1
DIESEL ENGINE REPAIR
Hak cipta dilindungi undang-undang. Reproduksi setiap bagian buku ini tanpa izin dari pemilik hak
cipta adalah melanggar hukum. Permintaan izin atau informasi lebih lanjut harus ditujukan kepada
Manager, Asia Pacific Learning, Australia.
Material subyek ini diterbitkan oleh Caterpillar of Australia Pty Ltd dengan pemahaman bahwa:
1. Caterpillar of Australia Pty, Ltd, para pejabat, penulis, atau pihak-pihak lain yang terlibat
dalam persiapan publikasi ini tidak memiliki tanggung jawab kontraktual, tidak langsung, atau
bentuk tanggung jawab lain terhadap pihak mana pun (pembeli dari terbitan ini atau bukan)
dalam hal penerbitan atau konsekuensi yang ditimbulkan atas penggunaannya, termasuk
semua penghapusan seluruh atau bagian apa pun dari isi terbitan ini yang dibuat oleh siapa
pun yang dipercayakan.
2. Caterpillar of Australia Pty, Ltd tidak bertanggung jawab terhadap setiap orang atas apa pun
dan konsekuensi dari apa pun yang sudah dilakukan atau akan dilakukan oleh seseorang
yang mengandalkan, baik seluruh maupun sebagian, pada seluruh atau salah satu bagian
dari isi bahan subyek ini.
Penghargaan
Ucapan terima kasih khusus kepada Keluarga Caterpillar atas kontribusi mereka dalam meninjau
kurikulum untuk program ini, khususnya:
Insinyur dan instruktur Caterpillar
Insinyur dan instruktur dealer
Institusi Caterpillar
PENDAHULUAN MODUL
Judul Modul
Perbaikan Mesin Disel
Uraian Modul
Modul ini mencakup pengetahuan dan keterampilan mengenai Perbaikan Mesin Disel. Setelah
menyelesaikan modul ini dengan memuaskan maka para siswa dengan kompeten akan mampu
menservis dan memperbaiki Mesin Disel.
Prasyarat
Modul berikut ini harus diselesaikan sebelum penyampaian modul ini:
APLBUS006 - Kesehatan & Keselamatan Kerja
APLTCL001 - Air Induction & Exhaust System
APLTCL006 - Measuring Tools
APLTCL007 - Workshop Tools
APLTCL008 - Diesel Fuel System (NSFS & MUI)
APLTCL010 - Bearing dan Seal
APLTCL035 - Basic Engine System
Metoda Penilaian
Ruang Kelas dan Bengkel
Untuk dapat menyelesaikan modul ini dengan memuaskan, para siswa harus memperlihatkan
kompetensi di dalam semua hasil pembelajaran. Sebagai konsekuensi, kegiatan dan penilaian akan
mengukur semua persyaratan modul yang diperlukan.
Untuk modul ini, para siswa harus berpartisipasi di ruang kelas dan dalam kegiatan praktek di bengkel
serta dengan memuaskan menyelesaikan hal-hal berikut ini:
Buku Kerja Kegiatan
Penilaian Pengetahuan
Kegiatan Praktek
Tempat Kerja
Untuk memperlihatkan kompetensi dalam modul ini para siswa diwajibkan untuk dengan memuaskan
menyelesaikan Penilaian di Tempat Kerja.
Kriteria Penilaian
1.2.2.1 Mesin
1.2.6.1 Radiator
1.2.6.2 Heater
1.2.6.3 Turbocharger
1.2.6.4 Saluran bahan bakar
1.2.6.5 Selang transmisi (jika diperlukan)
1.2.7 Melepaskan gauge
1.2.8 Tutup semua lubang/ujung tube
Kriteria Penilaian
2.1.6 Melepaskan:
2.1.6.2 Turbocharger
2.1.6.3 Exhaust manifold
2.1.6.4 Coolant pump
2.1.6.5 Fuel injection pump
2.1.6.6 Valve cover
2.1.6.7 Rocker Arms dan Shaft
2.1.6.8 Cylinder head
- Valve
- Injector
Kriteria Penilaian
3.7.1 Goresan
3.7.2 Korosi
3.7.3 Ampelas di dalam pendingin
3.7.4 Retakan
3.7.5 Pencekungan
3.7.6 Sisik
3.7.7 Penggosokan
3.7.8 Patahan vertikal
3.7.9 Perubahan warna
Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian
6.2.1 Rancangan
6.2.2 Kegagalan
6.2.3 Kegagalan piston ring
6.2.4 Cooling jet
6.2.5 Pemeriksaan dan servis
6.2.6 Merakit trunk type piston pada connecting rod
Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian
Hasil Pembelajaran 10: Lakukan tugas perbaikan pada sebuah mesin disel
Prasyarat:
Semua siswa wajib menyelesaikan penilaian pengetahuan sebelum
mencoba hasil pembelajaran ini.
Kriteria Penilaian
DAFTAR ISI
TOPIK 1
Keamanan Mesin
Ketika memindahkan atau membongkar sebuah mesin, maka diperlukan pakaian pelindung (Gambar
1). Ketika bekerja dengan mesin yang diperlengkapi dengan peralatan hidrolik, mekanika dan/atau
dikendalikan dengan kabel seperti shovel, loader, dozer atau scraper, hendaknya anda memastikan
bahwa komponen tersebut diturunkan ke tanah sebelum mulai menservis, disetel dan/atau
memperbaiki. Jika perlu untuk secara parsial atau selengkapnya menaikkan peralatan seperti itu untuk
memperoleh akses pada mesin, pastikan bahwa peralatan memperoleh cukup dukungan dari sebuah
alat, di luar kabel hydraulic lift cylinder, dan/atau aparatus mekanika yang digunakan untuk
mengendalikannya, karena mesin menggerakkan hydraulic pump untuk seluruh kendaraan.
1. Sebelum membersihkan mesin dan daerah sekelilingnya dengan uap, hendaknya memeriksa
secara visual dan memahami seluruh kondisi mesin beserta komponennya sehubungan dengan
oli, bahan bakar, dan kebocoran pendingin. Inspeksi ini akan mengungkapkan sebagian besar
mengenai servis yang diperlukan untuk setiap komponen.
2. Kencangkan atau lepaskan semua peralatan hidrolik yang mungkin mengganggu pemindahan
mesin. Lepaskan komponen listrik (termasuk baterai), dan beri etiket pada kabel listrik untuk
mempercepat pemasangan-kembali.
3. Kosongkan semua pelumas, bahan bakar dan pendingin. Buang udara jika sebuah sistim udara
digunakan.
CATATAN:
Jangan mengeringkan sistim pendingin ketika mesin panas karena dapat merusak mesin dan dapat
mengakibatkan luka pribadi.
4. Tutup semua komponen listrik yang tidak dilepaskan untuk melindunginya dari uap langsung.
5. Bersihkan mesin dengan uap terlebih dahulu, untuk menghilangkan kotoran jalan, pelumas dan
oli yang terakumulasi. Hal ini akan memungkinkan inspeksi visual eksternal dan juga akan
mempercepat pembongkaran.
6. Bersihkan daerah di sekeliling mesin agar alat pengangkat tidak terhambat ketika mesin
diangkat dari tempatnya.
7. Singkirkan radiator hose connection dan power steering hose (jika digunakan). Lepaskan
pengukur pendingin dan oli bahan bakar, jika digunakan.
8. Singkirkan pendingin, filter oli & bahan bakar beserta sambungannya. Singkirkan pengendali
mekanik, pipa atau selang dari turbocharger. Singkirkan pembersih udara, pipa pembuangan
dan transmisi (jika perlu).
9. Tutup semua lubang, selang dan lube end untuk melindunginya dari masuknya kotoran atau
material asing yang lain.
10. Pasang eyebolt pengangkat atau bracket pada titik-titik pengangkat yang telah dispesifikasi
untuk memastikan pengangkatan pada titik-imbang yang tepat.
11. Di mana mungkin, gunakan sebuah adjustable lifting beam dengan sebuah adjustable pull point.
Jika digunakan sebuah rantai atau kabel, maka harus sejajar dan sedapat mungkin tegak-lurus
pada obyek yang akan diangkat (Gambar 2). Pastikan bahwa eyebolt atau bracket bolt disekrup
ke dalam lubang hingga suatu kedalaman sedalam paling tidak 1½ kali diameternya untuk dapat
memberikan transfer yang tepat dari bobot ke sekerup.
12. Setelah memposisikan hoist (atau alat pengangkat yang lain) dengan benar dan
mengencangkan kekenduran, lepaskan baut dudukan mesin. Mulailah mengangkat mesin.
Periksa agar beban berada dalam keseimbangan dan periksa kembali untuk adanya rintangan
yang dapat mengganggu selama pengangkatan berlangsung.
HATI-HATI:
Hendaknya anda menjauh dari beban dan hanya memiringkan setinggi yang diperlukan untuk
mengayun agar mesin bebas. Dengan sebuah tali, arahkan mesin agar bebas selama
pengangkatan. Turunkan mesin hingga beberapa inci di atas tanah, dan kemudian arahkan ke
tempat kerja.
TOPIK 2
Prosedur Membongkar / Disassembly Procedure
PENDAHULUAN / INTRODUCTION
Karena terdapat sedemikian banyak rancangan mesin, maka hanya mungkin untuk
merekomendasikan prosedur dasar untuk pembongkaran. Prosedur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Senantiasa gunakan perkakas tangan dan power tool yang benar. Jangan menggunakan sebuah
punch dan palu jika sebuah puller harus digunakan.
2. Ketika mengangkat komponen yang berat, pastikan bahwa pengerek memiliki kapasitas
pengangkat yang cukup dan beban telah dikencangkan dengan benar. Ketika membongkar,
hendaknya hati-hati agar tidak menjatuhkan komponen.
4. Identifikasi semua komponen yang telah dilepaskan dan tandai lokasi asal pada mesin agar dapat
dipasang kembali dengan cepat setelah inspeksi dan/atau diagnosis.
5. Akan menghemat waktu dalam jangka panjang jika setiap komponen atau bagian diinspeksi
selama pembongkaran dan dibuat sebuah catatan mengenai komponen yang harus diganti.
Intake Manifold
Intake manifold dikencangkan dengan baut pada cylinder head dan merupakan antar-koneksi intake
port dari sebaris silinder.
Intake manifold secara normal merupakan sebuah kesatuan cast iron alloy atau aluminium alloy
casting dan dirancang untuk mendukung scavenging.
Mounting flange dengan dikerjakan dengan mesin menyegel (dengan sebuah gasket) inlet port pada
cylinder head dan untuk membentuk sebuah segel dengan komponen penghubungnya.
Sabuk inlet manifold harus dilepaskan secara berurutan sesuai dengan spesifikasi pabrikan untuk
menghindari warpage.
Turbocharger
Untuk melepaskan turbocharger, singkirkan terlebih dahulu sambungan selang keluar dan selang
masuk oli, serta kemudian turbocharger. Tutup lubang-lubang turbocharger untuk melindungi
turbocharger dari zat kontaminasi.
Exhaust Manifold
Exhaust manifold dipabrikasi dari suatu cast iron alloy agar dapat tahan terhadap perubahan suhu
tanpa mengalami keretakan atau distorsi. Manifold ini dirancang sebagai pendukung scavenging dan
dapat dibuat dalam satu unit atau dalam seksi-seksi, atau dapat dirancang sebagai sebuah pulse
manifold. Lepaskan kunci, mur atau baut exhaust manifold secara berurutan dan kemudian lepaskan
exhaust manifold dari cylinder head (s).
Water Pump
Lepaskan selang pendingin yang perlu, serta sambungan transfer dan pipa bypass pendingin.
Singkirkan baut pemasang dan angkat pompa dari mesin.
Lepaskan saluran bahan bakar yang berasal dari filter sekunder ke injection pump dan tutup lubang-
lubangnya. Lepaskan baut pemasangan, angkat injection pump dari mesin dan simpan di tempat yang
aman.
Jika digunakan overhead cams, lepaskan camshaft assembly atau lever housing. (Ganbar 4)
CATATAN:
Adalah penting untuk melepaskan tensi rocker arm shaft dengan merata karena gaya valve spring
mendesak assembly ke atas. Oleh karena itu baut hex dan mur harus dilepaskan satu demi satu,
sedikit demi sedikit.
Jika baut hollow hex khusus yang digunakan untuk menyalurkan oli dari cylinder block ke cylinder
head untuk melumasi rocker arm assembly, pastikan untuk memberi tanda pada lokasinya. Jika
digunakan valve bridges (crosshead), lepaskan sebelum melepaskan pushrod dan followers dan
letakkan dalam sebuah penahan secara berurutan sesuai dengan ketika melepaskan.
Cylinder head
CATATAN:
Jangan pernah melepaskan cylinder head ketika panas, karena akan terdistorsi (warped).
Jika cylinder head sangat berat, pergunakan sebuah kerekan untuk mengangkatnya dari cylinder
block. Pastikan ‘segel’ antara cylinder head dan block telah pecah sebelum berusaha untuk
mengangkat cylinder head.
Jika sebuah cylinder head sangat kencang, jangan mendorong sebuah pahat atau obeng antara block
dan cylinder head untuk melepaskannya, karena hal ini akan merusakkan kedua permukaan. Ketuk
cylinder head dengan ringan dengan sebuah palu kuningan, tembaga atau jenis palu ‘lunak’ yang lain
atau gunakan sebuah balok kayu untuk melepaskannya.
Periksa dengan hati-hati ruang pembakaran ketika telah terekspos. Pemeriksaan yang ketat seringkali
dapat memperlihatkan sebab dari konsumsi oli yang tinggi, bahan bakar yang berlebihan, kebocoran
air, atau panas yang berlebihan. Kerusakan pada piston, cylinder sleeve dan cylinder block juga dapat
dilihat.
CATATAN:
Pada saat melepaskan cylinder head, hendaknya berhati-hati agar tidak merusakkannya, juga cylinder
block surface atau sekerup yang mengelilinginya. Jika digunakan stud, perhatikan agar tidak
membengkokkannya. Setelah dilepaskan, letakkan cylinder head di dalam sebuah rangka penahan,
atau jika bentuknya persegi, letakkan di atas sebuah bangku kerja di atas sisinya.
Gunakan sebuah alat kompresi valve spring, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6, untuk
melepaskan valve keeper, valve spring cap, dan rotator, jika diperlengkapi demikian. Selama proses
melepaskan, tempatkan setiap katup dengan urutan yang benar di dalam sebuah rangka penahan.
Lepaskan baut atau mur dari injector hold down stud dan kemudian dengan hati-hati lepaskan injector.
Setelah dilepaskan, maka injector harus diletakkan dalam urutan nomor dan ditaruh di suatu tempat
agar tidak dapat dirusakkan.
Jika sebuah injector tertahan di kepala, gunakan dua prybar (injector bar) untuk melepaskannya, atau
gunakan alat yang telah dirancang untuk tujuan ini. Genggam dekat pada injector body dan keluarkan
dengan merata, agar injector keluar dengan lurus dari bore. Jika injector sangat kencang karena
pembentukan karbon atau pemupukan korosi antara injector dan sleeve atau bore, gunakan oli
penetrasi pada stud dan badan untuk memudahkan pelepasannya.
Melepaskan Flywheel dan Flywheel Housing / Remove Flywheel & Flywheel Housing
Gambar 7
Untuk melepaskan flywheel (Gambar 7), bengkokkan lock plate agar terlepas dari baut hex flywheel
(jika diperlengkapi). Pasang lift head dan kemudian lepaskan baut hex flywheel. Jika perlu, gunakan
dua sekerup hex yang terulir di seluruh panjangnya untuk dipakai sebagai jack screw untuk menarik
flywheel dari crankshaft. Gunakan sebuah ayunan dan angkat untuk mengangkat flywheel housing
dari cylinder block.
Beberapa crankshaft pulley dan vibration damper dikencangkan bersama dengan baut, pemasangan
dengan di-pres, dan terkunci pada crankshaft; beberapa terkunci secara terpisah dan di-pres pada
crankshaft; sedangkan yang lain lagi dikencangkan dengan baut dan di semat dengan dowel pada
sebuah hub, yang terkunci dan di-pres pada crankshaft.
Terlepas dari pengaturan crankshaft pulley dan vibration damper, senantiasa gunakan sebuah puller
yang hampir sama dengan yang diperlihatkan dalam Gambar 8 untuk melepaskan. Jangan pernah
melepaskan vibration damper assembly dari crankshaft assembly dengan sebuah palu.
Melepaskan dengan tidak benar akan merusakkan sebuah vibration damper, karena vibration damper
dibuat secara persisi agar benar-benar pas
Adalah suatu praktek umum untuk mengganti sebuah viscous vibration damper selama overhaul
mesin yang besar Setelah melepaskan baut hex dari front mounting bracket, lepaskan dan singkirkan
saluran sintetis tetapi biarkan mounting bracket dan cap sebagai satu unit.
Oil Cooler
Periksa bobot dari oil cooler sebelum melepaskannya. Sebuah peralatan pengangkat mungkin
diperlukan untuk menahan oil cooler sementara melepaskan baut.
Gunakan sebuah palu dan dengan lembut ketukkan hingga oil pan terlepas. Lepaskan sambungan
pipa yang perlu dan kendurkan serta lepaskan oil pump dari dudukannya.
CATATAN:
Beberapa oil pump terpasang dengan dowel dan mungkin terdapat ganjalan antara permukaan
dudukan untuk menyetel selip-balik drive gear. Hendaknya anda ekstra hati-hati ketika melepaskan
pompa-pompa ini dari tempat pemasangannya.
1. Pasang sebuah kerekan dan ayunan yang sesuai pada timing gear housing.
2. Lepaskan baut yang mengencangkan timing gear housing pada crankcase dan cylinder block.
3. Lepaskan timing gear housing, dengan hati-hati agar tidak merusak inner bearing yang
menyokong berbagai drive dan idler gear. Jika timing gear berada di bagian belakang, hanya
sebuah capdepan yang memiliki segel crankshaft dan penyokong bantalan untuk front mounting
bracket yang digunakan.
Gambar 9
Posisi dari camshaft dalam cylinder block diperoleh oleh baik thrust bearing, thrust plate, atau thrust
washer yang berlokasi antara camshaft gear dan shoulder dari journal pertama. Beberapa mesin
dirancang dengan sebuah spring loaded plunger untuk menahan camshaft ditempatnya. Mesin yang
lain mempunyai dua thrust washer untuk mempertahankan posisi camshaft. Dalam hal ini, satu
washer berlokasi di belakang thrust surface dan yang lain diantara bearing dan camshaft gear. Pada
rancangan terakhir, camshaft dipertahankan pada tempatnya oleh camshaft gear
Dalam sebagian besar kasus camshaft dan gear dapat dilepaskan sebagai sebuah unit ketika baut
thrust plate telah dilepaskan (Gambar 9). Jika perlu untuk melepaskan camshaft timing gear,
senantiasa gunakan sebuah puller yang benar. Hendaknya berhati-hati ketika melepaskan idler
accessory drive gear dan aturlah dalam urutan yang sistimatis.
Untuk melepaskan piston tipe trunk dari connecting rod, pertama-tama pegang connecting rod dalam
sebuah penjepit yang dilengkapi dengan sepit yang terlindungi. Gunakan sebuah alat piston ring
(Gambar 10) untuk melepaskan cincinnya. Jangan mematahkan cincin ketika melepaskannya karena
hal ini dapat merusak baik ring land atau ring groove. Lepaskan kedua snap ring dan dorong piston
pin dari piston.
Untuk melepaskan connecting rod dari sebuah crosshead piston, jepit roda dalam sebuah penjepit
yang dilengkapi dengan sepit yang terlindungi. Untuk melepaskan piston pin retainers, gunakan
sebuah punch kecil, buat sebuah lubang dalam salah satu retainer, dan kemudian keluarkan dari pin
bore dengan tuas. Ulangi prosedur ini dengan piston pin retainer yang lain. Lepaskan kedua baut yang
mengencangkan connecting rod pada piston pin dan kemudian lepaskan connecting rod assembly
dari penjepit. Taruh piston, dengan crown ke bawah, di atas meja kerja. Lepaskan kedua baut dan
spacers, serta connecting rod. Dorong keluar piston pin dan angkat skirt, seal ring, dan separuh
bearing dari piston crown
1. Jika mungkin, putar mesin dengan bagian atas ke bawah dan lepaskan cotter pin dan mur (atau
baut hex) dari cap main bearing.
2. Pastikan bahwa semua bearing cap diberi tanda agar kemudian dapat dipasang di lokasinya yang
originil.
3. Lepaskan main bearing cap dari dowel. Beberapa pabrikan merekomendasikan penggunaan
sebuah puller main bearing cap yang khusus.
4. Dengan menggunakan kaitan pelindung, lepaskan crankshaft. Sebagai alternatif, bungkus dua
throw dari crankshaft dengan kain untuk melindungi permukaan bearing dan kemudian gunakan
sebuah ayunan, sebagaimana terlihat pada Gambar 11, untuk mengerek crankshaft keluar dari
upper bearing. Berhati-hatilah agar tidak merusak ulir atau membengkokkan stud (jika digunakan).
5. Lepaskan bearing shell dari cap dan crankcase. Pasang kedua paruh bearing shell yang
berpasangan bersama dengan tape setelah mengidentifikasi posisi originalnya.
6. Dengan segera periksa crankshaft untuk adanya kerusakan berat yang lain, yang tidak dapat
diperbaiki dengan rekondisi.
APLTCL046 VALIDASI OLEH: SONNY
LUNTUNGAN
7. Simpan crakshaft, yang telah dikencangkan dengan baik, di sebuah tempat yang terlindung.
Gambar 12
1. Jangan menggunakan sebuah punch dan palu atau sebuah prybar untuk melepaskan cylinder
sleeve, karena dapat merusak cylinder block atau sleeve. Hendaknya hanya menggunakan puller
dan penjepit yang benar (Gambar 12).
2. Jika melepaskan sebuah sleeve dengan menggunakan slide hammer, sisipkan lower puller clamp
dengan memuntirnya pada dudukan yang tapered sehingga clamp akan bergeser turun pada
sleeve. Ketika clamp telah melepaskan bagian bawah dari sleeve, maka akan jatuh kembali pada
dudukan yang tapered.
3. Geserkan Upper clamp ke tempatnya pada puncak ujung sleeve. Pegang puller rod, dan dengan
demikian lower clamp, pada cylinder sleeve. Dengan pukulan yang tajam, geserkan bobot
hammer puller pada pemberhentiannya untuk melepaskan sleeve dari bore.
4. Jika sebuah balok aluminium yang digunakan, rendam cylinder block di dalam air yang telah
dipanaskan hingga 180ºF (82ºC) atau paksakan air panas melalui cylinder block. Beri cukup
waktu agar bore memuai, agar sedikit upaya telah memadai untuk melepaskan sleeve.
CATATAN:
APLTCL046 VALIDASI OLEH: SONNY
LUNTUNGAN
Jika karena suatu hal cylinder sleeve harus diganti tetapi crankshaft harus tetap berada
ditempatnya, maka anda harus melindungi (dengan kardus atau material gasket) crankshaft dan
bagian dalam crankcase dari zat kontaminasi dan dari cairan pendingin.
Beberapa komponen dapat diperiksa untuk adanya pemakaian yang berlebihan atau sebab kegagalan
sebelum dibersihkan. Yang lain harus dibersihkan terlebih dahulu dan kemudian diikuti oleh inspeksi.
Prosedur pembersihan komponen yang tipikal adalah sebagai berikut:
1. Lepaskan semua segel, gasket, dan plug dari komponen yang telah dibongkar.
2. Bersihkan dengan uap dan keringkan komponen yang telah dibongkar dengan udara yang
dikompresi. Unit-unit seperti oil pan, cylinder block, cylinder head, oil cooler, aftercooler, valve
cover, dan rocker arm assembly harus segera dibersihkan setelah dibongkar untuk menghindari
adanya kotoran dan substansi asing yang terakumulasi agar tidak dapat merintangi
permukaannya.
3. Gunakan sebuah pembersih glass bead untuk komponen seperti katup, piston cylinder head,
water pump housing, dan impeller, dsb. Tekanan operasi tidak boleh melebihi 90 psi (620.5 kPa).
4. Jangan mengekspos komponen pada bead blast lebih lama dari yang mutlak diperlukan. Hal ini
terutama penting ketika membersihkan material yang lunak. Pastikan untuk menyingkirkan semua
substansi glass bead dan material asing yang lain dengan mencuci komponen dalam bahan
pelarut dan kemudian mengeringkannya dengan udara yang dikompresi.
5. Adalah bijaksana untuk membersihkan semua komponen yang lain dalam sebuah tangki panas
baik sebagai sebuah unit atau, jika telah dibongkar, dalam sebuah keranjang wire mash.
CATATAN:
Jangan pernah membersihkan komponen metal lunak seperti aluminium di dalam tangki panas.
6. Hendaknya dipastikan bahwa semua saluran pendingin dan lorong oli telah dibersihkan dengan
sempurna dan bahwa semua coolant jacket bebas dari sisik.-
TOPIK 3
Cylinder Block
PENDAHULUAN / INTORDUCTION
Gambar 13
Cylinder block berada dalam salah satu dari dua katagori – yang mempunyai cylinder liner yang dapat
diganti dan yang tidak memilikinya (Gambar 13). Mesin dengan cylinder liner yang dapat diganti
umumnya disebut sebagai sleeved engine dan menggunakan baik sleeve basah ataupun kering.
Mesin tanpa cylinder liner yang dapat diganti disebut parent bore engine. Kedua rancangan memiliki
keunggulan dan secara umum dipergunakan di seluruh dunia.
1. Mesin dengan cylinder liner yang dapat diganti dengan mudah dapat direkondisi “di dalam
kerangka,” yang merupakan suatu pertimbangan yang sangat penting dalam aplikasi angkatan
laut.
2. Pabrikan mesin dapat memproduksi cylinder liner dengan resistensi pemakaian yang khusus dan
campuran dengan proses pemanasan.
1. Parent bore engine umumnya lebih murah karena memerlukan lebih sedikit pekerjaan mesin
ketika diproduksi.
2. Dalam beberapa kasus, parent bore block mungkin lebih kuat dan lebih ringan jika dibandingkan
dengan sebuah sleeve engine dengan pemindahan yang sama.
3. Parent bore engine berkemungkinan lebih kecil untuk mengembangkan kebocoran coolant di
mana coolant bocor ke dalam crankcase.
CATATAN:
Pastikan bahwa gelembung tidak disebabkan oleh cylinder seal, sealing plate, O-ring, gasket atau
plug yang buruk.
Periksa semua permukaan dudukan agar datar dengan sebuah straightedge. Periksa apakah terdapat
area yang naik pada stud atau lubang baut. Jika diperlukan, refinish permukaan sesuai dengan
prosedur yang direkomendasikan oleh pabrikan.
Periksa semua lubang yang terulir dan, jika perlu, perbaiki semua ulir yang rusak. Jika hal ini tidak
memungkinkan, bor dan tap lubang untuk suatu pemasukan sekerup helical.
Periksa permukaan atas dari cylinder block agar datar dengan sebuah straightedge, baik melintang
dan membujur. Bandingkan hasilnya dengan spesifikasi yang diberikan di dalam pedoman servis. Jika
toleransi melebihi spesifikasi, maka permukaan harus di-refinish; jika tidak maka akan sulit untuk
mempertahankan compression coolant dan oil sealing. Periksa semua stud untuk adanya kerusakan
dan ganti jika diperlukan.
Adalah penting untuk me-refinish permukaan atas dari sebuah cylinder block, jangan me-refinish block
hingga suatu ketinggian yang kurang dari spesifikasi pabrikan.
Periksa cylinder block bore, permukaan dudukan atau komponen, dan sleeve counterbore untuk
adanya korosi dan erosi. Buang cylinder block jika area tersebut tidak dapat dibersihkan, di-refinish
atau di-resleeve.
Mesin yang menggunakan dry-type cylinder sleeve tergantung pada kontak yang baik antara cylinder
sleeve-ke-cylinder bore, karena pendinginan dicapai melalui konduksi. Ruang yang berlebihan atau
distorsi cylinder-bore mengurangi tranfer panas. Oleh karena itu, sebelum mengukur cylinder block
bore untuk adanya ketidak-bundaran atau taper, bersihkan bore dengan menggunakan sebuah
pengasah kaku yang dapat disesuaikan dengan sebuah batu 120-grit.
Mengasah Cylinder Bore / Honing Cylinder Bore
Sebuah gurdi listrik ½ atau ¾ in. akan memberikan kecepatan dan torsi yang benar untuk
menggerakkan pengasah. Gunakan batu 120-grit yang basah ataupun kerung. Pasang tiang
pengasah sedemikian rupa hingga pusat pengasah berada di dalam pusat cylinder bore dan sehingga
posisi tensi pegas dari pengasah adalah kira-kira ½ in. (12.7 mm) di atas permukaan atas cylinder
block. Sesuaikan batu agar bertumpu dengan kokoh pada seksi terukur yang terkecil. Hal ini akan
memastikan pengasahan yang baik dan menghindari agar pengasah tidak bergerak-gerak. .
Hidupkan gurdi. Ketidak-teraturan akan terasa dengan adanya seretan pada batu. Gerakkan gurdi ke
atas dan ke bawah dengan gerakan pendek dengan berkonsentrasi pada tempat yang tinggi terlebih
dahulu. Sesuaikan kembali pengasah sebagaimana diperlukan untuk memastikan suatu permukaan
yang kokoh dan kontak yang baik dengan batu. Jika menggunakan batu yang kering, bersihkan
berkali-kali dengan sebuah sikat kawat untuk menghindari adanya muatan batu.
Ketika seretan pengasahan hampir merata, asah beberapa kali lagi sepanjang bore.
CATATAN:
Jangan membiarkan batu menonjol lebih dari 1 in. (25.4 mm) di atas atau di bawah cylinder bore.
Jangan menarik pengasah keluar dari cylinder bore pada saat pengasah sedang berputar.
Adalah penting untuk secara terus-menerus mengukur dan memeriksa bore dan terus-menerus
membersihkan batu tersebut, jika suatu pengasahan sempurna hendak dicapai. Pengasahan
sempurna berarti bahwa dimensi dari keseluruhan area berada di dalam toleransi minimum yang
diizinkan. Area yang tidak diasah tidak boleh melebihi 1 in. (24.5 mm) dalam diameter. Setelah
pengasahan, block atau cylinder harus dicuci dengan air sabun yang panas. Bahan pelarut tidak
selalu dapat menghilangkan ampelas yang terlibat.
CATATAN:
Prosedur pengasahan yang sama diterapkan pada cylinder block jika silinder merupakan bagian
integral dari cylinder block dan oversize piston yang digunakan.
CATATAN:
Ketika mengasah sleeve yang basah, adalah terbaik untuk mengasahnya di dalam block. Dengan
menjepitnya dalam sebuah penjepit ketika mengasah akan mengakibatkan bore akan tidak-
bundar.
dapat dilakukan dengan sebuah mesin pengasah persisi silinder yang khusus atau dengan sebuah
portable boring bar.
Mengebor silinder adalah suatu tugas spesialis dan mewajibkan seseorang untuk menyelesaikan
pelatihan yang komprehensif. Sebagian besar dari para agen reparasi memberikan tugas ini kepada
bengkel mesin spesialis.
Ketika block mesin ini dikembalikan dari bengkel spesialis, senantiasa pastikan bahwa tanda-tanda
pada alat atau ulir di dalam bore disingkirkan.
CATATAN:
Hendaknya diingat bahwa mengebor dan mengasah mengakibatkan pemupukan panas. Oleh karena
itu, biarkan block menjadi dingin sebelum mengukur cylinder bore.
Memeriksa dan Mengukur Tonjolan Cylinder Liner / Checking & Measuring Liner Protrusion
Periksa permukaan counterbore untuk adanya distorsi karena cylinder liner mungkin bergerak yang
disebabkan oleh torsi cylinder head atau tonjolan cylinder liner yang tidak memadai. Pastikan bahwa
cylinder liner flange sepenuhnya memiliki kontak dengan counterbore.
Terdapat berbagai metode untuk mengukur atau memeriksa tonjolan liner. Salah satu metode adalah
untuk mengukur lebar dari cylinder liner flange dan kedalaman dari counterbore di empat atau lebih
lokasi, dengan menggunakan sebuah depth micrometer (Gambar 16) atau sebuah dial indicator.
Kurangi kedalaman counterbore dari lebar cylinder sleeve flange. Hasilnya adalah tonjolan liner. Akan
tetapi, catat bahwa pengukuran counterbore tidak boleh bervariasi lebih dari yang telah
dispesifikasikan di dalam pedoman servis.
Sebuah metode yang lain adalah untuk memasukkan cylinder liner ke dalam cylinder bore tanpa
ganjalan atau seal ring. Jepit sleeve dengan kencang pada tempatnya. Gunakan dial tool yang khusus
dirancang dan jepit pada cylinder top deck yang bersih atau pada spacer plate, kemudian pasang dial
pada zero. Kini, gerakkan dial stem pada sleeve flange. Dial gauge akan mengindikasikan tonjolan
sleeve langsung. Ukur tonjolan pada paling tidak empat tempat.
Jika tonjolan tidak berada di dalam spesifikasi, pilih sebuah ganjalan dengan ketebalan yang benar
untuk memperoleh tonjolan yang telah dispesifikasikan dan letakkan di dalam counterbore. Tandai
setiap liner untuk mengidentifikasi posisinya di dalam bore pada mana liner tersebut harus dipasang
kembali.
Jika pengganjalan tidak mengkoreksi tonjolan cylinder liner, jika counterbore terdistorsi, atau jika
tonjolan cylinder liner diantara liner yang berdekatan adalah lebih daripada yang dispesifikasi, maka
counterbore harus dikerjakan dengan mesin. Periksa untuk memastikan bahwa liner tidak mengkontak
cylinder block bore bagian bawah. Jika demikian halnya, maka counterbore harus dikerjakan dengan
mesin atau dipasang sebuah liner yang baru.
1. Pastikan bahwa cylinder bore bawah dan atas bebas dari karbon, sisik atau korosi. Gagal untuk
membersihkan dengan memuaskan dapat mengakibatkan bahwa alat tersebut salah-arah dan
oleh karena itu memotong dudukan yang tidak benar.
2. Kencangkan adaptor plate. Sebuah adaptor plate yang tidak dikencangkan dengan benar dapat
mengakibatkan dudukan yang tidak benar dan/atau memperbesar diameter.
3. Sesuaikan alat pemotong terhadap shoulder. Penyesuaian diameter yang tidak benar dapat
mengakibatkan diameter yang oversize atau step shoulder di dalam counterbore.
4. Gunakan sebuah tool bit yang tajam. Sebuah tool bit yang kendur atau yang diasah dengan tidak
benar dapat mengakibatkan suatu permukaan yang tidak benar.
5. Jangan melebihi nilai pemotongan sebesar 0.001 in. (0.025 mm) per revolusi. Jika hal ini
dilakukan maka dapat mengakibatkan permukaan yang tidak benar.
7. Cylinder block harus dibersihkan dengan sempurna. Pembersihan silinder dengan tidak hati-hati
setelah pekerjaan dengan mesin dapat menghancurkan mesin di kemudian hari.
8. Pada mesin yang menggunakan wet-type liner anda harus memeriksa cylinder liner bore bagian
bawah untuk adanya kerusakan atau korosi dan mengukur diameter serta pengarahan bore. Jika
liner bore bagian bawah tidak berada di dalam spesifikasi maka cylinder block dapat
diselamatkan dengan mengerjakan bore dengan mesin dan memasang sebuah salvage liner.
Memeriksa Main-Bearing Caps dan Bores / Checking main bearing caps & bores
Periksa mating surface dari setiap cap, main bearing support bagian atas, serta bearing surface untuk
adanya keausan, takik dan ujung kasar.
Pastikan cap yang telah diberi nomor dengan benar (atau diidentifikasi dengan cara lain) berada
dalam posisi yang tepat dan pas tanpa ruang yang tampak. Jika tidak terdapat ruang, maka cap tidak
akan bergoyang. Permukaan cap yang dikerjakan dengan mesin harus sepenuhnya terletak pada
mating surface dari block, jika tidak maka main-bearing cap akan terdistorsi ketika dikencangkan.
digunakan, lepaskan bearing cap, letakkan pengarahan shaft di upper bearing support yang telah
dibersihkan dan dilumasi, kemudian pasang cap dan kencangkan hingga torsi yang telah dispesifikasi.
Sebuah metoda yang paling sering dilakukan jika mesin individual di-servis adalah untuk memasang
crankshaft yang baru atau reground, dengan menggunakan bearing shell yang baru dengan ukuran
yang benar. Beri cukup pelumas dan pastikan bahwa bearing cap di-torsi sesuai dengan spesifikasi.
Pengarahan dari main-bearing benar jika crankshaft dapat diputar bebas dengan tangan.
Jika main-bearing bore(s) berada di luar pengarahan, rusak, terdistorsi, atau dengan dimensi yang
terlalu besar, maka cylinder block harus dibuang. Jika masih mungkin untuk menyelamatkan block
dengan menggunakan main-bearing cap yang dapat diganti, maka main-bearing bore harus di-servis.
bearing tidak semua mempunyai lebar yang sama, demikian juga lubang persediaan oli yang berada
di lokasi yang sesuai.
Untuk memastikan persisi pengarahan lubang, beri tanda pada lokasi lubang oli pada cylinder block.
Beri pelumas pada bore dan bagian luar dari bearing, buat sebuah garis pada sleeve atau washer
untuk mengindikasi lubang oli, dan kemudian pasang.
Ketika menarik bearing ketempatnya, pastikan bahwa tidak menyimpang dari posisinya. Berhati-
hatilah agar lubang oli dari bearing dan block tidak membatasi satu sama lainnya. Karena tersedia
berbagai alat yang berbeda untuk melepaskan dan memasang bearing, pastikan bahwa anda
menggunakan alat yang “menarik” bearing masuk dan keluar bore untuk menghindari kerusakan pada
bearing atau bore
Adalah sebuah prosedur yang baik untuk memeriksa dimensi dari bearing yang baru dipasang dengan
sebuah inside micrometer atau pengukur teleskopis untuk kemungkinan adanya out-of-roundness.
Pemeriksaan melepaskan dan memasang serta pengukuran overhead camshaft bearing juga sama
dengan pemeriksaan untuk camshaft bearing yang konvensional.
Memeriksa dan Mengukur Camshaft Bore / Checking & Measuring Camshaft Bore
Adalah suatu praktek umum untuk mengganti camshaft bearing jika dilakukan suatu overhaul yang
besar. Camshaft bore dan/atau balace shaft bore dari sebuah cylinder block jarang terdistorsi, aus,
atau rusak. Meskipun demikian, bore harus diperiksa untuk adanya takik dan ujung kasar yang
mungkin terjadi karena melepaskan camshaft bearing dengan tidak benar. Bearing bore dan saluran
oli harus dibersihkan dengan sempurna dan saluran oli harus diperiksa untuk adanya hambatan. Jika
terdapat keraguan bahwa bearing pengganti akan di-press-fit ke dalam bore, maka ukur bore dengan
sebuah inside micrometer atau dengan sebuah pengukur teleskopis.
CYLINDER LINER
Pemeriksaan dan Pengukuran / Checking & Measurement
Jika cylinder liner memenuhi spesifikasi pedoman servis, maka dapat di-servis tanpa dilepaskan. Akan
tetapi, suatu pemeriksaan eksternal dari cylinder liner atau cylinder block tidak akan mengindikasikan
kondisi yang sebenarnya dari permukaan segel bagian bawah dan atas dari liner atau block; oleh
karena itu cylinder liner harus dilepaskan. Setelah dilepaskan, periksa water jacket, counterbore, dan
cylinder bore (bagian bawah).
Jika keadaan menghendaki bahwa liner harus tetap berada diposisinya, periksa liner dan block untuk
adanya retakan vertikal dan horisontal, bekas goresan, pemakaian yang berlebihan, dan tanda-tanda
panas. Ukur tonjolan liner dan diameter sebelah dalam.
Group 1 Group 2
puing, kotoran di udara masuk, snap saluran pendingin, resistor korosi Pasir inti atau ampelas pembersih
ring yang patah atau ring land yang di-maintain tidak dengan benar, pasir atau butiran pasir di coolant.
(masukkan), cylinder sleeve atau kandungan mineral dan/atau kimiawi
cincin dudukan (packing) yang yang tinggi di coolant.
dipasang dengan tidak benar, distorsi
cylinder block bore.
Gambar 25
Gambar 26 Gambar 27
Cylinder liner yang diperlihatkan dalam Tabel 1 adalah umum. Ilustrasi yang diperlihatkan terbagi
menjadi dua kelompok. Kegagalan Kelompok 1 adalah akibat dari komponen yang tidak di-servis
sesuai dengan spesifikasi atau dipasang atau ditangani tidak hati-hati. Kegagalan Kelompok 2
disebabkan oleh kondisi yang tidak-seimbang antara coolant dan suhu, oleh kandungan kimiawi atau
mineral di dalam coolant, atau oleh perawatan sistim coolant yang tidak benar.
Sebelum pengasahan atau pemolesan-kembali sebuah cylinder liner, cuci liner di dalam air dan
detergen dengan menggunakan sikat kasar. Bilas dengan sempurna atau bersihkan dengan uap dan
kemudian blow dry dengan udara terkompresi. Jangan langsung diasah, lapisi liner dengan oli mesin
yang banyak. Kemudian, letakkan liner di dalam sebuah rangka penahan atau di dalam sebuah
cylinder block tua. Jangan sekali-kali menggunakan sebuah penjepit atau yang sejenisnya. Liner
hanya boleh dipegang pada flange untuk menghindari distorsi.
Setelah liner melalui pemeriksaan sepintas, maka harus diukur untuk ketidak-bundaran dan taper
dengan sebuah pengukur bore atau inside micrometer. Rata-rata untuk keruncingan dan ketidak-
bundaran yang diperbolehkan untuk sebuah bore 4 hingga 6 in. (101.6 hingga 152.4 mm) adalah kira-
kira 0.002 in. (0.050 mm).
Suatu pola keausan yang normal akan memperlihatkan keausan maksimum di puncak tapering off
pada kira-kira tigaperempat perjalanan cincin (lihat Gambar 28). Sesuai dengan pengukuran yang
dibuat maka mungkin cylinder liner harus diganti, diasah atau disepuh-kembali sesuai dengan
spesifikasi. (Mungkin pengasahan akan memperluas bore melebihi batas yang telah dispesifikasi).
Limit rata-rata keausan adalah kira-kira 0.008 in. (0.2 mm) untuk sebuah cylinder bore sebesar 4
hingga 6 in. (101.6 hingga 152.4 mm). Kebanyakan pabrikan tidak menyediakan oversize piston;
maka sebagai konsekuensi, jika liner bore melebihi spesifikasi, maka liner harus diganti.
Mengasah atau Menyepuh-kembali Cylinde Liner / Honing & Deglazing Cylinder Liner
Jika cylinder liner dapat dipergunakan kembali, maka area permukaan perjalanan cincin piston yang
disepuh-kembali harus dihaluskan-kembali. Menyepuh-kembali dinding-dinding memastikan periode
permulaan yang paling singkat. Dengan mengasah bore, titik menonjol pada permukaan cylinder liner
dilepaskan, bore dibuat bundar, dan taper disingkirkan.
Pada saat yang bersamaan, permukaan diperkasar hingga microfinish yang tepat. Jika penyelesaian
permukaan terlalu kasar, keausan cincin akan terlalu besar dan piston ring atau piston land akan
rawan terhadap kepatahan. Jika permukaan terlalu licin atau jika pola melintang tidak berada di dalam
25 hingga 35º (Gambar 28), piston ring tidak akan duduk di dalam 200 hingga 300 jam pertama
beroperasi . Periode permulaan yang diperpanjang akan mengakibatkan konsumsi oli yang tinggi,
ketiadaan daya dan starter yang keras dan dapat mencegah cincin untuk dapat duduk dengan benar.
Pilihan apakah cylinder liner harus diasah atau disepuh-kembali akan tergantung pada variasi ukuran
sleeve bore. Jika variasi ketidak-bundaran dan/atau taper adalah lebih besar dari 0.001 in. (0.025
mm), akan tetapi masih dalam spesifikasi, sebuah pengasah kaku yang dapat disesuaikan harus
digunakan untuk memperbaiki cylinder liner bore. Untuk pengukuran ketidak-bundaran atau taper
yang lebih kecil dari 0.001 in. (00.25 mm) maka penyepuhan-kembali cukup memadai untuk me-
rekondisi liner.
Untuk mengasah atau menyepuh-kembali cylinder liner, pilih sebuah bor listrik ½- atau ¾-in. untuk
daya dan kecepatan yang benar (kira-kira 500 rpm). Pilih batu penyepuh-kembali dengan grit yang
berukuran 180 hingga 220. Batu pengasah seperti itu menghasilkan finish permukaan sebesar kira-
kira 25 gn (25 perjuta dari satu meter). Lapisi permukaan dengan oli mesin yang banyak atau pelapis.
Masukkan penyepuh-kembali dan sesuaikan tensi pegas agar batu berada dengan tekanan ringan-
hingga-medium di atas permukaan dinding liner.
Hidupkan bor dan feel-out bore untuk adanya titik menonjol yang mengakibatkan batu akan
tertangkap. Sepuh-kembali titik menonjol terlebih dahulu. Berhati-hatilah agar batu tidak menonjol
lebih dari 1 in. (25.4 mm) di atas permukaan sleeve bagian bawah atau bagian atas. Gerakkan bor
dengan 30 pukulan per menit di atas seluruh area sleeve untuk memperoleh pola melintang yang
diinginkan.
Setelah kira-kira 15 pukulan, hentikan bor dan lepaskan penyepuh-kembali sementara menahan batu
terkompresi. Periksa bore untuk adanya titik rendah dan pola melintang. Ukur untuk taper dan ketidak-
bundaran. Ulangi prosedur hingga titik rendah hilang dan bore memperlihatkan pola arsir-silang yang
rata. Para pabrikan kini merekomendasikan penggunaan sebuah 180 grit flex-hone. Prosedur flex-
hone dan hasil akhir adalah sama seperti ketika menggunakan sebuah deglazer.
Prosedur penyepuhan-kembali untuk sleeveless cylinder block bore adalah sama dengan yang telah
dijelaskan di atas. Akan tetapi, jika cylinder bore melebihi spesifikasi dan oversize piston memperbaiki
cylinder block, maka bore harus dikerjakan dengan mesin dan kemudian diasah, atau diasah hingga
dimensi oversize yang telah dispesifikasi.
Setelah mengasah dinding silinder, glass bead (peen) area dari liner flangs dan sealing ring. Hapus
ampelas dari dinding dan kemudian bersihkan permukaan dengan air panas dan detergen. (Jangan
memakai pelarut karena tidak akan menghilangkan partikel ampelas).
Keringkan dinding silinder dengan udara yang terkompresi dan lapisi permukaan mesin dengan oli
yang banyak, dan kemudian, dengan menggunakan lap kertas, bersihkan oli. Ulangi seluruh prosedur
ini hingga tidak terdapat residu lagi pada lap kertas, dan kemudian cuci liner dengan air sabun yang
panas. Juga dianjurkan untuk membersihkan cylinder sleeve yang baru untuk memastikan bahwa
tidak terdapat ampelas.
Akan tetapi, jika bintik-bintik hanya sedikit, pasang sisi berbintik menghadap bagian depan dari mesin.
Memasang Wet-Type Liner / Install Wet-Type Liner
Pastikan bahwa counterbore dan lower cylinder bore bersih. Ketika memasukkan kembali cylinder
liner pastikan bahwa liner ditempatkan ke dalam bore yang original dan dalam posisi yang original.
Liner harus pas pada tempatnya tanpa kekerasan dan dapat diputar dalam bore dengan tangan.
Sebuah liner yang telah dipaksakan ke dalam tempatnya, tidak akan berputar dengan bebas dan oleh
karena itu, akan memerlukan pembersihan tambahan atau pengarahan-kembali counterbore pada
lower cylinder bore.
Untuk memasang cylinder liner seal ring, tegakkan liner pada sebuah meja kerja yang bersih dan
pasang seal ring di dalam alur dari cylinder liner, atau pasang seal ring di dalam lower cylinder bore.
Seal tidak boleh terpuntir selama pemasangan, karena akan menyebabkan kebocoran. Untuk
menghindari bahwa seal terpuntir, selipkan jari atau pensil di bawah ring dan gerakkan dua hingga
tiga kali di seputar sleeve di bawah sealing ring. Tarik pensil dan biarkan seal ring menggeser kembali
ke dalam alur tanpa memuntir.
tepi tajam dari bore pada saat pemasangan). Setelah cylinder liner dipasang, periksa tonjolan dan
ketidak-persegian antara cylinder liner counterbore dan cylinder centreline.
Memasang Dry-tipe Liner / Install Dry Type Liner
Kebanyakan dry liner yang tidak memiliki counterbore flanges di-pres-fit ke dalam cylinder bore. Bore
diasah hingga kira-kira 0.003 in. (0.076 mm) lebih kecil daripada bagian luar diameter liner. Liner
ditaruh di dalam es kering atau alkohol selama 25 menit dan kemudian di-pres ke dalam posisinya.
Jika suhu telah menjadi stabil, maka liner bore harus diukur dan jika perlu diasah hingga diameter
yang telah dispesifikasi.-
TOPIK 4
Inspeksi Camshaft & Crankshaft
CAMSHAFT
Gambar 30
Jika ulir keyway, journal dan cam lobe berada dalam kondisi yang baik, letakkan camshaft pada balok
V dan gunakan sebuah dial indicator untuk mengukur ketipisan (Gambar 30). Ketipisan pada pusat
bearing tidak boleh melebihi 0.002 in. (0.050 mm).
Ukur camshaft bearing journal; rata-rata batas keausan maksimal adalah 0.004 in. (0.101 mm). Jika
pengukuran melebihi spesifikasi batas-keausan pabrikan, maka secara normal camshaft harus diganti.
Akan tetapi, beberapa pabrikan merekomendasikan agar bearing journal digerinda-kembali dengan
menggunakan sebuah mesin pengosok crankshaft yang kecil, dan memasang undersize camshaft
bearing.
Beberapa mesin yang besar seperti Caterpillar 3600 Series menggunakan sebuah segmented
camshaft yang dipasang melalui sisi cylinder block (Gambar 32).
Pemeriksaan terakhir adalah selip-balik dari gear. Dengan menggunakan sebuah dial indicator dan
tempat pemasangan sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 33, pastikan bahwa dial stem terletak
dengan tepat pada gigi helical sebelum memasang dial pada zero.
Rata-rata selip-balik adalah dari 0.002 hingga 0.005 in. (0.050 hingga 0.152 mm). Jika selip-balik
maksimum melebihi spesifikasi, maka satu atau kedua gear harus diganti. Pada saat ini periksa end
play.
CATATAN:
Jika sebuah plug expansion atau cup yang digunakan, pasang plug pada bagian belakang dari
bukaan camshaft.
Mengukur Keausan Camshaft / Camshaft Wear dan Lobe Lift dengan Camshaft Terpasang
Gambar 34 – Mengukur sebuah cam lobe lift dengan camshaft yang terpasang
Kadang-kadang adalah penting untuk memeriksa keausan dan lift camshaft dan untuk mendeteksi
masalah mesin yang mencakup kegiatan katup atau kompresi yang dikurangi. Untuk memeriksa lobe
lift, pasang sebuah dial indicator sebagaimana terlihat dalam Gambar 34. Putar camshaft hingga
jarum dial indicator tidak lagi bergerak.
Pada titik ini cam follower terletak pada cam base circle. Pasang dial indicator pada zero dan
kemudian putar crankshaft searah jarum jam hingga jarum dial indicator berhenti bergerak (atau baru
mulai bergerak dalam arah yang berlawanan). Pada saat ini, dengan cam follower pada cam nose,
baca valve lift langsung dari pengukur dial. Catat pengukuran dan bandingkan dengan spesifikasi
pabrikan. Ulangi prosedur ini dengan katup yang tersisa.
Untuk memeriksa keausan camshaft dan bearing, lepaskan semua komponen atau bagian yang
penting untuk mengangkat camshaft ke atas dengan tuas. Pasang sebuah dial indicator, baik secara
langsung atau tidak-langsung, pada puncak camshaft. Pasang dial pada zero dan angkat camshaft ke
atas dengan tuas. Graduasi maksimum dari jarum mengindikasikan total keausan dari journal dan
bearing.
Tapered roller bearing memerlukan suatu pra-muatan atau end play (yang tergantung pada
aplikasinya) untuk memastikan bahwa bearing dapat tahan lama dan untuk memberikan penopang
kaku pada rotating gear.
Untuk memeriksa pra-muatan untuk tipe pemasangan seperti ini, pasang idler gear shaft di dalam
sebuah jepitan. Cantelkan sebuah tali kecil pada sepotong pendek batang las dan letakkan batang
diantara gigi gear, kemudian lilitkan tali beberapa kali di sekeliling gear. Cantelkan sebuah skala
pegas. Idler gear harus dapat berputar dengan bebas dan menghasilkan pembacaan yang rata dari
skala. Pra-muatan adalah benar jika tarikan yang diperlukan menghasilkan pembacaan yang rata dari
skala dan tidak melebihi spesifikasi pabrikan.
CRANKSHAFT
Pemeriksaan Pendahuluan / Pre-eliminary Inspection
Untuk menentukan apakah crankshaft dapat digunakan-kembali atau apakah harus di gerinda-kembali
suatu pemeriksaan pendahuluan harus dilakukan. Periksa secara visual journal dan dinding-dinding
samping untuk adanya tanda gemertak, corengan bearing, material yang melekat, journal yang
tergores, perubahan warna, dan/atau pemindahan metal.
Journal yang terlalu dipanaskan umumnya memperlihatkan perubahan warna kebiru-biruan. Periksa
secara visual untuk adanya keretakan pada lubang oli dan fillet. Periksa adanya langkah keausan dan
korosi pada thrust face dan adanya counterweight(s) yang rusak atau longgar dan keyway; serta
periksa permukaan pulley dan segel oli untuk adanya keausan yang berlebihan. Jika permukaan segel
tidak dapat diperbaiki dengan memoles dengan kain asah, maka mungkin perlu untuk menggunakan
sebuah wear sleeve untuk menyelamatkan crankshaft.
Jika pemeriksaan visual mengindikasikan bahwa crankshaft dapat di-rekondisi, lepaskan semua plug
dan letakkan shaft di dalam suatu rendaman kaustik, degreaser uap, atau suatu bahan pelarut
pembersih uap untuk membersihkannya. Setelah pembersihan bagian luar, gunakan sebuah sikat
kawat untuk membersihkan saluran oli. Bersihkan lagi crankshaft dan keringkan dengan udara yang
terkompresi.
Mendeteksi Retakan Halus / Locating Fine Cracks
Ketika crankshaft telah dibersihkan, maka harus diperiksa-kembali untuk adanya retakan yang tidak
langsung terlihat. Berbagai metode digunakan:
perembes bahan warna
bidang magnetik dan partikel besi
fluorescent bidang magnetik
X-ray.
Metode fluorescent bidang magnetik adalah yang paling umum digunakan karena paling murah dan
dapat mendeteksi retakan yang sangat halus. Metode yang lain (dengan perkecualan X-ray) tidak
sedemikian dapat diandalkan.
Gambar 35
Ketika menggunakan metode fluorescent bidang magnetik untuk menguji crankshaft untuk adanya
noda, pertama-tama semprot shaft dengan larutan khusus yang mengandung partikel fluorescent
magnetik. Partikel ini akan berkilau di bawah cahaya hitam (tidak terlihat, cahaya ultraviolet). Dengan
perlahan geser cincin magnetik listrik yang kuat di atas crankshaft dengan cahaya yang ditujukan
pada shaft. Partikel magnetik ditarik pada tepi dari setiap retakan oleh gaya magnetik. Retakan atau
noda dapat dilihat di bawah cahaya hitam sebagai sebuah garis putih, sedangkan shaft yang tidak
rusak terlihat sebagai biru gelap (Gambar 35).
2. Mesin digerakkan dengan kecepatan yang berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan getaran
crankshaft yang melebihi pengendalian vibration damper.
3. Radii at journal fillets dan lubang oli yang tidak benar. Kedua-duanya dapat menyebabkan retakan
kelelahan (Gambar 35).
4. Sebuah vibration damper atau crankshaft balance weight yang longgar karena torsi yang tidak
memadai atau telah rusak selama penyimpanan atau pemasangan. Di bawah keadaan seperti itu
vibrasi crankshaft tidak dapat dikendalikan dan hasilnya adalah stres yang disebabkan oleh torsi
pada area connecting rod journal.
5. Pemasangan bearing cap yang tidak benar, bearing cap yang longgar, atau suatu perintang
diantara bearing cap dan permukaan cap sebelah atas. Hal ini menyebabkan crankshaft tidak
ditopang, yang menyebabkannya membengkok dengan setiap perputaran.
6. Ketidak-sejajaran main bearing bore, suatu penipisan shaft yang terlalu tinggi, atau bearing yang
aus. Setiap hal ini dapat menyebabkan crankshaft membengkok dalam dua arah.
7. Ketidak-sejajaran torque converter, transmisi, generator set, dsb. pada rumah flywheel. Ketidak-
sejajaran mengakibatkan beban sisi pada main bearing bagian belakang dan connecting rod
journals..
8. End thrust yang berlebihan atau end clearance yang tidak benar. Dalam kedua kasus hasilnya
adalah suatu kekurangan oli antara permukaan thrust wear yang mengakibatkan adanya retakan
kelelahan, keausan, dan pemanasan yang berlebihan. Kombinasi dari abrasi dan panas dapat
memusnahkan sebuah main bearing, dan dengan demikian menyebabkan crankshaft tidak
mempunyai penopang Hal ini menyebabkan suatu tekanan pembengkokan pada shaft.
9. Oli yang tidak memadai, kualitas oli yang tidak benar, atau oli yang terkontaminasi karena servis
mesin yang ceroboh atau perawatan yang tidak benar.
10. Crankshaft sebuah mesin dapat mengalami defleksi karena pemasangan mesin yang tidak benar.
Pemasangan mesin yang tidak rata dapat berakibat bahwa engine block terpuntir atau bengkok.
Pengukuran yang hati-hati antara counterweight crankshaft sementara memutar crankshaft
dengan sangat perlahan akan mengindikasikan apakah crankshaft mengalami defleksi (Gambar
36).
Satu pengukuran harus dilakukan dengan piston di dekat TOC, dan kemudian crankshaft harus
diputar dengan perlahan kira-kira 300º dan dilakukan suatu pengukuran lagi. Perbedaan antara
kedua pembacaan tidak boleh lebih dari 0.001 in. (0.03 mm). Pengukuran harus dilakukan sekali
ketika mesin panas dan sekali lagi ketika dingin.
CATATAN:
Hendaknya ketidak-bulatan dipertimbangkan ketika mengukur penipisan.
Jika semua journal berada di dalam spesifikasi dan dalam kondisi yang dapat diservis serta penipisan
berada di dalam batas yang dispesifikasi, maka crankshaft harus dipoles dan diperiksa-kembali untuk
memastikan bahwa semua goresan ringan, tanda-tanda air, corengan bearing, korosi dan semua
material yang melekat telah dihilangkan.
Jika satu journal melebihi ketidak-bulatan yang diperbolehkan, taper atau spesifikasi diameter, maka
crankshaft harus digerinda-kembali. Crankshaft juga harus digerinda-kembali dalam kondisi berikut ini:
jika permukaan memperlihatkan langkah-langkah ulir atau langkah-langkah keausan yang lebih besar
dari 0.0002 in. (0.005 mm), jika goresan silang timbul pada separuh panjang journal, jika terdapat
tanda-tanda korosi, air, gemertak, atau tanda-tanda titik panas, jika journal dilubangi atau jika thrust
face tergores atau rusak.
Akan tetapi, kadang-kadang shaft tidak dapat menahan penggerindaan-kembali lagi dan harus diganti
atau di-las karena diameter journalnya yang telah berkurang atau karena pengerasan permukaan
shaft telah habis tergerinda.
Memoles Crankshaft / Polishing Crankshaft
Meskipun journal berada dalam toleransi ketidak-bulatan dan taper serta permukaan memperlihatkan
kekasaran, pengaluran atau goresan yang hanya minimum (kurang dari 0.0005 in. (0.0127 mm)),
bagaimanapun juga crankshaft harus dipoles sebelum dipasang kembali.
Untuk memoles crankshaft, pasang pada sebuah lathe dan putar shaft sebanyak kira-kira 100 rpm.
Bungkus journal dengan kain asah 600-grit basah-dan-kering. Beri gaya sedang dengan suatu
gerakan pemolesan-sepatu. Setelah memoles shaft, bersihkan permukaannya dengan sempurna,
juga saluran oli untuk menghilangkan semua sisa ampelas.
Menggerinda Crankshaft / Grinding Crankshaft
Menggerinda sebuah crankshaft merupakan suatu bidang yang khusus yang memerlukan peralatan
gerinda persisi dan operator khusus. Adalah tidak praktis untuk sebagian besar bengkel untuk
menyediakan peralatan seperti itu karena hanya sedikit crankshaft atau camshaft yang perlu
digerinda. Akan lebih murah untuk mengirim camshaft atau crankshaft ke sebuah bengkel spesialis
yang memiliki peralatan gerinda tersebut dan mempekerjakan seorang ahli mesin yang berkualitas.
Periksa apakah semua plug crankshaft terpasang dengan benar dan ditorsi sesuai spesifikasi.
Untuk memasang crankshaft gear, lapisi shaft pada lokasi gear dengan pelumas bertekanan tinggi.
Pasang gear key dan panaskan crankshaft gear hingga kira-kira 400ºF (205ºC). Posisikan gear
keyway ke key. Dengan menggunakan driver yang benar, bekerjalah secepat mungkin ketika
mengarahkan gear pada shaft agar dapat mencegah kejutan pada gear yang disebabkan oleh
pendinginan.
Untuk memasang main bearing, lepaskan main bearing cap dan tempatkan, sesuai urutannya, pada
sebuah block surface yang bersih. Periksa-kembali bearing surface dari cap dan upper bearing
support untuk adanya takik dan ujung tajam. Limabelas persen dari semua kegagalan bearing
disebabkan oleh instalasi yang tidak benar atau perakitan yang dilakukan dengan ceroboh.
Lepaskan bearing shell yang baru dari material kemasan satu demi satu dan, sebelum memasangnya,
pastikan bahwa bearing shell back sama sekali bebas dari kotoran, partikel grit, dan oli. Pasang upper
bearing shell (dengan oil hole dan groove) di dalam upper bearing support. Pasang lower bearing shell
(tanpa oil hole dan groove) di dalam bearing cap dan, dengan urutan yang sama, pasang bearing shell
yang tersisa.
Pastikan bahwa bearing shell terceklek pada tempatnya dan bahwa shell lock tang berada di dalam
cap serta di dalam upper bearing support groove. Di samping itu, jika menggunakan thrust main
bearing shell, pastikan bahwa shell tersebut terpasang dengan pas ke dalam bearing seat.
CATATAN:
Pastikan bahwa semua lubang oli lurus, karena semua lubang oli tidak di-bor dengan sudut yang
sama. Jangan menggunakan pelumas apapun juga diantara bearing shell dan bearing support.
CATATAN:
Kebanyakan pabrikan merekomendasikan suatu prosedur torsi tiga langkah, atau prosedur yang
diperlihatkan dalam Tabel 2.
Dimulai dengan centre cap bolt, sekerup setiap baut dengan kekencangan yang sama pada torsi yang
telah dispesifikasi pertama kali. Setelah centre/cap bolt, kencangkan hex bolt dari main bearing cap
yang paling dekat sebelah kanan. Kemudian, kencangkan baut dari main bearing cap sebelah kiri.
Lanjutkan dengan urutan ini hingga semua baut telah dikencangkan dengan cara yang sama sesuai
dengan spesifikasi.
CATATAN:
Senantiasa periksa rotasi dari crankshaft. Kemudian, dengan urutan yang sama, torsi hex bolt hingga
spesifikasi torsi yang kedua, dan akhirnya hingga torsi terahkir yang direkomendasikan.
Beberapa pabrikan merekomendasikan metode putar torsi untuk mengencangkan cap bolt. Metode ini
memberikan tensi tambahan pada baut atau stud setelah torsi terakhir. Jika menggunakan metode
putar torsi, langkah pertama adalah untuk mengencangkan baut atau mur hingga nilai torsi yang
direkomendasikan, dengan menggunakan urutan yang baru diuraikan. Dengan sebuah marker yang
dapat dicuci, beri label pada setiap baut atau mur untuk mengindikasikan posisinya pada main bearing
cap.
CATATAN:
Beberapa pabrikan mempunyai, sebagai tambahan, side main bearing tie bolt. Pengaturan ini
mengikat crankcase pada main bearing, yang memberikan kekuatan tambahan cylinder block. Tie bolt
ini juga harus di-torsi dengan urutan yang benar dan dalam tiga langkah.
Setelah meletakkan kawat timah hitam dengan panjang yang diperlukan di atas permukaan bearing,
pasang cap, mur, atau baut, dan kemudian torsi sesuai dengan spesifikasi. Ketika dipasang, kawat
timah hitam atau strip plastik akan crush (menjadi datar) sesuai dengan ketebalan ruang kosong
bearing antara bearing shell dan journal. Jika menggunakan sebuah kawat timah hitam, lepaskan
bearing, dengan hati-hati singkirkan timah hitam, dan ukur ketebalannya dengan sebuah micrometer.
4. Keluarkan oli dari crankcase, kemudian lepaskan oil filter, oil pan, oil pump, dan juga oil tubing,
jika dipergunakan.
5. Agar crankshaft dapat bergerak dengan bebas, lepaskan injektor dari mesin (atau gunakan
compression release, jika tersedia). Beri cap pada semua saluran bahan bakar.
6. Lepaskan satu demi satu main bearing cap dan periksa bearing journal Ukur keausan bearing
dengan sebuah micrometer. Jika sebuah strip plastik atau kawat timah hitam yang dipergunakan,
terapkan sedikit gaya ke atas, dengan sebuah jack, terhadap crankshaft agar shaft memiliki
kontak dengan bearing shell bagian atas. Hal ini memastikan suatu pengukuran yang benar
karena bobot crankshaft tidak bersandar pada material pengukuran sementara main bearing cap
sedang di-torsi. Untuk mengukur main bearing journal untuk adanya ketidak-bulatan, ukur sekali
lagi setelah crankshaft diputar 90º.
7. Evaluasi semua pengukuran, kondisi permukaan dari journal, serta kondisi dari bearing shell
untuk mengetahui bilamana harus memasang standard shell yang baru, atau bilamana, dalam
kenyataannya, adalah perlu untuk menggerinda-kembali shaft.
CATATAN:
Jangan memasang suatu campuran dari bearing shell yang baru dan lama atau standar dan
undersize. Jika melakukan hal ini maka akan menyebabkan suatu penyokong crankshaft yang tidak
merata dan sebagai akibat suatu kegagalan crankshaft.
9. Pemasangan main bearing dengan crankshaft yang terpasang menuntut perhatian yang sama
besarnya, jika tidak lebih banyak, seperti ketika crankshaft dilepaskan. Selanjutnya, adalah sulit
untuk melihat kotoran atau lint di bearing bore bagian atas. Oleh karena itu harus diperiksa
dengan sangat hati-hati sebelum menggelindingkan shell bagian atas yang telah diberi pelumas di
seputar journal crankshaft ke tempatnya. Hendaknya juga diingat bahwa bearing bagian atas
harus dipasang ke arah yang berlawanan dengan ketika dilepaskan, hingga tang pada bearing
shell diposisikan di dalam bearing support slot. Beri pelumas pada bearing shell di main bearing
cap dan letakkan pada upper bearing support Pasang baut atau mur dan kencangkan hingga torsi
yang telah dispesifikasi.
10. Prosedur pemasangan untuk thrust washer dengan crankshaft tetap pada tempatnya adalah
sama dengan jika crankshaft dilepaskan.
CATATAN:
Periksa end play.
11. Hendaknya selalu memeriksa kondisi operasi dari lubrication pump dan pressure relief valve
sebelum pemasangan.
12. Penyelesaian pemasangan dengan sederhana adalah prosedur terbalik dari melepaskan.
13. Isi crankcase dengan pelumas yang dispesifikasi oleh pabrikan mesin, dan ganti oil filter. Jalankan
mesin hingga suhu operasi, periksa-kembali permukaan oli, serta periksa untuk adanya
kebocoran oli.
Engine Counterbalancer
TOPIK 5
Friction Bearings
FRICTION BEARING
Jenis-jenis Bearing
Bearing dapat dibagi menjadi dua jenis utama: friction bearing dan antifriction bearing. Kedua jenis
tersebut dipergunakan untuk Engine (Gambar 46).
Friksi didefinisikan sebagai penolak gerakan antara dua permukaan yang saling bersentuhan. Friksi
diklasifikasikan menjadi tiga jenis: friksi geser, friksi gulung, dan friksi zat cair.
Friction bearings dapat ditemukan dalam mesin atau dalam komponen. Friction bearings dapat
dipergunakan untuk mendukung crankshaft, connecting rod, engine camshaft, fuel injection pump
camshaft, rocker arms, serta dalam beberapa aplikasi jugarocker arm shaft, idler gear atau pulley,
turbocharger shaft, alternator rotor shaft, starter armature shaft, dan oil pump gear dalam beberapa
aplikasi.
Penggunaan anti friction bearing terbatas. Anda dapat menemukannya dalam aplikasi seperti cooler
fan dan belt tightener, dalam coolant pump, fuel injection pump, governor, flywheel pilot bearing, dan
alternator
1. Bagian belakang baja dengan lapisan dalam tembaga yang tipis, serta dengan sebuah dasar
tembaga, dasar timah atau lapisan indium.
2. Bagian belakang baja dengan lapisan dalam tembaga beberapa lapis dan lapisan luar
tembaga timah tipis.
3. Bagian belakang baja dengan sebuah lapisan dalam nikel tembaga sinter dan lapisan
campuran tembaga.
4. Bagian belakang baja dengan sebuah lapisan dalam campuran tembaga sinter, sebuah pelat
penghalang, sebuah pelat campuran tembaga, dan lapisan luar timah tuang yang melapisi
seluruh bearing.
5. Bagian belakang baja dengan sebuah lapisan dalam campuran tembaga, sebuah pelat
penghalang, sebuah pelat tembaga timah, dan dengan lapisan luar tembaga yang melapisi
seluruh bearing.
6. Bagian belakang baja dengan lapisan campuran aluminium, pelat campuran tembaga, serta
sebuah lapisan timah yang melapisi seluruh bearing.
7. Bagian belakang baja dengan suatu campuran aluminium dan sebuah pelat timah flash yang
melapisi seluruh bearing.
Catatan
Sebagian besar bearing menggunakan suatu lapisan tipis tembaga atau nikel sebagai bahan pengikat
diantara lapisan luar dan lapisan dalam.
akan efektif selamanya, serta tidak ada prosedur servis dan perawatan yang dapat menjamin secara
lengkap bahwa partikel debu tidak akan memasuki oli dan merusak journal dan bearing.
Sebuah bearing harus memiliki ketahanan terhadap korosi karena zat kimia dan air dari pembakaran
(atau dari sumber lain) yang memasuki crankcase. Zat kimia dan air dalam oli akan menyerang logam
bearing jika logam tersebut tidak mempunyai resistensi terhadapnya.
Sebuah bearing harus memiliki ketahanan terhadap kejutan karena, dalam kondisi tertentu, terdapat
kontak logam dengan logam diantara journal dan bearing. Bahan yang dipergunakan untuk mencegah
kegagalan jenis ini ditampilkan dalam Tabel 3.
Sebuah bearing harus memiliki ruang kosong untuk oli agar dapat terlumasi dengan baik, agar dapat
didinginkan, serta untuk membuat sebuah penahan untuk memposisikan journal agar tetap berada
tengah selama rotasi (Gambar 49).
Pada saat mesin dihentikan, journal bertumpu pada rangka bearing bawah (Gambar 50). Seketika
crankshaft diputar (dan oli berada pada ruang kosong untuk oli), journal mendaki bearing, dan oli
bergeser di bawah daerah muatan. Journal kemudian diangkat, (atau connecting rod bearing
digerakkan menjauh dari journal), pada saat penahan terbentuk oleh molekul oli. Beberapa molekul oli
cenderung melekat pada journal dan bearing. Molekul oli yang melekat pada journal akan berputar
bersama journal sementara yang melekat pada bearing tetap diam pada permukaan bearing.
Keselipan molekul oli ketika saling melewati dikenal sebagai friksi zat cair. Namun, ketebalan film oli
diantara journal dan bearing tidak selalu sama. Muatan bearing selama empat langkah, kecepatan,
serta variasi dalam muatan membuat ketebalan film bervariasi. Di bawah kondisi muatan ekstrim
hanya oli yang melekat pada journal dan daerah bearing tetap berada ditempatnya, yang
memungkinkan suatu kontak metal dengan metal yang dapat mengakibatkan kejutan.
Pada saat dipergunakan, lubang oli dan alur umumnya ditempatkan hanya pada bagian paruh bawah
bearing. Lubang-lubang tersebut dipergunakan untuk mendistribusikan oli melalui daerah total-journal
dan daerah bearing. Dalam beberapa aplikasi suatu alur oli tambahan dipergunakan untuk
menyalurkan oli ke bearing lain atau untuk menyediakan oli ke komponen lain dalam mesin
kendaraan.
Evaluasi Main dan Connecting Rod Bearing
Bukti yang sangat baik dapat diperoleh dengan cara memeriksa main bearing, connecting rod bearing
dan journal. Tingkat kerusakan komponen tersebut memberikan bukti kondisi mesin secara
keseluruhan.
Penyebab keausan bearing yang berlebihan dapat dibagi menjadi empat kelompok besar:
Kegagalan karena debu (45 persen)
Kegagalan karena pelumas dan pendukung (25 persen)
Kegagalan karena operasi dan pemasangan (15 persen)
Kegagalan karena reaksi permukaan (15 persen)
Sebagian besar keausan bearing yang terjadi selama beberapa jam pertama adalah minimal dan
dianggap sebagai “normal”. Bearing yang ditampilkan dalam Gambar 51 diambil dari sebuah mesin
truk yang sudah beroperasi selama 4.500 jam. Bearing tersebut memperlihatkan aus normal.
Dalam penggunaan normal sebagian dari permukaan lapisan luar yang tipis dari timah hitam dan
timah mengalami keausan, mengekspos pelapis (tembaga, nikel, atau aluminium). Pola keausan
terpusat pada bagian tengah bearing karena diameter bearing yang lebih besar bila dibandingkan
dengan diameter journal.
Pada saat bearing motor truk atau mesin crawler memperlihatkan keausan ini dengan waktu operasi
di bawah 2.000 jam atau jarak 100.000 mil (160.930 km), keausan ini dianggap tidak normal, dengan
anggapan bahwa ampelas telah bercampur dengan oli. Periksa hal-hal berikut ini:
Fiter udara yang buruk
Kebocoran intake manifold
Filter pelumas yang buruk
Bahan bakar yang berlebihan
Pernapasan mesin yang terbatas
Ampelas yang halus juga dapat memasuki oli selama saat pemasangan kembali atau kecerobohan
pada saat mengganti oli dan filter.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sebagian besar kegagalan bearing diakibatkan oleh zat asing
(debu yang biasa) yang melalui journal dan bearing. Hal ini juga berlaku, tentu saja, pada komponen
yang lain. Tergantung pada zat asing dalam pelumas, journal, bearing, dan komponen maka dapat
tergores, terjepit atau berubah warna.
APLTCL046 VALIDASI OLEH: SONNY
LUNTUNGAN
Keausan Bearing Karena Bentuk Crankshaft Journal yang Tidak Beraturan / Irregular Shape
Gambar 52
Journal crankshaft yang melancip, yang berbentuk barel atau jam pasir, akan menyebabkan keausan
yang tidak normal. Salah satu kondisi tersebut dapat mempersingkat usia mesin (Gambar 52). Tentu
saja, waktu yang tepat untuk menyingkirkan masalah ini adalah pada saat sebuah mesin disesuaikan
kembali kondisinya. Pengukuran crankshaft journal dengan hati-hati akan membantu mengurangi
masalah potensial seperti ini.
Bearing shell yang tidak diposisikan dengan baik ditampilkan pada Gambar 55 hanya dioperasikan
selama 2 jam. Bearing shell tersebut gagal karena lubang persediaan oli yang salah diarahkan.
Pengarahan yang salah ini juga dapat menyebabkan bearing shell mengalami kejutan dan berputar
dalam crankpin bore.
Bearing shell yang tidak kencang karena torsi yang tidak memadai pada saat pemasangan akan
tetindih. Kurangnya dorongan ini akan mengakibatkan bearing menjadi tidak bundar. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya friksi dan dissipasi panas yang tidak memadai. Bearing dan journal
yang terpengaruh seringkali akan hancur, sedangkan bearing lain hanya memperlihatkan keausan
normal.
Bagian belakang bearing yang kendur akan nampak mengkilat atau memperlihatkan fretting dan
seringkali juga memperlihatkan keausan pada permukaan pasangan shell. Fretting merupakan
transfer logam dari bagian belakang ke bearing bore. Pada saat shell sangat kendur, transfer logam
dapat terjadi. Kelonggaran bearing shell juga dapat mengakibatkan main atau connecting rod bore
tidak bundar atau terlalu lebar, atau bore yang terdistorsi akibat mesin dengan beban berlebih.
Sebuah connecting rod yang dirangkai secara tidak benar ditunjukkan dalam Gambar 56. Sekali lagi
bearing ini mungkin tidak memiliki tekanan yang memadai atau mungkin diarahkan dengan tidak
benar. Sebagai akibatnya, bearing tersebut dapat pecah pada lubang oli, merusak daerah tang.
Dalam kasus yang ekstrim, rangkaian shell dapat berputar memasuki crankpin bore
Kegagalan Bearing Karena Kecepatan yang Terlampau Tinggi / Overspeeding dan Periode
Diam yang Lama / Long Idle Period
Dalam sebuah bearing shell yang rusak akibat kecepatan yang terlalu tinggi, muatan bearing yang
meningkat akan menurunkan film oli serta mengakibatkan kontak logam dengan logam diantara shell
dengan journal. Dengan kegagalan bearing karena kecepatan yang terlampau tinggi, bagian paruh
bawah dari connecting rod serta bagian paruh atas dari main bearing akan nampak aus.
Kegagalan bearing karena periode diam mesin yang terlalu lama saat ini tidak umum karena operator
masa kini berhati-hati dalam menjaga agar rpm mesin berada di atas kecepatan diam. Walau
demikian, bearing mungkin mengalami kegagalan pada saat suhu mesin menurun di bawah suhu
operasi serta pada saat sisa bahan bakar sudah mendilusi zat pelumas, dengan demikian mengurangi
viskositasnya.
Kegagalan Bearing Karena Penghidupan Mesin yang tidak Benar / Improper Starting
Umumnya, residu pelumas tetap terdapat dalam bearing selama periode singkat cranking dan selama
kecepatan diam. Dibutuhkan sekitar 15 hingga 30 detik setelah menghidupkan mesin sebelum aliran
oli menyebabkan tekanan dalam sistem pelumasan meningkat ke tekanan utama. Jika, dalam interval
ini, kecepatan mesin meningkat diatas 1.000 rpm, bearing dapat tidak memiliki pelumas. Kecepatan
yang tinggi, kurangnya pelumasan, dan beban muatan akan menghilangkan lapisan luar bearing,
serta dengan perlahan goresan akan nampak. Jika prosedur penghidupan mesin seperti ini terus
dilakukan, bearing akan menurun kualitasnya dan mengalami kegagalan. Banyak dari masalah
potensial seperti ini dapat dihilangkan dengan pemasangan sebuah pompa prapelumasan.
Dilusi pelumasan oli dengan bahan bakar adalah masalah lain yang diklasifikasikan dalam kurangnya
pelumasan.
Beberapa mesin nampak lebih rentan terhadap dilusi bahan bakar karena rancangan dan sistem
bahan bakarnya. Anda harus memperhatikan setiap mesin yang nampaknya “membuat oli”, yaitu
tingkat oli yang meningkat dan bukannya menurun secara perlahan pada saat mesin dioperasikan.
Mesin dengan kompresi yang buruk, injektor yang rusak, atau pewaktu yang tidak benar juga dapat
mengakibatkan bahan bakar yang belum terbakar memasuki crankcase dari silinder.
Pelumasan dengan tekanan adalah penting setelah sebuah mesin dikondisikan ulang atau disimpan
selama lebih dari beberapa minggu (Gambar 58)
Kegagalan Bearing Karena Zat Pendingin Dalam Pelumas / Coolant in Lubricant
Sumber kebocoran zat pendingin ke dalam oli seringkali sulit ditemukan karena kebocoran tersebut
dapat berasal dari head gasket yang rusak, kegagalan segel pada cylinder sleeve, kerusakan
pendingin oli, injector tube yang tidak dipasang dengan benar, torsi yang tidak sesuai, atau gasket
yang rusak serta dudukan ruang prapembakaran. Sumber yang lebih serius adalah kebocoran zat
pendingin ke dalam sistem pelumas melalui cylinder head atau cynlinder block yang retak.
Pada saat warna pelumas menjadi keabu-abuan atau berwarna susu, pelumas tersebut dapat
terkontaminasi dengan zat pendingin. Ethylene glycol atau zat antibeku dalam pelumas akan
membentuk sebuah bahan yang lekat. Jika, setelah memeriksa tingkat pendingin, nampak bahwa
terdapat zat pendingin dalam oli, maka jangan menghidupkan mesin. Singkirkan sumbat oli serta
periksa keberadaan zat pendingin. Yang pertama tampak sebagai zat pendingin dalam oli pelumas
mungkin adalah kondensasi air karena perubahan suhu oli dan mesin karena dioperasikan pada suhu
yang sangat rendah.
Kegagalan Bearing Karena Kesalahan Pengarahan / Misalignment
Arus listrik. Kerusakan bearing akibat arus listrik (elektrolisis) akan menampilkan lubang-lubang kecil
dalam sebuah pola dan/atau permukaan beralur (Gambar 61). Pola atau alur tersebut (jika ada)
berbeda pada setiap mesin karena perbedaan pada sumber arus serta jenis logam yang terserang.
Kerusakan bearing karena arus listrik dapat berasal dari komponen yang diaktuasi oleh listrik seperti
motor, sakelar, dan relay. Kerusakan bearing juga dapat disebabkan oleh grounding rangka mesin
yang tidak memadai atau lokasi penjepit ground tukang las yang tidak benar pada saat sedang
mengelas sebuah peralatan. Jika tukang las tersebut tidak menempatkan ground dengan benar, arus
tersebut dapat melengkung melalui bearing dalam mesin.
Untuk mencegah kerusakan bearing akibat arus listrik, pastikan bahwa ground semua komponen
listrik serta mesin sudah dihubungkan ke rangka mesin dengan benar.
Kegagalan bearing terjadi jika permukaan bearing rusak akibat listrik statis karena mesin tidak
dipergunakan selama bulan-bulan musim dingin serta mesin tersebut tidak dilindungi untuk musim
dingin.
Gambar 62 – (A) Lokasi umum untuk kavitasi pada sebuah rod bearing
(B) Kavitasi pada sebuah rod bearing dengan alur oli
Korosi kavitasi / Cavitation Corrosion: Kavitasi dalam oli menyebabkan spalling atau erosi pada
lokasi tertentu dalam bearing shell (connecting rod bearing bagian atas dan bawah) (Gambar 62).
Kerusakan kavitasi hanya terjadi pada lapisan permukaan serta tidak mempengaruhi lapisan tembaga,
perunggu atau aluminium. Karena kegagalan jenis ini disebabkan oleh ventilasi oli pelumas, periksa
sisi mauk pompa pelumas untuk mencari sambungan yang kendur yang dapat dimasuki udara.
Bekerja pada sisi bukit di mana oil pan tidak dirancang untuk permukaan jenis ini juga dapat
mengakibatkan korosi kavitasi.
Kegagalan Thrust Beating
Thrust Bearing crankshaft memiliki lapisan luar yang sama serta dibuat dari bahan yang sama dengan
bearing mesin yang lain. Sebagai peraturan umum, thrust bearing, thrust washer, atau thrust surface
crankshaft bukan daerah kegagalan yang serius. Masalah dapat terjadi hanya jika end play tidak
tepat, pada saat operator sedang menginjak kopling, atau pada saat kopeling yang diaktuasi udara
atau hidrolik tidak disesuaikan dengan benar. Beberapa kegagalan yang harus diwaspadai
ditampilkan dalam gambar-gambar berikut ini:
Thrust Surface
Gambar 63
Gambar 63 sebelah kiri memperlihatkan thrust surface yang memiliki goresan, namun bagian
ujungnya halus – dapat dipergunakan kembali.
Gambar 63 sebelah kanan memperlihatkan kerusakan berat pada bagian aluminium thrust surface –
jangan dipergunakan kembali
Gambar 64
Gambar 64 memperlihatkan kerusakan ringan pada aluminium pada thrust surface – dapat
dipergunakan kembali.
(Tidak ada ujung tinggi yang bersentuhan dengan crankshaft)
Gambar 65
Gambar 65 sebelah kiri memperlihatkan keretakan pada thrust flange - jangan dipergunakan kembali
Gambar 65 sebelah kanan memperlihatkan kerusakan ringan pada thrust flange - dapat dipergunakan
kembali
(Tidak ada ujung tinggi yang dapat bersentuhan dengan crankshaft)
Gambar 66
Gambar 66 memperlihatkan keausan thrust surface pada tiga posisi yang berbeda – dapat
dipergunakan kembali
Gambar 67
Gambar 67 sebelah kiri memperlihatkan keausan yang sudah memanjang di seluruh permukaan alur
oli – jangan dipergunakan kembali.
Gambar 67 sebelah kanan memperlihatkan keausan thrust surface yang berat (logam yang sobek
dan tergores) - jangan dipergunakan kembali
Gambar 68
Gambar 68 sebelah kiri memperlihatkan thrust surface yang rusak - jangan dipergunakan kembali
Gambar 68 sebelah kanan memperlihatkan bahwa keausan normal pada bagian belakang thrust plate
berada pada tiga posisi - dapat dipergunakan kembali
BEARING ANTI-FRIKSI / ANTI-FRICTION BEARING
Rancangan Bearing / Bearing Design
Semua bearing anti-friksi menggunakan bola, rol atau jarum diantara race bagian dalam dan luar
untuk merubah friksi geser menjadi gerakan berputar (Gambar 69). Salah satu cincin dalam atau luar
tetap diam.
Karena daerah kontak yang kecil diantara elemen putar dan race bagian dalam dan luar untuk
menahan tekanan kompresi yang tinggi, maka bahan yang dipergunakan untuk ball bearing umumnya
adalah campuran baja kromium yang tahan panas, dan bahan untuk roller bearing umumnya adalah
campuran baja karbon.
Jenis-jenis Bearing Anti-friksi
Bearing anti-friksi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis: (1) ball bearing (2) cylindrical roller bearing
dan (3) needle bearing, dalam ketiga jenis tersebut kita dapat menemukan berbagai rancangan. Kita
akan membatasi pembahasan bearing anti-friksi pada tiga jenis ini dan pada bearing yang umumnya
terdapat pada mesin kendaraan modern.
Gambar 71 – (a) Bearing dengan pelindung dan (b) bearing dengan segel
Shield beating: Sebuah pelindung atau pelat pada satu atau kedua sisi bearing jenis ini (Gambar 71
(A)) membatasi jalur masuk partikel kecil diantara race dan bola serta pada saat yang sama
mengurangi tekanan dan aliran oli yang melalui bola-bola ini.
Catatan:
Perawatan dan pembersihan bearing jenis ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jangan
merusak pelindung selama melepaskan atau pemasangan; pelindung tersebut dapat menyentuh
pemisah beating serta menyebabkan keausan atau meningkatkan friksi.
Sealed bearing: Bearing jenis ini memiliki sebuah segel permanen pada salah satu sisi atau kedua
sisi (Gambar 71 (B)). Bearing yang memiliki segel pada kedua sisinya sudah diberikan pelumas dari
pabrik serta tidak dapat dibersihkan. Jika segel rusak atau bearing terasa kasar pada saat rotasi,
bearing tersebut harus diganti.
Karena hanya sebuah sealed bearing yang dipergunakan, perhatikan agar tidak ada kotoran yang
memasuki bearing selama pemasangan. Adalah sulit untuk menyingkirkan kotoran yang sudah
memasuki bola, pemisah, race dan yang sudah mencapai segel.
Single row angular contact bearing: Single row angular contact bearing dipergunakan dalam pompa
injeksi di mana muatan radial dan muatan dorongan digabungkan. Namun, dorongan tersebut hanya
dapat diberikan dalam satu arah saja. Single row angular contact bearing umumnya dipergunakan
berpasangan, dengan satu bearing pada setiap sisi sisi shaft.
Double row deep groove bearing: Rancangan bearing jenis ini tidak berbeda dengan rancangan
single row deep groove ball bearing, namun, tentu saja, kapasitas muatannya lebih tinggi dalam setiap
aplikasi, karena adanya dua baris bola.
Cylindrical roller bearing: Bearing ini menggunakan sebuah straight roller sebagai elemen roller
serta memiliki kapasitas radial yang sangat tinggi karena roller axis dan race bagian dalam dan luar
(dari permukaan kontak) adalah paralel (lihat Gambar 69, bagian tengah). Bearing ini diproduksi
dalam rancangan baris tunggal dan ganda dan bervariasi dalam rancangan.
Salah satu jenis roller bearing yang dipergunakan dalam mesin-mesin besar adalah tapered roller
bearing (Gambar 72)
Needle bearing: Awalnya, needle bearing dianggap sebagai roller bearing tanpa sangkar karena
menggunakan roller sebagai elemen putarnya. Sebuah bearing diklasifikasikan sebagai needle
bearing jika panjangnya paling tidak enam kali dari diameter roller. Bearing jenis ini memiliki kapasitas
radial yang tinggi namun tidak memiliki kapasitas dorongan (Gambar 73).
Sebuah needle bearing dapat memiliki atau tidak memiliki sebuah separator, dengan atau tanpa inner
ring dalam atau dengan atau tanpa outer ring.
Tapered roller bearing: Bearing ini memiliki tapered roller sebagai elemen putarnya diantara cone
dan cup. Garis kontak diantara roller, cone dan cup, pada saat dipanjangkan bertemu pada bagian
pusat shaft. Sangkar dan bahu yang tinggi pada cone menjaga agar roller berada dalam arah yang
dikehendaki. Bearing ini dirancang untuk membawa muatan dorong dan radial dengan kombinasi
tinggi. Sebagai suatu peraturan umum, tapered bearing biasanya dipergunakan berpasangan dengan
sebuah bearing pada masing-masing sisi shaft.
Catatan:
Tapered roller bearing memerlukan penyesuaian secara periodik untuk mengencangkan kelonggaran
yang mungkin sudah terjadi karena keausan atau tekanan.
Thrust bearing: Thrust bearing dirancang hanya untuk dipergunakan pada aplikasi muatan dorongan
saja; kapasitas pembawa muatan bearing tersebut adalah insidental. Bearing ini menggunakan bola,
tapered roller atau cylindrical roller sebagai elemen putarnya (Gambar 74). Tapered atau cylindrical
thrust bearing umumnya menggunakan roller yang pendek untuk mengkompensasikan variasi
kecepatan antara diameter dalam dan luar roller.
Mengganti / Replace Antifriction Bearing
Musuh terbesar setiap bearing adalah kotoran dan pemasangan yang tidak benar. Kebersihan
perangkat dan daerah kerja di mana bearing hendak dipindahkan tidak dapat lebih ditekankan.
Penanganan yang ceroboh dapat mengakibatkan kegagalan bearing sebelum waktunya.
Berikut ini adalah sejumlah peraturan yang dapat diterapkan jika anda mengganti bearing, tanpa
mempedulikan apakah bearing tersebut hendak dibuang atau dipergunakan kembali:
1. Jangan pernah menggunakan sebuah palu dan pemukul, atau sebuah impact wrench
bersama dengan sebuah puller arrangement pada saat sedang melepaskan bearing.
Perkakas ini akan merusak race dan permukaan kontak dari rolling element serta dapat
mengakibatkan spalling dan kegagalan prematur.
2. Jangan memanaskan sebuah bearing dengan las pemotong. Pergunakan sebuah ujung
pemanas dan sebuah tongkat suhu untuk menentukan suhunya.
Gambar 75 – (A) Posisi puller yang umum (B) Menggerakkan sebuah bearing dari shaft
(pandangan separuh potongan)
3. Jika mungkin, tekan atau tarik bearing atau race dari shaft atau rangka. Pergunakan penarik
yang sesuai beserta pasangannya, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 75 (A), atau
mengerakkan bearing dari shaft, seperti digambarkan pada Gambar 75 (B).
4. Pada saat menggunakan sebuah penekan untuk menyingkirkan bearing atau race, dukung
bearing atau rangka dengan benar, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 76.
5. Pada saat menggunakan sebuah perkakas jenis tabung, berhati-hatilah agar tidak
mendorong bearing. Gerakkan bearing secara bergantian pada sisi yang berlainan.
6. Pada saat menggunakan panas untuk menyingkirkan inner ring yang memiliki diameter yang
sama dengan shaft, pergunakan sebuah sarung tangan yang tahan panas untuk mencegah
luka bakar. Sebagai alternatif, panaskan hanya satu bagian dari cincin atau potong sebagian
dari cincin dan kemudian lepaskan Pergunakan sebuah palu dan pahat dingin pada daerah
yang sudah dipanaskan untuk memecahkan cincin tersebut.
APLTCL046 VALIDASI OLEH: SONNY
LUNTUNGAN
Perhatian:
Semua zat pembersih mudah terbakar. Tangani dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kebakaran.
Setelah beberapa saat, guncangkan keranjang beberapa kali. Udara juga dapat dipergunakan untuk
mengguncangkan cairan pembersih. Hal ini akan melepaskan partikel (zat kontaminasi) dari bearing.
Pindahkan dan periksa bearing satu persatu. Jika dibutuhkan pembersihan lebih lanjut, pergunakan
sebuah sikat yang kuat (rambut sikat tidak boleh lepas atau patah selama pembersihan) untuk
melonggarkan partikel kotoran yang tersisa.
Setelah semua kotoran sisa sudah dilonggarkan, selesaikan pembersihan dengan cara
menggerakkan bearing maju mundur dalam zat pembersih dan ulangi prosedur ini dalam rendaman
zat pembersih yang bersih. Pergunakan udara paksa untuk menyingkirkan partikel yang tersisa dan
untuk menyingkirkan sisa zat pembersih; namun, tahan kedua race. Jangan pernah membiarkan
sebuah race untuk berputar karena udara paksa; cincin bearing dapat meledak. Hendaknya selalu
berhati-hati pada saat menggunakan udara paksa.
Untuk menentukan kelayakan sebuah bearing, periksa perubahan warnanya; periksa apakah terdapat
race yang rusak atau retak; pelindung atau segel yang rusak; separator yang rusak; bola atau roller
yang rusak atau patah; dan daerah pada bola, roller atau race yang brinell, retak atau spalled. Jika
terdapat salah satu indikasi tersebut di atas maka hal ini menandakan bahwa bearing perlu diganti.
Jika, selama pemeriksaan, bearing nampak baik dan selama inspeksi bearing tidak terasa kasar atau
lekat, maka bearing harus direndam dalam oli yang bersih serta disimpan dalam kertas tahan minyak
hingga siap untuk dipasang kembali.
Memasang Bearing Anti-friksi
Sebuah bearing dipasang dengan cara melakukan secara terbalik dari prosedur melepaskan. Namun,
sebelum anda dapat menekan, mendorong, atau menggerakkan bearing pada tempatnya, shaft dan
bearing bore harus dibersihkan dan kemudian diperiksa apakah terdapat takik atau benda kasar, jika
ada, segera singkirkan. Pastikan tidak terdapat kotoran pada shaft.
Beri oli dalam jumlah sedang pada dudukan bearing dan bore serta pada saat ini singkirkan bearing
dari tempatnya. Tangan dan perkakas yang digunakan harus sangat bersih.
Arahkan bearing pada tempat tekanan, serta arahkan shaft dengan bore. Kemudian tekan atau tarik
bearing hingga berada pas terhadap bahu (Gambar 77).
Gambar 78 – Memasang sebuah bearing dengan menggunakan sepotong tabung dan sebuah
palu (pandangan separuh potongan)
Jika harus memasang bearing dengan shaft tetap pada tempatnya atau jika tidak terdapat puller atau
penekan, ketuklah bearing secara perlahan dengan menggunakan perkakas yang mirip seperti
ditunjukkan dalam Gambar 78. Hal ini akan mendorong bearing ke dalam shaft. Pastikan bearing
tersebut tidak terkokang, kalau tidak shaft dan/atau bore akan tergores atau terpotong. Untuk
mencegah bola atau roller agar tidak rusak pada saat menggerakkan bearing terhadap tempatnya,
letakkan sebuah kain yang bebas serat di sekitar rangkaian.
Catatan:
Impact wrench tidak boleh dipergunakan untuk memutar puller spindle, puller nut, atau shaft nut untuk
menarik bearing pada tempatnya. Salah satu prosedur ini dapat merusak elemen putar dan race.
Catatan:
Bekerjalah secepat mungkin pada saat memposisikan bearing
Sebuah metoda alternatif, yang juga merupakan metoda yang aman, adalah dengan mendinginkan
shaft atau bearing, tergantung pada pemasangan bearing, menggunakan es kering untuk
menyurutkan shaft atau bearing.
Perhatian:
Berhati-hatilah pada saat menggunakan es kering atau panas. Selalu pergunakan sarung tangan
asbestos sebagai perlindungan.-
TOPIK 6
Connecting Rod & Piston
CONNECTING ROD
Inspeksi / Inspection
Jika connecting rod dapat dipergunakan, periksa apakah baut dan mur connecting rod bersandar
langsung pada permukaan mesin tanpa mencampuri connecting rod atau cap fillet (Gambar 81).
Periksa apakah ulir tidak terdistorsi, apakah diameter baut adalah sesuai dengan spesifikasi, serta
apakah arah cincin atau dowel tidak rusak. Jika terdapat komponen yang rusak, baut dan/atau cincin
harus diganti. Pastikan cap bore dan connecting rod tidak aus atau melebar. (Baut connecting rod
harus berada pas dalam bore).
Catatan:
Connecting rod pada mesin yang memiliki daya 100 hp atau lebih per silinder umumnya
menggunakan empat baut connecting rod untuk menyediakan gaya kepit dan pengarahan yang baik.
Periksa piston pin dan crankpin bore. Ukur crankpin bore 30° di atas dan di bawah garis pemisah
dengan menggunakan sebuah mikrometer dalam, sebuah dial bore gauge, atau sebuah telescopic
gauge. Toleransi yang diperbolehkan untuk crankpin bore adalah 0,001 in (0,025 mm).
Jike permukaan internal crankpin bore rusak serta tidak bundar, periksa apakah bore tersebut dapat
disesuaikan ukurannya. Mulailah dengan mengukur panjang connecting rod pada suatu arah atau
memeriksa fixture karena tidak mungkin menyesuaikan ukuran crankpin bore jika panjang rod terlalu
pendek. Untuk menyiapkan connecting rod untuk pengukuran, kencangkan cap sesuai spesifikasi,
serta posisikan rod seperti pada Gambar 81. Masukkan master pin sebagai pengganti reamer dan jika
master pin pas dalam piston pin bore maka ukuran connecting rod bore dapat disesuaikan.
Tidak perlu memperhatikan lokasi bushing split namun perhatikanlah arah lubang oli (Gambar
84).
Beberapa pabrikan merekomendasikan broaching bushing (yaitu, dengan cara menekan sebuah alat
broaching ke dalam bushing bore) serta tidak melakukan perluasan bore agar memastikan bushing
pas kencang terhadap permukaan bore untuk mencegah agar bushing tidak berputar serta untuk
menyediakan ukuran bore yang seragam. Sebuah bushing yag kencang dengan pas juga mentransfer
panas dengan baik.
Pada saat ketebalan bushing berbeda atau jika reamer gagal untuk memberikan kontak permukaan
penuh, hal ini disebabkan karena connecting rod bengkok atau terpelintir serta harus dilurukan
kembali, diperbaiki-kembali, atau buang (Gambar 85).
Catatan:
Piston pin bushing split harus diposisikan di bawah spray nozzle. Hendaknya diingat bahwa bushing
mesin turbocharger tidak dapat diganti.
Catatan:
Connecting rod yang memiliki perangkat pengatur arah crankpin mating surface seperti shoulder dan
groove atau serration tidak dapat diservis pada saat bore tidak bundar lagi atau permukaannya rusak.
Kegagalan Piston
Gambar 90 memperlihatkan sebuah piston dengan bekas terbakar dari daerah skirt ke daerah crown.
Bekas ini dapat diakibatkan oleh zat pendingin yang kurang, aliran zat pendingin yang terbatas,
sebuah radiator yang sebagian tersumbat, suhu zat pendingin yang tinggi (yang disebabkan oleh cap
radiator yang rusak, fan belt yang kendur, atau water pump yang rusak), cold starting yang tidak benar
yang dilakukan secara terus-menerus, hot shutdown, kurang pelumasan, bahan bakar berlebihan
(yang disebabkan oleh turbocarger yang rusak), injektor yang rusak, dan/atau penyesuaian fuel
injection pump yang tidak benar.
Berikut ini adalah daftar tindakan buruk yang dapat merusak mesin.
2. Menjalankan mesin diatas 1,000 rpm sebelum suhu air muncul pada pengukur suhu air.
Gambar 91 – Kegagalan piston karena goresan yang diakibatkan oleh thrust atau antithrust
pada skirt
Gambar 91 memperlihatkan sebuah piston dengan bekas goresan vertikal. Bekas goresan ini terjadi
dalam jangka waktu yang lama pada sisi thrust dan antithrust pada piston skirt. Bekas goresan ini
dapat berasal dari cincin yang rusak, bahan bakar yang berlebihan, distorsi piston karena ekspansi
suhu, atau distorsi cylinder liner bore dan/atau cylinder liner O-rings.
Gambar 92 memperlihatkan sebuah piston yang sudah mulai tererosi (terbakar) pada sisi luar piston
crown. Erosi tersebut dapat berasal dari peledakan, persediaan udara yang terbatas, penggunaan
ether yang berlebihan (untuk menghidupkan mesin), bahan bakar yang berlebihan, injector yang
rusak, dan/atau nozzle orifice yang melebar.
Gambar 94 memperlihatkan sebuah piston yang rusak dengan ring land yang patah. Kerusakan ini
dapat berasal dari pemasangan compression ring yang tidak benar, ring yang patah atau kerusakan
ring land sebelum pemasangan dilakukan, atau casting porosity dari pihak pabrikan yang buruk.
Kerusakan ini juga dapat terjadi sebagai akibat dari penggunaan ether yang berlebihan atau detonasi
yang ekstrim.
Pada saat piston (termasuk daerah skirt) memperlihatkan deposit berwarna hitam atau coklat, maka
hal ini merupakan indikasi bahwa oli mesin atau gas pembakaran sudah memasuki ring tersebut. Gas
pembakaran dapat masuk melalui ring jika segel ring tersebut dalam kondisi buruk, oli yang digunakan
berkualitas rendah, terdapat tingkat oli yang tinggi dalam crankcase, suhu oli yang tinggi, pelumas
yang tercampur udara, atau interval penggantian oli yang terlalu berlebihan.
mengarahkan oli ke bagian bawah piston crown. Oli tambahan ini mendinginkan piston serta
melumasi piston pin.
Catatan:
Pentingnya posisi dan kondisi piston nozzle tidak dapat lebih ditekankan lagi. Jika nozzle rusak atau
berubah bentuk, nozzle tersebut tidak dapat diluruskan kembali; maka nozzle tersebut harus diganti.
(Sebuah sasaran plastik seringkali dipergunakan untuk memeriksa ketepatan arahnya).
Catatan:
Berhati-hatilah dalam menggunakan zat pembersih karena beberapa zat pembersih
mengandung zat kimia yang menyerang campuran aluminium. Jangan menggunakan sebuah
sikat kawat untuk menyingkirkan deposit dari piston aluminium karena sikat tersebut dapat
merusak permukaannya. Lebih lanjut, jika skirt memiliki pelapis, sikat kawat juga dapat
melepaskan lapisan tersebut
Gambar 97 – Memeriksa keausan ring groove dengan menggunakan sebuah wear gauge
Setelah piston sudah dibersihkan dan dikeringkan dengan udara kompresi, periksa kembali piston
tersebut, terutama pada daerah piston pin boss. Kemudian, periksa keausan pada piston ring groove.
Pergunakan sebuah feeler gauge atau wear gauge (Gambar 97) pada beberapa titik disekitar keliling
ring groove. Batas keausan maksimum rata-rata adalah 0.006 inci (0.152 mm). Jika tingkat keausan
melampaui batas ini, gantilah piston tersebut.
Piston umumnya diganti karena terdapat ruang kosong yang berlebihan dalam compression ring
groove pertama atau kedua (disebabkan oleh keausan normal) serta bukan karena keausan normal
dalam oil ring groove, piston skirt, atau piston bore. Tidak ada pabrikan mesin disel yang
merekomendasikan memperpanjang usia kerja piston dengan cara merestorasi ring groove.
Periksa ruang kosong piston-to-liner (ruang kosong kerja) dengan cara mengukur diameter piston
serta membandingkannya dengan diameter dalam cylinder liner. Ruang kosong kerja rata-rata sekitar
0.006 in (0.152 mm) serta tidak kurang dari 0.002 in. (0.050 mm). Ruang kosong yang tidak
mencukupi akan menyebabkan kegagalan piston dan/atau cylinder liner yang prematur.
Prosedur untuk mengukur piston tidaklah sama untuk semua piston. Dengan demikian, periksa
pedoman servis yang sesuai.
Sebagai contoh, pengukuran cam-ground piston diambil pada sudut sebelah kanan piston pin bore.
Untuk straight atau tapered piston (Gambar 98) pengukuran diambil pada lokasi A dan B.
Catatan:
Pengukuran harus dilakukan pada suhu 70° F (21,1 °C)
Gambar 100 – Mengukur piston pin bore dengan sebuah inside micrometer
Sebelum mengukur piston pin bore, periksa suhu piston karena variasi suhu di atas atau di bawah 70°
F (21,1 ° C) akan mempengaruhi ukuran bore. Ukurlah bore dengan menggunakan sebuah inside
micrometer, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 100. Berikutnya, periksa serta ukur piston pin. Jika
APLTCL046 VALIDASI OLEH: SONNY
LUNTUNGAN
piston pin tidak-bulat lebih dari 0,001 in (0,025 mm), menunjukkan tanda-tanda goresan dan/atau
korosi, atau sudah aus melampaui batas, maka piston pin tersebut harus diganti.
Tidak direkomendasikan mengasah atau mempertajam piston pin bore serta mengganti sebuah piston
pin yang berukuran terlalu besar. Mengasah atau mempertajam dapat merubah arah piston serta
menyebabkan piston terkejut atau menyebabkan kegagalan rod bearing.
Gambar 101
Pada saat merangkai sebuah connecting rod yang sudah pernah dipergunakan dan piston, periksa
apakah piston pin dapat cocok dengan piston, seperti pada gambar 101. Namun, pertama-tama
periksa pedoman servis yang sesuai, karena beberapa piston harus dipanaskan hingga suhu 210 °F
(98,9 °C) sebelum piston pin dapat dipasang untuk mencegah kerusakan pada piston pin bore. Piston
pin tersebut harus dapat masuk dengan pas. Perlu tekanan tangan pada saat memasukkan pin
kedalam piston. Namun, kecocokkan dalam connecting rod harus cukup longgar.
Pada saat merangkai connecting rod ke dalam piston, tempatkan piston dalam sebuah rangka
penahan atau tempatkan connecting rod dalam sebuah penjepit dengan rahang lembut. Berikan oli
mesin yang bersih pada piston pin bore, connecting rod bushing, dan piston pin.
Pasang sebuah snap ring pada grrove atau pasang sebuah piston pin retainer ke piston pin bore.
Paksa piston pin melalui piston pin bore hingga nampak sebuah tonjolan kecil.; arahkan piston
position mark dengan connecting rod atau sebaliknya, kemudian tempatkan connecting rod beserta
piston pin bore dalam tonjolan ini. Paksa piston pin melalui bore terhadap snap ring.
Pasang snap ring lain atau piston pin retainer. Pastikan bahwa terdapat ruang kosong yang memadai
diantara snap ring dan piston pin, serta diantara connecting rod dan piston pin boss.
Catatan:
Pada saat memasang piston yang memiliki valve relief, periksa pedoman servis untuk
menentukan ke arah mana valve relief tersebut harus diarahkan. Pedoman tersebut juga
akan mengindikasikan ke mana connecting rod harus diarahkan. Periksa tanda pada piston
crown untuk mengetahui arah piston. Sebagai peraturan umum nomor connecting rod
menghadap ke arah camshaft pada mesin in line dan menghadap ke luar pada mesin 17 blok.
Gambar 102 – Pandangan sebagian crosshead piston yang sebagian sudah dirangkai
Letakkan piston crown pada sebuah permukaan yang bersih serta masukkan bearing (bushing)
dengan cara memaksa separuh bushing kedalam tempatnya (lihat Gambar 102).
Catatan:
Ruang kosong diantara ujung bushing dan groove dalam piston crown bervariasi diantara seri-
seri mesin
Satu dari dua jenis seal ring dipergunakan diantara crown dan skirt: sebuah seal ring dengan sebuah
masukan dalam, atau sebuah seal ring puncak bertanda. Lumasi seal ring dan ring groove.
Pergunakan perkakas pemasang ring untuk memasang seal ring pada crown sehingga salah satu
masukan dalam atau puncak bertanda menghadap bagian puncak piston crown. Seal ring tidak boleh
melekat pada groove, dan ruang kosong harus tidak melebihi spesifikasi. Lumasi permukaan seal ring
pada piston skirt. Kompres seal ring dengan menggunakan ring compressor khusus, serta geser skirt
pada crown. Skirt tersebut harus dapat berputar bebas dengan menggunakan tekanan tangan untuk
memastikan performa piston yang memuaskan.
Arahkan skirt dan piston crown, lumasi pin bore, piston pin, dan bushing, serta pasang piston pin.
Tempatkan spacer pada baut connecting rod, lumasi thread, arahkan connecting rod dan piston pin
hole, serta pasang dan kencangkan bolt dengan menggunakan jari.
Jepit connecting rod dalam sebuah penjepit dan sesuaikan torsi baut menurut spesifikasi.
Berikutnya, pasang retainer serta periksa apakah terdapat kebocoran udara.
Rancangan Piston Ring
Compression Ring dan Oil Control Ring
Gambar 103 – Rancangan compression dan oil-control ring termasuk head land piston ring
(baris tengah, ujung kanan)
Karena hingga kini pabrikan tidak dapat merancang sebuah piston ring serbaguna yang dapat
menyegel combustion chamber, mengendalikan oli pada cylinder wall, menyerap panas dari piston ke
cylinder wall, menahan panas dan tekanan, serta memiliki usia kerja yang lama, maka pabrikan
memproduksi berbagai jenis piston ring. Piston ring dapat dibuat dari besi tuang, malleable iron, atau
ductile iron dengan tambahan elemen seperti karbon, silikon, grafit, magan, fosfor, krom, tembaga,
molibdenum, atau vanadium. Sebagian besar compression ring dan beberapa oil control ring terbuat
dari plasma atau krom untuk mengurangi friksi serta memperpanjang usia kerjanya.
Head land piston ring saat ini dipergunakan dalam mesin produksi dengan sukses (Gambar 103).
Rancangan head land menempatkan compression ring puncak pada puncak piston dalam posisi untuk
menghilangkan cincin tipis udara mati yang mengelilingi bagian atas piston. Beberapa pabrikan mesin
mengaku bahwa head land ring menghasilkan penambahan sebesar 5 persen ekonomi bahan bakar
serta mengurangi asap disel sebesar 50 persen. Head land piston dan ring mudah rusak selama
perakitan serta membutuhkan perhatian khusus untuk perakitan yang benar.
Semua piston ring memiliki sebuah built-in controlled ring tension serta diatur oleh mesin serta dirakit
pada dimensi yang spesifik. Dalam kondisi bebas piston ring berbentuk oval terhadap silinder bundar.
Pada saat dibatasi dalam silinder, piston ring terpasang dengan pas pada sisi piston groove, serta ring
face berada pada cylinder wall untuk memastikan penyegelan yang sesuai dan pengendalian oli.
Semua compression ring menggunakan tekanan ring intrinsik, tekanan pembakaran pada power
stroke, tekanan pembuangan pada exhaust stroke, tekanan crankcase pada intake stroke, dan
tekanan kompresi pada dorongan kompresi untuk menyegel diantara piston gerak dan cylinder wall
(Gambar 103). Sebagai tambahan, compression ring mengendalikan film oli pada cylinder wall dengan
efektif serta mencegah kontak logam dengan logam antara piston ring dan cylinder sleeve. Namun,
terlalu banyak tekanan statik menyebabkan keretakan, goresan, dan keausan yang berlebihan.
Tekanan statik yang tidak mencukupi mengakibatkan pengendalian oli yang kurang dan konsumsi oli
yang tinggi; dengan demikian, pada saat memasang piston ring, pergunakan perkakas pemasang ring
untuk mencegah distorsi piston ring atau ekspansi yang berlebihan selama pemasangan.
Oil control ring dipergunakan untuk membatasi film oli pada cylinder walls serta untuk menyediakan
pelumasan yang memadai pada compression ring. Jika film oli tertinggal pada cylinder wall dalam
jumlah besar, film oli tersebut tidak dapat dikendalikan oleh compression ring dan dapat memasuki
combustion chamber. Film oli yang tidak mencukupi pada tembok akan mengakibatkan kontak logam
dengan logam diantara compression ring dan cylinder wall serta akan mengakibatkan goresan dan
gesekan.
Gambar 104 – Gerakan oil-control ring selama dorongan turun (A) dan dorongan naik (B)
Gambar 104 menunjukkan sebuah oil control ring yang terpasang dan celah terbuka atau saluran
pada permukaan hingga belakang ring. Saluran ini membuat oli yang tersapu dari cylinder wall
memasuki ring groove, piston wall opening, serta kembali ke crankcase (Gambar 104 (A)). Pada saat
yang sama, oli ini membawa panas menjauh dari piston (Gambar 104 (B)). Pada beberapa mesin oli
ini juga melumasi piston pin.
Sebagian besar oil control ring menggunakan sejenis expander, atau rel, untuk memaksa ring tersebut
terhadap cylinder wall (lihat baris dasar Gambar 103). Gaya ini merupakan sebuah faktor pengendali
oli yang besar yang tidak boleh dirubah.
Arahkan piston. Jika piston cooling nozzle dipergunakan, berhati-hatilah agar tidak membengkokkan
nozzle tube. Jika perlu, masukkan piston beberapa derajat dari arah yang benar tersebut untuk
mengosongkan nozzle (Gambar 107).
Dengan menggunakan pegangan palu, dorong atau ketuk piston ke dalam bore hingga terdorong oleh
cylinder block. Jika anda mengalami kesulitan pada saat memasang piston, terdapat kemungkinan
disebabkan oleh piston ring yang tidak terpasang dengan benar, ruang kosong piston dan/atau piston
ring yang belum diperiksa dengan benar, ring gap yang tidak memadai, atau ring groove yang belum
dibersihkan seluruhnya. Rangkaian harus dibongkar serta ditemukan penyebabnya.
Arahkan bagian bawah connecting rod dengan menggunakan crankshaft journal setelah memastikan
tidak terdapat kotoran pada bearing shell atau journal. Tarik connecting rod pada tempatnya yang
menggunakan tangan atau perkakas yang sesuai.
Periksa kembali posisi bearing shell dalam connecting rod dan cap; kemudian pasang connecting rod
cap. Nomor identifikasi cap harus sesuai dengan nomor rod; kedua nomor juga harus dapat
disearahkan serta harus menghadap ke arah yang ditentukan dalam pedoman servis.
Dengan menggunakan pelumas yang direkomendasikan, lumasi connecting rod bolt, nut dan stud
thread, jika ada, untuk memastikan torsi yang sesuai.
Periksa ruang kosong antara connecting rod bearing dan journal dengan menggunakan metoda yang
sama dengan yang anda pergunakan untuk memeriksa ruang kosong kerja main bearing. Ruang
kosong rata-rata adalah sekitar 0,003 in (0,076 mm) pada saat masih baru. Ruang kosong rata-rata
adalah 0,007 in (0,18 mm). Periksa untuk memastikan bahwa terdapat ruang kosong yang cukup
antara sisi connecting rod dengan sisi journal. Ruang kosong sisi rata-rata adalah sekitar 0,005 in
(0,13 mm) untuk mesin in line dan sekitar 0,007 in (0,12 mm) untuk mesin blok V.
Gambar 108 – Memasang rangkaian piston dan connecting rod dalam ring compressor dan
cylinder sleeve
Posisikan tanda cylinder liner ke satu sisi wooden block. Posisikan piston ring gap, arahkan
connecting rod ke liner mark, lumasi piston dan ring compressor, dan kemudian masukkan rangkaian
seperti yang ditunjukkan dalam operasi 1, Gambar 108. Berikut, masukkan rangkaian seperti dalam
operasi 2. Periksa dan, jika memungkinkan, arahkan kembali nomor identifikasi connecting rod
dengan liner mark. Paksa connecting rod ke arah bawah hingga ring compressor terbebas dari piston.
Singkirkan connecting rod cap dan ring compressor. Pasang paruh atas connecting rod bearing shell
(paruh yang tanpa oil groove) dan dorong piston ke bawah hingga compression ring menjauh dari
sleeve inlet port. Dengan crankshaft journal berada pada posisi terendahnya, arahkan rangkaian
kedalam cylinder bore dengan hati-hati.
Arahkan sleeve yang berhubungan dan cylinder block mark serta paksa cylinder liner flange terhadap
counterbore. Pastikan journal dan bearing shell dalam kondisi bersih. Berikan pelumas pada
keduanya, kemudian arahkan connecting rod serta tarik kedalam crankshaft journal. Setelah
connecting rod cap bolt diberikan torsi sesuai spesifikasi, tempatkan sebuah hold down clamp pada
cylinder liner. Hal ini mencegah liner agar tidak terdorong keluar pada saat crankshaft berputar untuk
perakitan rangkaian piston berikutnya.-
TOPIK 7
Lubrication Pump dan Oil Cooler
Mesin disel bergantung pada sistem pelumasan untuk menurunkan suhu mesin, mengurangi friksi,
membersihkan komponen internal, serta membantu penyegelan antara piston ring dan cylinder wall.
Hal ini merupakan alasan mengapa sistem pelumasan harus dapat memindahkan oli dalam volume
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Gambar 109
Komponen dasar sistem pelumasan terdiri atas oil pump, inlet oil strainer, satu atau lebih pressure
relief dan/atau bypass valve, oil filter, oil level indicator, sebuah oil pressure gauge, oil pan reservoir,
serta oil pipe dan hose yang menghubungkan komponen-komponen tersebut satu sama lain dengan
mesin (Gambar 109).
idler shaft atau driven shaft. Singkirkan relief valve assembly dan wash component part dalam bahan
bakar yang bersih atau zat pembersih.
Memeriksa dan Mengukur Lubrication Pump
Periksa apakah terdapat ujung kasar, bekas goresan dan alur pada pump gear face. Jika nampak
bahwa terdapat kerusakan yang berlebihan maka gear set tersebut harus diganti. Ukur bushing dan
shaft untuk menemukan keausan. Jika ruang kosong lebih dari 0,003 in (0,076 mm), bushing dan/atau
shaft harus diganti. Periksa pump cover dan bagian sisi gear housing untuk menemukan keausan dan
bekas goresan. Jika pola keausan pada sisi tekanan rendah (pompa masukan) sudah melampaui jam
3 maka housing harus diganti.
Metoda lain untuk memeriksa tingkat keausan adalah dengan mengukur ruang kosong antara pump
body dan gear teeth dengan menempatkan gear dalam pump body dan menggunakan sebuah feeler
gauge untuk mengukur keausan pada sisi tekanan rendah (lihat Gambar 115). Pada saat ruang
kosong melebihi 0,004 in (0,101 mm), pump body harus diganti. Pump body dan cover harus dalam
kondisi halus serta tidak menunjukkan goresan, bekas gesekan, atau titik-titik kasar.
Ukur tinggi gear dengan menggunakan sebuah micrometer, dan dengan menggunakan sebuah depth
micrometer, ukur kedalaman body untuk menentukan ruang kosong kerja gear.
Cara lain untuk mengukur ruang kosong kerja adalah dengan menggunakan sebuah strip plastik
(Plastigage) (Gambar 116).
Merawat dan Memasang Kembali Lubrication Pump
Singkirkan potongan dan ujung kasar dari gear, cover plate, shaft, keyway, dan spline. Jika bushing
perlu diganti, lakukan menggunakan sebuah bushing remover adapter. Tekan bushing lama keluar
serta masukkan yang baru, pada kedalaman yang disebutkan dalam buku pedoman servis anda.
Sebagian besar pedoman servis juga merekomendasikan teaming bushing tersebut.
Periksa ruang kosong bushing ke shaft tehadap bushing yang baru. Setelah membersihkan oil screen,
periksa apakah terdapat screen wire yang patah atau kendur, sebelum memasang-kembali screen ke
dalam atau di atas oil pump cover. Bersihkan dan gosok relief valve bore dan plunger. Ukur tinggi
relief valve spring dan, jika berada di bawah spesifikasi, gantilah spring tersebut. Jangan mengulur
spring tersebut.
Lumasi semua bagian dan komponen menggunakan oli mesin dan rangkai kembali menurut urutan
pembongkaran yang dibalik.
Pada saat pump gear baru dipergunakan, periksa backlash dengan menggunakan sebuah feeler
gauge. Pastikan relief valve plunger tidak tersangkut dan assembled pump dapat berputar tanpa
terbelit. Jangan memaksa drive gear ke dalam drive shaft. Drive gear harus dipanaskan dan dipasang.
Memasang Lubrication Pump ke Engine
Sebagian besar lubricant pump dihubungkan ke rangka penahan sehingga backlash, jika disesuaikan
dengan benar, tidak dapat berubah. Backlash beberapa oil pump drive dan driven gear disesuaikan
dengan cara menaruh (atau menyingkirkan) shim diantara permukaan untuk penempatan. Pada oil
pump yang lain backlash disesuaikan dengan cara menggerakkan pump ke samping, kemudian
mengebor lubang dowel ke dalam locating plate.
Jika perlu, luruskan metal stamped flange. Periksa apakah terdapat penghalang dalam saluran oil
pan, jika mungkin. Terutama periksa thread dan sealing surface oil drain dan oil level plug. Thread
yang rusak dapat diperbaiki dengan menggunakan sebuah helicoil, atau sebuah new plug assembly
yang dapat di-solder atau di-las ke oil pan.
Memasang Oil Pan
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan semua komponen atau bagian berada pada tempatnya,
dengan torsi yang sesuai dan telah diamankan. Periksa kebersihan oil pan dan cylinder block mating
surface. Pastikan oil baffle berada pada tempatnya dengan aman dan oil pickup screen dan seal (jika
dipergunakan) berada pada tempatnya.
Tempatkan pan pada posisinya serta pasang oil pan bolt. (Seringkali terdapat dua atau lebih dowel
atau aligning bolt yang dipergunakan untuk memposisikan oil pan tersebut). Singkirkan guide stud,
gasket, dan holding device. Pasang aligning bolt dan oil pan bolt yang tersisa, kemudian kencangkan
dalam urutan dengan torsi yang sudah disesuaikan.
Catatan
Beberapa oil pan dibautkan pada bagian depan atau belakang plate atau pada tyre flywheel housing.
Jika memang demikian, pergunakan sebuah non-hardening sealing compound pada pojok oil pan dan
housing untuk meningkatkan segel. Untuk memastikan tidak terdapat kebocoran pada joint, anda
harus berhati-hati pada saat mengencangkan oil pan dan flywheel housing bolt
Akhirnya, pasang clean-out cover atau inspection cover dan juga oil level plug dan drain plug atau
baut.
Merawat Oil Cooler
Sebelum membongkar sebuah tube type oil cooler, isi cooler housing, melalui port, dengan mineral
spirit untuk mengendurkan residu oli dan zat kontaminasi dalam cooler; jika tidak elemen cooler sulit
untuk disingkirkan.
Catatan:
Karena jenis logam yang dipergunakan adalah bermacam-macam periksa pedoman servis
untuk menentukan kekuatan larutan, dan juga untuk rekomendasi prosedur pembersihan.
Untuk memindahkan cooler element, pertama-tama singkirkan cover, gasket retainer, dan O-ring.
Masukkan dua stud bolt ke dalam cooler element puller hole serta amankan sebuah puller bar. Untuk
APLTCL046 VALIDASI OLEH: SONNY
LUNTUNGAN
mencegah pengerasan residu, lapisi oli pada sisi cooler segera setelah cooler element dipindahkan.
Siramkan larutan trikloroetilen atau sebuah oakite atau alkaline (tergantung seberapah jauh sumbatan
cooler) di sekitar cooler tube atau ke dalam masukan cooler core. Pergunakan air panas untuk
menyiram larutan pembersih dari cooler. Jika tampak partikel logam dari komponen mesin yang rusak
atau aus dalam sistem pelumas, maka cooler tersebut harus diganti, karena tidak mungkin memeriksa
efektivitas prosedur pembersihan.
Memeriksa dan Menguji Oil Cooler
Keringkan cooler dengan menggunakan udara kompresi serta siram tabung dengan light engine oil.
Periksa apakah terdapat tube atau core yang rusak. Periksa ujung tile tube untuk adanya korosi dan
keretakan las atau solder. Periksa housing dan hubungan untuk menemukan thread yang rusak dan
flange untuk adanya goresan, keretakan dan bekas gesekan. Periksa bypass valve dan spring untuk
adanya korosi atau permukaan yang rusak, dan jika demikian, gantilah.
Untuk memeriksa cooler tube atau kebocoran core, segel kedua ujung tube (pada saat memeriksa
sebuah cooler core, segel core dengan menggunakan sebuah plate) dan hubungkan sebuah air hose
ke tile drilled dan tapped hole. Dengan menggunakan sebuah air-pressure regulator untuk
pengendalian, berikan tekanan pada core hingga tekanan yang direkomendasikan.
Catatan:
Karena jenis cooler bervariasi, pastikan anda mengacu pada spesifikasi tekanan yang sesuai.
Tekanan tersebut bervariasi antara 15 hingga 80 psi (103,4 hingga 551,6 kPa)
Rendam core dalam air yang dipanaskan hingga 180° F (82,2 °C). Jika terdapat gelembung udara,
tandai asal gelembung tersebut. Dalam pelaksanaannya, sebuah cooler yang bocor akan diperbaiki di
bengkel atau diganti.
Untuk memperbaiki solder yang retak, solder ulang flared end dari tube. Berhati-hatilah agar tidak
mencairkan colder pada tube yang berdekatan.
Catatan:
Oil cooler core tidak boleh dipergunakan kembali setelah kegagalan mesin, walaupun telah
dibersihkan secara menyeluruh. Core tersebut mungkin mengandung debu logam, yang tetap
ada setelah dibersihkan, yang dapat masuk ke dalam oli mesin dan mengakibatkan kegagalan
mesin.
Gambar 119 – Sebuah air-driven pre-lube pump (1) air motor (2) oil pump
APLTCL046 VALIDASI OLEH: SONNY
LUNTUNGAN
Setelah mesin dihidupkan, 15 hingga 30 detik dapat berlalu sebelum oli mesin di bawah tekanan
mengalir melalui mesin. Operasi mesin dalam periode tekanan oli rendah dapat mempersingkat usia
bearing mesin. Karena alasan ini, kadang-kadang dipergunakan engine pre-lube pump (Gambar 119).
Pre-lube pump ditempatkan secara eksternal pada mesin serta dapat digerakkan secara elektrik atau
menggunakan udara. Pump dalam Gambar 119 dipergunakan pada mesin Seri Caterpillar 3600.-
TOPIK 8
Cylinder Head dan Valve
Kegagalan Cylinder Head
Catatan servis mengindikasikan bahwa kegagalan cylinder head dan valve train seringkali terjadi
karena servis yang tidak memadai, penyesuaian yang salah, dan perawatan yang buruk.
Cylinder head bolt dengan torsi yang salah dapat mendistorsi valve atau menyebabkan injector nozzle
menjadi lekat, yang dapat mengakibatkan misfire atau perubahan pewaktu. Dalam kedua situasi salah
satu valve akan duduk lebih cepat daripada yang lain dan sisi kontak akan mendingin lebih cepat.
Gaya dudukkan kemudian akan lebih tinggi pada sisi kontak, dan karena sisa daerah pembuangan
akan terbuka, gas pembakaran yang panas kemudian akan keluar, valve fillet akan semakin besar,
dan valve opening akan meningkat. Kemudian valve dapat mengalami kegagalan.
Keretakan diantara valve port dan injector, atau diantara valve port, seringkali diakibatkan oleh
pemanasan berlebihan dan/atau pengisian bahan bakar berlebihan, hot shutdown, serta hilangnya
reduksi dalam aliran zat pendingin.
Keretakan juga dapat diakibatkan oleh casing yang rusak, permesinan yang tidak benar, pemasangan
yang tidak benar, atau penggunaan eter yang berlebihan untuk menstarter.
Kerusakan pada Gambar 123 dapat disebabkan oleh panas yang berlebihan, zat pendingin rendah
dan/atau aliran zat pendingin yang berkurang, bahan bakar yang berlebihan, injection timing yang
tidak sesuai, mesin yang kelebihan beban, udara masuk yang terhalangi, atau turbocharger yang
rusak.
Operasi terus-menerus dalam kondisi seperti ini dapat menyebabkan valve insert menjadi terlalu
panas dan juga valve burning atau channelling. Akan tetapi, valve channeling dapat disebabkan oleh
broken insert, bent valve, valve atau dudukan valve yang tidak bundar, valve guide yang aus, injector
nozzle yang rusak, deposit pada valve seat, dan/atau penyesuaian yang salah yang membuat valve
tidak mendapat dudukan yang benar. Pada saat terdapat lebih dari satu valve insert yang retak,
umumnya diakibatkan oleh pemanasan yang berlebihan. Pada saat hanya terdapat satu insert yang
rusak, msks hal ini dapat disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar, insert bore yang dikerjakan
dengan mesin secara tidak benar atau insert yang kendur dalam bore.
Keausan valve guide yang tidak normal disebabkan oleh abrasif dalam pelumas, pelumasan yang
tidak mencukupi, mesin yang terlampau panas, valve atau valve insert yang tidak bundar, valve spring
yang bengkok, atau ground rocker arm yang menyentuh valve stem pada sudut tertentu. Pelumasan
valve guide yang tidak mencukupi dapat berasal dari ruang kosong yang tidak memadai antara valve
guide dan valve stem, tingkat oli yang rendah, tekanan oli pompa yang rendah (karena pompa yang
aus), pressure relief valve yang lekat, atau kontaminasi pelumas.
Servis Cylinder Head
Beberapa mesin menggunakan sebuah sealing groove dalam cylinder head. Setelah memunculkan
kembali jenis head ini, scaling groove harus dimasukkan ke dalam head dengan menggunakan mesin
(Gambar 126).
Pengujian Udara / Air Testing Cylinder Head
Hubungkan sebuah air hose ke tapped cover plate. Dengan menggunakan sebuah air regulator,
berikan tekanan ke cylinder head hingga sekitar 40 psi (275,8 kPa), kemudian tenggelamkan cylinder
head ke dalam air panas. Periksa apakah terdapat kebocoran udara, terutama di sekitar lokasi valve
seat dan injector sleeve.
Pengujian Air / Water Testing Cylinder Head
Sebuah metoda pengujian air adalah dengan menghubungkan sebuah selang air ke cylinder head
serta memberikan tekanan hingga sekitar 40 psi (275,8 kPa). Bersihkan dengan menggunakan steam
cylinder head untuk meningkatkan suhu head dan air hingga sekitar 180° F (127 °C). Tiup hingga
kering dengan menggunakan udara kompresi. Periksa dengan hati-hati sekitar valve seat dan injector
sleeve untuk mencari keretakan. Sebagai petunjuk, tidak direkomendasikan serta tidak layak untuk
memperbaiki sebuah cylinder head yang rusak.
Perawatan Injector Sleeve
Terdapat banyak jenis injector sleeve (tabung) yang dipergunakan untuk menyegel cylinder head
coolant passage; akan tetapi, beberapa cylinder bead memiliki cylinder well atau bore integrally cast.
Sebagian besar sleeve memerlukan sedikit perawatan dan mudah diganti.
digabungkan setelah instalasi untuk memastikan dudukan injector cooling dan nozzle seating adalah
benar.
Karena perkakas dan prosedur untuk mengganti injector sleeve bervariasi pada setiap rancangan
mesin, adalah penting untuk melihat pedoman servis untuk jenis mesin tertentu, untuk memperoleh
informasi spesifik.
Valve Guide
Gambar 131 – Menggunakan sebuah runout indictor untuk mengukur kelurusan valve stem
Ukur kelurusan valve stem dengan menggunakan sebuah runout indicator, seperti diperlihatkan pada
Gambar 131. Valve tersebut harus diganti jika tumour melebihi 0.002 in (0.050 mm).
Mengasah Valve / Honing Valve
Periksa valve grinder dengan cara memeriksa kekencangan drive belt, kondisi pelumas bearing, dan
tingkat zat pendingin. Secara khusus pastikan chuck dalam keadaan bersih.
Pilih sebuah grinding stone yang tepat untuk valve yang akan diasah. Pilih zat pendingin yang sesuai
dan pasang diamond dressing tool.
PERINGATAN:
Jangan menggunakan air atau larutan oli pada saat mengasah valve yang berisi sodium.
Pergunakan kerosin. Kerosin tidak akan meledak karena tercampur dengan sodium jika inti
sodium terekspos pada saat pengasahan.
Aktifkan pandingin dan gerakkan diamond dengan perlahan kian-kemari pada stone. Untuk mencegah
agar tidak kasar, hindari memotong terlalu dalam atau menggerakkan diamond terlalu cepat di atas
permukaan stone.
tidak aus), maka valve harus dibuang karena margin valve akan tidak datar setelah diasah. Hal ini
akan berakibat pada suhu yang tidak sama pada valve head serta menyebabkan kegagalan dini valve.
Potong ringan pada permukaan valve untuk menentukan apakah valve dapat ditanahkan.
Pengasahan dapat menyingkirkan terlalu banyak permukaan serta mengakibatkan margin yang
kurang dari separuh ketebalan asal. Pemeriksaan ini akan menentukan warpage pada valve head
yang tidak nampak sebelumnya.
Untuk menghindari agar valve tidak terlalu panas, hanya lakukan potongan ringan, gerakkan valve
secara perlahan pada seluruh permukaan stone, dan siramkan banyak oli pemotong. Pada saat
permukaan valve sudah halus dan bebas lubang, periksa margin. Jika jumlah yang disingkirkan lebih
besar dari jumlah yang diantisipasi, maka kemungkinannya adalah bahwa margin akan menjadi
terlalu kecil dan/atau valve head akan lebih rendah di dalam cylinder head dari batas maksimum yang
dispesifikasi.
Catatan:
Jangan menggerakkan valve keluar stone selama pengasahan. Hal ini akan membuat stone
menjadi bergerigi atau kasar dan permukaan asah menjadi bundar. Juga berhati-hati agar
tidak merusak permukaan valve fillet.
Kadang-kadang perlu untuk me-redress stone untuk menjaga permukaan tetap halus, datar dan
memiliki sudut dudukan katup yang seragam selama pengasahan sebuah valve. Hal ini dapat terjadi
akibat beat scale pada valve atau karena grinding stone tidak sesuai untuk kekerasan valve tersebut.
Catatan:
Pastikan bahwa pada saat menggunakan kembali valve maka setiap valve ditempatkan pada
guide yang asli.
Setelah semua valve diasah, servis valve stem end dengan menggunakan sebuah attachment
(ditampilkan dalam Gambar 133) untuk menopang dan menahan valve dalam posisi. Putar micrometer
feed hingga valve stem end menyentuh stone. Hidupkan grinding wheel motor serta posisikan cooling
stream ke valve stem end. Putar micrometer feed secara perlahan ke arah stone untuk memastikan
pemukaan menjadi halus. Perhatikan jumlah logan yang tersingkir agar anda tidak menyingkirkan
permukaan melebihi jumlah yang ditentukan (sekitar 0.015 in (0.38 mm)) dan dengan demikian
menghilangkan pengerasan tile surface dan keausan dini.
Pada saat semua stem end sudah diasah, terkadang sebuah chamfer baru perlu diasah. Jangan
mengasah sebuah chamfer yang terlalu besar karena akan mengurangi daerah kontak stem end serta
menurunkan kualitas rocker arm surface dengan cepat.
Pemeriksaan Akhir Valve
Setelah mengasah dan membersihkan semua valve, periksa kembali margin valve. Periksa valve
yang baru diasah pada runout indicator. Valve face runout tidak boleh melebihi 0.0010 in. (0.0025
mm). Jika valve face runout melebihi batas ini, periksa kondisi umum valve refacer; mungkin perlu
dibersihkan atau diganti. Periksa dan ukur ulang valve stem untuk menentukan apakah hal ini
merupakan penyebab runout yang tinggi tersebut.
Catatan:
Valve baru juga harus diperiksa, diukur, serta kadang-kadang, di-ground ulang (diasah) jika
valve tersebut rusak akibat pengiriman atau penanganan.
yang dispesifikasi, maka insert juga harus diganti. Dengan hati-hati periksa ketinggian atau kedalaman
valve head terhadap spesifikasi pedoman. Jika valve head terlalu tinggi, valve head tersebut dapat
mengganggu piston yang dapat menyebabkan kerusakan valve dan piston (Gambar 134).
Jika valve head terlalu rendah, maka suatu kehilangan kompresi tidak terhindarkan. Valve dan/atau
valve insert harus diganti. Jika tidak terdapat insert yang dipergunakan dan valve seat rusak serta
tidak dapat diasah ulang, maka sebuah valve seat insert harus dipasang.
Catatan:
Lindungi valve guide serta jangan mengelas cylinder head.
Kemudian, setelah insert sudah menjadi dingin, insert tersebut dapat dipindahkan dengan
menggunakan tangan atau tang dengan mudah. Setelah dipindahkan, periksa apakah terdapat bekas
terbakar, keretakan atau ujung kasar pada counterbore. Jika ditemukan kerusakan-kerusakan ini,
perbaikilah. Beberapa pabrikan tidak mengijinkan penggantian dengan ukuran insert yang sama; akan
tetapi mereka menyarankan membor counterbore tersebut agar dapat cocok dengan sebuah insert
yang terlalu besar.
Menggunakan sebuah driver untuk menekan insert ke dalam counterbore dengan kencang. Beberapa
pabrikan merekomendasikan mendorong insert dengan menggunakan sebuah perkakas khusus atau
sebuah round-nose punch untuk memaksa logam di sekitar ujung luar insert chamfer edge.
Perkakas Pengasah Valve Seat
Valve seat grinding tool yang rusak harus diperbaiki dan perkakas yang rusak diganti. Sebuah valve
seat, jika diasah dengan tidak benar, dapat menyebabkan hilangnya kompresi, perubahan
pembakaran, konsumsi bahan bakar yang meningkat, valve yang terbakar, atau kerusakan valve
head. Sebuah valve seat harus diasah pada sudut yang tepat serta konsentrik dengan valve guide.
Seat area harus halus dan lebarnya berada dalam jangkauan spesifikasi.
Valve seat harus diasah pada ukuran yang presisi. Perkakas yang dibutuhkan adalah:
2. sebuah pilot, dengan ukuran diameter yang sama dengan valve stem, untuk memusatkan
grinder
4. berbagai macam grinding stone dengan sudut yang berbeda untuk mengasah valve seat
hingga lebar yang lebih sempit.
Stone tersebut juga harus memiliki lebar yang tepat sehingga tidak mengganggu wall dari combustion
chamber atau shoulder valve seat. Stone tersebut harus terbuat dari bahan yang dapat mengasah
insert atau campuran besi tuang cylinder head. Valve guide harus tidak hanya bersih, akan tetapi juga
harus sesuai dengan dimensi yang sudah ditentukan; jika tidak pilot tidak akan sama terhadap valve
seat. Valve seat dan sekitarnya harus bebas dari karbon dan oli untuk memastikan efisiensi
pemotongan maksimum grinding stone.
Stone dressing. Setelah memilih stone dengan lebar dan bentuk yang sesuai, kencangkan pada
drive. Kemudian tempatkan valve seat grinder pada guide pin dari dressing tool. Jauhkan diamond
cutter dari stone, sesuaikan diamond holder pada sudut yang sesuai, dan kencangkan. Hidupkan drive
motor dan sesuaikan diamond pada stone. Geser diamond pada permukaan stone. Jangan memotong
terlalu dalam atau menggeser diamond pada kecepatan yang terlalu tinggi pada permukaan stone.
Jika melakukan hal ini maka dapat menghancurkan diamond tersebut atau mengguncangkan stone.
Hal ini tentu saja membuat permukaan stone menjadi kasar.
Sudut interferensi. Beberapa pabrikan merekomendasikan mengasah valve seat ½ hingga 1½° lebih
besar, untuk memperoleh garis sentuh yang sempit. Sudut tersebut disebut sudut interferensi. Fungsi
sudut interferensi adalah untuk membuat sebuah valve seat sempit yang bebas bocor pada saat
mesin pertama kali dihidupkan. Pada saat valve menjadi panas, valve head sedikit menggulung dan
mengembang pada kontak seat penuh (lihat Gambar 134).
Pengasahan Valve Seat (Refacing)
Sebelum mengasah sebuah valve seat, pastikan valve guide dalam keadaan bersih. Kemudian
berikan selapis tipis oli mesin pada pilot dan masukan ke dalam valve guide.
Bersihkan bore dari valve grinder serta tempatkan grinder di atas pilot. Topang valve seat dan
hidupkan drive motor (Gambar 136). Dekatkan stone dengan perlahan pada seat dengan
menggunakan micrometer knob. Tindakan ini akan memastikan permukaan seat yang halus.
Memberikan gaya berlebihan pada stone akan menghasilkan seat yang kasar.
Singkirkan hanya sedikit logam permukaan untuk menghasilkan continuous seat yang bebas lubang.
Dress stone sesering diperlukan.
Gambar 140 – Valve spring: (A) uniform coil spacing (sebuah gulungan coil pada sebelah kiri,
dan gulungan lain pada sebelah kanan (B) variable coil spacing (C) uniform coil spacing
Untuk mengendalikan getaran valve atau valve flutter pada waktu penutupan dan untuk mengurangi
tingkat keausan valve seat dan valve seat insert, dipergunakan variable spaced spring.
Pada saat valve mengangkat dan/atau kecepatan mesin sedang tinggi, dua spring dipergunakan
untuk memastikan terdapat gaya yang mencukupi serta mencegah getaran dan guncangan valve. Coil
umumnya digulung dalam arah yang berlawanan untuk mencegah valve spring agar tidak berputar
(Gambar 140 (A)).
Gambar 141 – Pandangan sektoral sebuah cylinder head Caterpillar Seri 3500
Sebuah spring retainer yang terbuat dari campuran besi tuang menstabilisasi valve spring serta
menguncinya dalam valve stem melalui sekumpulan keeper (Gambar 141). Valve keeper memiliki
internal groove atau recessed area yang sesuai dengan raised area atau groove pada valve stem.
Jika dua keeper diletakkan dalam valve stem, permukaan luarnya membentuk sebuah kerucut serta
sesuai dengan permukaan valve spering retainer. Kadang-kadang sebuah valve spring seat (retainer)
dipergunakan sebagai sebuah heat sink dan juga sebagai sebuah wear washer untuk mencegah
spring agar tidak membuat aus cylinder head.
Perawatan Valve Spring
Bersihkan setiap valve spring dengan menggunakan zat pembersih yang sudah dilapisi untuk
memberikan perlindungan untuk menjaga resisitansi terhadap korosi. Setelah membersihkan dengan
benar serta mengeringkan dengan menggunakan udara kompres, periksa secara visual untuk adanya
karat, lubang atau coil yang retak. Periksa kedua ujung spring; kedua ujung tersebut harus rata serta
memiliki sebuah permukaan yang halus dan menyempit. Jika ditemukan salah satu kerusakan ini
maka spring tersebut harus diganti. Periksa kedua ujung spring untuk mengukur kesamaan dengan
cara menempatkan spring pada permukaan yang rata.
Catatan:
Pada saat sejumlah total lebih dari 0.030 in (0.76 mm) disingkirkan dari valve dan tyre valve
insert karena pengasahan, sebuah valve spacer harus dipergunakan untuk meningkatkan
ketinggian spring.
Valve Rotator
Untuk memperpanjang usia valve dan valve seat, exhaust dan/atau intake valve dari beberapa mesin
dilengkapi dengan valve rotator positif atau nonpositif. Valve rotator nonpositif memiliki sebuah
Belleville spring (cone spring) diantara dua valve spring retainer, dan sebuah coil spring di atas cone
spring. Pada saat rocker arm memaksa valve ke bawah, gaya valve spring sementara disingkirkan
dari valve. Hal ini memberikan valve kebebasan sementara untuk berputar ke posisi yang berbeda.
Sebuah positive rotator dirancang mirip dengan nonpositive kecuali cone spring diganti dengan
sejumlah steel ball kecil. Ball tersebut terletak dalam sebuah groove seperti ramp dan ditahan
menggunakan small coil spring (Gambar 143). Pada saat rocker arm menggerakkan valve ke bawah,
cone spring tertekan. Hal ini memaksa ball bergerak dalam ramp dan valve berputar. Pada saat gaya
rocker arm disingkirkan, gaya cone spring dilepas. Bola kemudian akan dipaksa kembali ke posisi
awal oleh coil spring.
Menservis Valve Rotator
Tidak mungkin meemriksa fungsi valve rotator pada saat telah dipindahkan. Pada tahap ini alternatif
anda adalah dengan cara membersihkan secara menyeluruh serta memeriksa rotator secara visual
untuk menemukan kerusakan eksternal. Valve rotator dapat diperiksa dengan mudah pada saat mesin
sedang berjalan dengan cara membuat tanda kapur pada rotor retainer dan retainer body. Pada saat
valve rotator masih beroperasi, tanda retainer harus berputar menjauh dari tanda spring retainer.
Servis Valve Bridge (Crosshead)
Menggunakan sebuah mikrometer, ukur diameter luar guide pin serta bandingkan dengan pengukuran
dalam spesifikasi pabrikan. Dengan menggunakan sebuah square, periksa kelurusan guide pin. Jika
pin tersebut harus diganti, pergunakan sebuah adapter yang terpasang pada sebuah slide hammer
serta tarik pin kelaur dari cylinder head.
Untuk memasang guide pin, pergunakan sebuah guide mandrel untuk menekan pin ke dalam bore
hingga protusi yang sudah ditentukan. Setelah pemasangan, periksa kembali kelurusan guide pin.
Valve Seal
Beberapa mesin menggunakan valve seal untuk mencegah oli agar tidak mengalir ke combustion
chamber melalui intake atau exhaust guide. Seal ini, terbuat dari bahan teflon, ditempatkan pada valve
guide atau pada valve stem di bawah valve keeper. Valve seal mengendalikan kehilangan oli secara
efektif dengan menggunakan vakum, gravitasi, dan inersia pada intake dan exhaust valve.
Merakit Kembali Cylinder Head
Setelah semua bahan abrasif disingkirkan, head sudah dikeringkan dengan menggunakan udara
kompresi, dan semua plug sudah dipasang kembali, bersihkan valve guide dengan menggunakan
sikat yang tersaturasi oli. Rendam valve stem ke dalam zat pelumas bersih (oli) dan tempatkan dalam
valve guide. Pastikan setiap valve dimasukkan dalam valve guide di mana valve tersebut diuji.
Tempatkan lower spring seat pada valve ke dalam cylinder head, dan valve stem seal pada stem dan
kemudian pada valve guide. Kemudian, tekan valve spring dalam posisi serta masukkan upper valve
spring retainer atau valve rotator pada valve spring.
Catatan:
Pasang valve spring dengan closed coil end menghadap cylinder head
Catatan:
Beberapa pabrikan merekomendasikan memeriksa gaya yang dibutuhkan untuk membuka
valve dengan menggunakan sebuah perkakas spring khusus.
Pastikan permukaan mesin cylinder head dan cylinder block dalam kondisi bersih. Jangan lupa
memeriksa cylinder bore. Pastikan tidak terdapat oli pada bagian dasar cylinder head atau threaded
bolt hole. Hal ini dapat mengakibatkan hydrostatic lock pada saat cylinder head berada pada
tempatnya atau jika head bolt ditorsi.
Pastikan water nozzle atau cylinder head cooling let tube berada pada tempatnya serta menunjuk ke
arah yang benar. Pasang guide stud yang dibutuhkan untuk memposisikan cylinder head gasket serta
untuk memastikan pemasangan yang bebas masalah. Tempatkan head gasket dengan sisi yang
bertanda menghadap ke atas pada cylinder block. Jika dipergunakan, pasang oil dan coolant grommet
(seal ring) dan fire ring.
Angkat cylinder head pada posisinya. Pastikan cylinder head paralel dengan cylinder block pada saat
menempatkan dalam posisi dan head gasket dan grommet berada dalam posisinya. Pada saat
dipergunakan multihead, pasang semua cylinder head, kemudian dengan menggunakan sebuah
straightedge atau perkakas khusus, arahkan cylinder head dan/atau manifold dan/atau water manifold
surface sebelum mengencangkan head bolt.
Rendam seluruh cylinder head bolt dalam zat pelumas yang direkomendasikan. Pindahkan untuk
membiarkan oli yang berlebihan menetes keluar. Jika menggunakan thrust washer, tempatkan pada
cylidner head bolt dan masukkan bolt, sesuai panjangnya, ke dalam bore yang sesuai.
Gambar 146 – Urutan torsi yang umum (1) kencangkan hingga 50 ft lb (67,7 Nm) (2) tingkatkan
hingga 100 ft lb (135,5 Nm) (3) tingkatkan hingga torsi akhir 280 ft lb (379,4 Nm).
Kencangkan head bolt menurut urutan yang direkomendasikan dan pada peningkatan torsi sebesar
50 ft lb (68 Nm) (Gamabr 146).
MEKANISME VALVE TRAIN
Mekanisme valve train membutuhkan gerakan rocker arm yang halus, cam follower ke cam, serta
valve yang sudah disesuaikan dengan benar dan valve timing. Bab ini membahas mode kegagalan,
prosedur pembongkaran dan pemeriksaan, instruksi penggantian, prosedur reconditioning dan
prosedur perakitan serta pemasangan kembali untuk komponen valve train. Bab ini membahas
metoda yang benar untuk penyesuaian timing mesin 6 silinder.
Gambar 148 – Mengasah rocker arm hingga valve bridge contact surface
Periksa permukaan rocker arm pada lokasi di mana permukaan tersebut menyentuh valve stem atau
bridge. Jika memerlukan resurfacing, pastikan untuk menjaga contour radius agar valve tersebut
dipaksa lurus ke arah bawah. Jangan menyingkirkan lebih dari 0.010 in (0.25 mm) dari permukaan,
kalau tidak anda akan menyingkirkan permukaan yang keras. Pergunakan attachment tool dari valve
refacer untuk resurface permukaan rocker arm (kontak) (Gambar 148).
Catatan:
Beberapa rocker arm memiliki insert yang dapat diganti untuk memungkinkan self-aligning
contact, dan dengan demikian memperpanjang usia valve, guide dan rocker arm.
Ukur keausan rocker arm bushing. Jika rocker arm masih baru, ruang kosong kerja rata-rata adalah
sekitar 0.001 in (0.025 mm). Jika bushing melampaui spesifikasi tersebut, tekan keluar, kemudian
masukkan bushing yang baru. Atur arah bushing oil hole terhadap rocker arm dengan hati-hati.
Karena beberapa rocker arm bushing tidak memiliki oil hole, rocker arm tersebut harus dibor setelah
pemasangan.
Untuk memperoleh arah dan diameter dalam yang benar, bushing tersebut dapat diasah atau di-
burnish dengan menggunakan sebuah perkakas burnishing. Burnishing merupakan sebuah prosedur
untuk mengatur dudukan bushing dan juga menyesuaikan diameter bore sesuai spesifikasi. Periksa
kerataan dan kemungkinan adanya keretakan pada rocker arm bracket mounting surface serta juga
kehalusan side seat surface. Pastikan bahwa oil supply hole dalam keadaan bersih.
Merangkai Rocker Arm Shaft
Cam follower dan tappet roller terbuat dari besi tuang atau campuran besi yang memiliki ketahanan
tinggi terhadap korosi dan keausan (Gambar 151). Walaupun penampilan luar berbeda pada setiap
disain, semua cam follower dan roller mengurangi friksi serta membagi gaya secara merata ke
chamshaft lobe pada saat pembukaan dan penutupan valve atau pada saat mengoperasikan injector.
Cam follower umumnya bergeser naik dan turun dalam bore ketika mengikuti alur chamshaft lobe.
Cam follower bore, yang umumnya terdapat di dalam cylinder block, dapat menjadi aus atau rusak.
Harus dilakukan pemeriksaan yang teliti pada cam follower bore, dan setiap bore yang rusak atau aus
harus diperbaiki.
Sebuah socket yang menerima pushrod ball end dihubungkan dengan menggunakan mesin ke
follower atau sebuah socket pengganti didorong ke dalam follower. Beberapa mesin, karena
perbedaan pada lokasi dan tindakan camshaft, tidak memiliki pushrod atau conventional cam follower.
Catatan:
Untuk mempertahankan kekerasan permukaan, jangan menyingkirkan lebih dari 0.010 in
(0.25 mm).
Gambar 154
Sebelum memasang mekanisme operasi valve train, putar semua valve adjusting screw hingga
kelonggaran maksimum. Hal ini akan mencegah valve agar tidak ditekan terhadap piston ketika rocker
arm shaft ditorsi ke arah bawah. Lumasi bore dan cam follower sebelum menempatkan cam follower
kedalam bore.
Sekrupkan pushrod ke dalam clevis hingga sebuah pushrod thread sudah nampak (Gambar 154).
Bautkan follower guide pada tempatnya untuk menahan follower dalam posisi.
Catatan:
Oil hole pada bagian dasar cam follower harus ditempatkan menghadap sisi trailing dari
camshaft
Lumasi rocker arm bushing dan shaft. Geser rocker arm shaft melalui tiga rocker arm bushing.
Posisikan sebuah rocker arm bracket pada kedua ujung shaft dan, jika menggunakan sebuah valve
bridge, pasang valve bridge tersebut pada guide pin, pastikan ujungnya berada pada valve stem.
Putar rangkaian rocker arm ke dalam posisi serta masukkan cap screw melalui rocker arm bracket
dan shaft. Mulailah dengan cap screw ke dalam cylinder head dan torsi sesuai dengan spesifikasi.
Penyesuaian valve: Untuk setiap jenis mesin, presisi ruang kosong valve adalah penting. Sebuah
mesin disel dua siklus lebih mudah terpengaruh oleh ruang kosong valve dibandingkan sebuah mesin
disel empat siklus karena siklusnya dilengkapi dalam satu revolusi dan exhaust valve cooling sekitar
kurang dari 50%. Ingat pula, peningkatan atau pengurangan ruang kosong valve akan merubah waktu
(dalam derajat) stroke.
Catatan:
Jika servis mengacaukan ruang kosong valve, matikan semua sekrup untuk menyesuaikan
tappet sehingga valve tidak dapat menyentuh piston pada saat mesin sedang diengkol.
Pedoman servis menyediakan daftar spesifikasi ruang kosong valve untuk mesin dingin dan
mesin panas; oleh karena itu set ruang kosong valve dua kali: sekali sebelum menghidupkan
mesin dan sekali lagi pada saat mesin sudah mencapai suhu operasinya. Penyesuaian ulang
perlu karena komponen valve dan valve train dapat membesar pada suhu operasi. Hal ini
dapat menyebabkan perubahan dalam ruang kosong valve.
Prosedur berikut mengasumsi pekerjaan sudah dilakukan pada sebuah mesin enam silinder dengan
menggunakan urutan pengaktifan 1-5-3-6-2-4. Ingat bahwa valve ditutup pada saat piston berada
dalam TDC pada siklus kompresi. Pada saat mempersiapkan semua valve dengan satu putaran
crankshaft, pertama-tama catat urutan pengaktifan, yaitu, tempatkan tiga nomor cylinder terakhir di
bawah tiga nomor pertama, seperti berikut:
1-5-3
6-2-4
Dalam contoh ini, cylinder No 1 berada pada siklus kompresi pada TDC, dan dengan demikian,
cylinder No 6 juga berada pada TDC namun sudah melengkapi siklus pembuangan, dan intake dan
exhaust valve terbuka (tumpang-tindih).
Pada saat yang bersamaan, cylinder No. 5 adalah 120° BTDC dan pada siklus kompresi. Cylinder No.
2 adalah juga 120° BTDC akan tetapi pada siklus pembuangan. Cylinder No. 3 adalah 120° ATDC
pada siklus masuk, dan cylinder No. 4 adalah juga 120° ATDC akan tetapi pada power stroke.
Pada tahap ini set kedua ruang kosong intake dan exhaust valve cylinder No 1, intake valve cylinder
No 2 dan 4, dan exhaust valve cylinder No 3 dan 5.
Untuk menyesuaikan ruang kosong valve, masukkan sebuah pengukur dengan ketebalan diantara (1)
valve bridge dan rocker arm, (2) valve stem dan rocker arm, dan (3) camshaft dan follower. Kendurkan
locknut dan putar adjusting screw ke arah bawah (searah jarum jam) untuk mengurangi ruang kosong
atau ke arah atas (berlawanan dengan jarum jam) untuk meningkatkan ruang kosong antara dua titik
sentuh feeler-gauge. Ruang kosong ini di-set dengan benar pada saat feeler gauge melewati slight
drag diantara dua permukaan. Pada saat menggunakan sebuah no-go feeler gauge, ketebalan no-go
tidak akan melampaui kedua permukaan tersebut.
Jika ruang kosong sudah di-set dengan benar, tahan adjusting screw dalam keadaan diam dan
kencangkan locknut. Periksa kembali adjustment untuk memastikan ruang kosong valve tidak berubah
setelah mengencangkan locknut. Setiap adjusted valve harus segera diidentifikasi sehingga tidak ada
yang terlewat.
Putar crankshaft 360° sehingga cylinder No.6 berada pada siklus kompresi TDC. Sesuaikan valve dari
cylinder No 6, intake valve cylinder No 3 dan 5, dan exhaust valve cylinder No 2 dan 4.-
TOPIK 9
Flywheel Housing, Flywheel, dan Timing Cover
PENDAHULUAN
Flywheel menyimpan energi berputar yang disebut inersi. Flywheel housing dapat menutupi flywheel,
timing gear, dan sebuah sistim untuk meningkatkan ventilasi crankcase.
CATATAN:
Sebuah flywheel housing yang berat harus diangkat ke posisinya dengan sebuah kerekan yang
sesuai.
Cantelkan sebuah dial gauge pada bore agar penunjuk dengan tepat terletak pada permukaan bore
(Gambar 157). Pasang dial pada zero, dan kemudian putar crankshaft sebanyak satu putaran
lengkap. Catat pembacaan pada interval 90º. Pembacaan pada setiap titik tidak boleh melebihi
toleransi rata-rata konsentritas (penipisan) sebesar 0.005 in. (0.12 mm). Ketukkan housing ke dalam
pengarahan dan kencangkan baut hex. Pemeriksaan yang berikut adalah penipisan muka flywheel
housing. Untuk melakukan pemeriksaan ini, relokasikan dial gauge agar penunjuk berada pada
flywheel housing flange. Dorong crankshaft ke depan untuk menghilangkan end play, kemudian
pasang dial pada zero. Putar crankshaft dengan satu putaran penuh, dan catat pembacaan pada
interval 90º.
CATATAN:
Pastikan bahwa crankshaft diletakkan ke depan ketika melakukan pembacaan.
Penipisan maksimum muka yang diperbolehkan adalah kira-kira 0.010 in. (0.25 mm).
Jika pengarahan flywheel housing tidak benar, maka pengarahan dowel yang ada harus dilepaskan
dari cylinder block atau flywheel housing. Kemudian arahkan kembali housing. Baut housing kemudian
harus di-torsi, dan pengarahan harus diperiksa sekali lagi. Jika pengarahan dapat diterima, maka
perbesar lubang dowel oversize dan masukkan dowel yang baru.
Memeriksa dan Menservis Flywheel
Awali pemeriksaan dan servis dari flywheel dengan memeriksa semua permukaan pemasangan
flywheel untuk adanya takikan, ujung tajam atau goresan. Periksa semua bore dan lubang berulir
untuk adanya bore yang rusak atau ulir yang tertarik. Periksa drive lug dari intermediate clutch drive
plate untuk keausan dan, dengan menggunakan sebuah bujur sangkar periksa pengarahannya.
Gunakan sebuah straightedge untuk memeriksa permukaan kontak kopeling untuk kelurusan.
CATATAN:
Sisi-sisi yang bertepi-miring harus menunjuk pada cranking motor.
Memasang Flywheel
Pastikan bahwa flywheel dan crankshaft flange bersih sebelum memasang dowel yang baru dan dua
guide stud ke dalam crankshaft glange. Angkat flywheel ke dalam posisi. arahkan lubang dan letakkan
flywheel pada guide stud. Tempatkan lock plate (atau wear plate, jika digunakan) pada posisi dan
pasang baut flywheel. Kencangkan baut dengan urutan yang benar hingga torsi yang
direkomendasikan. Datarkan lock plates pada bolt head atau, jika lockwire yang digunakan untuk
mengencangkan baut, pastikan untuk memberi kawat pada baut secara berpasangan.
Jika sebuah crankshaft baru dari sebuah flywheel baru yang digunakan, maka penipisan flywheel
pilot-bore harus diperiksa dan suatu pengukuran dilakukan untuk menentukan bahwa flywheel housing
dan flywheel face adalah paralel.
Gambar 159 – (A) Mengukur flywheel face (B) Penipisan bearing bore
Untuk memeriksa penipisan flywheel face, letakkan sebuah dasar magnetik pada flywheel housing
dan posisikan dial gauge stem dengan tepat pada flywheel face (Gambar 159). Dorong crankshaft ke
depan dan pasang dial pada zero dengan mengikuti prosedur pengukuran yang sebelumnya telah
APLTCL046 VALIDASI OLEH: SONNY
LUNTUNGAN
dijabarkan. Penipisan maksimum rata-rata tidak boleh melebihi 0.0005 in. (0.0012 mm) untuk setiap
radius 1 in. (25.4 mm). Sebagai contoh, jika penunjuk pada dial adalah 10 in. (254 mm) dari pusat
crankshaft, operasi mesin yang aman menentukan bahwa penipisan maksimum tidak boleh melebihi
0.005 in. (0.127 mm).
Untuk memeriksa penipisan pilot-bearing, relokasikan dial gauge agar stem bersandar dengan tepat
pada pilot-bearing bore. Periksa runout dan jika perlu dorong flywheel ke dalam posisi sedemikian
rupa agar dapat mencegah bahwa penipisan bore tidak melebihi 0.005 in. (0.127 mm). Jika anda
menemukan bahwa penipisan flywheel adalah berlebihan, maka anda dapat menyesuaikannya
dengan spesifikasi dengan men-torsi baut dalam pola alternatif. Kalau tidak, dowel harus dilepaskan,
flywheel arahkan, baut di-torsi, dan akhirnya dowel hole diperbesar hingga oversize dan dowel yang
lebih besar dipasang.
Ketika memposisikan gasket pada gear housing, pastikan bahwa saluran oli tidak tertutup. Pasang
shim jika diperlukan utnuk menyesuaikan camshaft dan ruang atau pasang gear cover, kemudian
shim dan thrust plate, pada cover. Ukur camshaft end play, lepaskan atau tambahkan shim untuk
dapat mencapai camshaft end play yang telah dispesifikasikan, dan kemudian pasang thrust plate
dengan baut pada gear cover.
Angkat gear cover ke dalam posisinya, taruh pada guid stud, dan kemudian taruh pada dowel.
Ketukkan cover ke dalam tempatnya, kemudian pasang dan kencangkan baut cover.Jika sesuai
ratakan semua kelebihan material gasket di permukaan pemasangan oil pan. Permukaan bagian
bawah dari cover harus tertanam dengan cylinder block atau di dalam batas yang dispesifikasi, yaitu,
di dalam 0.004 in. (0.101 mm).
CATATAN:
Jangan pernah memperbesar dowel bore atau mengikir dowel untuk memaksa agar cover pas.
Setelah modifikasi seperti itu, baut cover tidak akan menahan cover dalam pengarahan. Maka oli
akan bocor pada sambungan las di mana oil pan dan cover bertemu. Oli juga dapat bocor keluar
dari front crankshaft seal.
Setelah pemasangan, jangan lupa untuk mengencangkan baut dalam urutan yang benar hingga torsi
yang dispesifikasikan.
Gambar 161 – Pandangan explosi dari crankshaft pulley dan vibration damper
Untuk memeriksa V belt groove (sheave) untuk adanya keausan, letakkan sebuah drive belt baru di
dalam groove. Harus terdapat ruang kosong yang cukup antara belt dan diameter yang lebih kecil dari
V groove (Gambar 161). Jika drive belt baru bottoms out , jika ruang adalah kurang dari ½ in. (3.175
mm), atau jika sisi-sisinya kasar atau dished out, maka pulley harus diganti. Setiap cacat ini akan
mengurangi friksi dan akan menyebabkan drive belt kehilangan daya driving dan juga mengalami
keausan yang berlebihan.
Jika crankshaft pulley mempunyai sebuah vibration damper yang dikencangkan dengan baut pada
pulley, periksa permukaan flange dan bolt hole yang berulir. Jika pulley atau hub mempunyai tapered
bore, periksa taper untuk kontak yang memadai, terutama jika pulley, hub, atau crankshaft masih
baru.
Untuk memeriksa pemasangan pulley atau hub, keluarkan oli dari crankshaft dan pulley bore.
Hilangkan semua takikan dan ujung tajam dan oleskan dengan ringan dan merata suatu pelapis
Prusian blue pada crankshaft taper. Dorong pulley atau hub langsung pada tapered crankshaft, putar
pulley 45º, dan kemudian langsung tarik lepas. Area kontak, yang ditentukan oleh pemindahan
Prussian blue, harus lengkap 360º dan lebih dari tiga-perempat dari panjang yang di-taper.
CATATAN:
Adalah suatu praktek umum untuk mengganti viscous damper pada saat melakukan overhaul
mesin yang besar.
Sebelum memasang damper, pastikan bahwa permukaan pemasangan dari crankshaft dan damper
bersih, Kemudian posisikan damper, pasang baut hex, dan kencangkan dalam tiga tahap, secara
berurutan, hingga torsi yang direkomendasikan.
Gambar 162 - Pandangan skematis dari crankshaft pulley, vibration damper dan dial indicator
yang terpasang
Kemudian dengan ebuah dial gauge, periksa konsentritas dan penipisan (wooble) sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 162. Adalah penting untuk menahan crankshaft pada bagian depan atau
belakang pada crankshaft thrust bearing ketika melakukan kedua pemeriksaan.
Ketika memasang suatu rangkaian sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 162, kencangkan
vibration damper dengan baut pada hub dan torsi baut sesuai spesifikasi. Lumasi oil seal dan
crankshaft. Geser inner cone melalui sisi diameter yang besar dari crankshaft, dengan pas pada oil
slinger. Kemudian, pasang hub assembly pada cone dan outer cone pada sisi diameter yang lebih
kecil dari crankshaft. Pasang kedua kunci, arahkan pulley keyways dengan kunci, dan posisikan pada
crankshaft. Tarik pulley pada crankshaft dan kemudian singkirkan puller. Pasang baut crankshaft dan
torsikan hingga 180 ft. lb (224 N.m), atau sesuai spesifikasi, kemudian pukul baut dengan sebuah palu
2 lb dan torsikan hingga 300 ft.lb (407 N.m).
Ventilasi Crankcase
Mesin disel harus mensirkulasi udara (bernafas) dalam arah yang tepat di sekeliling komponen yang
diberi pelumas untuk menghilangkan uap yang merugikan. Suatu sistim ventilasi yang tidak memadai
akan mengurangi umur servis dari sebuah mesin yang pasti juga akan terjadi pada suatu sistim udara
masuk yang tidak memadai. Suatu sistim ventilasi yang tidak memadai tidak akan memungkinkan
asam, kondensasi, atau tekanan keluar. Hal ini akan menyebabkan oli merupakan lumpur lunak dan
menurunkan kualitas oli. Kemudian suhu oli akan naik, dan segel serta gasket akan bocor.
Kebanyakan mesin disel mengandalkan gerakan udara yang dihasilkan oleh fan blade (dan/atau
gerakan kendaraan) untuk menurunkan tekanan di breather pipe. Hal ini menyebabkan tekanan
atmosfir mendesak udara melalui sebuah filter ke dalam mesin. Udara bersirkulasi di dalam mesin dan
mengalir keluar melalui breather pipe.
Mesin V block dapat menggunakan dua sistim ventilasi, dua breather pipe, dan dua filter. Lokasi tipikal
untuk air breather (filter) berada di atas valve cover, di atas timing-gear cover, dan di atas cylinder
block.
Ventilasi Crankcase Positif
CATATAN:
Tidak diperlukan katup pengendali dari jenis apapun untuk sebuah mesin disel karena mesin disel
hanya menghirup udara; mesin gas menghirup suatu campuran udara dan bahan bakar.-