi.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang mencetak
generasi penerus bangsa yang kompeten, Universitas Gadjah Mada telah
ikut serta dalam arus kemajuan teknologi tersebut. Oleh karena itu, sebagai
salah satu bagian dari Universitas Gadjah Mada, Program Studi Teknik
Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat Sekolah Vokasi, mengirimkan
mahasiswanya untuk melaksanakan kegiatan kerja praktik sebagai salah
satu mata kuliah sekaligus syarat kelulusan dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan mahasiswanya.
Tujuan dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah menambah wawasan
mahasiswa yang bersangkutan. Selain mahasiswa dapat mengerti kondisi
aktual lingkungan kerja perusahaan, mahasiswa juga dapat memahami
situasi yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, pengetahuan yang
didapat dari pelaksanaan kerja praktik ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan nantinya setelah mahasiswa lulus studi.
Pelaksanaan kerja praktik ditempuh dalam kurun waktu minimal 6
bulan. Mahasiswa harus dapat memanfaatkan secara maksimal kegiatan
UGM
Universitas Gadjah Mada

tersebut sehingga akan memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan


mahasiswa yang tidak mengikutinya. Seusai pelaksanaan kerja praktik,
mahasiswa harus dapat membuat suatu evaluasi atau kesimpulan berupa
laporan tentang prosedur peneriksaan Pesawat Angkat.

1.2. Tujuan Kerja Praktik


1.2.1. Tujuan Umum
Kerja praktik ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui secara
langsung proses yang terjadi di dunia kerja. Adapun secara umum kerja
praktik ini bertujuan:
a. Melaksanakan mata kuliah wajib Kerja Praktik yang merupakan syarat
untuk menyelesaikan studi di Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat
Berat, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
b. Membuka wawasan baru tentang suatu perusahaan dan aktivitas kerja
pada perusahaan tersebut.
c. Membandingkan, menerapkan dan menambah ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah terhadap kerja nyata di perusahaan
d. Membuka interaksi antara akademisi dan dunia usaha dalam simbiosis
mutualisme (saling menguntungkan).
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh ilmu terapan yang nyata di dunia kerja dan
mendapatkan pengalaman kerja serta wadah bagi mahasiswa untuk
terlibat dalam pemecahan masalah dengan menerapkan teknologi
rekayasa yang didapat di bangku kuliah.
b. Mengenalkan mahasiswa bagaimana sebenarnya dunia kerja, baik
dari segi lingkup kerja perusahaan, sistem organisasi yang
digunakan, dan kebiasaan sehari-hari perusahaan itu sendiri.
UGM
Universitas Gadjah Mada

1.3. Batasan Masalah


PT Adika Atmaja Teknik merupakan salah satu perusahaan nasional
yang bergerak dalam bidang jasa inspeksi, consulting, dan sertifikasi.
Client dari PT Adika Atmaja Teknik terdiri dari perusahaan-perusahaan
yang tersebar di seluruh Indonesia maupun luar negeri yang berhubungan
dengan alat berat industri, seperti perusahaan tambang, kontraktor
tambang, distributor alat berat, BUMN, kontraktor perminyakan dsb. Pada
kesempatan kerja praktik di PT Adika Atmaja Teknik, penulis diberikan
kesempatan secara aktif dalam proses inspeksi, penulisan laporan, serta
menganalisa trouble pada unit secara visual. Penulis ditempatkan pada
divisi inspeksi. Berkaitan dengan posisi kerja praktik ini maka penulis
membatasi masalah pada divisi inspeksi dan sertifikasi pada pesawat
angkat, dengan pembahasan sesuai job yang diberikan dan sesuai dengan
mata kuliah kerja praktik.

1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kerja praktik dilaksanakan di PT Adika Atmaja Teknik Jl.Sukomanunggal
Jaya VI No.22, Sukomanunggal, Suko Manunggal Kota Surabaya, Jawa
Timur dan jobsite client.

1.5. Metode Pengumpulan Data


Berikut adalah metodologi yang digunakan dalam menyusun laporan ini :
1.5.1. Studi Lapangan
a. Join in a Project
Merupakan metode pengumpulan data dengan terlibat langsung dan
berperan aktif dalam proses inspeksi.
b. Interview
Metode pengumpulan data melalui wawancara secara langsung
kepada pihak-pihak yang secara teknis dan pengalaman
mempunyai kapasitas lebih tinggi
.
UGM
Universitas Gadjah Mada

1.5.2. Studi Literatur


Pencarian data dengan mempelajari literatur yang berhubungan
dengan kerja praktik baik dari buku, makalah maupun website serta
perpustakaan yang terdapat di PT Adika Atmaja Teknik untuk
memperoleh teori yang menunjang laporan ini.

1.6 Sistematika Penulisan


Berikut adalah sistematka penulisan laporan kerja praktik :
Bab 1 Pendahuluan
Pada bagian ini penulis menguraikan mengenai latar
belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, metode
pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan kerja
praktik.
Bab 2 Tinjauan Umum Perusahaan
Pada bagian ini penulis membahas secara singkat profil
perusahaan, tempat penulis melaksanakan kerja praktik, visi
dan misi perusahaan, struktur organisasi dan penjelasan
umum setiap bagian dari perusahaan tersebut.
Bab 3 Pelaksanaan Kerja Praktik
Pada bab ini menjelaskan kegiatan yang dilakukan selama
kerja praktik.
Bab 4 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan dari laporan
kerja praktek dan saran-saran penulis untuk kedepannya.
UGM
Universitas Gadjah Mada

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan


PT Adika Atmaja Teknik merupakan Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan kerja (PJK3) atau Perusahaan Jasa Inspeksi Teknik (PJIT)
yang bergerak di bidang pemeriksaan dan pengujian teknik dalam skala
luas. Cakupan bidang usaha perusahaan meliputi inspeksi teknik,
pengujian dan sertifikasi peralatan kerja. Selain itu, PT Adika Atmaja
Teknik berupaya membantu meningkatkan produktivitas kerja dengan
menekan semaksimal mungkin risiko bahaya kecelakaan kerja sesuai
prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku. Sebagai perusahaan
jasa yang independent, PT Adika Atmaja Teknik selalu melakukan
evaluasi dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu dan standart
teknik.
PT Adika Atmaja Teknik melayani perusahaan-perusahaan besar di
dalam maupun luar negeri yang berhubungan dengan alat berat, dimana
tujuan utama adalah memaksimalkan kinerja alat dan operator.

2.2. Visi dan Misi


PT Adika Atmaja Teknik mempunyai visi dan misi yang jelas untuk
mengembankan usahanya dan mencapai hasil yang maksimal, yaitu
visinya :
“Menjadi perusahaan jasa terdepan dengan penginterpretasian gagasan
yang obyektif dalam menjaga kualitas layanan”.
Sedangkan misi yang diemban adalah:
a. Mensukseskan Indonesia berbudaya K3.
b. Memberikan layanan yang berkualitas dan inovatif.
c. Mengembangkan dan menerapkan layanan jasa yang terpercaya.
UGM
Universitas Gadjah Mada

2.3. Struktur Organisasi


Komisaris

Direktur
Utama
Sekretaris

Manajer Teknik Manajer Manajer Manajer


Pemasaran Operasional Keuangan

Tenaga Ahli Senior Junior


Inspektor Inspektor

2.4. Client
Berikut ini adalah client dari PT Adika Atmaja Teknik :
1. PT Pamapersada Nusantara
2. PT Liebherr
3. PT Kalimantan Prima Persada
4. PT Trakindo Utama
5. PT AKR
6. PT Vale Indonesia
7. PT Adaro Energy
8. PT Saptaindra Sejati
9. PT Pembangunan Perumahan
10. PT Bukit Makmur
11. PT British Petroleum
12. PT Demag
13. PT Freeport Indonesia
14. PT United Tractors
15. PT Brantas Abipraya
16. PT Batu Tua Tembaga Raya
17. PT Hexindo Adiperkasa
18. PT Komatsu
UGM
Universitas Gadjah Mada

19. PT Hitachi Construction Machinary Indonesia


20. PT Martabe Gold Maining
21. PT Mutu Multi Tambang Jaya Utama
22. PT Samindo
23. PT PLN
24. PT Coates Hire
25. PT J resources Asia Pasifik
26. PT DNX
27. PT Kamadjaja Logistics
28. PT Minamas
29. PT Portex Indonesia
30. PT Wijaya Karya
31. PT Molindo Inti Gas
32. PT Kaltim Prima Coal
33. PT Berau Coal
34. PT Harbarindo Teknikatama
35. PT Waru Teknikatama

2.5. Peralatan Kerja


1. Ultrasonic Thickness Gauge

Gambar 2.1
Penggunaan Ultrasonic Thicknes Gauges adalah untuk pengujian non-
destruktif, untuk memeriksa sifat-sifat material dalam hal
mengukur ketebalan, metode ini digunakan hampir dalam semua bidang
UGM
Universitas Gadjah Mada

pengukuran industri. Kemampuan untuk mengukur pengukuran


ketebalan tanpa memerlukan akses ke kedua sisi potongan uji.
2. Digital Earth Tester

Gambar 2.2
Alat pengukur resistansi grounding (pembumian). Pada dasarnya
grounding atau pembumian di gunakan untuk mengamankan alat listrik
atau elektronika dari induksi listrik ketika terjadi korsleting yang
diakibatkan oleh sambaran petir. Hal ini bisa kita lihat dengan jelas di
gedung-gedung bertingkat yang menggunakan sistem pembumian atau
grounding.
3. Digital Insulation Tester

Gambar 2.3
Digital Insulation Tester digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistan (resistance) dari isolasi (insulation) yang
membungkus bahan penghantar yang digunakan pada kabel listrik. Alat
dapat juga dipakai untuk mengukur tegangan AC (Alternating
Current).
UGM
Universitas Gadjah Mada

4. Digital Clamp Ampere Meter

Gambar 2.4
Alat ini berfungsi untuk mengukur arus listrik tanpa memutus jalur arus
listrik tersebut. Tang Ampere ini memiliki fungsi lain, selain untuk
mengukur arus listrik alat ini juga dapat digunakan untuk ukur voltase
atau ukur nilai tahanan.
5. Environment Meter

Gambar 2.5
Memiliki lima fungsi pengukuran yaitu suhu, kelembaban, cahaya,
kecepatan udara, aliran udara, dan kebisingan. Jadi, cukup dengan satu
alat kita dapat mengukur hingga enam jenis pengukuran. Hasil
pengukuran ditampilkan dalam layar LCD.
6. Laser Distance Meter

Gambar 2.6
UGM
Universitas Gadjah Mada

Laser Distance Meter berfungsi untuk mengukur jarak dengan


menggunakan laser yaitu dengan mengarahkan laser ke batas jarak yang
ingin diukur. Alat ini dapat menunjukan dengan cepat hasil pengukuran
jarak dari suatu objek ke objek lainnya.
7. Infrared Thermometer

Gambar 2.7
Infrared Thermometer merupakan alat yang memiliki kemampuan
untuk mendeteksi dan digambarkan dalam bentuk suhu. Termometer ini
memiliki kelebihan cepat dan akurat dalam pengukuran suhu dengan
objek dari jarak tertentu serta tanpa harus disentuh.
8. Digital Sound Level

Gambar 2.8
Digital Sound Level merupalan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam
melaksanakan tugasnya. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas
kebisingan.
UGM
Universitas Gadjah Mada

9. Kamera Digital

Gambar 2.9
Kamera digital berfungsi mendokumentasikan hasil temuan dari proses
inspeksi.
10. Name Plate

Gambar 2.10
Name Plate berfungsi memberikan informasi tentang nama produk,
nama mesin, nomor seri, tanggal pembuatan, nomor kontak, informasi
mengenai setting temperature & tekanan dan lain-lain.
11. Developer

Gambar 2.11
Developer berfungsi menarik penetrant dari cacat dan keluar ke
permukaan untuk membentuk indikasi yang terlihat.
UGM
Universitas Gadjah Mada

12. Penetrant

Gambar 2.12
Cairan yang berpenetrasi ke dalam permukaan cacat (merah) dan
digunakan setelah cleaner/remover spray.
13. Cleaner/Remover Spray

Gambar 2.13
Cleaner/Remover Spray berfungsi membersihkan permukaan dari
kotoran, cat, minyak, atau gemuk. Tujuan akhir dari langkah ini adalah
permukaan yang bersih di mana setiap cacat yang terbentuk di
permukaan bebas dari kontaminasi.
14. Vernier Caliper

Gambar 2.14
Vernier Caliper berfungsi untuk mengukur diameter luar, diameter
dalam, kedalaman, dan ketebalan dengan ketelitian 0.05 mm, 0.02 mm
dan 0.1 mm.
UGM
Universitas Gadjah Mada

15. Meteran Fleksibel

Gambar 2.15
Meteran fleksibel berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang.
16. Yoke

Gambar 2.16
Yoke berfungsi untuk membangkitkan medan magnet pada benda uji
yang akan di inspeksi.
17. Dial Indicator

Gambar 2.17
Dial Indicator berfungsi untuk mengukur kerataan permukaan bidang
datar, kebulatan sebuah poros, mengukur kerataan permukaan dan
mengukur kerataan permukaan dinding silinder.
UGM
Universitas Gadjah Mada

18. Masker

Gambar 2.18
Masker berfungsi untuk melindungi diri dari debu dan polusi.
19. Full Body Harness

Gambar 2.19
Full body Harness merupakan perlengkapan yang berfungsi untuk
melindungi kemungkinan orang terjatuh dari tempat ketinggian yang
tidak disertai dengan pengamanan.

2.6. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan di PT Adika Atmaja Teknik berguna untuk
membantu aktivitas perkantoran. Perusahaan ini telah dilengkapi berbagai
peralatan yang mendukung, adapun peralatan yang tersedia yaitu:
a. Komputer dan Laptop
Alat ini digunakan untuk membuat laporan hasil pemeriksaan dan
pengujian serta daily inspection report ,yang mana hasil laporan akan
diserahkan kepada pihak client ,pemerintah, dan satu copy sebagai
back up data.
b. Jaringan Wifi
UGM
Universitas Gadjah Mada

Jaringan wifi erfungsi untuk akses internet, sehingga kegiatan


perkantoran dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
c. Pantry
Pantry merupakan fasilitas yang disediakan perusahaan untuk para
pegawai untuk keperluan makan atau minum.
d. Fasilitas lain
Fasilitas lain yang dimaksud disini seperti printer, scanner, mesin
fotocopy. Peralatan ini untuk memperlancar pekerjaan dan sangat
membantu keberadaannya.
UGM
Universitas Gadjah Mada

BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

Dalam kurun waktu 3 bulan, penulis melakukan beberapa tugas yang


diberikan oleh pembimbing serta dilibatkan dalam proses inspeksi alat angkat
maupun alat bantu angkat.
3.1. Tempat dan Waktu Kerja
3.1.1. Penempatan
Berikut adalah data mengenai tempat dan posisi penulis
ditempatkan selama kerja praktik :
Tempat : PT ADIKA ATMAJA TEKNIK dan jobsite client
Alamat : Jl.Sukomanunggal Jaya VI No.22, Sukomanunggal,
KotaSurabaya, Jawa Timur 60188
Divisi : Inspeksi dan Sertifikasi

3.1.2. Waktu Kerja


Dalam melakukan kerja praktik, penulis harus mengikuti aturan dan
kebijakan yang dibuat oleh perusahaan dan termasuk waktu kerja yang
berlaku di PT Adika Atmaja Teknik. Waktu kerja yang berlaku di PT
Adika Atmaja Teknik yaitu sebagai berikut :
Istirahat 12.00 s.d.
Senin s.d. Kamis 08.00 s.d. 17.00
13.00
Istirahat 11.30 s.d.
Jum’at 08.00 s.d. 17.00
13.00
Sabtu & Minggu Libur
Tabel 3.1 Jam kerja di PT Adika Atmaja Teknik

3.2. Job Description (Jobdesc)


Selaku junior inspector :
1. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat
sesuai prosedur yang berlaku.
UGM
Universitas Gadjah Mada

2. Membuat laporan tertulis tentang pekerjaan sertifikasi yang telah


dilakukan bersama Senior Inspector (Tim Leader)
3. Melaporkan setiap kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan kepada
Senior Inspector.
4. Melakukan koordinasi kepada Inspector lainnya, staff administrasi dan
pelaksana teknis sehubungan dengan pekerjaan yang akan, sedang dan
atau telah dilaksanakan.
5. Melakukan koordinasi dan menjalin hubungan baik secara
berkesinambungan kepada pihak pelanggan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilaksanakan.
6. Membantu bagian atau bidang lain sepenuhnya, bila diperlukan.
7. Memahami dan melaksanakan standart safety dan aturan Environment
di lingkungan perusahaan
8. Memahami dan melaksanakan Prosedur kerja aman tersedia dan di
ikuti oleh semua Pembantu Inspector.
9. Melaporkan setiap insiden atau kondisi berbahaya kepada Senior
Inspector dan kepada Kordinator perusahaan rekanan. Situasi keadaan
darurat harus segera dilaporkan kepada bagian tanggap darurat melalui
via telepon atau radio komunikasi
10. Memahami dan menjalankan prosedur pelaporan keadaan darurat
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan rekanan.
Nomor emergency, Nomor keadaan darurat harus dipahami
11. Wajib melakukan Safety Induction.

3.3. Ruang Lingkup Sertifikasi Teknik Pesawat Angkat


Pesawat angkat adalah alat yang digunakan untuk mengangkat dan
memindahkan barang atau manusia dari ke tempat lain dengan jarak yang
relatif terbatas. Dalam industri pasti membutuhkan alat untuk
memindahkan barang dari tempat satu ke tempat lainnya. Peraturan yang
mengatur tentang segala pesawat angkat dalam standar nasional termuat
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja 05/Men/1985.
UGM
Universitas Gadjah Mada

Klasifikasi pesawat pengangkat adalah sebagai berikut :


3.3.1. Fix Crane
Crane dengan konstruksi utama yang diam atau bergerak terbatas.
Jenis dari fix crane tersebut diantarnya :
3.3.1.1. Overhead Crane

Gambar 3.1
Overhead traveling crane bisa disebut juga overhead
travelling crane multiple / single girder top running trolly hoist.
Menurut ASME B30.2, overhead crane adalah crane dengan
pengangkatan (hoisting) yang bisa bergerak atau tetap dan berjalan
(travelling) pada struktur landasan overhead yang tetap (fixed).
Sedangkan pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
05/MEN/1985, crane jenis ini dimasukan kedalam peralatan angkat
listrik, karena memang overhead traveling crane ini digerakan oleh
listrik.
UGM
Universitas Gadjah Mada

Gambar 3.2
Overhead terdiri atas :
1. Top running single atau multiple girder bridge dengan top
running trolley hoist
2. Top running single-girder bridge dengan underhung trolley
hoist
3. Monorails dan underhung crane.
Crane jenis ini mempunyai tiga jenis gerak kerja, yaitu:
1. Gerakan naik turun (hoisting)
Gerakan ini dilakukan pada saat beban telah tergantung
pada hook, dan dengan penggerak motor beban ini diangkat
atau diturunkan dengan perantara tali kawat baja.
2. Gerakan melintang (transversing)
Pada gerakan ini troli bergerak sepanjang jembatan gelagar.
Gerakan ini digerakan perantara sistem transmisi roda gigi
yang berjalan diatas rel yang dipasang pada gelagar.
3. Gerakan memanjang (travelling)
Gerakan ini adalah gerakan gelagar dengan sistem
pengankatannya secara memanjang searah gelagar
utamanya.
UGM
Universitas Gadjah Mada

Menurut jumlah gridernya, overhead traveling crane dibagi


menjadi dua yaitu:
1. Single girder (gelagar tunggal)
Jenis ini hanya mempunyai satu gelagar sebagai penumpu
dari troli penggerak.
2. Double girder (gelagar ganda)
Jenis ini mempunyai dua gelagar sebagai penumpu dari troli
penggerak.

Overhead travelling crane mempunyai alat keselamatan (safety


device) diantaranya:
a. Holding Brake, adalah sistem pengereman pada hoist yang
bekerja secara otomatis ketika power pada rem tiba-tiba
hilang.
b. Hoisting Limit Switch, adalah tuas otomatis untuk
menghentikan pengangkatan beban agar tidak menghantam
troli.
c. Travelling limit switch, adalah tuas otomatis untu
menghentikan gerakan memanjang agar gelagar jembatan
tidak keluar dari rel gelagar penumpu.
d. Transversing limit switch, adalah tuas otomatis untuk
menghentikan gerakan melintang agar troli tidak keluar dari
rel gelagar jembatan.
e. Bumper (buffer), alat untuk mengurangi tumbukan ketika
gelagar atau troli yang bergerak sampai pada akhirjalur
yang diijinkan.
f. Emergency stop switch, tuas manual untuk memutus tenaga
secara independent dari kontrol operasi.
g. Safety limit switch
h. Anti two block
UGM
Universitas Gadjah Mada

3.3.1.2. Gantry Crane

Gambar 3.3
Crane jenis gantry mempunyai kaki penyangga pada kedua ujung
girder. Biasanya digunakan pada daerah yang terbuka ,seperti
pelabuhan dan dermaga.

3.3.1.3. Pillar Jib Crane

Gambar 3.4
Pilar Jib Crane didesain untuk berdiri secara independen di lantai
bangunan dan dapat berputar 360 °. Desain yang ringkas
memungkinkan posisi hook yang tinggi untuk mengoptimalkan
penggunaan ruang bangunan yang tersedia. Diluar desain
UGM
Universitas Gadjah Mada

standarnya yang sudah cukup lengkap, crane ini dapat disesuaikan


dengan kebutuhan masing masing pengguna dengan fitur tambahan
seperti slewing electric (perputaran secara electric), hoist
electric (pergerakan hoist secara electric), dan kontrol mobile.
Jenis gerakan pada Pillar Jib Crane :
a. Gerakan Mengangkat (hoisting).
Digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang
dikehendaki.
b. Mekanisme Berjalan (traveling).
Digunakan untuk memindahkan muatan (beban) sepanjang
lengan crane secara horizontal.
c. Gerakan berputar (slewing).
Gerakan slewing merupakan gerakan berputarnya boom
sebesar 360 derajat.

3.3.1.4. Wall Jib Crane

Gambar 3.5
Wall Jib Crane didesain untuk dapat dipasang di dinding ataupun
di kolom bangunan. Crane ini dapat berputar 180° dan dapat
mengangkat Beban Kerja yang Aman (SWL) yang ditentukan. Wall
UGM
Universitas Gadjah Mada

jib crane umumnya dilengkapi dengan mobile control dan


dipadukan dengan wire rope yang memiliki kekuatan tertentu.

3.3.1.5. Tower Crane

Gambar 3.6
Menurut ASME B30.4 yang disebut tower crane adalah
peralatan mekanis yang terdiri dari menara (tower) atau mast
dengan bangunan atas yang dapat berputar. Pada beberapa crane,
sebuah counterjib tambahan terpang pada arah yang berlawanan
dengan boom beban. Jenis-jenis tower crane yang biasa digunakan
pada dunia industri antara lain:
a. Free standing crane (tower crane yang berdiri bebas)
b. Rail mounted crane (tower crane diatas rel)
c. Tie-in tower crane (tower crane yang ditambat pada
bangunan)
d. Climbing crane (tower crane panjat)
UGM
Universitas Gadjah Mada

3.3.1.6. Pedestal Crane

Gambar 3.7
Menurut ASME B 30.4 Pedestal crane adalah crane yang
terdiri bangunan atas yang berotasi dengan mesin operasi dan
boomnya yang menempel pada pedestal.
3.3.1.7. Portal Crane

Gambar 3.8
Portal crane adalah crane yang terdiri dari bangunan atas yang
berotasi dengan mesin operasi dan boom yang menempel pada
struktur gantry. Crane jenis ini dapat berupa dasar yang tetap atau
berjalan.
UGM
Universitas Gadjah Mada

3.3.2.2. Mobile Crane


Crane jenis mobile dapat dipindahkan ke tempat lain
dengan mudah, sehingga mobile crane unggul dalam mobilitas.
Mobile crane bekerja dengan mengangkat material yang akan
dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian
menurunkan material ditempat yang ditentukan. Alat ini memilki
bentuk dan kemampuan angkat yang bervariasi dan mampu
berputar hingga 360 derajat serta jangkauan hingga puluhan meter.
Mobile Crane biasanya digunakan dalam pekerjaan
pekerjaan proyek, pelabuhan, perbengkelan, industri, pergudangan,
dan pertambangan. Mobile Crane dibagi menjadi.

3.3.2.1. Crawler Crane

Gambar 3.8

Gambar 3.9
Crawler crane merupakan pesawat angkat yang biasa digunakan
pada lokasi proyek pembangunan dan bergerak dengan crawler
UGM
Universitas Gadjah Mada

atau roda kelabang. Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat
bergerak 360 Derajat. Dengan roda crawler maka crane tipe ini
dapat bergerak didalam lokasi proyek saat melakukan
pekerjaannya. Track crawler crane memberikan stabilitas, sehingga
dalam operasi tidak menggunakan outrigger.
3.3.2.2. Truck Crane

Gambar 3.10

Gambar 3.11
Truck Crane adalah crane yang berada pada truck sehingga
dapat dengan mudah dibawa langsung ke lokasi kerja tanpa harus
menggunakan kendaraan (trailer). Crane ini memiliki outrigger
yang dapat dipasang ketika beroperasi untuk menjaga truck crane
tetap seimbang. Truck crane ini dapat berputar 360 derajat.
Kapasitas angkut truck crane berkisar antara 5 ton hingga 50 ton.
UGM
Universitas Gadjah Mada

3.3.2.3. Rough Terrain Crane

Gambar 3.12
Rough Terrain Crane (RTC) dirancang untuk beroperasi khusus
pada medan kasar dengan kemampuan all wheel drive dan ban
karet. RTC mempunyai kemampuan manuver tinggi dan kapasitas
angkat yang bervariasi sesuai jenis crane. RTC dilengkapi dengan
boom jenis telescopic dimana boom tersebut bisa memanjang
hingga puluhan meter. RTC hanya mempunyai satu kabin yang bisa
digunakan untuk travelling ataupun crane mode.
3.3.2.4. All Terrain Crane

Gambar 3.13
All Terrain Crane (ATC) adalah crane multi fungsi yang dirancang
untuk digunakan pada jalan raya beraspal maupun medan kasar.
ATC dilengkapi dengan boom jenis telescopic dimana boom
tersebut bisa memanjang hingga puluhan meter. ATC
menggunakan sistem all wheel drive dan didukung oleh satu atau
UGM
Universitas Gadjah Mada

dua mesin dan memiliki derek hidrolik untuk dioperasikan. ATC


mempunyai dua kabin. Kabin depan untuk mode truk, sedangkan
kabin belakang untuk mode crane. Kapasitas angkut ATC
bervariasi mulai dari 50 ton hingga 500 ton.
3.3.2.5. Carry Deck Crane

Gambar 3.14
Carry deck crane adalah mobile crane dengan ukuran kecil yang
mempunyai empat roda dan mampu berputar 360 derajat. Ruang
operator terletak di bawah boom. Mesin terletak dibagian belakang
unit. Dibagian depan terdapat flat deck. Carry Deck Crane dapat
mengangkat beban dan memuatnya di atas flat feck untuk
berpindah ke tempat tujuan.

3.4. Standard Pemeriksaan Pesawat Angkat


Pedoman mengenai pesawat angkat mengatur tentang tata cara
pelaksanaan inspeksi yang meliputi penelaahan dokumen, pemeriksaan
dan pengujian di lokasi pengoperasian. Pelaksanaan tersebut dilakukan
sesuai prosedur dari pihak owner atau mengacu pada standar nasional atau
internasional. Berikut adalah standar nasional dan internasional yang
umum digunakan pada pemeriksaan pesawat angkat :
UGM
Universitas Gadjah Mada

Klasifikasi Referensi Pemeriksaan & Standar


Jenis Alat
Alat Pengujian
PER-05/MEN/1985; KEPMEN 555;
Mobile Crane
ASME B30.5
PER-05/MEN/1985; KEPMEN 555;
Overhead Crane
ASME B30.2; ASME B30.17
PER-05/MEN/1985; KEPMEN 555;
Truck Crane
ASME B30.22
PER-05/MEN/1985; KEPMEN 555;
Gantry Crane
ASME B30.2; ASME B30.17
Pesawat PER-05/MEN/1985; KEPMEN 555;
Pillar Jib Crane
Angkat ASME B30.2; ASME B30.17
PER-05/MEN/1985; KEPMEN 555;
Wall Jib Crane
ASME B30.2; ASME B30.17
Aerial Work PER-05/MEN/1985; KEPMEN 555;
Platform ANSI/SAIA A92.6
Truck Mounted PER-05/MEN/1985; KEPMEN 555;
Manlift ASME B30.23
PER-05/MEN/1985; KEPMEN 555;
Pedestal Crane
ASME B30.4
Wire Rope Sling ASME B30.9
Webbing Sling ASME B30.9
Chain Sling ASME B30.9
Chain
Alat Bantu Hoist/Chain ASME B30.16
Angkat Block
Shackle ASME B30.26
Shift Block ASME B30.26
Hook ASME B30.10
Link Chain ASME B30.9
UGM
Universitas Gadjah Mada

Link Assembly ASME B30.26


Eye Bolt ASME B30.26
Spreader
ASME B30.20
Bar/Beam
Beam Clamp ASME B30.20
Tabel 3.2

3.5. Tahap Sertifikasi Teknik pada Pesawat Angkat


Pemeriksaan pesawat angkat bertujuan untuk memastikan jaminan
layak operasi untuk mengetahui kekuatan konstruksi dan kelayakannya
sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Flow Chart Pemeriksaan
adalah sebagai berikut :

Mulai Penelaahan Dokumen Pemeriksaan Visual


 Verifikasi standar, code,  Temuan permasalahan
dan spesifikasi visual dan saran
 Verifikasi SIO, load chart (rembes, kotor dll)
 Pengisian checklist

Pengujian Pemeriksaan Dimensi


 NDT : Magnetic Particle  Pengukuran pada titik
Inspection, Dye kritis alat
Penetrant, UFD
 Performa / Fungsi
 Beban (load)

Pelaporan dan Dokumentasi Selesai


 Sertifikat / Surat Keterangan
 Checklist
 Dokumentasi
 Lampiran
UGM
Universitas Gadjah Mada

3.5.1. Penelaahan Dokumen


Tahap pemeriksaan dan review dokumen meliputi :
a. Data umum
b. Data teknis
c. Spesifikasi perencanaan (untuk pembangunan crane)
d. Spesifikasi bahan material
e. Spesifikasi metode sambungan
f. Prosedur NDT dan kualifikasi personel
g. Data sumber tenaga
h. Piranti pengaman dan peralatan kontrol
i. Data wire rope
j. Petunjuk kerja / manual book
k. Petunjuk perawatan
l. Load chart

3.5.2. Pemeriksaan Visual dan Pengukuran Dimensi


Pemeriksaan Awal
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan visual dan pemeriksaan dimensi.
Pemeriksaan dilakukan pada komponen – komponen berikut ini :
1. Panjang, lebar dan tinggi unit
2. Panjang boom
3. Chain

Gambar 3.15
UGM
Universitas Gadjah Mada

Dalam penggunaannya, chain akan mengalami penurunan kekuatan


dikarenakan faktor eksternal atau internal fatigue dan crushing.
Kerusakan-kerusakan yang bisa terjadi pada chain adalah korosi,
abrasi, perubahan bentuk, dan kerusakan akibat panas, retak dan
perubahan diameter pada titik kritis.
Langkah untuk menginspeksi chain yaitu :
a. Memeriksa kesesuaian serial number dan kapasitas aman
SWL. Memeriksa pula pada log pemeriksaan chain.
Memastikan jika chain sesuai dengan data.
b. Memeriksa kemungkinan mulurnya chain.. Jika chain
memanjang lebih dari 3%, maka harus diganti.
c. Memperhatikan cacat seperti bengkok, terpuntir, rusak, sisik
(chip) dan goresan (cut). Hal ini sering terjadi pada saat
mengangkat benda yang tajam. Jika ditemui hal tersebut,
maka chain harus diganti.
d. Memeriksa keretakan pada chain. Jika terjadi keretakan pada
chain, maka chain harus diganti semuanya.
e. Memeriksa keausan pada chain. Jika keausan melebihi ¼ dari
diameter awal, maka chain harus segera diganti.
f. Memeriksa jika adanya takik tajam (sharp nick). Jika ada
takik, maka harus segera dihilangkan karena menjadi sumber
keretakan.
g. Memperhatikan karat pada rantai. Karat bisa mengurangi
diameter rantai. Jika diameter chain berkurang ¼ dari
diameter semula, maka chain harus diganti.
UGM
Universitas Gadjah Mada

4. Hook
Mengukur dimensi pada hook.

Gambar 3.16

Gambar 3.17

Melakukan inspeksi pada hook dengan memastikan kondisi serta


fungsinya. Pengecekan utama dilakukan pada safety latch. Jika
safety latch rusak maka harus segera di ganti. Pengecekan
keretakan pada hook dilakukan dengan pengujian Non Destructive
Test dengan metode dye pnetrant pada bagian kritis dari hook.
UGM
Universitas Gadjah Mada

5. Drum, brake, dan motor hoist

a. Melakukan pengecekan pada drum, apakah drum dapat


berputar dengan baik, cukup pelumasan dan penggulungan
wire rope dengan rapi.
b. Melakukan pengecekan pada motor hoist, apakah ada kabel
sistem kelistrikan yang kendor, baut yang korosi dan adanya
korsleting listrik.
c. Melakukan pengecekan pada brake apakah pad masih tebal
dan rem berfungsi dengan baik.
6. Safety devices (anti two block)
Memastikan kerja dari anti two block berfungsi dengan baik agar
hook block tidak mengentuh pulley boom saat terjadi pengangkatan.
7. Pulley
Mengukur dimensi pada pulley serta melakukan inspeksi pada
pulley apakah pulley dalam keadaan baik, cukup pelumasan, tidak
retak dan pecah serta tidak penyok.

Gambar 3.18
UGM
Universitas Gadjah Mada

Gambar 3.19
8. Webbing Sling

Gambar 3.20

Kondisi dari webbing sling harus dipastikan dalam kondisi baik,


tidak tergores, terpotong, cacat, sobek, cacat atau adanya perubahan
warna.
9. Winch

Gambar 3.21
Memastikan kondisi dan fungsi dari winch sehingga crane dapat
beroprasi dengan maksimal. Jika gulungan wire rope pada
auxilarry hoist drum tidak beraturan, maka harus dilakukan
penggulungan ulang. Pastikan dudukan winch roller pada auxilarry
UGM
Universitas Gadjah Mada

hoist drum dalam kondisi baik. Jika dudukan winch roller bengkok
maka harus segera dilakukan perbaikan.
10. Switch

Gambar 3.22
Melakukan pemeriksaan kondisi dan fungsi pada tuas control
valve. Jika tuas mengalami kerusakan maka harus segera dilakukan
perbaikan.
11. Turn table & Slewing Bearing

Gambar 3.23
Memeriksa keadaan dari turn table & slewing bearing, biasanya
pada slewing bearing terjadi over grease, sehingga grease harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemberian grease
yang baru.
UGM
Universitas Gadjah Mada

Gambar 3.24
Melakukan pengukuran clearance pada slewing bearing.
Pengukuran ini bertujuan untuk menghitung kerataan pada gerakan
slewing.
12. Sistem hidrolik

Gambar 3.25

Gambar 3.26
Pengecekan system hidrolik dilakukan pada silinder hidrolik, katup
pengontrol, serta pompa hidrolik. Jika Cylinder jack outrigger
UGM
Universitas Gadjah Mada

mengalami kebocoran, maka harus segera direkomendasi untuk


dilakukan perbaikan dengan mengganti seal nya.
13. Sistem elektrik

Gambar 3.27
Pemeriksaan sistem elektrik dimulai dari pemeriksaan baterai,
indicator, serta lampu penerangan. Salah satu indicator yang
mempunyai fungsi utama pada crane yaitu Automatic Momen
Limiter yang berfungsi sebagai display dari beban yang diangkat.
Indikator ini akan menyala jika alat digunakan untuk mengangkat
beban yang melebihi kapasitasnya.. Jika (A.M.L) mengalami
kerusakan sehingga harus segera diperbaiki.
14. Piranti mekanis

Gambar 3.28
UGM
Universitas Gadjah Mada

Pemeriksaan piranti mekanis ini terutama dilakukan pada engine.


Kondisi dan fungsi engine harus dipastikan dengan baik dan bebas
dari kebocoran sehingga crane dapat bekerja dengan maksimal.
Engine harus dilakukan inspeksi secara berkala.
15. Kondisi wire rope
Dalam penggunaannya wire rope pasti mengalami penurunan
kualitas meskipun wire rope tersebut sudah sesuai dalam
perancangan dan pemeliharaannya. Kerusakan-kerusakan pada wire
rope yang sering dijumpai saat inspeksi diantaranya
a. Broken Wire

Gambar 3.29
Penyebab broken wire yaitu beban yang melebihi kapasitas,
beban kejut, dan getaran berlebih.
b. Pengurangan Diameter

Gambar 3.30

Pengurangan diameterdapat disebabkan oleh abrasi, korosi,


atau putusnya core pada wire rope.
c. Korosi
Korosi pada wire rope dapat terjadi akibat tidak cukupnya
pelumasan, teknik penyimpanan yang tidak tepat, dan akibat
UGM
Universitas Gadjah Mada

terpapar oleh asam dan alkali. Berdasarkan British Standard


6570, wire rope harus diganti apabila korosi telah
menyebabkan kekasaran dan bintik-bintik yang sangat parah.

Gambar 3.31External Corrosion Gambar 3.32 Internal Corrosion


d. Kerusakan akibat panas
Wire rope yang beroperasi di atas temperatur 300 0C akan
mengalami penurunan kekuatan tariknya.
Apabila hasil inspeksi menunjukkan kerusakan tersebut maka
wire rope harus diganti.
16. Diameter wire rope
Pengukuran diameter wire rope berguna untuk menentukan Safe
Working Load pada unit.

Gambar 3.33

3.5.3. Pengujian (NDT)


NDT merupakan pengujian yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang keadaan dalam suatu material yang tidak dapat di baca
oleh visual testing.
1. Penetrant Test
Penetrant test merupakan salah satu metode NDT yang digunakan
untuk mendeteksi cacat pada permukaan. Penetrant test diperoleh
UGM
Universitas Gadjah Mada

melalui pengaplikasian zat penetrant ke permukaan benda uji yang


telah dibersihkan sebelumnya. Kemudian cairan ini dibiarkan
sesaat sehingga dapat meresap ke dalam celah atau rongga cacat.

Gambar 3.34
Tahap dari penetrant test sebagai berikut:
a. Cleaning
Tahap ini merupakan proses pembersihan benda uji, sehingga
zat pnetrant mampu mengenai seluruh permukaan benda.
Permukaan yang dibersihkan harus benar-benar kering dan
tidak terdapat kotoran ataupun minyak yang menempel pada
permukaan.
b. Aplikasi pnetrant
Setelah permukaan benar-benar bersih dan kering, zat
penetrant diaplikasikan. Zat penetrant kemudian dibiarkan
selama kurang lebih 5 sampai 30 menit, untuk proses
capillary action, yaitu terserapnya zat penetrant ke dalam
celah cacat.
c. Penetrant Cleaning
Penetrant Cleaning merupakan proses pembersihan pnetrant.
Langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk
mencegah terjadinya pembersihan yang berlebih yang dapat
mengakibatkan ikut terangkatnya zat pnetrant dari lokasi
cacat. Sebaliknya pembersihan pnetrant yang kurang
UGM
Universitas Gadjah Mada

maksimal akan mengakibatkan gangguan pada saat hasil


pemeriksaan.
d. Aplikasi Developer
Setelah zat penetrant dibersihkan, lalu zat developer
diaplikasikan. Zat developer berupa bubuk yang kering.
Aplikasi dari zat developer harus sesuai sehingga tidak
menghalangi indikasi cacat yang tipis dan kecil. Besarnya
ukuran partikel zat developer sangat mempengaruhi
sensitivitas dari pembacaan cacat.
e. Inspeksi
Pembacaan ada tidaknya indikasi cacat dapat dilakukan
setelah pemberian zat developer. Pelaporan dapat berupa
photograph ataupun sketch.
f. Post Cleaning
Setelah pemeriksaan selesai, maka harus dilakukan
pembersihan zat pnetrant dan developer guna mencegah
pengaruh negative dari zat tersebut.

2. Magnetic Particle Testing (MT)

Gambar 3.35
MT digunakan pada benda uji yang terbuat dari ferromagnetic
steel. NDT jenis ini mampu mendeteksi cacat pada permukaan
ataupun dibawahnya. Adanya cacat pada permukaan akan
UGM
Universitas Gadjah Mada

mengakibatkan pengkutuban magnet pada lokasi tersebut, sehingga


dengan di berikannya serbuk besi pada daerah tersebut , serbuk
segera membentuk dan berakumulasi secara kontras dan
menunjukkan adanya cacat yang berhasil dideteksi.
Tahap pelaksanaan MT diantaranya :
a. Cleaning
Tahap ini merupakan proses pembersihan permukaan benda
uji. Jika ada penghalang harus dihilangkan hingga akhirnya
kekuatan magnet untuk pengujian dapat cukup terpenuhi.
b. Aplikasi kontras
Sesaat setelah permukaan benar-benar bersih dan kering,
maka barulah aplikasi kontras diaplikasikan.
c. Pemagnetan
Setelah zat kontras diberikan pada permukaan uji, maka
barulah langkah pemagnetan dilakukan. Untuk dapat meliputi
seluruh indikasi cacat, maka pemagnetan dilakukan dengan
bergerak sepanjang benda uji serta melakukan gerakan saling
silang pada masing-masing tempat yang diuji.
d. Aplikasi Magnetic Powder
Sesaat setelah pemagnetan, magnetic powder disemprotkan
pada daerah yang diuji yang sudah termagnetisasi.
e. Inspeksi
Pembacaan ada tidaknya indikasi cacat dapat dilakukan
setelah aplikasi magnetic powder. Pelaporan dapat berupa
photograph ataupun sketch.
f. Post Cleaning
Setelah pemeriksaan maka harus dilakukan pembersihan
material MT guna mencegah timbulnya pengaruh negative
dari material MT yang diuji.
UGM
Universitas Gadjah Mada

3.5.4. Pengujian Performa dan Pengujian Beban


1. Pengujian Performa

Gambar 3.36
Pengujian ini berguna untuk memastikan performa dari unit yang
diinspeksi. Pengujian ini biasanya terdiri dari :
a. Fork lift & down
b. Tilt up & down
c. Boom extend & retract
d. Slewing / swing
e. Brake & lights
f. Safety devices
Sementara untuk keamanan dalam lifting dan rigging harus
memperhatikan :
a. Keadaan lingkungan kerja
b. Daya dukung tanah
c. Jenis pengangkatan
d. Beban yang ditanggung crane
e. Konstruksi crane
f. Kondisi peralatan angkat
g. Kecepatan angin
UGM
Universitas Gadjah Mada

2. Pengujian beban
Pengujian ini berfungsi untuk menetukan Safe Working Load, yaitu
beban aman yang boleh diangkat oleh unit.

Gambar 3.37
Pengujian dilakukan dengan kombinasi radius boom, sudut boom,
bentangan outrigger, dan panjang boom. Pengujian ini juga
menggunakan perhitungan berdasarkan standar yang telah
ditentukan. Hal-hal yang mempengaruhi dalam perhitungan SWL
yaitu :
a. Counterweight
b. Jenis sling
c. Kondisi peralatan angkat
d. Working radius
e. Radius boom
f. Bentang outrigger
g. Daerah pengangkatan
h. Faktor jenis ikatan
i. Faktor sudut ikatan
j. Berat material
UGM
Universitas Gadjah Mada

Perhitungan Rule of Thumb SWL Sling

Keterangan :
SWL = Safe Working Load
D = Diameter (inchi)
T = Grade rantai baja
3.5.5. Pelaporan dan Dokumentasi
Setelah proses inspeksi selesai dilakukan, maka hasil inspeksi
dituangkan dalam bentuk laporan. Laporan hasil pemeriksaan &
pengujian ini berisi tentang :
1. Sertifikat / surat keterangan
Sertifikat dibuat jika setelah inspeksi unit memenuhi syarat
untuk dioperasikan, sedangkan jika unit tidak memenuhi
syarat operasi maka dikeluarkan surat keterangan.
2. Checklist
Berisi tentang checklist pemeriksaan visual pada komponen-
komponen unit yang dilakukan pemeriksaan.
3. Dokumentasi
Membahas tentang hal-hal yang ditemukan pada saat inspeksi
dan disertai gambar, sehingga temuan-temuan tersebut sesuai
dengan kenyataan yang ada di lapangan.
UGM
Universitas Gadjah Mada

BAB IV
KESIMPULAN & SARAN

4.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Kerja Praktik kurang lebih selama tiga bulan di PT
Adika Atmaja Teknik, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. PT Adika Atmaja Teknik adalah sebagai pihak ketiga dalam


menjembatani antara client dan pihak pemerintah dalam
menerbitkan sertifikat kelayakan unit.
2. Dalam proses sertifikasi di PT Adika Atmaja Teknik harus
melewati beberapa prosedur diantaranya, penelaahan dokumen
unit, pemeriksaan visual dan dimensi, pengujian NDT pada bagian
kritis, pengujian peforma, pengujian beban, serta pelaporan &
dokumentasi.
3. Dalam proses inspeksi, PT Adika Atmaja Teknik mengacu pada
standar ASME, PERMEN, dan KEPMEN (sesuai kebutuhan
client).
4. Dalam kerja praktik ini banyak materi kuliah yang diterapkan yaitu
desain gambar dengan software desain grafis, metrologi, analisis
sistem hidrolik, sistem kelistrikan, analisa kegagalan material dan
beberapa bidang ilmu lainnya yang saling berkaitan.

4.2. Saran
Berikut adalah beberapa saran dari penulis setelah menyelesaikan kegiatan
kerja praktik:
1. Sebaiknya mata kuliah mengenai lifting ditambahkan dalam
pembelajaran di kampus, sehingga ketika mahasiswa berada di
lapangan dan menemui lifting equipment, mahasiswa sudah
mempunyai gambaran.
2. Sebaiknya kampus sering mengadakan kuliah umum atau seminar
mengenai dunia industri, sehingga dapat membantu mahasiswa
untuk siap terjun di dunia industri yang sebenarnya.
UGM
Universitas Gadjah Mada

3. Pihak universitas sebaiknya menjalin banyak kerja sama dan


hubungan baik dengan perusahaan dan memperluas jaringannya
agar mempermudah mahasiswa memperoleh tempat kerja praktik.
4. Sebaiknya mahasiswa ditempatkan pada perusahaan yang telah
ditetapkan oleh pihak universitas, sehingga sudah terjalin relasi
antara materi yang telah didapat mahasiswa pada saat proses
pembelajaran dengan kegiatan saat magang,

Anda mungkin juga menyukai