•Air-cooled type
After Cooler
•Water-cooled type
•vertical type
Exhaust Manifold/Muffler
•horizontal type
SPESIFIKASI :
Example :
K T R 130 - 1 B
Supercharger
Turbocharger
Radial Turbine
Type number
Design history
1
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
OUT LINE :
Efisiensi diesel engine tergantung kepada jumlah udara yang dapat masuk kedalam ruang bakar
Dan Gas Buang yang keluar dengan hambatan yang kecil.
Temperature air intake dan exhaust sangat berpengaruh kepada kemampuan dan umur engine.
Dan untuk memastikan terjadinya kondisi fuel terbakar dgn sempurna (completed combustion),
Diperlukan suatu system yang menyediakan sejumlah oxygen yang sesuai dengan jumlah fuel
Yang di injeksikan ke dalam ruang pembakaran (Combustion Chamber).
Untuk itu perlu di ketahui beberapa hal yang berhubungan dengan kondisi di atas :
A. THEORETICAL AIR
Jumlah udara (dihitung) minimum yang dibutuhkan oleh sejumlah fuel.
Jika memungkinkan terjadinya completed combustion terhadap fuel dengan theoretical Air,
maka semua fue lyang diinjeksikan ke combustion chamber akan menjadi carbon dioxide
gas dan water vapor, dan tidak terjadi carbon monoxide atau free carbon, serta semua
oxygen yang masuk ke combustion chamber akan digunakan sepenuhnya, so tidak ada
oxygen yang tersisa.
2
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Ketika bahan bakar di bakar di dalam silinder sebuah engine, bagaimanapun juga harus
ada kelebihan udara dari jumlah udara teori di atas yang harus disuplai ke dalam silinder,
sebab pada kenyataannya akan terdapat cukup banyak bahan bakar yang tidak ikut
terbakar di dalam silinder yang berakibat terbentuknya gas buang berwarna hitam.
Jika berbicara mengenai proses bersatunya oksigen dan carbon pada bahan bakar ketika
terjadi proses pembakaran seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka sesungguhnya
tidak semua oksigen dapat menyatu dengan carbon.
Oleh karena itu jika kita hanya mensuplai udara sebanyak kebutuhan teori saja akan
menyebabkan terdapatnya carbon yang tidak ikut terbakar, Hal tersebut berakibat
terjadinya pembakaran yang tidak sempurna.
Agar semua bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna, maka harus terdapat kelebihan
udara dari jumlah udara teori.
Istilah tersebut dinamakan dengan PERBANDINGAN KELEBIHAN UDARA (EXCESS AIR
RATIO) atau sering juga disebut dengan prosentase kelebihan udara
(PERCENTAGE OF EXCESSAIR).
Sebagai contoh, jika 18 liter udara dimasukkan untuk setiap Igram fuel, dan theoretical Air
adalah 12 liter,maka excess air ratio-nya adalah 1,5.
Pada Gasoline Engine, sebagian besar bahan bakar akan dapat terbakar sebab antara bahan
bakar dan udara sudah bercampur dengan baik di dalam karburator sebelum terjadinya
penyalaan di ruang bakar.
Pada diesel engine tidak demikian adanya, bahan bakar akan lebih susah terbakar sebab
antara penginjeksian bahan bakar dan pemasukan udara waktunya hampir bersamaan. Oleh
sebab itu, perbandingan kelebihan udara (Excess Air Ratio) pada diesel engine lebih besar
dibandingkan dengan gasoline engine.
3
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Pada Engine, ukuran diameter cylinder tidak bisa berubah2, maka jumlah udara yang bisa
Dihisapnya tentu saja juga constant. Sehingga keterkaitan antara fuel injected dan
Excess Air Ratio seperti berikut. :
Lebih banyak fuel yang di-injected, maka excess air ratio menjadi lebih kecil
Lebih sedikit fuel yang di-injected, maka excess air ratio menjadi lebih besar
Diesel engine yang dipasang pada construction equipment, excess air ratio telah di-set sekitar
1,5 sampai 2,0 untuk saat jumlah maksimum fuel yang di-injected.
(NB :Excess air ratio berbeda-beda sesuai karateristik dan spesifikasi masing-masing engine)
Excess Air sangat diperlukan untuk kerja engine dengan tujuan :
Pembakaran fuel selama engine bekerja tetap sempurna, sehingga menghasilkan power
yang optimum pada semua kondisi kerja engine.
Excess air juga menyerap panas hasil pembakaran, sehingga temperatur exhaust gas
relative rendah (sebagai cooler).
Jika Excess Air Ratio bertambah kecil maka akan mengakibatkan kenaikan temperature Gas
Exhaust, dan akan mencapai peak temperatur saat Excess Air Ratio mendekati 1, jika kondisi
tersebut terjadi terus menerus, akan menyebabkan terjadi problem :
Cylinder head cracks, valve melting
Piston melting atau crack, piston dan liner lecet (peeling)
Turbocharger membara / cracks
Overheat pada lube system dan cooling system
Cepat terjadi soot, dll.
Jadi, bila overfueling kemungkinan terjadinya temperatur exhaust gas terlalu tinggi dan
soot akan terjadi lebih cepat dibandingkan dengan kondisi fuel supply normal.
Akibat hal ini, banyak terjadi problem engine seperti :
Cylinder Head Retak, Exhaust Manifold Atau Turbocharger Membara Retak, Valve
Melting, Dll.
Overheat pada lube dan cooling system, kenaikan viskositas oli karena bercampur
dengan soot (n-pentane insoluble naik) sehingga pelumasan tidak sempurna.
4
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Perbandingan antara jumlah udara aktual dengan volumetric effeiciency pada kondisi
Atmosfir (P=760mmHg, T=15oC) dinamakan charging effeciency.
Volumetric efficiency dan charging effeiciency akan sama ketika engine dioperasikan
Pada kondisi atmosfir standar. Tetapi hal ini akan berbeda jika engine tersebut
dioperasikan pada daearah yang kondisi tekanan atmosfirnya rendah, seperti pada daerah
yang tinggi.
D. SUPERCHARGER
Tenaga yang dihasilkan oleh diesel engine dapat ditingkatkan dengan cara menaikkan
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Untuk melakukan hal ini,
volumetric efficiency dan jumlah udara yang dihisap juga harus ditingkatkan.
Jika ingin menghasilkan power yang lebih besar dari power seharusnya yang sesuai dengan
besamya piston displacement, tidak cukup dengan menghisap udara ke dalam combustion
chamber,tetapi harus memasukkan lebih banyak udara ke dalamnya.
Jika hal ini yang dilakukan, dapat memungkinkan untuk membakar lebih banyak fuel yang
sebanding dengan kenaikan jumlah Air Intake, sehingga output power akan meningkat.
Ketika udara dengan jumlah yang cukup besar dimasukkan ke dalam silinder dengan
tekanan tinggi (di atas tekanan atmosfir), maka hal ini disebut dengan SUPERCHARGER
(SUPERCHARGING) adalah : Methode Menekan Masuk Udara Ke Dalam Combustion
Chamber.
contoh device yang digunakan untuk menekan udara kedalam ruang bakar adalah :
5
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
o EXHAUST TURBOCHARGER :
Supercharger jenis ini menggunakan Gas buang yang mengalir dengan tekanan tinggi
dan memanfaatkannya untuk menggerakkan exhaust turbine, sehingga kedua
komponen turbocharger (Impler & Blower) dapat berputar secara bersamaan dan.
mengirimkan udara bertekanan ke dalam silinder.
6
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
(komatsu EGR system picture) NB : 1: There may not be equipped according to the machine model.
No. Component part Function
Mengontrol aliran gas buang dari exhaust system menuju ke air intake
EGR valve system
1
(driven hydraulically) Karena tekanan pada exhaust (PEX) lebih tinggi dari tekanan pada boost
pressure (PIN),maka aliran gas exhaust mengalir menuju air intake valve.
Membuka Bypass valve ketika tekanan pada Boost pressure (PIN) lebih
tinggi dari tekanan exhaust pressure (PEX).
2 Bypass valve Membuat aliran udara pada air intake agar mengalir ke sisi exhaust untuk
meningkatkan tekanan pada sisi exhaust,dengan begitu exhaust gas dapat
kembali ke sisi air intake dengan mudah.
Menurunkan suhu gas buang (exhaust) dan mengembalikan exhaust gas
3 EGR cooler
menuju ke sisi air intake
Menghasilkan tekanan negative melalui effect venturi dan menyerap
4 Venturi system
exhaust gas
Mengontrol EGR system sesuai dgn kondisi operasi unit serta mendeteksi
5 Each sensor
masalah pada system EGR.
7
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
8
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
E. QUALITY OF AIR
Ketika udara yang terjebak di dalam sebuah silinder dan kemudian ditekan dengan
Menggunakan sebuah piston, Hingga mengakibatkan terjadinya perubahan volume udara
(Pengurangan Volume), Dimana molekul-molekul udara akan saling bertumbukan dengan
frekuensi yang semakin tinggi maka udara tersebut akan mengalami dua perubahan, yaitu :
PERUBAHAN TEKANAN dan TEMPERATURE (Tekanannya akan meningkat begitu juga
dengan temperaturnya).
Besarnya tekanan dan temperatur yang dihasilkan akan Berbeda Manakala Terjadi
Perbedaan Kecepatan Dalam Proses Penekanannya :
o ISOTHERMAL COMPRESSION
Jika udara di-compresse secara perlahan, panas akan terbebas ke sisi luar,maka tidak
terjadi kenaikan temperature dan pressure akan naik sesuai dengan compression ratio.
o ADIABATIC COMPRESSION
Jika air di-compresse-kan dengan cepat, maka panas tidak cukup punya waktu untuk
terbebas ke sisi luar, sehingga temperature juga akan naik dengan cepat, dengan
kenaikan pressure yang lebih tinggi daripada saat isothermal compression.
NB :Contoh diatas, di-assumsi-kan tidak terjadi kebocoran udara, tetapi jika udara bocor
selama compression, tentu saja nilai diatas akan lebih rendah.
9
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
F. FUEL MIST
Saat engine pada low speed atau saat starting,
maka kondisinya akan terbalik.
Engine cenderung dingin dan putarannya lambat,
Sehingga panas mudah terbebas dan juga
kebocoran udara mudah terjadi, so kondisinya lebih
Mendekati Isothermal Compression.
10
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
G. EXHAUST SMOKE
Saat terjadi Completed Combustion (Pembakaran Sempurna), exhaust gas akan tampak
mendekati bersih atau jernih. Tetapi jika ada suatu particle yang tercampur dalam jumlah
yang banyak dalam exhaust gas, akan menjadi asap (smoke) dan dapat terlihat. Exhaust
smoke dapat dibagi menjadi :
o BLACK SMOKE
Akan terjadi saat engine pada kondisi beban berat
(high load) atau akselerasi cepat (rapid
acceleration), dan smoke yang muncul berwarna
hitam (black) atau abu2 (gray).
(particle size: sekitar 0,05μ).
o BLUE SMOKE
Akan terjadi saat engine pada kondisi light load,
dan smoke yang muncul berwarna biru muda
(lightblue) dan berbau menyengat hidung.
(particle size: sekitar 0,4μ).
11
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
o WHITE SMOKE
Akan terjadi saat ambient temperature rendah,
sesaat setelah engine dihidupkan. Juga akan terjadi
pada engine yang cylinder liner-nya aus, dan
muncul asap putih tipis.
(particle size: 1μ dan lebih besar).
Disamping itu, jika ada air yang di-exhaust-kan berupa kabut (mist), juga dapat tampak
berupa white smoke. hal ini dapat terjadi sesaat setelah engine dihidupkan dan saat
engine sedang warming up tetapi uap air yang dihasilkan dari combustion masih dingin.
Akan tetapi, hal ini juga dapat saja terjadi jika terdapat kandungan air didalam fuel dan
semuanya tidak berubah menjadi uap air di dalam combustion chamber.
White smoke selama normal operation mengindikasikan fuel injection timing tidak tepat
atau ada air yang tercampur dalam fuel.
PERFORMANCE INTAKE DAN EXHAUST SYSTEM suatu engine sangat dipengaruhi oleh
kondisi – kondisi di atas yang nantinya berdampak pada kemampuan engine ,untuk itu perlu di
perhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi system atau kondisi di atas,
antara lain :
12
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Settingan Engine Harus Dirubah (Derate) apabila engine dipindahkan daerah operasi
dari tempat yang rendah ketempat yang tinggi untuk mendapatkan Emisi Gas Buang
Yang Baik.
Pada HIGH ALTITUDE (Dataran Tinggi), DENSITY - TINGKAT KEPADATAN UDARA
menjadi lebih rendah, jika dibandingkan dengan low altitude.
Berat udara dengan volume yang sama akan lebih ringan. Pada low altitude, 1 liter
udara : 1,2 gram, tetapi pada 3800 m, beratnya hanya 0,77 gram. Oleh karena itu
Jika Engine Yang Dirancang Untuk Low Altitude, Digunakan Pada High Altitude,
akan terjadi :
Kekurangan Udara, (yang menghasilkan penurunan power)
Peningkatan black exhaust smoke,
dan Kenaikan exhaust temperature.
Tetapi pada engine yang excess air ratio-nya lebih banyak, maka efek dan problem
diatas dapat dihindari.
Fuel adjustment yang diperlukan pada high altitude berbeda sesuai dengan setiap
engine model, dan meski model-nya sama juga berbeda sesuai dengan setting
maximum output.
Pada umumnya, fuel adjustment dilakukan untuk ketinggian diatas 1000m, tetapi pada
beberapa engine yang tidak memerlukan fuel adjustment sampai dengan ketinggian
3000m.
o FAKTOR HUMIDITY
Humidity (Kelembaban) merupakan pengukuran relatif terhadap jumlah uap air yang
terdapat didalam udara.
Uap air yang terdapat didalam udara menyebabkan efek pendinginan pada udara yang
masuk kedalam engine.
Oleh karena itu Semakin Besar Humidity Udara, Semakin Dingin Udara Dan Semakin
Tinggi Kerapatannya sehingga semakin banyak tenaga yang dapat dihasilkan secara
efisien didalam engine.
Walaupun humidity tinggi dapat meningkatkan kemampuan engine namun efek negatif
yang dapat timbul juga besar, yaitu : meningkatnya PEMBENTUKAN ASAM didalam
Ruang bakar.
13
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Category Structure
Menggunakan dry paper element.
Udara yang dihisap dari sekeliling sisi luar element akan mengalir masuk ke
Dry type sisi dalam element, sehingga debu akan menempel disisi luar element.
Tergantung dengan besarnya engine dan banyaknya debu, maka ada
2 type: single element type and double element.
Menggunakan viscous element yang terdiri dari paper element yang
Semi-dry type
dibasahi dengan oil.
Biasanya juga disebut oil bath type.
Terdapat oil bath dibagian bawah air cleaner, dan saat udara kontak
Wet type dengan oil, debu yang terdapat dalam udara akan terserap oil.
Disamping itu, partikel oil ikut yang terhisap akan membasahi
element, sehingga mampu menangkap debu lebih banyak.
14
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
FILTERING EFFICIENCY
15
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
DUST INDICATOR
Agar operator dapat mengetahui kondisi dan Tingkat
Kebuntuan Air Cleaner, maka dipasang Dust Indicator di
antara Air cleaner dan intake manifold.
TURBOCHARGER
Turbocharger adalah Sebuah Kompresor Sentrifugal Yang Mendapat Daya Dari Turbin Yang
Sumber Tenaganya Berasal Dari Asap Gas Buang Kendaraan. Biasanya digunakan di engine
pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga dan efisiensi engine dengan
meningkatkan tekanan udara yang memasuki engine.
Turbocharger ditemukan oleh seorang insinyur Swiss Alfred Büchi. Patennya untuk turbocharger
diaplikasikan untuk dipakai tahun 1905.[1] Lokomotif dan kapal berengine diesel dengan
turbocharger mulai terlihat tahun 1920an.
16
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Intake Air
Outlet
Oil
(3). Clearance between Inlet
blower housing and
impeller
(2). Radial
play (Play in
radial
direction)
Intake Exhaust
Air Inlet Gas Outlet
Oil
Outlet
Exha
Blower Seal ring Bearing metal Journal ust Seal Turbine
impeller bearing Gas
ring impeller
Inlet
Unit : mm
17
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Center
Blower housing Shield Turbine
housing V-band housing
Intake air
outlet
Coolant
(2). Radial
play (Play in
radial
direction)
Intake Exhaust
Air Inlet gas outlet
(1). End
play (Play
in axial
direction)
Oil
outlet
18
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Saat terangkai, compressor wheel, center shaft, dan turbine wheel menjadi satu kesatuan utuh
yang berputar di journal bearing free-floating. Sebuah thrust bearing yang diam terletak di
dekat compressor wheel mengatur END PLAY. Turbocharger yang lebih besar mempunyai dua
journal bearing yang terpisah, sementara beberapa unit yang lebih kecil mempunyai bearing
cardtridge tunggal. Thrust washer diposisikan di tiap sisi thrust bearing dengan spacer di
tengah. Saat compressor wheel terpasang, retaining nut menekan wheel, thrust washer dan
spacer melawan shoulder di center shaft, menyebabkan semua komponen menjadi sebuah
rangkaian berputar. Semua bearing berputar di atas bantalan oli selama operasi.
Turbine Back Plate, atau Heat Shield, dan Air Space di belakangnya berfungsi Sebagai Penyekat
Untuk Mencegah Suhu Panas Exhaust Memasuki Center Housing. Oli Pelumas Membuang Panas
Yang Merambat Ke Center Shaft Dari Turbine Wheel Dan Bearing.
19
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
COMPRESSOR WHEEL
Compressor Wheel Dibuat Dari Logam
Campuran Aluminium Yang Bermutu Dan
Berkekuatan Tinggi. Perlakuan khusus diberikan
dalam memproses logam campuran ini untuk
menghindari pengelupasan dan masuknya
material asing yang dapat melemahkannya dan
menyebabkan keretakan.
20
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Perhatikan bahwa kemiringan blade dari wheel yang di bawah lebih besar dibandingkan dengan
wheel yang di atas. Rancangan wheel di bawah adalah Back Curve.
Saat rpm meningkat, gaya sentrifugal mencoba untuk meluruskan blade.
Jadi, seiring dengan naik atau turunnya rpm, beban tekuk yang terjadi karena adanya putaran
(Cylic Bending Load) ditempatkan pada blade, dan beban yang terjadi karena adanya putaran
(cyclic load) dari gaya sentrifugal lebih besar dibandingkan dengan cyclic load dari udara yang
bertekanan.
Adalah Cyclic Load Yang Menyebabkan Patahan Akibat Kelemahan Pada Logam (Fatigue
Fracture) Blade dirancang untuk tahan terhadap cyclic bending load yang besar sebagaimana
juga dengan pembebanan yang lebih ringan akibat udara yang bertekanan.
Lubang pada center shaft dibor menggunakan engine khusus yang memperhitungkan lokasi
lubang dengan tepat untuk keseimbangan wheel yang paling memungkinkan. Terkadang
sebagian material wheel dibuang, di dekat lubang yang dibor, demi keseimbangan yang lebih
tepat.
JOURNAL BEARING
Journal bearing yang mengambang secara bebas (free-floating) dapat dibuat dari logam
campuran/tembaga/timah atau dari aluminium,
tergantung dari rancangan turbonya.
Diameter luar dan dalam dari bearing dibuat secara teliti untuk memastikan clearance dan
ketebalan lapisan oli yang tepat. Beberapa bearing memiliki lubang-lubang oli yang ditiruskan
(chamfered) untuk menghilangkan ketidakteraturan akibat pengeboran dan memberikan aliran
oli yang bebas saat bearing berputar. Beberapa bearing lain memiliki alur oli pada sisi-sisinya.
RETAINING RING
Retaining snap ring journal bearing (Gambar 9) di-stamp dari baja dengan tingkat kekuatan dan
daya renggang tinggi. Proses stamp menyebabkan
satu sisi bertepi bundar dan satu sisi bertepi tajam.
Bagian yang halus dan bertepi bulat harus selalu
terpasang mengarah ke bearing untuk meminimalkan
pengikisan akibat persentuhan.
21
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
THRUST BEARING
Thrust Bearing Dibuat Dari Tembaga/Timah Dan Logam
Campuran Aluminium Berkekuatan Tinggi. Beberapa
bearing berlapis timah tipis untuk meningkatkan pelumasan
saat start-up.
Beberapa thrust bearing memiliki jalur oli yang dibor, untuk memberikan pelumasan langsung
ke permukaan kontak thrust.
SEAL RING
Seal ring pada sisi panas (Gambar di samping) dibuat dari logam campuran besi ber-krom tinggi
dan dirancang untuk menahan suhu tinggi.
Seal ring pada sisi dingin dibuat dari besi tuang dan tidak
boleh terpapar dengan suhu tinggi.
HOUSING
Turbocharger housing terdiri atas :
o Compressor Housing,
o Center Housing, Dan
o Turbine Housing.
Compressor Housing Dibuat Dari Logam Campuran Tuang Aluminium. Ketegaklurusan dan
kesejajaran bore diatur dengan teliti untuk memastikan clearance compressor wheel yang
seragam (biasanya kurang dari 0,250 mm (0,010. Housing ini dirancang untuk tahan terhadap
gaya separasi berkecepatan tinggi dari compressor wheel.
22
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Center housing dibuat dari besi tuang dan normalnya tidak ditujukan untuk suhu tinggi atau
beban tinggi.
BACKING PLATE
Turbine Backing Plate, Atau Heat Shield, Atau Shroud, Bertindak Sebagai Penyekat Untuk
Melindungi Center Housing Dari Suhu Exhaust Yang Tinggi. Shield ini terbuat dari besi dan
menghasilkan penyekatan dengan Menciptakan Jarak Udara (Air Space) Antara Turbine Wheel
Dan Center Housing.
23
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
OUT LINE :
Pada kebanyakan aplikasi, turbocharger dilumasi oleh sistem pelumasan engine. Oli bertekanan
dari oil pump engine memasuki bagian atas bearing housing dan mengalir di sekitar shaft dan
kemudian ke Thrust Bearing dan Oli Seal. Oli mengalir ke bagian dalam dan sekitar bagian luar
bearing, yang akan mengambang sepenuhnya di oli selama operasi. Oli juga mengalir ke
Piston-Ring-Type Oil Seal Pada Masing-Masing Ujung Shaft Untuk Membantu Penyekatan Dan
Pelumasan.
Thrust Bearing Yang Terletak Di Ujung Sisi Compressor dari rangkaian yang berputar dilumasi
oleh oli yang sama sebelum oli menginggalkan bearing housing dan mengalir kembali ke engine
sump.
Sistem Pelumasan Sangat Penting Untuk Operasi Turbocharger yang bebas masalah karena
sistem ini melakukan tiga fungsi utama:
o Melumasi,
o Mendinginkan Dan
o Membersihkan
Gangguan Suplai Oli Untuk Hanya Beberapa Detik Dapat Menyebabkan Hasil Yang Sangat
Merusak. Adalah sangat penting bahwa sejumlah oli yang cukup terus - menerus mengalir
melalui turbocharger untuk menghasilkan suspensi dan stabilisasi pelumasan kepada sistem
bearing full floating dan untuk membuang panas.Terdapat banyak penyebab bagi pelumas
untuk ditahan atau hilang sebelum mencapai turbocharger.
Pelumas dapat mengandung PARTIKEL ABRASIF (Partikel Pengikis) yang besar yang
menyebabkan kerusakan ke bagian-bagian yang berputar. Bukan hanya sejumlah pelumas yang
mencukupi yang harus ada, tetapi kualitasnya juga harus bagus.
24
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Hal – hal mendasar yang perlu di ketahui seputar jumlah dan kualitas pada sistem pelumasan
turbocharger,di antaranya :
Tipe dan kekentalan oli yang digunakan.
Level oli di dipstick engine. (Oli di jalur masuk ke turbocharger dari sistem pelumasan
engine).
Evaluasi oil filter, termasuk bagian yang terbuka dan periksa elemen kertasnya.
Contoh oli SOS.
Komentar operator tentang tekanan pelumasan engine atau masalah lain sebelum ke
kegagalannya.
WASTEGATE
Engine selalu bekerja pada rentang rpm
putaran engine yang bervariasi. Berbagai
variasi rpm tersebut tentu saja
menghasilkan jumlah gas buang yang
bervariasi pula.
Semakin tinggi putaran engine, akan
semakin banyak kuantitas gas buang dan
temperatur gas buang pun juga semakin
tinggi.
Jika semua gas buang engine masuk ke
turbin turbocharger, dapat kita bayangkan
putaran turbocharger pasti menjadi tidak
terkontrol.
Pada kondisi ini jika engine terlalu lama
pada putaran tinggi, maka hal ini dapat
menyebabkan overheating pada turbin
dan kompresor bahkan hingga mencapai
Titik Lebur Komponen-Komponen
Turbocharger.
Bahkan pada keadaan ekstrim, kondisi ini dapat langsung merusak piston motor bakar dengan
meninggalkan lubang meleleh pada piston tersebut.
Wastegates Digunakan Untuk Mengatasi Kondisi Di Atas.
Yaitu : UNTUK MENGATUR BOOST PRESSURE,
Komponen ini berfungsi : Sebagai Bypass Valve Untuk Membuang Gas Buang Engine Pada
Kondisi Tertentu Untuk Tidak Masuk Ke Dalam Turbin Turbocharger Melainkan Langsung
Menuju Exhaust Muffler.
Pada Kondisi Engine Stabil, Wastegates Akan Menutup. Sedangkan pada saat proses akselerasi,
dimana tekanan gas buang meningkat, wastegates akan membuka sehingga putaran turbin
turbocharger tidak mengalami sentakan yang berlebihan.
Wastegates bekerja berdasarkan spring (pegas-pegas keong) yang dapat diatur
ketegangannya, sehingga mekanik dapat mengatur ketegangannya untuk mendapatkan kinerja
terbaik dari turbocharger, Kecepatan turbin dapat di atur.
25
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
26
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
- Pada CONSTANT PRESSURE TYPE TURBOCHARGER, gas exhaust dari semua cylinder
mengalir ke common manifold, Dimana Pulse Diperhalus, menghasilkan gas exhaust yang
memasuki turbine housing berada pada
tekanan yang sama.
STATISTIC
Poor Lubrication
2% 5% Foreign Matters
10%
70%
Improper Testing and
Installation
27
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Dengan demikian berdasarkan data di atas system Pelumasan yang baik dan tepat sangat
penting untuk kelangsungan operation dari turbocharger,Dengan memastikan pelumasan yang
baik kemungkinan kegagalan turbocharger dapat lebih minimalisirkan.
Berdasarkan pengetahuan dari proses dan mekanisme pengembangan masalah diatas,
Dapat menjadi salah satu acuan yang tepat dari hari ke hari dlm penggunaan,penanganan dan
perawatan turbocharger syatem.
POOR LUBRICATION
Saat engine starts up turbo mulai berputar, pada saat itu oli membutuhkan waktu untuk
bersirkulasi, karena itu akselerasi pada engine atau pengoperasian engine dengan beban
akan menyebabkan turbo mengalami kekurangan pelumasan, akibatnya besarnya gesekan
pada bearing atau komponen-komponen yang bergesekan (running part).
Sebagai contoh, kegagalan pada system pelumasan dapat disebabkan oleh : rendahnya
level oli, tekanan oli yang rendah, kualitas oli yang salah, suhu oli yang tinggi, dll.
a. RACING THE ENGINE SOON AFTER STARTING (Akselerasi yang tiba-tiba pada
saat engine baru start) :
Engine turbocharged harus selalu dibiarkan untuk idle saat dihidupkan hingga tekanan
oli engine naik ke tekanan operasi normal.
Menghidupkan engine dengan langsung memposisikan throttle terbuka lebar (high idle
rpm) akan menyebabkan turbocharger beroperasi pada kecepatan tinggi dengan oli
yang sangat sedikit disirkulasikan melalui bearingnya, dapat mengakibatkan keausan
yang bertambah pada rangkaian yang berputar dan bearing di turbocharger.
Sebelum engine turbocharged dimatikan, engine harus hidup pada kecepatan idle
selama 3 hingga 4 menit. Hal ini akan menyebabkan rangkaian yang berputar dengan
kecepatan tinggi untuk melambat, memungkinkan suhu operasi engine untuk normal
dan memungkinkan panas yang berlebihan untuk menghilang dari turbocharger.
Jika sebuah engine turbocharged dimatikan saat beroperasi pada kecepatan tinggi atau
sedang dibebani, rangkaian turbocharger yang berputar akan terus berputar untuk
beberapa lama tanpa oli untuk pelumasan dan pendinginan yang diperlukan.
Karena shaft turbine exhaust beroperasi pada suhu tinggi selama engine beroperasi,
sekali aliran oli ke bearing housing berhenti, panas di shaft dan housing akan cukup
untuk merusak oli untuk membentuk gum dan varnish, menyisakan residu tanpa
28
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Tidak ada cara untuk melindungi tubocharger terhadap engine yang dimatikan tiba-tiba.
Unit pengatur waktu otomatis dapat dipasangkan ke sistem shutdown engine, yang akan
menolak stop control dan memungkinkan engine untuk idle selama beberapa menit
sebelum berhenti.
Metode lain memanfaatkan akumulator oli yang dipasangkan ke engine, yang akan diisi
oleh sistem pelumasan engine selama operasi. Saat engine dimatikan, oli didorong dari
akumulator, melalui check valve, ke bearing housing turbocharger, dan melumasi
bearing selama sekitar 30 detik.
Karena rpm turbocharger sangat tinggi, hanya diperlukan waktu yang singkat untuk
menghasilkan kerusakan serius, menghasilkan pergerakan shaft dan memungkinkan
persentuhan wheel ke housing.
Kerusakan ABRASIVE (PENGIKISAN) akan lebih buruk lagi di permukaan bagian luar
bearing journal dibandingkan permukaan bagian dalam karena clearance yang sempit
dan gaya sentrifugal.
Gangguan suplai oli untuk hanya beberapa detik dapat menyebabkan hasil yang sangat
merusak. Adalah sangat penting bahwa sejumlah oli yang cukup terus mengalir melalui
turbocharger untuk memberikan pelumasan kepada sistem bearing full floating dan
untuk membuang panas.
Saat benda asing memasuki turbocharger, turbocharger akan rusak dengan segera dan
serius. Ketidakseimbangan dapat lebih merusak dibandingkan perubahan bentuk secara fisik
yang dihasilkan oleh material asing.
29
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Suhu exhaust yang tinggi dan mendesak panas memasuki centre housing dari turbocharger
dan merusak bagian-bagian yang berputar. Panas juga menyebabkan part, seperti turbine
housing dan centre housing, untuk teroksidasi dan mengalami perubahan bentuk.
Penanganan yang kelilru terhadap part,proses testing dan adjusting selama pembongkaran
dan perangkaian dapat menyebabkan kegagalan di masa yang akan datang pada
turbocharger.
30
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Catatan :
Oli bocor dari seal Blower atau Turbine :
Tekanan yang bekerja pada sisi turbine pada turbocharger tergantung dari jumlah gas
buang ( jumlah udara masuk X temperatur dari pembakaran gas ). Sedangkan jumlah
pembakaran gas tergantung dari jumlah fuel yang disemprotkan .
”Operasi pada low idle tanpa beban ( low idling operation ) maka tekanan pada sisi Exhaust
akan turun, bila dioperasikan terus menerus pada kondisi yang demikian dan oli bocor kesisi
turbine”. Kebocoran oli tersebut dapat menimbulkan kebakaran bila unit beroperasi dengan
dibebani.
31
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
Saat menggerakkan shaft maju mundur terhadap ponter dial indicator, pergerakan total
yang ditunjukkan dial adalah end play total. Periksa spesifikasi pabrik untuk batas toleransi.
Jika end play kurang dari batas toleransi minimum, ini menunjukkan adanya timbunan
karbon atau residu oil. Jika end play melebihi batas toleransi maksimum, bearing atau
thrust bearing aus. Pada kasus lain turbocharger harus segera diservis secepatnya.
32
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
33
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
34
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
35
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
36
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
37
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
38
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
39
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
40
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
41
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
42
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
43
Air Intake System Dozer D155-6 & D375-6 Komatsu
44