Anda di halaman 1dari 60

BASIC MACHINE

ELEMENT

BASIC COURSE

BASIC MACHINE ELEMENT

GAMBARAN UMUM PELATIHAN

Materi pembelajaran Basic Machine Element terdiri dari 3 (tiga) bab. Bab 1 membahas mengenai
prinsip dasar mesin dan aplikasinya yang meliputi liquid, torsi dan elektrik. Bab 2 membahas menge-
nai mechanical element yang meliputi fasteners, bearing, seal dan belt. Pada bab 3 membahas menge-
nai pengetahuan tentang bahan bakar diesel (diesel fuel), pelumas, pendingin dan elektrolit baterai.

DAFTAR ISI
GAMBARAN UMUM PELATIHAN
DAFTAR ISI
PENJELASAN PELATIHAN
SASARAN PEMBELAJARAN
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
REFERENSI
GLOSARIUM
BAB.1. PRINCIPLE OF BASIC MACHINE AND APLIED SCIENCE
Pelajaran 1 : Liquid 2
Pelajaran 2 : Torsi 4
Pelajaran 3 : Elektrik 5
Ringkasan 8
Soal Latihan 9

BAB 11. MECHANICAL ELEMENT


Pelajaran 1 : Fasteners 11
Pelajaran 2 : Bearing 18
Pelajaran 3 : Seal 22
Pelajaran 4 : Belts 26
Ringkasan 29
Soal Latihan 30

BAB 111. MATERIAL


Pelajaran 1 : Bahan Bakar Diesel (Diesel Fuel) 32
Pelajaran 2 : Pelumas 34
Pelajaran 3 : Pendingin 39
Pelajaran 4 : Electrolyte Battery 40
Ringkasan 42
Soal Latihan 43

BASIC MACHINE ELEMENT

DESKRIPSI PROGRAM
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BASIC MACHINE ELEMENT

SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini secara tuntas, siswa dapat menjelaskan mengenai prinsip dasar
mesin diantaranya tentang liquid, torsi dan elektrik. Siswa juga mampu menjelaskan mengenai nama
dan fungsi mechanical element seperti fasteners, bearing, seal dan belt serta mengidentifikasi bagian-
bagiannya. Selain itu, siswa dapat menjelaskan tentang material berupa pengetahuan dasar bahan ba-
kar diesel, pelumas, pendingin dan electrolyte battery.

BASIC MACHINE ELEMENT

SASARAN PEMBELAJARAN

*Petunjuk Bagi Siswa


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini, langkah-
langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
*bacalah dan pahamilah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing
kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada instruktur yang
mengampu kegiatan belajar tersebut.
*kerjakanlah setiap soal latihan yang terdapat pada modul ini untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan
belajar.
*jika belum menguasai tingkat materi yang dihapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebe-
lumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang ber-
sangkutan.
*Petunjuk Bagi Instruktur
Dalam setiap kegiatan belajar instruktur berperan untuk :
*membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.
*membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
*membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan siswa me-
ngenai proses belajarnya.
*membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan
untuk belajar.
*mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

BASIC MACHINE ELEMENT

REFERENSI

Manual :
The Gold Book
Training Aid

BASIC MACHINE ELEMENT

GLOSARIUM

Additive : bahan tambahan


Anti foam : sifat oli untuk tidak mudah berbusa
Anti Rust/corrosion : sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi
Anti wear : sifat oli untuk mencegah keausan
Ash content : besarnya kandungan debu pada fuel
Bearing : berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga aki-
bat bagian yang saling berputar.
Belt : pemindahan tenaga melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan
pulley yang digerakkan
Boiling point : titik didih dari suatu material
Bolt : fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut.
Cetane number : merupakan nilai yang menunjukan kemudahan pembakaran fuel. Cetane num-
ber sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran.
Clamp : digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam.
Coloumb (Q) : banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada se-
buah penghantar.
Coolant : zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine
Density : berat jenis
Drop point : titik lelah, merupakan titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.
Electrolyte battery : material pada battery yang membuat material aktif seperti plate dan asam sul-
fat (sulfuric acid) terjadi reaksi kimia sehingga battery dapat menghasilkan
arus
Extreme : pressure memperbaiki ketahanan oli terhadap tekanan
Fasteners : pengencangan yang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau
komponen menjadi suatu komponen assembly.
Flash point : merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar.
Gasket : mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang kontaknya terhadap
komponen yang dirakit dan bersifat static.
Key : pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley terhadap shaft.
Konduktor : material yang dapat mengalirkan arus listrik, konduktor juga dapat dikatakan
sebagai bahan yang atom-atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil
dari empat pada lintasan (kulit) terluar.
Leverage/mechanical lever : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan
gaya
Liguid : suatu zat atau material yang berbentuk cair
Nut : merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt.
Pin : digunakan sebagai fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pe-
ngunci (lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan.
Pour point : menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir
Pressure : gaya pada satuan luas
O-ring : berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada
Oxidation inhibitor : sifat oli terhadap peristiwa oksidasi
Resistance : hambatan, merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan
melalui sebuah logam, satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya
adalah
Screw : merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt
atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil.
Seal : digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambung-
kan terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan.
Snap ring : merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau
penahan (retainer)
Spesific gravity : rapat relief, merupakan perbandingan (rasio) dan berat jenis (density) suatu zat
cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni.
Stud : merupakan salah satu jenis fasteners berupa stel rod yang memiliki thread pada
Kedua ujungnya.
Tensile strength : kekuatan tarik dari suatu bahan
Thread : ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine
thread)
Viscosity : kekentalan, merupakan ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir.
Washer : merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap
parts atau komponen yang diikat.

BAB 1

PRINCIPLE OF BASIC MACHINE AND APPLIED SCIENCE

Tujuan Bab 1 :
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 1, siswa mampu menjelaskan tentang prinsip dasar
dari liquid, torsi dan elektrik.

Referensi :
The Gold Book
Training Aid

Pelajaran 1 : Liquid

Tujuan pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan prinsip dasar tekanan,
rapat relief, berat jenis, dan kekentalan.
Liquid
*Tekanan (pressure)
tekanan adalah gaya pada satuan luas, pascal menyatakan bahwa “zat cair dalam ruangan tertutup
dan diam (tidak mengalir) mendapat tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah
dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaannya.” Penerapan hokum pascal diilustrasikan
pada gambar dibawah ini :

Gambar (a) menunjukkan bahwa tekanan fluida (oli) yang terdapat dalam hydraulic cylinder mampu
mengangkat sebuah beban. Pada gambar (b) dua buah cylinder mampu mengangkat beban dua kali
lipat dari gambar (a), hal ini terjadi karena menggunakan dua buah piston hydraulic cylinder. Jumlah
piston pada gambar (c) adalah satu buah tetapi piston tersebut memiliki luas permukaan dua kali lipat
dari gambar (a) dan sama dengan gambar (b). Hal tersebut menunjukkan bahwa pergerakan piston
(gaya) dipengaruhi oleh tekanan dan luas penampang, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

F=PXA
Dimana : F = Gaya/force (k g)
P = Tekanan/ pressure (kg/cm2)
A = Luas penampang/ Area (cm2)

Pengukuran tekanan fluida dibagi menjadi dua macam yaitu :


*tekanan gauge
tekanan gauge adalah pengukuran tekanan yang mengabaikan tekanan udara (tekanan atmos-
phere) atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat pengukur tekanan (pressure-
gauge)
*tekanan absolute
tekanan absolute adalah tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara lain.

Tekanan Absolute = Tekanan Gauge + Tekanan Atmosphere

Tekanan diukur menggunakan alat yang disebut dengan pressure gauge dengan satuan kg/cm2, psi
dan atmosphere. Dimana harga 1 kg/cm2 adalah sama dengan 1 atmosphere. Untuk pengukuran teka-
nan rendah yang lebih akurat digunakan manometer berupa gelas pipa yang berisi mercury. Besarnya
tekanan dapat dilihat dari tinggi selisih pada pipa gelas (height of mercury column) dengan satuan
mmHg atau InHg.
Contoh :
Sebuah pressure gauge menunjukkan tekanan sistem sebesar 10 kg/cm2, pada saat tekanan
atmosfer 1,03 kg cm2, maka tekanan sistem yang sebenarnya adalah 11,03 kg/cm2. jadi teka-
nan absolute sistem adalah 11,03 kg/cm2.
*Rapat Relatif (Spesific Gravity) dan Berat Jenis (Density)
Rapat Relatif (specific gravity) adalah perbandingan (ratio) dan berat jenis (density) suatu zat cair
diperbandingkan dengan berat jenis air murni. Specific gravity setiap material berbeda-beda, air mur-
ni mempunyai specific gravity satu, sedangkan battery electrolyte mempunyai specificity graffiti
1,26 – 1,28 pada temperatur 80 derajat F (26,7 derajat celcius)
*Kekentalan (Viscosity)
Viscosity atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi
viskositasnya maka kemampuan mengalirnya semakin berkurang. Misalnya oli memiliki viskositas
lebih baik dari fuel sehingga oli lebih susah mengalir dibandingkan dengan fuel, oli mesin dengan
viskositas rendah bersifat encer dan mengalir dengan mudah dibandingkan dengan oli dengan visko-
sitas tinggi yang bersifat lebih kental dan mengalir lebih lambat. Viskositas dipengaruhi oleh tempe-
ratur bila oli panas maka oli akan menjadi lebih encer dan mengalir lebih cepat dari pada oli dalam
keadaan dingin.

Pelajaran 2 : Torsi

Tujuan Pelajaran 2

Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan prinsip dasar torsi dan
leverage.

Torsi
*Torsi
Torsi adalah gaya puntir atau gaya putar yang mengakibatkan suatu objek berputar pada sumbunya.
sebagai contoh adalah saat mengencangkan sebuah screw dengan menggunakan open end wrench.
Ketika mengencangkan screw dengan pegangan tangan ditengah pegangan kunci, maka tenaga yang
dibutuhkan akan lebih besar dan sebaliknya tenaga yang dibutuhkan akan lebih kecil jika pegangan
tangan diujung dari kunci.

Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa torsi didasarkan pada dua faktor yaitu besarnya tenaga (gaya)
dan jarak, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua faktor itu yang menghasilkan torsi dan dirumuskan
sebagai berikut :

T=Fxr

Dimana : T = Torsi (kgm)


F = Gaya (kg)
r = Jarak (m)

*Leverage
mechanical lever digambarkan dengan sebuah batang atau tongkat atau lurus ditunjuk ditengah-
tengah batang tersebut digunakan untuk memodifikasi atau merubah gerakan dan besar gaya (mene-
ruskan). Jadi mechanical lever adalah suatu alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah
gerakan dan gaya.

Pelajaran 3 : Elektrik

Tujuan pelajaran 2

Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan prinsip dasar arus, te-
gangan dan hambatan.

Elektrik
*Arus
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, semakin tinggi perbedaan antara
dua lever air tersebut maka akan semakin besar aliran/arus air mengalirnya. Hal yang sama juga ter-
jadi pada sistem kelistrikan. Arus listrik mengalir dari lever potensial yang tinggi ke lever potensial
yang rendah, potensial yang tinggi disebut potensial positif (+) dan potensial rendah disebut poten-
sial negatif (-).
Ketika 2 konduktor (A) dan (B) yang bermuatan positif dan negatif di hubungkan dengan kawat peng-
hantar (C), elektron-elektron bebas yang berada pada konduktor (B) akan ditarik oleh konduktor (A)
melalui penghantar (C). Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari konduktor (B) yang bermuatan
negatif ke konduktor (A) yang bermuatan positif. Pergerakan elektron inilah yang kemudian me-
nyebabkan terjadinya arus dari konduktor (A) yang bermuatan positif ke konduktor (B) yang bermua-
tan negatif.

Coloumb (Q) adalah banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada se-
buah penghantar yang besarnya adalah :
1Q = 6.25 x 10 18 elektron

arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik.
1= Q/t

dimana : 1 = arus (ampere)


Q= muatan listrik (coloumb)
t = waktu (detik)

satuan arus listrik adalah coloumb perdetik atau ampere dengan simbol “A”.
1 A = 1000 MA
1MA = 1000 MA
1A = 10 6 MA

*Tegangan
tegangan adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik. Tegangan (voltage) terjadi akibat
adanya beda/ selisih potensial antara dua ujung konduktor. Beda potensial terjadi karena perbedaan
jumlah elektron pada ujung konduktor. Arus listrik akan mengalir dari tegangan yang tinggi (+) ke
tegangan yang rendah (-). Satuan tegangan listrik disebut :voltage” dan disimbolkan “v”.
1mv = 1000 kv
1kv = 1000 v
1v = 1000 mv

voltage dihasilkan antara 2 (dua) titik yaitu satu yang muatan positif dan satu titik yang muatan nega-
tif.
Voltage akan timbul walaupun tidak terjadi aliran arus tetapi tidak akan mengalir bila tidak ada beda
potensial.

*Hambatan
kawat tembaga pada umumnya digunakan untuk menghantarkan arus listrik karena kawat tembaga
memiliki hambatan yang kecil terhadap aliran listriknya.

Ketika elektron bebas berjalan melalui sebuah logam, elektron-elektron itu melalui molekul yang akan
memperlambat kecepatan jalannya. Perlambatan kecepatan itu merupakan hambatan yang umumnya
disebut dengan elektrik resistance atau hambatan listrik. Satuan hambatan listrik adalah ohm dan
simbolnya adalah . hambatan suatu penghantar dikatakan satu bila besarnya hambatan tersebut
menyebabkan mengalirnya arus sebesar 1A, bila pada kedua ujung penghantar dihubungkan dengan
sumber tegangan sebesar 1 volts (pada temperatur konstan). Adapun harga hambatan pada sebuah
penghantar dan temperatur. Harga hambatan dapat dihitung dengan rumus :

material p( ) at 20 C material p( ) at 20 C

cooper, (pure soft) 1.724 x 10 -8 Gold 2.2 x 10 -8


cooper, (hard draw) 1.777 x 10 -8 lead 20.0 x 10 -8
steel (low carbon) 9.96 x 10 -8 mercury 85.1 x 10 -8
cast iron 19.1 x 10 -8 silver 1.59 x 10 -8
aluminium, (soft) 2.73 x 10 -8 zine 6.21 x 10 -8
aluminium, (hard) 2.83 x 10 -8 nichrome 100.0 x 10 -8
nickel, (100% pure) 10.4 x 10 -8 manganin 47.8 x 10 -8

Ringkasan

Liquid
Tekanan adalah gaya pada satuan luas, tekanan dibagi menjadi dua macam yaitu tekanan gauge dan
tekanan absolute. Tekanan gauge adalah tekanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh tekanan
udara (tekanan atmosphere) atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat pengukur
tekanan (pressure gauge). Sedangkan tekanan absolute adalah tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya
tekanan udara lain. Rapat Relief (Spesific Gravity) adalah perbandingan (ratio) dari berat jenis (den-
sity) suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni. Kekentalan (viscosity) atau viscosi-
tas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositasnya maka ke-
mampuan mengalirnya semakin berkurang.

Torsi
Torsi adalah gaya puntir atau gaya putar yang mengakibatkan suatu objek berputar pada sumbunya.
Mechanical lever adalah suatu alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan
menambah gerakan dan gaya.

Elektrik
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik,
arus dilambangkan dengan simbol “A”. Tegangan adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus
listrik akibat adanya beda/ selisih potensial antara dua ujung konduktor. Satuan tegangan listrik di-
sebut “volt” dan disimbolkan “v”. resistance atau hambatan merupakan perlambatan kecepatan elek-
tron bebas yang berjalan melalui sebuah logam. Satuan hambatan listrik adalah ohm dan disimbolnya
adalah .

Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri setelah menyelesaikan materi pelajaran pada
bab 1.

Jelaskan pengertian berikut ini.


1.tekanan adalah ……………..
2.rapat relief adalah …………….
3.kekentalan adalah ……………..
4.torsi adalah ……………………
5.arus listrik adalah …………….
6.tegangan adalah ………………
7.hambatan adalah …………………

BAB 11

MECHANICAL ELEMENT

Tujuan Bab 2 :
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada BAB 2, siswa mampu menjelaskan nama dan fungsi serta
mengidentifikasi tipe dari fasteners, bearing, seals, dan belts.

Referensi :
The Gold Book
Training Aid

Pelajaran 1 : Fasteners

Tujuan pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan nama dan fungsi
masing-masing komponen fasteners dan mengidentifikasi masing-masing fasteners.

Gambaran Umum
Fasteners atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau komponen menjadi
suatu komponen assembly. Fasteners digunakan karena komponen assembly tidak bisa dibuat secara
utuh dari satu bagian sehingga dibuat dari beberapa parts atau komponen untuk mempermudah pem-
buatan, pemasangan, perawatan dan perbaikan. Dibawah ini akan dijelaskan berbagai macam
fasteners.

Bolt
Bolt adalah fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut. Bentuk lain bolt adalah capscrew
yang merupakan fasteners pasangan dari lubang ulir. Dengan demikian, bolt dan capscrew dibedakan
berdasarkan aplikasi pemakaiannya sebagai fasteners. Berbagai macam bolt dan capscrew ditunjukkan
pada gambar berikut :
*spesifikasi bolt
bentuk bolt terdiri atas head body dan thread. Ukuran head dan bolt menentukan berapa ukuran kunci
dan socket yang digunakan.

Ukuran bolt ditentukan oleh diameter puncak thread, sedangkan panjang bolt diukur dari bagian
bawah head ke bagian ujung thread (bolt). Beberapa bentuk bolt memiliki ketentuan penentuan
ukuran panjang yang berbeda seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Ukuran bolt juga ditentukan oleh ukuran thread. Berdasarkan unifled screw thread standard, thread
diukur dengan menghitung jumlah puncak ulir setiap inci dan bolt dapat dinotasikan sebagai berikut :
½ - 20 – UNC – 24 x 3

dimana ½ = diameter luar puncak ulir


20 = jumlah puncak ukir per inch
UNC = c = coarse (ulir kasar) f = fine (ulir halus)
24 = simbol suaian
3 = panjang dalam satuan inch

thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine thread) yang ditandai dengan
notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk fine thread. Coarse thread memiliki alur yang lebih
dalam dan banyak digunakan sedangkan fine thread ulirnya kecil dan digunakan hanya pada
pemakaian tertentu, misalnya untuk pengikat parts yang tipis. Pada standarisasi metrik, ukuran ulir
ditentukan oleh jarak antara puncak ulir terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan ukuran
ulir metrik adalah sebagai berikut :

m 12 x 1.75 – 69 x 80 – 8.8

dimana : m = ukuran ISO metric threads


12 = ukuran Q puncak thread dalam mm
1.75 = kisar dalam satuan mm
69 = simbol suaian
80 = panjang baut
8.8 = class kekuatan baut

*Tingkat (grade) kekuatan bolt


society of automotive engineer (SAE) membuat standarisasi untuk mengklasifikasikan united (inch-
series) bolt dan capscrew pada beberapa grade berdasarkan material, treatment dan tensile strength
(kekuatan tariknya). Selain itu doosan juga membuat standart untuk bolt yaitu DES (doosan enginee-
ring standart). Klasifikasi grade ditunjukkan dengan tanda pada permukaan atas head bolt. Tabel di-
bawah ini menunjukkan spesifikasi dan tanda bolt berdasarkan standarisasi DES.
Standarisasi grade bolt metric di tetapkan oleh international standardization of organization (ISO),
pengklasifikasiannya berdasarkan atas kekuatan tensile dan yield. Tanda angka pada permukaan atas
bolt menandakan klasifikasi kekuatannya. Semua bolt dan capscrew yang ukuran diameternya diatas
4 mm memiliki tanda angka pada permukaan atas head bolt.

Nut
Nut merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt. Nut berbentuk segi
enam (hexagon) atau segi empat dengan lubang berulir kasar atau halus pada bagian tengah bolt
pasangannya. American society for testing material (ASTM) dan SAE memberikan standarisasi untuk
material dan kekuatan pada unified (inch), sedangkan ISO dan ASTM memberikan standarisasi untuk
kelas nut. Nut- metrik yang digunakan di USA diklasifikasikan menjadi 5,9 dan 10. angka ini menun-
jukkan kekuatan tarik (tensile strength) tertinggi dari screw atau bolt yang harus digunakan untuk
mencegah kerusakan. Nut memiliki tiga dimensi penting, yaitu : tebal, lebar (ukuran kunci) dan dia-
meter dalam. Gambar berikut ini menunjukkan berbagai jenis nut.
Washer
Washer merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts atau kom-
ponen yang diikat. Berdasarkan fungsinya washer terdapat beberapa bentuk, yaitu :
*plain washer, mendistribusikan beban pengikat dengan permukaan yang lebih luas dibanding-
kan bolt atau nut serta mencegah kerusakan permukaan part yang diikat.
*helical spring washer, digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut kencang (tidak mudah
kendor) pada part yang menerima getaran atau vibrasi.
*toothed lock washer, digunakan untuk menjamin bolt atau nut tidak mudah kendor akibat
getaran atau vibrasi. Aplikasi ini mirip dengan helical spring washer, toothed lock washer
sendiri banyak digunakan pada pemasangan nut diterminal kabel.
Gambar berikut menunjukkan beberapa macam jenis washer.

Screw
Screw merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt atau capscrew,
akan tetapi berukuran kecil. Screw sebagai pengencang berpasangan dengan nut atau lubang thread.
Driver yang digunakan sebagai pengencang berupa screw driver, kunci L atau socket screw. Gambar
dibawah ini menunjukkan berbagai macam screw.
Stud
Stud merupakan salah satu jenis fasteners berupa steel rod yang memiliki thread pada kedua ujung-
nya. Salah satu ujung thread dikencangkan pada parts atau komponen, sedangkan salah satu ujungnya
mengikat part dengan menggunakan nut, gambar berikut menunjukkan bentuk stud dan pemasangan-
nya sebagai pengikat.
Pins
Pin digunakan sebagai fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci (lock) serta
sebagai pelurus posisi parts yang saling disambngkan. Berbagai bentuk pin ditunjukkan pada gambar
berikut :

Fungsi masing-masing pin :


*cotter pin berfungsi sebagai lock pada clevis pin, stopped nut dan caste nut.
*dowel pin berfungsi sebagai pelurus (alignment) terhadap komponen yang diikat
*clevis pin digunakan sebagai pin engsel untuk U-yoke pada linkage yang dalam pemasangan-
nya dilengkapi cotter pin sebagai lock
*spring pin berfungsi sebagai pengikat yang bersifat self locked pin, spring pin berbentuk
cylinder spring yang berukuran oversize terhadap lubang pin sehingga pada saat dipasang ter-
hadap gaya tekanan dari spring pin terhadap lubang.
*quick lock pin digunakan sebagai lock terhadap pin, dengan demikian quick lock pin berfung-
si untuk membuka atau melepas pin.
*taper pin digunakan sebagai lock terhadap dua komponen yang dipasang tetap.
*grooved pin digunakan sebagai fasteners yang digunakan berpasangan dengan clevis pin
untuk mempermudah melepas dan memasang bagian yang saling berhubungan.

Snap Ring
Snap ring merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan (retai-
ner), contoh menempatkan dan menahan posisi shaft pada hole. Macam-macam bentuk snap ring di-
tunjukkan pada gambar berikut :

Clamp
Clamp digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam, clamp digunakan sebagai
pengikat agar tidak terjadi kebocoran cairan atau udara, tipe clamp ini disebut hose clamp. Bentuk
clamp lain digunakan adalah wire rope. Gambar dibawah ini menunjukkan hose clamp.
Key
Key atau pasak digunakan sebagai lock antara roda sisi atau plley terhadap shaft. Terhadap dua jenis
key yaitu reactangular atau square key dan woodruf key seperti di tunjukkan pada gambar dibawah
ini :

Pelajaran 2 : Bearing

Tujuan pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan nama dan fungsi
masing-masing komponen bearing dan mengidentifikasi masing-masing bearing.

Gambaran Umum
Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang
saling berputar. Bearing dibagi menjadi dua tipe yaitu plain bearing (friction bearing) dan anti friction
bearing.
Plain Bearing
Plain bearing mengurangi gesekan karena adanya sliding contact antara permukaan yang saling ber-
gesekan. Plain bearing disebut juga dengan bushing atau bearing. Bushing dan bearing memiliki
pengertian yang hampir sama, secara umum dapat dibedakan berdasarkan kriteria berikut :
plain bearing disebut bushing apabila :
*berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press terhadap lubang.
*memungkinkan proses finishing pada bagian dalam dari bushing untuk mendapatkan penye-
suaian yang tepat.
*digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan sampai berat atau putaran se-
dang dengan beban ringan.
Plain bearing disebut split bearing apabila :
*berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk menjalankan fungsinya digunakan dua
buah sleeve setengah lingkaran (satu pasang).
*digunakan untuk putaran tinggi.
Plain bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada kecepatan putar shaft, beban yang
didukung dan tipe pelumasan yang digunakan. Plain bearing terbuat dari kayu, karet, plastik, besi
tuang, tembaga, kuningan dan perunggu. Berdasarkan pelumasannya plain bearing digolongkan men-
jadi :
pelumasan kering : tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang saling bersinggungan
pelumasan terbatas : pelumasan dengan kondisi lapisan film tipis antar bagian yang saling ber-
gesekan.
Pelumas penuh : keseluruhan permukaan yang bersinggungan dipisahkan oleh lapisan.

Anti Friction Bearing


Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing, yaitu :
*Ball Bearing
*Roller Bearing
*Needle Bearing

Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan (hardened steel). Dimana bagian-bagian utama
dari anti friction bearing adalah :
*Race adalah cincin bagian dalam (inner race) dan cincin bagian luar (outer race) sebagai
tempat dudukan elemen gelinding.
*Ball, rollers atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi gesekan.
*Separator atau cages adalah pengatur jarak antara element gelinding.
*Ball Bearing
ball bearing memiliki empat macam race, yaitu :
*Conrad bearing
*full type bearing
*split race bearing
*angular contact bearing.

Ball bearing dibagi menjadi empat macam berdasarkan beban yang diterimanya, yaitu :
*Radial Load Bearing
*Radial and Thrust Load Bearing
*Self Aligning Radial Load
*Thrust Load Bearing
*Roller Bearing
roller bearing digunakan untuk menumpu beban yang lebih besar dibandingkan dengan ball bearing.
Berdasarkan beban yang di terima roller bearing digolongkan menjadi :
*radial load, straight roller bearing
*radial and thrust load, tapered roller
*self aligning, radial and thrust load
*self aligning, radial and thrust load concave roller bearing.

*Needle Bearing
needle bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk jarum, karena bentuknya
tersebut maka needle bearing banyak digunakan untuk tempat dengan ruang terbatas. Jenis needle
bearing meliputi radial bearing dan thrust load bearing.
Pelajaran 3 : Seals

Tujuan pelajaran 3
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu menjelaskan nama dan fungsi
masing-masing komponen seals dan mengidentifikasi masing-masing seals.

Gambaran Umum
Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap ke-
bocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. terdapat dua jenis bentuk seals, yaitu :
*dynamic seal digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak, contoh :
*radial lip seal
*clearance seal
*ring seal
*compression packing
*molded packing
*diaphragma seal
*static seal digunakan sebagai perapat pada parts statis (fixed parts) :
*static o-ring
*metallic gasket
*non metallic gasket
*sealant

Radial lip seal (oil seal)


Radial lip seal digunakan sebagai penyekat untuk pelumas pada sistem yang memiliki shaft berputar.
Radial lip seal ini biasa disebut juga oil seal. Penyekat atau perapatan (sealing) berdasarkan perbedaan
ukuran antara elemen seal dan diameter luar shaft merupakan dasar prinsip sealing, juga ditambahkan
spring dibelakang lip seal. Antara lip seal dengan shaft harus terdapat lapisan film sebagai perapat
dan pelumas. Bila lapisan film terlalu tebal, maka cairan akan bocor tetapi bila terlalu tipis akan
timbul gesekan dan keausan pada lip seal. Tebal tipisnya lapisan film dipengaruhi oleh tekanan lip
seal. Oil seal dibedakan berdasarkan bentuk lip seal. Dibawah ini merupakan gambar lip seal atau oil
seal dan bentuk dasarnya untuk single lip dan double lip.

Macam-macam lip seal adalah :


*single lip seal: lip tidak menggunakan spring loaded. Untuk sealing cairan kental seperti
grease pada shaft dengan kecepatan lambat.
*single lip spring loaded : spring loaded membantu kerapatan seal, digunakan untuk sealing
cairan dengan viskositas yang rendah pada shaft kecepatan putar tinggi dan pada daerah yang
tidak berdebu.
*double lip : lip seal menghadap berlawanan arah dengan tambhan spring loaded pada kedua
sisinya. Digunakan sebagai sealing terhadap cairan pada lip yang dilengkapi dengan spring
loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan sealing terhadap debu atau partikel.
*dual lip : lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada kedua sisinya.
Digunakan sebagai sealing terhadap pelumas kental pada salah satu sisi dan sebagai sealing
terhadap cairan pada sisi yang lain.
Pemasangan oil seal harus diperhatikan untuk mencegah kerusakan dini atau kebocoran akibat rusak-
nya lip seal. Lip mudah sobek dan rusak. Sebelum dipasang seal harap disimpan secara aman, jauh
dari panas dan debu.

Packing
Packing digolongkan menjadi dua tipe yaitu compression packing dan molded packing. Compression
packing membentuk ketika packing tersebut dipasang dan tertekan antara alur polos dan housing. Ga-
ya tekan mengakibatkan packing mengambang sealing terhadap alur pada poros maupun pada
housing. Terdapat tiga jenis compression packing, yaitu : fabric (serat), metallic dan plastik. Gambar
berikut menunjukkan bentuk compression packing.

Molded packing merupakan dynamic seal, terdiri dari dua tipe yaitu lip type dan squeeze type. Jenis-
jenis lip type adalah flange, cup, u-cup, u-ring dan v-ring. Jenis squeeze type adalah o-ring dalam
berbagai bentuk. Lip type packing melakukan sealing karena adanya gaya tekan fluida atau udara
yang menyebabkan lip mengembang. Gambar berikut menunjukkan contoh pemakaian packing pada
piston dan cylinder head dari hydrolic cylinder.

o-ring
o-ring berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada proses pemasangan. Proses sealing ter-
jadi akibat tekanan cairan menekan o-ring. Static o-ring memberikan sealing terhadap komponen
statis untuk mencegah cairan fluida atau udara.

Dynamic o-ring digunakan sebagai sealing terhadap fluida pada bagian komponen yang saling ber-
gerak. Terdapat tiga penggunaan o-ring, yaitu :
*reciprocating, bila digunakan sebagai seal piston ring atau sealing pada sekitar piston rod.
*oscillating bila seal berputar bolak-balik pada derajat yang terbatas atau seal berputar bebe-
rapa kali putaran pada saat proses sealing.
*rotating, apabila o-ring memberikan sealing terhadap shaft yang berputar pada dynamic dalam
o-ring.
Gambar berikut menunjukkan berbagai macam o-ring yang telah terpasang pada komponen.

Gasket
Gasket merupakan static, mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang kontaknya terhadap
komponen yang dirakit. Faktor utama dalam penggunaan gasket adalah seal material dapat me-
nyesuaikan bentuk (conform) terhadap ketidak sempurnaan kontak antara bidang permukaan bentuk
gasket terhadap permukaan kontak.
Pada pemasangan gasket sebagai penyekat perlu diperhatikan besarnya tekanan pada saat pe-
masangan. Semakin kuat tekanan diberikan pada gasket tidak berarti akan menghasilkan kemampuan
sealing yang semakin baik. Tekanan minimum yang diperlukan gasket tergantung pada :
*jenis material gasket
kemampuan sealing minimum tergantung pada tingkatan jenis material gasket. Material yang
digunakan adalah asbestos cork, rubber, plastic sand paper atau campuran material tersebut.
*tekanan dalam (internal pressure)
internal pressure cenderung menekan fluida keluar melalui seal assembly. Hal penting untuk
menentukan seberapa besar tekanan flange diperlukan untuk menekan seal.
*fluida yang disealing
viskositas fluida yang terdapat pada tempat dimana gasket berfungsi sebagai penyekat menen-
tukan tekanan yang diperlukan untuk mengencangkan gasket.
*width/thickness ratio
penurunan kekuatan tekanan terhadap kenaikan ketebalan gasket sering dengan perbandingan
lebar sealing gasket terhadap kenaikan ketebalan gasket pada saat tidak ditekan. Dengan kata
lain semakin kecil perbandingan antara kotak permukaan sealing terhadap tebal gasket
membutuhkan kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, gasket memiliki lubang
bolt yang letaknya tidak boleh terlalu dekat terhadap sisi dalam gasket.

Pelajaran 4 : Belts

Tujuan pelajaran 4
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 4, siswa mampu menjelaskan nama dan fungsi
masing-masing komponen belts dan mengidentifikasikan masing-masing belts.
Gambaran Umum
Belt memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan pulley yang di-
gerakkan. Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan belt untuk memindahkan tenaga
tergantung pada :
*tegangan belt terhadap pulley
*gesekan antara belt dan pulley
*sudu kontak antara belt dan pulley
*kecepatan belt.

Round Belts
Round belts terbuat dari solid rubber atau rubber dengan cord. Belt ini hanya digunakan untuk beban
ringan seperti untuk sewing machiac projector film.

Flat Belts
Penggunaan flat belts semakin berkurang dengan digunakannya V-belts pada sistem pemindah tenaga.
Flat belt terbuat dari leather rubberizer fabric dan cord. Flat belt semakin tidak digunakan karena
membutuhkan pulley yang lebih besar, tempat yang luas dan kurang flexible. Flat belt juga diperguna-
kan sebagai conveyor belt bilamana belt tersebut membawa beban. Flat belt umumnya digunakan
sebagai pemindah tenaga high power untuk mesin penggerak yang terpisah dengan mesin yang di-
gerakkan. Contoh : sawmills.

V-belts
V-belts banyak digunakan untuk memindahkan beban antara pulley yang berjarak pendek. Gaya jepit
ditimbulkan oleh bentuk alur V. gaya tarik atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt
yang kuat. Keuntungan V-belts adalah :
*gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan perbandingan kecepatan
yang lebih tinggi.
*meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan beban.
*memiliki lever vibrasi dan noise yang lebih rendah.
*mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan perawatan.
*efficiency transmisinya tinggi (mencapai 45%).
Banded V-belts
Banded V-belts adalah multiple V-belt yang dibentuk cetak permanen tie band. Banded V-belts me-
ngurangi timbulnya masalah pada penggerak dimana belts bergeser, melintir dan terlepas dari alurnya.

Linked V-belts
Linked v-belt dibentuk dari multiple belt yang disusun saling menyambung. Digunakan untuk peng-
gerak-penggerak besar dengan memiliki jarak center yang tetap, dimana terdapat kesulitan untuk
memastikan ukuran belts yang tetap. Link dapat ditambah atau dikurangi untuk mendapatkan panjang
belt yang tetap.

Timing Belts
Timing belt merupakan aksi gabungan antara chain dan sprocket pada bentuk plat belt. Bentuk dasar-
nya merupakan flat yang dimiliki gigi-gigi berukuran sama pada permukaan kotak dengan gigi
pulley. Sebagaimana penggerak gear rantai, membutuhkan kelurusan pada perpasangan pulley.
Keuntungan timing belt :
*tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.
*membutuhkan perawatan yang ringan
*mampu digunakan pada range beban yang lebar
*memiliki efficiency mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan atau slip, initial tension ber-
kurang dan memiliki konstruksi yang tipis.

V-Ribbed Belts
V-ribbed belts merupakan gabungan alur luar berbentuk V-belts. Lapisan inti penguat terdapat pada
bagian daftar belt. Sebagaimana v-belt kemampuan memindahkan power tergantung pada aksi jepit
antara alur dan belt.
Ringkasan

Fasteners
Fasteners atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa part atau komponen menjadi
suatu komponen assembly. Jenis-jenis fasteners adalah sebagai berikut :
*Bolt
*Nut
*Washer
*Screw
*Stud
*Pin
*Snap Ring
*Clamp
*Key

Bearing
Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang
saling berputar. bearing dibagi menjadi dua tipe yaitu plain bearing (friction bearing) dan anti friction
bearing. Plain bearing mengurangi gesekan karena adanya sliding contact antara permukaan yang
saling bergesekan. Jenis anti friction bearing adalah ball bearing, roller bearing dan needle bearing.

Seal
Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap ke-
bocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. terdapat dua jenis bentuk seal yaitu dynamic seal
dan static seal. Dynamic seal digunakan sebagai perapat pada parts statis (fixed parts).
Belts
Belts berfungsi untuk memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan
pulley yang digerakkan. Belt terdiri atas beberapa jenis, diantaranya yaitu :
*Round belt
*Flat belt
*V-belts
*Banded V-belts
*Linked V-belts
*Timing belt
*V-ribbed belts

Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri setelah menyelesaikan materi pelajaran pada
bab 2.

Jawab dengan singkat dan jelaskan pertanyaan-pertanyaan berikut ini !


1.sebutkan dan jelaskan beberapa bentuk washer berdasarkan fungsinya?
2.sebutkan lima buah pin dan sebutkan fungsinya :
a………..
b……….
c……….
d……….
e……….

3.jelaskan perbedaan plain bearing sebagai bushing dan plain bearing sebagai split bearing ?
4.sebutkan dan jelaskan penggunaan o-ring?
5.sebutkan keuntungan V-belts?

BAB 111

MATERIAL

Tujuan Bab 3 :
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada BAB 3, siswa mampu menjelaskan pengetahuan dasar
bahan bakar diesel, pelumas, pendingin (coolant) dan electrolyte battery.

Referensi :
The Gold Book

Pelajaran 1 : Bahan Bakar Diesel (Diesel Fuel)

Tujuan pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan pengetahuan tentang
dasar bahan bakar diesel.

Pengetahuan Umum Bahan Bakar Diesel


Diesel fuel merupakan hasil proses distilasi terhadap crude oil, dengan cara memanaskan crude oil.
Gambar berikut menunjukkan proses distilasi sehingga diperoleh diesel fuel. Crude oil dituangkan
dari bagian atas tower pemisah dan dipanaskan pada bagian bawah. Akibat proses pemanasan di-
peroleh berbagai tingkatan hasil distilasi berdasarkan boiling point yang bebeda.
Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel oil yang memiliki boiling point 240 derajat cel-
cius – 350 derajat celcius dan dihasilkan dari proses distilasi setelah kerosene. Field dari jenis light
diesel oil ini sesuai dipergunakan untuk diesel engine kecil maupun besar kecepatan tinggi. Doosan
merekomendasikan light diesel oil untuk engine doosan. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan
pada spesifikasi fuel adalah :
*Specific Gravity
fuel dengan viskositas dan boiling point tinggi memiliki specific gravity yang lebih tinggi dari pada
fuel dengan viskositas dan boiling point rendah. Pada temperatur konstan dan pajang langkah injeksi
yang sama diperoleh jumlah bahan yang diijinkan lebih banyak dibanding dengan specific yang
tinggi.
*Flash Point
fuel dengan flash point rendah lebih mudah penyalaannya (ignition), perlu penanganan yang hati-hati
terhadap fuel dengan point rendah. Flash point merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur
penyalaan bahan bakar.
*kandungan sulfur
kandungan sulfur pada fuel akan bereaksi dengan oksigen pada saat pembakaran sehingga meng-
hasilkan Asam Sulfat (Sulfuric Acid). Asam sulfat ini akan bersifat korosif terhadap engine. Maksi-
mum kandungan sulfur pada fuel 0.5 % dengan jadwal penggantian oli setiap 250 Hm. Bila kan-
ndungan sulfur pada fuel lebih tinggi dari 0.5 % jadwal penggantian oli harus dipercepat.
*Pour Point
pour point menunjukkan temperatur rendah fuel dapat mengalir. Pour point yang tinggi mengakibat-
kan fuel susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan starting menjadi buruk.
*Cetane Number
cetane number merupakan nilai yang menunjukkan kemudahan pembakaran fuel. Cetane number
sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. Cetane number rendah mengakibatkan pem-
bakaran yang kurang bagus misalnya terjadi pembakaran tunda (detonasi), sulit start, pada tem-
peratur rendah tercampurnya oli oleh fuel yang tidak terbakar. Sedangkan cetane number yang
terlalu tinggi mengakibatkan pembakaran terlalu mudah sehingga terjadi knocking pada ruang bakar.
*Ash content
ash pada fuel sebenarnya terdiri dari tiga tipe yaitu particle padat (solid particle), campuran garam
inorganic (in organic salt solution) dan oli soluble organic. Rata-rata kandungan ash (ash content)
pada fuel diesel oil adalah 0.02- 0.03%. kenaikan kandungan ash disebabkan oleh debu dan kotoran
dari luar. Masing-masing produk engine memiliki spesifikasi fuel yang dipersyaratkan dalam peng-
gunaan. Gunakan spesifikasi fuel sesuai rekomendasi dalam mengoperasikan engine.

Penanganan Fuel
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani fuel adalah :
*fuel harus ditangani secara hati-hati agar tidak terjadi kontaminasi terhadap air, debu, kotoran atau
minyak tanah
*jangan menggunakan pompa dan hose bergantian untuk diesel fuel, karosene dan oli.
*bila fuel disimpan dalam drum, maka :
*tempatkan drum terlindung dari sinar matahari atau panas
*tumpuk drum pada posisi mendatar dan posisikan tutup drum tertutup oleh fuel (tutup fuel
pada posisi jam 3 atau jam 9).
*gunakan fuel resevoir (fuel tank) untuk penyimpanan fuel dalam skala besar dan pastikan adanya
drain cek untuk membuang endapan atau air.

Pelajaran 2 : Pelumas

Tujuan pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan pengetahuan dasar pelu-
mas yaitu oli dan grease.

Oli
Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari-hari yaitu solid lubricant
dan liquid lubricant. Oli merupakan jenis liquid lubricant sedangkan grease merupakan salah satu
bentuk solid lubricant. Oli (oil) dibuat dari “base oil” dan “additive” (bahan tambahan). Terdapat tiga
jenis base oil yang digunakan :
*crude oil (minyak bumi) :
*parrafinis base oil
*naptanic base oil
*aromatic base oil
*natural oil (minyak nabati)
*syntetic oil (bahan kimia)
*Additive
additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat mutu oli seperti :
*extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan
*viskositas index (vi) improves memperbaiki nilai viskositas oli
*anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah keausan
*anti rust/ corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi
*oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi
*dipersant
*anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.
Oli terbuat dari 80-85% based oil dan 15- 20% additive. Mutu oli tidak dapat dengan melihat bentuk
fisik maupun merasakannya dengan panca indra. Oli diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli :
*engine oil
*hydraulic oil
*gear oil
*brake oil
*automotatic transmission fluida (ATF).
Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan yang diukur berdasar atas angka kekentalan kine-
matisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa metode uji, salah satunya
menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis yang ditanyakan dalam centi stoke
(cST).berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade-grade ter-
tentu dalam viskositas grade. Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan
pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai
pedoman standard kekentalan pelumas. Badan yang mengeluarkan standard tersebut diantaranya
adalah :
*SAE (Society Of Automatic Engineers) dengan skala SAE 10, SAE20, SAE30, SAE40, SAE-
20W-50, SAE90 dst.
*AGMA (American Gear Manufaturer Association) dengan skala AGMA1, AGMA2, AG-
MA3, AGMA4,5,6,7,8,8A.
*ISO (Internation Standardization Organization) dengan skala 32- 1500.
*API (American Petroleum Institute)
*oli untuk gasoline engine : SA, SB, SC, SD, SE and SF
*oli untuk diesel engine : CA, CB, CC, CD, CE and CF

*viskositas index
viskositas index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil terhadap
perubahan temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh panas atau temperatur oli akan
menjadi encer akibat panas. Oli berdasar viskositas indexnya dikelompokkan menjadi empat golo-
ngan, yaitu :
*rendah bila nilai viskositas indexnya 1-29
*sedang bila nilai viskositas indexnya 30- 79
*tinggi bila nilai viskositas indexnya 80- 100
contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya ber-
beda. Perbedaannya ada dibawah tabel ini :

Tabel oli dan viskositas index

Nama Oli No SAE Viskositas Index Viskositas Viskositas


cinematic 40 C Cinematic 1000
C
Mesran B-30 30 103 91 cST 10.79 cST
Mesran 30 30 107 98 cST 11.63 cST
No SAE menunjukkan viskositas grade yang dikeluarkan SAE. Mesran 30 memiliki viskositas index
yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pe-
lumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pem-
buat mesin. Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.

Tabel jenis produk pelumas dan spesifikasi pemakaian.

No Jenis produk pelumas Spesifikasi pemakaian


1 Mesran Dianjurkan untuk melumasi kendaraan dengan bahan
bakar bensin dengan menghendaki pelumasan yang
sempurna
2 Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran
tinggi beban ringan dengan turbocharged an mesin
bensin yang memerlukan pelumas jenis ini
3 Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non
turbocharge yang memakai bahan bakar solar dan
mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini
4 Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang
dilengkapi dengan supercharge dan menggunakan
bahan bakar solar.

Grease
Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak pelumas yang didapatkan dengan
campuran sabun metalic atau non sabun metalic dan additive. Berikut skema beban yang digunakan
pada pembuatan grease.
Base Oil + Additive + Thickening Agent + Filter
*Extreme Pressure *Calcium Soap (Ca) Graphite
*Anti Wear *Lithium Soap (Li) MSO2
*Anti Corrosion *Sodium Soap (Sa) Copper
Hake, dll
*Oxidation inhibit *Aluminium Soap (Al)
*Pour Point *Silica Gel
*V1 improver’s *Bentane
*Anti foam

Liquid Lubricant (Oil)

Semi Solid Lubricant (Grease)

*Klasifikasi Grease
Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kekerasan (consistency). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan oleh National Lub-
ricating Institute (NLGI), yang membagi tingkat kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasan (000-
6). Penentuan kekerasan ini diuji berdasarkan persyaratan uji ASTM D217 (American Standard Too-
Testing and Material) dengan mengukur jarak penetrasi grease (1/10 mm). pada temperatur 25 dera-
jat celcius dengan alat one quarter scale cone equipment. Table berikut menunjukkan klasifikasi ting-
kat kekentalan grease yang ditetapkan oleh NLGI.
Tabel Grease Standard NLGI

NLGI No penetration at 25 derajat celcius (ASTM D 1/10 MM)


000 …………………………………………………… 445/475
00……………………………………………………. 400/430
0……………………………………………………..355/385
1……………………………………………………. 310/340
2……………………………………………………. 265/295
3……………………………………………………. 220/250
4……………………………………………………. 175/205
5……………………………………………………. 130/160
6……………………………………………………. 85/115

*Spesifikasi Grease
Spesifikasi dipengaruhi oleh cirri fisik grease yang menentukan kemampuan grease sebagai pelumas
*penetration atau penetrasi adalah kemampuan grease melakukan penetrasi dipengaruhi oleh
kekentalan grease. Semakin kental/ keras grease angka penetrasinya semakin kecil. Grease
dengan kemampuan penetrasi tinggi akan mampu memberikan pelumasan pada celah yang
kecil dengan baik.
*drop point atau titik lelah adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas. Drop
point menentukan suhu kerja maksimum grease yang biasanya ditentukan dibawah drop point.
Pokok- pokok pelumasan yang benar
*pastikan bahwa jenis pelumas yang digunakan sesuai untuk setiap titik/ bagian pelumasan
sesuai rekomendasi pembuat mesin.
*berikan pelumasan atau penggantian pada selang waktu yang tetap sesuai rekomendasi pem-
buat mesin.
*berikan pelumasan atau penggantian pelumas dengan cara yang tetap dan sesuai petunjuk
OMM.
*berikan pelumasan dalam jumlah yang tepat sesuai petunjuk perawatan dan pengoperasian.
*jaga agar pelumas tetap bersih dengan cara menutup tempatnya dan menjaga kebersihan ruang
penyimpanannya
*berikan pelumasan dengan perataan yang bersih dan cegah terjadinya kontaminasi pelumas.
Penyimpanan dan pemasangan pelumas
Pelumas sedate mungkin dibawah atap sehingga tidak terpengaruh cuaca. Apapun bentuk kemasan/-
tempat pelumas bila sudah pernah dibuka dan isinya sudah dipakai haruslah ditutup kembali. bila pe-
nyimpanan drum yang belum dibuka diluar tidak dapat dihindarkan maka beberapa tindakan pencegah
harus dilakukan.
*drum sebaiknya disimpan dengan posisi tidur, dengan posisi tutup membentuk garis horizon-
tal (jam tiga atau sembilan)
*apabila oleh suatu sebab drum harus disimpan berdiri, drum harus terlepas dari tanah dan di-
lepaskan dengan posisi terbalik (tutp dibawah). Bila tidak mungkin posisikan drum miring
agar air hujan tidak mengenai tutup.
*gunakan lap untuk membersihkan hose atau peralatan lain, tetapi jangan gunakan lap dari
bahan katun wool lepas yang cenderung meninggalkan serat pada saat digunakan lap.

Pelajaran 3 : Pendingin (Coolant)

Tujuan pelajaran 3
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu menjelaskan tentang pengetahuan
dasar pendingin (coolant)
Pengertian Umum
Coolant adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama coolant adalah
sebagai penyerap panas, pada bagian-bagian engine seperti cylinder block & cylinder head. Sifat-sifat
yang harus dimiliki coolant diantaranya sebagai berikut :
*memiliki sifat penyerap panas/ sebagai media pemindah panas
*mencegah terjadinya/ timbulnya endapan pada sirkuit sistem pendingin
*tidak berakibat korosif logam besi tembaga ataupun alumunium.
Air merupakan media praktis sebagai penyerap panas walaupun demikian lambat laun air dapat me-
nyebabkan korosi dan karena kandungan mineral dalam air dapat mengakibatkan timbulnya endapan
pada permukaan saluran pendingin. Clorida, sulfat, magnesium dan calsium pada air dapat menyebab-
kan scale deposit dan sludge deposit atau korosi. Air yang telah mengalami distilasi atau detonasi di-
rekomendasikan penggunaannya untuk mengurangi efek yang dibutuhkan oleh kandungan mineral
pada air. Kandungan maksimum mineral dalam air pendingin ditunjukkan dalam tabel berikut :

Minerals Parts per million Grains per galon


Chloride 40 2.5
Sulfates 100 5.8
Total dissolved 340 20
Magnesium & calsium 170 10

Selain batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam atau bersifat basa atau
memiliki pH 7, selain itu air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.

Pelajaran 4 : Electrolyte Battery

Tujuan pelajaran 4
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 4, siswa mampu menjelaskan tentang pengetahuan
dasar electrolyte battery.

Pengertian Umum
Battery menghasilkan arus berdasarkan reaksi kimia antara material aktif seperti plate dan asam sulfat
(sulfuric acid) dari larutan electrolyte. Larutan electrolyte tersebut dari campuran antara air suling
(H2O) dan asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi larutan H2O 64% dan H2SO4 36%. Skema
berikut menggambarkan komposisi larutan electrolyte.

64% water + 36% Acid = Electrolyte


(Sp. Gr = 1.00) (Sp. Gr = 1.835) (Sp. Gr = 1.270)

Electrolyte pada saat kondisi battery fuel charge merupakan campuran dari concentrate asam sulfat
pada air seperti pada skema diatas yang memiliki specific gravity 1.270 pada 27 derajat celcius. Tega-
ngan pada cell battery tergantung pada perbedaan kimia antara plate (aktif material) dan konsentrasi
atau kandungan electrolyte. Battery terdiri dari plate positif yang terbuat dari peroksida timbal (pbO2)
plate negatif yang terbuat dari timbal (Pb) dan larutan electrolyte (H2SO4). Pada saat discharge arus
battery dihasilkan dan peristiwa reaksi kimia sbb: plate positif (PbO2) terbuat dari campuran antara
timbal (Pb) dan oksigen (O2) sedangkan asam sulfat (S) dan oksigen. Oksigen pada plate positif dan
hydrogen pada asam sulfat bereaksi membentuk air (H2). Saat yang sama timbale (Pb) pada plate
positif maupun negatif bereaksi dengan SO4 sehingga menjadi PbSO4.

PbSO4 + 2H2SO4 + Pb ………………….. PbSO 4 + 2H2O + PbSO4.


Pada saat proses charging terjadi reverse proses kimia pada larutan electrolyte battery. Timbale sulfat
(PbSO4) terurai menjadi Pb dan SO4. sedangkan air (H2O) terurai menjadi hydrogen dan bereaksi
dengan SO4 menjadi asam sulfat (H2SO). Pada saat yang sama oksigen (O2) terurainya H2O diikat
oleh timbal (Pb). Plate positif membentuk timbale (PbO2)

PbSO 4 + 2 H2O + PbSO4 ……………. PbO2 + 2H2SO 4 + Pb

Pada saat proses discharging, specific gravity electrolyte battery mengalami penurunan karena pada
saat tersebut sulfuric acid (asam sulfat) diikat oleh timbal sehingga menjadi timbale sulfat (PbSO4)
sehingga yang tersisa dari electrolyte adalah air. Pada peristiwa charging specific, gravity larutan
electrolyte akan naik karena pada saat tersebut terbentuk larutan asam sulfat (H2SO4) specific gravity
dan tegangan battery.
Tabel Spesific gravity dan voltage pada kondisi charge

Kondisi Charge (%) 100 95 0.75 0.5 0.25


Specific gravity 1.265 1.230 1.230 1.2 1.175
Voltage (V) 12.6 12.5 12.5 12.4 12.2

Pada proses charging H2O terurai H2 dan O2 untuk bereaksi dengan Pb dan SO. Gas H2 bersifat mu-
dah terbakar dan explosive sehingga perlu terdapat ventilasi yang cukup dan dari api. Bila melakukan
charging dengan charger tutup battery harus dibuka dan pastikan lubang ventilasi tutup battery selalu
bersih, battery yang mengalami over charging ditandai dengan penambahan air battery yang berle-
bihan, karena H2O menguap pada saat reaksi charging yang berlebihan sehingga temperatur mengala-
mi kenaikan yang berlebihan pula. Untuk menambah lever electrolyte battery gunakan air suling
(H2O).

Ringkasan

Diesel Fuel
Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel oil yang memiliki boiling point 240 derajat
celcius – 350 derajat celcius dan hasil dari proses distilasi setelah kerosene. Doosan merekomendasi-
kan light diesel oil untuk engine doosan. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi
fuel adalah :
*Spesific Gravity
*Flash Point
*Kandungan sulfur
*Pour Point
*Cetane Number
*Ash Content

Pelumas
Oil merupakan jenis liquid lubricant dan diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oil yaitu engine oil,
hydraulic oil, gear oil, brake oil dan automotatic transmission fluida (ATF). Viskositas grade adalah
angka yang menunjukkan tingkat kekentalan oil. Standard kekentalan oil dikeluarkan beberapa badan
sebagai pedoman standard kekentalan pelumas. Badan yang mengeluarkan standard tersebut diantara-
nya adalah SAE, AGMA, ISO dan API. Grease merupakan pelumas berbentuk padat (solid lubricant).
Grease diklasifikasikan berdasakan tingkat kekerasan (consistency) klasifikasi tingkat kekerasan
grease ditentukan oleh national lubricating institute (NLGI) yang membagi tingkat kekerasan grease
menjadi 9 tingkat kekerasan. Spesifikasi grease dipengaruhi oleh cirri fisik grease yang menentukan
kemampuan grease sebagai pelumas. Cirri fisik tersebut adalah penetration atau penetrasi dan drop
point atau titik lelah.

Pendingin
Pendingin (coolant) adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama coo-
lant adalah sebagai penyerap panas, pada bagian-bagian engine seperti cylinder block & cylinder
head. Batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam, basa dan memiliki pH 7. Se-
lain itu air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.

Electrolyte Battery
Electrolyte battery membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi
kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. Larutan electrolyte tersebut terdiri dari campuran
air suling (H2O) dan asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi larutan H2O 64% dan H2SO4 36%.
Jika larutan elektrolit berkurang maka untuk menambah lever electrolyte battery hanya menggunakan
air suling (H2O).

Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri setelah menyelesaikan materi pelajaran pada
bab 3.

Jawab dengan singkat dan jelas pertanyaan-pertanyaan berikut ini !


1.sebutkan dan jelaskan tiga hal yang harus diperhatikan pada spesifikasi fuel :
(a)………….
(b)………….
(c)………….

2.sebutkan lima macam jenis oli dan badan yang mengeluarkan standard oli berdasarkan
kekentalannya ?
3.jelaskan cirri fisik grease yang menentukan kemampuan grease sebagai pelumas.
4.sebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh coolant?
5.jelaskan mengenai larutan elektrolit pada batteri?

Anda mungkin juga menyukai