Anda di halaman 1dari 34

BAB I

TRANSMISI MANUAL

Tujuan Bab 1:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 1, siswa mampu menyebutkan dan
menjelaskan nama, fungsi dan letak komponen pada clutch serta transmisi manual.

Referensi :
TheGoldBook
Training Aid
Unit Instruction Manual Crawler Tractors
Unit Instruction Manual Motor Graders
Guidance for Reusable Parts Discs
Guidance for Reusable Parts Clutch Plates and Discs
Shop Manual Nissan
Shop Manual D70LE-8
New Step I
Transmission System

Pelajaran 1: Clutch

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu siswa mampu menyebutkan dan
menjelaskan nama, fungsi dan letak komponen clutch.

Pendahuluan

Clutch merupakan suatu komponen penghubung dalam rangkaian penerusan tenaga ( power train)
pada suatu kendaraan. Clutch terletak diantara engine dan transmisi bertindak sebagai penghubung
ataupun pemutus daya/putaran dari engine ke transmisi.

1. Diesel Engine
2. Main Clutch
3. U-Joint
4. Transmission
5. Steering Clutch
6. Steering Brake
7. Final Drive

P1. Hydraulic Pump


P2. Steering Pump

Power Train Menggunakan Main Clutch


 Fungsi clutch, yaitu:
 Meneruskan/memutuskan tenaga dari engine ke transmisi sehingga memungkinkan
kendaraan untuk bergerak/berjalan ataupun berhenti.
 Untuk mempermudah ketika melakukan perpindahan kecepatan ( shifting transmisi) dan juga
ketika perlambatan/pengereman.
 Untuk memungkinkan kendaraan berhenti tanpa harus mematikan engine, sementaragigi
transmisi tetap terpasang/masuk.
Clutch sebagai bagian dari suatu sistem power train banyak digunakan dikendaraan, kecuali beberapa
jenis kendaraan yang sistem power trainnya menggunakan type hydraulic. Berkaitan dengan
fungsinya dalam suatu sistem power train, clutch harus dapat memenuhi persyaratan tertentu agar
kendaraan dapat bergerak/berjalan dengan baik dan pengoperasiannya juga tidak menyusahkan
operator.
 Syarat cutch yang baik adalah:
 Harus bisa menghubungkan dan memutuskan ( engaged/disengaged) dengan baik, sehingga
memungkinkan untuk meneruskan ataupun memutuskan tenaga dari engine ke transmisi.

2
Transmission System

 Harus memiliki torque transmitting capacity (kemampuan meneruskan tenaga) yang cukup
dan kemampuan tidak boleh menurun akibat naiknya temperatur kerja.
 Harus bisa melepaskan/memindahkan panas yang timbul dengan baik dan tidak terpengaruh
oleh kenaikan temperatur.
 Keuntungan penggunaan clutch.
 Konstruksinya sederhana.
 Harganya tidak terlalu mahal.
 Effisiensi lebih tinggi (lebih kurang 95 %).
 Maintenance/perawatan lebih mudah.
 Kemungkinan timbulnya masalah karena adanya kebocoran oli lebih kecil.

Tipe Clutch

Clutch dapat dibedakan ke dalam beberapa tipe, clutch digolongkan berdasarkan prinsip kerja, sistem
pendingin, jumlah disc clutch dan cara kerjanya. Dibawah ini akan di bahas mengenai tipe-tipe dari
main clutch tersebut.
 Prinsip Kerja
Berdasarkan prinsip kerja main clutch digolongkan menjadi friction clutch dan fluid coupling.
 Friction Clutch
Clutch jenis ini dalam penerusan tenaga/putaran adalah dengan cara menempelkan ( engaged)
dua bidang permukaan, sehingga tenaga/putaran dari bidang permukaan yang satu dapat
diterima oleh bidang permukaan yang lainnya.
Macam-macam type friction clutch adalah disc and plate type dan Cone type

Disc and Plate Clutch Cone Clutch


 Fluid Coupling

3
Transmission System

Clutch jenis ini dalam penerusan tenaganya melalui media cairan/fluida. Secara umum clutch jenis ini
dapat dibedakan atas Torque converter (menggunakan stator) dan Fluid coupling (tidak
menggunakan stator).

Torque Converter Fluid Coupling


Pada pelajaran pertama yang akan kita bahas adalah jenis friction clutch, terutama type disc dan
plate. Type clutch ini paling banyak digunakan pada kendaraan (Automobile) maupun alat-alat berat.

 Sistem Pendinginan Disc dan Clutch


Berdasarkan sistem pendinginan main clutch digolongkan menjadi dry type dan wet type.
 Dry type: panas yang timbul pada disc clutch akibat friction/gesekan pada saat awal
engage/disengage di lepas langsung ke udara. Strukturnya lebih sederhana dan tidak
mungkin terjadi problem kebocoran oli.
 Wet type: panas yang timbul pada disc di lepas ke oli dan juga oli tersebut berfungsi untuk
melumasi bagian –bagian yang bergerak lainnya.
 Jumlah Disc Clutch
Berdasarkan sistem pendinginan main clutch digolongkan menjadi single, double dan multi disc type.
 Single disc type: menggunakan satu buah disc (driven plate).
 Double disc type: menggunakan dua buah disc (driven plate).
 Multi disc type: menggunakan tiga atau lebih disc (driven plate).
 Cara Kerja Clutch
 Spring type: untuk engaged disc dan plate menggunakan tekanan dari spring ( spring loaded)
dan pengoperasiannya digerakkan dengan pedal (untuk mendisengagedkan). Pada spring
dibedakan menjadi multi spring dan single spring.
 Over center type: untuk enggaged disc dan plate menggunakan tekanan dari dari komponen
over Center (Link, Roller dan Weight) dan pengoperasiannya digerakkan dengan Lever (untuk
engaged maupun disengaged).
Komponen Clutch

4
Transmission System

 Disc
Bentuk dan jenis Disc tergantung pada tujuan penggunaan Clutch tersebut. Standar bentuk Disc dan
penamaan bagian-bagiannya (nomenclature) adalah sebagai berikut:

Ukuran dan Nama Bagian Disc

Pada disc dibuat dengan pola alur yang berbeda. Bentuk pola alur (pattern) sengaja dibuat pada
permukaan bidang gesek (facing material) dari disc dengan tujuan untuk pendinginan clutch,
mengurangi kerugian gesek/slip dan untuk memungkinkan oli terbebas/keluar pada saat engage.

Radial Spiral Pattern Diamond Pattern

Radial Diamond Pattern Wafle Pattern

Bentuk Pola Alur (Pattern) pada Disc

Di bawah ini menunjukkan bahan facing material dan koefisien gesek (µ) pada disc untuk tipe

pendinginan yang berbeda:


Clutch Type Facing Material Koef. Gesek (µ)
Wooven 0,3
Dry Molded 0,3
Sintered Alloy 0,25
Wet Sintered Alloy 0,08

Tabel Facing Material dan Koefisien Gesek Disc

 Plate dan Pressure Plate

5
Transmission System

Pressure plate yang menekan/menjepit clutch disc ke flywheel karena adanya daya dari clutch spring.
syarat plate yang baik adalah sebagai berikut:
 Mempunyai koeffisien gesek yang besar.
 Tahan terhadap keausan.
 Cukup kasar, permukaan harus rata/datar agar kontak dengan disc juga bisa merata.
Clutch dibagi menjadi dua jenis yaitu fixed clutch dan rotating clutch. Dibawah ini digambarkan kedua
jenis clutch tersebut:

Nomenclatur Fixed Plate Nomenclatur Rotating Clutch


 Clutch Spring
 Main Spring
Spring ini digunakan hanya pada main clutch type spring dan berfungsi sebagai sumber
tenaga yang akan menekan pressure plate agar disc dan plate dapat engage.
 Return Spring
Spring ini bertugas untuk menarik kembali pressure plate pada saat clutch diposisikan
disenganged.
Pemeriksaan dilakukan terhadap load pressure (gaya tekan) dan panjang spring baik pada saat bebas
(free) dan dibebani (loaded). Pemeriksaan terhadap kondisi spring (coil spring) dilakukan dengan
menggunakan spring tester dan juga secara visual check.

6
Transmission System

Pemeriksaan Gaya Tekan (Tension Coil Spring)

 Clutch Spring & Over Center


 Main clutch spring
Gambar-bambar di bawah ini adalah beberapa contoh main clutch spring dan komponen-
komponennya.

Main Clutch Spring Type

7
Transmission System

Main Clutch Spring Type

 Over center

Komponen Utama dan Prinsip Dasar Clutch Over Center Type

8
Transmission System

Main Clutch Over Center Type


 Adjuster
Pada saat clutch disc sudah aus, clutch akan cenderung slip ketika mendapat beban berat. Untuk
mengatasinya (sebelum disc benar-benar aus/habis) dapat dilakukan dengan mengencangkan
adjuster. Pada prinsipnya dengan mengencangkan adjuster tersebut berarti akan menekan pressure
plate lebih jauh agar celah/clearance antara disc dan plate kembali menjadi kecil/ rapat.

9
Transmission System

30

Adjuster Nut (30) pada Clutch Spring Type

Adjusting Ring (25) pada Clutch Over Center Type


Control System
 Pedal (dengan injakan kaki)

Pada unit yang memakai clutch spring type, proses disengage dengan jalan menekan pedal. Dibawah
ini menunjukkan pembagian dari tipe pedal.

Mechanical
10
Transmission System

Pedal Spring
Booster Single Acting
Booster

Hydraulic
Non Servo Type
Booster

Servo Type

 Mechanical Type
Tipe pergerakkan/pengontrolan mechanical banyak/umum digunakan pada automobile, mechanical
type mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 Konstruksi sederhana.
 Pergerakan secara langsung dengan melalui linkage-linkage.
 Membutuhkan tenaga yang besar untuk mengoperasikannya, karena langsung melawan
kekuatan dari clutch spring.

Pengontrolan Mechanical Type


 Booster Type
Booster berfungsi untuk membantu meringankan injakan pedal supaya operator tidak cepat lelah
karena harus melawan gaya spring pada clutch secara terus-menerus.

 Spring Booster
Booster tipe ini menggunakan kekuatan spring yang akan membantu operator ketika
menekan pedal untuk mendisengagekan clutch. Spring booster banyak digunakan di unit
bulldozer dan nissan.

11
Transmission System

Spring Booster
 Hydraulic Booster
Booster tipe ini menggunakan oli bertekanan ( pressure oil) yang akan membantu
operator ketika akan mendisengaggekan clutch/menekan pedal clutch. Tipe Booster yang
dipakai adalah single acting type, dipakai pada unit bulldozer.
 Single Acting Booster
Booster ini bekerja dengan bantuan tenaga hidrolis. Sewaktu engine hidup, main
clutch berada pada posisi engage (clutch type spring) dan oil flow/aliran oli oleh
pompa hanya mengalir melewati booster, kemudian digunakan unttuk pelumasan dan
pendinginan ke clutch shaft.

27. Main Cluth Booster Body 28. Piston


29. Valve 30. Valve Guide
31. Booster Spring 32. Spring Seat
33. Lever 34. Lever

Hidraulic Booster (Single Acting Booster)

12
Transmission System

1. Gear Pump
2. Clutch Shaft
3. Plate
4. Disc
5. Flywheel
6. Ring Gear
7. Ring Gear
8. Clutch Cover
9. Adjusting Ring
10. Cylinder
11. Hydraulic Booster
12. Pipe
13. Lever
14. Return Spring
15. Valve
16. Lock Nut
17. Release Yoke
18. Inertia Brake Drum
19. Filter Screen
20. Flange
21. Rod
22. Return Spring
23. Main Clutch Spring

Sirkuit Hidrolik pada Main Clutch Spring Type


dan Single Acting Booster

 Non Servo Type


Type ini terdiri dari komponen master cylinder (sebagai pembagkit tekanan pada oli)
dan operating cylinder (sebagai actuator, yang menggerakkan clutch).

Rangkaian Pengontrolan Clutch pada Non Servo Type

13
Transmission System

 Servo Type
Pada type ini tidak hanya menggunakan tekanan oli, tetapi juga memanfaatkan
tekanan udara dari compressor. Komponennya terdiri dari master cylinder dan clutch
booster. Clutch booster ini yang bertindak sebagai aktuator, yang mana bekerjanya
berdasarkan tekanan oli dan tekanan udara.

Rangkaian Pengontrolan Clutch pada Servo Type


 Lever

Pada over center type clutch untuk mengengagekan maupun disengage clutch dikontrol dengan
memakai lever. Supaya operator tidak cepat lelah, maka dilengkapi dengan booster (hydraulic
booster) double acting type yang akan membantu operator mengengage maupun disengage clutch.

1. Yoke 9. Cover 17. Lubrication Valve Body


2. Spool 10. Nut 18. Valve
3. Sleeve 11. Valve Seat 19. Cover
4. Body 12. Needle Valve 20. Adjusment Bolt

Double Acting Booster

14
Transmission System

Hydraulic Circuit pada Main Clutch Over Centre Type

Hydraulic Diagram pada Main Clutch Over Centre Type


Inertia Brake

Ketika main clutch dalam posisi didisengagekan, maka output shaft main clutch masih berputar
karena gaya inertia. Apabila pada saat tersebut lever pemindah kecepatan dipindahkan kekecepatan
yang lebih tinggi/rendah, maka akan timbul suara yag berisik. Selain itu, gigi kecepatan tidak bisa
berhubungan (Mesh). Agar pemindahan kecepatan tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan
seperti diatas, maka tidak boleh ada putaran sisa dari input shaft transmisi, untuk menghentikan
putaran dari main clutch output shaft tersebut di rem dengan inertia brake. Inertia brake ini dipasang
pada clutch yang berpasangan dengan tranmisi tipe sliding dengan constant mesh.

15
Transmission System

Posisi Inertia Brake

1. Main Clutch Shaft 5. Lock Plate


2. Inertia Brake Drum 6. Adjusment Bolt
3. Inertia Brake Band Lining 7. Brake Lever
4. Inertia Brake Band
Bagian-bagian Inertia Brake

16
Transmission System

Pelajaran 2: Transmisi Manual

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan
nama, fungsi dan letak komponen transmisi manual.

Pendahuluan

Fungsi transmisi adalah untuk mengatur kecepatan gerak dan torque serta berbalik putaran, sehingga
dapat bergerak maju dan mundur. Pada dasarnya transmisi itu terdiri dari beberapa road gigi yang
disusun pada beberapa poros roda gigi yang ditumpu sejajar. Antara roda gigi tersebut terdapat
perbedaan dalam hal ukuran sehingga menghasilkan yang dinamakan gear ratio. Gear ratio ini
mempengaruhi dari kecepatan dan torque dari input dan output shaft. Hubungan antara gear ratio
dan torque adalah sebagai berikut:

Jumlah Gear Output


Gear Ratio =
Jumlah Gear Input

T = Rm x TA
Dimana: T = Output torque
Rm = Gear Ratio
TA = Input Torque

Contoh : Dua buah roda gigi yang berdiameter tidak sama dipasangkan sedemikian rupa sehingga
roda gigi yang satu memutar roda gigi yang lain. Roda gigi I mempunyai jumlah gigi (Z1) =25 teeth
dan berlaku sebagai input. Roda gigi II mempunyai jumlah gigi (Z2) =100 teeth dan berlaku sebagai
output. Berapakah gear ratio dari kedua roda gigi tersebut.

17
Transmission System

Diketahui : Z1 = 25
Z2 = 100
Ditanyakan: Rm ?
Gear ratio pada kedua roda gigi adalah

Gear Output 100


Rm = = =4
Gear Input 25 I II

Kesimpulan dari contoh diatas adalah apabila jumlah roda gigi II (gigi out put) semakin banyak
(bentuknya lebih besar) berarti gear ratio akan semakin besar. Semakin besar gear ratio maka
semakin besar pula out put torque. Jika torque dikaitkan dengan kecepatan/speed maka akan
berbanding terbalik, hubungan antara kecepatan dan gear ratio adalah sebagai berikut:

Dimana: N = Jumlah putaran output


Rm = Gear Ratio
TA = Jumlah putaran input

Tipe Transmisi Manual

Pada dasarnya transmisi mekanis dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Non Constant Mesh Type
Transmission (Sliding Mesh Transmission), Constant mesh Type Transmission dan Synchromesh Type
Transmission.

 Constant Mesh Type Transmission (Sliding Mesh Transmission)

Pada transmisi non constant mesh, roda gigi (gear) tidak saling berhubungan pada saat kondisi
netral. Pada kondisi ini ketika input shaft berputar maka hanya counter shaft dan intermedite shaft
yang berputar, sedang main shaft tidak berputar. Pada non constant mesh ini gear yang digunakan
adalah type gigi lurus (spur gear type). Sisi-sisi gigi pada pertemuan roda gigi yang berpasangan
dibuat agak bulat/ tidak bersudut tajam (Chamfer).

Sisi Roda Gigi

18
Transmission System

Maksud gigi tersebut diberi chamfer adalah untuk mempermudah mesh dan mencegah agar sisi
giginya tidak mudah rusak. Supaya Gear dapat sliding (bergerak), maka main shaft tersebut dibuat
beralur (spline).

Gear Main Shaft yang Sliding

Kontruksi Transmisi Non Constant Mesh

 Constant Mesh Type Transmission


Pada constant mesh type roda gigi satu dengan roda gigi pasangannya telah berhubungan, akan
tetapi tidak terjadi perpindahan tenaga dari satu shaft ke shaft yang lainnya.

19
Transmission System

Constant Mesh Transmission

Agar terjadi perpindahan tenaga dari satu shaft ke shaft yang lainnya, maka coupling yang berada
pada shaft harus dihubungkan dengan gear pada roda gigi B.

Perpindahan Coupling Gear B

Constant Mesh Type Transmission

1. Transmission Case 10. Cover 19. Input Shaft


2. Spacer 11. Holder 20. Holder
3. Tube for Lubrication 12. Countershaft 21. Coupling
4. 5th speed coupling gear 13. 1st & 2nd Speed Coupling Gear 22. Cover
5. Spacer 14. 3rd & 4th Speed Coupling Gear 23. Bearing Cage 20
6. Intermediate Shaft (PTO Shaft) 15. Sleeve 24. Bearing Cage
7. Spacer 16. Forward and Reverse Coupling Gear 25. Holder
8. Bearing Cage 17. Cover 26. Cover
9. Main Shaft 18. Holder
Transmission System

21
Transmission System

Komponen Transmisi Constant Mesh pada D70LE-8


 Synchromesh Type Transmission
Pada dasarnya synchromesh transmission sama dengan constant mesh transmisi. Apabila
dibandingkan dengan transmisi sliding dan constant mesh, synchromesh transmission mempunyai
keuntungan yaitu dapat memindahkan kecepatan tanpa harus memberhentikan unit terlebih dahulu.
Synchromesh transmission diklasifikasikan menjadi key type dan pin type.
 Key Type

22
Transmission System

Kontruksi dan Komponen Synchromesh Transmisi Key Type

Komponen utama dari synchromesh transmission key type adalah sebagai berikut:
 Clutch Hub
Dipasang pada shaft dengan memakai spline.
 Clutch Hub Sleeve.
Terpasang pada bagian luar Clutch Hub, dubungkan dengan Spline. Bagian luar Clutch
Hub Sleeve dibuat alur, yang berfungsi sebagai dudukanShifter Fork.
 Synchronizer Ring
Dipasang pada bagian tirus (cone) dari gear.
 Synchromesh
Dipasang pada alur yang terletak pada bagian luar clutch hub, akan menekan clutch hub
sleeve karena didorong oleh key spring. Synchromesh shifting key dipasang pada clutch
hub tersebut sebanyak 3 (tiga) buah.

 Pin Type

23
Transmission System

Kontruksi Synchromesh Transmisi PinType

Komponen Synchromesh Transmisi Pin Type


Komponen utama synchromesh transmission pin type:
 Clutch Hub
Clutch hub atau hub dipasang pada shaft dengan memakai spline.
 Clutch
Clutch atau clutch hub sleeve terpasang pada bagian luar clutch hub dan dihubungkan
dengan spline. Bagian luarclutch dibuat alur yang berfungsi sebagai dukungan shifter fork.
 Cone
Cone atau ring berputar dengan clutch karena ada guide pin.
 Disk
Berhubungan dengan sisi high gear atau low gear.
 Guide Pin
Diletakan pada bagian dalam clutch. Pada bagian tengah ditekan oleh ball yang
ditempatkan di hub sleeve hole. Guide pin tidak diikatkan dengan cone kiri dan kanan.
 Pin
Diikatkan dengan ring kiri dan kanan serta pada bagian tengah diberi celah. Pin ini
menembus clutch.

24
Transmission System

Control System

Control System pada D70LE-8


 Shifter Fork

Shifter fork berfungsi untuk:


 Memindahkan atau menggeser roda gigi pada transmisi sliding mesh.
 Memindahkan atau menggeser coupling gear pada transmisi constant mesh.
 Memindah atau menggeser clutch hub sleeve pada transmisi synchromesh.
 Shifter fork duduk pada shift fork shaft.

Shifter Fork
 Gear Shift Lever

Gear shift lever berfungsi untuk menggerakkan shifter fork shaft sehingga shift fork dapat berpindah
posisi. Gear shift lever digerakkan oleh operator.

25
Transmission System

Gear Shift Lever


 Double Mesh Preventive Device (DMPD)

Double mesh preventive device berfungsi untuk menghindarkan dua gigi kecepatan berhubungan
secara bersamaan. Apabila hal ini terjadi akan merusak transmisi. Double mesh preventive device

diklasifikasikan menjadi gate type dan pin type.


 Gate type

Gate bergerak melintang terhadap shifter fork shaft. Gate shift lever bergerak
memanjang, arah shifter fork shaft untuk menggerakkan gate.

DMPD Gate Type

Pada tipe ini, shifter fork shaft yang tidak dipakai akan dikunci oleh gate, sedangkan shifter
fork shaft yang akan digeser tidak terkunci oleh gate. Seperti terlihat pada gambar diatas
shifter fork shaft A dan C terkunci oleh gate, sedangkan shifter fork shaft B menjadi bebas.
Sehingga gear shift lever dapat menggerakkan shifter fork shaft B. Apabila hendak
memindahkan kecepatan dimana shifter fork terpasang pada shifter fork shaft A,maka shifter
fork shaft B harus diposisikan netral, selanjutnya gate dapat digeser dan akan mengunci
shifter fork shaft B dan C pada posisi netral. Sedangkan shifter fork shaft A menjadi bebas
(tidak terkunci). Sehingga memungkinkan Gear Shift lever menggerakkan shifter fork kepada
posisi yang diinginkan.
 Pin type

Untuk mencegah terjadinya dua buah gigi kecepatan berhubungan ( mesh) shifter fork shaft
dikunci oleh pin.

26
Transmission System

Pin Type
 Interlock Device

Pada transmisi untuk menghindarkan lepasnya hubungan gigi kecepatan karena pengaruh dari
getaran, maka dipasang lock detent untuk mengunci shifter fork shaft agar tidak dapat bergeser.

Lock Detent
Pada bulldozer, dipasang interlock device yang berfungsi untuk :
 Mencegah bergerak shifter fork shaft dengan sendirinya karena pengaruh getaran. Sehingga
dapat menghindar lepas hubungan (mesh) roda gigi kecepatan ataupun roda directional.
 Mencegah pemindah gigi arah (maju atau mundur) ataupun tingkat kecepatan pada transmisi
tanpa mengoperasikan lever ataupun pedal clutch terlebih dahulu.

Interlock Device

27
Transmission System

Interlock Device dihubungkan dengan Lever/Pedal Clutch

28
Transmission System

Ringkasan

Clutch

Clutch merupakan suatu komponen penghubung dalam rangkaian penerus tenaga ( power train) pada
suatu kendaraan. Clutch terletak diantara engine dan transmisi bertindak sebagai penghubung
ataupun pemutus daya/putaran dari engine ke transmisi. Clutch dapat dibedakan ke dalam beberapa
tipe, clutch digolongkan berdasarkan prinsip kerja (friction clutch dan fluid coupling), sistem
pendingin (Dry dan Wet type), jumlah disc clutch (Single, Double dan Multi disc type) dan cara
kerjanya (Spring type dan Over center type:).
Komponen-komponen yang ada pada clutch adalah disc, plate, pressure plate, clutch spring, over
center dan adjuster. Sistem pengontrolan clutch dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan pedal (dengan injakan kaki) pada clutch spring type dan mengunakan lever pada over
center type clutch untuk mengengagekan maupun disengage clutch. Pada saat main clutch dalam
posisi didisengagekan, maka output shaft main clutch masih berputar, jika lever pemindah kecepatan
dipindahkan kekecepatan yang lebih tinggi/rendah, maka akan timbul suara yag berisik. Agar
pemindahan kecepatan tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti diatas maka di rem
dengan inertia brake. Inertia brake ini dipasang pada clutch yang berpasangan dengan transmisi tipe
sliding dengan constant mesh.

Transmisi Manual

Fungsi transmisi adalah untuk mengatur kecepatan gerak dan torque serta berbalik putaran, sehingga
dapat bergerak maju dan mundur. Ada beberapa tipe transmisi pada transmisi manual, yaitu Non
Constant Mesh Type Transmission (Sliding Mesh Transmission), Constant mesh Type Transmission
dan Synchromesh Type Transmission.
Pada transmisi non constant mesh, roda gigi (gear) tidak saling berhubungan pada saat kondisi
netral. Pada kondisi ini ketika input shaft berputar maka hanya counter shaft dan intermedite shaft
yang berputar, sedang main shaft tidak berputar. Sedangkan pada constant mesh type roda gigi satu
dengan roda gigi pasangannya telah berhubungan, akan tetapi tidak terjadi perpindahan tenaga dari
satu shaft ke shaft yang lainnya. Synchromesh transmission pada dasarnya sama dengan constant
mesh transmisi, synchromesh transmission mempunyai keuntungan yaitu dapat memindahkan
kecepatan tanpa harus memberhentikan unit terlebih dahulu
Control System pada transmisi manual didukung oleh beberapa kompon diantaranya shifter fork, gear
shift lever, double mesh preventive device (DMPD) baik gate type maupun key type dan interlock
device.

29
Transmission System

Soal Latihan

I. Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b , c dan d yang paling benar dari soal-soal
di bawah ini.

1. Beberapa fungsi clutch adalah seperti disebutkan di bawah ini, KECUALI ...
a. Meneruskan/memutuskan tenaga dari transmisi ke final drive sehingga
memungkinkan kendaraan untuk bergerak/berjalan ataupun berhenti.
b. Untuk mempermudah ketika melakukan perpindahan kecepatan (shifting transmisi)
dan juga ketika perlambatan/pengereman.
c. Untuk memungkinkan kendaraan berhenti tanpa harus mematikan engine, sementara
gigi transmisi tetap terpasang/masuk.
d. Meneruskan tenaga dari engine ke transmisi sehingga memungkinkan kendaraan
untuk bergerak/berjalan ataupun berhenti.

2. Posisi main clutch pada gambar di bawah adalah di tunjukkan oleh angka ...

a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

3. Salah satu syarat clutch yang baik adalah ...


a. Harus bisa menghubungkan atau memutuskan dengan baik, sehingga memungkinkan untuk
meneruskan atau memutuskan tenaga dari transmisi ke final drive.
b. Harganya tidak terlalu mahal dan konstruksinya sederhana.
c. Harus memiliki torque transmitting capacity yang lebih besar dari torque maksimum engine
serta kemampuannya tidak boleh menurun akibat naiknya temperatur kerja.
d. Harus bisa melepaskan/memindahkan panas yang timbul dengan baik dan tidak terpengaruh
oleh kenaikan temperatur.

4. Keuntungan penggunaan clutch diantaranya adalah seperti disebutkan di bawah ini, KECUALI ...
a. Konstruksinya sederhana dan harganya tidak terlalu mahal.
b. Effisiensi lebih tinggi (lebih kurang 95 %).
c. Perawatannya tidak terlalu mudah.

30
Transmission System

d. Kemungkinan timbulnya masalah karena adanya kebocoran oli lebih kecil.


5. Salah satu contoh kerugian penggunaan clutch adalah ...
a. Kemungkinan terjadi slip besar.
b. Effisiensi lebih tinggi (lebih kurang 95 %).
c. Pekerjaan maintenance lebih mudah.
d. Kemungkinan timbulnya masalah karena adanya kebocoran oli lebih kecil.

6. Berdasarkan prinsip kerjanya, main clutch digolongkan menjadi ...


a. Friction clutch dan fluid coupling.
b. Disc and plate type dan cone type.
c. Fluid coupling dan torque converter
d. Friction clutch dan cone type.

7. Tipe main clutch seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah adalah ...

a. Disc and plate type.


b. Fluid coupling type.
c. Cone type.
d. Torque converter type.

8. Di bawah ini merupakan komponen-komponen utama main clutch, KECUALI ...


a. Disc
b. Plate dan pressure plate
c. Clutch spring & over center
d. Main spring & return spring

9. Macam-macam booster pada main clutch adalah ...


a. Single acting booster dan double acting booster.
b. Clutch booster dan hydraulic booster.
c. Spring booster dan hydraulic booster.
d. Single acting booster dan clutch booster.

10. Untuk menghentikan sisa putaran input shaft transmisi dari posisi main clutch engaged ke
disengaged adalah fungsi dari ...
a. Booster.
b. Inertia brake.
c. Brake band.

31
Transmission System

d. Disc brake.
11. Posisi dari Inertia brake ...
a. Di bagian belakang engine dan duduk pada main clutch .
b. Di bagian belakang main clutch dan melingkar pada drum output shaft.
c. Diantara main clutch dengan transmisi.
d. Dibagian belakang transmisi dan mengikat universal joint.

12. Komponen yang berfungsi untuk mengatur kecepatan pada unit dan untuk mendapatkan posisi
maju atau mundur adalah ...
a. Inertia brake.
b. Main clutch.
c. Transmisi.
d. Bevel gear.

13. Transmisi diklasifikasikan dalam ...


a. Spring type, over centre type dan constant mesh type.
b. Sincron mesh, double mesh dan sliding mesh.
c. Sliding mesh , constant mesh dan sincron mesh.
d. Constant mesh , sliding mesh dan non constant mesh.

14. Fungsi dari interlocking system adalah ...


a. Untuk mempermudah pemindahan handle transmisi sewaktu unit sedang berjalan.
b. Sebagai pengaman pada waktu unit sedang berhenti.
c. Transmisi tidak dapat dinetralkan/tidak dapat netral sendiri pada saat unit sedang berjalan.
d. Transmisi dapat dinetralkan sementara unit sedang berjalan.

15. Komponen yang berfungsi untuk menjaga agar transmisi tidak masuk dua kecepatan pada saat
perpindahan kecepatan adalah ...
a. Double Mesh Prevention Divice (DMPD).
b. Interlock system.
c. Inertia brake system.
d. Booster system.

II. Lengkapilah penyataan-pernyataan di bawah ini dengan kata-kata yang tepat.

32
Transmission System

1. Clutch terletak diantara .............................. 1) dan .............................. 2) berfungsi sebagai


penghubung atau pemutus .............................. 3) dari .............................. 4)
ke .............................. 5).
2. Tuliskan nama-nama komponen yang di tunjukkan oleh angka 1 s/d 8 pada gambar di bawah.

1) ..............................
2) ..............................
3) ..............................
4) ..............................
5) ..............................
6) ..............................
7) ..............................
8) ..............................

3. Pada saat clutch disc sudah aus, clutch akan cenderung slip ketika mendapat beban berat. Untuk
mengatasinya (sebelum disc benar-benar aus/habis) dapat dilakukan dengan
mengencangkan .............................. 1) yang berarti akan menekan .............................. 2) lebih
jauh agar celah/clearance antara disc dan plate kembali menjadi .............................. 3).

33
Transmission System

34

Anda mungkin juga menyukai