Disusun Oleh :
LAKSI TRI SEDA
NIM : 14/369989/SV/07496
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Direktur
Utama
Sekretaris
2.4. Client
Berikut ini adalah client dari PT Adika Atmaja Teknik :
1. PT Pamapersada Nusantara
2. PT Liebherr
3. PT Kalimantan Prima Persada
4. PT Trakindo Utama
5. PT AKR
6. PT Vale Indonesia
7. PT Adaro Energy
8. PT Saptaindra Sejati
9. PT Pembangunan Perumahan
10. PT Bukit Makmur
11. PT British Petroleum
12. PT Demag
13. PT Freeport Indonesia
14. PT United Tractors
15. PT Brantas Abipraya
16. PT Batu Tua Tembaga Raya
17. PT Hexindo Adiperkasa
18. PT Komatsu
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 2.1
Penggunaan Ultrasonic Thicknes Gauges adalah untuk pengujian non-
destruktif, untuk memeriksa sifat-sifat material dalam hal
mengukur ketebalan, metode ini digunakan hampir dalam semua bidang
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 2.2
Alat pengukur resistansi grounding (pembumian). Pada dasarnya
grounding atau pembumian di gunakan untuk mengamankan alat listrik
atau elektronika dari induksi listrik ketika terjadi korsleting yang
diakibatkan oleh sambaran petir. Hal ini bisa kita lihat dengan jelas di
gedung-gedung bertingkat yang menggunakan sistem pembumian atau
grounding.
3. Digital Insulation Tester
Gambar 2.3
Digital Insulation Tester digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistan (resistance) dari isolasi (insulation) yang
membungkus bahan penghantar yang digunakan pada kabel listrik. Alat
dapat juga dipakai untuk mengukur tegangan AC (Alternating
Current).
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 2.4
Alat ini berfungsi untuk mengukur arus listrik tanpa memutus jalur arus
listrik tersebut. Tang Ampere ini memiliki fungsi lain, selain untuk
mengukur arus listrik alat ini juga dapat digunakan untuk ukur voltase
atau ukur nilai tahanan.
5. Environment Meter
Gambar 2.5
Memiliki lima fungsi pengukuran yaitu suhu, kelembaban, cahaya,
kecepatan udara, aliran udara, dan kebisingan. Jadi, cukup dengan satu
alat kita dapat mengukur hingga enam jenis pengukuran. Hasil
pengukuran ditampilkan dalam layar LCD.
6. Laser Distance Meter
Gambar 2.6
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 2.7
Infrared Thermometer merupakan alat yang memiliki kemampuan
untuk mendeteksi dan digambarkan dalam bentuk suhu. Termometer ini
memiliki kelebihan cepat dan akurat dalam pengukuran suhu dengan
objek dari jarak tertentu serta tanpa harus disentuh.
8. Digital Sound Level
Gambar 2.8
Digital Sound Level merupalan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam
melaksanakan tugasnya. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas
kebisingan.
UGM
Universitas Gadjah Mada
9. Kamera Digital
Gambar 2.9
Kamera digital berfungsi mendokumentasikan hasil temuan dari proses
inspeksi.
10. Name Plate
Gambar 2.10
Name Plate berfungsi memberikan informasi tentang nama produk,
nama mesin, nomor seri, tanggal pembuatan, nomor kontak, informasi
mengenai setting temperature & tekanan dan lain-lain.
11. Developer
Gambar 2.11
Developer berfungsi menarik penetrant dari cacat dan keluar ke
permukaan untuk membentuk indikasi yang terlihat.
UGM
Universitas Gadjah Mada
12. Penetrant
Gambar 2.12
Cairan yang berpenetrasi ke dalam permukaan cacat (merah) dan
digunakan setelah cleaner/remover spray.
13. Cleaner/Remover Spray
Gambar 2.13
Cleaner/Remover Spray berfungsi membersihkan permukaan dari
kotoran, cat, minyak, atau gemuk. Tujuan akhir dari langkah ini adalah
permukaan yang bersih di mana setiap cacat yang terbentuk di
permukaan bebas dari kontaminasi.
14. Vernier Caliper
Gambar 2.14
Vernier Caliper berfungsi untuk mengukur diameter luar, diameter
dalam, kedalaman, dan ketebalan dengan ketelitian 0.05 mm, 0.02 mm
dan 0.1 mm.
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 2.15
Meteran fleksibel berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang.
16. Yoke
Gambar 2.16
Yoke berfungsi untuk membangkitkan medan magnet pada benda uji
yang akan di inspeksi.
17. Dial Indicator
Gambar 2.17
Dial Indicator berfungsi untuk mengukur kerataan permukaan bidang
datar, kebulatan sebuah poros, mengukur kerataan permukaan dan
mengukur kerataan permukaan dinding silinder.
UGM
Universitas Gadjah Mada
18. Masker
Gambar 2.18
Masker berfungsi untuk melindungi diri dari debu dan polusi.
19. Full Body Harness
Gambar 2.19
Full body Harness merupakan perlengkapan yang berfungsi untuk
melindungi kemungkinan orang terjatuh dari tempat ketinggian yang
tidak disertai dengan pengamanan.
2.6. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan di PT Adika Atmaja Teknik berguna untuk
membantu aktivitas perkantoran. Perusahaan ini telah dilengkapi berbagai
peralatan yang mendukung, adapun peralatan yang tersedia yaitu:
a. Komputer dan Laptop
Alat ini digunakan untuk membuat laporan hasil pemeriksaan dan
pengujian serta daily inspection report ,yang mana hasil laporan akan
diserahkan kepada pihak client ,pemerintah, dan satu copy sebagai
back up data.
b. Jaringan Wifi
UGM
Universitas Gadjah Mada
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
Gambar 3.1
Overhead traveling crane bisa disebut juga overhead
travelling crane multiple / single girder top running trolly hoist.
Menurut ASME B30.2, overhead crane adalah crane dengan
pengangkatan (hoisting) yang bisa bergerak atau tetap dan berjalan
(travelling) pada struktur landasan overhead yang tetap (fixed).
Sedangkan pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
05/MEN/1985, crane jenis ini dimasukan kedalam peralatan angkat
listrik, karena memang overhead traveling crane ini digerakan oleh
listrik.
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.2
Overhead terdiri atas :
1. Top running single atau multiple girder bridge dengan top
running trolley hoist
2. Top running single-girder bridge dengan underhung trolley
hoist
3. Monorails dan underhung crane.
Crane jenis ini mempunyai tiga jenis gerak kerja, yaitu:
1. Gerakan naik turun (hoisting)
Gerakan ini dilakukan pada saat beban telah tergantung
pada hook, dan dengan penggerak motor beban ini diangkat
atau diturunkan dengan perantara tali kawat baja.
2. Gerakan melintang (transversing)
Pada gerakan ini troli bergerak sepanjang jembatan gelagar.
Gerakan ini digerakan perantara sistem transmisi roda gigi
yang berjalan diatas rel yang dipasang pada gelagar.
3. Gerakan memanjang (travelling)
Gerakan ini adalah gerakan gelagar dengan sistem
pengankatannya secara memanjang searah gelagar
utamanya.
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.3
Crane jenis gantry mempunyai kaki penyangga pada kedua ujung
girder. Biasanya digunakan pada daerah yang terbuka ,seperti
pelabuhan dan dermaga.
Gambar 3.4
Pilar Jib Crane didesain untuk berdiri secara independen di lantai
bangunan dan dapat berputar 360 °. Desain yang ringkas
memungkinkan posisi hook yang tinggi untuk mengoptimalkan
penggunaan ruang bangunan yang tersedia. Diluar desain
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.5
Wall Jib Crane didesain untuk dapat dipasang di dinding ataupun
di kolom bangunan. Crane ini dapat berputar 180° dan dapat
mengangkat Beban Kerja yang Aman (SWL) yang ditentukan. Wall
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.6
Menurut ASME B30.4 yang disebut tower crane adalah
peralatan mekanis yang terdiri dari menara (tower) atau mast
dengan bangunan atas yang dapat berputar. Pada beberapa crane,
sebuah counterjib tambahan terpang pada arah yang berlawanan
dengan boom beban. Jenis-jenis tower crane yang biasa digunakan
pada dunia industri antara lain:
a. Free standing crane (tower crane yang berdiri bebas)
b. Rail mounted crane (tower crane diatas rel)
c. Tie-in tower crane (tower crane yang ditambat pada
bangunan)
d. Climbing crane (tower crane panjat)
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.7
Menurut ASME B 30.4 Pedestal crane adalah crane yang
terdiri bangunan atas yang berotasi dengan mesin operasi dan
boomnya yang menempel pada pedestal.
3.3.1.7. Portal Crane
Gambar 3.8
Portal crane adalah crane yang terdiri dari bangunan atas yang
berotasi dengan mesin operasi dan boom yang menempel pada
struktur gantry. Crane jenis ini dapat berupa dasar yang tetap atau
berjalan.
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Crawler crane merupakan pesawat angkat yang biasa digunakan
pada lokasi proyek pembangunan dan bergerak dengan crawler
UGM
Universitas Gadjah Mada
atau roda kelabang. Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat
bergerak 360 Derajat. Dengan roda crawler maka crane tipe ini
dapat bergerak didalam lokasi proyek saat melakukan
pekerjaannya. Track crawler crane memberikan stabilitas, sehingga
dalam operasi tidak menggunakan outrigger.
3.3.2.2. Truck Crane
Gambar 3.10
Gambar 3.11
Truck Crane adalah crane yang berada pada truck sehingga
dapat dengan mudah dibawa langsung ke lokasi kerja tanpa harus
menggunakan kendaraan (trailer). Crane ini memiliki outrigger
yang dapat dipasang ketika beroperasi untuk menjaga truck crane
tetap seimbang. Truck crane ini dapat berputar 360 derajat.
Kapasitas angkut truck crane berkisar antara 5 ton hingga 50 ton.
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.12
Rough Terrain Crane (RTC) dirancang untuk beroperasi khusus
pada medan kasar dengan kemampuan all wheel drive dan ban
karet. RTC mempunyai kemampuan manuver tinggi dan kapasitas
angkat yang bervariasi sesuai jenis crane. RTC dilengkapi dengan
boom jenis telescopic dimana boom tersebut bisa memanjang
hingga puluhan meter. RTC hanya mempunyai satu kabin yang bisa
digunakan untuk travelling ataupun crane mode.
3.3.2.4. All Terrain Crane
Gambar 3.13
All Terrain Crane (ATC) adalah crane multi fungsi yang dirancang
untuk digunakan pada jalan raya beraspal maupun medan kasar.
ATC dilengkapi dengan boom jenis telescopic dimana boom
tersebut bisa memanjang hingga puluhan meter. ATC
menggunakan sistem all wheel drive dan didukung oleh satu atau
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.14
Carry deck crane adalah mobile crane dengan ukuran kecil yang
mempunyai empat roda dan mampu berputar 360 derajat. Ruang
operator terletak di bawah boom. Mesin terletak dibagian belakang
unit. Dibagian depan terdapat flat deck. Carry Deck Crane dapat
mengangkat beban dan memuatnya di atas flat feck untuk
berpindah ke tempat tujuan.
Gambar 3.15
UGM
Universitas Gadjah Mada
4. Hook
Mengukur dimensi pada hook.
Gambar 3.16
Gambar 3.17
Gambar 3.18
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.19
8. Webbing Sling
Gambar 3.20
Gambar 3.21
Memastikan kondisi dan fungsi dari winch sehingga crane dapat
beroprasi dengan maksimal. Jika gulungan wire rope pada
auxilarry hoist drum tidak beraturan, maka harus dilakukan
penggulungan ulang. Pastikan dudukan winch roller pada auxilarry
UGM
Universitas Gadjah Mada
hoist drum dalam kondisi baik. Jika dudukan winch roller bengkok
maka harus segera dilakukan perbaikan.
10. Switch
Gambar 3.22
Melakukan pemeriksaan kondisi dan fungsi pada tuas control
valve. Jika tuas mengalami kerusakan maka harus segera dilakukan
perbaikan.
11. Turn table & Slewing Bearing
Gambar 3.23
Memeriksa keadaan dari turn table & slewing bearing, biasanya
pada slewing bearing terjadi over grease, sehingga grease harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemberian grease
yang baru.
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.24
Melakukan pengukuran clearance pada slewing bearing.
Pengukuran ini bertujuan untuk menghitung kerataan pada gerakan
slewing.
12. Sistem hidrolik
Gambar 3.25
Gambar 3.26
Pengecekan system hidrolik dilakukan pada silinder hidrolik, katup
pengontrol, serta pompa hidrolik. Jika Cylinder jack outrigger
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.27
Pemeriksaan sistem elektrik dimulai dari pemeriksaan baterai,
indicator, serta lampu penerangan. Salah satu indicator yang
mempunyai fungsi utama pada crane yaitu Automatic Momen
Limiter yang berfungsi sebagai display dari beban yang diangkat.
Indikator ini akan menyala jika alat digunakan untuk mengangkat
beban yang melebihi kapasitasnya.. Jika (A.M.L) mengalami
kerusakan sehingga harus segera diperbaiki.
14. Piranti mekanis
Gambar 3.28
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.29
Penyebab broken wire yaitu beban yang melebihi kapasitas,
beban kejut, dan getaran berlebih.
b. Pengurangan Diameter
Gambar 3.30
Gambar 3.33
Gambar 3.34
Tahap dari penetrant test sebagai berikut:
a. Cleaning
Tahap ini merupakan proses pembersihan benda uji, sehingga
zat pnetrant mampu mengenai seluruh permukaan benda.
Permukaan yang dibersihkan harus benar-benar kering dan
tidak terdapat kotoran ataupun minyak yang menempel pada
permukaan.
b. Aplikasi pnetrant
Setelah permukaan benar-benar bersih dan kering, zat
penetrant diaplikasikan. Zat penetrant kemudian dibiarkan
selama kurang lebih 5 sampai 30 menit, untuk proses
capillary action, yaitu terserapnya zat penetrant ke dalam
celah cacat.
c. Penetrant Cleaning
Penetrant Cleaning merupakan proses pembersihan pnetrant.
Langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk
mencegah terjadinya pembersihan yang berlebih yang dapat
mengakibatkan ikut terangkatnya zat pnetrant dari lokasi
cacat. Sebaliknya pembersihan pnetrant yang kurang
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.35
MT digunakan pada benda uji yang terbuat dari ferromagnetic
steel. NDT jenis ini mampu mendeteksi cacat pada permukaan
ataupun dibawahnya. Adanya cacat pada permukaan akan
UGM
Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.36
Pengujian ini berguna untuk memastikan performa dari unit yang
diinspeksi. Pengujian ini biasanya terdiri dari :
a. Fork lift & down
b. Tilt up & down
c. Boom extend & retract
d. Slewing / swing
e. Brake & lights
f. Safety devices
Sementara untuk keamanan dalam lifting dan rigging harus
memperhatikan :
a. Keadaan lingkungan kerja
b. Daya dukung tanah
c. Jenis pengangkatan
d. Beban yang ditanggung crane
e. Konstruksi crane
f. Kondisi peralatan angkat
g. Kecepatan angin
UGM
Universitas Gadjah Mada
2. Pengujian beban
Pengujian ini berfungsi untuk menetukan Safe Working Load, yaitu
beban aman yang boleh diangkat oleh unit.
Gambar 3.37
Pengujian dilakukan dengan kombinasi radius boom, sudut boom,
bentangan outrigger, dan panjang boom. Pengujian ini juga
menggunakan perhitungan berdasarkan standar yang telah
ditentukan. Hal-hal yang mempengaruhi dalam perhitungan SWL
yaitu :
a. Counterweight
b. Jenis sling
c. Kondisi peralatan angkat
d. Working radius
e. Radius boom
f. Bentang outrigger
g. Daerah pengangkatan
h. Faktor jenis ikatan
i. Faktor sudut ikatan
j. Berat material
UGM
Universitas Gadjah Mada
Keterangan :
SWL = Safe Working Load
D = Diameter (inchi)
T = Grade rantai baja
3.5.5. Pelaporan dan Dokumentasi
Setelah proses inspeksi selesai dilakukan, maka hasil inspeksi
dituangkan dalam bentuk laporan. Laporan hasil pemeriksaan &
pengujian ini berisi tentang :
1. Sertifikat / surat keterangan
Sertifikat dibuat jika setelah inspeksi unit memenuhi syarat
untuk dioperasikan, sedangkan jika unit tidak memenuhi
syarat operasi maka dikeluarkan surat keterangan.
2. Checklist
Berisi tentang checklist pemeriksaan visual pada komponen-
komponen unit yang dilakukan pemeriksaan.
3. Dokumentasi
Membahas tentang hal-hal yang ditemukan pada saat inspeksi
dan disertai gambar, sehingga temuan-temuan tersebut sesuai
dengan kenyataan yang ada di lapangan.
UGM
Universitas Gadjah Mada
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Kerja Praktik kurang lebih selama tiga bulan di PT
Adika Atmaja Teknik, maka dapat disimpulkan bahwa:
4.2. Saran
Berikut adalah beberapa saran dari penulis setelah menyelesaikan kegiatan
kerja praktik:
1. Sebaiknya mata kuliah mengenai lifting ditambahkan dalam
pembelajaran di kampus, sehingga ketika mahasiswa berada di
lapangan dan menemui lifting equipment, mahasiswa sudah
mempunyai gambaran.
2. Sebaiknya kampus sering mengadakan kuliah umum atau seminar
mengenai dunia industri, sehingga dapat membantu mahasiswa
untuk siap terjun di dunia industri yang sebenarnya.
UGM
Universitas Gadjah Mada