Anda di halaman 1dari 80

BASIC MACHINE ELEMENT

BASIC MECHANIC COURSE I

REVISI : 001

MAINTENANCE DEVELOPMENT PROGRAM


PT Karunia Armada Indonesia

Basic Machine Eelement


Basic Machine Element

KAI-BMC MODULE-1 04-Basic Machine Element

Basic Machine Eelement


KATA PENGANTAR
\

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat kami
sajikan buku Modul ” Basic Machine Element ” ini untuk kelas Basic Mechanic Course .

Buku Training ini di sajikan dalam bentuk yang sederhana untuk mampu dengan mudah
dimengerti dan difahami , khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior Mekanik dibidang
Alat-alat Berat.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi
salah persepsi untuk pemahaman dari isi dan makna terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.

Tabang, 25 Mei 2019

Penyusun

Basic Machine Eelement


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PERISTILAHAN / GLOSSARY
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Deskripsi .................................................................................................................... 1
B. Prasyarat .................................................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul...................................................................................... 1
D. Tujuan Akhir ............................................................................................................... 2
E. Kompetensi ................................................................................................................ 3
BAB II PEMBELAJARAN ..................................................................................................... 5
A. Rencana Belajar Peserta............................................................................................ 5
B. Kegiatan Belajar Peserta Diklat .................................................................................. 6
Kegiatan Belajar 1.Coating Materials ................................................................................. 7
Coating Materials............................................................................................................ 7
Rangkuman Materi ....................................................................................................... 18
Kegiatan Belajar 2. Fasteners .......................................................................................... 19
Definisi Fasteners, Bolt, Nut, Screw, Rivet, Stud, Washer ............................................ 20
Key, Flat Metal Lock, Pin, Lock, Spring Clip, Snap Ring ............................................... 41
Cable & Tube, Plastik Strap, Clamp, Spacer & Shim ................................................... 46
Rangkuman Materi 2 .................................... ................................................................. 50
Kegiatan Belajar 3. Bearing .............................................................................................. 51
Bearing ......................................................................................................................... 52
Rangkuman Materi 3... ... .... ... ... .... ... ... .... .................................................................62
Kegiatan Belajar 4. Seal dan Gasket ................................................................................ 63
Seals & Gaskets ........................................................................................................... 64
Pemasangan Seals & Gaskets ..................................................................................... 72
Rangkuman Materi .......................................................................................................... 80
Kegiatan Belajar 5. Belts.......... ........................................................................................ 81
Belts ............................................................................................................................. 82
Rangkuman Materi .......................................................................................................... 86

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 102

Basic Machine Eelement


Basic Machine Eelement
PERISTILAHAN / GLOSSARY

Bearing: berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat
bagian yang saling berputar.
Belt: Pemindah tenaga melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan pulley yang
digerakkan.
Bolt: fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut.
Clamp: digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam.
Fasteners: pengencang yang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau
komponen menjadi suatu komponen assembly.
Gasket: mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang kontaknya terhadap
komponen yang dirakit dan bersifat static.
Key: pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft.
Leverage/Mechanical lever : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah
gerakan dan gaya.
Nut: merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt.
Pin: digunakan sebagai fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci
(lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan.
O-ring: berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada.
Screw: merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt
atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil.
Seal: digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan
terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan.
Snap ring: merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau
penahan (retainer),
Stud: merupakan salah satu jenis fasteners berupa steel rod yang memiliki thread pada
kedua ujungnya.
Tensile strength: Kekuatan tarik dari suatu bahan.
Thread: Ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine
thread).
Washer: merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts
atau komponen yang diikat.

Basic Machine Eelement


Basic Machine Eelement
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul Basic Machine Element membahas tentang pengetahuan dasar elemen
mesin yang harus dimiliki oleh seorang calon mekanik khususnya mekanik di bidang alat
berat. Tujuan dari modul ini adalah agar mekanik memiliki pengetahuan dan ketrampilan
dalam membentuk kompetensi mengetahui nama , lokasi, serta fungsi elemen-elemen
mesin.
Modul ini terdiri dari 6 kegiatan belajar meliputi:
1. Coating Material
2. Fasteners
3. Bearing
4. Seal & Gasket
5. Belt

B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul-modul yang
harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Petunjuk Bagi Peserta Pelatihan
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi
modul ini, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta
dapat bertanya pada instruktur.
b. Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam
setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan.
2) Pahami setiap langkah kerja (Shop Manual, QA Sheet, SOP) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktik, rencanakan tools yang diperlukan secara
cermat.

1
4) Gunakan alat sesuai prosedur yang pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan belajar praktek yang belum jelas, harus meminta
ijin instruktur lebih dahulu.
6) Setelah selesai praktek, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
d. Jika belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang bersangkutan.
2. Peran instruktur antara lain
a. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu peserta dalam memahami konsep dan praktek baru dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar peserta.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan mentor/ pendamping (among) dari tempat kerja untuk membantu
jika diperlukan (peserta OJT/experience).
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.
h. Melakasanakan penilaian.
i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan keterampilan dari
suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana
pembelajaran selanjutnya,
j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini
peserta diharapkan:
“Mampu mendeskripsikan nama, fungsi, lokasi, serta aplikasi penggunaan
komponen/ elemen dengan tepat dan benar”

E. Kompetensi
Modul ini membantu peserta dalam membentuk kompetensi mengetahui nama,
lokasi, serta fungsi elemen-elemen dengan tepat dan benar.

2
Elemen Kriteria Unjuk Pokok Pembelajaran
Lingkup Bahasan
Kompetensi Kerja Pengetahuan Keterampilan Sikap

1. Mengetahui Coating material 1. Coating Material 1. Mengetahui 1. Mampu 1.Mengikuti


Coating diketahui dan jenis-jenis menunjukkan pembelajaran
Material dikuasai coating material dan sesuai dengan
2. Memahami menjelaskan prosedur
fungsi masing- jenis jenis 2.Memperhatikan
masing coating coating faktor-faktor
material material keselamatan
3. Mengetahui 2. Mampu kerja dan
aplikasi dari menggunakan lingkungan
masing – coating
masing coating material
material sesuai
dengan fungsi
dan
aplikasinya
masing-
masing

2. Mengetahui Komponen 1. Definisi Fasteners 1. Mengetahui 1. Menunjukkan 1.Mengikuti


Fastener. fastener dapat Bolt, nut, screw, definisi dan lokasi pembelajaran
diketahui dan rivet, stud, jenis jenis penggunaan sesuai dengan
dikuasai washer. fastener. dan prosedur
2. Key, flat metal 2. Memahami menjelaskan 2.Memperhatikan
lock, pin, snap fungsi masing- jenis-jenis faktor-faktor
ring, spring clip. masing fasteners. keselamatan
3. Cable dan tube fasteners serta 2. Mampu kerja dan
clip, plastic strap, aplikasi/ mengaplikasik lingkungan
turnbuckle, clamp, penggunaanny an
spasher shim. a. penggunaan
fasteners
sesuai
prosedur

3. Mengetahui Komponen 1. Bearing 1. Mengetahui 1.Mampu 1. Mengikuti


Bearing. bearing diketahui definisi menjelaskan pembelajaran
dan dikuasai bearing. definisi sesuai
2. Mengetahui bearing,serta dengan
fungsi bearing letaknya pada prosedur
3. Mengetahui unit 2. Memperhatika
jenis jenis 2. Mampu n faktor-faktor
bearing menyebutkan keselamatan
4. Mengetahui serta kerja dan
cara menunjukkan lingkungan
pemasangan jenis jenis
bearing bearing
3.Mengaplikasik
an
penggunaan
bearing
sesuai
dengan
proaedur
4.Memasang
sesuai
dengan
prosedur
standar
pemasangan

3
4. Mengetahui Seal dan gasket 1. Seal dan Gasket 1. Mengetahui 1.Menunjukkan 1. Mengikuti
Seals & diketahui dan 2. Pemasangan seal definisi serta dan pembelajaran
Gasket. dikuasai dan gasket fungsi seal menjelaskan sesuai
dan gasket. jenis-jenis dengan
2. Mengetahui seal dan prosedur
jenis jenis seal gasket 2. Memperhatika
dan gasket 2.Menggunakan n faktor-faktor
3. Mengetahui seal dan keselamatan
dan gasket sesuai kerja dan
memahami dengan lingkungan
aplikasi/ aplikasinya.
penggunaan 3. Memasang
masing- seal dan
masing seal gasket sesuai
dan gasket. dengan
4. Memahami standar
cara pemasangan
pemasangan
serta critical
point
pemasangan
seal dan
gasket.

5. Mengetahui Belt diketahui 1. Belt 1. Mengetahui 1. Menjelaskan 1. Mengikuti


Belts. fungsi dan fungsi belt, pembelajaran
jenis belt menunjukkan sesuai
2. Memahami jenis jenis dengan
aplikasi belt belt. prosedur
pada unit 2. Menggunakan 2. Memperhatika
belt sesuai n faktor-faktor
dengan keselamatan
aplikasinya kerja dan
lingkungan

4
BAB II
PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta


Rencanakanlah setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan
mintalah bukti belajar kepada instruktur jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan
belajar.

Elemen Tempat Alasan Paraf


Hari/Tanggal Waktu
Kompetensi Belajar Perubahan Instruktur
1. Coating
Material

2. Fasteners

3. Bearing

4. Seal & Gasket

5. Belt

6. Fitting & Hose

5
B. Kegiatan Belajar Peserta Diklat

KEGIATAN BELAJAR I
Tujuan Kegiatan Belajar 1
Coating Materials
Ranah
Elemen Kegiatan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran Indikator Keberhasilan
P K S
Dapat menjelaskan definisi,
Coating
Coating Materials fungsi, jenis-jenis coating material
Materials
serta aplikasi penggunannya

6
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Coating Materials
Coating Materials adalah material-material yang cara penggunaannya dengan
dioleskan pada komponen yang berfungsi untuk membentuk lapisan film, merekatkan,
melapisi, menyekat dari kebocoran.

A. Adhesive
Adalah bahan perekat yang tujuannya untuk merekatkan dua material agar
terikat dengan kuat. Dalam dunia alat berat adhesive sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan kekuatan ikatan suatu part (misal: kekencangan bolt pada drive
shaft, dsb) dengan beban getaran dan puntiran yang sangat kuat agar ikatan bolt tidak
mudah terlepas. Untuk menjamin ikatan kekencangan suatu bolt digunakan thread lock.

Gambar 1. 1 Contoh pemakaian Thread Lock

Dibawah ini beberapa contoh dari thread lock yang sering dipergunakan pekerjaan
remove & install.

1. Product Komatsu :
a. LT-1A
Digunakan untuk mencegah rubber gaskets, rubber cushions, dan cock plug
agar tidak terlepas

Gambar 1. 2 LT-1A 7
b. LT-1B (790-129-9050)
Digunakan di tempat yang membutuhkan perekatan yang efektif dan kuat.
Digunakan untuk plastik (kecuali polyethylene, polyprophylene, tetrafluorroethlene
and vinyl chloride), karet, metal dan non-metal.
c. LT-2 (09940-00030)
Fitur: tahan terhadap panas dan bahan kimia digunakan untuk mencegah baut
dan plug mengendor dan sebagai penyekat

Gambar 1. 3 LT-2

d. LT-3 (790-129-9060) (Set of adhesive and hardening agent)


Digunakan untuk perekat dan penyekat untuk metal, kaca and plastik.
e. LT-4 (790-129-9040)
Dipakai untuk penyekat lubang-lubang pada komponen

Gambar 1. 4 LT-4

f. Holtz MH (750-790-126-9120)
Digunakan sebagai penyekat anti panas pada saat memperbaiki engine
g. Three bond 1735 (790-129-9140)
Perekat dengan tipe cepat mengeras. Waktu pengeringan : antara 5 detik
sampai 3 menit. Digunakan sebagai perekat bahan metal, karet, plastic, dan kayu.

8
h. Aron-alpha 201 (790-129-9130)
Perekat dengan tipe cepat mengeras. Tipe pengeringan cepat (pengerasan
maksimum setelah 30 menit). Digunakan untuk perekat karet, plastic, dan metal.
2. Product Loctite :
a. Threadlocking 243
Adhesive berkekuatan sedang untuk pemakaian umum, cocok untuk bolt
hingga M36

Gambar 1. 5 Threadlocking 243

b. Removable threadlocker 242


Adhesive kekuatan sedang untuk bolt hingga M36. Dapat dibuka kembali
menggunakan kunci biasa.

Gambar 1. 6 Remover Threadlocker 242


c. Permanen threadlocker 262
Adhesive berkekuatan tinggi untuk mengunci segala bolt yang harus
menghadapi goncangan dan getaran hebat.

Gambar 1. 7 Permanen Threadlocker 262

9
d. High strength threadlocker 271
Adhesive berkekuatan sangat tinggi untuk bolt sampai dengan M36, dan untuk
baut-baut yang tidak akan dibuka kembali.

Gambar 1. 8 High Strength


Threadlocker 271

B. Sealant ( Liquid Gasket)


Sealant atau perapat adalah suatu bahan yang digunakan untuk
merapatkan atau menutup celah antara dua benda yang ditempelkan, untuk
mencegah terjadinya kebocoran fluida atau gas. Yang termasuk bahan Sealant antara
lain gasket sealant, pipe sealant retaining compound, dan sebagainya.

1. Liquid Gasket produk Komatsu:


a. LG-1 (790-129-9010)
Digunakan untuk perekat atau penyekat pada gasket dan packing dari power
train case dan lain-lain. Digunakan bersamaan dengan gasket dan packing untuk
meningkatkan efek sealing. Operating temperature: -50 °C s.d. 150 °C

Gambar 1. 9 LG -1

b. LG-3 (790-129-9070)
Fitur: Tahan terhadap panas. Digunakan sebagai penyekat untuk permukaan

10
flange dan bolt yang terletak di tempat dengan panas tinggi, digunakan untuk
mencegah keausan. Digunakan sebagai penyekat pada tempat yang bersuhu tinggi
seperti di engine precombustion chamber, pipa exhaust, dll.
c. LG-4 (790-129-9020)
Fitur : Tahan terhadap air dan oli. Digunakan sebagai penyekat untuk
permukaan flange, thread (ulir). Juga dimungkinkan untuk digunakan sebagai
penyekat dengan celah yang lebar. Digunakan untuk penyekat untuk permukaan
yang berpasangan pada Final Drive case, Transmission case. Operating
temperature: -50 °C s.d. 150 °C. Thickness setelah pengencangan: 0.07-0.08 mm

Gambar 1. 10 LG -4

d. LG-5 (790-129-9080)
Digunakan sebagai penyekat untuk bermacam-macam thread (ulir),
sambungan pipa, dan flange. Digunakan sebagai penyekat untuk plugs yahg
berbentuk tirus, elbows (siku), nipples dari pipa hidrolik.
e. LG-6 (09940-00011)
Fitur: berbentuk silicon, tahan terhadap panas dan dingin. Digunakan sebagai
untuk permukaan flange, thread (ulir). Digunakan sebagai penyekat untuk oil pan,
final drive case, dll. Tidak bisa digunakan pada cooper alloy. Operating temperature:
-60 °C s.d. 230 °C

Gambar 1. 11 LG -6

11
f. LG-7 (09920-00150)
Fitur : Berbentuk silicaon, tipe pengerasan cepat. Digunakan sebagai
penyekat untuk flywheel housing, intake manifold, oil pan, thermostat housing, dll.
Operating temperature: -60 °C s.d. 230 °C

Gambar 1. 12 LG – 7

g. Three bond 1211 (790-129-9090)


Digunakan sebagai penyekat yang tahan panas untuk memperbaiki engine.

2. Liquid Gasket produk Komatsu:


a. Thread sealing / Pipe sealant
Menjamin pencegahan kebocoran di celah - celah ulir. Mengisi celah yang
sangat tahan terhadap zat kimia. Berfungsi sebagai pelumas pada pemasangan ulir
pipa, mencegah gesekan serta memberikan torsi yang konstan.
b. PST Pipe sealant 565
Cepat kering, tahan bahan pelarut, menyegel seketika pada tekanan rendah,
kekuatanya dapat diatur untuk memudahkan pembongkaran kembali.

Gambar 1. 13 PST Pipe Sealant 565

c. PST Pipe sealant 577


Cepat kering dan kental, menyekat dengan cepat, bila sudah mongering
kekuatan seal dapat mencapai titik ledak pipa.

12
Gambar 1. 14 PST Pipe Sealant 567

d. PST Pipe sealant 567


Sealant pipa untuk pemakaian pada stainless steel dan sambungan metal,
sangat efektif untuk tekanan tinggi. Memiliki ketahanan tinggi terhadap bahan
pelarut. Sebagai pelumas saat pemasanganan pipa.

Gambar 1. 15 PST Pipe Sealant 567


e. Gasket sealant
Gasket sealant berfungsi untuk menutup kebocoran dan lebih efektif dari pada
gasket biasa, karena kontak metal ke metal lebih rapat, hanya mengisi jalur yang
bocor. Contoh produk dari gasket sealant adalah Threebond & Loctite :

Gambar 1. 16 Gasket Sealant


f. Gasket Eliminator 515
Sealant untuk pemakaian umum, terutama untuk pembuatan gasket yang
fleksibel.

13
Gambar 1. 17 Gasket Eliminator 515

g. Gasket eliminator 518


Anaerobic yang cepat kering dan fleksibel untuk membuat gasket dirancang
khusus untuk metal yang pasif dan bisa menyesuaikan gerakan flange. Tegangan
gesernya sangat tinggi, mengisi celah sampai ketebalan 0.5 mm.

Gambar 1. 18 Gasket Eliminator 518

h. Gasket eliminator 510


Sealant yang tahan panas tinggi khusus dirancang untuk membuat atau
melapisi gasket dalam kondisi perakitan yang ekstrem.

Gambar 1. 19 Gasket Eliminator 510

14
C. PEMBERIAN LIQUID ADHESIVE (THREAD LOCK)
1. Bersihkan oli/ grease yang menempel pada bagian ulir yang akan diberi thread
lock maupun pasangannya, dengan menggunakan cairan pembersih. Juga
bersihkan air yag menempel pada bagian-bagian tersebut dengan angin.
Kekuatan pengencangan akan berkurang hingga 70% bila ada oli atau grease, dan
thread lock akan mengapung tidak bisa mengeras bila ada air.

Pemberian thread lock pada


bolt:

Up to M12: keliling 3-4 thread

M14 or over: keliling 7-8 thread

Gambar 1. 22 Pemberian Adhesive pada Bolt

2. Berikan thread lock ke sekeliling ulir.


3. Jangan menambahkan pengencangan atau pengendoran pada baut yang sudah
dikencangkan sebelumnya, karena thread lock sudah mengeras dan tidak dapat
diharapkan lagi pengencangan tambahan.

D. PEMBERIAN LIQUID GASKET


1. Pastikan bagian yang berapsangan bebas dari luka, grease, kotoran maupun oli
2. Berikan liquid gasket ke sekaliling permukaan yang akan dipasangkan tanpa terputus,
dan segera pasangkan part tersebut, jangan biarkan liquid gasket sampai mengeras.

Gambar 1. 24 Pemberian Gasket Sealant pada Cover

3. Jangan Menggerakkan cover setelah dipasang karena liquid gasket dapat rusak.
4. Berikan lagi liquid gasket bila cover kemudian dilepas lalu dipasang kembali.

15
Rangkuman Materi 1

1. Coating Materials adalah material-material yang dioleskan yang berfungsi untuk


membentuk lapisan film, merekatkan, melapisi, menyekat, dll.
2. Adhesive adalah bahan perekat yang tujuannya untuk merekatkan dua material
agar terikat dengan kuat.
3. Sealant atau perapat adalah suatu bahan yang digunakan untuk merapatkan
atau menutup celah antara duabenda yang ditempelkan, untuk mencegah
terjadinya kebocoran fluida atau gas.
4. Threadlocking adhesive Menjamin kekuatan hasil rakitan dengan mencegah kendurya
nut, bolt screw akibat getaran atau puntiran.

5. Gasket sealant Menutup kebocoran dan lebih efektif dari pada gasket biasa, karena
kontak metal ke metal lebih rapat, hanya mengisi jalur yang bocor.

16
KEGIATAN BELAJAR II
Tujuan Kegiatan Belajar 2
Fasteners
Ranah
Elemen Kegiatan Kompetensi
Indikator Keberhasilan
Kompetensi Pembelajaran
P K S

Dapat menjelaskan definisi


Definisi Fasteners Fastener
Bolt, nut, screw, rivet, Dapat menjelaskan fungsi bolt,
stud, washer nut, screw, rivet, stud dan waher
serta aplikasi penggunaannya
Key, flat metal lock, Dapat menjelaskan Key, flat metal
Fasteners
pin, snap ring, spring lock, pin, snap ring, spring clip
clip. serta aplikasi penggunaannya
Cable dan tube clip, Dapat menjelaskan Cable dan
plastic strap, tube clip, plastic strap, turnbuckle,
turnbuckle, clamp, clamp, spasher shim serta aplikasi
spasher shim penggunaannya

17
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Definisi Fasteners, Bolt, Nut, Screw, Rivet, Stud, Washer
Fastener atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau
komponen menjadi suatu komponen assembling. Fastener dipergunakan karena komponen
assembling tidak mungkin dibuat utuh dari satu bagian. Sehingga dibuat dari beberapa parts
atau komponen untuk mudah manufacturing pemasangan, perawatan dan perbaikan. Bab ini
membahas beberapa jenis fasteners yang sering dipergunakan pada alat berat.

A. Bolt

Gambar 2. 1 Bolt

Bagian-bagian Bolt:

Gambar 2. 2 Bagian bolt

Bolt mempunyai jenis ulir yang berbeda yaitu ulir halus dan ulir kasar. Bolt dibuat
dari bahan-bahan dan kekuatan yang berbeda, ukuran pitch dengan cara mencetak baja
beraturan. Secara umum bolt dibuat dari sebatang baja, baja tahan karat (stainless steel)
atau kuningan dimana salah satu ujungnya mempunyai drat dan ujung lainnya
mempunyai kepala. Kepala bolt mempunyai standard ukuran sesuai urutan kunci agar
bolt dapat diputar dengan menggunakan kunci.
18
Panjang bolt diukur dari bagian bawah
kepala bolt hingga ujung bolt dan besar
bolt adalah sesuai diameter luar dari ulir

Gambar 2. 3 Panjang Bolt

Bolt digunakan untuk mengikat, menahan atau memegang komponen-komponen


pada posisi tertentu. Komponen–komponen harus mempunyai lubang yang besarnya
cukup sesuai dengan diameter bolt tapi lebih kecil dari kepala bolt dan lubang bolt pada
komponen terkhir mempunyai ulir yang sama dengan ulir bolt. Bolt dapat menahan
sesuai kemampuannya bila dikencangkan, hal ini membuat bolt stretch (tegangan tarik)
dan sedikit lebih panjang hingga komponen–komponen diantara kepala bolt dan ulir
(fixture) mendapat tekanan .
Jumlah torque pada bolt bila dikencangkan dapat ditemukan dalam buku manual.
Bolt dengan ulir halus digunakan untuk spesifik torque dan sangat penting atau bolt
digunakan untuk setelan yang tepat. Beberapa bolt mempunyai karakter khusus untuk
pemakaian tertentu. Beberapa bolt harus tahan korosi/corrosion resistence, extra high
tensile strength, special heads dan beberapa karakter khusus lainnya.
Bolt dapat dibuat mempunyai kekuatan yang berbeda. Kekuatan yang paling
rendah adalah bolt “ grade 1” sedang bolt yang paling kuat adalah di atas “grade 8” dan
di kepala bolt ada tujuh garis strip sebagai identifikasi. Bagian bolt yang tidak ada ulir
disebut “grip”.

19
Tabel 2. 1 Bolt Grade

1. Bolt Identification:
a. Unified.

Gambar 2. 4 Pengukuran Thread Bolt (Unified)

20
Ukuran bolt ditentukan juga oleh ukuran thread. Berdasarkan standarisasi
Unified Screw Tread Standard, thread diukur dengan menghitung jumlah puncak ulir
setiap inci. Berdasarkan Unified Screw Thread standart tersebut dinyatakan ukuran
bolt dengan notasi seperti berikut:

1
− 20 − UNC - 24 x 3
2

> Panjang baut dalam Inch

> Simbol suaian


> Unified
C = Coarse (ulir kasar)
F = Fine (ulir halus)

> Jumlah puncak ulir per


satuan inch
> Diameter luar puncak ulir
(inch)

b. Metric.
Pada standarisasi metric, ukuran ulir ditentukan dengan ukuran jarak antara
puncak ulir terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan ukuran ulir metric
adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 6 Pengukuran Thread Bolt (Metric)

21
2. Pemasangan Bolt
Saat pemasangan bolt, bila ada keraguan mengenai diameter bolt
tersebut, kencangkan bolt dengan tangan tapi jangan sampai menyentuh
dasarnya, lalu gerak-gerakkan bolt tersebut kesamping. Tidak boleh ada gerakan
atau hanya sedikit saja gerakannya. Aturan umum yang dapat digunakan untuk
memilih panjang thread sebuah bolt adalah pilih bolt yang mempunyai panjang
thread minimum 1 ½ kali diameternya.

½” x 1 ½ = ¾” (minimum)

Gambar 2. 7 Pemasangan Bolt

3. Pelumasan Pada Bolt


Pada beberapa shop manual disebutkan bolt harus diberi lubrikasi pada
threadnya sebelum pemasangan. Harus diperhatikan sekali bahwa bolt tersebut hanya
boleh dilumasi tipis saja, sedang lubangnya jangan diberi pelumas. Karena olinya
dapat terjebak saat pemasangan dan dapat menyebabkan crack. Pelumasan yang
sering dipakai dapat menggunakan oli atau anti seize, sesuai prosedur yang
ditunjukkan dalam shopmanual.

Gambar 2. 8 Lubrikasi Pada Bolt

22
4. Pengencangan Bolt Menggunakan Torque Wrench
Penggunaan torque wrench yang benar, harus memperhatikan hal
berikut:
a. Pastikan nilai torque yang kita berikan pada bolt benar (check standard
thightening torque bolt pada shpmanual).
b. Pilih Torque Wrench yang sesuai dengan ukuran dan torque bolt, dan pastikan
socket yang kita gunakan sesuai dengan ukuran bolt.
c. Pasang socket pada torque wrench dan pasang pada bolt, tarik handle wrench
sampai menunjukkan nilai thightening torque bolt.
d. Jika kita menggunakan wrench yang dapat di adjust, adjust nilai torque sesuai
thightening bolt (misal : 20 Nm atau 15 Kgm), tarik secara perlahan sehingga jika
gaya yang kita berikan sesuai nilai torque maka torque wrench akan berbunyi.

Gambar 2. 9 Torque Wrench

e. Pemberian gaya haruslah lembut dan besarnya konstan untuk mendapatkan


nilai torque yang akurat. Pemberian gaya yang dihentak akan membuat
pengencangan tidak akurat.
f. Setelah bolt mendapatkan torque yang sesuai, bersihkan sekitar bolt dan
periksa adanya kerusakan pada bolt (misal: patah, penyok, carck, dsb),

5. Jenis-jenis Bolt
a. Drilled End Bolt
Drilled End Bolt mempunyai sebuah lubang pada ujung bolt, Castelled nut,
Cotter pin, spacer atau washer. Karakteristik Drilled End Bolt sama dengan
Standard bolt, tambahan pada drilled end bolt adalah sebuah lubang menembus
dekat ujung bolt, lubang adalah bagian dari ulir bolt. Lubang ini memberikan
gambaran type dari bolt.

23
Gambar 2. 12 Drill End Bolt

Alat pengancing ini digunakan bilamana nut dan bolt dikencangkan pada
minimum torque atau di sana ada bahaya jika nut dapat kendor selama operasi. Bolt
ditaruh melalui komponen-komponen yang akan dipegang dan sebuah castelled nut
atau slotted hex nut dipasang pada ujung bolt dan dikencangkan sesuai torque yang
benar, jika lubang pada bolt tidak sebaris dengan slots pada nut, nut dikencangkan
lagi hingga keduanya satu baris (sejajar).
Kemudian cotter pin dipasang melalui lubang pada ujung bolt dan slot pada
nut kemudian salah satu atau kedua ujung cotter pin dilipat atau dibengkokkan
terhadap nut, hal ini akan memegang nut tetap pada posisi yang sama pada bolt jika
di sana timbul getaran selama operasi.

Note: Gunakan drilled end bolt dengan ukuran yang benar untuk pekerjaan yang akan dilakukan.
Jangan mengendorkan castellated atau slotted nut untuk mensejajarkan antara slot dan lubang
pada ujung bolt. Untuk mendapatkan kelurusannya harus dengan mengencangkan nut. Gunakan

b. Drilled Head Bolt


Drilled head bolt mempunyai gambaran yang sama dengan standard bolt. Ada
tambahan pada sifat-sifat standard bolt yaitu drilled head bolt mempunyai sebuah
lubang bulat menembus kepala bolt. Lubang ini memberikan gambaran type dari
bolt. Alat pengancing ini digunakan untuk memegang komponen-komponen yang
menunjukan kebutuhan peralatan khusus. Juga dapat digunakan bilamana bolt
harus menahan atau agar bolt tidak akan berputar selama machine beroperasi.

Gambar 2. 13 Drilled Head Bolt


24
Lock wire adalah pasangan dengan drilled head bolt. Lock wire dipasang
melalui lubang pada kepala bolt. Dimana lock wire adalah dalam posisi terus
menyambung urutan-urutan dari drilled head bolt, lock wire dapat diikat atau
dikancing dengan sebuah segel.

c. Plow Bolt
Plow bolt mempunyai kepala bundar bila dilihat dari atas. Bagian atas kepala
mempunyai permukaan rata atau membusur. Ada juga mempunyai sisi tirus dari
ujung atas menuju bagian yang ada ulir. Di bagian bawah sisi tirus ada sisi rata
empat persegi. Sisi-sisi empat persegi secara umum mempunyai panjang yang
sama dengan diameter bolt. Panjang grip diukur dari pinggir atas kepala bolt ke
permulaan ulir. Panjang bolt diukur dari pinggir atas kepala bolt ke ujung bolt.
Panjang kepala bolt diukur dari pinggir atas ke bagian bawah sisi empat persegi.

Gambar 2. 14 Plow Bolt

Gambaran dari sebuah Plow bolt akan mengingatkan gambaran standard bolt
plus diameter kepala, ukuran sisi empat persegi, panjang dan sudut tirus dari kepala
bolt. Alat pengikat jenis ini digunakan untuk menjaga agar permukaan bebas dari
kepala bolt yang besar. Sebagai contoh adalah pengikat cutting edge motor grader.
Tanah harus menggulung halus di atas bagian bagian yang dikancing.
Dalam komponen pertama dimana Plow bolt dimasukan harus mempunyai lubang
dengan sisi tirus dan bawahnya empat persegi cocok atau pas dengan kepala plow
bolt. Lubang ini tidak akan memperbolehkan plow bolt ikut berputar saat dikunci dan
bagian atas kepala bolt tidak dapat dipegang dengan kunci. Pembuatan plow bolt
dan nut Caterpillar adalah di heat treated untuk tambahan kekuatan. Hardened
washer secara umum digunakan dengan plow bolt.

d. Hex Socket Head Bolt


Hex Socket head bolt mempunyai beberapa perbedaan dengan Hex allen
wrench dalam beberapa ukuran yang benar. Hex socket head bolt mempunyai grip
dan ulir yang sama dengan standard bolt.

25
Sebagian besar bentuk umum dari kepala bolt adalah bulat berbentuk cylinder
dengan petak atas dan bawah, petak atas dengan meruncing terhadap grip
(countersink) dan keliling atas dengan petak bawah (dome). Semua kepala bolt
mempunyai sebuah lubang berbentuk axial hex di bagian tengah. Diameter
kepala bolt kurang lebih sama dengan diameter
permukaan washer pada hex head bolt dengan ukuran yang sama.

Gambar 2. 15 Hex Head Bolt

Alat pengikat ini digunakan dalam pemakaian dimana tidak cukup tempat
untuk kunci-kunci dan type bolt-bolt lainnya, juga dapat digunakan dalam lubang
atau pemakaian lainnya dimana ukuran kepala bolt yang kecil adalah suatu
keuntungan.Tip hex socket atau allen wrench (kunci L) yang cocok dengan lubang
hex dalam kepala bolt dapat digunakan untuk memutar hex Socket hex Bolt.

Note : Gunakan Hex socket head bolt ukuran yang benar untuk pekerjaan yang
dilakukan. Yakinkan bahwa kunci hex yang digunakan masuk ketat ke dalam
lubang hex dalam kepala bolt. Jangan gunakan Hex socket head bolt jika ada

e. W asher Head Bolt


Washer Head bolt adalah suatu modifikasi dari standard hex head bolt.
Bagian bawah kepala bolt tirus ke permukaan sayap. Permukaan sayap bundar ini
digunakan sebagai washer pada bagian bawah kepala bolt. Bagian kepala dari bolt
ini telah termasuk kedua hex head dan permukaan washer. Panjang washer head
bolt diukur dari permukaan washer ke ujung bolt. Bagian bawah permukaan washer
ada mempunyai gerigi kecil untuk membantu kepala bolt memegang permukaan
yaitu menahan bila dikencangkan

Gambar 2. 17 Washer Head Bolt


26
Bolt ini digunakan serupa dengan pemakaian–pemakaian standard hex
head bolt. Permukaan washer pada bagian bawah kepala bolt akan membuat bolt
dapat dikencangkan secara halus. Permukaan washer juga akan memberikan
tenaga diatas area yang lebih besar dari pada standard hex head bolt.

B. NUT
1. Hex Nut
Hex Nut biasanya dibuat dari steel, stainless steel, atau brass. Sebuah lubang
bulat tembus melalui bagian tengah nut mempunyai ulir (internal thread). Sisi sisi Hex
nut mempunyai enam permukaan persegi empat. Ukuran dari hex nut adalah sama
dengan kepala bolt dimana dia dipakai. Untuk menemukan jarak ulir (thread pitch) dari
sebuah hex nut adalah dengan menggunakan alat ukur ulir (thread pitch gauge).

Gambar 2. 18 Hex Nut

Tepi sisi-sisi luar bagian atas dan bawah bolt di chamfer. Beberapa nut
mempunyai permukaan washer kecil. Hex nut adalah type yang paling umum
digunakan pada peralatan Caterpillar. Hex nut digunakan pada ujung bolt atau stud.
Komponen-komponen dipegang diantara bolt atau stud dan nut bilamana nut diputar
dikencangkan nut akan menekan mereka. Permukaan washer kecil dari nut harus
menahan komponen-komponen yang dipegang oleh nut. Nut harus dikencangkan
sesuai torque yang benar dan bila nut dikencangkan, satu atau dua ulir bolt harus
keluar dari permukaan nut untuk kekuatan maksimum.

2. Wing Nut
Wing nut mempunyai badan dengan dua sayap pada sisi yang berlawanan.
Kedua sayap ini harus cukup besar untuk dapat memutar nut kencang dengan
menggunakan jari-jari. Kedua sayap biasanya membentuk garis grafik menjauh dari
komponen yang dipegang oleh Wing nut. Lubang dan ulir dibuat melalui bagian tengah
body wing nut. Biasanya alat pengikat ini digunakan untuk memegang komponen-
komponen penutup dimana dibuka secara teratur untuk service oleh operator.

27
Gambar 2. 19 Wing Nut

Wing nut dapat digunakan hanya untuk pemakaian dimana jumlah torque pada
pengikatan adalah tidak penting. Wing nut hanya dikancing sekuat tangan. Suatu
keuntungan dari wing nut adalah tidak membutuhkan peralatan untuk membuka.
Kebersihan ulir adalah sangat penting bila menggunakan wing nut.

3. Acorn Nut

Gambar 2. 20 Acorn Nut

Acorn nut adalah sangat menyerupai hex nut dengan sebuah penutup di
atasnya. Bagian atas nut mempunyai tutup bundar (dome) tanpa lubang, mempunyai
enam sisi-sisi rata dan pada bagian bawah mempunyai permukaan washer. Sebuah
lubang bulat dengan ulir adalah dibuat melalui bagian bawah nut, lubang tersebut tidak
tembus ke bagian atas acorn nut. Alat pengikat ini digunakan bilamana ujung sebuah
bolt atau stud harus pakai tutup. Acorn nut hanya dapat diputar hingga ujung bolt
menyentuh bagian tutup lubang dalam nut. Untuk alasan ini, bolt atau stud harus cukup
pendek sehingga acorn nut akan dapat dikencangkan menahan komponen- komponen
yang dipegang tanpa menyentuh ujung lubang. Nut ini dapat membantu mencegah hal
yang merugikan bilamana ujung bolt dipukul. Acorn nut dapat juga melindungi ulir pada
ujung bolt.

28
4. Slotted Nut
Slotted nut mempunyai bentuk dasar yang sama sesuai hex nut. Pada bagian
atas nut ada enam lubang melingkar dipotong sekitar diameternya pada bagian tengah
masing- masing sisi permukaan rata dari Slotted nut. Castelled nut sangat menyerupai
slotted nut kecuali pada permukaan luar ada lingkaran dimana slots berada.
Nut ini digunakan dengan drilled end bolt. Castelled nut atau slotted nut
dikencangkan pada drilled end bolt hingga torque benar dan jika lubang pada ujung
bolt tidak sejajar dengan set slot pada nut, nut dapat dikencangkan lagi hingga sejajar.
Kemudian sebuah cotter pin dimasukkan melalui set slot pada nut dan melalui lubang
pada ujung bolt, kemudian ujung cotter pin dilipat atau dibengkokkan agar tidak jatuh
atau keluar.

Gambar 2. 22 Slotted Nut

5. Self-Locking Nut
Self locking nut secara umum serupa dengan hex nut dengan di sekitar bagian
atasnya banyak menyerupai castellated nut, pada bagian atas nut dapat dipotong
sebagian melingkar agar bagian atas nut dapat ditekuk sedikit terhadap pertengahan
nut. Type kedua dari self locking nut adalah mempunyai bahan elastic tanpa ulir di
bagian atas nut. Type ketiga dari self locking nut adalah memakai out-of-round hole
mengganti bentuk dari ulir bolt sesuai nut jika dikencangkan.

Gambar 2. 23 Self Locking Nut

Type dari nut akan memegang bolt atau stud sehingga tidak akan berputar
sementara beroperasi. Bilamana sedang menggunakan sebuah self-locking nut adalah
bukan berarti alat alat pengikat lainnya umumnya perlu menggunakan locking. Nut-nut
ini akan digunakan pada suatu pemakaian dimana tidak akan dapat terjadi
kelonggaran atau lebih kencang. Nut-nut ini akan tetap dalam satu posisi dimana
mereka dipasangkan.

29
C. SCREW
1. Thread Forming Screw
Thread forming screw mempunyai bagian kepala dan ulir, panjang grip sangat
pendek. Thread forming screw dibuat dari baja keras (hardened steel). Pada bagian
ulir akan meruncing di ujung screw. Panjang dan ulir dari thread forming screw adalah
diukur sama sesuai bolt dan machine screw lainnya. Thread forming screw ada dua
type yakni thread rolling screw dan thread cutting screw.

Gambar 2. 24 Thread Forming Screw

Alat pengancing ini digunakan untuk memegang bagian-bagian metal yang tidak
mempunyai beban yang tinggi. Dengan thread forming screw, lubang screw tidak
membutuhkan ulir (internal thread) sebelum di-assemble. Diameter dari lubang harus
sedikit lebih kecil dari pada diameter screw. Ulir dalam akan dibuat sesuai screw bila
screw diputar masuk ke dalam lubang. Bilamana menggunakan lubang dengan ulir
akan membuat thread forming screw lebih mudah masuk dengan lurus.

2. Set Screw
Set screw dibuat dari baja heat treated. Screw umumnya mempunyai kepala
persegi, hex head atau tanpa kepala. Set screw tanpa kepala mempunyai sebuah slot
atau hex socket pada satu ujung. Ujung yang lain mempunyai bentuk yang cocok
sesuai penggunaan set screw. Bentuknya dapat bulat, rata, cup atau cone. Diantara
kedua ujung set screw ada ulir external.

Gambar 2. 25 Set Screw


Alat pengikat ini digunakan untuk memegang satu komponen dalam posisi
tertentu pada komponen kedua. Satu komponen mempunyai satu lubang dengan ulir
yang cocok dengan ulir screw, set screw dapat diputar masuk ke dalam lubang hingga
menekan komponen kedua, pada komponen kedua dapat mempunyai lubang kecil,
penampang yang rata yang cocok dengan ujung set screw.

30
3. Machine Screw
Machine screw mempunyai beberapa perbedaan type dan ukuran. Machine
screw mempunyai bagian ulir dan kepala, biasanya ulir screw penuh dari ujung hingga
ke bagian bawah kepala screw. Screwdriver atau obeng digunakan untuk memutar
kepala screw.

Gambar 2. 26 Machine Screw

Alat pengikat ini digunakan untuk memegang dua atau lebih komponen-
komponen bersama-sama dengan beban yang kecil dan komponen yang paling ujung
harus mempunyai lubang dengan ulir yang sama dengan ulir screw yang digunakan.
Nut, lock washer dan flat washer dapat digunakan dengan machine screw.

Note : Selalu gunakan type dan ukuran obeng yang


benar untuk memutar screw.

D. Rivet

Gambar 2. 27 Rivet

Rivet adalah dibuat dari metal lunak (soft metal rod), mempunyai satu kepala di satu
ujung rivet dan ujung lainnya adalah lurus (shank end). Ukuran atau size dari rivet akan
ditentukan berdasarkan diameter dari shank, panjang shank dan bentuk kepala. Alat
pengikat ini digunakan untuk memegang dua atau lebih komponen secara bersama-
sama. Rivet dipasang melalui lubang-lubang yang telah disediakan dalam komponen-
komponen kemudian ujung rivet yang lurus dikeling atau dibentuk menyerupai kepala
rivet. Sebuah riveting machine, rivet set atau ball peen hammer dapat digunakan untuk
membentuk ujung shank hingga rivet akan mempunyai dua kepala dan memegang
komponen-komponen dengan pas. Suatu assembly yang tidak pas (kuat) akan dapat
menyebabkan rivet menjadi patah.

31
E. Stud
Sebuah stud adalah sebatang metal dengan kedua ujungnya ada ulir. Panjang
gripadalah panjang stud yang tidak ada ulir. Pada satu ujung stud dapat mempunyai ulir
lebih kasar dari ujung stud lainnya (nut end). Ujung stud dapat berbentuk tirus terhadap
komponen dan ujung stud lainnya, mempunyai ulir yang sama bolt dan ulir nut. Ukuran
dari stud dapat ditentukan berdasarkan diameter, type dari ulir pada masing-masing
ujungstud, panjang masing–masing ulir pada kedua ujung stud.

Gambar 2. 28 Stud

Stud digunakan untuk memegang dua atau lebih komponen bersama-sama. Satu
ujung stud dapat diputar masuk ke dalam lubang berulir dalam satu komponen, umumnya
ujung stud yang masuk ke dalam komponen adalah yang berbentuk taper . Bila stud
sudah kencang masuk di dalam lubang berulir pada komponen, komponen kedua dengan
lubang tanpa ulir dapat masuk kemudian ditahan dengan nut pada ujung stud.
Biasanya penggunaan stud adalah pada bagian atas dari cylinder block sebuah
engine dan pada bagian exhaust dari sebuah cylinder head. Beberapa stud tidak
berbentuk taper (tirus) dan dipegang kuat dalam satu komponen sebab diameter ulir stud
sedikit lebih besar dari diameter lubang berulir, type stud ini disebut “Interference fit“ stud.

Note: Selalu gunakan peralatan yang benar untuk memasang dan membuka stud.
Yakinkan bahwa stud yang digunakan adalah benar pada masing-masing pemakaian.
Beberapa stud mempunyai karakter khusus seperti Drilled hole, Special material dan

F. Washer
1. Flat W asher
Flat washer adalah sebuah metal rata dipotong berbentuk bulat. Di tengah
washer ada lubang bulat. Sifat-sifat dari flat washer adalah bervariasi sesuai material,
kekerasannya, kehalusan, kualitas dan ukurannya. Secara umum material dari Flat
washer dibuat dari steel, brass atau aluminium. Ketebalan dari washer adalah jarak
antara kedua sisi yang datar, lebar washer adalah diukur diameter luar dari washer.
Ukuran dari bolt yang digunakan dengan Washer adalah sama sesuai dengan
gambaran ukuran lubang dalam washer.

32
Gambar 2. 29 Flat Washer

Flat washer digunakan untuk menahan beban yang disalurkan di atas


penampang yang lebih besar dari pada kepala bolt atau nut. Flat washer juga akan
membatasi terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh kepala bolt atau nut. Flat
washer dapat digunakan diantara kepala bolt atau nut dan permukaan komponen.
Type dan ukuran flat washer yang benar diharuskan sesuai pemakaian. Periksa buku
manual untuk mendapatkan part number yang benar dari flat washer sehingga
penggunaannya tidak salah tempat.

2. Hard W asher (Flat)


Hard washer mempunyai gambaran yang sama dengan flat washers. Hard
washer dibuat dari steel dan heat treated (panas tertentu) agar kekuatannya sangat
tinggi dan sukar untuk ditekuk. Hard washer umumnya berwarna gelap atau kehitam-
hitaman.

Gambar 2. 30 Hard Washer

Hard washer digunakan sama dengan penggunaan flat washer lainnya, dapat
juga digunakan bilamana diameter lubang lebih besar dari diameter bolt yang
melaluinya, hard washer tidak akan bengkok seperti soft washer bila torque pada bolt
atau nut benar. Hard washer harus digunakan pada bolt atau nut yang dikencangkan
pada torque yang tinggi.

3. Lock W asher

Gambar 2. 31 Lock Washer

33
Lock washer (split spring) adalah dibuat dari cincin spring steel yang pas
mengelilingi bolt. Permukaan atas dan bawah dari lock washer adalah rata. Ring
dipotong (split) melalui satu lokasi dan satu ujungnya ditekuk. Penjelasan ukuran dari
spring lock washer adalah sama sesuai dengan ukuran flat atau hard washer. Spring
Lock washer digunakan sebagai pelapis diantara kepala bolt atau nut dan komponen
yang diikat. Type washer ini mempunyai permukaan yang sama untuk mengencangkan
pengikat, tekukan lock washer akan rata sesuai kepala bolt atau nut bila bolt dan nut
dikencangkan. Tenaga spring dari lock washer ini akan membuat pengikat dalam
keadaan berat (ada beban) dan beban ini akan membantu menjaga pengikat tetap kuat
(tidak kendor). Yakinkan melalui buku manual bahwa pengikat menggunakan spring
lock washer atau tidak.

Uraian Materi Kegiatan Belajar 2


Key, Flat Metal Lock, Pin, Lock, Spring Clip, Snap Ring
A. Key
1. Bar Key
Bar key dapat dibuat dari hard atau soft metal. Sisi-sisi bar key adalah rata dan
masing-masing sisi–sisi yang berlawanan adalah sejajar. Periksa buku manual dan
buku katalog untuk memastikan bahwa bar key yang digunakan adalah benar. Bar key
digunakan untuk memegang sebuah komponen pada posisi tertentu di sekitar diameter
shaft.

Gambar 2. 34 Bar Key

Pada sisi luar shaft ada axial groove sebagai keyslot dan pada sisi dalam lubang
komponen yang akan dipegang, ada juga groove sebagai keyway. Komponen
dipasang ke shaft hingga keyslot dan keyway adalah sejajar. Kemudian bar key dapat
dimasukkan ke dalam keyslot dan keyway. Sebuah hammer lunak dapat digunakan
untuk memasang bar key pada posisinya.

34
2. Woodruff Key
Woodruff key dibuat dari bahan yang sama dengan bar key. Bagian atas dan sisi-
sisi samping woodruff key adalah rata. Pada bagian bawah atau dari ujung ke ujung
key dibuat melengkung atau setengah lingkaran. Gambaran pengukuran woodruff key
adalah ketebalan dan diameter dari lengkungan.

Gambar 2. 35 Woodruff Key


Woodruff key adalah digunakan untuk memegang satu komponen pada posisi
tertentu di sekitar diameter shaft. Pada sisi luar shaft ada keyslot dimana woodruff key
digunakan pada bagian bawah key slot dibuat cekungan sama dengan cekungan pada
woodruff key.
Dan pada komponen ada groove sebagai key way. Woodruff key diposisikan
pada shaft kemudian komponen didorong masuk pada shaft bilamana key slot dan key
way adalah sejajar.

B. Flat Metal Lock

Gambar 2. 36 Flat Metal Lock


Flat metal lock biasanya dibuat dari metal lentur. Beberapa lock dikeraskan untuk
pemakaian-pemakaian khusus. Flat metal lock adalah potongan potongan dari metal
dengan satu atau lebih lubang di dalamnya yang besar lubangnya cukup untuk dimasuki
bolt yang akan digunakan dengannya. Tepi bagian luar dari metal lock harus lebih besar
dari pada kepala bolt atau nut, tepi bagian luar dapat mempunyai bentuk spesial untuk
pemakaian yang spesifik. Lihat buku manual untuk penggunaan metal lock yang benar.
Metal lock digunakan untuk memegang kepala bolt atau nut supaya tidak akan berputar.
Lock dipasang diantara kepala bolt atau nut dan komponen yang dipegang, setelah
pengikat dikencangkan kemudian satu dari tepi flat lock ditekuk menahan satu sisi rata
dari pengikat (kepala bolt atau nut). Satu tepi lock dapat ditekuk terhadap pengikat dan
satu lagi terhadap sisi komponen.

35
C. Pin
1. Roll Pin (Spring Pin)

Gambar 2. 37 Roll Pin

Roll pin adalah sebuah baja bulat kecil memanjang. Pin ini melingkar dan terbuka
satu sisinya, tidak solid pin, dia dapat dibuat lebih kecil melingkar. Roll pin mempunyai
tenaga spring melingkar ,mempunyai chamfer pada kedua ujung roll pin. Roll pin
digunakan untuk menahan komponen komponen supaya tidak pindah atau berubah
arah dari roll pin. Roll pin adalah dipegang oleh satu atau lebih lubang- lubang.
Dan diameter lubang-lubang ini harus lebih kecil dari diameter roll pin sebelum
dipress. Sebuah hammer lunak dapat digunakan untuk memasukan roll pin ke lubang.
Untuk membuka sebuah roll pin dapat menggunakan drift punch yang diameternya
sedikit lebih kecil dari diameter luar roll pin.

2. Clevis Pin
Clevis pin adalah sebuah metal bulat memanjang dan salah satu ujungnya
mempunyai kepala bundar dan sisi ujungnya rata, pada ujung lainnya ada lubang bulat
dibor dekat ujung pin. Tepi ujung pin mempunyai chamfer. Panjang clevis pin diukur
dari bawah kepala pin hingga ujung pin.

Gambar 2. 38 Clevis Pin

Clevis pin digunakan untuk memegang dua komponen bersama-sama dimana


salah satu komponen harus bebas bergerak di sekitar pin. Komponen-komponen yang
dipegang mempunyai lubang lubang yang sejajar. Clevis pin dengan diameter yang
cocok dimasukkan melalui lubang, kepala pin akan menahan satu sisi komponen dan
satu sisi lainnya sebelah ujung pin dapat ditahan dengan cotter pin.

36
3. Taper Pin
Taper pin adalah sebuah pin dengan satu ujungnya sedikit lebih besar dari pada
ujung lainnya. Type pin ini tidak mempunyai kepala. Ukuran gambaran pin umumnya
ditentukan dari panjang pin dan diameter yang besar dari ujung pin, sedang panjang
pin diukur dari ujung ke ujung pin.

Gambar 2. 39 Taper Pin

Pengikat ini digunakan untuk memegang dua komponen bersama-sama. Taper


pin umumnya dapat memegang lebih ketat dari pada type pin lainnya. Bentuk taper
dapat membantu kesejajaran (alignment) dari komponen-komponen untuk assembly.
Sebuah taper pin harus didorong ketat masuk ke dalam lubang pin. Membuka atau
mencabut taper pin dapat menggunakan sebuah pin punch dari ujung yang lebih kecil.
Taper pin dapat dipakai berulang kali, asalkan masih cocok dan pas.

4. Dowel Pin
Dowel pin dibuat dari sebagian dari sebatang metal (metal rod), diameter pin
adalah sama di semua lokasi dari ujung ke ujung pin dan sisi–sisi pin dibuat halus,
kedua ujung pin umumnya ada chamfer. Ukuran atau size dari dowel pin ditentukan
melalui diameter dan panjang pin.

Gambar 2. 40 Dowel Pin

Dowel pin adalah digunakan untuk membantu dalam kesejajaran dari bagian-
bagian komponen. Pin adalah dipress ketat ke dalam lubang-lubang dalam satu
komponen. Komponen kedua dengan lubang sedikit lebih besar akan dapat masuk
membuat sejajar melalui pin. Dowel pin umumnya tidak cabut dari satu komponen
yang mana dimasukkan dengan cara dipress.

37
5. Cotter Pin

Gambar 2. 41 Cotter Pin

Cotter pin dibuat dari metal lunak, mempunyai dua kaki parallel (prong) dan
sebuah mata pada satu ujung. Prong dapat dibuat sama atau berbeda panjang, dapat
juga dibuat satu mata atau lebih dalam satu cotter pin. Ukuran atau size dari cotter pin
akan dapat digambarkan sesuai diameter lubang dimana cotter pin digunakan,
panjangnya diukur dari bawah mata hingga ujung prong yang terpendek dan bentuk
ujung prong. Cotter pin adalah digunakan dengan “ drilled end bolt dan clevis pin”.
Cotter pin dipasang melalui lubang dalam sebuah drilled end bolt atau clevis pin. Cotter
pin didorong hingga mata cotter pin berhubungan dengan pinggir lubang, kemudian
ujung prong ditekuk menahan pengikat. Prong harus diluruskan bila hendak mencabut
cotter pin.

D. Snap Ring

Gambar 2. 42 Snap Ring

Snap ring dibuat dari baja per (spring steel) berbentuk lingkaran (circle) yang tidak
tertutup di satu lokasi. Rings yang cocok masuk ke dalam external grooves adalah
external snap rings dan ring yang cocok masuk ke dalam internal grooves adalah internal
snap ring. Beberapa snap ring mempunyai sebuah lubang kecil pada masing- masing sisi
ujung ring, lubang kecil ini dibuat agar supaya pliers snap ring dapat digunakan untuk
membuka dan memasang snap ring. Alat pengikat ini digunakan untuk memegang atau
membatasi gerakan dari pin atau shaft. Sebuah external snap ring akan cocok masuk di
sebuah groove di sekeliling sebuah pin atau shaft dan internal snap ring akan cocok
masuk dalam sebuah groove di sekeliling sebuah lubang. Snap ring expansion atau
compression akan digunakan untuk memasang snap ring dalam posisinya.

38
E. Spring Clip
Spring clip dibuat dari baja per (spring steel). Kawat spring steel ditekuk ke dalam
dibentuk dengan dua kaki (prong) berupa garis grafik (curve) dipaskan dengan diameter
luar dari sebuah pin. Satu dari prong dapat dibuat lurus pada beberapa spring clip,
tekukan diantara dua prong akan berupa sebuah mata yang digunakan agar spring clip
mudah dibuka. Ukuran (size) dari spring clip akan digambarkan melalui diameter kawat
spring dan bentuk dari prong.

Gambar 2. 43 Spring Clip

Alat pengikat ini digunakan untuk memegang pin pada posisinya, pin mempunyai
parit (groove) di lokasi dimana dia dipegang oleh spring clip. Spring didorong pas masuk
ke dalam groove dalam pin. Spring clip dengan satu prong lurus digunakan bila pin
mempunyai lubang (drilled hole) dan prong lainnya memegang pada bagian luar pin.

Uraian Materi Kegiatan Belajar 2


Cable & Tube, Plastik Strap, Clamp, Spacer & Shim
A. Cable Dan Tube Clip
Cable dan tube clip dibuat dari metal datar (strip) dan dibengkokkan sesuai dengan
bentuk yang benar. Clip akan mempunyai garis lengkung (curve) dalam sebuah posisi
yang dapat memegang satu atau lebih cable atau tube (pipa, selang, hose) dan di posisi
lain ada satu atau lebih lubang agar supaya clip dapat diikat dengan bolt atau screw
dalam posisi rigid (berjarak tertentu). Beberapa clips akan dibengkokkan melingkari
sebuah cable atau tube dan mempunyai sebuah lubang bolt.

Gambar 2. 44 Cable & Tube

39
Type clip ini digunakan untuk memegang cables atau tube dalam suatu posisi
tertentu untuk mencegah kerusakan atau terjadinya gesekan-gesekan dengan komponen
lainnya. Beberapa clip memegang cable atau tube secara langsung ditahan sebuah
permukaan rigid.
Beberapa clip dipasang mengitari cable atau tube dan diikat ke sebuah permukaan
dimana cable atau tube tidak menyentuh permukaan, biasanya pemakaian cable ini
adalah untuk mencegah kerusakan akibat panas di sekitar komponen engine.

B. Plastic Strap
Plastic strap atau wrap tie adalah flexible plastic strap dengan sebuah mata pada
satu ujung, di bagian dalam mata ada lock metal yang membolehkan strap masuk melalui
mata hanya satu arah. Setelah plastic strap ditarik pada posisi yang diinginkan, strap tidak
akan dapat ditarik lagi kembali keluar atau dikendorkan. Plastic strap mudah dipotong
dengan diagonal plier.

Gambar 2. 45 Plastik Strap

Plastic strap dapat digunakan untuk mengikat beberapa wire atau cable dipegang
berupa group. Plastic dipasang melalui mata dan ditarik hingga kuat melingkari wire.

C. Clamps
Clamp digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam, clamp
digunakan sebagai pengikat agar tidak terjadi kebocoran cairan atau udara, clamp ini
disebut hose clamp. Bentuk clamp lain yang digunakan adalah wire rope clamp yang
digunakan sebagai clamp untuk penyambungan wire rope. Gambar berikut menunjukkan
berbagai jenis clamp.

Gambar 2. 47 Clamp

40
D. Spacers Dan Shim
Spacer dan shim secara umum adalah dari beberapa potong metal datar dengan
ketebalan yang merata. Tepi bagian luar umumnya lurus berbentuk empat segi atau
berbentuk lingkaran. Beberapa shims mempunyai lubang untuk ukuran tertentu dan
dilokasi tertentu. Ukuran atau size akan digambarkan, termasuk ketebalan, panjang dan
lebar, diameter luar jika bulat, ukuran lokasi dari beberapa lubang.

Gambar 2. 48 Spacer

Spacers dan Shim digunakan untuk memberikan jarak tertentu antara dua
komponen yang diikat bersama-sama. Beberapa spacer atau shim dengan ketebalan
yang berbeda dapat digunakan bersama-sama untuk mendapatkan jarak tertentu yang
dibutuhkan. Sebelum spacer atau shim digunakan harus diyakinkan bersih dan tidak
bengkok. Material dari luar yang nempel pada permukaan shim dapat menyebabkan
ketebalan yang tidak merata. Bila beberapa shims akan digunakan biasanya yang tipis
ditaruh diantara yang lebih tebal.

41
Rangkuman Materi 2

1. Fastener atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau


komponen menjadi suatu komponen assembling.
2. Beberapa jenis fastener antara lain : Bolt, Nut, Screw, Rivet, Stud, Key, Flat Metal Lock,
Pin, Lock, Spring Clip, Snap Ring, Cable & Tube, Plastik Strap, Clamp, Spacer & Shim
3. Jenis-jenis Bolt
- Drilled End Bolt
- Drilled Head Bolt
- Flow Bolt
- Hex Socket Head Bolt
- W asher Head Bolt
4. Jenis jenis Nut
- Hex Nut
- W ing Nut
- Acorn Nut
- Slotted Nut
- Self-Locking Nut
5. Beberapa jenis Screw
- Thread Forming Screw
- Set Screw
- Machine Screw
6. Beberapa jenis W asher
- Flat W asher
- Hard W asher (Flat)
- Lock W asher

42
KEGIATAN BELAJAR III
Tujuan Kegiatan Belajar 3
BEARING

Ranah
Elemen Kegiatan Kompetensi
Indikator Keberhasilan
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Dapat menjelaskan definisi,
Bearing Bearing fungsi, jenis jenis bearing, serta
cara pemasangan bearing

43
Uraian Materi Kegiatan Belajar 3
Bearing

Gambar 3. 1 Bearing

Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada
machine atau komponen-komponen yang bergerak dan saling menekan antara satu
dengan yang lainnya. Bila gerakan dua permukaan yang saling berhubungan
terhambat, maka akan menimbulkan panas. Hambatan ini dikenal sebagai gesekan
(friction). Gesekan yang terus-menerus akan menyebabkan panas yang makin lama
semakin meningkat dan menyebabkan keausan pada komponen tersebut. Gesekan yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada komponen dan alat tidak bisa bekerja.

Gambar 3. 2 Friction Bearing

Bearing digunakan untuk menahan/menyangga komponen-komponen yang bergerak.


Bearing biasanya dipakai untuk menyangga perputaran pada shaft, dimana terjadi
sangat banyak gesekan.

A. FUNGSI BEARING
1. Mengurangi gesekan, panas dan aus.
2. Menahan beban shaft dan machine.
44
B. Jenis-jenis Bearing
Ada 2 macam bearing:
1. Plain Bearing
Plain Bearing mengurangi gesekan adanya sliding contact antara permukaan
yang saling bergesekan plain bearing disebut juga dengan bushing atau bearing.
Antara bearing dan bushing memiliki pengertian sinonim sehingga untuk segala jenis
disebut bearing. Secara umum bisa dibedakan berdasar kriteria berikut.

Plain bearing disebut bushing bila:

a. Berbentuk sleave satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press


terhadap lubang
b. Memungkinkan proses finishing pada bagian dalam dari bushing
untuk mendapatkan penyesuaian yang tepat
c. Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan samapi berat
atau putaran sedang dengan beban ringan

Plain Bearing disebut split bearing bila:


a. Berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk mendukung dibutuhkan
satu pasang terdiri 2 (dua) buah sleeve setengah lingkaran.
b. Digunakan untuk putaran tinggi

Gambar 3. 5 Bushing & Plan Bearing

2. Anti friction Bearing


Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing yaitu :
- Ball Bearing
- Roller Bearing
- Needle Bearing

Gambar 3. 7 Tiga bentuk dasar anti friction bearing

45
Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan (hardened steel). Bagian-
bagian utama anti friction bearing adalah:
- Race adalah cincin bagian dalam (inner races) dan cincin bagian luar (outer races)
sebagai tempat dudukan elemen gelinding.
- Ball, rollers, atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi gesekan
- Separator atau cages adalah pengatur jarak antara element gelinding.

Gambar 3. 8 Basic Part of Anti-Friction Bearings

Jenis-jenis anti friction bearing

a. Ball Bearing
Ball bearing hanya memiliki dua macam race yaitu split race dan continous
race bearing. Ball bearing memiliki 4 macam race yaitu:
1) Conrad bearing
2) Full type bearing
3) Split race bearing2
4) Angular contact bearing race

Gambar 3. 9 Bentuk-bentuk ball bearing

46
b. Roller Bearing
Roller bearing untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball bearing.
Jenis dasar roller bearing digolongkan menjadi:
1) Radial Load, straight roller bearing.
2) Radial and Thrust Load, tapered roller.
3) Self-Aligning, radial and thrust Load.
4) Self Aligning, radial and thrust Load concave roller bearing.
5) Thrust Load.

Gambar 3. 11 Tipe-tipe roller bearing

Gambar 3. 12 Thrust Load Bearing Gambar 3. 13 Thrust Load Roller Bearing

c. Needle Bearing
Needle Bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk
jarum, karena bentuknya tersebut maka needle bearing banyak digunakan untuk
tempat dengan ruang terbatas.
Jenis needle bearing meliputi:
1) Radial Load Bearing
2) Thrust Load Bearing

Gambar 3. 14 Needle bearing


47

Rangkuman Materi 3
Bearing adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada
machine atau komponen-komponen yang bergerak dan saling menekan antara satu
dengan yang lainnya

FUNGSI BEARING
• Mengurangi gesekan, panas dan aus.
• Menahan beban shaft dan machine.
• Menahan radial load dan thrust load.
• Menjaga toleransi kekencangan.
• Mempermudah pergantian dan mengurangi biaya operasional.

Ada 2 macam bearing:


• Plain Bearing
• Antifriction Bearing
Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing yaitu :
• Ball Bearing
• Roller Bearing
• Needle Bearing

48

KEGIATAN BELAJAR IV
Tujuan Kegiatan Belajar 4
SEALS DAN GASKET

Ranah
Elemen Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran Indikator Keberhasilan
Komptenesi
P K S
Seal dan Gasket Dapat menjelaskan definisi,
fungsi dan jenis seals serta
Seals dan
gasket
Gasket Pemasangan seal dan Dapat menjelaskan aplikasi
gasket penggunaan seal dan cara
pemasangan gasket

49
Uraian Materi Kegiatan Belajar 4
Seals & Gaskets

Gambar 4. 1 Seal

Untuk memperhalus pengoperasian dan mengurangi keausan, hampir semua gear dan
bearing memerlukan pelumasan yang terus-menerus. Maka untuk menjaga keberadaan
pelumas di sekeliling komponen-komponen yang bergerak dan menjaga agar cairan
pelumas tersebut jangan sampai keluar dan menjaga agar kotoran dan debu jangan
masuk ke sistem maka diperlukan seal.

A. Fungsi Seal
1. Menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi).
2. Menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem.
3. Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur.
4. Lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor.
5. Melapisi permukaan yang tidak rata.
6. Komponen tidak cepat rusak.

Ada 2 tipe Seal:


1. Dynamic seal : digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak contoh:
a. Radial Lip Seal
b. Clearance Seal
c. Ring Seal
d. Face Seal
e. Compression Packing
f. Molded Packing
g. Diaphragma Seal

50
2. Static Seal : digunakan sebagai perapat pada parts statis (fixed parts):
a. Static O-ring
b. Metallic Gasket
c. Non metallic Gasket
d. Sealant

B. Radial Lip Seal (Oil Seal)


Radial Lip Seal Digunakan sebagai penyekat untuk pelumas pada sistem yang
memiliki shaft berputar. Radial Lip seal ini bisa disebut juga oil seal. Penyekatan atau
perapatan (sealing) berdasarkan perbedaan ukuran antara elemen seal dan diameter luar
shaft merupakan dasar prinsip sealing, juga ditambahkan spring dibelakang lip seal.
Antara lip seal dengan shaft harus terdapat lapisan film sebagai perapat dan pelumas.
Bila lapisan film terlalu tebal, cairan akan bocor tetapi bila terlalu tipis akan timbul
gesekan dan keausan pada lip seal. Tebal tipisnya lapisan film dipengaruhi oleh tekanan
lip seal. Gambar berikut menunjukan bentuk dasar lip seal atau oil seal.

Gambar 4. 2 Struktur Dasar Oil seal

Oil Seal dibedakan berdasar bentuk lip seal.


1. Single Lip: Lip tidak menggunakan spring Loaded. Untuk sealing cairan kental seperti
grease pada shaft kecepatan lambat.

Gambar 4. 3 Single Lip Seal

51
2. Single Lip Spring Loaded : Spring loaded membantu kerapatan seal, digunakan untuk
sealing cairan dengan viskositas yang rendah pada shaft kecepatan putar tinggi, pada
daerah yang tidak berdebu.

Gambar 4. 4 Single Lip Seal Spring

3. Double Lip: Lip seal menghadap berlawanan arah dengan tambahan spring loaded
pada kedua sisi atau salah satu sisi saja. Seal ini digunakan sebagai sealing terhadap
cairan pada lip yang dilengkapi spring loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan
saling terhadap debu atau partikel.

Gambar 4. 5 Double Lip

4. Dual Lip: Lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada kedua
sisinya. Digunakan sebagai sealing terhadap pelumas kental pada salah satu sisi dan
sebagai sealing terhadap cairan pada sisi yang lain.

Gambar 4. 6 Dual Lip Seal

52
C. Packing

Packing dibedakan atau digolongkan menjadi dua tipe yaitu compression packing
dan molded packing.
1. Compression packing membentuk ketika packing tersebut dipasang dan tertekan
antara alur poros dan housing. Gaya tekan mengakibatkan packing mengambang
sealing terhadap alur pada poros maupun terhadap housing. Terdapat tiga jenis
compression packing yaitu: fabric (serat), metallic dan plastic. Gambar berikut
menunjukan bentuk compression packing.

Gambar 4. 7 Compression Packing

2. Molded packing merupakn dynamic seal, terdiri dari dua tipe yaitu Lip Type dan
Squeeze Type. Jenis-jenis Lip type yaitu flange, cup, u-cup, u-ring, dan v-ring. Jenis
Squeeze type adalah o-ring dalam berbagai bentuk. Lip type packing melakukan
sealing karena adanya gaya tekan fluida atau udara yang menyebabkan lip
mengembang. Gambar berikut menunjukan contoh u-cup packing.

Gambar 4. 8 Molded Packing

53
Gambar 4. 9 Pemasangan Packing

D. O-Ring
Sebuah O-ring adalah bentuk cincin yang sangat lunak yang terbuat dari bahan
alami atau karet synthetic atau plastik. O – ring berfungsi sebagai seal akibat tertekan
(squeezed) akibat proses pemasangan dan proses sealing terjadi akibat tekanan cairan
menekan o-ring. Static o-ring memberikan sealing terhadap komponen static (tidak)
bergerak untuk mencegah cairan fluida atau udara.

Gambar 4. 10 Aksial Action

Untuk penyekat pada aplikasi yang bertekanan tinggi di atas 5500 kPa (800
psi) sering O-ring ditambahkan dengan back-up ring untuk mencegah kebocoran
yang ditimbulkan oleh adanya celah antara dua permukaan. Pressure back-up ring
biasanya terbuat dari bahan plastik yang berfungsi untuk memperpanjang usia O-ring.
Pada saat pemasangan O-ring seal, yakinkan semua permukaan bersih dari kotoran
dan debu. Periksa O-ring seal dari kotoran, debu, goresan (screth) dan cacat
lainnya yang akan menyebabkan kebocoran.

54
Dynamic O-ring digunakan sebagai sealing terhadap fluida pada bagian komponen
yang saling bergerak.
Terdapat tiga penggunaan O-ring yaitu:
1. Reciprocating, bila digunakan sebagai seal piston ring atau sealing pada sekitar
piston rod.
2. Oscillating bila seal berputar bolak-balik pada derajat yang terbatas atau seal
berputar beberapa kali putaran pada saat proses sealing.
3. Rotating, apabila o-ring memberikan sealing terhadap shaft yang berputar
pada dynamic dalam o-ring.

E. Gasket

Gambar 4. 12 Non Metalic Gasket

Gasket merupakan static, mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang


kontaknya terhadap komponen yang dirakit. Faktor utama dalam penggunaan gasket
adalah seal material dapat menyesuaikan bentuk (conform) terhadap ketidaksempunaan
kontak antara bidang permukaan bentuk gasket terhadap pemukaan kontak.

55
Pada pemasangan gasket sebagai penyekat perlu diperhatikan besarnya tekanan
pada saat pemasangan. Semakin kuat tekanan diberikan pada gasket tidak berarti akan
menghasilkan kemampuan sealing yang semakin baik.

Gambar 4. 14 Metallic Gasket

Kemampuan sealing gasket tergantung pada:


1. Jenis Material Gasket
Kemampuan sealing minimum tergantung pada tingkatan jenis material gasket
material yang umum digunakan sebagai gasket asbestos cork, rubber, plastic sand
paper atau campuran dari beberapa material tersebut.
2. Internal Pressure
Internal pressure cenderung menekan fluida keluar melalui seal assembly. Hal
penting untuk menentukan beberapa besar tekanan flange diperlukan untuk menekan
seal.
3. Sealed Fluida
Viskositas fluida yang terdapat pada tempat dimana gasket berfungsi sebagai
penyekat menentukan tekanan yang diperlukan untuk mengencangkan gasket.

56
4. Width / Thickness Ratio

Penurunan kekuatan tekanan terhadap kenaikan ketebalan gasket sering dengan


perbandingan lebar sealing gasket terhadap kenaikan ketebalan gasket pada saat
tidak ditekan. Dengan kata lain semakin kecil perbandingan antara lebar kotak
permukaan sealing terhadap tebal gasket membutuhkan kekuatan tekan yang lebih
tinggi. Oleh karena itu gasket memiliki lubang bolt. Lubang bolt tidak boleh terlalu dekat
terhadap sisi dalam gasket.

Gambar 4. 15 Cara Pemasangan Gasket

F. Floating Seal

Gambar 4. 16 Floating Seal

Floating seal dibuat untuk menjaga kotoran tidak masuk ke dalam sistem dan
menjaga kebocoran cairan pelumas pada area yang luas. Floating seal harus bisa
menahan karat yang lebih lama dengan sedikit perawatan Floating seal lebih bisa
menahan kebengkokan shaft, end play dan beban yang tiba-tiba. Floating seal terdiri dari
dua ring yang biasanya terbuat dari karet, dipasangkan pada dua groove metal retaining
ring.
57
Rubber ring bekerja sama dengan metal rings berfungsi sebagai seal. Rubber ring
juga sebagai bantalan untuk metal ring dan menjaga kerataan permukaan pada saat
shaft berputar selama machine beroperasi. Kehalusan permukaan metal rings bersama-
sama dengan kekentalan oli melapisi shaft.
Final drive, track roller, dsb adalah komponen berputar yang selalu diliputi
lumpur, tanah dan pasir dan floating seal digunakan digunakan untukmencegah
kebocoran oli dan mencegah material asing masuk dan bercampur dengan oli.
Floating seal terdiri dari dua O-ring dan dua ring metalik. O-ring tersebut dalam
aplikasinya akan diperas sambil dipilin, dan selanjutnya akan menekan seal ring
metalik dalam arah aksial dan akan membangkitkan tekanan yang merata (3,5 - 6
kg/cm2) pada permukaan luncur (sliding survace) dari seal ring.

Uraian Materi Kegiatan Belajar 4


Pemasangan Seals & Gaskets
A. Pemasangan Oil Seal
Pemasangan dan pemasangan oil seal perlu diperhatikan untuk mencegah
kerusakan dini atau kebocoran akibat rusaknya lip seal. Lip mudah – mudah sobek dan
rusak. Sebelum dipasang seal harap disimpan secara aman, jauh dari panas, dan debu.

Gambar 4. 17 Pemasangan Oil Seal

1. Pasang seal dengan main lip menghadap ke sisi oli ( hydraulic side )
2. Pastikan bahwa permukaan shaft yang akan contact dengan seal terbebas dari karat
dan scratch.
3. Lakukan pemasangan seal dengan cara press fit menggunakan tool yang sesuai.

58
Gambar 4. 18 Pemasangan Bearing dengan Press Fit

4. Berikan adhesive atau sealant pada bagian press fit dari oil seal. Untuk housing yang
terbuat dari cast iron harus digunakan pipe sealant untuk mencegah kebocoran.
5. Perhatikan saat pemasangan oil seal tidak boleh miring.
6. Berikan grease pada daerah lip setelah pemasangan.

Gambar 4. 19 Pemberian Grease Pada daerah Seal

59
B. Pemasangan O-ring

1. Sesuaikan part number

Gambar 4. 20 Part Number pada O-Ring

2. Mengacu pada part book


3. Pembungkus jangan dibuka sebelum siap untuk dipasang
4. Permukaan komponen harus bersih
5. Periksa dari kotoran, cacat sebelum digunakan

Gambar 4. 21 Pemeriksaan O-Ring

6. Untuk memudahkan pemasangan gunakan pelumas

Gambar 4. 22 Pemberian Pelumas pada O-Ring

7. Hati-hati pada sisi tajam karena dapat memotong dan merusak permukaan seal
8. Backup ring dipasang pada sisi yang berlawanan dengan arah tekanan

60
Gambar 4. 23 Pemasangan Backup RIng
9. Hindari terpotong seal pada saat pemasangan
10. Puntiran mengakibatkan kerusakan cepat pada seal

Gambar 4. 24 Puntiran pada seal

11. Jangan menarik seal terlalu banyak

C. Pemasangan Gasket

- Gunakan baut yang bersih dan dalam kondisi baik saat memasang komponen.

Gambar 4. 25 Kondisi Bolt

- Baut yang aus dan berkarat dapat merusakkan ulir dan menyebabkan kehilangan
gaya pengencangan (Clamping force) sehingga dapat mengakibatkan kebocoran.
- Yakinkan lubang pada gasket tidak menutupi lubang cairan pelumas, perhatikan
tanda pada gasket seperti FRONT dan TOP.
- Jangan pergunakan gasket yang bengkok dan ada tanda tekukan karena daerah
yang memiliki tanda tekukan akan bocor saat mengalami tekanan.

61
Gambar 4. 27 Kerusakan Gasket

- Jangan gunakan gasket yang rusak.


- Yakinkan semua permukaan komponen bersih.

Gambar 4. 28 Pemeriksaan Komponen


- Lakukan pengencangan dengan urutan sesuai yang tertera pada service manual dan
kencangkan sesuai dengan torque yang benar.

Gambar 4. 29 Metode Pengencangan Bolt

- Periksa kekencangan semua baut menggunakan torque wrench setelah semua baut
dikencangkan

62
D. Pemasangan floating seal.
Gambar 4. 30 Pemasangan Floating Seal

Jangan memberi oli/ grease


pada floating seal ( oring )

1. Floating seal harus selalu dipasang dengan pasanganya yang sesuai, yaitu, ring yang
keduanya baru atau dua ring yang telah berputar bersama-sama.
2. Setiap assembling, harus menggunakan o-ring (Toric ring) yang baru.
3. Jangan pernah menjatuhkan atau memukul seal ring dengan benda keras, karena
seal terbuat dari cast iron dan sangat getas.
4. Untuk seal ring bekas pakai, ia dapat dipakai kembali bila memenuhi kriteria sbb:
- X > Y/2 (ketebalan bagian colarnya tidak kurang dari ½ tebal semula.
- A > 0.5 mm (Lebar dari bagian yang tidak mengkilap tidak kurang dari 0.5 mm
ketika bagian yang mengkilap tersebut mencapai diameter dalam.

Gambar 4. 31 Struktur Floating Seal

- Pastikan bahwa permukaan seal (seal surface) harus terbebas dari debu,
scratch(baret), chiping (cuil) atau retak.

63
5. Pastikan permukaan yang kontak dengan o-ring terbebas dari oli

Gambar 4. 32 O-Ring & Seal Ring

6. O-ring dengan kuat menahan dan menekan floating seal dengan gaya memilin dalam
arah sesuai tanda panah pada gambar dibawah. Ketika oli masuk, O-ring akan
tergelincir dan gaya tekan yang sesuai tidak dapat dihasilkan, sehingga
dapat
menyebabkan kebocoran.

Kerusakan pada komponen biasanya disebabkan oleh


kombinasi dari berbagai faktor dibanding satu sebab
saja, tetapi banyak kerusakan yang hanya memiliki satu
jenis penyebab biasa, yaitu :
“KESALAHAN ASSEMBLING ( pemasangan )”

7. Saat pemasangan O-ring ke seal ring, pastikan o-ring tidak terpuntir dan duduk
tertahan oleh retaining lip dari seal ring ramp. Gunakan lampu senter kecil
sebagai pandauan untuk meemriksa o-ring tersebut terpuntir atau tidak selama
assembling. Sinar lampu senter harus lurus dan seragam di sekeliling O-ring
tersebut.

Gambar 4. 33 Pemasangan O-Ring ke Seal Ring

8. Saat memasang satu bagian seal ring assy ke housingnya, berikan


tekanan secara tiba-tiba dan meratauntuk mendorong o-ring masuk masuk
melalui retaining lip dari housingnya. Jika diperlukan sedikit adjustment,
jangan gunakan tool yang ujungnya tajam sebagai penekan.

64
Gambar 4. 34 Pemasangan Floating Seal

9. Periksa variasi ketinggian pemasangan seal ring assy di empat tempat.

Variasi
ketinggian

Gambar 4. 35 Pemasangan Seal Ring Assy

10. Berikan lapisan oli yang tipis pada masing-masing permukaan seal ring dan dengan
menggunakan jari tangan oli ke seluruh permukaan seal ring. Pastikan tidak ada
oli yang mengenai o-ring atau permukaan yang kontak dengan o-ring.

65
Rangkuman Materi 4

Fungsi Seal antara lain :


✓ Menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi).
✓ Menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem.
✓ Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur.
✓ Lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor.
✓ Melapisi permukaan yang tidak rata.
✓ Komponen tidak cepat rusak.
Ada 2 tipe Seal:
a. Dynamic seal digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak
b. Static Seal digunakan sebagai perapat pada parts statis (fixed parts):

Floating seal dibuat untuk menjaga kotoran tidak masuk ke dalam sistem dan menjaga
kebocoran cairan pelumas pada area yang luas. Floating seal harus bisa menahan karat
yang lebih lama dengan sedikit perawatan. Floating seal terdiri dari dua ring yang
biasanya terbuat dari karet, dipasangkan pada dua groove metal retaining ring

66
KEGIATAN BELAJAR V
Tujuan Kegiatan Belajar 5
Belt

Ranah
Elemen Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran Indikator Keberhasilan
Kompetensi
P K S
Mengetahui fungsi dan Dapat menjelaskan fungsi dan
jenis belt jenis jenis belt
Belt Dapat menjelaskan dan
Memahami aplikasi belt
mengaplikasikan penggunaan
pada unit
belt dengan benar dan tepat

68
Uraian Materi Kegiatan Belajar 5
Belts

1. Fungsi Belt
Belt berfungsi sebagai pemindah tenaga antara pulley penggerak dan pulley yang
digerakan. Belt digerakan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan belt Untuk
memindahkan tenaga tergantung pada :
1. Tegangan belt terhadap pulley
2. Gesekan antara belt dan pulley
3. Sudut kontak antara belt dan pulley
4. Kecepatan belt

Terdapat 7 macam bentuk belt yang umum dipergunakan:


1. Round belts
2. Flat belts
3. V-belts
4. Banded V-belts
5. Linked V-belts
6. Timing belts
7. V-ribbed belts
Gambar berikut menunjukan berbagai macam type belt.

Gambar 5. 1 Belt

69
B. Jenis – Jenis belt

1. Round belt

Round belts terbuat dari solid rubber atau rubber dengan cord. Belt ini hanya untuk
beban ringan seperti untuk memutar projector films, dan komponen-komponen
elektronik.

Gambar 5. 2 Round Belt

2. Flat Belt
Penggunaan flat belts semakin berkurang dengan dipergunakan V-belts pada
system pemindahan tangan. Flat belts biasanya dibuat dari leather rubberized fabric
dan cord. Flat belts semakin tidak dipergunakan karena membutuhkan pulley yang
lebih besar, tempat yang lebih luas, dan kurang flexible.

Gambar 5. 3 Flat Belt

Flat belt juga dipergunakan sebagai conveyor belts bilamana belts tersebut
membawa beban, pada belts. Flats belt umumnya digunakan sebagai tenaga high
power untuk mesin penggerak yang terpisah dengan mesin yang dipergerakan. Contoh
: rice mills.
3. V - Belt
V-belts banyak dipergunakan sebagai memindahan beban antara pulley yang
berjarak pendek. Gaya jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V.

70
Gambar 5. 4 V - Belt

Gaya tarik atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt yang kuat
keuntungan V-belts adalah:
1. Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan perbandingan
kecepatan yang tinggi.
2. Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan beban.
3. Memiliki level vibrasi dan noise yang mudah.
4. Mudah dan cepat dalam melakukan pengganti dan perawatan.
5. Efficiency transmissinya tinggi sampai 45 %

1. Banded V - Belt
Banded V-belts adalah multiple V belts yang dibentuk cetak permanent tie band.
Banded V-belts mengurangi timbulnya masalah pada pengerak dimana belts bergeser,
melintir,dan terlepas dari alurnya.

Gambar 5. 5 Banded V - Belt

2. Link V - Belt
Link V-belt dibentuk dari multiple belts yang disusun saling menyambung.
Digunakan untuk penggerak-penggerak besar dengan memiliki jarak center yang tetap,
dimana terdapat kesulitan untuk memastikan ukuran belts yang tetap. Link dapat
ditambah atau dikurangi untuk mendapatkan panjang belt yang tetap.
71
Gambar 5. 6 Link V - Belt

3. Timing – Belt
Timing belt merupakan aksi gabungan antara chain dan sprocket pada bentuk
flat belt. Bentuk dasarnya merupakan flat yang memiliki gigi-gigi berukuran sama pada
permukaan kotak dengan gigi pulley. Sebagaimana penggerak gear rantai,
membutuhkan kelurusan pada perpasangan pulley.

Gambar 5. 7 Timing Belt

Keuntungan Timing Belt:


a. Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan
b. Membutuhkan perawatan yang ringan
c. Mampu dipergunakan pada range beban yang lebar
d. Memilki efficiency mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan atau slip, initial
tension berkurang dan memilki konstruksi yang tipis

4. V – Ribbed
V-ribbed belts merupakan gabungan alur luar berbentuk V-belt. Lapisan inti
penguat terdapat pada bagian daftar belt. Sebagaimana V-belt kemampuan
memidahkan power tergantung pada aksi jepit antara alur dan belt.

72
Gambar 5. 8 V -Ribbed Belt

Rangkuman Materi 5
Belt berfungsi untuk memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley
penggerak dan pulley yang digerakkan. Belt terdiri atas beberapa jenis, diantaranya yaitu:
1. Round Belt¸ belts terbuat dari solid rubber atau rubber dengan cord. Belt ini hanya
untuk beban ringan seperti untuk memutar projector films, dan komponen-komponen
elektronik
2. Flat belt, dibuat dari leather rubberized fabric dan cord. Flat belts semakin tidak
dipergunakan karena membutuhkan pulley yang lebih besar, tempat yang lebih luas,
dan kurang flexible
3. V-belts, dipergunakan sebagai memindahan beban antara pulley yang berjarak
pendek. Gaya jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V
4. Banded V-belts, merupakan multiple V belts yang dibentuk cetak permanent tie band.
Banded V-belts mengurangi timbulnya masalah pada pengerak dimana belts
bergeser, melintir,dan terlepas dari alurnya
5. Linked V-belt, dibentuk dari multiple belts yang disusun saling menyambung.
Digunakan untuk penggerak-penggerak besar dengan memiliki jarak center yang
tetap, dimana terdapat kesulitan untuk memastikan ukuran belts yang tetap
6. Timing belt, merupakan aksi gabungan antara chain dan sprocket pada bentuk flat
belt.
7. V-ribbed belts, merupakan gabungan alur-luar berbentuk V-belt

73
BAB III
PENUTUP
Peserta pelatihan secara pengetahuan harus menguasai kompetensi-kompetensi
yang terdapat pada modul ini, dengan menguasai kompetensi tersebut peserta pelatihan
diharapkan dapat melakukan praktek sesuai dengan table cek kemampuan pada modul ini.
Pada dasarnya dalam modul ini bertujuan agar peserta pelatihan dapat mengetahui definisi,
fungsi, lokasi dari komponen Basic Machine Element.
Modul Basic Machine Element ini termasuk ke dalam salah satu materi pelatihan
Basic Mechanic Course (BMC). Peserta diharapkan mengerti dan memahami secara detail
agar dapat membantu pemahaman dalam tingkatan training selanjutnya seperti Preventive
Maintenance Unit, Component Overhaul dan Remove Install Component pada unit.
Peserta pelatihan diharapkan terus melanjutkan pembelajaran Basic Machine
Element secara mandiri setelah pelatihan ini berakhir, sehingga dapat dijadikan persiapan
untuk mengikuti pelatihan selanjutnya.
Akhir kata, semoga modul ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Tabang, 25 Mei 2019

Penyusun

74

Anda mungkin juga menyukai