Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN PPM

HD785-7

Engine SAA12V140E-3

Steering + Hoist + Hosit Control Pump SAR(4)180+180 +(1)6

Rear Brake Cooling pump SAR(4) 180+180

Transmisi + T/C/Front Brake Cooling + Brake Control Pump

SDR(30) 100+SAR 100 + SAR(1) 25


Payib 2017
1. Hydraulic Drift

Pengertian : Adalah turunnya attachement / extension & retraction hydraulic cylinder saat control valve netral .
Penurunan ini akibat dari beratnya beban attachement itu sendiri.
Standart :
No Item Satuan Standart Permissible
Penurunan dari ujung
1 dumpbody ( vessel ) 5 menit mm max 87 max 170
setelah engine OFF

Alat ukur : Convec scale & ruler ( penggaris )


Kondisi :
1. Hydraulic temperature 50 – 800C
2. Posisi di tahan ( HOLD ) saat cylinder 2nd extend 20 mm
(Cylinder 1 adalah yang berhubungan dengan vessel , cylinder 2 yang berhubungan dengan rod )
Saat posisi Dump maka Cylinder 1 akan memanjang terlebih dahulu selanjutnya di susul dengan cylinder 2
Saat posisi Lower , maka Cylinder 2 akan memendek terlebih dahulu selanjutnya disusul dengan cylinder 1
3. Engine posisi OFF

Gambar :
2. Engine Speed

Pengertian : Putaran engine terendah ataupun tertinggi baik saat di beri beban ataupun tidak .
Beban engine dalam hal ini adalah kondisi transmisi masuk speed.

Standart & Kondisi :

Permissible
Item Kondisi Satuan Standart Remark
Value
Lo 625 - 675 Netral + AISS Low ON
Engine low idle
Hi 895 - 995 Netral + AISS Low OFF
Power Mode 2200 - 2300
Engine high idle Netral
Economy Mode 2050 - 2150
Power Mode 1850 - 1950
Engine rated speed Rpm - Full Stall ( T/C + Hydraulic )
Economy Mode 1750 - 1850
Power Mode 1745 – 1945 High load + A Mode
Power Mode 1680 – 1880 Low load + B Mode
Torque Conventer Stall
Economy Mode 1630 – 1830 High load + C Mode
Economy Mode 1595 - 1795 Low load + D Mode

Alat ukur : Tachometer & monitor panel dengan kode 01002

Pengukuran :

Metode memposisikan T/C Stall


1. Posisikan parking brake posisi ON
2. Tekan parking brake pedal
3. Set lever transmisi ke posisi D
4. Tekan accelerator pedal secara perlahan sampai high rpm
5. Perhatikan Torque Conventer temperature sampai mendekati 900C
6. Apabila terjadi overheat torque conventer , kondisikan low idle sampai temperature 800C
7. Lakukan point 4 – 5 sebanyak 3 kali dan lakukan pengukuran.

Metode Full Stall ( Rated Speed ) + Hydraulic Relief


1. Lakukan point 1 – 2 di atas
2. Raise vessel full relief
3. Lakukan point 3 – 7 bersamaan dengan di fullkan vessel dump
1. Tachometer
a. Pasang reflective tape pada fan radiator
b. Pasang tachometer dengan menggunakan magnetic base pada timing gear housing
c. Lakukan pengukuran dengan menggunakan tachometer dan posisikan tachometer posisi PEAK
Tachometer

Probe

Maghnetic base

2. Monitor panel engine speed

Untuk melakukan pengecekan engine speed , masukkan kode 01002 : Engine Speed

Adjusment Engine Speed Sensor

Tidak dapat di lakukan adjustment pada “G” dan “Ne” sensor untuk engine controller

Yang dapat di lakukan adjustment engine speed ((EREV) EREV= engine revolution ) sensor yaitu pada transmisi yang berguna
untuk input transmisi controller

Cara melakukannya adalah :


1. Putar sensor no 1 sampai ujung sensor
menyentuh dari teeth no 2
Gunakan : Hydraulic Sealant pada treath
2. Putar balik sebanyak ½ - 1/3 putaran.
3. Clearance “a” sekitar 0.75 – 1 mm
4. Kencangkan sensor dengan lock nut
No 3 sebesar 7 – 7.5 kgm
3. Engine Lubricating Pressure

Pengertian : Tekanan dari engine oil pump yang di perlukan untuk melumasi , membuat lapisan film
pada komponen – komponen inner engine agar dapat mengurangi keausan akibat gesekan
komponen yang bergerak juga untuk mencegah komponen agar tidak mudah korosi
Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0.08 Min 0.07
Low idle
Mpa ( 0.8 ) ( Min 0.7 )
Engine oil pressure
(kg/cm2) 0.29 – 0.44 Min 0.21
T/C Stall
( 3. – 4.5 ) ( Min 2.1 )

Alat ukur : Pressure gauge 10kg/cm2 & Monitor panel kode 37200 = Engine oil pressure

Pengukuran : terletak pada sisi LH engine bank di belakang oil filter

Adjusment :
Untuk engine SAA6D140E-3 adjustment oil lubricating pressure terletak
pada engine oil pump di oilpan
4. Boost Pressure

Pengertian : Besarnya tekanan udara pada intake manifold yang di hasilkan oleh turbin turbocharge
yang berguna untuk mendapatkan kompresi ratio pembakaran yang seimbang terutama
pada saat engine high rpm
Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Boost Pressure Kpa Min 165.40 Min 165.40
Rated Speed
( Air Supply ) (mmHg) ( min 1250 ) ( min 1250 )

Alat ukur : Pressure gauge satuan Kpa atau mmHg dan Monitor panel 36500 = Air supply pressure

Pengukuran : Pada intake manifold setelah turbocharge

1. Posisikan parking brake posisi ON


2. Tekan parking brake pedal
3. Set lever transmisi ke posisi D
4. Tekan accelerator pedal secara perlahan sampai high rpm
5. Perhatikan Torque Conventer temperature sampai mendekati 900C
6. Apabila terjadi overheat torque conventer , kondisikan low idle sampai temperature 80 0C
Lakukan point 4 – 5 sebanyak 3 kali dan lakukan pengukuran
5. Blowby Pressure

Pengertian : Tekanan gas yang terjadi di crank case akibat kebocoran tekanan pada ruang bakar , baik
tekanan saat kompresi maupun tekanan saat terjadinya pembakaran

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Kpa 2.94 5.88
Blowby Pressure Rated Speed
(mmH2O) ( 300 ) ( 600 )

Alat ukur : Pressure gauge satuan Kpa atau slang air untuk satuan mmH2O

Pengukuran : Pada saluran breather engine

1. Posisikan parking brake posisi ON


2. Tekan parking brake pedal
3. Set lever transmisi ke posisi D
4. Tekan accelerator pedal secara perlahan sampai high rpm
5. Perhatikan Torque Conventer temperature sampai mendekati 900C
6. Apabila terjadi overheat torque conventer , kondisikan low idle sampai temperature 80 0C
Lakukan point 4 – 5 sebanyak 3 kali dan lakukan pengukuran

Pengukuran hasil blowby adalah “ a + b “ atau “ a x 2 “


6. Exhaust Temperature

Pengertian : Suhu gas buang maksimal pada exhaust manifold pada saat engine menerima beban
maksimal

Standart & Kondisi :

Item Kondisi Satuan Standart Permissible Value Remark


Front Left Bank ( FL )
Exhaust Rear Left Bank ( RL ) 0
C Max 700 750 Stall speed
Temperature Front Right Bank ( FR )
Rear Right Bank ( RR )

Alat ukur : Thermometer digital & Monitor panel


Front Left Bank ( FL ) Kode : 42690
Rear Left Bank ( RL ) Kode : 42606
Front Right Bank ( FR ) Kode : 42602
Rear Right Bank ( RR ) Kode : 42601

Pengukuran :

Posisikan thermometer digital posisi PEAK dengan menekan function switch


MENGENAL SYSTEM TRANSMISI DAN TORQUE CONVENTER HD785-7
Untuk rear brake cooling menggunakan pompa tandem tersendiri yaitu SAR(4) 180 + 180 dan menggunakan oil transmisi juga.
Jalurnya adalah dari PUMP langsung ke rear brake cooling dan parallel ke BCV valve. Apabila retarder tidak di gunakan maka
oil yang menuju ke rear brake cooling akan di kurang.
Output dari rear brake cooling akan bergabung dengan output front brake cooling menuju ke oil cooler

Catatan :
Pompa Transmisi tidak membantu supply pompa T/C dan Brake Cooling , namun sebaliknya Pompa T/C dan Brake
cooling dapat membantu kebutuhan pada system transmisi.

Pada unit ini terdapat 2 main relief valve , 1 Fix main relief valve dan 1 lagi Variable relief valve.
Variable relief valve ini bekerjanya di pengaruhi oleh Main Pressure Variable Valve
Fungsi dari sistem main variable relief valve ini adalah untuk meoptimalkan kinerja pump juga untuk mencegah
energi loss yang berujung pada ekonomis fuel ( saving fuel )

Apabila Main relief variable valve solenoid mendapatkan arus maka saluran yang menuju ke drain di buka sehingga
oil tidak akan menekan spring dari Variable relief valve.

Solenoid ini bekerja berdasarkan sensor sensor speed baik putaran output transmisi atau pun outpun engine yang di
olah datanya di controller selanjutnya akan di teruskan ke solenoid main pressure variable valve.
Speed diatas F3 maka solenoid main pressure variable ini akan bekerja.

Didalam torque conventer valve terdapat 5 valve :


1. Flow Variable Valve == > mengatur quantity oil yang akan di gunakan ke front brake cooling dan transmisi lubricating
2. Variable relief valve == > mengatur tekanan yang di gunakan pada tiap tiap speed
3. Main relief valve == > mengatur tekanan pada sistem transmisi
4. Main Pressure variable valve == > mengurangi tingkat efektifitas supply oil ke transmisi berdasarkan speed posisi
5. Flow valve == > mengatur aliran oil dari T/C pump atau front brake cooling pump , apakah akan di gunakan untuk full
toque conventer dan front brake cooling atau akan di gunakan untuk membantu supply transmisi pump.
7. Power train Relief Pressure

Pengertian : Tekanan yang disediakan pada system transmisi digunakan sebagai media enganged disc –
plate clutch transmission. Tekanan ini BERBEDA dengan MODULATING PRESSURE.
MODULATING PRESSURE terjadi pada ECMV ( Electronic Control Modulating Valve )

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


3.33 – 3.73 3.33 – 3.73
High Idle , Netral , F1 – F3
Power train Relief Mpa ( 34 - 38 ) ( 34 - 38 )
Pressure (kg/cm2) 1.96 – 2.36 1.96 – 2.36
High idle , F4 – F7
( 20 – 24 ) ( 20 – 24 )

Alat ukur : Pressure gauge 60kg/cm2

Pengukuran : Port measurement terletak diatas torque conventer valve


Untuk pengukuran dengan ketentuan speed dapat di lakukan HANYA apabila melepas rear Drive Shaft.

Adjustment :

Dilakukan dengan cara menambah


ataupun mengurangi shim pada
relief valvenya springnya

Main relief valve Spool


8. Pressure inlet torque conventer

Pengertian : Tekanan yang masuk ke dalam troque conventer dan di perlukan sebagai media oleh
impeller untuk memutar turbin. Tekanan ini harus di jaga agar tidak menjadi loss energi
putaran impeller juga agar tidak merusak seal torque conventer itu sendiri.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Inlet pressure torque Mpa Max 0.85 Max 0.85
Netral + High Idle , Brake ON
conventer (kg/cm2) ( 8.67 ) ( 8.67 )

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2

Pengukuran : Port pengukuran terletak diatas transmisi dan satu komponen dengan main relief valve
transmisi.

Adjustment : Untuk melakukan adjustment inlet


pressure ini menggunakan shim type .
Semua jenis transmisi dan torque
conventer adjusmentnya menggunakan type shim.

Torque Conventer
relief spool
9. Pressure outlet torque conventer

Pengertian : Tekanan pada sisi output torque conventer dan di gunakan untuk mengetahui besarnya
tekanan yang bekerja dalam torque conventer tersebut. Apabila tekanan oil ini rendah ,
maka yang akan terjadi adalah oil di dalam torque conventer tidak cukup optimal untuk
memindahkan tenaga putar dari impeller dan sebagai INDIKASI INTERNAL LEAKAGE torque
conventer besar.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0.49 ± 0.04 0.49 ± 0.04
Netral + High Idle , Brake ON
Outlet pressure torque Mpa ( 5.0 ± 0.41 ) ( 5.0 ± 0.41 )
conventer (kg/cm2) 0.52 ± 0.07 0.52 ± 0.07
Netral + High Idle , Brake OFF
( 5.3 ± 0.71 ) ( 5.3 ± 0.71 )

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2

Pengukuran :

Torque Conventer
oulet port

Adjustment : No Adjusment , tekanan yang terbentuk pada sisi oulet ini adalah karena adanya hambatan
hambatan aliran dalam transmisi. Output dari torque conventer  melewati saluran saluran
komponen transmisi  bergabung dengan oil yang akan menuju ke front brake cooling ( Pompa
untuk front brake cooling SAR100 , tandem 3 dengan transmisi pump )
10. Pressure lock up clutch torque conventer

Pengertian : Tekanan yang di gunakan untuk me engagedkan disc plate lock up clutch pada torque
conventer sehingga putaran input (Impeller) dan output (Turbin ) rationya 1 atau istilah
lainnya adalah DIRECT DRIVE .Tujuan dari menyamakan putaran ini adalah untuk
menghilangkan power loss pada torque conventer akibat dari putaran dari turbin hamper
menyamai putaran impellernya. Untuk Lockup ECMV tidak memiliki kabel FILL SWITCH

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Lock up clutch pressure Mpa 1.52 ± 0.2 1.52 ± 0.2 Unit Jalan L position ± 10.9 Km /
torque conventer (kg/cm2) ( 15.5 ± 2 ) ( 15.5 ± 2 ) Jam

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2

Pengukuran :

Langkah Pengukuran :
1. Naikkan tekanan temperature Torque Conventer dengan cara memposisikan parking brake OFF dan tekan brake pedal
Masukkan transmisi posisi D
2. Apabila sudah masuk dalam temperature kerja ,
3. Posisikan lever transmisi pada “L” position , lepaskan brake pedal dan naikkan perlahan lahan ( Unit Jalan ) sampai lock
up lamp menyala.
Lock up Clutch lamp akan menyala sekitar kecepatan 10.9 km/jam

Adjustment : Untuk melakukan adjusment sebenarnya dapat di


lakukan pada shim ECMV nya , namun cause penyebab tidak tercapainya
pressure biasanya disebabkan karena kebocoran seal pada disc platenya

Shim lock up ECMV


Mengenal system steering dan hydraulic HD785-7

Steering Cylinder Drain

Crossover relief valve Steering Oil Cooler

Steering valve Hoist Cylinder

Steering Control Valve


Hoist control valve
( Demand Valve )

Steering Control Valve Dump Control valve

Steering Valve Filter Filter

Hoist Pump
Emergency
M Steering E SAR(4)180 SAR180 SAR(1) 6
Hoist control
Steering Pump
pump

Hydraulic Tank

Catatan : Untuk proportional steering wheel terjadi pada STEERING VALVE ( Orbitrol ) , meskipun saat engine mati dapat
berfugnsi sebagai pump untuk mensupply aliran oil , namun sangatlah berat untuk melakukan pergerakan pada steering
cylinder di karenakan kecepatan putar manual kurang mencukupi untuk supply sejumlah oil.

Untuk hal tersebut maka apabila terjadi hal yang emergency maka gunakan EMERGENCY STEERING MOTOR

Sedangkan pada hoist systeme , proportionalnya gerakan hoist terjadi pada EPC Hoist Valvenya
EPC ( Electronical Pressure Control Valve ) adalah valve yang berfungsi untuk mengarahkan
sejumlah oil sesuai dengan pergerakan lever hoist saat akan mengaktifkan hoist cylinder .

EPC Valve terdiri dari 2 buah solenoid yang mana saat lever hoist di gerakkan maka kedua solenoid
tersebut akan aktif bekerja.

Solenoid “a” == > mengarahkan aliran ke


cylinder atau sebagai main valve solenoid

Solenoid “b” == > mengatur kecepatan


pergerakan vessel ( Proportional )
11. Turn time of steering system ( End to End ) & No of Turn

Pengertian : Waktu yang di perlukan oleh system steering untuk menggerakan cylinder steering dari full
extend ke full retract ataupun sebalikny. Pengukuran ini untuk mengetahui kinerja system
steering baik dari pumpnya atau opening valve dan dapat di jadikan parameter untuk
mengetahui problem steering system.
No of Turn adalah banyaknya putanran steering wheel saat melakukan end to end cylinder
steering.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


 Posisi transmisi NETRAL
End to End steering  Engine Rpm 1000
Detik Maks 4 Maks 5  Lock to Lock Cylinder dari
cylinder
L ke R ataupun
sebaliknya
 Kecepatan memutar
No of Turn steering steering wheel : 10 rpm
Putaran 3.4 3.4 ± 0.34
wheel  Pengukuran di mulai dari
tire mulai bergerak

Alat ukur : Stopwatch dan marking pada steering wheel

Pengukuran :

Adjustment :
Untuk end to end dan No of Turn steering ini sangat di pengaruhi oleh banyaknya flow oil dari pump sehingga pengecekan
dapat dilakukan dari kebocoran steering cylinder
12. Steering Relief Pressure

Pengertian : Tekanan oil hydraulic maksimal yang di setting pada system steering . Tekanan ini di atur
oleh relief valve yang terpasang pada Flow Amp.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


 Hydraulic temp in green
Steering relief pressure 18.1 – 19.1 18.1 – 19.1 range
Saat LOW IDLE (185 – 195 ) (185 – 195 )  Cylinder end stroke (
Mpa selalu di putar ke posisi
(kg/cm2) end stroke , karena
Steering relief pressure 20.2 – 21.1 20.2 – 21.1 apabila tidak di putar
Saat HIGH IDLE (206 – 215 ) (206 – 215 ) maka steering wheel
akan ke posisi netral )

Alat ukur : Pressure gauge 250 kg/cm2

Pengukuran : Terletak pada pipa input steering control valve

Adjustment : Pada komponen stering control valve


1 putaran adjusting screw akan merubah sekita 128 kg/cm2
13. Pilot dump pressure

Pengertian : Tekanan oil hydraulic yang di gunakan untuk menggerakkan spool hoist valve berdasarkan
arus yang bekerja pada solenoid EPC Valve.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


EPC Solenoid Current
V Maks. 5.10 Maks. 5.10 Lever hoist di tarik full

 Netral transmisi
Mpa 3.4 ± 0.49 3.4 ± 0.49
Pilot dump pressure  Hoist full rise
Kg/cm2 35 ± 5 35 ± 5
 High Idle

Alat ukur : Monitor panel untuk EPC Solenoid di belakang hydraulic oil tank dan Pressure Gauge 60
kg/cm2

Pengukuran :
a. EPC Solenoid Current

Untuk melakukan pengecekan current EPC , masukkan kode 45600

b. Pilot dump pressure


Adjustment :
a. EPC Solenoid valve dengan cara mengukur tahanan dari solenoid EPC

b. Pilot dump pressure


Tidak dapat di lakukan adjusment.

Apabila akan dilakukan emergency raise maupun emergency lower maka lakukan hal berikut :
Untuk RAISE
1. Lepas plug no 1
2. Masukkan tool untuk menekan spool
3. Start engine , maka vessel akan langsung raise

Untuk LOWER
1. Kendorkan lock nut no 2
2. Putar grip no 3
3. Start engine , maka vessel akan lower
14. Dump relief pressure / Hoist relief pressure

Pengertian : Tekanan oil hydraulic maksimal yang diijinkan pada hydraulic hoist system.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


 Netral transmisi
20.2 – 21.1 20.2 – 21.1
Hoist relief pressure  Hoist full rise
(206 – 215 ) (206 – 215 )
 High Idle

Alat ukur : Pressure gauge 250 kg/cm2

Pengukuran : Port pengukuran terletak pada hoist cyinder LH

Adjustment : Terletak pada hoist valve


1 putaran adjusting screw no 13 akan mengubah nilai sebesar 200 kg/cm2
Mengenal system braking HD785-7

Catatan :

Retarder brake dan treadle brake mngaktifkan brake depan dan belakang karena type brake depan dan belakang adalah
multiple brake di mana parking brake juga terpasang pada kedua brake tersebut dengan sama disc plate yang di gunakan
untuk braking.

Sistem braking ini adalah saat tidak dilakuan braking maka oil akan masuk kepiston brake dan saat release maka oil akan
menekan piston parking brake .

Parking brake adalah merupakan type emergency sehingga apabila tidak ada tekanan sama sekali maka piston akan menekan
disc plate sehingga brake tetap aktif braking
Charge valve == > Berfungsi sebagai governoor dalam system brake sehingga terdapat CUTS In dan CUTS Out

Retarder valve == > Bekerja berdasarkan potentio meter sehingga bisa proportional , dan saat retarder di gunakan maka brake
yang bekerja adalah FRONT BRAKE dan CENTER BRAKE

Brake pedal == > brake ini saat di injak atau di aktifkan maka semua brake (Front , Center dan Rear akan bekerja )

Slack Adjuster == > Komponen yang berfungsi untuk mengatur stroke piston saat melakukan push braking . Pengaturan ini
dengan cara mengatur oil yang kembali ke tanki dari brake berdasarkan keausan disc plate
16. Charge valve Cuts In dan Cut Out Pressure

Pengertian : Tekanan oil yang disediakan dalam system brake yang berfungsi untuk menyediakan
pressure standby di system yang akan di gunakan oleh brake system juga berfungsi untuk mengatur kerja brake pump agar
tidak selalu mengisi saat brake di gunakan .
Brake pump akan mengisi atau menyediakan pressure hanya saat CUT IN pressure terjadi dan akan berhenti membentuk
tekanan oil saat pressure mencapai CUTS OUT nya.
Pengaturan Cut In dan Cut Out ini terjadi pada CHARGE VALVE

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


 Low idle
 Tekan brake pertama kali
Mpa 11.8 - 12.78 11.8 - 12.78 dan pressure akan
Cut In Pressure
Kg/cm2 120 - 130 120 - 130 terlihat turun sesaat ( Cut
Out )
 Tekan brake sampai
tekanan kurang dari 120
kg/cm2 atau sampai
Mpa 20.6 - 21.56 20.6 - 21.56 terdengart buzzer dan
Cut Out Pressure
Kg/cm2 210 - 220 210 - 220 terlihat mengisi pressure
( Cut In )

Alat ukur : Presure gauge 250 kg/cm2

Pengukuran : Pengukuran pada accumulator charge valve dan Untuk pengecekan pressure acculumator
gunakan kode 33500 untuk front dan 33501 untuk rear accumulator. Bisa juga testing melalui plug accumulator di bawah ini

R1 = Relief valve for CUT IN & CUT OUT


Adjustment
R2 = Relief valve untuk mempercepat proses
drain to tank

R3 = Main relief valve sebagai safety valve


dalam system brake
17. Brake performance testing

Pengertian : Kemampuan rem unit menahan pergerakan unit . di hitung dalam satuan RPM saat posisi
unit mulai bergerak

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Service brake 1760 1760
1345 1345  Perlahan – lahan ke high
Retardebrake
Rpm idle
Parking brake 1610 1610
 Lever transmisi posisi “D”
Emergency brake T/C Stall T/C Stall

Alat ukur : Monitor panel Engine RPM

Pengukuran : Menggunakan monitor panel

Untuk melakukan pengecekan engine speed , masukkan kode 01002 : Engine Speed
18. Cycle time vessel

Pengertian : Kecepatan pergerakan dari vessel saat bergerak naik ataupun turun

Anda mungkin juga menyukai