TRANSMISI MANUAL
Tujuan Bab 1:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 1, siswa mampu menyebutkan dan
menjelaskan nama, fungsi dan letak komponen pada clutch serta transmisi manual.
Referensi :
TheGoldBook
Training Aid
Unit Instruction Manual Crawler Tractors
Unit Instruction Manual Motor Graders
Guidance for Reusable Parts Discs
Guidance for Reusable Parts Clutch Plates and Discs
Shop Manual Nissan
Shop Manual D70LE-8
New Step I
Transmission System
Pelajaran 1: Clutch
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu siswa mampu menyebutkan dan
menjelaskan nama, fungsi dan letak komponen clutch.
Pendahuluan
Clutch merupakan suatu komponen penghubung dalam rangkaian penerusan tenaga ( power train)
pada suatu kendaraan. Clutch terletak diantara engine dan transmisi bertindak sebagai penghubung
ataupun pemutus daya/putaran dari engine ke transmisi.
1. Diesel Engine
2. Main Clutch
3. U-Joint
4. Transmission
5. Steering Clutch
6. Steering Brake
7. Final Drive
2
Transmission System
Harus memiliki torque transmitting capacity (kemampuan meneruskan tenaga) yang cukup
dan kemampuan tidak boleh menurun akibat naiknya temperatur kerja.
Harus bisa melepaskan/memindahkan panas yang timbul dengan baik dan tidak terpengaruh
oleh kenaikan temperatur.
Keuntungan penggunaan clutch.
Konstruksinya sederhana.
Harganya tidak terlalu mahal.
Effisiensi lebih tinggi (lebih kurang 95 %).
Maintenance/perawatan lebih mudah.
Kemungkinan timbulnya masalah karena adanya kebocoran oli lebih kecil.
Tipe Clutch
Clutch dapat dibedakan ke dalam beberapa tipe, clutch digolongkan berdasarkan prinsip kerja, sistem
pendingin, jumlah disc clutch dan cara kerjanya. Dibawah ini akan di bahas mengenai tipe-tipe dari
main clutch tersebut.
Prinsip Kerja
Berdasarkan prinsip kerja main clutch digolongkan menjadi friction clutch dan fluid coupling.
Friction Clutch
Clutch jenis ini dalam penerusan tenaga/putaran adalah dengan cara menempelkan ( engaged)
dua bidang permukaan, sehingga tenaga/putaran dari bidang permukaan yang satu dapat
diterima oleh bidang permukaan yang lainnya.
Macam-macam type friction clutch adalah disc and plate type dan Cone type
3
Transmission System
Clutch jenis ini dalam penerusan tenaganya melalui media cairan/fluida. Secara umum clutch jenis ini
dapat dibedakan atas Torque converter (menggunakan stator) dan Fluid coupling (tidak
menggunakan stator).
4
Transmission System
Disc
Bentuk dan jenis Disc tergantung pada tujuan penggunaan Clutch tersebut. Standar bentuk Disc dan
penamaan bagian-bagiannya (nomenclature) adalah sebagai berikut:
Pada disc dibuat dengan pola alur yang berbeda. Bentuk pola alur (pattern) sengaja dibuat pada
permukaan bidang gesek (facing material) dari disc dengan tujuan untuk pendinginan clutch,
mengurangi kerugian gesek/slip dan untuk memungkinkan oli terbebas/keluar pada saat engage.
Di bawah ini menunjukkan bahan facing material dan koefisien gesek (µ) pada disc untuk tipe
5
Transmission System
Pressure plate yang menekan/menjepit clutch disc ke flywheel karena adanya daya dari clutch spring.
syarat plate yang baik adalah sebagai berikut:
Mempunyai koeffisien gesek yang besar.
Tahan terhadap keausan.
Cukup kasar, permukaan harus rata/datar agar kontak dengan disc juga bisa merata.
Clutch dibagi menjadi dua jenis yaitu fixed clutch dan rotating clutch. Dibawah ini digambarkan kedua
jenis clutch tersebut:
6
Transmission System
7
Transmission System
Over center
8
Transmission System
9
Transmission System
30
Pada unit yang memakai clutch spring type, proses disengage dengan jalan menekan pedal. Dibawah
ini menunjukkan pembagian dari tipe pedal.
Mechanical
10
Transmission System
Pedal Spring
Booster Single Acting
Booster
Hydraulic
Non Servo Type
Booster
Servo Type
Mechanical Type
Tipe pergerakkan/pengontrolan mechanical banyak/umum digunakan pada automobile, mechanical
type mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Konstruksi sederhana.
Pergerakan secara langsung dengan melalui linkage-linkage.
Membutuhkan tenaga yang besar untuk mengoperasikannya, karena langsung melawan
kekuatan dari clutch spring.
Spring Booster
Booster tipe ini menggunakan kekuatan spring yang akan membantu operator ketika
menekan pedal untuk mendisengagekan clutch. Spring booster banyak digunakan di unit
bulldozer dan nissan.
11
Transmission System
Spring Booster
Hydraulic Booster
Booster tipe ini menggunakan oli bertekanan ( pressure oil) yang akan membantu
operator ketika akan mendisengaggekan clutch/menekan pedal clutch. Tipe Booster yang
dipakai adalah single acting type, dipakai pada unit bulldozer.
Single Acting Booster
Booster ini bekerja dengan bantuan tenaga hidrolis. Sewaktu engine hidup, main
clutch berada pada posisi engage (clutch type spring) dan oil flow/aliran oli oleh
pompa hanya mengalir melewati booster, kemudian digunakan unttuk pelumasan dan
pendinginan ke clutch shaft.
12
Transmission System
1. Gear Pump
2. Clutch Shaft
3. Plate
4. Disc
5. Flywheel
6. Ring Gear
7. Ring Gear
8. Clutch Cover
9. Adjusting Ring
10. Cylinder
11. Hydraulic Booster
12. Pipe
13. Lever
14. Return Spring
15. Valve
16. Lock Nut
17. Release Yoke
18. Inertia Brake Drum
19. Filter Screen
20. Flange
21. Rod
22. Return Spring
23. Main Clutch Spring
13
Transmission System
Servo Type
Pada type ini tidak hanya menggunakan tekanan oli, tetapi juga memanfaatkan
tekanan udara dari compressor. Komponennya terdiri dari master cylinder dan clutch
booster. Clutch booster ini yang bertindak sebagai aktuator, yang mana bekerjanya
berdasarkan tekanan oli dan tekanan udara.
Pada over center type clutch untuk mengengagekan maupun disengage clutch dikontrol dengan
memakai lever. Supaya operator tidak cepat lelah, maka dilengkapi dengan booster (hydraulic
booster) double acting type yang akan membantu operator mengengage maupun disengage clutch.
14
Transmission System
Ketika main clutch dalam posisi didisengagekan, maka output shaft main clutch masih berputar
karena gaya inertia. Apabila pada saat tersebut lever pemindah kecepatan dipindahkan kekecepatan
yang lebih tinggi/rendah, maka akan timbul suara yag berisik. Selain itu, gigi kecepatan tidak bisa
berhubungan (Mesh). Agar pemindahan kecepatan tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan
seperti diatas, maka tidak boleh ada putaran sisa dari input shaft transmisi, untuk menghentikan
putaran dari main clutch output shaft tersebut di rem dengan inertia brake. Inertia brake ini dipasang
pada clutch yang berpasangan dengan tranmisi tipe sliding dengan constant mesh.
15
Transmission System
16
Transmission System
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan
nama, fungsi dan letak komponen transmisi manual.
Pendahuluan
Fungsi transmisi adalah untuk mengatur kecepatan gerak dan torque serta berbalik putaran, sehingga
dapat bergerak maju dan mundur. Pada dasarnya transmisi itu terdiri dari beberapa road gigi yang
disusun pada beberapa poros roda gigi yang ditumpu sejajar. Antara roda gigi tersebut terdapat
perbedaan dalam hal ukuran sehingga menghasilkan yang dinamakan gear ratio. Gear ratio ini
mempengaruhi dari kecepatan dan torque dari input dan output shaft. Hubungan antara gear ratio
dan torque adalah sebagai berikut:
T = Rm x TA
Dimana: T = Output torque
Rm = Gear Ratio
TA = Input Torque
Contoh : Dua buah roda gigi yang berdiameter tidak sama dipasangkan sedemikian rupa sehingga
roda gigi yang satu memutar roda gigi yang lain. Roda gigi I mempunyai jumlah gigi (Z1) =25 teeth
dan berlaku sebagai input. Roda gigi II mempunyai jumlah gigi (Z2) =100 teeth dan berlaku sebagai
output. Berapakah gear ratio dari kedua roda gigi tersebut.
17
Transmission System
Diketahui : Z1 = 25
Z2 = 100
Ditanyakan: Rm ?
Gear ratio pada kedua roda gigi adalah
Kesimpulan dari contoh diatas adalah apabila jumlah roda gigi II (gigi out put) semakin banyak
(bentuknya lebih besar) berarti gear ratio akan semakin besar. Semakin besar gear ratio maka
semakin besar pula out put torque. Jika torque dikaitkan dengan kecepatan/speed maka akan
berbanding terbalik, hubungan antara kecepatan dan gear ratio adalah sebagai berikut:
Pada dasarnya transmisi mekanis dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Non Constant Mesh Type
Transmission (Sliding Mesh Transmission), Constant mesh Type Transmission dan Synchromesh Type
Transmission.
Pada transmisi non constant mesh, roda gigi (gear) tidak saling berhubungan pada saat kondisi
netral. Pada kondisi ini ketika input shaft berputar maka hanya counter shaft dan intermedite shaft
yang berputar, sedang main shaft tidak berputar. Pada non constant mesh ini gear yang digunakan
adalah type gigi lurus (spur gear type). Sisi-sisi gigi pada pertemuan roda gigi yang berpasangan
dibuat agak bulat/ tidak bersudut tajam (Chamfer).
18
Transmission System
Maksud gigi tersebut diberi chamfer adalah untuk mempermudah mesh dan mencegah agar sisi
giginya tidak mudah rusak. Supaya Gear dapat sliding (bergerak), maka main shaft tersebut dibuat
beralur (spline).
19
Transmission System
Agar terjadi perpindahan tenaga dari satu shaft ke shaft yang lainnya, maka coupling yang berada
pada shaft harus dihubungkan dengan gear pada roda gigi B.
21
Transmission System
22
Transmission System
Komponen utama dari synchromesh transmission key type adalah sebagai berikut:
Clutch Hub
Dipasang pada shaft dengan memakai spline.
Clutch Hub Sleeve.
Terpasang pada bagian luar Clutch Hub, dubungkan dengan Spline. Bagian luar Clutch
Hub Sleeve dibuat alur, yang berfungsi sebagai dudukanShifter Fork.
Synchronizer Ring
Dipasang pada bagian tirus (cone) dari gear.
Synchromesh
Dipasang pada alur yang terletak pada bagian luar clutch hub, akan menekan clutch hub
sleeve karena didorong oleh key spring. Synchromesh shifting key dipasang pada clutch
hub tersebut sebanyak 3 (tiga) buah.
Pin Type
23
Transmission System
24
Transmission System
Control System
Shifter Fork
Gear Shift Lever
Gear shift lever berfungsi untuk menggerakkan shifter fork shaft sehingga shift fork dapat berpindah
posisi. Gear shift lever digerakkan oleh operator.
25
Transmission System
Double mesh preventive device berfungsi untuk menghindarkan dua gigi kecepatan berhubungan
secara bersamaan. Apabila hal ini terjadi akan merusak transmisi. Double mesh preventive device
Gate bergerak melintang terhadap shifter fork shaft. Gate shift lever bergerak
memanjang, arah shifter fork shaft untuk menggerakkan gate.
Pada tipe ini, shifter fork shaft yang tidak dipakai akan dikunci oleh gate, sedangkan shifter
fork shaft yang akan digeser tidak terkunci oleh gate. Seperti terlihat pada gambar diatas
shifter fork shaft A dan C terkunci oleh gate, sedangkan shifter fork shaft B menjadi bebas.
Sehingga gear shift lever dapat menggerakkan shifter fork shaft B. Apabila hendak
memindahkan kecepatan dimana shifter fork terpasang pada shifter fork shaft A,maka shifter
fork shaft B harus diposisikan netral, selanjutnya gate dapat digeser dan akan mengunci
shifter fork shaft B dan C pada posisi netral. Sedangkan shifter fork shaft A menjadi bebas
(tidak terkunci). Sehingga memungkinkan Gear Shift lever menggerakkan shifter fork kepada
posisi yang diinginkan.
Pin type
Untuk mencegah terjadinya dua buah gigi kecepatan berhubungan ( mesh) shifter fork shaft
dikunci oleh pin.
26
Transmission System
Pin Type
Interlock Device
Pada transmisi untuk menghindarkan lepasnya hubungan gigi kecepatan karena pengaruh dari
getaran, maka dipasang lock detent untuk mengunci shifter fork shaft agar tidak dapat bergeser.
Lock Detent
Pada bulldozer, dipasang interlock device yang berfungsi untuk :
Mencegah bergerak shifter fork shaft dengan sendirinya karena pengaruh getaran. Sehingga
dapat menghindar lepas hubungan (mesh) roda gigi kecepatan ataupun roda directional.
Mencegah pemindah gigi arah (maju atau mundur) ataupun tingkat kecepatan pada transmisi
tanpa mengoperasikan lever ataupun pedal clutch terlebih dahulu.
Interlock Device
27
Transmission System
28
Transmission System
Ringkasan
Clutch
Clutch merupakan suatu komponen penghubung dalam rangkaian penerus tenaga ( power train) pada
suatu kendaraan. Clutch terletak diantara engine dan transmisi bertindak sebagai penghubung
ataupun pemutus daya/putaran dari engine ke transmisi. Clutch dapat dibedakan ke dalam beberapa
tipe, clutch digolongkan berdasarkan prinsip kerja (friction clutch dan fluid coupling), sistem
pendingin (Dry dan Wet type), jumlah disc clutch (Single, Double dan Multi disc type) dan cara
kerjanya (Spring type dan Over center type:).
Komponen-komponen yang ada pada clutch adalah disc, plate, pressure plate, clutch spring, over
center dan adjuster. Sistem pengontrolan clutch dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan pedal (dengan injakan kaki) pada clutch spring type dan mengunakan lever pada over
center type clutch untuk mengengagekan maupun disengage clutch. Pada saat main clutch dalam
posisi didisengagekan, maka output shaft main clutch masih berputar, jika lever pemindah kecepatan
dipindahkan kekecepatan yang lebih tinggi/rendah, maka akan timbul suara yag berisik. Agar
pemindahan kecepatan tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti diatas maka di rem
dengan inertia brake. Inertia brake ini dipasang pada clutch yang berpasangan dengan transmisi tipe
sliding dengan constant mesh.
Transmisi Manual
Fungsi transmisi adalah untuk mengatur kecepatan gerak dan torque serta berbalik putaran, sehingga
dapat bergerak maju dan mundur. Ada beberapa tipe transmisi pada transmisi manual, yaitu Non
Constant Mesh Type Transmission (Sliding Mesh Transmission), Constant mesh Type Transmission
dan Synchromesh Type Transmission.
Pada transmisi non constant mesh, roda gigi (gear) tidak saling berhubungan pada saat kondisi
netral. Pada kondisi ini ketika input shaft berputar maka hanya counter shaft dan intermedite shaft
yang berputar, sedang main shaft tidak berputar. Sedangkan pada constant mesh type roda gigi satu
dengan roda gigi pasangannya telah berhubungan, akan tetapi tidak terjadi perpindahan tenaga dari
satu shaft ke shaft yang lainnya. Synchromesh transmission pada dasarnya sama dengan constant
mesh transmisi, synchromesh transmission mempunyai keuntungan yaitu dapat memindahkan
kecepatan tanpa harus memberhentikan unit terlebih dahulu
Control System pada transmisi manual didukung oleh beberapa kompon diantaranya shifter fork, gear
shift lever, double mesh preventive device (DMPD) baik gate type maupun key type dan interlock
device.
29
Transmission System
Soal Latihan
I. Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b , c dan d yang paling benar dari soal-soal
di bawah ini.
1. Beberapa fungsi clutch adalah seperti disebutkan di bawah ini, KECUALI ...
a. Meneruskan/memutuskan tenaga dari transmisi ke final drive sehingga
memungkinkan kendaraan untuk bergerak/berjalan ataupun berhenti.
b. Untuk mempermudah ketika melakukan perpindahan kecepatan (shifting transmisi)
dan juga ketika perlambatan/pengereman.
c. Untuk memungkinkan kendaraan berhenti tanpa harus mematikan engine, sementara
gigi transmisi tetap terpasang/masuk.
d. Meneruskan tenaga dari engine ke transmisi sehingga memungkinkan kendaraan
untuk bergerak/berjalan ataupun berhenti.
2. Posisi main clutch pada gambar di bawah adalah di tunjukkan oleh angka ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
4. Keuntungan penggunaan clutch diantaranya adalah seperti disebutkan di bawah ini, KECUALI ...
a. Konstruksinya sederhana dan harganya tidak terlalu mahal.
b. Effisiensi lebih tinggi (lebih kurang 95 %).
c. Perawatannya tidak terlalu mudah.
30
Transmission System
7. Tipe main clutch seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah adalah ...
10. Untuk menghentikan sisa putaran input shaft transmisi dari posisi main clutch engaged ke
disengaged adalah fungsi dari ...
a. Booster.
b. Inertia brake.
c. Brake band.
31
Transmission System
d. Disc brake.
11. Posisi dari Inertia brake ...
a. Di bagian belakang engine dan duduk pada main clutch .
b. Di bagian belakang main clutch dan melingkar pada drum output shaft.
c. Diantara main clutch dengan transmisi.
d. Dibagian belakang transmisi dan mengikat universal joint.
12. Komponen yang berfungsi untuk mengatur kecepatan pada unit dan untuk mendapatkan posisi
maju atau mundur adalah ...
a. Inertia brake.
b. Main clutch.
c. Transmisi.
d. Bevel gear.
15. Komponen yang berfungsi untuk menjaga agar transmisi tidak masuk dua kecepatan pada saat
perpindahan kecepatan adalah ...
a. Double Mesh Prevention Divice (DMPD).
b. Interlock system.
c. Inertia brake system.
d. Booster system.
32
Transmission System
1) ..............................
2) ..............................
3) ..............................
4) ..............................
5) ..............................
6) ..............................
7) ..............................
8) ..............................
3. Pada saat clutch disc sudah aus, clutch akan cenderung slip ketika mendapat beban berat. Untuk
mengatasinya (sebelum disc benar-benar aus/habis) dapat dilakukan dengan
mengencangkan .............................. 1) yang berarti akan menekan .............................. 2) lebih
jauh agar celah/clearance antara disc dan plate kembali menjadi .............................. 3).
33
Transmission System
34