Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN PPM

HM400-1

Engine SAA6D140E-3

Hydraulic Pump SAR(3)100+(3)100+(1)8 == >Steering + Hydraulic + Pilot

Power Train Pump SAR(3)100+(1)12+(1)8 == > T/Q,Transmisi + F B/R Cooling + F difflock

Brake Pump SAR(3)80+(1)25 == > Rear B/R Cooling + Brake pump

Payib 2017
1. Hydraulic Drift

Pengertian : Adalah turunnya attachement / extension & retraction hydraulic cylinder saat control valve netral .
Penurunan ini akibat dari beratnya beban attachement itu sendiri.
Standart :
No Item Satuan Standart Permissible
Penurunan dari ujung
1 dumpbody ( vessel ) 5 menit mm max 87 max 170
setelah engine OFF

Alat ukur : Convec scale & ruler ( penggaris )


Kondisi :
1. Hydraulic temperature 70 – 900C
2. Posisi di tahan ( HOLD ) saat cylinder 2nd extend 100 mm
(Cylinder 1 adalah yang berhubungan dengan vessel , cylinder 2 yang berhubungan dengan rod )
Saat posisi Dump maka Cylinder 1 akan memanjang terlebih dahulu selanjutnya di susul dengan cylinder 2
Saat posisi Lower , maka Cylinder 2 akan memendek terlebih dahulu selanjutnya disusul dengan cylinder 1
3. Engine posisi OFF

Gambar :
2. Engine Speed

Pengertian : Putaran engine terendah ataupun tertinggi baik saat di beri beban ataupun tidak .
Beban engine dalam hal ini adalah kondisi transmisi masuk speed.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Engine low idle 725 ± 25 725 ± 25 All netral
Engine high idle 2200 ± 50 2200 ± 50
1. Posisikan parking brake
posisi ON
2. Tekan parking brake
pedal
3. Set lever transmisi ke
posisi D
4. Tekan accelerator pedal
secara perlahan sampai
Rpm high rpm
5. Perhatikan Torque
Engine rated speed 2000 ± 50 2000 ± 50
Conventer temperature
sampai mendekati 900C
6. Apabila terjadi overheat
torque conventer ,
kondisikan low idle
sampai temperature 800C
7. Lakukan point 4 – 5
sebanyak 3 kali dan
lakukan pengukuran.

Alat ukur : Tachometer & monitor panel

Pengukuran :

1. Tachometer
a. Pasang reflective tape pada fan radiator
b. Pasang tachometer dengan menggunakan magnetic base pada timing gear housing
c. Lakukan pengukuran dengan menggunakan tachometer dan posisikan tachometer posisi PEAK
Tachometer

Probe

Maghnetic base
2. Monitor panel engine speed

Untuk melakukan pengecekan engine speed , masukkan kode 01002 : Engine Speed

Adjusment Engine Speed Sensor

Tidak dapat di lakukan adjustment pada “G” dan “Ne” sensor untuk engine controller

Yang dapat di lakukan adjustment engine speed ((EREV) EREV= engine revolution ) sensor yaitu
pada transmisi yang berguna untuk input transmisi controller

Cara melakukannya adalah :


1. Putar sensor no 1 sampai ujung
sensor menyentuh dari teeth no 2
Gunakan : Hydraulic Sealant pada
treath
2. Putar balik sebanyak ½ - 1/3 putaran.
3. Clearance “a” sekitar 0.75 – 1 mm
4. Kencangkan sensor dengan lock nut
No 3 sebesar 7 – 7.5 kgm
3. Engine Lubricating Pressure

Pengertian : Tekanan dari engine oil pump yang di perlukan untuk melumasi , membuat lapisan film
pada komponen – komponen inner engine agar dapat mengurangi keausan akibat gesekan
komponen yang bergerak juga untuk mencegah komponen agar tidak mudah korosi
Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0.12 Min 0.07
Low idle
Mpa ( 1.2 ) ( Min 0.7 )
Engine oil pressure
(kg/cm2) 0.35 – 0.54 Min 0.21
High idle
( 3.5 – 5.0 ) ( Min 2.1 )

Alat ukur : Pressure gauge 10kg/cm2

Pengukuran : terletak pada sisi LH engine bank di belakang oil filter

Adjusment :
Untuk engine SAA6D140E-3 adjustment oil lubricating pressure terletak
pada engine oil pump di oilpan
4. Boost Pressure

Pengertian : Besarnya tekanan udara pada intake manifold yang di hasilkan oleh turbin turbocharge
yang berguna untuk mendapatkan kompresi ratio pembakaran yang seimbang terutama
pada saat engine high rpm
Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Boost Pressure Kpa Min 133.32 Min 112
Rated Speed
( Air Supply ) (mmHg) ( min 1000 ) ( Min 840 )

Alat ukur : Pressure gauge satuan Kpa atau mmHg

Pengukuran : Pada intake manifold setelah turbocharge

1. Posisikan parking brake posisi ON


2. Tekan parking brake pedal
3. Set lever transmisi ke posisi D
4. Tekan accelerator pedal secara perlahan sampai high rpm
5. Perhatikan Torque Conventer temperature sampai mendekati 900C
6. Apabila terjadi overheat torque conventer , kondisikan low idle sampai temperature 80 0C
Lakukan point 4 – 5 sebanyak 3 kali dan lakukan pengukuran
5. Blowby Pressure

Pengertian : Tekanan gas yang terjadi di crank case akibat kebocoran tekanan pada ruang bakar , baik
tekanan saat kompresi maupun tekanan saat terjadinya pembakaran

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Kpa 1.96 3.92
Blowby Pressure Rated Speed
(mmH2O) ( 200 ) ( 400 )

Alat ukur : Pressure gauge satuan Kpa atau slang air untuk satuan mmH2O

Pengukuran : Pada saluran breather engine

1. Posisikan parking brake posisi ON


2. Tekan parking brake pedal
3. Set lever transmisi ke posisi D
4. Tekan accelerator pedal secara perlahan sampai high rpm
5. Perhatikan Torque Conventer temperature sampai mendekati 900C
6. Apabila terjadi overheat torque conventer , kondisikan low idle sampai temperature 80 0C
Lakukan point 4 – 5 sebanyak 3 kali dan lakukan pengukuran

Pengukuran hasil blowby adalah “ a + b “ atau “ a x 2 “


6. Exhaust Temperature

Pengertian : Suhu gas buang maksimal pada exhaust manifold pada saat engine menerima beban
maksimal

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0
Exhaust Temperature C 650 700 Rated Speed

Alat ukur : Thermometer digital

Pengukuran : Pada turbo charge bagian turbin bagian depan dan belakang ( 1 )

Posisikan thermometer digital posisi PEAK dengan menekan function switch


MENGENAL SYSTEM TRANSMISI & T/C HM400-1

Torque T/Q relief ECMV


Conventer valve

Main relief Last change filter


valve (Pilot Filter)

Filter
Transmisi

Front Brake
Brake Pump
Cooling Pump
M SAR(3) 80 SAR(1) 25 M SAR(3)100 SAR(1)12 SAR 8
Rear Brake T/Q dan
Difflock Pump
Cooling Pump Transmisi Pump

Air Vent Breather

Transmisi oil pan Transmisi oil Tank

Catatan :
Masing masing main MAIN RELIEF , TORQUE CONVENTER ,TORQUE CONVENTER RELIEF VALVE , ECMV memiliki
saluran ke drain.

Transmisi oil pan terletak pada case transmisi dan Transmisi oil tank terletak terpisah dari transmisi , keduanya
dihubungkan dengan pipa yang di tengah salurannya menggunakan filter.

Transmisi oil pan adalah tampungan oil yang akan di gunakan untuk brake system

Semua pressure ECMV Electornic Modulating Control valve adalah sama : 26 ± 2 kg/cm2 ( dapat di lakukan
interchange )
Untuk ECMV Lock up pressure yang di gunakan lebih rendah yaitu : 20.8 ± 2 kg/cm2
7. Power train Relief Pressure

Pengertian : Tekanan yang disediakan pada system transmisi digunakan sebagai media enganged disc –
plate clutch transmission. Tekanan ini BERBEDA dengan MODULATING PRESSURE.
MODULATING PRESSURE terjadi pada ECMV ( Electronic Control Modulating Valve )

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


2.33 ± 0.15 2.33 ± 0.15
Netral + Low idle
Power train Relief Mpa ( 23.8 ± 1.5 ) ( 23.8 ± 1.5 )
Pressure (kg/cm2) 2.62 ± 0.15 2.62 ± 0.15
Netral + High idle
( 26.7 ± 1.5 ) ( 26.7 ± 1.5 )

Alat ukur : Pressure gauge 60kg/cm2

Pengukuran : Port measurement terletak di samping dari PILOT FILTER atau pada RELIEF VALVE nya

Adjustment :

Dilakukan dengan cara menambah ataupun


mengurangi shim pada relief valvenya
8. Pressure inlet torque conventer

Pengertian : Tekanan yang masuk ke dalam troque conventer dan di perlukan sebagai media oleh
impeller untuk memutar turbin. Tekanan ini harus di jaga agar tidak menjadi loss energi
putaran impeller juga agar tidak merusak seal torque conventer itu sendiri.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Inlet pressure torque Mpa 0.90 ± 0.10 0.90 ± 0.10
Netral + High Idle
conventer (kg/cm2) ( 9.2 ± 1.0 ) ( 9.2 ± 1.0 )

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2

Pengukuran : Port pengukuran terletak diatas transmisi dan satu komponen dengan main relief valve
transmisi dan port ini sudah di lengkapi dengan hose serta di tempatkan pada sisi RH (2)

Adjustment : Untuk melakukan adjustment inlet pressure ini menggunakan shim type .
Semua jenis transmisi dan torque conventer adjusmentnya menggunakan type shim.
9. Pressure outlet torque conventer

Pengertian : Tekanan pada sisi output torque conventer dan di gunakan untuk mengetahui besarnya
tekanan yang bekerja dalam torque conventer tersebut. Apabila tekanan oil ini rendah ,
maka yang akan terjadi adalah oil di dalam torque conventer tidak cukup optimal untuk
memindahkan tenaga putar dari impeller dan sebagai INDIKASI INTERNAL LEAKAGE torque
conventer besar.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Outlet pressure torque Mpa 0.59 ± 0.10 0.59 ± 0.10
Netral + High Idle
conventer (kg/cm2) ( 6.0 ± 1.0 ) ( 6.0 ± 1.0 )

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2

Pengukuran :

Adjustment : No Adjusment , tekanan yang terbentuk pada sisi oulet ini adalah karena adanya hambatan
hambatan aliran dalam transmisi. Output dari torque conventer  melewati saluran saluran
komponen transmisi  bergabung dengan oil yang akan menuju ke front brake cooling ( Pompa
untuk front brake cooling SAR12 , tandem 3 dengan transmisi pump )

Pada gambar di samping / gambar


shopmanual , port antara INLET dan OUTLET
adalah SEJAJAR sehingga terlihat seperti
1(satu) garis saluran saja.
10. Pressure lock up clutch torque conventer

Pengertian : Tekanan yang di gunakan untuk me engagedkan disc plate lock up clutch pada torque
conventer sehingga putaran input (Impeller) dan output (Turbin ) rationya 1 atau istilah
lainnya adalah DIRECT DRIVE .Tujuan dari menyamakan putaran ini adalah untuk
menghilangkan power loss pada torque conventer akibat dari putaran dari turbin hamper
menyamai putaran impellernya.
Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Lock up clutch pressure Mpa 1.18 ± 0.15 1.18 ± 0.15
Unit Jalan F1 ± 7 Km / Jam
torque conventer (kg/cm2) ( 18.5 ± 1.5 ) ( 18.5 ± 1.5 )

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2

Pengukuran :

Langkah Pengukuran :
1. Naikkan tekanan temperature Torque Conventer dengan cara memposisikan parking brake OFF dan tekan brake pedal
Masukkan transmisi posisi F1
2. Apabila sudah masuk dalam temperature kerja , lepaskan brake pedal dan naikkan perlahan lahan ( Unit Jalan ) sampai
lock up lamp menyala.
Lock up Clutch lamp akan menyala sekitar kecepatan 7 km/jam

Adjustment : No Adjusment , yang mengatur pressure pada lock up clutch 18.5 ± 1.5 adalah orifice saluran lockup
clutch torque conventer.
11. Difflock oil pressure

Pengertian : Tekanan yang di perlukan untuk mengaktifkan differential lock.


Dengan aktifknya differential lock ini menjadikan putaran roda LH & RH menjadi sama

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Difflock oil pressure Mpa 2.45 ± 0.25 2.45 ± 0.25 Solenoid difflock di tekan dan
( Front , Center & Rear ) (kg/cm2) ( 25 ± 2.5 ) ( 25 ± 2.5 ) High idle

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2

Pengukuran :

Front Difflock Center Difflock Rear Difflock

(2) manual operation


difflock solenoid
Pengukuran difflock pressure dilakukan oleh 2 orang dengan cara :
1. PIC memanualkan solenoid difflock dengan cara di tekan
2. PIC lainnya di cabin menaikkan RPM posisi High idle dan memposisikan switch difflock

Solenoid
valve center
& rear difflock
motor

Front Center Rear


Tempat Difflock
manual Difflock Difflock
solenoid

Solenoid
Center Rear difflock
valve Front
difflock valve valve
Difflock

Front Brake
Cooling Pump
Motor for rear pump
M SAR(3)100 SAR(1)12 SAR 8 SBR(1) 8 SBR(1) 8
difflock OMM8
T/Q dan Front Difflock
Transmisi Pump Pump

Breather
Center Rear
Front
Transmisi oil Tank Differential Differential
Differential Oil
Oil Oil

Adjustment : Dilakukan pada solenoid valve masing masing difflock valve


Mengenal system steering dan hydraulic
Steering Hoist
Cylinder Cylinder
Double
safety relief
valve Hoist Valve
Directional
Valve
EPC Valve
Steering Flow amp
Valve Valve

Steering & Hyd


Pump
Motor
M SAR(3)100 SAR(3)100 SAR(1) 8
Emergnecy
2x SBL 021
Steering & Hyd
EPC Pump
Pump

Hydraulic Tank

Catatan :

Directional valve dan Flow Amp terpasang dalam 1 komponen.

Flow amp sendiri terdiri dari :

1. Amplifying stage valve == > Mengatur jumlah oil yang menuju ke steering dan hoist
2. Priority valve == > Memprioiritaskan aliran ke steering system
3. Directional valve == > mengarahkan main flow oil ke steering cylinder
4. Relief valve == > sebagai crossover relief valve atau double relief valve
5. Pressure control valve == > mengatur maksimal pressure ke steering cylinder
6. Suction valve == > mengarahkan aliran dari bottom ke head cylinder ataupun sebaliknya

Flow Amp berfungsi sebagai demand valve pada unit HD ataupun WA atau juga sebagai priority
flow devider pada unit motor grader
EPC ( Electronical Pressure Control Valve ) adalah valve yang berfungsi untuk mengarahkan
sejumlah oil sesuai dengan pergerakan lever hoist saat akan mengaktifkan hoist cylinder .

EPC Valve terdiri dari 2 buah solenoid yang mana saat lever hoist di gerakkan maka kedua solenoid
tersebut akan aktif bekerja.

Solenoid “a” == > mengarahkan aliran ke


cylinder atau sebagai main valve solenoid

Solenoid “b” == > mengatur kecepatan


pergerakan vessel ( Proportional )
12. Turn time of steering system ( End to End ) & No of Turn

Pengertian : Waktu yang di perlukan oleh system steering untuk menggerakan cylinder steering dari full
extend ke full retract ataupun sebalikny. Pengukuran ini untuk mengetahui kinerja system
steering baik dari pumpnya atau opening valve dan dapat di jadikan parameter untuk
mengetahui problem steering system.
No of Turn adalah banyaknya putanran steering wheel saat melakukan end to end cylinder
steering.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


 Posisi transmisi NETRAL
End to End steering  Engine Low Idle
Detik Maks 4 Maks 5  Lock to Lock Cylinder dari
cylinder
L ke R ataupun
sebaliknya
 Kecepatan memutar
No of Turn steering steering wheel : 10 rpm
Putaran 4 ± 0.4 4 ± 0.6
wheel  Pengukuran di mulai dari
tire mulai bergerak

Alat ukur : Stopwatch dan marking pada steering wheel

Pengukuran :

Adjustment :
Untuk end to end dan No of Turn steering ini sangat di pengaruhi oleh banyaknya flow oil dari pump sehingga pengecekan
dapat dilakukan dari besarnya pergerakan dari spool directional valve.
13. Steering Relief Pressure

Pengertian : Tekanan oil hydraulic maksimal yang di setting pada system steering . Tekanan ini di atur
oleh relief valve yang terpasang pada Flow Amp.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


 Hydraulic temp in green
range
 High idle
 Cylinder end stroke (
Mpa
Steering relief pressure selalu di putar ke posisi
(kg/cm2)
end stroke , karena
apabila tidak di putar
maka steering wheel
akan ke posisi netral )

Alat ukur : Pressure gauge 250 kg/cm2

Pengukuran : Terletak pada FLOW AMP

Adjustment : Pada relief valve Flow Amp


14. Pilot dump pressure

Pengertian : Tekanan oil hydraulic yang di gunakan untuk menggerakkan spool hoist valve berdasarkan
arus yang bekerja pada solenoid EPC Valve.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


EPC Solenoid Current
V Maks. 5.10 Maks. 5.10 Lever hoist di tarik full
( Solenoid 1 & 2)
 Netral transmisi
Mpa 3.4 ± 0.49 3.4 ± 0.49
Pilot dump pressure  Hoist full rise
Kg/cm2 35 ± 5 35 ± 5
 High Idle

Alat ukur : Monitor panel untuk EPC Solenoid dan Pressure Gauge 60 kg/cm2

Pengukuran :
a. EPC Solenoid Current

Untuk melakukan pengecekan engine speed , masukkan kode 34300 untuk Solenoid 1 dan 34301 untuk solenoid 2

b. Pilot dump pressure


Adjustment :
a. EPC Solenoid valve dengan cara mengukur tahanan dari solenoid EPC

b. Pilot dump pressure


15. Dump relief pressure / Hoist relief pressure

Pengertian : Tekanan oil hydraulic maksimal yang diijinkan pada hydraulic hoist system.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


 Netral transmisi
Mpa 20.59 ± 0.49 20.59 ± 0.49
Dump relief pressure  Hoist full rise
Kg/cm2 210 ± 5 210 ± 5
 High Idle

Alat ukur : Pressure gauge 250 kg/cm2

Pengukuran : Port pengukuran terletak pada hoist valve

Adjustment :
Mengenal system braking HM400-1

Charge valve == > Berfungsi sebagai governoor dalam system brake sehingga terdapat CUTS In dan CUTS Out

Retarder valve == > Bekerja berdasarkan potentio meter sehingga bisa proportional , dan saat retarder di gunakan maka brake
yang bekerja adalah FRONT BRAKE dan CENTER BRAKE

Brake pedal == > brake ini saat di injak atau di aktifkan maka semua brake (Front , Center dan Rear akan bekerja )

Slack Adjuster == > Komponen yang berfungsi untuk mengatur stroke piston saat melakukan push braking . Pengaturan ini
dengan cara mengatur oil yang kembali ke tanki dari brake berdasarkan keausan disc plate
16. Charge valve Cuts In dan Cut Out Pressure

Pengertian : Tekanan oil yang disediakan dalam system brake yang berfungsi untuk menyediakan
pressure standby di system yang akan di gunakan oleh brake system juga berfungsi untuk mengatur kerja brake pump agar
tidak selalu mengisi saat brake di gunakan .
Brake pump akan mengisi atau menyediakan pressure hanya saat CUT IN pressure terjadi dan akan berhenti membentuk
tekanan oil saat pressure mencapai CUTS OUT nya.
Pengaturan Cut In dan Cut Out ini terjadi pada CHARGE VALVE

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


 Low idle
 Tekan brake pertama kali
Mpa 11.77 ± 0.29 11.77 ± 0.29 dan pressure akan
Cut In Pressure
Kg/cm2 117 ± 3 117 ± 3 terlihat turun sesaat ( Cut
Out )
 Tekan brake sampai
tekanan kurang dari 117
kg/cm2 atau sampai
Mpa 20.59 ± 0.98 20.59 ± 0.49 terdengart buzzer dan
Cut Out Pressure
Kg/cm2 210 ± 10 210 ± 5 terlihat mengisi pressure
( Cut In )

Alat ukur : Presure gauge 250 kg/cm2

Pengukuran : Pengukuran pada accumulator charge valve

R1 = Relief valve for CUT IN & CUT OUT


Adjustment
R2 = Relief valve untuk mempercepat proses
drain to tank

R3 = Main relief valve sebagai safety valve


dalam system brake
17. Brake actuating pressure

Pengertian : Tekanan yang di perlukan untuk meengagedkan disc plate brake melalui piston .

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Front , Center , Rear Mpa 4.9 ± 0.49 4.9 ± 0.49  Low idle
brake Kg/cm2 50 ± 5 50 ± 5  Pedal brake di injak

Mpa 3.92 ± 0.25 3.92 ± 0.25  Low idle


Parking brake
Kg/cm2 40 ± 2.5 40 ± 2.5  Parking brake di OFFkan

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2

Pengukuran : Pengukuran pada masing masing slack adjuster untuk front , center dan rear brake
Pengukuran pada parking brake chamber

Front, Center , Rear Parking brake


Slack Adjuster chamber

Adjustment : Yang mengatur besarnya tekanan pada brake yang di gunakan adalah pedal brake dan current retarder brake
a. Untuk Front Brake chamber adjustment dapat dilakukan adjustment pada retarder valve
b. Untuk center dan rear brake dapat di lakukan adjustment pada pedal brake
c. Untuk parking brake solenoid dilakukan pada parking brake solenoid.
Khusus untuk parking brake , pressure di gunakan untuk me release tekanan yang mendorong spring parking brake

Adjusment pressure brake ini mengguanakan type penambahan atau pengurangan pada shimnya
18. Brake performance testing

Pengertian : Kemampuan rem unit menahan pergerakan unit . di hitung dalam satuan RPM saat posisi
unit mulai bergerak

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Foot braking
1510 1510
performance
Retarder braking
 Perlahan – lahan ke high
performance
Rpm idle
Overrun protection
1400 1400  Lever transmisi posisi “D”
brake performance
Parking brake
performance
 Engine off
 Load vessel 36.3 ton
Parking brake slope  Kemiringan 25% atau inv
- No move No move
ange sin 0.25 = 14.5 derajat
kemiringan

Alat ukur : Monitor panel Engine RPM

Pengukuran : Menggunakan monitor panel

Untuk melakukan pengecekan engine speed , masukkan kode 01001 : Engine Speed
19. Cycle time vessel

Pengertian : Kecepatan pergerakan dari vessel saat bergerak naik ataupun turun

Anda mungkin juga menyukai