Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN PPM

D155A-6

Engine SAA6D140E-5

Hydraulic Pump HPV112

Power train Pump + Lubricating Pump ( Tandem ) SAR(3) 100 +(2) 40

Scavengine Pump (Tandem) SAR(4) 125

Cooling Fan Pump LPV 45

Cooling Fan Motor LPF 65


Payib 2017
1. Hydraulic Drift

Pengertian : Adalah turunnya attachement / extension & retraction hydraulic cylinder saat control valve netral .
Penurunan ini akibat dari beratnya beban attachement itu sendiri.
Untuk unit buldozer , terdapat 5 type hydraulic drift
1. Hydraulic drift BLADE LIFT
2. Hydraulic drift of chassis BLADE LIFT == > Untuk pengecekan kebocoran internal di control valve
3. Hydraulic dirft BLADE TILT
4. Hydraulic drift RIPPER LIFT
5. Hydraulic drift of chassis RIPPER LIFT == > Untuk pengecekan kebocoran internal di control valve

Standart :
No Item Satuan Standart Permissible Kondisi
1. Hyd. Temp 45 – 550C
Hydraulic drift 2. Diamkan selama 15 menit
1 max 150/15 menit max 200/15 menit
of blade lift engine mati
3. Blade kosong dan full raise
1. Hyd. Temp 45 – 550C
Hydraulic drift
2. Diamkan selama 5 menit
2 of chassis
max 50/5 menit max 70/5 menit engine mati
blade lift
3. Idler full raise by blade cylinder
1. Hyd. Temp 45 – 550C
2. Diamkan selama 5 menit
Hydraulic drift
3 Mm / max 50/5 menit max 70/5 menit engine mati
blade tilt
menit 3. Retraction / tarik full tilt
cylinder
1. Hyd. Temp 45 – 550C
Hydraulic drift 2. Diamkan selama 5 menit
4 max 50/5 menit max 70/5 menit
of ripper lift engine mati
3. Naikkan ripper full raise
1. Hyd. Temp 45 – 550C
Hydraulic drift 2. Diamkan selama 5 menit
5 of chassis max 50/5 menit max 70/5 menit engine mati
ripper lift 3. Final drive full raise by ripper
cylinder

Alat ukur : Convec scale & ruler ( penggaris )

Kondisi :
1. Posisi unit seperti pada gambar di bawah
2. Engine stopped
3. Control valve netral
4. Pengukuran dilakukan sesuai dengan ketentuan di atas untuk waktu stoppednya
5. Diukur sesuai dengan gambar di bawah kondisi cylinder full stroke
Gambar :
4. Hydraulic drift of ripper lift
1. Hydraulic Drift of Blade Lift

2. Hydraulic drift of chassis blade lift 5. Hydraulic drift of chassis ripper lift

3. Hydraulic drift blade tilt


2. Engine Speed

Pengertian : Putaran engine terendah ataupun tertinggi baik saat di beri beban ataupun tidak .
Beban engine dalam hal ini adalah kondisi transmisi masuk speed dan hydraulic pump
Apabila high idle maupun low idle maka arti disini adalah tidak di beri beban keduanya

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


All netral + Accelerator pedal
740 (+40/0) 740 (+40/0)
Engine low idle tidak di injak
All netral + Full depress pedal
2100 (0/-50) 2100 (0/-50)
Engine high idle accelerator
1. Posisikan engine Low idle
2. Tekan brake pedal dan
release Parking Brake
3. Masukkan PCCS Lever
pada Forward Speed
Pastikan pada layar
monitor ditampilkan
Rpm
speed 3 dan steering
Torque Conventer Stall posisi netral.
1900 1900
( Rated Speed ) 4. Pressure decelerator
pedal dan set fuel control
dial ke posisi high
Note : Dilarang
melakukan stall lebih dari
20 detik dan tetap
menjaga temperature oil
T/Q tidak boleh lebih dari
1200C
1. Lakukan torque
conventer stall
2. Lakukan hydraulic stall
Torque Conventer Stall dengan menggunakan
1580 -1680 1580 -1680
+ Hydraulic Relief ripper full lift
3. Ukur rpm saat terjadi
stall dan relief secara
bersamaan

Alat ukur : Tachometer dan monitor panel

Kode monitor panel : 01002 engine speed


0530 adjusment untuk Power mode dan auto deceleration berkerja
0007 adjudment untuk mecancel auto deceleration
Special Function dari monitor panel
Cara masuk ke menu service

1. On Staring switch
2. Tahan no 4 dan tekan no 1,2,3
3. Pilih menu monitoring
4. Masukkan no code items yang akan di monitor

Cara mengecek HM unit


1. Dengan cara menekan bersamaan no 4 +1
2. Untuk merubah parameter maintenance dengan menekan 4 + 5,5,5
Pengukuran Monitor panel :

a.Pada saat akan mengukur Low Idle , Auto deceletator , decelerator pedal speed , torque conventer stall , torque conventer
stall + hydraulic stall , maka masuk ke monitoring dan masukkan angka 0530

b. Pada saat mengukur high idle maka gunakan kode 0007 untuk mereset engine deceleration sehingga auto deceleration
tidka bekerja.

Pengukuran Manual : Pengukuran pada fan radiator menggunakan reflective tape

a. Pasang reflective tape pada fan radiator


b. Pasang tachometer dengan menggunakan magnetic base pada fan radiator
c. Lakukan pengukuran dengan menggunakan tachometer dan posisikan tachometer posisi PEAK
Tachometer
Probe

Maghnetic base

Masukkan kode pengukuran engine 01002 untuk pengukuran secara sendiriengine speed selanjutnya
3. Engine Lubricating Pressure

Pengertian : Tekanan dari engine oil pump yang di perlukan untuk melumasi , membuat lapisan film
pada komponen – komponen inner engine agar dapat mengurangi keausan akibat gesekan
komponen yang bergerak juga untuk mencegah komponen agar tidak mudah korosi
Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Min 0.10 0.08
Low idle
Mpa ( Min 1.0 ) ( 0.8 )
Engine oil pressure
(kg/cm2) 0.34 0.21
High idle
( 3.5 ) ( 2.1 )

Alat ukur : Pressure gauge 10kg/cm2 dan monitor panel


Kode Monitor panel : 37200 == > untuk memasukkan kode menggunakan special function di penjelasan bagian
atas
Pengukuran : terletak pada sisi LH engine block ( main gallery ) di samping dipstick engine oil

Apabila menggunakan oil pressure gauge maka coupler di pasangkan di main gallery ENGINE sebelah KIRI
1. Buka plug dan pasang coupler pengukuran

Adjusment :
Untuk engine SAA6D140E-5 main relief pressure terletak pada oil pump dan terjadinya tekanan pada engine ini karena
dari orifice – orifice yang terdapat pada jalur lubricating juga adanya pengaruh dari tiap tiap relief valve komponen engine
( relief valve oil cooler , relief valve oil filter , relief valve EGR ).

Pada engine ini selain di lengkapi dengan main relief valve juga di lengkapi dengan sub relief valve
Cracking pressure main relief valve : 6 ± 0.5 kg/cm2
Cracking pressure sub relief valve : 10 ±0.5 kg/cm2
4. Boost Pressure

Pengertian : Besarnya tekanan udara pada intake manifold yang di hasilkan oleh turbin turbocharge
yang berguna untuk mendapatkan kompresi ratio pembakaran yang seimbang terutama
pada saat engine high rpm
Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Boost Pressure Kpa Min 85 72
Torque conventer stall
( Air Supply ) (mmHg) ( min 640 ) ( 540 )

Alat ukur : Pressure gauge satuan Kpa atau mmHg

Pengukuran : Pada intake manifold setelah turbocharge saat posisi stall


Cara melakukan stall terdapat pada penjelasan standart engine speed dan ubah mode monitor panel menjadi 0530

Note : Dilarang melakukan stall lebih dari 20 detik dan tetap menjaga temperature oil T/Q tidak boleh lebih dari 1200C

Pastikan hose untuk pengukuran boost pressure telah di hilangkan kandungan oilnya di dalam hose tersebut.
Karena apabila terdapat oil dalam hose maka akan mengakibatkan hasil pengukuran tidak akurat
5. Blowby Pressure

Pengertian : Tekanan gas yang terbentuk / terdapat di crank case akibat kebocoran tekanan pada ruang
bakar , baik tekanan saat kompresi maupun tekanan saat terjadinya pembakaran

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Kpa Max 2.94 3.92
Blowby Pressure Rated Speed
(mmH2O) ( Max 300 ) ( 400 )

Alat ukur : Pressure gauge satuan Kpa atau slang air untuk satuan mmH2O
Kode monitor panel : 42800 == > untuk memasukkan kode menggunakan special function di penjelasan bagian
atas

Pengukuran : Pada saluran breather engine dan monitor panel


Kondisi engine adalah saat torque conventer stall.
Dapat juga melakukan pengukuran saat High Idle , namun hasil yang tercantum pada saat high idle adalah hanya 80% dari
hasil saat stall.
Penjelasan cara mengkondisikan torque conventer stall sudah kita bahas di bagian pengukuran engine speed

Tekanan
udara luar Pengukuran hasil blowby adalah “ a + b “ atau “ a x 2 “
From blow From
by tool blow by
tool b
Tekanan a
udara luar
Blow by
pressure

Engine Stop Engine Running


6. Exhaust Temperature

Pengertian : Suhu gas buang maksimal pada exhaust manifold pada saat engine menerima beban
maksimal

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0
Exhaust Temperature C Max 670 720 Rated Speed

Alat ukur : Thermometer digital dan heat gun

Pengukuran :

1. Pengukuran menggunakan thermomeer digital


 Buka engine hood sebelah kanan
 Bula plug pada exhaust temp

Catatan : Suhu exhaust temperature sangat bervariasi tergantung dari suhu sekita dan dan suhu udara pada intake
manifold
Apabila di temukan ketidaknormalan pada suhu exhaust temperature maka gunakan FORMULA KOMPENSASI suhu exhaust
temperature dengan rumus :

Nilai kompensasi [° C] = Diukur Nilai + 2 x (20 - suhu lingkungan)

Metode pengukuran exhaust temperature pada Dozer 375A-5

JIKA HANYA MENGGUNAKAN TORQUE CONVENTER STALL MAKA POWER TRAIN AKAN OVERHEAT SEBELUM EXHAUST
TEMPERATURE STABIL
( PENGUKURAN EXHAUST TEMPERATURE DICATAT SAAT SUHUNYA STABIL.... )
Prosedure untuk menstabilkan suhu dan menggunakan stall agar tercapai 6500C ( Diagram A ):
1. Start engine dan gerakkan ripper sampai end stroke
2. Tekan brake dan masukkan F3
3. Naikkan accelerator ke posisi HIGH dan Relief ripper === > sampai pada puncak garis A
4. Lepaskan relief ripper dan hanya torque conventer yang stall == > Garis B
Jika temperature tidak turun NAMUN malahan naik kembali , maka lakukan step 3 kembali
5. Ketika exhaust temperature dapat turun dan stabil == > point C maka , recordlah exhaust temperature tersebut.
MENGENAL SYSTEM TORQUE CONVENTER & TRANSMISI D155-6

Istilah ECMV pada


power train ini di
shopmanual adalah
SWITCHLESS PRESSURE

Terdapat 3 oil case pada sistem torque conventer dan transmisi


1. Transmisi oil case == > Menampung drain system dari
a. Transmisi clutch
b. Transmisi lubricating valve
c. Transmisi lubricating
d. Torque conventer relief valve
e. All valve transmisi
Oil dari transmisi case ini akan di hisap oleh scavenging pump dan dipindahkan ke steering case

2. Steering case == > Menampung oil drain dari system


a. Pin puller ripper solenoid valve
b. Steering & brake clutch
c. Parking brake
d. Suddent stop preventive valve
Oil dari steering case ini akan di hisap oleh power train pump dan di gunakan untuk ke system power train dan
steering

3. Torque Conventer case == > Menampung oil drain dari system


a. Torque conventer
b. PTO
POSISI ECMV (Electronic Control Modulating Valve ) dan FILL SWITCH

Catatan :
Untuk ECMV dan Fill switch pada unit ini dapat di pindahkan apabila di perlukan untuk pengecekan karena secara
partnumber Solenoid Pressure dan Fill Switch memiliki partnumber yang sama

Proses modulating pressure terjadi di masing masing ECMV dan tidak terdapat modulating valve secara khusus yang
membackup semua cluch seperti halnya unit unit dozer yang belum di lengkapi dengan ECMV
7. Torque Conventer inlet pressure ( Disebut juga Torque Conventer Relief Pressure )

Pengertian : Tekanan yang masuk ke dalam troque conventer dan di perlukan sebagai media oleh
impeller untuk memutar turbin. Tekanan ini harus di jaga agar tidak menjadi loss energi
putaran impeller juga agar tidak merusak seal torque conventer itu sendiri.

Untuk menjaga inlet pressure ini menggunakan relief valve

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0.05 – 0.49 0.05 – 0.49
Netral + Low Idle
Inlet pressure torque Mpa ( 0.5 – 5.0 ) ( 0.5 – 5.0 ))
conventer (kg/cm2) Max 1.0 Max 1.0
Netral + High Idle
(Max 10.0) (Max 10.0)

Alat ukur : Pressure gauge 25 kg/cm2


Monitor panel ( jika di lengkapi sensor ) : Kode 32601

Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

1. Pastikan PCCS lever ( Palm Command Control System ) posisi netral


2. Pengukuran di lakukan saat torque conventer temperature dalam range kerja ± 700-900C

Inlet pressure torque conventer

Adjustment : Dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi shim


pada spool inlet torque conventer.
8. Torque conventer outlet pressure (Disebut juga Torque Conventer Regulator Pressure )

Pengertian : Tekanan pada sisi output torque conventer dan di gunakan untuk mengetahui besarnya
tekanan yang bekerja dalam torque conventer tersebut. Apabila tekanan oil ini rendah ,
maka yang akan terjadi adalah oil di dalam torque conventer tidak cukup optimal untuk
memindahkan tenaga putar dari impeller dan sebagai INDIKASI INTERNAL LEAKAGE torque
conventer besar. Saluran ouput ini akan menuju ke oil cooler transmisi

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0.05 – 0.29 0.05 – 0.29
Netral + Low Idle
Outlet pressure torque Mpa ( 0.5 – 3.0 ) ( 0.5 – 3.0 )
conventer (kg/cm2) 0.39 ± 0.69 0.39 ± 0.69
Netral + High Idle
(3.0 – 7.0) (3.0 – 7.0)

Alat ukur : Pressure gauge 25 kg/cm2


Monitor panel jika di lengkapi : kode 32601
Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

1. Pastikan PCCS lever ( Palm Command Control System ) posisi netral


2. Pengukuran di lakukan saat torque conventer temperature dalam range kerja ± 900C

Outlet pressure torque conventer

Adjustment : Untuk output pressure dari Torque Conventer tidak dapat di lakukan adjustment . Hal ini di
karenakan tidak adanya valve khusus yang di pasang untuk mengatur besarnya tekanan dalam torque conventer tersebut .
Pressure ini terjadi karena adanya flow output dari torque conventer dan hambatan pada oil cooler . sehinggaa apabila
pressure berlebih ataupun kurang , dapat di sebabkan karena internal leakage Torque Conventer terlalu besar ataupun
adanya blocking dari oil cooler transmisi
09. Transmisi main relief valve

Pengertian : Tekanan yang disediakan pada system transmisi digunakan sebagai media enganged disc –
plate clutch transmission dan di bagi juga untuk mensuplay oil yang menuju ke troque
conventer. Pada unit D155-6 proses modulating pressure terjadi pada ECMV yang mana
prinsip dasarnya adalah pengiriman / pemberian arus yang bertahap pada solenoid ECMV
dan arus listrik ini berbanding lurus dengan pressure yang di hasilkan .

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


2.81 – 3.11 Min 2.62
Netral + Low Idle
Inlet pressure torque Mpa ( 28.7 – 31.7 ) ( Min 26.7 )
conventer (kg/cm2) 3.04 – 3.33 Min 2.84
Netral + High Idle
( 31.0 – 34.0 ) ( Min 29.0 )

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2 dan monitor panel

Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

Transmisi main relief valve


pressure port

Adjustment : Dilakukan dengan penambahan shim pada main relief valve spring

Transmisi main relief valve spring


11. Transmisi Clutch ( F, R , 1 , 2 , 3 )

Pengertian : Tekanan yang di gunakan untuk mengaktifkan / menganggagedkan clutch transmisi,


sehingga perpaduan dari clutch ini menjadikan power dari engine dapat tersalurkan ke
steering & brake

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


2.55 – 2.94 Min 2.35 Ketika di operasikan N1 – F1 ,
( 26.0 – 30.0 ) ( Min 24.0 ) Brake pedal posisi di tekan
Transmisi Clutch
Forward Ketika di operasikan N1 – F1 ,
2.65 – 3.04 Min 2.45
( 27.0 – 31.0 ) ( Min 25.0 ) Brake pedal posisi di tekan

Ketika di operasikan N1 – R1 ,
2.60 – 2.99 Min 2.40
( 26.5 – 30.5 ) ( Min 24.5 ) Brake pedal posisi di tekan
Transmisi Clutch
Reverse Ketika di operasikan N1 – R1 ,
2.74 – 3.14 Min 2.55
( 28.0 – 32.0 ) ( Min 26.0 ) Brake pedal posisi di tekan

Ketika di operasikan N1 – F1 ,
2.81 – 3.11 Min 2.62
( 26.0 – 30.0 ) ( Min 26.7 ) Brake pedal posisi di tekan
Mpa
Transmisi Clutch 1
(kg/cm2) Ketika di operasikan N1 – F1 ,
3.04 – 3.33 Min 2.84
( 31.0 – 34.0 ) ( Min 29.0 ) Brake pedal posisi di tekan

Ketika di operasikan N1 – F2 ,
2.55 – 2.94 Min 2.35
( 26.0 – 30.0 ) ( Min 24.0 ) Brake pedal posisi di tekan
Transmisi Clutch 2
Ketika di operasikan N1 – F2 ,
2.70 – 3.09 Min 2.50
( 26.0 – 30.0 ) ( Min 25.5 ) Brake pedal posisi di tekan

Ketika di operasikan F2 – F3 ,
2.81 – 3.11 Min 2.62
( 28.7 – 31.7 ) ( Min 26.7 ) Brake pedal posisi di tekan
Transmisi Clutch 3
Ketika di operasikan F2 – F3 ,
3.04 – 3.33 Min 2.84
( 31.0 – 34.0 ) ( Min 29.0 ) Brake pedal posisi di tekan

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2


Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

F Clutch R Clutch

1st Clutch
2st Clutch 3st Clutch

Adjustment : Tidak dapat di lakukan adjustment di karenakan pressure ini di atur oleh ECMV dan besarnya arus
yang ke ECMV ini lah mempengaruhi besarnya pressure. Sehingga apabila di temukan pressure
pada clutch berkurang maka di mungkinkan terdapat mis arus atau terdapat kebocoran internal
pada clutch tersebut.
MENGENAL SYSTEM STEERING BRAKE D375A-5

Sistem pengoperasiannya menggunakan PCCS ( Palm Command Control System )

Output shaft Steering Clutch Brake Clutch

Bearing pada untuk steering brake D155-6 menggunakan type ball bearing sedangkan D375-5 mengguanakan type roller
bearing .
Outut drum dari steering clutch terikat dengan inner drum dari steering brake , sedangkan outer drum steering brake terikat
dengan housing sehingga dapat menjadikan pengeraman pada steering clutch

Kesimpulan dari gambar di atas adalah :


1. ENGAGED clutch disc dan plate dilakukan by
SPRING
2. Kondisi engine mati maka semuanya steering &
brake posisi engegad
3. Kondisi engine hidup dan lever NETRAL maka
steering dan brake kondisi release atau ECMV ON
4. Saat RELEASE berarti terdapat PRESSURE OIL
yang masuk dan yang membuka aliran ini adalah
ECMV ON
BLOK DIAGARM SYSTEM STEERING BRAKE D155-6
Parking Brake &
LH & RH Steering
Pin Puller Cylind er Brake Pedal Sol
Brake
Valve

Sudden Stop LH & RH Steering


Transmisi & Torque Co nven ter System Pilot Filter
Preven tive Valve Clutch

Main Relief Transmisi Filter Steering oil filter


Valve (Maghnet) (maghhn et)

Power train
To Steering Lubricating…. oil filter

POW ER TRAIN P UMP INCLUIDE STEERING PUMP

E SAR40 SAR100

LUBRICATING STEERING PUMP

Steering Case

POSISI ECMV STEERING & BRAKE


KONDISI ECMV STEERING & BRAKE
12. Steering brake pressure

Pengertian : Tekanan yang di gunakan untuk me release / menekan spring clutch pada steering maupun
brake. Kita tahu bahwa dengan adanya tekanan ini maka clutch tidak bekerja atau tidak
engaged sehingga putaran tidak di teruskan ke komponen selanjutnya.

Standart & Kondisi : Kondisi pengukuran adalah LOW IDLE dan HIGH IDLE tanpa unit berjalan maju ataupun
mundur atau lever transmisi posisi NETRAL dan PCCS Steering posisi ke kiri / kanan full
ataupun setengah.

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2

Cara melakukan pengukuran :


1. Pasanglah coupler PPM sesuai dengan gambar di bawah. Pastikan menggunakan presure gauge 60 kg/cm2
2. Start engine dan posisikan PARKING BRAKE posisi FREE
3. Ukur oil pressure ketika LOW dan HIGH
4. Pastikan pressure STEERING menjadi 0 ( Nol ) saat lever PCCS di posisikan ke netral kembali atau di posisikan
sebaliknya
5. Pastikan pressure Brake menjadi 0 ( Nol ) saat brake pedal di tekan
6. Saat kondisi NETRAL , maka yang terdapat pressure adalah Brake
RH Brake LH Brake

RH Steering LH Steering

Adjustment : Tidak dapat di lakukan adjudment presure di karenakan pressure terjadi berbanding lurus dengan
ampere pada solenoid.
PM CLINIC D155-6
13. Attachement Speed

Anda mungkin juga menyukai