Anda di halaman 1dari 49

PENGGERAK AKHIR

&
KERANGKA BAWAH
Untuk Lingkungan Sendiri

TRAINING CENTRE
PT PRIMA DUTA PERSADA
2012
KATA PE N GANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat
tersusun buku “ Kerangka Bawah & Penggerak Akhir “ Buku ini disusun
untuk melengkapi bahan pelatihan di lingkungan PT Prima Duta Persada
khususnya di Training Centre Departement.

Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam
pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior
Mekanik dibidang Alat-alat Berat.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih
jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat
mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan
kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman
dari isi dan makna terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.

Maret, 2012

Penyusun
Mechanic Development
DAFTAR I S I

KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI

BAB I. FINAL DRIVE


A. SINGLE REDUCTION ROTATED DRIVE SHAFT………. I - 2 - 9
B. SINGLE REDUCTION FIXED DRIVE SHAFT…………… I - 3 - 9
C. DOUBLE REDUCTION…………..….…………………….. I - 4 - 9
D. PLANETARY GEAR TYPE RIGID………………………… I - 6 - 9
E. PLANETARY GEAR TYPE SEMI RIGID…………………. I - 7 - 9

BAB II. UNDERCARRIAGE


A. KLASIFIKASI KERANGKA BAWAH…………….………. II - 1 - 33
B. KOMPONEN UTAMA UNDERCARRIAGE………………. II - 3 - 33
1. Track Frame………………………………………………. II - 3 - 33
2. Roller……………………………………………………… II - 6 - 33
3. Front Idler………………….……………………………… II - 14 - 33
4. Recoil Spring………………………..…………………….. II - 17 - 33
5. Sprocket……………………………………………………II - 21 - 33
6. Track Link………………………………………………… II - 22 - 33
7. Track Shoe………………………………………………... II - 28 - 33
8. Equalizing Beam..………………………………………… II - 31 - 33
9. Guard……………………………………………………… II - 32 - 33
DAFTAR I S I

BAB V. PERCENT WORN TABLE


A. D 85 ESS – 2 ………………………………………………… V - 1 - 5
B. D 85 ESS – 1 ………………………………………………… V - 2 - 5
C. PC 200 LC – 2 ………………………………………………..V - 4 - 5

BAB VI. SPECIAL TOOLS


A. MEMBUKA SPROCKET…………….…………………….. VI- 1 - 10
B. MEMASANG SPROCKET…………….…………………… VI- 3 - 10
C. MEMBUKA SPROCKET HUB…………….……………….. VI- 5 - 10
D. MEMASANG SPROCKET HUB…………….………………VI- 7 - 10
E. MEMBUKA DAN MEMASANG TRACK.…………………VI - 9 - 10
PE N DAH U LUAN

Normalnya, komponen-komponen pada bulldozer yang mengalami keausan yang


besar adalah perlengkapan kerja dan kerangka bawah.
Keausan pada bagian kerangka bawah dapat digolongkan dalam komponen besar
pada bulldozer yang mendapat perhatian besar terhadap biaya perawatan. Hal
terpenting bagaimana mengurangi biaya yang dipergunakan akibat keausan bagian
kerangka bawah dan melakukan perawatan ataupun perbaikan, karena keausan
pada kerangka bawah tercatat besar bagiannya pada bulldozer dan biaya
perawatannya.

Gambar di atas menunjukkan biaya perbaikan kerangka bawah tercatat 60% dari
biaya total perbaikan unit bulldozer.

Gambar di atas menunjukkan biaya perbaikan kerangka bawah tercatat lebih besar
45% dari biaya total perbaikan unit Excavator.
Jadi dengan mengurangi biaya perbaikan untuk kerangka bawah banyak hal
kemungkinan, yang jelas biaya perbaikan kerangka bawah akan menjadi turun
FINAL DRIVE BAB I
FINAL DRIVE I-1-9

Susunan roda gigi penggerak akhir adalah pegurang kecepatan yang biasanya
diperlengkapi dengan satu atau dua set roda gigi lurus dan pinion boss roda gigi
penggerak akhir.
Prinsip yang dipergunakanpada transmisi dimana kecepatan rotasi dikurangi dan
momen puntir ( torque ) ditambah oleh sejumlah roda gigi yang dipergunakan pada
penggerak akhir.

Masing-masing bak penggerak akhir ( final drive case ) dipasang melebar keluar
dari bak roda gigi tirus ( bevel gear case ) pada masing-masing sisi. Dengan
memilih perbandingan kecepatan yang tepat momen puntir ( Torque ) sebelum ke
penggerak akhir ( final drive ) dapat diperkecil. Dengan demikian, transmisi yang
sama, poros roda tirus ( bevel gear shaft ) dan lain-lain dapat dipergunakan yang
sama pada berbagai jenis model mesin.

Roda gigi penggerak akhir ( final Drive gears ) dapat dihadapkan pada tekanan
permukaan yang besar disebabkan oleh beban goncangandan benturan ( shock and
impact loads ), yang mana memerlukan perhatian ekstra untuk seleksi oli pelumas
dan mencegah masuknya benda asing ke dalam bak penggerak akhir ( final drive
cases ).

Perbandingan reduksi normal berada diantara 1/9 sampai 1/12 untuk perbandingan
reduksi yang lebih kecil dipergunakan sistem reduksi tunggal ( single reduction
system ). Untuk perbandingan reduksi yang besar dipergunakan sistem reduksi
ganda atau sistem roda gigi planet. ( Double reduction system or planetary gear
system ).

Jenis-jenis penggerak akhir :

1. Single reduction final drive shaft ikut berputar ( D31A - 17, D319Q - 17 ).

2. Single reduction fixed final drive shaft ( D20S - 1,2,3 s/n 7 - 478 ).

3. Double reduction ( D50/53A - 17, D75S - 5, D80/85A - 21, D150/155A - 2 ).

4. Planetary gear type rigid ( D355A - 3, D455A - 1 ).

5. Planetary gear type semi rigid (D2675A - 2, D375A - 2, D475A - 2 ).


FINAL DRIVE I-2-9

A. SINGLE REDUCTION ROTATED DRIVE SHAFT ( D31S - 17 ).

Gbr I - 1. Single Reduction Rotated Final Drive Shaft ( D31S - 17 ).

1. Sprocket 12.Plane bearing


2. Steering case 13.Pinion
3. Final drive case 14.Retainer
4. Cover 15.Flange
6. Hub 16.Nut
7. Nut 17.Oil seal
8. Dowel pin 18.Nut
9. Nut 19.Driven gear
10.Floating seal 20.Final drive shaft
11.Cover

Penggerak akhir (final drive) tipe reduksi tunggal (single reduction) dengan roda
gigi lurus (spur gear) tenaga penggeraknya dari kopling stir (steering clutch),
disalurkan ke pinion (13) melalut tromol rem (brake drum) dan flange (15).
Tenaga gerak kemudian disalurkan ke sprocket (1) melalui pinion (13), roda gigi
pemutar (drive gear) (19), poros penggerak akhir (final drive shaft) (20}, dan. hub
(6) demikianlah urutannya. Hub (6) dipress duduk poros penggerak akhir (final
drive shaft) (20).
FINAL DRIVE I-3-9

B. SINGLE REDUCTION FIXED DRIVE SHAFT ( D20S - 1,2,3 s/n 7 - 478 ).

1. Collar 2. Bearing Cage


3. Bearing 4. Collar
5. Washer 6. Nut
7. Cover 8. Bushing
9. Bearing 10. ring
11. Nut 12. Hub

Gbr I - 2. Single Reduction Fixed


Final Drive Shaft ( D20S - 1,2,3 s/n 7 - 478 ).
FINAL DRIVE I-4-9

C. DOUBLE REDUCTION ( D50/D53, D60/D65, D7ES - 5, D80/D85, D150/D155 ).

Gbr I - 3. Double Reduction


( D50/D53, D60/D65, D7ES - 5, D80/D85, D150/D155 ).

Model D150, 155 A menggunakan metode reduksi dua langkah dengan memakai
roda gigi lurus ( spur gears ) dan pelumasan bilas dengan memanfaatkan rotasi
dari roda gigi. Tenaga dari poros steering system disalurkan melalui clutch outer
drum ( brake drum ) ke final drive flange ( 1 ), memutar primary pinion ( 3 ). Pada
flange primary berhubungan dengan primary gear ( 35 ), memutar secondary
pinion ( 34 ) pada gear shaft tenaga disalurkan lebih lanjut dari secondary pinion.
Dengan mempengaruhi kecepatan reduksi pada saat yang sama.

Berhubung karena konstruksinya, dimana secondary gear dibautkan pada final


drive hub ( 27 ) ke dalam sprocket boss ( 11 ) dipresskan dalam bentuk taper
spline ( alur tirus ), rotasi dari secondary gear berputar menjadi putaran sprocket
boss.

Final drive case ( 38 ) berfungsi sebagai tanki oli pelumas untuk masing-masing
gear. Bagian - bagian yang berputar meluncur dari sprocket diperlengkapi dengan
floating seals ( 19 ) dan ( 22 ) untuk mencegah kemasukan debu atau lumpur dan
oli bocor.
FINAL DRIVE I-5-9

Gbr I - 4. Double Reduction.

1. Final drive flange 11.Sprocket nut 21. Bearing


2. Bearing 12.Stopper 22. Floating seal
3. Primary pinion 13.Sprocket boss 23. Guard
( 12 teeth ) 14.Sprocket support 24. Color
4. Bearing 15.Cover 25. Secondary gear
5. Cover 16.Nut ( 55 teeth )
6. Bearing 17.Washer 26. Bolt
7. Cover 18.Bushing 27. Sprocket hub
8. Cover 19.Floating seal 28. Bearing
9. Segment teeth 20.Retainer
10.Nut
FINAL DRIVE I-6-9

D. PLANETARY GEAR TYPE ( D355A - 3, D455A - 1 ).

1. Cover 11. Final drive pinion 21. Floating seal


2. Support 12. Bearing cage 22. Drum
3. Snap ring 13. Pinion hub 23. Sprocket
4. Carrier 14. Sprocket shaft 24. Sun gear
5. Bearing 15. Steering case 25. Bearing cage
6. Ring gear 16. Hub 26. Floating seal
7. Planetary gear shaft 17. Final drive gear 27. Bush
8. Flange 18. Guard 28. Collar
9. Case cover 19. Shaft 29. Nut
10. Anchor 20. Guard

Gbr I - 5. Planetary Gear type Rigid


( D355A - 3, D455A - 1 ).
FINAL DRIVE I-7-9

E. PLANETARY GEAR TYPE SEMI RIGID ( D175A - 1, D275A - 2, D375A - 2,


D475A - 2 ).

Gbr I - 6. Planetary Gear Type Semi Rigid.


( D175A - 1, D275A - 2, D375A - 2, D475A - 2 ).

Penjelasan Umum.

Sistem reduksi satu tingkat yang mempergunakan roda gigi lurus ( spur gears )
dan yang lain mempergunakan roda gigi planet ( planetary gears ). Sistem
pelumasannya mempergunakan roda gigi untuk membilaskan oli di dalam bak
penggerak akhir untuk melumasi seluruh bagian dalam dari bak penggerak akhir.

Bagian-bagian yang berotasi dan meluncur dari sprocket memiliki floating seals
( penyekat ngambang ) ( 19 ) untuk mencegah kotoran masuk ke dalam dari
sebelah luar dan mencegah oli bocor.

Diantara inner body ( tubuh dalam ) ( 15 ) dan outer body ( tubuh luar ) ( 13 ) dari
sprocket dan sprocket boss ( 12 ), di sana terdapat rubber bushing ( 2 ) dipasang
dengan jarak yang sama sekeliling lingkaran pada 10 tempat dimasing-masing
sisi. Rubber bushing ini berbentuk silinder dengan konstruksi terdiri dari dua lapis
yang dibuat dari logam dan karet. Rubber bushing berubah bentuk ketika
mendapat gaya dari luar misalnya gaya impact atau tarikan drawbar ketika
sedang beroperasi. Hal ini mengurangi beban pada komponen penggerak akhir
( final drive ). Sebagai tambahan, seal ( penyekat ) ( 14 ) dipasang untuk
memisahkan rubber bushing ( 20 ) sepenuhnya dari sisi luar untuk mencegah
masuknya kotoran atau air dari sebelah luar.
FINAL DRIVE I-8-9

Gbr I - 7. Planetary Gear Type Semi Rigid.

1. Bearing cage 13.Outer body


2. Final drive case 14.Seal
3. No.1 pinion ( 17 teeth ) 15.Inner body
4. No.1 gear hub 16.Cover
5. No.1 gear ( 80 teeth ) 17.Hub
6. Cover 18.Carrier
7. Ring gear ( 69 teeth ) 19.Floating seal
8. Planet gear ( 25 teeth ) 20.Rubber bushing
9. Cover 21.Wear guard
10.Sun gear ( 19 teeth ) 22.Shaft
11.Teeth 23.Boss
12.Sprocket boss 24.Pivot shaft
FINAL DRIVE I-9-9

Gbr I - 8. Cara Kerja Planetary System.

Pemindahan dari Gaya Gerak.

Gaya gerak dari bever gear shaft dan steering clutch disalurkan ke pinion No.1
( 3 ). Kemudian disalurkan melalui gear ( roda gigi ) No.1 ( 5 ) dan gear hub No.1
( 4 ) untuk memutar sun gear ( 10 ).

Rotasi dari sun gear ( 10 ) disalurkan ke planet gear ( 8 ). Sedangkan ring gear
( 7 ) yang berhubungan dengan planet gear ( 8 ) berputar pada axis dan bergerak
sepanjang ring gear mengorbit sekeliling sun gear ( 10 ). Rotasi dan sun gear
( 10 ) disalurkan ke carrier ( 18 ) dan kemudian dipindahkan melalui hub ( 17 )
untuk memutar inner body ( 15 ). Inner body berputar dengan arah yang sama
seperti sun gear ( 10 ).

Rubber bushing ( 20 ) dipasang antara inner body ( 15 ) dan outer body ( 13 )


serta sprocket boss ( 12 ), dengan demikian putaran dari inner body ( 15 )
disalurkan melalui rubber bushing ( 20 ) ke outer body ( 13 ), sprocket boss ( 12 )
dan sprocket teeth ( 11 ).
UNDERCARRIAGE BAB II
UNDERCARRIAGE I - 1 - 33

Unit type rantai ( Crawler type ) digunakan untuk berbagai macam kerja mendorong
( Bulldozer ), membawa beban ( Dozer Shovel ) dan banyak pekerjaan yang lain
dengan jenis perlengkapan yang berbeda.

A. KLASIFIKASI KERANGKA BAWAH.

1. Rigid Type.

Type kerangka bawah ini front idler tidak dilengkapi rubber pad, final drive tidak
memakai rubber bushing dan equalizing beam hanya duduk di atas frame
utama ( main frame ).
Contoh : D80/85 A, D155 A, D455 A.

Gbr II - 1. Undercarriage.

1. Idler 6. Track Roller


2. Carrier Roller 7. Track frame
3. Recoil spring cover
4. Sprocket
5. Track Link
UNDERCARRIAGE I - 2 - 33

2. Semi Rigid Type

Type kerangka bawah ini pada komponen sprocket diperlengkapi dengan


rubber bushing dan front idler dilengkapi rubber pad dan equalizing beam
dilock dengan pin pada frame utama ( main frame ).

Contoh : D65E - 12, D275A -1, D375A - 1, D475A - 1.

Gbr II - 2. Semi Rigid Type.

3. Bogey Type.

Type kerangka bawah ini terdapat dua idler, track roller dapat bergerak
flexible ( Bogey ) dan sprockets kedudukannya lebih tinggi dari rear idler.

Gbr II - 3. Bogey Type.


UNDERCARRIAGE I - 3 - 33

KERANGKA BAWAH ( UNDERCARRIAGE ).

Kerangka bawah adalah :

 Bagian bawah dari crawler tractors yang berfungsi untuk bergerak maju,
mundur, belok kiri dan kanan.
 Bagian bawah yang menahan dan meneruskan berat dari tractors ke landasan.
 Bagian bawah dari crawler tractors yang berfungsi sebagai pembawa dan
pendukung unit.

B. KOMPONEN - KOMPONEN UTAMA UNDERCARRIAGE.

1. Track frame.
2. Roller.
3. Idler.
4. Recoil spring.
5. Sprocket.
6. Track link.
7. Track shoe.
8. Equalizing.
9. Guard.

1. Track Frame.

Struktur track frame :

Gbr II - 4. Track Frame dengan Diagonal Brace.

1. Carrier roller bracket 6. Track frame


2. Carrier Roller 7. Guiding guard
3. Recoil spring cover
4. Sprocket cover
5. Diagonal brace
UNDERCARRIAGE I - 4 - 33

Track frame merupakan tulang punggung dari pada Undercarriage, sebagai


tempat kedudukan komponen-komponen undercarriage.

Track frame ( 6 ) merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai


konstruksi box yang saling menyilang dan dirakit dengan plat baja yang dilas.
Track frame khusus di design mampu melawan beban kejut selama operasi
berat atau ringan dari kondisi kerja unit .

Pada setiap unit terdapat 2 buah track frame yang dipasang pada sisi kiri dan
kanan dari crawler tractors. Bentuk dari track frame seperti pada gambar II - 4,
dipasang ke frame crawler tractors bagian belakang melalui diagonal brace
( 5 ).

Tipe lain dari track frame terlihat seperti gambar di bawah ini.

Gbr II - 5. Track Frame tanpa Diagonal Brace.

Frame crawler tractors harus diperhatikan kondisi kelurusannya, apabila


crawler tractors sudah dipakai operasi maka kemungkinan posisi kelurusan
dari frame berubah yang menyebabkan toe out menjadi berubah pula.
UNDERCARRIAGE I - 5 - 33

Yang dimaksud toe ini adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track frame
kiri dan kanan ketika permukaan idler menuju ke dalam mendekati “ Center line
of tractors “.

Yang dimaksud toe out adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track
frame kiri dan kanan ketika permukaan idler menuju ke luar menjauhi “ Center
line of tractors “.
Catatan : Perubahan kelurusan pada kondisi idler dilihat dari sprocket.

Track frame mengalami toe in atau toe out disebabkan karena :

 Posisi ( pitch ) track roller yang dalam pemasangannya tidak memperhatikan


ketentuan - ketentuan skala gambar.

 Terjadinya benturan antara batu dengan permukaan bawah diagonal brace


yang dapat merusak fisik diagonal brace.

 Unit yang sudah beroperasi dalam waktu lama sehingga dengan variasi
beban dapat menyebabkan perubahan kelurusan track frame.

Gbr. II - 6. Pengukuran Toe in dan Toe out.


UNDERCARRIAGE I - 6 - 33

2. Roller.

Pada kerangka bawah ada 2 jenis roller yaitu :


 Track roller .
 Carrier roller.

a. Track roller .
Track roller berfungsi sebagai pembagi berat dozer ke track.

Gbr II - 7. Track Roller.


UNDERCARRIAGE I - 7 - 33

Track roller dibagi menjadi 2 macam tipe yaitu :

 Single flange roller.


 Double flange roller.

 Single flange roller.

Gbr II - 8. Single Flange Roller.

 Double flange roller.

Gbr II - 9. Double Flange Roller.


UNDERCARRIAGE I - 8 - 33

Track Roller dipasang pada Track Frame.

Gbr II - 10. Track Roller.

1. Track roller 4. Floating


2. Bushing 5. Shaft
3. Collar
UNDERCARRIAGE I - 9 - 33

Gbr II - 11. Track Roller.

1. Snap ring 7. Spring washer 11-2. O-ring


2. Thrust key 8-1. Seal ring 11-3. Shaft
3-1. Seal ring 8-2. O-ring 11-4. Seal ring
3-2. O-ring 8-3. Bushing 11-5. O-ring
3-3. Bracket 8-4. Dowel pin 11-6. Bushing
4. Snap ring 8-5. O-ring 11-7. Dowel pin
5-1. Seal ring 8-6. Bearing 11-8. O-ring
5-2. O-ring 9. Bolt 11-9. Bearing
5-3. Bracket 10. Spring washer 12. Roller
6. Bolt 11-1. O-ring

Jumlah track roller yang dipasang pada dozer tergantung daro panjang track
pada permukaan tanah ( jarak antara idler dengan sprocket ).

Gbr II - 12. Lokasi Track Roller.


UNDERCARRIAGE I - 10 - 33

Pada posisi ke satu dan terakhir, pada umumnya dipasang track roller single
flanged type, tujuannya agar keausan dapat dikurangi. Baik keausan pada
track link maupun track roller itu sendiri.
Sebagai contoh, unit D85ESS - 2 punya susunan track roller S S D S S D S S.
Sedangkan untuk unit D 375 A - 3 punya susunan track roller dari beberapa
model unit.

S: Single flanged roller


D: Double flanged

Rollers Position
Model Rollers Idler Sprocket
Per side
1 2 3 4 5 6 7 8
D 10 A, S - I 3 S S
D 20 A, P, S, Q - 3 5 S S S S S
D 21 A, P, S, Q - 3 5 S S S S S
D 30 A, S, Q - 15 5 S S S S S
D 30 P - 15 6 S S S S S S
D 31 A, Q, S - 15, 16 5 S S S S S
D 31 P -15, -16 6 S S S S S S
D 40 A-1 5 S D S D S
D 40 P-1 6 S D S S D S
D 45 A, S - 1 5 S D S D S
D 45 P-1 6 S D S S D S
D 50 A, S - 15 5 S D S D S
D 50 P - 15 7 S D S D S D S
D 53 A, S - 15 5 S D S D S
D 55 S-3 5 S D S D S
D 57 S-1 6 S D S S D S
D 60 A, S - 6 6 S D S S D S
D 60 E, P - 6 7 S D S D S D S
D 65 A, S - 6 6 S D S S D S
D 65 E, P - 6 7 S D S D S D S
D 75 S - 2, - 3 7 S D S D S D S
D 80 A -12 6 S D S S D S
D 80 E - 12 7 S D S D S D S
D 85 A - 12 6 S D S S D S
D 85 E - 12 7 S D S D S D S

D 95 S - 1 7 S D S D S D S
D 150 A - 1 7 D D D S D D S
D 155 A - 1 7 D D D S D D S
D 155 S, C - 1 8 D S D S D S D S
D 355 A - 3 7 D D D S D D S
D 355 C - 3 8 D S D S D S D S
D 455 A - 1 7 D D S D S D S
UNDERCARRIAGE I - 11 - 33

Unit Komatsu baru ada yang menggunakan track roller dengan tipe BOGIE,
unit - unit terseburt diantaranya D 155 AX dan D15 - 3, D375 - 3, D475 - 3.
Untuk selanjutnya, track roller yang terikat secara tetap di track framenya
disebut dengan tipe RIGID.
Dengan tipe BOGIE, track rollernya dapat berisolasi menyesuaikan
permukaan tanah, sehingga daya cengkeram tetap baik walaupun bekerja
dipermukaan tanbah yang tidak rata.

1. Rubber mount. 6. Floating seal.


2. Track roller. 7. Bushing.
3. Inner bogie. 8. Plug.
4. Outer bogie. 9. Bogie mount cap.
5. Cartridge pin.
Gbr. II - 13. Track Roller Tipe Bogie.

Tiap track roller dipasang pada masing-masing inner bogie (3) dan outer bogie
(4) untuk menjamin track roller dan track link selalu bersentuhan. Rubber
mount 1) digunakan untuk menyerap getaran yang disebabkan oleh
permukaan tanah.
UNDERCARRIAGE I - 12 - 33

 Carrier Roller.
Carrier roller berfungsi untuk :
Menahan berat gulungan atas dari track shoe ass’y agar tidak melentur.
Menjaga gerakan track shoe antara sprocket ke idler atau sebaliknya tetap
lurus.

Gbr II - 14. Carrier Roller

1. Bolt 6-2. O-ring 7-6. O-ring


2. Spring washer 6-3. Shaft 7-7. Seal
3-1.Cover 7-1. Seat 7-8. Dowel pin
3-2.O-ring 7-2. O-ring 7-9. Bearing
4. Snap ring 7-3. O-ring 8-1. Bearing
5. Nut 7-4. Seal ring 8-2. Bearing
6-1.Snap ring 7-5. Seal ring 8-3. Carrier roller
UNDERCARRIAGE I - 13 - 33

Carrier roller diklasifikasikan menajdi 2 macam tipe yaitu :

 Flanged type.
 Drum type.

Gbr II - 15. Flanged Type. Gbr II - 16. Drum Type.

Jumlah carrier roller yang dipasang pada unit tergantung dari panjang track,
pada umumnya antara 1 buah dan 2 buah tiap sisinya.
UNDERCARRIAGE I - 14 - 33

3. Front Idler.

Front idler berfungsi untuk membantu menegangkan atau mengendorkan track


dan juga meredam kejutan.

Gbr III - 17. Front Idler.

 Kejutan yang diterima oleh front idler diteruskan ke recoil spring.

Gbr III - 18. Hubungan antara front idler dan recoil spring.
UNDERCARRIAGE I - 15 - 33

Gbr II - 19. Front Idler.

1. Idler 4. Cover
2. Bushing 5. Floating seal
3. Shaft 6. Support

Fungsi komponen-komponen antara lain :

 Cover ( 4 ) bersama dengan ketebalan shim ( B ) mengatur kelurusan idler


antara guide plate dan track frame . Jika clearance besar untuk mengatur
sesuai standard clearance ( 0.5 mm ~ 1.0 mm ) dengan cara mengurangi
ketebalan shim. Begitu sebaliknya jika clearance kecil untuk mengaturnya
dengan cara menambah shim sesuai dengan ketebalan tertentu.

 Support ( 6 ) bersama dengan ketebalan shim ( A ) mengatur kerataan sisi


idler kiri dengan sisi idler kanan.
UNDERCARRIAGE I - 16 - 33

Komponen-komponen Idler.

Gbr II - 20. Komponen-komponen Front Idler.


UNDERCARRIAGE I - 17 - 33

1. Bolt 14-4. Shim 22-4. Dowel pin


2. Spring washer 14-5. Bracket ( R.H ) 22-5. O-ring
3. Scraper ( L.H ) 15. Seal ring 22-6. Bearing
4. Bolt 16. O-ring 23. Bolt
5. Spring washer 17-1. Bolt 24. Lock washer
6. Scraper ( R.H ) 17-2. Spring washer 25-1. Shaft
7. Bolt 17-3. Guide plate 25-2. O-ring
8. Spring washer 17-4. Shim 25-3. O-ring
9. Yoke 17-5. Bracket ( L.H ) 25-4. Seal ring
10. Nut 18. Seal ring 25-5. O-ring
11. Spring washer 19. O-ring 25-6. Bearing
12. Washer 20. Bolt 25-7. Dowel pin
13. Bolt 21. Lock washer 25-8. O-ring
14-1. Bolt 22-1. Seal ring 25-9. Bearing
14-2. Spring washer 22-2. O-ring 26. Idler
14-3. Guide plate 22-3. Bearing

4. Recoil Spring.

Gbr II - 21. Recoil Spring.

1. Yoke 7. Recoil Spring 13. Oil seal


2. Rod 8. Rear pilot 14. Wear ring
3. Cylinder 9. Nut 15. Packing
4. Piston 10. Cover 16. Grease fitting
5. Cover 11. Collar 17. Plug
6. Front pilot 12. Bushing
UNDERCARRIAGE I - 18 - 33

Recoil Spring berfungsi untuk meredam kejutan-kejutan dari front idler.

Track adjuster berfungsi untuk mengatur kekencangan track. Untuk


mengencangkan track dengan cara grease dipompakan masuk ke ruangan
dalam cylinder ( 3 ) melalui grease fitting ( 16 ). Sehingga cylinder ( 3 ) akan
bergerak keluar (  ), sedangkan untuk mengendorkan track dengan cara
grease harus dikeluarkaan dari ruangan pada cylinder ( 3 ) melalui plug ( 17 ).

Komponen-komponen Recoil Spring.

Gbr II - 22. Recoil Spring.

1. Bolt 8-5. Seal 10-1. Bolt


2. Spring washer 8-6. Seal 10-2. Spring washer
3. Cover 8-7. Piston 10-3. Lock
4. Gasket 9-1. Gasket 10-4. Nut
5. Bolt 9-2. Bolt 10-5. Rod
6. Spring washer 9-3. Spring washer 10-6. Stopper
7. Cylinder 9-4. Snap ring 10-7. Pilot
8-1. Ring 9-5. Bushing 10-8. Seat
8-2. Ring 9-6. O-ring 10-9. Spring
8-3. Gasket 9-7. Cover
8-4. Back up ring 9-8. Cover
UNDERCARRIAGE I - 19 - 33

Bagian-bagian recoil spring dan fungsinya :

 Rod : Sebagai penerus tekanan ke yoke.


 Cylinder : Sebagai buangan tempat grease yang berfungsi sebagai
penekan rod.
 Piston : Sebagai penerus tekanan rod ke arah spring (  ).
 Cover depan : Sebagai penahan spring dan tempat mengeluarkan
spring.
 Pilot dan seat : Tempat kedudukan spring dan oil pelumas.
 Housing : Tempat susunan recoil spring dan menerima gaya.
 Spring : Sebagai peredam kejut.
 Bolt / Rod : Menerangkan tekanan spring dan meluruskan gaya.
 Cover belakang : Tempat checking kondisi recoil spring.

 Adapun bentuk atau konstruksi lain dari recoil spring adalah sebagai berikut
( Diambil dari D 85 ESS - 2 ).

Gbr II - 23. Recoil Spring D 85 ESS - 2.


UNDERCARRIAGE I - 20 - 33

Bagian-bagian recoil spring dan fungsinya :

 Rod : Sebagai penerus tekanan ke yoke.


 Cylinder : Sebagai buangan tempat grease yang berfungsi sebagai
penekan rod.
 Piston : Sebagai penerus tekanan rod ke arah spring (  ).
 Cover depan : Sebagai penahan spring dan tempat mengeluarkan
spring.
 Pilot dan seat : Tempat kedudukan spring dan oil pelumas.
 Housing : Tempat susunan recoil spring dan menerima gaya.
 Spring : Sebagai peredam kejut.
 Bolt / Rod : Menerangkan tekanan spring dan meluruskan gaya.
 Cover belakang : Tempat checking kondisi recoil spring.

Penyetelan Kekencangan Track :

 Ketika track kendor, check ketegangan track dengan menempatkan unit di


tempat yang rata, letakkan mistar lurus di atas track shoe diantara front idler
dan front carrier. ( Lihat gambar dan tabel di bawah ini ).

Model D20. D30. D40. D60. D80. D120. D150.


D50 D53 D55 D57 D75. D95 D355 D455
21 31 45 65 85 125 155

Standard 20 ~ 30 ~
20 ~ 30 mm 30 ~ 40 mm 40mm
clearance 40mm

Gbr II - 24. Penyetelan kekencangan track.


UNDERCARRIAGE I - 21 - 33

5. Sprocket.

Sprocket berfungsi :  Meneruskan tenaga gerak ke track, melalui bushing.


 Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar
unit dapat bergerak.

Gbr II - 25. Sprocket.

Type Sprocket.

 Segment type
 Solid type

 Segment Type.

Gbr II - 26. Segment Type.

Pada segment type, pergantian segment tidak perlu melepas track link.
UNDERCARRIAGE I - 22 - 33

 Solid Type.

Gbr II - 27. Solid Type.

Pada solid type sprocket, apabila teethnya sudah aus maka pada waktu
penggantiannya, harus banyak yang dilepas dan solid type sprocket harus
dipotong, kemudian diganti dengan sprocket rim yang baru dan di las.

6. Track Link.

1. Link
2. Nut
3. Bolt

4. Master pin
5. Dust seal
6. Shoe
7. Regular pin
Gbr II - 28. Track Link.
UNDERCARRIAGE I - 23 - 33

Track link berfungsi untuk :


 Merubah gerakan putaran menjadi gerakan gulungan.
 Tempat tumpuan ( rel ) dari track roller sehingga memungkinkan crawler
tractors dapat berjalan.

Komponen-komponen track link adalah :

 Pin  Seal ass’y


 Bushing  Plugs
 Spacer  Link

 P i n.

Surface hardened laver

Gbr II - 29. P i n.

Pin berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan link satu dengan link
berikutnya disamping juga sebagai tempat kedudukan bushing, seal ass’y,
plug dan spacer.
Struktur pada pin di bagian permukaannya diproses panas ( Heat treatment )
yang tujuannya agar didapatkan bahan dengan kekerasan tertentu sehingga
proses keausan karena gesekan terjadi lebih lama gesekan terjadi lebih
lama.

Tipe-tipe pin dibedakan atas 2 tipe yaitu :

 Regular pin.
 Master pin.
UNDERCARRIAGE I - 24 - 33

Regular pin. Master pin

Center Bore

Gjbr. II - 30. Macam - macam


Tipe Pin

 L i n k.

Gbr II - 31. L i n k.
UNDERCARRIAGE I - 25 - 33

Link berfungsi untuk :


 Penumpu berat unit ke landasan.
 Tempat kedudukan pin, bushing dan track shoe.
 Tempat persinggungan dengan roller saat crawler tractors diam maupun
bergerak.
 Menghubungkan dan memutuskan crawler ( hanya pada master link ).

Tipe-tipe master link adalah :

Gbr II - 32. Macam-Macam Tipe Master Link.

 Bushing.

Gbr II - 33. Bushing.


UNDERCARRIAGE I - 26 - 33

Bushing berfungsi untuk :


 Tempat persinggungan antara diameter luar bushing dengan permukaan
gigi sprocket.
 Flexible daripada track saat bergerak menggulung.

Struktur pada bushing di bagian I D dan 0 D juga diproses panas ( Heat


treatment ) yang tujuannya agar didapatkan bahan dengan kekerasan
tertentu sehingga proses keausan karena gesekan terjadi lebih lama.

Tipe-tipe bushing yang berfungsi sebagai flexible dari track adalah :

Gbr II - 34. Macam-Macam Tipe Bushing.

Seal yang terpasang di bushing ada beberaoa macam sesuai dengan


fungsinya

 Lubricated.
Digunakan pada bushing yang memerlukan lubrikasi. Fungsinya untuk
mencegah terjadinya kebocoran oli, serta masuknya debu.

Gbr II - 35. Lubricated.


UNDERCARRIAGE I - 27 - 33

 Seal Assembly.

Gbr II - 36. Seal Assembly.

Seal assembly berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran oil dan juga
mencegah masuknya debu dari luar ke dalam clearance antara bushing dan
pin.

 Dust Seal.

Berfungsi untuk mencegah masuknya debu dari luar ke dalam clearance


antara bushing dan pin.

Dust seal tipe E Dust seal tipe W

• E type dust seal. • W type dust seal.

Dust seal tipe X


Item
• X type dust seal. Dust Application Material
Seal

E Type Medium andlarge


bulldezers Polyurethane rubber

W Type Teflon - filled urethane


Small buldozer
rubber

X Type Large bulldozer Steed plate spring


UNDERCARRIAGE I - 28 - 33

7. Track Shoe.

Gbr II - 37. Track Shoe.

1. Shoe bolt 4. Bushing


2. Dust seal 5. Shoe
3. Link 6. Pin

Track shoe adalah bagian dari undercarriage yang berfungsi disamping tempat
persinggungan dengan tanah juga merupakan alas gerak crawler tractors.

Track shoe merupakan pembagi berat unit ke prmukaan tanah ( ground ).


UNDERCARRIAGE I - 29 - 33

Tipe - Tipe Track Shoe.

 Dipasang pada bulldozer untuk keperluan operasi di


daerah tanah biasa.

 Pada Semi Double Grouser, ketinggian satu grouser


berbeda dengan ketinggian dari grouser berikutnya.
Di pasang pada Dozer Shovel untuk keperluan
operasi di daerah tanah biasa.

 Dipasang pada Dozer Shovel untuk keperluan


operasi di medan operasi permukaan yang keras
juga tipe ini dipasang pada hydraulic excavator.

 Dipasang pada bulldozer untuk keperluan operasi di


daerah yang berbatu, sedangkan apabila dioperasikan
di daerah yang berpasir tingkat keausannya
cenderung lebih besar. Pada rock shoe, dilengkapi
dengan rib ( 5 ) tujuannya untuk mengurangi geseran
ke samping dan dilengkapi dengan bolt guard ( 6 )
bertujuan untuk megurangi kerusakan kepala bolt.
UNDERCARRIAGE I - 30 - 33

 Dipasang pada bulldozer untuk keperluan operasi di


daerah pasir bercampur batu yang sangat abrasif
bentuk shoe ini sama dengan single grouser shoe
akan tetapi ketebalannya dan kekuatan bahannya
berbeda.

 Dipasang pada unit untuk keperluan operasi di


daerah yang ber-rawa ( berlumpur ). Bentuk segitiga
pada Swamp shoe adalah grouser.

 Dipasang pada unit untuk keperluan beroperasi di


daerah bersalju. Agar pada saat bergerak, unit tidak
slip ke samping, maka pada snow shoe di pasang
step ( 19 ) dan rib ( 20 ).

 Dipasang pada unit untuk keperluan transportasi


agar tidak merusak jalan.

 Rubber pad dipasang pada shoe yang terpasang


pada unit apabila unit tersebut hendak dijalankan
pada jalan beraspal, agar permukaan jalan tidak
rusak.
UNDERCARRIAGE I - 31 - 33

8. Equalizing Beam.

Equalizing beam berfungsi untuk menahan bagian depan unit ( bulldozer, dozer
shovel ) yang diteruskan ke track frame tersebut dengan ditahan oleh bracket.

Gbr II - 38. Equalizing Beam.

1. Sheet 6. Grease fitting


2. Pad 7. Bushing
3. Support 8. Dust seal
4. Equalizer bar 9. Bushing
5. Pad 10.Center pin
UNDERCARRIAGE I - 32 - 33

9. Guard.

 Track Roller Guard


Track roller guard berfungsi untuk :
 Melindungi kerusakan track roller yang diakibatkan oleh benda-benda
dari luar ( batu, kayu ).
 Mencegah lepasnya track link.

Type track roller guard :


Solid type.
Segment type.

Gbr II - 39. Equalizing Beam untuk track frame tipe pivot.

Gbr II - 40. Wear Guard.


UNDERCARRIAGE I - 33 - 33

 Wear Guard.
Wear guard berfungsi untuk melindungi final drive case dari terjadinya
keausan akibat gesekan dengan benda-benda luar.

Gbr II - 40. Wear Guard.

Anda mungkin juga menyukai