SAFETY
1. Saat anda melepas oil filler cap, drain plug gasoline saat mem bersihkan electrical
atau hydraulic pressure measuring plug, parts.
kendorkan secara perlahan untuk 9. Yakinkan untuk memasang semua part
mencegah oli menyembur keluar. Begitu sesuai posisi awalnya, ganti part yang
juga sebelum anda melepas atau rusak dengan yang baru.
membuka component pada circuit oli, air • Saat memasang hose dan wire,
atau udara, harus membuang atau pastikan tidak akan terjadi kerusakan
menghilangkan pressure yang tersisa karena bergesekan dengan part lainnya
dalam circuit terlebih dahulu. saat unit beroperasi.
2. Air dan oli dalam circuit cenderung panas 10. Saat memasang high pressure hose,
saat engine dimatikan, maka hati-hatilah pastikan tidak terpuntir. Kerusakan tube
jangan sampai tersengat. Tunggu sampai atau hose sangat berbahaya dan juga
oli atau air menjadi dingin sebelum pastikan semua connecting part dipasang
melakukan pekerjaan. dengan tepat dan cermat.
3. Sebelum mulai bekerja, lepas kabel dari 11. Saat assembling atau memasang part,
battery. Selalu lepas cable dari negative (-) selalu gunakan specified tightening
terminal terlebih dahulu. torques. Saat memasang protective parts
4. Saat mengangkat component yang berat, misalnya guard, atau part yang
selalu gunakan hoist atau crane. Pastikan dipengaruhi getaran atau putaran pada
wire rope, chain dan hook bebas dari high speed, anda harus lebih teliti saat
kerusakan. memastikan part telah dipasang dengan
Selalu gunakan lifting equipment yang tepat.
capacitynya mencukupi. Pasang lifting 12. Saat meluruskan dua buah lubang, jangan
equipment pada tempat yang tepat. memasukkan jari tangan atau tangan, hati
Gunakan hoist atau crane dan gerakkan hati jangan sampai terjepit dalam lubang.
secara perlahan untuk mencegah 13. Saat pengukuran hydraulic pressure,
komponen menabrak part lainnya. Jangan pastikan measuring tool dipasang dengann
bekerja dibawah part yang masih tepat sebelum melakukan measurement.
digantung dengan hoist atau crane. 14. Harus hati hati saat melepas atau
5. Saat membuka cover yang didalamnya memasang track pada track-type machine.
terdapat internal pressure atau tension Saat mem-buka track, track dapat terlepas
spring, selalu sisakan dua buah bolt pada atau tergelar secara tiba-tiba, karena itu
sisi yang bersebrangan. Secara perlahan jangan pernah membiarkan seseorang
buang (release) pressure, kemudian secara berdiri disalah satu ujung track.
perlahan kendorkan bolt untuk
melepasnya.
6. Saat melepas component, hati-hati jangan
memutus atau merusak wiring. Kerusakan
wiring dapat menyebabkan kebakaran.
7. Saat melepas piping, tutup aliran fuel atau
agar tidak mengucur bocor. Jika terdapat
fuel atau oil menetes dilantai, segera
bersihkan.
Fuel atau oli dilantai dapat menyebabkan
tergelincir dan juga dapat menyebabkan
kebakaran.
8. Untuk aturan umum, jangan
menggunakan gasoline untuk mencuci
part. Jika terpaksa, gunakan hanya sedikit
HOISTING INSTRUCTIONS
PERINGATAN ! Heavy parts (25 kg atau 2. Pasang wire rope dibagian tengah hook.
lebih) harus diangkat Memasang mendekati ujung hook dapat
dengan hoist dsb. Pada menyebabkan rope terlepas dari hook saat
bagian DIS-ASSEMBLY AND pengangkatan sehingga terjadi serious
ASSEM BLY, setiap part accident. Hook mempunyai kekuatan
dengan berat 25 kg atau maximum pada bagian tengah tengahnya.
lebih diindi-kasikan secara
jelas dengan menggunakan
symbol
Contoh
2. Standard clearance and standard value Karena permissible value diperkirakan dari
Clearance yang diberikan saat new part berbagai testing atau pengalaman dalam
diassembling disebut “standard clearance“, banyak kasus, oleh sebab itu, part harus
yang dituliskan berupa range dari minimum ditententukan setelah mempertimbangkan
clearance sampai maximum clearance. kondisi operasi dan kebutuhan customer.
Saat suatu part anda repair, clearance
pada umumya diadjust pada standard 5. Clearance limit
clearance. Part dapat digunakan sampai clearance
Nilai (value) performance dan function antara keduanya membesar mencapai
suatu new product atau yang sejenisnya certain limit. Limit atau batasan dimana
disebut “standard value“, yang dituliskan part tidak bisa digunakan lagi disebut
berupa range atau target value. “clearance limit”.
Saat suatu part anda repair, value Jika clearance antar part telah melebihi
performance/function akan di-set pada clearance limit, part harus diganti atau
standard value. direpair.
Untuk mempertahankan performance unit untuk waktu yang lama dan mencegah terjadinya
kerusakan atau kegagalan system, maka “operation“, “maintenance dan inspection“,
“troubleshooting“, and “repair” harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Jadi anda harus
mengetahui terutama mengenai prosedur repair yang benar untuk mechatronic dan meningkatkan
qualitas repair. Dan bagaimana anda melakukan “Handling hydraulic equipment” (gear oil and
hydraulic oil).
3) Disconnections in wiring
Jika wiring ditahan dan connector anda
tarik keluar atau component anda
angkat sedangkan wiring masih ter-
hubung, atau jika barang yang cukup
berat menimpa wiring, crimping pada
connector mungkin akan tercabut atau
soldering menjadi rusak, atau wiring
mungkin akan putus.
2) Connecting connectors
1] Check connector visually.
Pastikan tidak ada oil, kotoran atau air
yang menempel pada connector pin
(mating portion).
Pastikan tidak terjadi deformation,
defective contact, corrosion, atau
kerusakan pada connector pin.
Pastikan tidak terjadi kerusakan pada
sisi luar connector.
Jika terdapat oil, air atau kotoran
yang menempel pada connector,
bersihkan dengan kain kering. Jika
air masuk ke dalam connector,
hangatkan bagian dalam wiring
dengan dryer, tetapi hati-hati
jangan sampai terlalu panas karena
justru dapat menyebabkan short
circuit.
2] Fix the connector securely.
Luruskan posisi connector, lalu masuk-
kan dengan tepat.
Untuk connector dengan lock stopper,
tekan masuk connector sampai stopper
masuk ke dalam posisi lock-nya.
3] Posisikan boot dan wiring harness
dengan benar untuk.
Untuk connector yang dipasang dengan
boot, atur sedemikian rupa agar boot
duduk dengan benar. jika wiring
harness tidak lurus, atau clamp-nya
keluar, aturlah agar posisinya tepat.
Jika connector tidak bisa diposisi-
kan secara mudah, lepaslah clamp
untuk menepatkan posisinya.
Jika connector clamp telah anda
lepas, pastikan anda mengembali-
kan ke posisi semula. Dan pastikan
tidak ada clamp yang hilang.
3) Connecting DT connectors
Karena DT 8-pin dan 12-pin heavy duty
wire connectors, yang masing2 mem-
punyai 2 latch, tekan keduanya sampai
terdengar 2 kali click.
1. Male connector
2. Female connector
Normal locking state (Horizontal):
a, b, d
Incomplet locking state (Diagonal):
c
4. Handling controller
1) Di dalam Controller terdapat micro-
computer dan electronic control circuit.
Untuk mengontrol semua electronic
circuit pada unit, maka anda harus
lebih hati hati saat mengangani
controller.
2) Jangan menaruh suatu benda diatas
controller.
3) Beri lapisan isoladi atau tas plastic pada
controller connector. Jangan menyen-
tuh pin connector dengan jari jari anda
4) Selama musim hujan, jangan
meninggalkan controller pada tempat
yang dapat terkena percikan air hujan.
5) Jangan menaruh controller pada oil, air
atau tanah atau tempat yang panas,
meskipun untuk sebentar. (Taruhlah
pada dry stand yang tepat).
6) Jika anda melakukan arc welding pada
chasis unit, lepas semua connector
yang dipasang pada controller. Pasang
terminal ground sedekat mungkin
dengan daerah yang di-welding.
Karena adanya kenaikan pressure dan ke-precision hydraulic equipment, penyebab kerusakan yang
paling banyak adalah kotoran (foreign material) dalam hydraulic circuit. Saat anda menambah
hydraulic oil, atau saat disassembling atau assembling hydraulic component, anda harus lebih
perhatian.
3. Sealing openings
Setelah ada piping atau component yang
anda lepas, bidang yang terbuka harus
anda beri lapisan dengan caps, isolasi atau
tas palstik untuk mencegah kotoran dan
debu dapat masuk. Jika anda biarkan
terbuka, kotoran dari sekeliling dapat
masuk dan menyebabkan kebocoran oil
misalnya. Jangan membuang oli secara
sembarangan lansgung ke tanah, tetapi
tampunglah dengan benar, dan buanglah
ditempat yang sudah ditentukan.
6. Flushing operations
Setelah disassembling dan assembling
component, atau penggantian oil, gunakan
flushing oil untuk menyaring contaminant,
sludge, dan old oil dari hydraulic circuit.
Secara umum, flushing dilakukan dua kali:
primary flushing dilakukan tanpa flushing
oil, dan secondary flushing dilakukan
dengan specified hydraulic oil.
7. Cleaning operations
Setealah anda melakukan repair pada
hydraulic component (pump, control valve,
dsb.) atau saat menghidupkan unit,
lakukan oil cleaning untuk menyaring
sludge atau contaminant dari dalam
hydraulic oil circuit.
Oil cleaning equipment digunakan untuk
menyaring ultra fine (sekitar 3 ) particle,
dimana filter yang terdapat pada hydraulic
component tidak mampu menyaringnya.
COATING MATERIALS
Coating material yang direkomendasikan yang meliputi adhesive, gasket sealant dan grease yang
anda gunakan untuk disassembly dan assembly, seperti dalam list dibawah.
Untuk coating material yang tidak terdapat dalam list dibawah, gunakan product yang sejenis
seperti ditunjukkan dalam list.
Table of thightening torque for Hose (Taper Seal type and Face Seal type)
Untuk Hose (Taper Seal & Face Seal type) yang tidak diperlakukan secara khusus, kencangkan
sesuai dengan table berikut.
Gunakan sesuai torque berikut setelah anda melapisi thread (ulir) dengan engine oil
Classfication by Thickness
Disconnection
1. Bebaskan internal pressure yang tersisa
dari dalam hydraulic tank. Untuk detail,
lihat TESTING AND ADJUSTING, Releasing
residual pressure from hydraulic tank.
2. Tahan adapter (1) dan tekan hose joint (2)
kedalam mating adapter (3). (lihat Fig. 1)
Adapter dapat ditekan masuk sekitar
3.5 mm.
Jangan menahan bagian rubber cap
(4).
3. Setelah hose joint (2) ditekan kedalam
adapter (3), tekan bagian rubber cap (4)
sampai terdengar bunyi click. (lihat Fig. 2)
4. Tahan hose adapter (1) atau hose (5) dan
tarik keluar. (lihat Fig. 3)
Karena sebagian oli hydraulic oil
mengucur keluar, siapkan tempat
penampungan oli.
Connection
1. Tahan hose adapter (1) atau hose (5) dan
masukkan ke dalam mating adapter (3),
sejajarkan satu dengan yang lainnya. (lihat
Fig. 4)
Jangan menahan bagian rubber cap
(4).
2. Setelah memasukkan hose kedalam mating
adapter dengan tepat, tarik hose untuk
memastikan connection-nya. (lihat Fig. 5)
Saat hose ditarik, bagian rubber cap
portion dapat tertarik keluar dari hose
sekitar 3.5 mm. Akan tetapi hal ini
tidak mengindikasikan adanya keabnor-
malan.
Type 2 Type 3
1) Genggam pada bagian crimping hose dan tekan lurus 4) Genggam pada bagian crimping hose dan tekan
body (2) hingga ring penahan (1) menyentuh lurus body (2) hingga ring penahan (1)
permukaan kontak a pada bagian hexagonal menyentuh permukaan kontak a pada bagian
connector laki – male. hexagonal connector laki – male.
2) Tahan pada Langkah 1), dan putar lever (4) kekanan 5) Tahan pada Langkah 1), dan tekan hingga cover
(searah jarum jam). (3) menyentuh permukaan kontak a pada
bagian hexagonal connector laki – male.
Dissassembly
Genggam pada bagian crimping hose dan tekan lurus Genggam pada bagian crimping hose dan tekan
body (2) hingga ring penahan (1) menyentuh lurus body (2) hingga ring penahan (1)
permukaan kontak a pada bagian hexagonal menyentuh permukaan kontak a pada bagian
connector laki – male, untuk menyambung hose hexagonal connector laki – male, untuk
kembali. menyambung hose kembali.
Connection
SPECIFICATIONS
WEIGHT TABLE
CATATAN:
1) Jika kandungan sulfur dalam fuel kurang dari 2) Saat menghidupkan engine pada
0.5%, ganti oli engine setiap periodic service atmospheric temperature lebih rendah dari
sesuai OMM. 00C, pastikan menggunakan engine oil
Jika kandungan sulfur dalam fuel lebih dari SAE10W. SAE10W-30 atau SAE15W-40
0.5%, ganti oli engine sesuai table berikut; walaupun suhu kemudian akan naik kurang
lebih hingga 100C.
3) Gunakan API classification CD untuk engine
oil dan jika menggunakan API class CC, ganti
oli engine tiap setengah interval.
4) Tidak ada masalah jika single grade oil
dicampur dengan multigrade oil, tetapi
pastikan penambahan dengan single grade
ASTM : American Society of Testing and Material oil yang sesuai dengan table temperature.
SAE : Society of Automotive Engineers
API : American Petroleum Institute
Specified capacity: jumlah total oli termasuk oli dalam component dan piping.
Refill capacity: jumlah oli yang dibutuhkan untuk penambahan pada saat normal inspection dan
maintenance.
Plant Learning Centre - 29 -
PRODUCT TRAINING D85E-SS-2
Garis besar
Radiator dilengkapi dengan reservoir tank
untuk mempermudah pengechekan
radiator water level.
Pada bagian lower tank juga terpasang
power train oil cooler.
ENGINE CONTROL
Serial No. : 3001 - 3033
Lever positions
① STOP
② Low idling
③ High idling
Lever positions
① STOP
② Low idling
③ High idling
Garis besar
1. Power train oil strainer Power train unit secara umum terdiri dari;
2. Scavenging pump torque converter (with PTO), transmission
3. Power train lubrication pump (SAL(2)-045) unit, dan steering unit.
4. Power train pump (SAL(2)-045) Dengan kata lain jika power train unit
5. PTO, torque converter dilepas akan terdiri dari torque converter,
6. Main relief valve transmission unit dan steering unit.
7. Transmission control valve Steering unit terdiri dari transfer, bevel
8. Transmission gear shaft, steering clutch dan steering
9. Steering control valve brake.
10. Steering clutch, brake
Garis besar
Jenis damper adalah wet
type dengan friction
spring. Damper ini di-set
dengan stopper angle
pada 4º dan stopper
torque pada 2667,4 Nm
(272 kgm) (pada stopper
angle 4º).
TRANSMISSION CONTROL
Serial No. : 3001 - 3033
TRANSMISSION
TRANSMISSION CUTWAY
Garis besar
Transmission ber-type planetary, "3-forward
dan 3-reverse speed" yang merupakan
kombinasi dari mekanisme planetary gear dan
disc clutch.
Arah rotasi dan revolusi dari transmission
output shaft ditentukan dengan mengaktifkan
dua disc clutch dari lima susunan disc clutch
melalui pengoperasian control valve.
No.1 clutch untuk reverse, No.2 clutch untuk
maju, No.3 clutch untuk speed ketiga, No.4
clutch untuk speed kedua dan No.5 clutch
untuk speed pertama.
Speed dapat ditentukan dari tiga forward
speed dan tiga reverse speed dengan
mengaktifkan salah satu dari speed No.1 atau
No.2 dan satu clutch antara No.3, No.4 atau
No.5 dan mengkombinasikan kedua clutch
diatas.
Cara kerja
2. FORWARD 1st
Ketika FORWARD 1st dipilih, No.2 clutch dan memutar carrier (31) yang berada didalam
No.5 clutch di-engage-kan, dan putaran yang ring gear (30).
diteruskan dari torque converter ke input Carrier (31) dan carrier (27) dihubungkan
shaft (5) diteruskan ke output shaft (19). dengan spline dan berputar sebagai satu
No.2 clutch diaktifkan oleh oil pressure yang kesatuan, sehingga putaran dari carrier (31)
bekerja pada clutch piston, dan mengunci lewat melalui planet pinion (24) dan
ring gear (30). No.5 clutch diaktifkan oleh oil diteruskan ke ring gear (25).
pressure yang bekerja pada clutch piston, Carrier (21) berhubungan dengan ring gear
dan mengunci ring gear (20). (25) sehingga mereka berputar sebagai satu
Putaran dari torque converter diteruskan ke kesatuan, dan putaran diteruskan ke planet
input shaft (5), dan putaran dari input shaft pinion (17).
lewat melalui sun gear (29) dan diteruskan Ring gear (20) dihentikan oleh No.5 clutch,
ke planet pinion (13). sehingga putaran dari planet pinion (17)
Ring gear (30) dihentikan oleh No.2 clutch, memutar sun gear (18) dan yang berarti
sehingga putaran dari planet pinion (13) memutar output shaft (19). (untuk single
pinion planetary ingat rumus SCR !)
Plant Learning Centre - 53 -
PRODUCT TRAINING D85E-SS-2
3. REVERSE 1st
Ketika REVERSE 1st dipilih, No.1 clutch dan Ring gear (34) berputar berlawanan arah
No.5 clutch di-engage-kan, dan putaran yang dengan input shaft, dan memutar carrier
diteruskan dari torque converter ke input (31).
shaft (5) diteruskan ke output shaft (19). Carrier (31) dan carrier (27) dihubungkan
No.1 clutch diaktifkan oleh oil pressure yang dengan spline dan berputar sebagai satu
bekerja pada clutch piston, dan mengunci kesatuan, sehingga putaran dari carrier (31)
carrier (36). No.5 clutch diaktifkan oleh oil lewat melalui planet pinion (24) dan
pressure yang bekerja pada clutch piston, diteruskan ke ring gear (25).
dan mengunci ring gear (20). Carrier (21) berhubungan dengan ring gear
Putaran dari torque converter diteruskan ke (25) sehingga mereka berputar sebagai satu
input shaft (5), dan putaran dari input shaft kesatuan, dan putaran diteruskan ke planet
lewat melalui sun gear (6) dan diteruskan ke pinion (17).
planet pinion (9). Ring gear (20) dihentikan oleh No.5 clutch,
Carrier (36) dihentikan oleh No.1 clutch, sehingga putaran dari planet pinion (17)
sehingga putaran dari planet pinion (9) memutar sun gear (18) dan yang berarti
memutar ring gear (34) yang berada didalam memutar output shaft (19).
ring gear (30).
Plant Learning Centre - 54 -
PRODUCT TRAINING D85E-SS-2
1. Valve body
2. Spacer
3. Quick return valve sleeve
4. Quick return valve
5. Plug
6. Valve body
7. Stopper
8. Speed valve spool
9. Directional valve spool
10. Collar
11. Cover
12. Stopper
13. Piston
14. Piston spring
15. Modulating valve spool
16. Modulating valve sleeve
17. Modulating valve spring
(Large)
18. Modulating valve spring
(Small)
19. Modulating valve spring
20. Stopper
21. Cover
1. Valve body
2. Spacer
3. Quick return valve sleeve
4. Quick return valve
5. Plug
6. Valve body
7. Stopper
8. Speed valve spool
9. Directional valve spool
10. Collar
11. Cover
12. Stopper
13. Piston
14. Piston spring
15. Modulating valve spool
16. Modulating valve sleeve
17. Modulating valve spring
(Large)
18. Modulating valve spring
(Small)
19. Modulating valve spring
20. Stopper
21. Cover
MODULATING VALVE
GARIS BESAR
Modulating valve terdiri dari sebuah
modulating relief valve dan sebuah quick
return valve, dan berfungsi untuk me-
modulate pressure.
Ketika gears hift lever dioperasikan untuk
shift gear(memindahkan gigi), clutch
didorong bersinggungan oleh piston.
Sehingga, jika high pressure bekerja
secara mendadak, piston akan langsung
engage dengan clutch. Hal ini akan
membuat unit bergerak dengan tiba-tiba
dan menimbulkan hentakan.
Untuk menghindarinya digunakan
modulating valve. Ketika gear shift lever
dioperasikan untuk gear shift, pressure
pada piston naik secara bertahap hingga
set pressure dan clutch di-engage-kan
dengan lembut. Hal ini memungkinkan unit
bergerak tanpa hentakan, sehingga
meningkatkan ketahanan power train dan
juga memberikan kenyamanan pada
operator.
Gambar disamping menunjukkan hubung-
an antara waktu dan kenaikan hydraulic
pressure dari modulating valve.
Sebagai contoh, ketika gear dipindahkan
dari F1 ke F2, oil dari pump melalui spool
valve speed, mengalir ke second clutch dan
mengisi circuit hingga ke clutch piston.
Waktu yang digunakan untuk mengisi
circuit hingga ke clutch piston disebut
"filling time", dan pressure pada saat ini
adalah 0 - 0,5 MPa (0 - 5 kg/cm2).
Ketika circuit hingga clutch piston terisi oli,
oil pressure mulai naik.
Waktu saat oil pressure mulai naik hingga
setting pressure tercapai disebut "built-up
time". Gabungan antara filling time dan
built-up time disebut "modulating time".
CARA KERJA
1. Immediatly after shifting gear
Ketika gear shift lever dioperasikan dan
clutch di-engage-kan, saluran dari pump ke
clutch cylinder terbuka dan oli mengalir
menuju clutch cylinder.
Quick return valve (4) menggunakan gaya
dari aliran ini dan bergerak kekiri searah
tanda panah. Hal ini menghubungkan port
A ke drain port B, dan membebaskan back
pressure pada modulating sleeve (16).
Ketika hal ini terjadi, modulating valve (15)
dan modulating valve sleeve (16) akan
terdorong kembali kekanan ke arah tanda
panah oleh reaksi gaya dari spring (17),
(18) dan (19).
1. Transmission
2. Steering unit
OPERATION
1. When steering and directional lever, brake pedal are at neutral (clutch engaged,
brake released, parking brake OFF)
Saat steering dan directional lever posisi Sisa dari oli akan menekan dan membuka
netral dan brake pedal di-release, lever check valve (9), dan masuk ke port E pada
(1), (2) dan (3) juga posisi netral, sehingga brake valve kiri (25) dan kanan (11), dan
oil port dari masing-masing valve terbuka mengalir dari port F menuju back pressure
dan tertutup oleh tension spring. port pada brake piston. Piston berhenti
Oil dari power train pump melewati main hingga pressure dalam circuit naik,
relief valve dan memasuki port a pada kemudian akan bergerak kekiri sesuai
check valve (9). tanda panah, menekan brake spring dan
Sebagian oli yang masuk ke port A me-release brake.
melewati port B pada steering valve kiri
(24) dan kanan (14) dan berhenti.
Ketika hal ini terjadi, oli dari back pressure
port pada clutch piston kembali dari port C
menuju port drain (H), dan clutch akan
engaged oleh tension dari clutch spring.
2. When steering and directional lever is operated to left (left clutch disengaged, brake
released, parking brake OFF)
Jika steering dan directional lever ± 1 kg/cm2) dan clutch akan disengaged
digerakkan kekiri, roller (20) dari lever (3)
secara penuh.
menekan bolt (15) kekiri sesuai tanda
Pressure pada port C ditentukan oleh
panah, dan menekan modulating spring
tension dari modulationg spring (16) yang
(16). Reaksi gayanya menekan steering
merubah beban sesuai dengan langkah
valve (24) kekiri sesuai tanda panah.
dari steering dan directional lever
Saat hal ini terjadi, circuit antara port C
digerakkan.
dan drain port H tertutup, dan circuit
Sehingga, jika steering dan directional
antara port B dan C terbuak.
lever digerakkan dengan langkah pendek,
Oli dari power train pump masuk port B
pressure pada port C di-setting pada low
menuju port C. Sebagian oli mengalir ke
level, dan clutch akan disengaged
clutch piston port menjadi back pressure,
sebagian; jika steering dan directional lever
dan sisa oli melewati orifice b masuk ke
digerakkan dengan langkah penuh,
port D.
pressure pada port C di-setting pada high
Oli yang memasuki port D menekan piston
level, dan clutch akan engaged secara
(13), dan reaksi gayanya menekan spring
penuh.
(16) dan menggerakkan valve (24)
Port J dihubungkan dengan port C, dan
kekanan sesuai tanda panah. Hal ini
mengurangi operating force dari lever (3),
menutup circuit antara port B dan C,
yang menekan keluar bolt (15) kekiri
sehingga oli tidak mengalir menuju port C.
sesuai tanda panah.
Pressure dijaga tetap dan tidak naik lagi.
Dengan demikian, pressure pada port J
Jika steering dan directional lever
(booster pressure), akan mengikuti
digerakkan lebih jauh lagi, operasi diatas
pressure pada port C yang berubah sesuai
diulang dan ketika roller (20) dari lever (3)
dengan langkah dari steering dan
mencapai atau kontak dengan bolt (23)
directional lever digerakkan, sehingga
dari brake valve, pressure pada port C naik
operating force dari steering dan dirctional
hingga mencapai setting pressure dari
lever juga berubah.
reducing valve sebesar 2,5 ± 0,1 MPa (25
3. When steering and directional lever is operated further to left (left clutch disengaged,
left brake applied, parking brake OFF)
Jika steering dan directional lever pressure pada F dijaga untuk mencegah
digerakkan lebih jauh lagi dari kondisi pada agar tidak semakin drop/turun.
Item 2, roller (20) pada lever (3) menekan Jika steering dan directional lever
bolt (23) kekiri sesuai tanda panah, dan digerakkan lebih jauh, operasi diatas
menekan modulating spring (22). Reaksi terulang. Ketika lever digerakkan secara
gayanya menggerakkan brake valve (25) penuh, brake bekerja secara penuh.
kekiri sesuai tanda panah. Saat hal ini Pressure pada port F ditentukan oleh
terjadi, circuit antara port E dan F tertutup, tension dari return spring (27) yang
dan circuit antara port F dan drain port H merubah beban sesuai dengan langkah
terbuka. dari steering dan directional lever
Oli dari power train pump mengalir dari digerakkan.
port A, menekan dan membuka check Sehingga, jika steering dan directional
valve (9) memasuki port E dan berhenti. lever digerakkan dengan langkah pendek,
Sebagian oli mengalir ke brake piston port pressure pada port F di-setting pada high
dan mengakibatkan back pressure didrain level, dan brake bekerja sebagian; jika
dari port F ke port H, dan sebagian oli steering dan directional lever digerakkan
yang melewati port F masuk ke port G dengan langkah penuh, pressure pada port
melalui orifice c. F di-setting pada low level, dan brake akan
Dengan demikian, jika oil pada port F bekerja secara penuh.
didrain ke port H dan pressure drop, oli Port K dihubungkan dengan port E, dan
akan memasuki port G dan menekan mengurangi operating force dari lever (3),
piston (26). Reaksi gaya yang menekan yang menekan keluar bolt (23) kekiri
valve (25) kekiri sesuai arah panah sesuai tanda panah.
menjadi lemah, sehingga valve (25)
bergerak kekanan sesuai tanda panah oleh
tension dari return spring (27). Hal ini
menutup circuit antara port F dan H, dan
Plant Learning Centre - 77 -
PRODUCT TRAINING D85E-SS-2
4. When brake pedal is depressed (clutch engaged, brake applied, parking brake OFF)
5. When parking brake is ON (clutch engaged, brake applied, steering and directional
lever, brake pedal at neutral)
Ketika lock lever diposisikan LOCK, roller tetap pada posisinya, sehingga back
(10) dari lever (4) menekan parking brake pressure dari brake piston port terus turun.
valve (8) kekiri ke arah tanda panah. Brake bekerja sepenuhnya dan kondisi ini
Check valve (9) tertekan oleh parking tetap terjaga.
brake valve (8), dan bergeser kekiri sesuai Dan meskipun engine dihidupkan kembali,
tanda panah dengan cara yang sama, dan check valve (9) tetap menutup sehingga
circuit antara port A dan port E tertutup. brake tetap bekerja.
Oli yang mengalir ke brake piston port dan
menjadi back pressure mengalir dari port F
melalui port E, dan di drain melalui check
valve (9) dan parking brake valve (8).
Parking brake valve (8) tetap terdorong
kedalam oleh lever (4) dan roller (10) dan
Plant Learning Centre - 79 -
PRODUCT TRAINING D85E-SS-2
REDUCING VALVE
1. Orifice
2. Plug
3. Body
4. Spring
5. Spool
6. Spring
7. Spool
8. Plug
Garis besar
Reducing valve dipasang antara main relief
valve dan steering control valve. Setting
pressure dari main relief valve adalah
maksimum 3,2 MPa (33 kg/cm2), sehingga
reducing valve menurunkan oil pressure ke
setting pressure untuk steering guna
melindungi steering.
1. PTO case
2. Magnet
Magnet assembly
3. Strainer
4. Spring
5. Cover
A. To transmission case
B. From power train pump
Plant Learning Centre - 83 -
PRODUCT TRAINING D85E-SS-2
FINAL DRIVE
GARIS BESAR
Final drive menggunakan single-stage spur
gear, single-stage planetary gear reduction
system.
Splash-type lubrication ditimbulkan dari
putaran gear-gear. (pelumasan sistem
percik)
Final drive dapat dibongkar atau dipasang
dalam satu unit.
Floating seal (4) dipasang pada bagian
yang berputar dan sliding dari sprocket
untuk mencegah kebocoran oli final drive
atau masuknya kotoran atau debu kedalam
final drive.
POWER TRAIN
Gaya putar dari bevel gear shaft dan steering pinion berputar dan menggelinding dalam
clutch diteruskan ke No.1 pinion (9), dan orbit seputar sun gear sepanjang ring gear.
kemudian diteruskan ke sun gear (1) melalui Ketika hal ini terjadi, gaya putar dari sun
No.1 gear (10) yang bersinggungan dengan gear (1) menjadi gaya putar dari carrier (2)
No.1 pinion. yang menahan planet pinion dan
Putaran dari sun gear (1) diteruskan ke meneruskannya ke sprocket hub (11).
planet pinion (14), tetapi ring gear (3), yang Arah putaran dari carrier (2) sama dengan
bersinggungan dengan planet pinion, arah putaran dari sun gear (1).
dipasang pada cover (5), sehingga planet Gaya putar yang diteruskan ke sprocket hub
(11) diteruskan juga ke sprocket teeth (12).
MAIN FRAME
TRACK FRAME
Serial No. : 3001 - 3033
RECOIL SPRING
Serial No. : 3001 - 3033
SUSPENSION
Serial No. : 3001 - 3033
ANGLEDOZER
1. Blade
2. Right brace
3. Right lift cylinder
4. Left lift cylinder
5. Hydraulic pump (SAL(3)-080)
6. Oil filter
7. Main control valve
8. Hydraulic tank
9. Left brace
10. Oil cooler (Piping type)
11. Suction valve
Lever positions
① HOLD
② Blade LOWER
③ Blade FLOAT
④ Blade RAISE
⑤ FREE
⑥ LOCK
1. Safety lever
2. Blade control lever
ANGLEDOZER
At blade RAISE
CARA KERJA
Ketika blade control lever (1) digerakkan
ke posisi RAISE, spool (3) dari lift valve (2)
bergerak kekanan.
Saat hal ini terjadi, circuit antara port A, B,
P dan T terhubung.
Pressurized oil dari pump (4) memasuki
port P, menekan check valve (5), melewati
lift valve (2), kemudian masuk ke head end
dari lift cylinder (6) untuk menaikkan blade
(7).
Pada saat yang sama, oli pada cylinder
bottom melewati lift valve (2), kemudian
mengalir dari port T ke oil cooler (8) dan
filter (9) dan di drain ke hydraulic tank
(10).
PISTON VALVE
(BLADE LIFT CYLINDER)
GARIS BESAR
Piston valve dipasang pada piston dalam
blade lift cylinder. Ketika piston mencapai
akhir langkahnya, valve ini membebaskan
oli dari hydraulic pump untuk mengurangi
oil pressure terdesak pada piston.
Sebagai tambahan, piston valve
membebaskan hentakan yang terjadi pada
saat piston akan membentur cylinder head
atau bottom dan bertugas mengurangi
subsequent surge pressure (getaran akibat
tekanan) dalam cylinder dengan cara
membebaskan oli dari cylinder sebelum
piston mencapai akhir langkahnya.
CARA KERJA
1. Piston valve CLOSED
Pressurized oil dari hydraulic pump bekerja
pada piston (2) dan piston valve (3).
Piston valve tertekan ke arah sesuai tanda
panah hingga bagian tapered kontak
penuh dengan piston valve seat (5),
akibatnya pressure dalam cylinder naik dan
mendorong piston (2) ke arah tanda
panah.
WORK EQUIPMENT
ANGLEDOZER
1. End bit
2. Cutting edge
3. Blade
4. Center shaft
5. Joint Blade
6. Brace
7. Arm
8. Trunnion
9. C-frame
ENGINE CONTROL
FUNGSI
Limit switch dipasanga pada transmission
safety lock lever, dan jika lock lever tidak
ditempatkan pada posisi LOCK, starting
circuit tidak bisa ON, sehingga engine tidak
bisa di-start.
Ketika transmission safety lock lever
ditempatkan pada posisi LOCK, secara
otomatis steering dan directional lever
kembali ke posisi netral.
Machine monitor system menggunakan Machine monitor system terdiri dari gauge
sensor-sensor yang dipasang pada panel, sensor-sensor dan power source.
berbagai bagian dari unit untuk memantau Gauge panel dan sensor-sensor
kondisi unit. Yang mem-process informasi dihubungkan dengan wiring harness, dan
ini dengan cepat dan menampilkannya power supply untuk gauge panel diambil
pada panel untuk memberikan informasi dari battery. Jika terjadi abnormality dalam
kepada operator mengenai kondisi unit. unit (yang dideteksi oleh sensor), monitor
Informasi yang ditampilkan pada panel akan menyala untuk melindungi unit.
secara garis besar berupa kategori berikut;
1. Monitor group, yang memberikan informasi
kepada operator ketika terjadi abnormality
pada unit.
2. Gauge group (coolant temperature, power
train oil temperature), yang selalu
menampilkan kondisi dari unit. (update,
real-time)
GAUGE PANEL
1. Service meter
2. Engine coolant temperature gauge
3. Power train oil temperature gauge
4. Heater signal
5. Engine oil pressure caution lamp
6. Battery charge caution lamp
GARIS BESAR
Gauge panel terdiri dari monitor group,
yang memberikan peringatan jika terjadi
abnormality dalam unit, dan service meter
dan gauge group, yang menampilkan
kondisi dari unit.
Item-item yang ditampilkan pada indicator
type gauge dan bagian monitor dapat
dilihat seperti dalam tabel 'GAUGE PANEL
DISPLAY'.
CARA KERJA
Gauge panel ini memeriksa kondisi dari
saat engine di-start hingga saat engine di-
stop. Jika terjadi abnormality, lampu akan
menyala untuk memberi informasi kepada
operator.
SENSORS
Signal dari sensor akan langsung di-input
ke machine gauge panel.
Signal engine oil pressure dikatakan
normal jika kontak terbuka dan sinyal kabel
terpisah dari chassis ground.
1. Plug FUNGSI
2. Contact ring Engine oil pressure sensor dipasang pada
3. Contact bagian depan kiri dari engine cylinder
4. Diaphragm block. Ketika engine oil pressure diatas
5. Spring specified value (nilai yang ditentukan),
6. Thermistor diaphragm (4) melengkung, sehingga
kontak (3) dan kontak ring (2) terpisah dan
circuit menjadi OFF. Ketika engine oil
pressure turun dibawah specified pressure,
kurva/lengkungan dari diaphragm
mengecil, sehingga contact dan contact
link berhubungan dan circuit menjadi ON
dan gauge panel ditampilkan.
1. Connector FUNGSI
2. Plug Engine coolant temperature sensor
3. Thermistor dipasang pada thermostat housing
disebelah kanan engine. Yang mendeteksi
temperatur dengan thermistor (3) dan
mengirim signal ke gauge panel.
Monitor panel menggerakkan gauge
indicator ke range/batasan yang
berhubungan dengan signal yang diterima,
dan jika melebihi specified temperature,
gauge panel akan ditampilkan.
Power train oil temperature sensor
dipasang pada bagian sisi kiri dari torque
converter case, dan bekerja dengan cara
yang sama dengan engine coolant
temperature sensor.
MAINTENANCE STANDARD
ENGINE MOUNT
Unit: mm
Unit: mm
Unit: mm
Unit: mm
TRANSMISSION
Unit: mm
Unit: mm
Unit: mm
Unit: mm
Unit: mm
FINAL DRIVE
Unit: mm
HULL FRAME
Unit: mm
Unit: mm
Unit: mm
IDLER
Unit: mm
TRACK ROLLER
Unit: mm
CARRIER ROLLER
Unit: mm
TRACK SHOE
DRY TYPE
Unit: mm
LUBRICATED TYPE
Unit: mm
SUSPENSION
Serial No. : 3001 - 3033
Unit: mm
Unit: mm
HYDRAULIC PUMP
SAL (3)-100
Serial No. : 3001 - 3033
Unit: mm
SAL(3)-080
Serial No. 3034 and up
Unit: mm
Unit: mm
Unit: mm
WORK EQUIPMENT
ANGLEDOZER
Unit: mm
Unit: mm